Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Petualangan Birahi Joni (Lanjutan...)

denjo

Semprot Holic
Daftar
13 Apr 2012
Post
392
Like diterima
989
Bimabet
Cerita ini adalah lanjutan dari Cerbung : Petualangan Birahi Joni di forum sebelumnya.
Karena sesuatu hal, forum tersebut tidak dapat di update. Maka aku lanjutin di forum ini.
Bagi yang belum membaca cerita sebelumnya silakan klik di:
Bagian 1: Kenikmatan Pertama
Bagian 2: Trio Susi, Tina dan Tuty


Untuk bagian selanjutnya akan aku update di forum ini.
Bagian 3: Hadiah dari Mirna

Bagian 4: Susi, Pantai Birahi
Bagian 5: Desi Mahasiswi Binal
Bagian 6: Desi dan Lina, Dua Sahabat

Bagian 7: Minah, Pelampiasan Birahi
Bagian 8: Nafsu Dari Yogya
Bagian 9: Hadiah Ultah Yang Istimewa
Ending

TAMAT
 
Terakhir diubah:

Bagian 3: Hadiah Dari Mirna


POV Mirna

Hari ini genap 6 bulan sudah aku dan Joni menjalin hubungan. Selama itu pula hampir setiap hari Joni selalu menemuiku, entah itu di rumahku atau ditempat lain sesuai keinginanku. Kecuali saat aku dinas ke luar kota atau aku lagi dapat tamu bulanan.

Namun sudah seminggu ini aku belum bertemu lagi dengan Joni. Aku maklum karena dia sedang konsentrasi menyelesaikan skripsinya. Dan aku gak mau ganggu dia agar dia fokus dengan skripsinya. Bagiku seminggu tidak bertemu Joni, membuat diriku sangat tersiksa. Karena berarti selama seminggu pula aku harus menahan perasaan rindu yang teramat sangat. Rindu akan kepuasan biologis yang hampir setiap hari selalu aku peroleh dari Joni.

Sore itu Joni datang ke rumah.

"Hai Jon lama gak nengokin aku. Aku kangen tahu?" sambutku gembira begitu melihat Joni muncul.

Sementara Joni hanya cengar-cengir menyambut pelukanku.

“Aku kangen sama ini nih” kataku sambil tanganku meremas selangkangan Joni.

“Seminggu gak digaruk sama kontol kamu, rasanya liang nonokku gatal banget. Malam Minggu kemarin aku tungguin kamu, tapi kamunya gak ke rumah" lanjutku sambil melendot mesra di pundak Joni.

"Beberapa hari kemarin, aku sakit, Mir. Mungkin masuk angin habis kehujanan” jawab Joni.


POV Joni

“Sori Mir, aku terpaksa berbohong padamu. Sebenarnya aku sakit semata2 bukan karena kehujanan tapi karena kondisi tubuhku yang kelelahan akibat habis menggilir 3 cewek di rumah Susi sehingga kondisi tubuhku lemah dan saat pulang kehujanan. Akibatnya aku jadi masuk angin” katakudalam hati.

POV Mirna

Mendengar jawaban Joni, aku pun merasa kasihan.

"Kasihan kamu, Jon. Besok aku akan menerima pelunasan pembayaran dari proyek2ku yang sudah selesai. Aku akan kasih hadiah mobil buat kamu” kataku.

“Ah yang bener Mir, kalau bercanda jangan kelewatan dong” potong Joni seakan gak percaya dengan apa yang aku ucapkan.

“Aku serius Jon. Aku gak bercanda kok. Hitung2 itu bonus buat kamu, karena secara tidak langsung kamu ikut andil dalam penyelesaian proyek2 tersebut. Kamu telah membuat semangat hidupku bangkit kembali, hingga akhirnya aku dapat menyelesaikan proyek2 tersebut tepat waktu dan klienku puas dengan hasilnya. Dan aku pun juga sudah menandatangani kontrak untuk beberapa proyek yang lain” jelasku.

“Maka sudah sepantasnya kalau kamu juga menikmati hasil yang aku peroleh” lanjutku.


POV Joni

Aku sangat gembira mendengar apa yang barusan Mirna omongin kepadaku. Namun kedatanganku kali ini sebenarnya ingin minta bantuan biaya pengobatan ibu yang sedang sakit di kampung dan harus dioperasi. Uang tabunganku masih kurang 10 juta-an untuk biaya tersebut.

Mengingat hal itu, aku jadi kurang tertarik dengan hadiah yang dijanjikan Mirna buatku. Kalau boleh sebenarnya aku lebih senang kalau diberikan uang yang aku butuhkan dari pada dibelikan sebuah mobil. Kesehatan ibu lebih penting dari segalanya.

Ternyata perubahan raut mukaku tersebut diketahui oleh Mirna. Mirna memelukku erat2. Untuk sesaat kami berdua saling berciuman dengan mesra.

“Ayolah sayang. Ada apa denganmu. Kok kamu sepertinya gak bergairah malam ini? Kamu masih sakit ya?” kata Mirna yang menyadari kalau malam ini gairahku gak seperti biasanya.

“Ayo dong sayang. Jangan kamu biarkan aku tersiksa malam ini” sambung Mirna tanpa malu2 terus merengek2 meminta dan memaksaku untuk memuaskan hasrat birahinya. Karena memang biasanya itulah yang selalu kami lakukan setiap kali kami bertemu.

Dalam kondisi terbebani pikiran yang harus menyediakan uang tambahan buat operasi ibuku, kali ini pelukan dan cumbuanku tidak sehangat biasanya. Hal ini membuat Mirna justru semakin diamuk birahinya. Pikiranku masih dibayangi oleh ibuku yang sedang sakit dan harus segera dioperasi.

"Ibuku sedang sakit dan harus segera dioperasi, Mir" kataku

"Tabunganku gak cukup untuk biaya operasi ibuku. Aku masih perlu uang 10 juta-an untuk tambahan biaya operasi Ibuku" sambungku

"O itu to masalahnya. Tenang saja sayang, aku pasti akan bantu kamu kok sayang. Sekarang ayolah puasi aku dengan kontolmu” Mirna terus merengek sambil berusaha mencium bibirku. Sementara tangannya tidak berhenti mengelus2 kontolku yang masih terbungkus celana jean.

Setelah mendengar jawaban dari Mirna, hatiku menjadi tenang. Karena aku yakin Mirna gak pernah bohong dengan apa yang dia ucapkan. Itu berarti aku dapat membiayai operasi ibuku.

"Makasih ya Mir" kataku lalu mencium bibir Mirna dengan mesra dan sepenuh jiwa. Aku dekap erat tubuh Mirna. Nafsuku perlahan mulai bangkit. Kali ini aku balas lumatan bibir Mirna dengan penuh nafsu. Bibir kami saling beradu dan lidah kami saling membelit.

Mendapat perlakukan tersebut, Mirna yang sudah dalam kondisi birahi tinggi, segera menarikku masuk ke dalam kamarnya. Begitu tiba di kamar, dia langsung melepaskan pakaiannya hanya dengan menarik tali yang ada diujung bahunya tersebut, maka tubuh Mirna pun kini sudah dalam keadaan telanjang bulat.

Mirna langsung merabahkan dirinya di ranjang dan mengangkangkan kedua kakinya, membuka selangkangannya lebar2. Nonoknya tampak merekah dan mengkilat. Bulu2 jembutnya sudah basah kuyup akibat lendir yang keluar dari dalam nonoknya. Ditariknya wajahku kemudian didekatkan pada belahan nonoknya.

Aku pun mengerti dengan apa yang diinginkan Mirna. Dia ingin nonoknya segera aku jilati. Aku segera membuka kaki Mirna lebih lebar lagi sehingga nonoknya terlihat menantang lidahku untuk segera bermain di celah sempit yang menyimpan sejuta kenikmatan tersebut.

Aku mulai melakukan aksiku, tanganku membuka belahan nonok Mirna sehingga bagian dalamnya yang berwarna merah terlihat berkilat karena basah oleh cairan birahi yang menebarkan aroma khas. Aroma yang membuat birahi semakin tinggi. Aku menjulurkan lidahku menyapu belahan nonok Mirna dan menyusup masuk ke liang nonoknya.

"Ooooohhh... Ssssshhh... Iya begitu Sayaaaaang... terus masukkan lidahmu lebih dalam lagiiiii...!!! Iyaaa... teruuus... Sayaaaaang... teruuus... Ssssshhh... Ooooohhh..." erangan Mirna saat menikmati sentuhan lidahku di nonoknya.

Saat lidahku mulai menyentuh itil Mirna yang sudah semakin mengeras dan mencuat keluar, rintihan Mirna pun semakin keras.

"Ooooohhh... Sayaaaaang... Ssssshhh... Teruuus... jilat Sayaaaaang... Iyaaa... jilat itilkuuu... Sayaaaaang... Ooooohhh... Ssssshhh... gila enak baaangeeet... Aduuuuuhhh... Ssssshhh... Uuuuuhhh..." desah Mirna tiada henti.

Lendir yang keluar dari liang nonok Mirna semakin banyak. Aroma khas bau nonok Mirna pun semakin tercium hidungku seiring semakin banyaknya lendir yang keluar. Semua itu membuat aku semakin bernafsu menjilati setiap bagian nonok Mirna, terutama itilnya. Itil Mirna yang berwarna merah muda itu memang sangat membangkitkan nafsuku untuk menjilatinya. Aku sentil itil itu dengan lidahku dengan irama yang teratur ke atas dan ke bawah.

"Aduuuuuhhh... Sayaaaaang... Ssssshhh... pintar sekali kamu. Iyaaa... begitu teruuus... Sayaaaaang... aduuuuuhhh... nikmat sekaaaliii... Sayaaaaang... Uuuuuhhh..." rintih Mirna terdengar semakin keras dan sekarang malah menjerit2, saat aku mulai memagut itilnya dan langsung mengulum layaknya mengulum sebuah permen. Aku bertekad akan memberikan pelayanan terbaik, sebagai balas budiku atas kebaikan yang diberikan Mirna padaku hingga saat ini.


POV Mirna

Joni benar2 melayani dengan sepenuh jiwa. Dengan penuh kelembutan dia mencumbuku. Dan aku merasakan apa yang dilakukan Joni terhadapku semata2 bukan karena nafsu belaka. Hal itu membuatku semakin sayang pada Joni.

Awalnya aku memang sangat tergila2 oleh kontol Joni yang besar dan panjang itu. Ditambah lagi dengan kepintaran Joni dalam berhubungan seks yang makin hari semakin meningkat. Tapi seiring berjalannya waktu, tumbuh perasaan lain dalam hatiku. Rasanya aku telah jatuh hati pada pemuda ganteng dan perkasa ini. Sehingga aku tidak merasa rugi memberikan sebagian dari hartaku kepada Joni.

Joni selalu memberiku kenikmatan dan kepuasan yang luar biasa dalam setiap kali persetubuhan kami. Aku selalu mendapatkan kenikmatan lebih dari satu kali. Kepuasan itu terpancar dari dalam tubuhku dan menjadi energi positif yang membuat semangat hidupku berkobar.

Semua itu berdampak terhadap semangat kerjaku sehingga bisnisku pun semakin maju dan berkembang akibat munculnya ide2 baru yang terus berkembang dari hasil pemikiranku yang sekian lama hal tersebut hilang dari hidupku. Itulah salah satu alasan buatku untuk berbagi dengan Joni, karena secara tidak langsung dia ikut andil dalam semua yang telah aku capai selama ini.


POV Joni

Aku semakin bersemangat menjilati nonok Mirna, nonok yang sudah sangat aku kenal sejak aku kehilangan keperjakaanku. Nonok yang selama ini selalu memberikanku kepuasan. Kapan pun aku inginkan maka Mirna selalu melayaniku dan memberikan nonoknya untuk aku nikmati.

Aku terus mengerjai nonok Mirna. Bulu2 jembut Mirna yang lebat yang tumbuh di seputar nonoknya menusuk2 wajahku membuatku merasakan geli2 enak ditambah lagi dengan aroma khas bau nonok Mirna yang tercium hidungku semakin membuat birahiku menjadi2. Aku kulum dan emut itil Mirna dengan gemas bercampur nafsu.

Kontan tubuh Mirna kelojotan, menggelinjang hebat merasakan nikmat yang teramat sangat dari jilatan2 lidahku pada nonoknya. Mirna bangkit dari tidurnya dan kemudian jongkok di atas kepalaku sehingga belahan nonoknya kini berada tepat di atas mulutku.

"Sayaaaaaaaanggg... Ooooohhh... Ssssshhh... Aduuuh... Uuuuuhhh... emut terus itilnyaaa... Duuuuuhhh... enaaak... Sayaaaaang... kenyot lebih keras lagi Sayaaaaang... teruuus... isap itilkuuu... teruuus... emut yang kuat Sayaaaaang... Iyaaa... begiiituuu... Ssssshhh... Ooooohhh... Aduuuh... niiikmaaat... Sayaaaaang..." jeritan dan rintihan kenikmatan Mirna terus terdengar sambil menggesek2an belahan nonoknya ke mulutku.

Sementara itu, aku tak bosan2nya terus mengisap dan mengenyot2 dengan kuat itil Mirna di dalam mulutku dan menjilati setiap bagian yang ada di belahan nonoknya. Aku terus memberikan rangsangan pada nonok Mirna.

"Ooooohhh... Uuuuuhhh... teruuus... Sayaaaaang... teruuus... lebih dalam laaagiii... isap itilnya Sayaaaaang... kenyot yang kuat!!!" rengek Mirna.

Merasa nafsunya yang makin memuncak, Mirna memintaku untuk segera memasukkan kontolku ke dalam liang nonoknya.

"Gila!!! enak bangeeet... Sayaaaaang... Aku gak tahan... Entot aku Sayaaaaang... buruan!!!" pinta Mirna.

Namun aku tidak menggubris permintaan Mirna tersebut, aku masih terus melanjutkan jilatanku di seluruh area nonok Mirna. Aku jilati itilnya, membuat tubuh Mirna kembali menggelinjang hebat.

Tak puas dengan itil, aku kembali menggerakkan lidahku menjilati seluruh area belahan nonoknya dan memasukkan lidahku ke dalam liang nonok Mirna. Semua bagian sensitive Mirna di nonoknya tak ada yang luput dari jilatanku.

Kujilat belahan nonok Mirna yang sudah sangat basah dan terasa asin2 tersebut. Kutegangkan lidahku terus kutekan masuk lebih dalam di liang nonok Mirna sambil mengais2 rongga liang nonoknya. Mirna semakin menekankan pinggulnya sehingga lidahku masuk liang nonoknya semakin dalam.

“Ooooohhh... Sayaaaaang... Aaaaahhh... Ssssshhh... Ooooohhh... Sayaaaaang... Teruuus.... Sayaaaaang... Enaaak... Ooooohhh... tusuk nonokku dengan lidahmu Sayaaaaang...” erang Mirna.

Goyangan pinggul Mirna semakin menggila, aku pun tambah semangat membabi buta memainkan lidah dan mulutku melumat habis setiap area nonok dan itil Mirna sampai cairan birahinya semakin banyak mengalir.

“Ooooohhh... aku tidak tahan lagi Sayaaaaang... aku mau keluuuaaarrr... Ooooohhh... nikmaaat... sekaaaliii... Aaaaahhh... akuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!!” Mirna menjerit saat ia mencapai orgasmenya.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasme Mirna menyembur dari dalam liang nonoknya. Tubuh Mirna mengejang, dan mengejut2 saat nonoknya mengeluarkan cairan orgasmenya, sambil menekan kuat2 nonoknya ke mulutku. Dinding liang nonok Mirna berkedut2 tersebut terasa oleh lidahku.

Mulutku penuh dengan cairan orgasme Mirna yang mengalir keluar dari liang nonoknya. Aku isap semua cairan yang dikeluarkan nonok Mirna dan kubersihkan sisa2 cairan orgasmenya yang masih tersisa di nonoknya dengan jilatan lidahku.

Setelah badai orgasmenya selesai, Mirna membaringkan tubuhnya yang terkulai lemas disampingku. Aku peluk tubuh Mirna. Aku masih ingin mengeksplorasi setiap jengkal tubuh Mirna. Aku kemudian melumat bibir Mirna lalu ciumanku menjalar menyusuri belakang telinga, leher, tengkuk dan pundak Mirna yang membuat Mirna menggelinjang kegelian.

"Aaaaahhh... Geli Sayaaaaang..." kata Mirna manja.

Mirna semakin menggeliat ketika lidahku mulai menyelusuri belahan susunya. Kemudian secara bergantian aku memainkan lidahku di kedua susu Mirna tersebut namun lidah belum menyentuh pentilnya.

"Hhhmmmmm... isap pentilnya Sayaaaaang... Ooooohhh..." Mirna mendesah2.

Aku masih terus saja menjilati kedua susu dan daerah sekitar pentil Mirna, tapi pentilnya sama sekali belum aku sentuh. Kemudian ciumanku turun ke arah perut Mirna sambil tanganku mengusap2 nonok Mirna kembali.

“Ooooohhh... Sayaaaaang... burun masukin kontol kamu!!! Aku udah gak tahan!!!” pinta Mirna. Dia benar2 sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan dariku. Sepertinya Mirna sudah gak sabar ingin sebera aku entot liang nonoknya.


POV Mirna

Ternyata Joni tidak menggubris permintaanku agar dia segera ngentoti liang nonokku dengan kontolnya. Dia masih saja terus melanjutkan aksinya. Malah sekarang dia kembali menjilati kedua susuku namun belum menyentuh pentilnya sama sekali. Padahal pentilku sudah gatal banget ingin diisap olehnya, maka aku dekatkan pentil susuku ke mulutnya.

"Sekarang kamu isap pentilku sayang!!!" perintahku sambil memegangi kepala Joni sehingga pentilku tepat dimulutnya.


Joni pun akhirnya segera menyerbu susuku kembali dengan mulutnya. Tak terkecuali pentilku yang sudah sedemikian keras dan mancung. Seketika itu pula tubuhku menggelinjang. Aku busungkan dadaku sehingga kedua susuku yang montok semakin menempel ketat di mulut Joni.

Dengan pandangan sayu, aku pandangi Joni yang sedang menjilati susuku di dalam mulutnya dan mngisap2 pentolku. Secara bergantian kedua susu dan pentilku dijilati dan diisap2 mulutnya. Tak ada satu bagian pun dari kedua susuku yang dia biarkan lolos. Aku hanya mampu merem melek sembari menggigit bibir bawahku mencoba menahan sensasi getaran syahwat yang sudah sangat bergelora melanda jiwaku.

"Ooooohhh... Sayaaaaang... isap yang keras Sayaaaaang... enaaak... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh..." aku mengerang saat secara bergantian, Joni mengemut pentil susu kiri dan kananku. Disaat satu tangannya meremas2 susuku sambil mulutnya menjilat susu dan mengisap2 pentilku, tangan Joni yang lain mengelus dan mengais2 itilku.

Aku sadar, sedari tadi Joni yang aktif mencumbuku. Setiap jengkal tubuhku dari atas hingga bawah tidak ada yang luput dari cumbuannya membuat diriku dari tadi merintih2 merasakan kenikmatan. Sementara aku belum sedikitpun melakukan cumbuan yang berarti bagi Joni.

Aku bangkit dari posisiku sehingga mulut Joni terlepas dari susuku. Kemudian dengan cepat kulepaskan semua pakaian yang menempel di badan Joni. Begitu semua lepas, kontol Joni yang besar dan panjang itu sudah dalam kondisi tegang, tegak dan keras.

Aku menatap kontol Joni dengan takjub. Kontol yang begitu panjang dan besar, ditambah otot2nya yang menonjol keras yang mampu membuat setiap wanita bergidik ngeri membayangkan kontol itu menusuk liang nonoknya. Itu juga yang aku alami saat pertama kali melihat kontol Joni, walaupun akhirnya aku merasakan nikmat yang luar biasa dan mendapatkan kepuasan dari kontol Joni melebihi kontol mantan tunanganku dan kontol laki2 lain yang pernah aku rasakan sebelumnya.

"Katanya kamu lagi gak enak badan, tapi kontol kamu masih bisa ngaceng juga" godaku sambil terus membelai kontol Joni dan mulai mengocoknya dengan lembut.

"Yang sakit kan badanku, bukan kontolku. Bukannya kamu suka kalau kontolku nagceng?!” balas Joni.

“Suka banget sayang. Sampai kapan pun aku gak akan bosan dengan kontol kamu yang luar biasa ini. Sayang, kontol kamu tuh kalau sudah masuk semuanya di liang nonokku, rasanya liang nonokku penuh banget terisi sama kontolmu. Dan saat kontolmu bergerak keluar masuk liang nonokku, gesekannya terasa banget di dinding liang nonokku” jelasku

Sluuuuurp... Sluuuuurp... Sluuuuurp...

“Ooooohhh... Sayaaaaang... Hhhmmmmm... Aku udah gak sabar pingin segera ngerasain kontolmu ngegaruk dinding liang nonokku” kataku penuh nafsu di sela2 kulumanku pada batang kontol Joni dan mengenyot2 kepala kontolnya.

Sluuuuurp... Sluuuuurp... Sluuuuurp... Aku pun melanjutkan kuluman dan jilatanku pada kontol Joni. Kantong biji pelir Joni pun tak luput dari jilatanku dan sesekali aku kenyot2 biji pelirnya.

Dengan telaten aku jilati setiap jengkal bagian kontol Joni. Terkadang aku kenyot2 kedua biji pelir Joni di dalam mulutku sambil tanganku mengurut2 lembut batang kontolnya.

Jilatanku naik menyusuri batang kontol Joni dan begitu sampai di kepala kontolnya, aku masukkan batang kontol tersebut ke dalam mulutku. Dengan rakus aku mengulum batang kontol Joni tersebut dan mengisap2 kepala kontolnya.

"Ssssshhh... Ooooohhh... Enaaak... Miiiiirrr... Teruuus... Miiiiirrr... Terus emut kontolkuuu... Ooooohhh... enaaak... Miiiiirrr..." desah Joni merasakan nikmatnya emutan dan isapan mulutku pada kontolnya.

Aku masih terus mengulum kontol Joni dengan penuh nafsu, kepalaku mengangguk2 mengeluarmasukkan kontol Joni di mulutku. Kepala kontol Joni aku emut dan aku kenyot lagi dengan keras sambil tanganku mengocok dengan lembut batang kontolnya.

"Aduuuuuhhh... Miiiiirrr...!!!" Joni mengerang nikmat oleh kulumanku pada kontolnya. Dengan segenap keahlianku aku berusaha memanjakan kontol Joni.

"Enak gak?" tanyaku memandang wajah Joni yang menahan nikmat. Tanganku terus mengocok kontol Joni dengan lembut.

"Enak banget, Mir. Ooooouuuuuhhh... Miiiiirrr... Nikmat baaangeeet... Aaaaahhh...!!!” teriak Joni terengah2 menahan nikmatnya seponganku pada kontolnya. Aku terus menjilati kontol Joni hingga tidak ada bagian yang terlewatkan.

Kali ini aku akan memberikan pelayanan yang terbaik buat Joni. Aku keluarkan kontol Joni dari mulutku dan menghentikan kulumanku. Lalu aku rebahkan tubuhku di sisi Joni.

“Kok dilepas sih, Mir!!!” protes Joni.

“Sekarang kamu letakkan kontol kamu disini!!!” perintahku sambil menunjuk belahan susuku. Joni pun mengikuti perintahku. Dia kangkangi tubuhku, lalu dia letakkan batang kontolnya yang sudah sangat tegang dan keras tersebut di antara kedua susu montokku. Kemudian aku jepit batang kontol Joni tersebut dengan kedua susu montokku yang besar.

“Nah sekarang gerakkan pantat kamu maju mundur pelan2” kembali aku memberi perintah pada Joni agar menggerakkan pantatnya maju mundur sehingga kontolnya naik turun perlahan di antara kedua susuku yang sedang menjepit kontolnya.


POV Joni

“Aaaaahhh... Nikmaaat... Miiiiirrr...” rintihku.

Baru kali ini aku merasakan sensasi yang luar biasa. Kontolku naik turun dalam jepitan lembut kedua susu montok Mirna yang besar itu yang membuatku merasakan nikmat yang luar biasa. Kenikmatan yang lebih besar daripada hanya dikocok dengan tangan atau di isap pakai mulut. Selama ngentot dengannya, baru kali ini aku mendapat perlakuan seperti ini.

“Terus gerakin kontol kamu sayang” perintah Mirna.

Sesuai perintah Mirna, aku pun menggerakkan batang kontolku maju mundur di belahan susu Mirna, menggesek lembut kedua susunya sambil tangan Mirna merapatkan kedua susunya menjepit erat batang kontolku tersebut.

Sungguh Kenikmatan itu semakin bertambah manakala kepala kontolku diemut oleh mulut Mirna saat aku memajukan batang kontolku dan terlepas dari mulut Mirna saat aku menarik mundur batang kontolku. Itu dapat terjadi karena batang kontolku yang panjang, sehingga saat aku memajukan kontolku di antara jepitan kedua susu Mirna, maka dia pun dapat mengemut kepala kontolku. Hal tersebut berlangsung terus berulang2 seiring dengan batang kontolku yang maju mundur di antara jepitan kedua susu Mirna.

"Aaaaahhh... Miiiiirrr... Enaaak... sekaaaliii... Sayaaaaang... Ssssshhh... Ooooohhh... Enak baaangeeet..." erangku mendapatkan sensasi kenikmatan yang baru kali ini aku rasakan.

Setelah aku puas merasakan nikmatnya jepitan kedua susu Mirna pada batang kontolku, aku pun ingin segera merasakan kenikmatan jepitan liang nonok Mirna batang kontolku. Aku pun yakin kalau Mirna pun pasti juga sudah ingin liang nonoknya segera dientot sama kontol besarku. Terasa banget sama tanganku nonok Mirna sudah sangat basah akibat rangsangan birahinya yang semakin tinggi.

“Ayo Mir, kita mulai aja. Aku juga sudah ingin merasakan liang nonok kamu. Kamu di atas ya” ajakku

“Sekarang masukin kontolku dalam nonokmu” lanjutku sambil berbaring.

Dengan penuh semangat, Mirna pun segera menaiki tubuhku dan memposisikan pantatnya tepat di atas selangkanganku. Dipegangnya kontolku dan diarahkannya tepat ke liang nonoknya.

Sleeeeeppp... kepala kontolku membelah bibir nonoknya, begitu Mirna menurunkan pantatnya.

Dan bleeeeesss... kontolku sedikit demi sedikit masuk ke dalam liang nonok Mirna seiring dengan semakin diturunkannya pantat besar miliknya. Sudah separo batang kontolku masuk ke dalam liang nonok Mirna. Sampai disini dia berhenti sejenak mengatur posisi. Saat dia berhenti, aku ambil kesempatan dengan menyodokkan kontolku ke dalam liang nonoknya.

“Auw!!! Pelan2 sayang!!!” jerit Mirna.

Kini seluruh batang kontolku telah amblas di dalam liang nonok Mirna. Dia mulai menaikturunkan pantatnya. Sesekali Mirna menurunkan pantatnya lalu memutar2 pantatnya tersebut sehingga kontolku serasa disedot2 dan dipijit2 di dalam liang nonoknya yang sempit tersebut.

”Aaaaahhh... nonok kamuuu... niiikmaaat... sekaliii... Miiiiirrr... Uuuuuhhh... Ssssshhh... liang nonok kamu sempit sekaaaliii... Aaaaahhh... Miiiiirrr...” rintihku merasakan kenikmatan akibat sempitnya liang nonok Mirna yang menjepit erat kontolku yang sedang keluar masuk liang nonoknya.

"Ssssshhh... Uuuuuhhh... Enaaak... Seeekaaaliii... Sayaaaaang... Kontolmuuu... Ooooohhh... enak baaangeeet... Sayaaaaang..." Mirna pun mengerang saat dinding liang nonoknya digesek2 oleh batang kontolku yang besar yang sedang bergerak keluar masuk liang nonoknya. Batang kontolku mengisi penuh liang nonoknya. Mirna mulai menaikturunkan pantatnya dengan cepat sehingga kontolku pun dengan cepat pula keluar masuk memompa liang nonoknya.

“Ooooohhh... Sayaaaaang... nikmat banget rasaaanyaaaaa... Ssssshhh... Aaaaahhh... enak Sayaaaaang...” erang Mirna.

Aku melihat ke arah selangkangan Mirna, sehingga aku dapat melihat nonoknya yang mencengkeram kontolku erat sekali. Aku pun tersenyum puas bisa menaklukkan nonok Mirna, yang semakin basah dengan lendir birahinya yang bercampur dengan cairan orgasmenya sehingga membasahi bulu2 jembutnya yang lebat dan juga bulu2 jembutku.

"Aku juga Mir. Nikmaaaaat... bangeeet... Miiiiirrr... terus yang ceeepeeeeet... Miiiiirrr... Aaaaahhh... enaaaaak... Miiiiirrr... " Aku pun melenguh merasakan nikmatnya liang nonok Mirna.

Mirna merunduk dan mencium bibirku sambil memutar2 pantatnya sehingga kontolku mengocek liang nonoknya. Dan empotan liang nonoknya yang nikmat itu pun terasa di kontolku.

Aku peluk punggung Mirna sambil membalas ciuman bibirnya. Kemudian aku bangkit dari posisi tidurku. Dengan posisi duduk berhadap2an dengan Mirna, aku remes2 kedua susu Mirna yang berguncang2 seiring dengan gerakan naik turun pantatnya memompa kontolku keluar masuk liang nonoknya sambil tetap memagut bibir Mirna.

Sejenak aku hentikan pagutan bibirku dari bibir Mirna. Aku tatap kedua susu Mirna yang putih montok dikelilingi bulatan kecil berwarna coklat muda dan di tengahnya terdapat pentil yang besar berwarna coklat gelap. Pentil susu Mirna tersebut sudah begitu tegang dan keras karena birahinya yang sudah sedemikian memuncak.

Tanpa menyia2kan kesempatan, aku pun langsung menyedot2 pentil susu Mirna yang begitu menantang itu. Dengan penuh gairah aku jilati dan aku isap susu dan pentil Mirna. Dia pun terus mendesah dan merintih menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin menggelora.

“Aaaaahhh... teruuus... Sayaaaaang... isap yang kenceeeng... Ssssshhh... Ooooohhh... Gila enak banget kontol kamu Sayaaaaang... Aku sangat beruntung dapat merasakan kontol segede ini. Nikmat bangeeet... Sayaaaaang..." dengus nafas Mirna terdengar semakin kencang seiring dengan desahan dan rintihannya.

Mirna semakin bernafsu mengocok kontolku dengan nonoknya. Aku memegang pinggul Mirna, memacu gerakkan naik turun pinggulnya agar semakin cepat sehingga kontolku pun keluar masuk menggesek2 liang nonok Mirna.

"Sayaaaaang... akuuu... mauuu... keluuuaaarrr... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... Sayaaaaang..." kata Mirna dengan terengah2.

Dan Mirna mulai melakukan putaran pinggulnya. Pantatnya tidak lagi turun naik, melainkan pinggulnya yang berputar2. Ini benar2 membuat sensasi yang luar biasa nikmatnya. Mirna sangat pintar memutar pinggulnya. Aku mengimbangi gerakan Mirna dengan menusuk2kan kontolku. Namun aksiku tersebut diprotes oleh Mirna.

“Sayaaaaang... Kamu diem saja ya Sayaaaaang... Biar aku aja yang muter." Ujar Mirna

Akupun diam dan Mirna pun semakin liar memutar pinggulnya. Tidak lama kemudian, Mirna menghentikan putaran pinggulnya, dan kurasakan liang nonoknya menyedot kontolku, serasa dipilin2 oleh gumpalan daging yang hangat, kenyal dan licin. Lalu Mirna pun memekik keras.

"Aaaaahhh... Sayaaaaang... akuuu... keeeluuuaaaaarrr... laaagiiiii...!!! Ooooouuuuuhhh... Ssssshhh... niiikmaaaaattt... Sayaaaaang... Aaaaahhh...!!!" pekik Mirna dan ambruk menelungkup di tubuhku.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Nonok Mirna kembali mengeluarkan cairan orgasmenya semakin memenuhi liang nonoknya membasahi kontolku yang masih ada di dalam liang nonoknya. Mirna rebah di atas tubuhku, sementara liang nonoknya terus menyedot kontolku. Luar biasa sekali rasanya nonok Mirna ini.


POV Mirna

Setelah badai orgasme yang kualami mereda, aku mengeluarkan kontol Joni dari dalam liang nonokku. Kontol Joni masih tegak perkasa. Kemudian batang kontol Joni tersebut aku jilati dan kepala kontolnya aku emut2.

Kepalaku kembali mengangguk2, sehingga kontol Joni keluar masuk mulutku. Sambil mengulum2 kepala kontol Joni, tanganku mengocok batang kontolnya dengan cepat.

"Ssssshhh... Aaaaahhh... enak banget Miiiiirrr..." erang Joni.

Cukup lama aku mengemut kontol Joni, namun pertahanannya masih terlalu tangguh. Sepertinya ejakulasi Joni masih sangat jauh. Seperti biasanya Joni dalam setiap persetubuhan, Joni selalu bisa bertahan lama sekali. Aku mengeluarkan kontol Joni dari mulutku.

"Ayo sayang, sekarang kamu masukin kembali kontol besar kamu ke liang nonokku. Ayo sayang!!!" pintaku karena aku pun sudah merasakan birahiku kembali memuncak. Aku terlentang pasrah menanti entotan kontol Joni yang luar biasa tersebut di dalam liang nonokku.

Batang kontol Joni yang besar dan panjang tersebut tegak keras mengacung seolah2 menantangku. Dengan segera aku langsung menggenggam batang kontol Joni yang siap ngentoti nonokku kembali tersebut dan mengarahkannya agar posisinya tepat di liang nonokku yang telah siap menunggu.

Sleeeeeppp...

Bleeeeesss...

Bleeeeeeeeesss...

Bleeeeeeeeeeeesssss...

"Aaaaahhh... Sayaaaaang... masuk seluruhnya kontol kaaamuuu... Sayaaaaang... Aaaaahhh... kontol kaaamuuu... mentok Sayaaaaang...” Aku merintih2 ketika Joni menekan kontolnya hingga seluruh batang kontolnya amblas tertelan di dalam liang nonokku.

Joni kemudian memutar2 kontolnya, menggelitik setiap dinding di liang nonokku. Dalam beberapa saat saja liang nonokku yang hangat sudah sangat becek. Itu pertanda aku sudah dalam keadaan sangat terangsang. Joni memutar2 kontolnya lebih giat lagi di liang nonokku membuat aku merintih.

"Aduuuuuhhh... enak sekali Sayaaaaang... enaaak... Ssssshhh... aduuuuuhhh... enaaak... Sayaaaaang..." Aku mendesah merasakan nikmat pada liang nonokku.

Joni menekan kontolnya dengan sepenuh tenaga di liang nonokku. Ujung kontolnya yang keras menyentuh bagian terdalam nonokku. Dan itulah yang membuat rasa nikmat pada diriku.

Aku pun mencoba menambah kenikmatan bagi Joni dengan menggoyangkan pantatku. Otot2 dinding liang nonokku aku gerakkan menciut dan mengembang sambil pantatku kuputar2. Sudah dapat kupastikan hal itu akan membuat batang kontol Joni bagai disedot2 dan dipijit2 di dalam liang nonokku. Begitu nikmatnya yang dirasakan oleh Joni membuat dia pun mengerang merasakan nikmat tersebut.

"Uuuuuhhh... Ssssshhh... nikmaaat... Miiiiirrr..." erang Joni.


POV Joni

Aku berusaha meredam gejolak nafsuku supaya kontolku tidak segera menyemburkan pejunya. Aku masih ingin lebih lama lagi menikmati persetubuhanku dengan Mirna saat ini. Sambil menghela nafas panjang aku berusaha tidak terlalu banyak menggerakkan kontolku. Kontolku hanya berusaha mengikuti gerakan2 yang diberikan Mirna. Dan aku buat tubuhku serilek mungkin. Dengan cara itu, aku dapat meredam gejolak birahiku.

Sementara itu justru birahi Mirna yang semakin memuncak. Matanya membeliak. Ketika mendengar suara plok... plok... plok... suara yang ditimbulkan dari beradunga kontolku dengan nonoknya, Mirna pun semakin bernafsu.

Dengan keras Mirna menggoyang2kan pantatnya. Ia memutar2 pantatnya, mengulek kontolku yang terbenam di dalam liang nonoknya. Sepertinya dia ingin membuktikan bahwa tidak sia2 dia berlatih senam kegel seminggu tiga kali untuk melatih mengendalikan cengkraman otot2 liang nonoknya.

Goyangan pantat Mirna ringan dan lincah. Dengan mudahnya dia mengatur konstraksi otot2 liang nonoknya sehingga kontolku terjepit erat oleh liang nonoknya dan kontolku pun serasa disedot dan dipijit oleh liang nonoknya. Hal itu membuat aku merasakan nikmat yang luar biasa.

"Aaaaahhh... Miiiiirrr... Enaaak... Miiiiirrr..." rintihku.

Aku menekan lebih dalam lagi kontolku. Bibir nonok Mirna makin membengkak. Dan nonoknya semakin basah. Aku tahu Mirna sebentar lagi akan mendapatkan orgasmenya kembali.

"Ooooohhh... Sayaaaaang... Akuuu... gak kuuuaaat... laaagiii... Ooooohhh... Sayaaaaang..." erang Mirna.

Aku pun memompa kontolku lebih cepat dan lebih kuat lagi di dalam liang nonok Mirna, kemudian aku tekan batang kontolku sedalam2nya di liang nonoknya.

Dan...

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Mirna menyemburkan lagi cairan orgasmenya. Seluruh tubuhnya mengejang merasakan sesuatu yang luar biasa.

“Aaaaahhh... Sayaaaaang... akuuu... keeeluuuaaaaarrr... laaagiii...!!! Aku kalah laaagiii...!!! Uuuuuhhh... niiikmaaat... seeekaaaliii... Sayaaaaang... Aaaaahhh...!!!!" jerit Mirna merasakan orgasmenya kembali malam itu. Sebaliknya aku masih belum apa2. Mungkin diriku masih tahan dua atau tiga kali permainan lagi. Aku merasakan pejuhku masih jauh dari ujung kontolku.

Merasakan nonok Mirna yang sudah sangat becek, aku meraih tissue yang ada di dekat kepala Mirna. Aku mencabut kontolku dari nonok Mirna, lalu mengelap nonok Mirna hingga kering dengan tissue. Tak lupa aku juga mengelap batang kontolku yang basah akibat siraman cairan orgasme dari nonok Mirna.

===000===


Bersambung...
 
Terakhir diubah:

POV Mirna

Setelah selesai membersihkan nonokku dan kontolnya, Joni langsung memasukkan kembali kontol ke dalam liang nonokku.

“Aduh sayang, ngilu!!! Pelan2 sayang, kontol kamu besar sekali. Liang nonokku masih belum basah sayang” aku menjerit saat kemasukan kontol Joni yang sangat besar tersebut. Hal itu karena liang nonokku yang masih kering tersebut tergesek batang kontol Joni yang sangat besar. Sehingga aku merasakan ngilu dan perih.

Walaupun tahu kondisiku, Joni tetap terus memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku, meski dengan perlahan2. Sepertinya dia ingin cepat mendapatkan ejakulasinya.

Namun semua itu sia2. Belum ada tanda2 ejakulasinya bakal sampai. Dia masih tetap perkasa. Justru aku yang semula lunglai dan kesakitan kini mulai bersemangat lagi. Kontol Joni yang terus menerus memompa liang nonokku, cukup memberikan rangsangan bagiku. Membuat liang nonokku kembali basah, sehingga gesekan2 kontolnya menimbulkan kenikmatan dan membuatku bergairah kembali.

“Bagaimana Mir, masih sakit?” tanya Joni.

“Sekarang sudah gak sakit lagi sayang. Ssssshhh... enak sekali sayang. Kontol kamu enak sekali. Liang nonokku penuh banget sama kontol kamu. Ssssshhh... Sayaaaaang... nikmaaat... Sayaaaaang...” jawabku sambil merasakan kontol Joni yang terus menerus memompa liang nonokku dengan perlahan2.

Kemudian aku meminta Joni untuk mencabut dulu kontolnya dari liang nonokku. Kemudian aku nungging sehingga pantatku yang besar itu mendongak ke atas. Belahan nonokku mengintip di antara selangkangannya.

"Apaan sih ini?" goda Joni dengan usilnya menyentuh itilku dengan ujung telunjukya.

"Ini kacangku" balas candaku sambil tanganku menggerak2kan telunjuk Joni untuk menggesek2 itilku.

"Ih Bau" goda Joni kembali saat ia mencoba mencium ujung jari telunjuknya yang basah oleh lendir birahiku setelah lepas dari pegangan tanganku.

"Biar bau tapi nikmat kan!!!" balasku seraya tersenyum manja ke arah Joni.

"Dan disukai banyak orang" sambung Joni sambil berusaha menusukkan kontolnya ke liang nonokku dari belakang. Kepala kontol Joni yang besar menyeruak liang nonokku sehingga memaksa aku lebih merenggangkan kedua kakiku.

Agak sulit bagi Joni untuk memasukkan kontolnya ke dalam liang nonokku. Karena dalam posisi nungging, liang nonokku jadi semakin sempit. Namun karena liang nonokku sudah basah dan licin, akhirnya...

Sleeeeeppp... Bleeeeesss...

Joni berhasil memasukkan semua batang kontolnya ke dalam liang nonokku sambil berusaha mencari posisi yang paling pas agar kontolnya dapat keluar masuk liang nonokku dengan enak.

Setelah diperoleh posisi yang paling pas, Joni mulai menggerakkan pantatnya maju mundur sehingga batang kontolku keluar masuk liang nonokku. Sambil menekan kontolnya kuat2 ke dalam liang nonokku, Joni memutar2 kontolnya di dalam liang nonokku. Gerakan itu berulang2 dilakukan oleh Joni.

“Ssssshhh... Sayaaaaang... enak sekaaaliii... kontol kamu enak sekali di liang nonokku. Ooooohhh... Sayaaaaang... enaaak... Sayaaaaang...” aku pun merem2 dan mendesis2 karena merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Kemudian Joni menarik patatku agak mundur sehingga dia dapat bersandar pada dinding kamar. Joni yang berdiri pada kedua dengkulnya, mengukur ketinggian pantatku yang masih dalam posisi seperti orang merangkak.

Setelah kami merasakan posisi yang enak bagi kami berdua, aku kini mulai memajumundurkan pantatku sehingga kontol Joni kembali keluar masuk liang nonokku seirama dengan gerakan maju mundur pantatku. Hal tersebut memberikan kesempatan bagi Joni untuk bersantai sejenak.

"Enaaak... Miiiiirrr... Uuuuuhhh..." desah Joni ketika aku mulai menggoyang2kan dan memutar2 pantatku.

"Aku juga sayang. Ssssshhh... Sayaaaaang... enaaaak..." aku pun mendesah merasakan enaknya gesekan kontol Joni di liang nonokku.

“Ooooohhh... Miiiiirrr... Ooooohhh... enaaak... sekali Miiiiirrr... Aaaaahhh...” Joni melenguh. Tangannya menggenggam susuku. Diremas2nya dengan lembut kedua susuku. Sementara aku masih terus menggerak2kan tubuhku ke depan dan ke belakang.

Batang kontol Joni menancap dengan ketat di dalam liang nonokku. Nonokku mulai becek oleh semakin banyaknya cairan birahiku yang seperti pelumas bagi keluar masuknya kontol Joni di liang nonokku. Sehingga ketika kontol Joni dan nonokku bertumbukan terdengar bunyi crok... crok... crok... crok... yang menambah gairah bagi kami berdua.

"Gila sayang!!! Aku dah mau keluuuaaarrr... laaagiii... Ssssshhh... Ooooohhh... Sayaaaaang..." kataku merasakan orgasmeku yang akan aku raih kembali.

"Kamu gimana Jon?" tanyaku

"Belum ada tanda2, Mir" jawab Joni.

Sekarang gantian Joni yang aktif menggerakkan pantatnya maju mundur memompa liang nonokku dengan kontol besarnya tersebut.

"Edan kamu sayang. Kamu kuat banget sih" ujarku.

"Tapi kamu suka kan kalau aku bisa tahan lama?" balas Joni balik bertanya.

"Ya iyalah. Semua cewek pasti suka cowok yang tahan lama” jawabku.

Dan tiba2...

“Aduuuuuhhh... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh... akuuu... Ooooohhh... Sayaaaaang... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Sayaaaaang... Aaaaahhh...!!!” teriakku.

Untuk kesekian kalinya tubuhku kembali meregang. Pantatku mendesak kuat ke belakang sehingga kontol Joni masuk sampai ke pangkalnya di liang nonokku.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Untuk kesekian kalinya liang nonokku menyemburkan cairan orgasmeku. Dan itu berarti untuk kesekian kalinya pula aku kembali kalah oleh keperkasaan kontol Joni. Badanku terasa lemas. Tenagaku berkali2 terkuras, setelah berkali2 mendapatkan orgasme dalam persetubuhanku kali ini dengan Joni.

"Jon, aku capek banget. Kita istirahat dulu ya?" kataku sambil melepaskan kontol Joni dari dalam liang nonokku. Joni pun tak menolak karena dia menyadari kondisiku tersebut yang memang membutuhkan waktu istirahat untuk memulihkan tenagaku kembali. Aku rebahkan tubuhku bersandar pada bahu Joni.


POV Joni

Kesempatan istirahat itu aku manfaatkan untuk kembali mengemukakan keinginanku sejak awal tadi. Aku mengutarakan agar kekurangan uang buat biaya operasi ibuku dapat secepatnya ditransfer oleh Mirna.

"Maaf Mir, aku sangat membutuhkan uang tersebut. Tanpa uang itu, Ibuku mungkin tidak akan tertolong. Dan kalau hal itu terjadi, maka akulah orang yang paling bertanggung jawab" kataku sambil tanganku terus membelai2 bulu2 jembut Mirna yang lebat itu. Sesekali kutekan jari tengahku tepat di itil Mirna sehingga membuat Mirna menggelinjang.

"Aow Nakal kamu sayang!!!" teriak Mirna kaget mendapat serangan yang tiba2 pada itilnya tersebut.

"Tenang sayang. Soal uang itu, gampang. Aku bisa transfer sekarang” lanjut Mirna.

Mirna turun dari tempat tidur dan kemudian mengambil HPnya yang ada di meja rias. Dia menghampiriku yang masih di tempat tidur. Ketika Mirna hendak mengetikan sesuatu, buru2 aku mencegahnya. Aku tahu kalau Mirna akan mentransfer uangnya melalui SMS Banking.

“Sebaiknya uangnya jangan kamu transfer ke rekeningku. Transfer aja langsung ke rekening adikku. Biar langsung diterima adikku.” Aku pun turun dari tempat tidur dan mengambil HPku mencari catatan nomor rekening adikku.

“Transfer saja uangnya ke nomor rekening ini saja” kataku lalu menunjukkan layar HPku ke Mirna. Kemudian Mirna pun mengetik di HPnya nomor2 yang aku tunjukkan dan tak lama kemudian dengan senyum manis, dia menunjukkan layar HPnya bahwa transfernya telah berhasil.

“Beres kan sayang, aku telah mentransfer uang sesuai yang kamu minta ke rekening adik kamu” kata Mirna setelah menyelesaiakn transaksi SMS Bankingnya.

“Terima kasih ya Mir untuk bantuan kamu” kataku melihat uang yang aku butuhkan tersebut telah terkirim ke adikku di kampung. Kemudian aku peluk Mirna dan langsung aku serbu bibirnya yang mungil itu.

Sementara itu sambil terus berciuman tangan Mirna pun mengocok2 dengan lembut kontolku. Mirna melepaskan bibirnya dari bibirku lalu mengarahkan mulutnya hingga tepat di kontolku. Dengan penuh nafsu Mirna mulai menjilati dan mengulum kontolku tersebut.

Aku hanya terdiam menikmati kuluman mulut Mirna pada kontolku dan remasan lembut tangannya di kedua biji pelirku, sehingga kontolku pun semakin tegang dan keras kembali.

“Aaaaahhh... Miiiiirrr... mulut dan tanganmu membuat kontolku enaaak... Miiiiirrr... Ssssshhh... Ooooohhh... enaaak... Miiiiirrr...” erangku.

Tidak tahan dengan erangan2ku. Mirna bangkit dan menarik tubuhku hingga rebah di atas tempat tidur. Kemudian Mirna berjongkok dengan kakinya berada di kiri dan kanan pinggulku. Liang nonoknya yang masih menganga akibat bekas sodokan kontol besar milikku, kini tepat di atas kepala kontolku. Kemudian dia berusaha memasukkan kembali kontolku ke dalam liang nonoknya.

Sleeeeeppp... Bleeeeesss... Bleeeeeeeeesss.....

Seluruh batang kontolku pun terbenam lagi di dalam liang nonok Mirna. Sambil merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, Mirna menggerak2kan pantatnya naik turun, sehingga batang kontolku keluar masuk liang nonoknya yang terasa hangat itu.

Dinginnya udara AC yang ada di kamar Mirna malam itu, tak terasa lagi. Kehangatan dan kenikmatan justru membuat kami berdua berkeringat. Setelah beristirahat sejenak terasa stamina Mirna segar kembali. Bagaikan mendapatkan tenaga baru, dengan liar Mirna menggerakkan pantatnya naik turun, maju mundur dan memutar2.

“Aduh Sayaaaaang... enak banget dientot kontol kamuuu... Sayaaaaang... Ssssshhh... Ooooohhh...” desis Mirna. Ayunan pinggul Mirna semakin tidak teratur. Sehingga batang kontolku serasa semakin cepat mengaduk2 liang nonoknya.

“Nikmati saja Miiiiirrr...” sahutku

“Ssssshhh... Aaaaahhh... Nonok kamu juga enaaak... Miiiiirrr...” sambungku

“Aduuuuuhhh... Kontol kamuuu... enaaak... bangeeet... Ooooohhh... Sayaaaaang... Aaaaahhh... enak sekaaaliii... Sayaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh...” erang Mirna sambil terus mengulek kontolku di dalam liang nonoknya

“Iiiyaaa... Miiiiirrr... Hhhmmmmm... Aaaaahhh... enaaak... Miiiiirrr... Aaaaahhh...” lenguhku.

Tiba2 Mirna menghentikan ayunan pinggulnya.

“Sayang, kalau posisi gini terus, aku bisa keluar lagi. Aku mau kita keluar bareng” kata Mirna.

“Ganti posisi sayang!!! Gantian kamu di atas!!!” perintah Mirna sambil merebahkan tubuhnya ke sampingku, sehingga otomatis batang kontolku terlepas dari liang nonoknya.

Kemudian Mirna terlentang sambil mengganjal pinggulnya dengan bantal. Lalu kedua kakinya direntangkan lebar2. Sehingga belahan nonoknya tampak merekah kemerahan.

“Biar kontol kamu masuk lebih dalam” kata Mirna tersenyum sambil mengelus2 nonoknya sendiri.

“Ayo masukin lagi kontolmu sayang? Kamu pasti akan merasakan bedanya” pinta Mirna.

Aku turuti perintah Mirna. Aku masukkan kembali kontolku ke dalam liang nonok Mirna yang merekah tersebut. Kemudian aku menahan tubuhku dengan kedua tanganku yang bertumpu di kanan kiri tubuh Mirna.

Bleeeeeeeeeeeesssss...

“Gila!!! Ternyata Mirna memang benar!!! Rasanya kontolku dapat lebih dalam masuk dan amblas sepenuhnya ke dalam liang nonoknya yang nikmat ini” kataku dalam hati.

“Aow Miiiiirrr... lebih mantap rasanya... Aaaaahhh...” ujarku sambil mulai mengayunkan pantatku naik turun.

Mirna pun mengangkat kakinya sampai melewati bahuku dan menggantungkannya di bahuku. Dengan posisi tersebut, aku makin leluasa mebenamkan kontolku sedalam2nya di liang nonok Mirna.

Aku terus memompa kontolku keluar masuk liang nonok Mirna yang semakin nikmat pada posisi tersebut. Keringatku pun mulai bercucuran, berjatuhan di perut dan dada Mirna. Walau bermadikan keringat, namun
aku bangga karena dalam persenggamaan malam ini, aku berhasil membuat Mirna berkali2 orgasme.

“Ooooohhh... Sayaaaaang... aku gak kuat lagi Sayaaaaang... Aaaaahhh... akuuu... keeeluuuuuaaaaaar...!!!” teriak Mirna sambil memeluk erat tubuhku sambil melingkarkan kedua kakinya erat2 di pinggangku.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Kembali liang nonok Mirna menyemburkan cairan orgasmenya. Cairan hangat itu menyirami kontolku yang masih berada di dalam liang nonoknya. Mulut Mirna menganga dan matanya terpejam merasakan nikmatnya orgasme yang diperolehnya.

Setelah gelombang orgasmenya mereda, Mirna melepaskan pelukan pada tubuhku. Aku jadi kasihan melihat Mirna yang sudah kepayahan disetubuhi olehku.

Aku berkonsentrasi agar cepat mendapatkan ejakulasiku malam ini karena aku pun juga kelelahan. Dengan cepat aku gerakkan pinggulku naik turun sehingga kontolku pun dengan cepat keluar masuk liang nonok Mirna sambil memegang kedua kaki Mirna yang kembali berada di punggungku.

Aku merasakan pejuhku mulai mengumpul di ujung kontolku dan sebentar lagi akan nyemprot keluar. Dengan membenamkan kontolku sedalam mungkin di liang nonok Mirna, hingga menyentuh dinding rahimnya, aku pun ejakulasi.

“Aaaaahhh... aaakuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” Aku berteriak menyambut ejakulasiku. Tubuhku mengejang sambil memeluk tubuh Mirna dan Mirna pun menyambut ejakulasiku tersebut dengan memagut bibirku penuh nafsu.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Akhirnya menyemburlah pejuh dari kontolku, menyemprot2 semakin memenuhi liang nonok Mirna. Aku pun lalu ambruk ke dalam dekapan Mirna.

“Ooooohhh... Ssssshhh... Uuuuuhhh...” erang Mirna saat merasakan kedut2an kontolku di dalam nonoknya saat kontolku menyemprotkan pejuhku.

“Akhirnya nonokku dapat juga merasakan hangatnya semprotan pejuhmu sayang” kata Mirna sambil mencium pipiku.

“Habisnya aku kasihan lihat kamu sudah ngos2an gitu, seperti orang habis berlari puluhan kilometer” kataku sambil mempermainkan susu Mirna yang masih dibasahi keringat.

Karena sudah terlalu larut malam ditambah kondisi tubuhku yang sangat capek akibat persetubuhanku dengan Mirna, aku memutuskan untuk bermalam saja di rumah Mirna malam ini.

Setelah mereguk kepuasan bersama2, dengan kepenatan yang masih kami rasakan, akhirnya kami berdua tertidur sambil berpelukan mesra.

===000===


POV Mirna

Pagi harinya setelah kami berdua mandi dan berpakaian rapi, aku mengajak Joni ke Bank untuk mengecek pembayaran proyek yang semalam aku ceritakan pada Joni. Begitu tiba di Bank, aku langsung menemui CS Bank tersebut. Setelah mengutarakan maksudku kemudian aku mendapat jawaban bahwa ada penambahan saldo pada rekeningku yang berasal dari transfer sebuah perusahaan. Aku tersenyum pada Joni dan setelah urusan di Bank selesai, kami pun meninggalkan Bank.

“Sayang sesuai janjiku semalam, hari ini aku akan membelikan mobil buat kamu” kataku di dalam mobilku yang masih terparkir di halaman Bank.

“Terima kasih banyak Mir. Aku jadi malu. Selama ini aku sudah terlalu banyak menerima pemberian dari kamu. Terutama uang. Jujur saja itu sangat2 membantu tidak hanya bagiku namun juga keluargaku di kampung” kata Joni

“Kalau sekarang ditambah lagi dengan sebuah mobil, rasanya sampai kapanpun aku gak akan dapat membalas kebaikkan kamu. Aku tidak ingin memberatkan dirimu. Selama ini aku sudah merasa cukup dengan semua pemberian kamu” jelas Joni.

Itulah yang aku suka dari Joni. Dia selalu merasa cukup dengan setiap apa yang aku berikan. Dan dia gak pernah minta sesuatu dariku. Baru tadi malam Joni berani minta padaku. Dan itu pun karena dia benar2 lagi butuh buat biaya operasi ibunya. Joni masih saja merasa dirinya gak punya cukup andil dalam kesuksesanku. Dia selalu bilang bahwa kesuksesanku saat ini karena hasil kerja kerasku selama ini.

Aku terdiam sejenak mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Joni. Aku gak menyangka, disaat hadiah mobil itu akan dia terimanya, Joni justru menolaknya.

“Sungguh mulia hatimu Jon. Ternyata kamu sama sekali tidak memanfaatkan diriku semata2 hanya untuk menguras hartaku guna memenuhi keinginan kamu. Ternyata masih ada orang mulia seperti kamu diera yang serba kepalsuan ini” batinku. Namun penolakan Joni barusan justru membuat aku semakin merasa pantas untuk memberikan hadiah mobil baginya.

“Sayang, kenapa kamu berubah pikiran? Bukannya tadi malam kamu semangat sekali ketika aku bilang akan membelikan mobil buat kamu?” tanyaku.

“Aku mohon sayang, kamu mau menerima hadiah mobil itu. Sungguh!!! Selama ini aku tidak merasa terbebani sedikitpun dengan apa yang telah aku berikan padamu. Please sayang, jangan tolak hadiah mobil yang akan kuberikan padamu ya???” aku berusaha menjelaskan dan menyakinkan Joni agar mau menerima hadiah mobil yang akan aku berikan. Aku pun saling terdiam di dalam mobil. Kemudian Joni mulai memecah keheningan tersebut.

“Baiklah Mir, aku akan menerima hadiah mobil itu tapi dengan satu syarat.” Kata Joni

“Apa syaratnya sayang?” tanyaku dengan penuh rasa penasaran apa yang akan menjadi syarat tersebut.

“Aku minta jangan mobil baru. Mobil bekas saja yang masih bagus kondisinya, agar tidak terlalu banyak pertanyaan dari temen2 dan juga keluargaku” jelas Joni

“Sori ya Mir, sudah dibelikan banyak permintaan lagi” lanjut Joni.

Aku tersenyum mendengar syarat yang diajukan oleh Joni.

“Hebat kamu sayang! Kamu masih menjaga perasaan orang lain dan keluargamu. Dan terutama diriku. Padahal bagi orang lain mungkin mereka sudah memilih mobil dengan model dan keluaran terbaru” pujiku dalam hati.

Tak terasa mataku berkaca2 menahan perasaan haru mendengar jawaban dan syarat yang diajukan Joni.

“Ah rasanya aku semakin jatuh cinta padamu sayang” batinku.

Aku ambil tissue dan mengusap air mataku.

“Gak apa2 sayang. Aku sangat menghargai permintaan kamu” jawabku.

“Terima kasih ya Mir” kata Joni lalu diciumnya dengan lembut pipiku.

Lalu kami berdua meluncur kesebuah show room mobil dan setelah Joni mendapatkan mobil sesuai pilihannya. Mirna pun menyelesaikan pembayarannya. Setelah semuanya beres, pihak show room berjanji akan mengantarkan mobil tersebut 2 hari ke depan.

“Akhirnya aku dapat mempunyai mobil sendiri. Hal yang tak pernah aku bayangkan selama ini. Sekali lagi terima kasih ya Mir” kata Joni lalu dikecupnya keningku.

“Sama2 sayang. Aku bahagia melihat kamu gembira” jawabku.

Selesai dari show room, aku pun mengantarkan Joni ke tempat kosnya dan setelah dari kos Joni, aku berencana untuk ke kantorku karena masih ada urusan yang harus aku selaikan di kantor.

“Sampai ketemu lagi ya sayang” kataku ketika mobilku berhenti tepat di mulut gang tempat kos Joni. Sebelum turun, Joni pun mengecup bibirku dengan lembut. Kemudian bibir kami pun berpagutan dengan mesra. Gak lama kemudian kmi pun mnyudahi pagutan bibir kami, dan Joni pun keluar dari mobilku.


POV Joni

“Gila elu Jon...!!! Ke mana aja elu semalam? Tengah hari gini baru nongol” tanya Dodi temen kosku saat berpapasan denganku di teras rumah kosku.

“Ah kamu mau tahu aja urusan orang” jawabku.

“Tadi Sinta ke sini” kata Dodi

“Dia bilang, ingin ketemu sama kamu” lanjut Dodi

“Dimana dia sekarang?” tanyaku

“Sudah pergi lagi. Kelamaan nunggu elu gak datang2” jawab Dodi.

“Kenapa gak kamu tahan dia?” tanyaku

“Gue dah berusaha tapi Sinta bilang dia ada perlu mau ke kampus, dia ke sini hanya mampir” jawab Dodi menjelaskan.

Ada perasaan kecewa dan bersalah yang aku rasakan. Aku merasakan sejak aku bertemu dengan Mirna dan merasakan kenikmatan ngentot dengan perempuan, aku jadi jarang menemui Sinta. Padahal Sintalah orang pertama yang memberikan dorongan semangat padaku saat keadaanku belum seperti sekarang ini.

Kini rasa sayangku terbagi antara Sinta dan Mirna. Karena Mirna telah memberikanku segalanya. Termasuk memberikan sesuatu yang selama ini belum pernah aku peroleh dari Sinta, yaitu kenikmatan biologis dari persetubuhan antara diriku dengan Mirna. Kenikmatan itu hampir setiap hari aku dapatkan dari Mirna. Sehingga aku lebih sering bertemu dengan Mirna dibandingkan dengan Sinta.

Namun jauh di dalam lubuk hatiku, aku masih menyayangi Sinta. Aku masih mencintai Sinta. Kini aku dihadapkan dengan dua pilihan antara Sinta dan Mirna, dua wanita yang saat ini bersemayam dalam hatiku.

“Aaaaahhh... biarlah semuanya berjalan seiring berjalannya waktu. Sekarang biarlah aku nikmati semuanya dulu selagi bisa” batinku lalu melangkah masuk ke kamarku.

End Bagian 3.


Bagian 4: Susi Pantai Birahi
 
Terakhir diubah:

Bagian 4: Susi, Pantai Birahi


POV Joni

Sejak punya mobil hadiah dari Mirna, aku semakin jarang berada di tempat kos. Dahulu, biasanya kalau tidak ada acara dengan Mirna, aku lebih sering tampak duduk2 di beranda tempat kosku sambil membaca buku. Kini waktuku lebih sering kuhabiskan di luar dan baru pulang larut malam atau bahkan pagi dini hari. Aku baru senang2nya menikmati mobil hadiah dari Mirna.

Malam itu tepat pukul 19.00, begitu selesai kuliah terakhir aku bergegas menuju parkiran. Ketika aku hendak masuk mobil, aku melihat Susi keluar dari halaman kampus.

"Susi!!!" panggilku dan Susi pun menoleh ke arahku.

''Mau ke mana lo?" tanyaku kemudian.

"Mau pulang" jawab Susi

“Kok gak bawa mobil? Ke mana mobil lo?” tanyaku kembali.

“Mobil gue lagi di bengkel” jawab Susi

“Cie2, mobil baru ni ye” ledeknya

“Ah kamu. Mobil bekas juga” jawabku

"Ayo Sus, ikut mobil gue aja. Tar gue anter lo. Tapi temenin gue jalan2 dulu ya?" ajakku. Tanpa bicara Susi langsung masuk ke dalam mobilku.

“Justru tadi gue yang mau ngajak lo, Jon” kata Susi yang sudah ada di dalam mobilku.

“Emang lo mo ngajak gue ke mana?” tanyaku sambil menjalankan mobilku.

"Gue sih mo lo bawa kemana aja ngikut. Asal gue dapat jatah ini lagi" jawab Susi sambil tangannya meremas kontolku dari luar celana panjangku.

"Hei... hei... hei..." tegurku.

"Emangnya ini lo sudah gatal ya?" godaku sambil tanganku menepuk bagian selangkangan Susi.

"Emang!!!” jawab Susi to the point

“Sejak lo colok nonok gue minggu kemarin, rasanya kontol lo masih ngeganjal di liang nonok gue. Nonok gue jadi gatal pingin dicolok lagi sama kontol lo” lanjut Susi

“Ayo dong entot gue lagi?!" pinta Susi tanpa malu2.

"Kita ke Ancol yuk? Gue pingin merasakan sensasi ngentot di pinggir pantai. Mau gak lo, kalau gue entot di sana?" ajakku. Ada perasaan ragu terlihat dari wajah Susi.

“Tenang aja Sus. Gue gak akan ngentoti lo di mobil kok. Kita ngentotnya di hotel xxx yang ada di pinggir pantai” jelasku dan kulihat wajah Susi pun ceria kembali setelah mendengar penjelasanku tersebut.

"Asyik. Akhirnya nonok gue dapat merasakan entotan kontol besar lo lagi" ujar Susi.

“Tapi sebelum ke sana, kita cari makan dulu. Laper nih gue” lanjutku.

Aku memacu mobilku ke arah Ancol. Setiba di Ancol, kami terlebih dahulu mencari restoran. Begitu selesai makan, barulah kami menuju ke hotel xxx buat ngentot.

Karena ini bukan hari libur atau malam minggu, pantai jadi sangat sepi. Kecuali area wisata yang ada di Ancol. Namun tetap saja tidak seramai kalau hari libur atau malam minggu.

Aku belokkan mobilku memasuki parkir hotel xxx yang ada di area Taman Impian Jaya Ancol. Hotel tersebut memang letaknya tepat di pinggir pantai. Dengan demikian aku dapat ngentoti Susi di dalam kamar hotel sambil mendengarkan suara deburan ombak pantai.


POV Susi

Setelah mendapatkan kunci kamar, kami pun bergegas menuju kamar yang telah diperuntukkan untuk kami. Aku melendot manja pada Joni. Mataku sayu. Karena sejak bertemu dengan Joni sore tadi di tempat parkir kampus, sebenarnya aku sudah dalam kondisi birahi tinggi. Begitu bernafsu diriku sehingga tanpa malu2, aku melumat bibir Joni di dalam lift yang memang sedang kosong tersebut dan hanya ada kami berdua.

Begitu masuk ke dalam kamar dan pintu kamar telah tertutup rapat, belum sempat Joni bicara sepatah kata pun, dengan penuh nafsu aku langsung menyumbat mulutnya dengan mulutku.

Mendapat serangan tersebut, Joni pun membalas ciumanku dengan penuh nafsu. Joni mendekap tubuhku erat2. Dia cumbui aku dengan mesra. Malam ini, aku ingin memperoleh kenikmatan dari kontol Joni yang belum pernah aku dapatkan saat ngentot dengan laki2 lain selain dia.

"Aaaaahhh... Jooooonnn..." suara rintihanku mulai terdengar.

Rambutku yang panjang itu menjadi acak2an akibat gerakan liarku karena cumbuan Joni. Joni terus merangsangku. Joni mencium lembut leherku sambil tangannya meremas2 dengan gemas susuku dari balik kaos yang aku pakai.

"Lo gak pakai BH ya Sus?" tanya Joni ketika tangannya dapat merasakan langsung kelembuatan kedua susuku dari balik kaosku tersebut.

"Udah gue copot di toilet restoran saat kita makan tadi. Biar lo mudah meremasnya” jawabku sambil tersenyum nakal pada Joni.

Joni pun lalu membuka kaos yang aku kenakan. Dan begitu kaos itu lepas, maka susuku yang besar itu langsung menyembul. Lalu Joni kembali meremas2 kedua susuku tersebut dan memilin2 pentilnya. Aku pun menjadi terangsang akibat ulah Joni tersebut.

“Ooooohhh... Jooooonnn... terus remas2 susu gue” kataku manja.

Dari kedua susuku, tangan Joni beralih menuju pahaku. Dielus2nya paha mulusku tersebut. Elusan tangan Joni terus merambat menuju pangkal pahaku menerobos rok span yang aku kenakan. Begitu tangan Joni sampai di selangkanganku, aku merenggangkan kedua kakiku, sehingga tangan Joni semakin mudah menerobos sela2 di pangkal pahaku tersebut.

Saat ini aku pakai CD g-string dengan bagian depannya yang sangat minim yang hanya mampu menutupi celah nonokku saja. Sehingga saat tangan Joni meraba daerah nonokku, maka dia langsung dapat merasakan bulu2 jembutku yang lebat yang berhamburan di kanan, kiri dan atas CDku. Dengan penuh nafsu Joni menggosok2 belahan nonokku dari luar CDku. Kemudian Joni pun mulai memasukkan jari tengahnya ke dalam liang nonokku yang sudah sangat basah tersebut.

“Nonok lo udah basah banget. Kamu udah nafsu ya Sus?” kata Joni sambil mengocok jarinya di liang nonokku

“Akhirnya aku dapat ngentot sambil mendengarkan deburan ombak” lanjut Joni dengan bersemangat terus merojok liang nonokku dengan jarinya.

“Ssssshhh... Ooooohhh... Jooooonnn... Buruan entoti gue... Ssssshhh... Aaaaahhh...” rintihku

“Gue dah nafsu banget ingin dientot lagi sama kontol kamu. Uuuuuhhh... Aaaaahhh...” ujarku sambil merintih merasakan kocokan jari Joni di liang nonokku.

Dengan penuh nafsu, aku kembali melumat bibir Joni. Sambil tetap berciuman, aku berusaha membuka celana Joni. Karena posisi kami masih dalam posisi berdiri, maka dengan mudah aku dapat menarik celana Joni hingga turun sampai sebatas lututnya. Kemudian tanganku merogoh ke dalam CD Joni dan langsung mengurut2 batang kontolnya. Joni membiarkan aku mengurut2 batang kontolnya sehingga kontol Joni yang besar dan panjang itu makin tegang dan keras.

"Nih kontol besar banget" kataku

“Bikin gue ketagihan“ lanjutku

"Pastas saja, baru juga disodok minggu kemarin, dah gatal minta disodok lagi” jawab Joni.

"Bagaimana dengan Sinta?" tanyaku sambil terus mengurut2 batang kontol Joni

“Dia pasti puas sekali menikmati kontol besar lo” kataku.

"Mana gue tahu? Sampai saat ini gue belum pernah ngentot dengan dia” jawab Joni

“Ya sudah, sekarang kamu nikmati aja ngentot dengan aku sambil membayangkan kamu sedang ngentot dengan Sinta" kataku sambil menarik tubuh Joni menuju tempat tidur.

Di pinggir tempat tidur dengan posisi masih dalam keadaan berdiri, Joni berusaha membuka rok spanku. Begitu resleting rok spanku tersebut terbuka, Joni pun menarik turun rok spanku tersebut sekaligus CDku. Kemudian direngkuhnya tubuhku yang sudah dalam keadaan telanjang bulat tersebut sambil mencium bibirku. Dengan masih saling berciuman, Aku pun berusaha membuka CD Joni lalu sambil melepaskan ciuman bibir Joni di bibirku, aku buka baju Joni. Dalam sekejap kini kami berdua sudah sama2 telanjang.

Joni mencium keningku dengan kedua tangannya berada di kedua susuku. Aku terpejam menikmati ciuman dan remasan tangan Joni tersebut. Perlahan2 ciuman Joni turun ke pipi dan akhirnya mendarat di bibirku.

Napasku semakin menderu. Kini kami berdua terlibat dalam aksi saling cium. Kemudian Joni mengarahkan mulutnya ke leher, pundak, lalu turun kembali ke susuku yang pentilnya sudah semakin mencuat. Joni pun memainkan lidahnya di pentil susu kananku kemudian berpindah ke pentil susu kiriku. Kedua pentilku pun sudah semakin keras.

“Hhhmmmmm... Sluuuuurp... Sluuuuurp... Hhhmmmmm...” mulut Joni dengan rakusnya menjilati susuku dan mengisap2 pentilku.

“Aaaaahhh... Jooooonnn... enaaaaak... Ssssshhh... Aaaaahhh... Iya Jon, begitu. Aaaaahhh... enaaak... Uuuuuhhh... lo jilat terus susu gue. Iya terus sedot pentil gue. Ssssshhh... Aaaaahhh...” erangku.

Napasku semakin terengah2 karena nafsuku yang sudah berkobar2. Joni terus menjilati susuku dan mengisap2 pentilku. Kemudian jilatan Joni turun ke perut dan menjilati pusarku.

“Aduh Jon, geli. Uuuuuhhh... Hhhmmmmm...” tubuhku menggelinjang menahan geli akibat pusarku yang diciumi dan dijilati oleh Joni.

Sambil menjilati pusarku, tangan Joni mulai menggosok2 bukit nonokku.

“Hhhmmmmm... Sus, jembut lo bikin gue tambah nafsu” kata Joni sambil mengelus2 jembutku.

Karena aku sudah sedemikian terangsangnya, maka nonokku pun sudah sangat basah oleh lendir birahi. Jemari Joni menyentuh belahan nonokku yang sudah basah oleh lendir birahiku. Kemudian jari tengah Joni dimasukkan ke liang nonokku. Dia tekan dan putar2 ujung jarinya di dalam liang nonokku tepat di belakang itilku. Kontan tubuhku gemetar menahan rasa nikmat yang menjalar dari ujung kepala hingga ke ujung kakiku.

Joni terus mengorek2 dengan penuh perasaan liang nonokku tersebut sambil jempolnya menggesek2 itilku. Pahaku semakin aku buka mengangkang lebar2 supaya Joni lebih mudah lagi mengakses seluruh bagain nonokku.

Joni mencabut jemarinya kemudian dibauinya. Aku yakin dia pasti dapat mencium bau khas nonokku yang sudah sangat basah oleh lendir birahiku, seiring dengan nafsuku yang semakin meninggi. Nonokku kini telah benar2 sudah sangat basah oleh lendir birahiku.

“Sus makin basah aja nonok lo. Dah pingin banget dientot ya” goda Joni. Aku tidak menjawab perkataan Joni. Aku hanya mengerang keenakan seiring dengan semakin cepatnya gesekan jari Joni di itilku.

Mulut Joni kemudian menuju belahan nonokku. Dia mengulas2 bulu2 jembut yang menutupi bukit nonokku lalu lidah Joni menggantikan fungsi jarinya mengerjai itilku. Joni menjilati dan menyedot2 itilku yang sudah semakin bengkak. Sesekali dia masukkan lidahnya ke dalam liang nonokku dan kemudian lidahnya mengorek2 liang nonokku.

“Aaaaahhh... Jooooonnn... Geliiiiii... tapi nikmaaat.. Terus Jon isap itil gueee... jilat nonok gueee... Iya gitu, masukin lebih dalam lagi lidah lo, Jon. Iyaaa... iyaaa... benar begituuu... remas susu gue, Jon. Aaaaahhh... Jooooonnn... Ssssshhh... pilin2 pentilnya, Jon. Aaaaahhh... nikmaaat... Jooooonnn...” Eranganku semakin keras saat mulut Joni mengerjai belahan nonok dan itilku, sementara tangan Joni meremas2 kedua susuku dan memilin2 pentilku.

Aku semakin tidak dapat menahan nafsuku setelah terus menerus titik sensitif di tubuhku mendapat rangsangan dari Joni.

“Ooooohhh... Jooooonnn... gue udah gak tahan ingin segera lo entot. Masukin kontol lo ke lianng nonok gue sekarang Jon!!!” Aku meminta agar Joni segera memasukkan kontolnya ke dalam liang nonokku.

Namun Joni masih belum mau memasukkan kontolnya ke dalam liang nonokku. Justru dia masih terus merangsang nafsu birahiku lebih tinggi lagi. Lidahnya terus menjilati itilku sehingga kembali aku mendesah keenakan.

“Ssssshhh... Ooooohhh... Enak bangeeet... Jooooonnn... Pakai mulut aja nikmatnya udah kayak begini, apalagi kalo disodok pake kontol gede lo, pasti lebih enak lagi. Ayo Jon, entot nonok gue. Gue udah gak tahan” Aku terus merengek2 minta segera dientot oleh Joni.

Bukannya segera ngentoti nonokku degan kontolnya, Joni malah menyodorkan kontolnya di depan mulutku. Ternyata dia ingin kontolnya aku sepongi.

“Sus, sepongin kontol gue dong?” pinta Joni sambil mendekatkan kontolnya lebih dekat lagi ke mulutku.

Susi segera menggenggam batang kontol Joni yang sudah sangat tegang dan keras tersebut dan kemudian aku masukkan kontol besar tersebut ke dalam mulutku.

Aku kulum batang kontol Joni sambil lidahku mengulas2 kepala kontolnya di dalam mulutku. Joni mendorong kontolnya keluar masuk di mulutku. Tidak hanya kontol Joni yang aku isap, namun kedua biji pelirnya pun tidak luput dari isapan mulutku. Aku terus mengemut dan menyedot2 kepala kontol Joni dengan mulutku sambil mengocok2 lembut batang kontolnya dengan tanganku. Joni pun hanya mengerang keenakan.

“Ssssshhh... Suuuuusss... aduuuuuhhhh... diemut bibir lo aja nikmat, apalagi kalo diemut nonok lo” kata Joni.

Aku melepas emutan kontol Joni dari mulutku.

"Burun Jon entoti gue. Gue udah nggak tahan Jooooonnn..." bisikku lirih.

”Gue udah pingin ngerasain kontol lo keluar masuk liang nonok gue. Sekarang Jooooonnn... Aaaaahhh... sekaaaraaang...!!!" pintaku terus merengek.

Matanya menatap sayu. Badanku menggeliat2 menahan gejolak nafsu birahiku yang kian membara. Joni tersenyum, kemudian dia memposisikan tubuh bawahnya di antara kedua pahaku, lalu mengarahkan kontol gede itu ke belahan nonokku.

Aku membantu membimbing kontol Joni agar tepat di mulut liang nonokku. Ketika kepala kontol Joni kurasakan sudah pas di mulut liang nonokku,

“Ayo Jon, kamu dorong kontol lo pelan2” perintahku dan lalu Joni pun menekan kontolnya perlahan2 masuk ke dalam liang nonokku.

Sleeeeeppp...

“Aow!!! Pelan2 Jooooonnn... Ssssshhh... Ooooohhh...” Aku merintih ketika kepala kontol Joni mulai menelusup masuk membelah bibir nonokku.

Bleeeeesss... Perlahan2 Joni menekan kembali kontolnya masuk lebih dalam lagi di liang nonokku.

Sesenti demi sesenti kontol Joni melesak masuk ke dalam liang nonokku. Sepertinya Joni sengaja memperlambat gerakan kontolnya agar aku bisa lebih menikmati gesekan kontolnya yang sedang mengisi liang nonokku.

“Aaaaahhh... Jooooonnn... enaaak... Jooooonnn... kontol lo gede banget. Ssssshhh... Aaaaahhh... enaknya kontol looooo... liang nonok gue penuh ama kontol lo Jooooonnn...” aku terus merintih dan mendesis. Nikmat banget rasanya dinding liang nonokku digesek kontol Joni yang besar dan keras itu.

Joni semakin menekan kontolnya. Separo kontolnya sudah terbenam di liang nonokku. Aku merasakan kepala kontol Joni yang terbenam di liang nonokku tersebut menggesek lembut dinding2 liang nonokku.

"Ooooohhh... Jooooonnn... nikmaaaaat... Jooooonnn... Ssssshhh... Aaaaahhh... enak banget kontol lo Jooooonnn... Ayo Jon, Tekan lebih dalam lagi!!!!" Aku kembali merintih lirih disertai desisan panjang.

Dengan tenang Joni menekan kontolnya lebih dalam lagi seperti yang aku kehendaki. Perlahan tapi pasti kontol Joni melesak semakin dalam di liang nonokku. Kemudian dengan satu hentakan yang kuat, seluruh kontol Joni amblas di liang nonokku. Dalam banget sehingga kontol Joni mentok sampai ke dasar liang nonokku menembus rahimku. Hal itu membuat liang nonokku menegang dan mengejut2 menjepit kontol Joni yang ada di dalam liang nonokku.

“Ssssshhh... Jooooonnn... Aaaaahhh...” erangku

“Aduuh... Suuuuusss... empotan nonok lo nikmat banget” kata Joni sambil mendiamkan sebentar kontolnya di liang nonokku menikmati empotan liang nonokku.

Kemudian Joni mulai menggerakkan pinggulnya naik turun sehingga kontolnya keluar masuk liang nonokku. Nonokku yang sudah sangat basah dan licin tersebut, memudahkan gerakan kontol Joni yang keluar masuk liang nonokku.

Joni terus mengeluarmasukkan kontolnya di liang nonokku, seiring dengan gerakan maju mundur pantatnya.

"Gimana Sus?" tanya Joni dengan nada menggodaku.

"Ssssshhh... Edan enak sekali, Jon. Aaaaahhh... enaaaaakkk!!!!" jeritku merasakan gesekan yang ditimbulkan dari gerakan keluar masuk kontol Joni yang besar tersebut di liang nonokku.

"Ada yang lebih enak lagi. Nih lo rasain" kata Joni sambil memutar2 kontolnya di dalam liang nonokku lalu menggoyang2kan ke kiri dan ke kanan. Sesekali dia kedut2kan kepala kontolnya yang sudah membengkak tersebut.

"Aduuuuuhhh... Iyaaa... Jooooonnn... lebih enaaaaakkk... Ssssshhh... Aaaaahhh... teruuuuusss... Jooooonnn..." jawabku sambil mengerang nikmat.

Tanpa sadar aku pun mengimbangi gerakan Joni dengan memutar2 sambil menggoyang2kan patatku, mengiringi sodokan kontol Joni di liang nonokku. Akibat gerakan tersebut dinding liang nonokku seperti meremas2 dan memijit kontol Joni yang ada di dalam liang nonokku.


POV Joni

Aku terus menarik dan menekan kontolku keluar masuk berkali2 di liang nonok Susi. Makin lama gerakanku semakin cepat. Susi kembali terengah2. Beberapa butir keringat nampak meleleh di kening Susi. Dalam kondisi seperti itu wajah Susi masih terlihat cantik. Gerakan keluar masuk kontolku makin cepat. Mulut Susi menganga.

"Enak Jon. Ooooohhh... enak sekaaaliiiii... Ssssshhh... Aaaaahhh... Gueee... Gue dah mo keluuuaaarrr... Ooooohhh... Jooooonnn... Ssssshhh... Jooooonnn..." erang Susi.

"Lo dah mo keluar ya Sus?" tanyaku

"Iya Jon!!! Sodok yang kuat!!! Terus lebih cepat lagi Jon!!! Ssssshhh... Ooooohhh...” jawab Susi sambil terus merintih.

Aku pompa kontolku semakin cepat keluar masuk liang nonok Susi. Susi mengimbangi gerakan naik turun pantatku tersebut dengan mengangkat pantatnya menyambut sodokan kontolku.

"Apa lo juga udah mo... Aaaaahhh...!!!" Susi tak sempat melanjutkan kata2nya karena aku menekan kontolku lebih dalam lagi di liang nonok Susi dan kemudian mengejut2kan kepala kontolku di dalam liang nonoknya.

Kami berdua saling merengkuh kenikmatan.

"Lo ganas amat sih Jon!!!" celetuk Susi di sela2 gerakankan dan goyangan pantatnya.

"Gue nafsu banget, Sus. Gue juga dah lama gak ngentot. Lagian empotan nonok lo nikmat banget. Hhhmmmmm... Ssssshhh... Ooooohhh... " giliran aku yang kini mendesis merasakan enaknya empotan nonok Susi sambil terus memompa kontolku keluar masuk liang nonoknya.

“Jooooonnn... Aaaaahhh... Gue keeeluuuaaarrr...!!!” teriak Susi. Matanya melotot. Tubuhnya gemetar. Liang nonoknya mengejut2 dengan kuat dan menjepit kuat batang kontolku.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan hangat menyembur dari dalam liang nonoknya membasahi kontolku.

Dalam waktu yang hampir bersamaan aku pun merasakan bahwa aku juga akan mencapai ejakulasiku.

“Nikmat sekali Suuuuusss... Aaaaahhh...!!! Gueee... jugaaa... keeeluuuaaarrr...!!!“ aku menjerit dan menancapkan kontolku dalam2 di liang nonok Susi.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Pejuhku nyemprot banyak sekali di dalam liang nonok Susi. Beberapa kali pejunya menyemprot semakin memenuhi liang nonok Susi.

Tubuh kami berdua menggelosoh lemah bermandikan keringat. Susi terkulai lemas, sambil memelukku.

“Sus, enak banget ngentot sama lo. Puas banget gue ngentoti lo” pujiku di sela deru napas yang masih ngos2an.

“Gue juga nikmat Jon. Kontol lo gede banget. Gue gak akan nolak, kapan pun lo ingin ngentoti gue” jawab Susi.

===000===


Bersambung...
 
Terakhir diubah:

POV Joni

Setelah badai birahi kami berdua mereda, aku mencabut kontolku dari dalam liang nonok Susi. Kontolku berlumuran cairan pejuhku yang bercampur dengan cairan orgasme Susi.

Kemudian aku pun bergegas ke kamar mandi yang ada di kamar hotel tersebut. Dengan toilet shower yang ada di dekat kloset, aku bersihkan sisa2 cairan yang ada di kontolku dan mencucinya. Lalu aku nyalakan shower.

Saat aku mengguyur seluruh badanku dengan air hangat yang mengucur dari shower, Susi pun menyusulku ke kamar mandi, duduk di kloset dan dari nonoknya memancar air kecingnya. Setelah air kecingnya berhenti memancar, dia pun langsung cebok. Tak ketinggalan dia pun juga membersihkan nonoknya dari pejuhku yang bercampur dengan cairan orgasmenya. Selesai dari kloset, dia pun berdiri di sampingku dan gantian dia yang mengguyur badannya dengan air hangat dari shower.

“Jon, tolong lo gosokin punggung gue” perintah Susi.

Saat aku menggosok punggungnya. Birahiku kembali mulai naik, apalagi saat aku mengelus punggung Susi, mulai dari bahu, punggung sampai ke pinggang. Aku bener2 melihat betapa mulusnya kulit tubuhnya tersebut. Tanpa sadar, tanganku pun sudah sampai pada bagian pantat Susi. Aku remas2 pantat Susi yang bulat dan besar tersebut.

Ternyata hal itu membangkitkan birahi Susi.

“Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...” terdengar desahan keluar dari mulut Susi.

Lalu tiba2 Susi membalikan tubuhnya dan mendekap erat tubuhku hingga kedua susunya menempel erat di tubuhku. Setelah tubuh kami saling berhadapan, kami pun langsung berciuman di bawah guyuran air hangat yang terpancar dari shower.

Sambil berciuman, tanganku pun mulai berpindah dari pinggang naik ke susu Susi dan langsung meremas2 kedua susunya dan memilin2 pentilnya. Susi pun mulai memindahkan tangannya dari punggungku turun ke pantatku dan meremas2nya.

Sepertinya Susi tidak puas kalau hanya tanganku yang meremas2 susunya, sambil tangan kirinya menekan kepalaku, tangan kanannya menyorongkan pentilnya ke mulutku. Ditekannya susunya ke dalam mulutku. Aku lahap susu Susi tersebut dan aku pun mengisap2 susunya, kiri dan kanan silih berganti. Tak ketinggalan kedua pentilnya juga aku sedot2.

“Aaaaahhh... Jooooonnn... iyaaa... sedot pentilkuuu... Uuuuuhhh... jiiilaaat... teruuus... susukuuu... Aaaaahhh... nikmaaat...” erang Susi sambil tangannya memegang kepalaku dan meremas2 rambutku.

Sambil menjilati susu Susi dan mengenyot2 pentilnya, jari tengahku kumasukkan ke dalam liang nonoknya yang terasa licin oleh lendir birahinya. Jariku aku kocok keluar masuk liang nonok Susi dan sesekali aku tekan dan putar di dalam liang nonoknya tersebut.

“Enaaak... Uuuuuhhh... enaaak.. Jooooonnn... Iyaaa... teruuus... Jooooonnn... isap susu gueee... Uuuuuhhh... enaaak... aduuuh... Jooooonnn... Iyaaa... betul di situuu... tekaaan... putaaar... di siiituuu... Uuuuuhhh... enaaak... di situ.. terus.. jangan berheeentiiii.. Uuuuuhhh... Jooooonnn...” Susi terus rintih mendapatkan kenikmatan dari jilatan dan isapan lidah dan mulutku di susu dan pentilnya serta rojokan jariku di liang nonoknya.

Setelah puas menjilati susu Susi dan mengenyot2 pentilnya, sambil berjongkok jilatanku turun ke perutnya dan aku jilati pusarnya. Setelah dari perut, akhirnya mulutku tepat di depan nonok Susi.

Ada aroma khas tercium olehku. Susi pun membuka kedua pahanya, dan tampaklah belahan nonoknya yang merah merekah berkilauan akibat basah oleh lendir birahinya. Pemandangan tersebut semakin membuat gairahku bergelora.

Perlahan kujilati daerah sekitar nonok Susi, mulai dari paha bagian dalam, terus ke lipatan pahanya dan berakhir di bibir luar nonoknya. Sesekali aku sedot2 bibir luar nonoknya tersebut.

“Uuuuuhhh... Aaaaahhh...” Akibat ulahku itu, Susi sedikit mengerang.

Kusibakkan bibir luar nonok Susi tersebut dan kujilati bagian dalamnya. Saat lidahku kusapukan ke atas, kurasakan tonjolan itilnya yang besar tersebut. Kuisap kuat2 dan kumainkan dengan lidahku.

Seterusnya sambil menjilati itil Susi, jariku mulai menyusup ke dalam liang nonoknya yang sudah basah dan hangat. Jariku mulai leluasa bergerak keluar masuk liang nonoknya karena liang itu sudah licin. Ketika jariku semakin cepat dan lidahku semakin liar, Susi pun mulai menggelinjang2.

“Aaaaahhh... Jooooonnn... Hhhmmmmm... Aaaaahhh... Iyaaa... Jooooonnn... jilat teruuus... Hhhmmmmm... sedot itil gueee... Aaaaahhh... tekan lagi di situuu... Iyaaa... Jooooonnn... edan nikmat bangeeet... teruuus... Aaaaahhh... Gue bentar lagiii... mo keluuuaaarrr!!!” teriak Susi. Gelinjang tubuhnya semakin liar dan pantatnya bergoyang2 menggerus mulutku dengan kuat dan lendir birahinya pun semakin banyak keluar membasahi nonoknya.

Mendengar erangan Susi tersebut, aku pun semakin menggila menjilati itilnya dengan lidahku dan merojok liang nonoknya dengan jariku. Kemudian tubuh Susi mengejang. Tangannya menarik rambutku, sementara pahanya menjepit erat kepalaku, dan kurasakan denyut2 liang nonok Susi di jariku yang ada di dalamnya.

“Aaaaahhh... aduuuh... Jooooonnn... Gueee... keluuuaaarrr...!!! Aaaaahhh... Gueee... keluuuaaarrr... Jooooonnn...!!! Aaaaahhh... Jooooonnn...!!!” Susi menjerit keras.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Kurasakan cairan hangat membasahi jariku. Cairan tersebut aku jilati dan aku telan masuk ke dalam mulutku. Tubuh Susi mulai melemas dengan napas yang masih terengah2. Jepitan pahanya pun mulai mengendor. Aku berdiri dan kusodorkan jariku yang masih berlepotan cairan orgasmenya ke mulut Susi. Dengan serta merta dia pun menjilati jariku.

Kemudian Susi jongkok, wajahnya tepat di depan kontolku yang besar tersebut. Tanpa kusuruh dia pun mengisap kontolku yang sudah mengeras

“Gantian Jon, gue isapin kontol lo. Gue ingin sepongin kontol lo” kata Susi sambil menggenggam kontolku dan memasukan kontolku kemulutnya.

Sluuuuurp... Sluuuuurp... Sluuuuurp...

“Hhhmmmmm... enaaak... bangeeet... Jooooonnn... Hhhmmmmm... kontol lo enaaak... Jooooonnn... Hhhmmmmm...” Suara yang keluar dari mulut Susi, sambil semakin kencang mengocok dan meyedot2 kontolku

“Aaaaahhh... Suuuuusss... enaaak... Suuuuusss... Ssssshhh...” kataku gelagapan sambil mendesah

“Jooooonnn... kontol lo bikin gue bener2 ketagihan. Gue udah gak tahan lagi, pingin menjepit kontol lo di liang nonok gue. Jooooonnn... Gue udaaah... gak tahan ngeliat kontol lo ngaceng sebesar ini. Ayo masukkan Jooooonnn...” kata Susi sambil mengocok2 kontolku yang tegang dan keras tersebut sambil sesekali di masukkan ke dalam mulutnya.

"Ooooohhh... Enaaak... Suuuuusss... Aduuuh... Suuuuusss... Enak baaangeeet... Ooooohhh... Suuuuusss..." kataku sambil membelai rambut Susi yang halus dan lembut.

"Siapa pun yang akan menjadi istri lo nanti, pasti bahagia dan puas banget. Habisnya kontol lo besar gini" kata Susi melepaskan kontolku.

Susi bangkit dari posisi jongkoknya. Sambil berpegangan pada dinding kamar mandi dia bungkukkan badannya sehingga posisinya sedikit menungging.

“Ayo Jon!!! Gue udah ingin dientot lagi sama lo. Kontol Jooooonnn... Gue mau kontol lo Jooooonnn...” kata Susi memohon untuk segera aku entot sambil pantatnya yang bulat berisi digoyang2kannya menggodaku.

Aku segera berdiri di belakang Susi, dengan sedikit membungkuk aku arahkan kontolku tepat di liang nonoknya. Perlahan2 aku menusukkan kontolku masuk ke dalam liang nonok Susi. Aku melakukannya dengan segenap perasaanku. Gesekan kontolku dengan dinding liang nonok Susi kurasakan begitu nikmat.

"Kontol lo bener2 enaaak... Jooooonnn... Bikin gue ketagihan dientot sama kontol lo. Liang nonok gue terasa penuh baaangeeet... Ooooohhh... enak banget Jooooonnn..." kata Susi menikmati sodokan kontolku yang pelan dan berirama, menggesek lembut dinding liang nonoknya.

“Iya Sus. Liang nonok lo juga sempit Suuuuusss... Enaaak... baaangeeet Suuuuusss..." Desahku sambil mulai mempercepat sodokan kontolku.

“Bukan liang nonok gue yang sempit tapi kontol lo yang kegedean. Sodok yang kenceng Jooooonnn... Entotin nonok gue. Ooooohhh... enaaak... Jooooonnn... Kontol lo enaaak Jooooonnn... Aaaaahhh..." Susi balas mengerang.

Dengan penuh nafsu, aku semakin mempercepat pompaan kontolku keluar masuk liang nonok Susi.

Plok... Plok... Plok... Suara benturan kelamin kami berdua.

"Aaaaahhh... Uuuuuhhh... Sodok yang keras Jooooonnn... Sodok teeeruuuuusss... Entotin nonok gue lebih keras lagi Jooooonnn... Aaaaahhh...!!!" racau Susi.

Plok... Plok... Plok...

Aku menggerakkan pinggulku semakin liar, tusukan demi tusukan kontolku menghujam liang nonok Susi dalam2. Membuat tubuh Susi sampai terdorong ke depan.

"Ooooohhh... Iyaaa... begitu sayang.... Teruuus... Entot yang keras... Ooooohhh... Uuuuuhhh... Nikmatnya kontol lo Jooooonnn..." erang Susi yang terus terdengar seiring dengan kenikmatan yang semakin besar dia rasakan.

“Aaaaahhh... Suuuuusss... Uuuuuhhh... jepitan nonok lo juga enaaak... bangeeet... Ooooohhh... ” aku pun juga mendesah.

Dengan sekuat tenaga aku semakin gencar memompa liang nonok Susi dengan kontolku. Gerakan pinggulku semakin cepat dan lebih cepat. Tubuh Susi pun terayun2 pasrah menerima sodokan2 kontolku yang semakin cepat.

"Iyaaa... iyaaa... enak Jooooonnn... Enaaak... baaangeeet... Teruuus... Jooooonnn... Entot nonok gue teruuus... Oooohhh.... Iyaaa Jon teruuus... Lebih kenceng lagi... Lebih kenceng lagi Jooooonnn... Ooooohhh... Jooooonnn... Ampuuun... Gue bener2 mau keluuuaaarrr...!!!" rintih Susi

"Tahan Suuuuusss... kita keluar bareeeng...!!!" sahutku

"Ayooo... Jooooonnn... Gue udah gak kuat lagi...!!!" Erang Susi. Sepertinya dia benar2 sudah gak kuat lagi menahan gelombang orgasmenya yang akan datang.

"Guuueee... keeeluuuaaaaarrr... Jooooonnn...!!!!!" Susi pun akhirnya berteriak kencang.

"Kita keluar bareng Suuuuusss... Aaaaahhh... gue juuugaaa... keluuuaaarrr...!!!" teriakku tak kalah kerasnya.

Tubuh kami berdua kelojotan seolah terkena arus listrik ribuan volt. Saking puasnya, mata Susi merem melek dengan mulutnya menganga. Tubuh Susi bergetar hebat. Seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... cairan orgasmenya menyembur dari dalam liang nonoknya.

Sementara itu crooooottt... crooooottt... crooooottt... crooooottt... crooooottt... tidak kurang dari 5 kali pejuhku menyemprot di dalam nonok Susi.

Sambil mengatur napasku yang masih terengah2, tubuhku ambruk menimpa tubuh Susi. Kami terdiam sembari menikmati puncak kenikmatan dari kelamin masing2. Setelah itu, hening.

Kemudian, aku pun mencabut kontolku dari dalam liang nonok Susi. Susi membalikkan tubuhnya, mendekatkan wajahnya ke hadapan wajahku, dan dia mencium bibirku dengan mesra. Kubalas ciuman Susi tersebut dengan mesra pula.

“Terima kasih Jon, enak sekali barusan” kata Susi sambil tersenyum. Aku pun membalas senyumannya.

“Sus, lo laper ya?” tanyaku.

“Ya udah. Sekarang kita mandi. Tar selesai mandi kita cari makan sama2. Lagian udah gatel nih badan gue” ajakku dan kami pun berdua mandi bareng di bawah guyuran shower.

Susi pun menyetujui usulanku. Badannya masih terlihat lemas. Mungkin akibat tenaganya yang terus terkuras dalam permainan penuh nikmat yang barusan dia dan aku jalani bersama.

Dan karena tubuh Susi terlihat sangat lemah dan kurang bertenaga, maka aku pun memandikannya. Aku sabuni tubuhnya. Aku perlakukan Susi layaknya seorang anak kecil. Susi hanya diam sambil tersenyum. Sesekali kami pun iseng2 saling menyentuh bagian2 tubuh sensitif kami masing2. Selesai memandikan Susi, aku pun segera menyabuni tubuhku dan menyelesaikan mandiku.

Setelah selesai mandi, kami pun keluar dari kamar mandi secara bersamaan sambil berpelukan. Kami hanya memakai handuk yang menutup tubuh kami dari dada sampai pangkal paha. Kemudian Susi mengganti handuk yang menutupi tubuhnya dengan kimono yang ada di dalam lemari hotel. Lalu Susi berjalan menuju sofa yang ada di kamar hotel.

===000===


POV Susi

“Jon, nikmat banget deh, gue sampe lemes” kataku.

“Ya udah lo istirahat aja, aku mo cari makan dulu” kata Joni sambil berpakaian dan meninggalkan aku sendiri di kamar hotel. Aku berbaring di ranjang, ngantuk sampe ketiduran lagi.

Joni membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yang sudah dibelinya.

“Sus, malem ini kita tidur di sini aja ya, gak papa kan?” tanya Joni

“Gak papa kok Jon. Gue sudah biasa gak pulang. Tinggal telepon orang rumah ngasih tahu kalau aku nginep di rumah temen. Lagian gue masih ingin dientot lagi lo” jawabku. Sebentar kemudian aku telepon ke rumah ngasih tahu kalau aku nginep di rumah temen. Selesai telepon kami pun menikmati makanan yang dibeli oleh Joni.

Sehabis makan dan beristirahat langsung aku mengajak Joni kembali lagi ke ranjang dan tubuh kami berdua pun rebah di atas ranjang. Kami langsung berpagutan lagi, Joni pun sangat bernafsu meladeni ciumanku. Joni mencium bibirku, kemudian dibukanya kimono yang menutupi tubuhku hingga aku pun kembali telanjang.

Lidah Joni menjalar menuju ke susuku dan dikulumnya pentilku. Ciuman Joni terus turun menuju ke perutku dan dia menjilati pusarku hingga aku menggeliat menerima rangsangan yang terasa nikmat tersebut.

“Aaaaahhh... Jon enak sekali” erangku dengan napas terengah2.

Dari perut, mulut Joni bergerak lebih turun lagi hingga tepas di depan nonokku. Tanpa membuang2 waktu lagi, Joni langsung melumat itilku. Itilku dijilatinya, dikulum2, sehingga aku semakin terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat lagi ke mulut Joni. Dia pun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam nonokku yang sudah dibukanya dengan kedua tangan. Namun disaat aku sudah hampir mencapai puncak, dia menghentikannya.

Dengan cepat Joni membuka semua pakaiannya hingga dia pun kini dalam keadaan telanjang. Kemudian dia telentang di atas ranjang dan memintaku telungkup di atas tubuhnya dengan kepalaku tepat di atas kontolnya.

Aku tahu, Joni memintaku untuk mengoral kontolnya. Aku jilati kepala kontol Joni lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutku dari atas. Sementara itu Joni menjilati belahan nonok dan itilku lagi dari bawah. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan, maka aku pun memintanya untuk segera menancapkan kontolnya di liang nonokku.

“Cepet masukin Jooooonnn... Ooooohhh... cepet masukin kontol lo” pintaku

Kemudian Joni pun menelentangkanku, pahaku dikangkangkannya. Sebelum dia memasukkan kontolnya ke dalam liang nonokku, agar mendapatkan kenikmatan yang maksimal, aku ganjal pantatku dengan bantal.

“Biar masuknya lebih dalem Jon. Biar gue lebih ngerasa enaknya” kataku.

Kontol Joni digesek2kannya di celah nonokku yang sudah basah oleh lendir birahiku dan air liur Joni akibat jilatan pada itilku barusan.

“Ayo Jon cepetan!!! Gue udah gak tahan lagi” pintaku lagi dengan bernafsu.

“Lo udah nafsu banget ya Sus. Tahan gue entot sekarang” ujar Joni

Dengan pelan tapi pasti Joni memasukkan kontolnya ke dalam liang nonokku.

“Pelan2 Jon. Habisnya kontol lo gede banget. Aaaaahhh...” lenguhku sambil merasakan kontol Joni yang besar melesak masuk ke dalam liang nonokku. Joni terus mendorong kontolnya dengan pelan hingga akhirnya seluruh kontolnya masuk di dalam liang nonokku.

”Aaaaahhh... Jooooonnn... kontol lo mentok di nonok gue Uuuuuhhh... Hhhmmmmm... Aaaaahhh...” kataku sambil mendesah2. Tanganku mencengkeram lengan Joni dan kepalaku menengadah ke atas dengan mata terpejam menahan nikmat.

Lalu Joni mulai menarik pelan2 kontolnya dari dalam liang nonokku dan dimasukkan lagi kontolnya sedalam mungkin di liang nonokku. Terasa kontolnya menancap dalem sekali di liang nonokku.

Setelah dua... tiga... kali kontolnya keluar masuk liang nonokku, Joni mulai mempercepat pompaan kontolnya di liang nonokku. Semakin lama pompaan kontol Joni semakin cepat dan dengan kuat dia sodokkan kontolnya ke dalam liang nonokku. Begitu seterusnya. Kontol Joni semakin cepat dan bertambah cepat keluar masuk liang nonokku.

“Terus Jon!!! Lo genjot yang cepat, Jon. Gue dah mo keluar!!! Aaaaahhh... Uuuuuhhh... Enak Jooooonnn... lebih cepat laaagiii...” lenguhku.

Kedua tangan Joni menyelinap ke bawah punggungku. Pantat Joni terus bergerak memompa kontolnya keluar masuk liag nonokku dengan cepat. Sementara itu mulut Joni kini terus menerus melumat bibirku, lidahnya menerobos di dalam rongga mulutku dan bersentuhan terus dengan lidahku. Aku pun menyambut ciuman dan permainan lidah Joni tersebut.

Di bagian bawah tubuhku, aku pun berusaha mengimbangi gerakan keluar masuk kontol Joni di liang nonokku. Aku pun memutar2 pantatku, mengimbangi gerakan naik turun pantat Joni. Aku memutar ke atas saat pantat Joni turun ke bawah dan memutarnya ke bawah saat Joni menarik pantatnya ke atas, membuat dia merasakan sensasi nikmat yang luar biasa.

“Terus goyang Sus, goyangan lo membuat kontol gue enak. Aaaaahhh...” erang Joni sambil meneruskan kembali ciumannya.

“Kontol lo emang luar biasa enaknya, terus genjot nonok gue, Jon. Aaaaahhh... gue mo keluuuaaarrr...!!!” erangku di antara ciuman Joni yang ganas tersebut.

Joni semakin gencar mengeluarmasukkan kontolnya di dalam liang nonokku dan aku pun semakin gila memutar2 pantatku. Hingga akhirnya,

“Aduuuuuhhh... enak Jooooonnn... Aaaaahhh... gueee... keeeluuuaaarrr... laaagiii...!!!” aku teriak kencang sekali seiring dengan orgasme yang aku peroleh kembali malam itu.

Joni segera membalas memeluk tubuhku, dan mencium bibirku. Perlakuan Joni tersebut membuat efek kenikmatan yang menjalar ke sekujur tubuhku menjadi berkali2 lipat. Tubuhku bergetar hebat. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... dari dalam liang nonokku menyembur cairan orgasmeku dengan sangat derasnya. Entah sudah berapa kali aku mencapai klimaks kenikmatan malam ini.

Karena Joni belum ejakulasi, maka begitu badai orgasmeku berangsur2 reda, aku balikkan tubuh Joni hingga kontolnya terlepas dari jeitan liang nonokku. Aku mengangkangi tubuh Joni.

“Gantian Jon. Gue yang di atas” kataku sambil memastikan kontol Joni tepat berada tepat di mulut liang nonoknya. Joni memegang pantatku. Kemudian secara perlahan2 aku memasukkan kembali batang kontol Joni ke dalam liang nonokku hingga seluruh batang kontolnya berada di dalam liang nonokku. Aku diamkan sebentar batang kontol Joni tersebut sambil memutar2 pinggulku.

“Uuuuuhhh... Suuuuusss... eeenaaak...” suara rintihan Joni merasakan otot2 dinding liang nonokku menjepit erat dan memijit2 batang kontolnya. Kemudian aku pun melakukan gerakan naik turun.

Plok... .Plok... .Plok... terdengar bunyi kontol Joni dan nonokku yang saling beradu mencari kenikmatan. Tampak Joni memperhatikan dengan seksama susuku yang begitu kenyal, begitu sekal, dan begitu besar, bergerak2 naik turun seirama dengan gerakan naik turun pantatku. Sedangkan aku menggigit bibir bawahku dan mencoba menahan agar tidak keluar lebih cepat karena dalam posisi seperti ini biasanya aku cepat keluar.

“Aaaaahhh... Aaaaahhh... Aaaaahhh... Jooooonnn... Uuuuuhhh... nikmat banget kontol lo!" desahku sambil memejamkan mataku menikmati sensasi dahsyat saat kontol Joni bergesekan dengan dinding liang nonokku sambil tak henti2nya Joni mengulum susuku, menjilati dan menyedot2 pentilku di mulutku.

Tak butuh waktu lama, tubuhku pun kembali mengejang dilanda orgasme untuk kesekian kalinya. Dalam posisi ngentot seperti ini aku paling gak bisa bertahan lama.

"Gueeee... keluuuaaarrr... laaagiii..!!!" jeritku menyambut orgasme yang sudah kesekian kalinya. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Liang nonokku berkedut2 menyemburkan cairan orgasmeku di dalam liang nonokku.

Joni mencabut kontolnya dari liang nonokku, lalu dia miringkan tubuhku. Dia atur posisiku seperti orang yang sedang meringkuk kedinginan. Kemudian dia berlutut sambil memegangi pantatku, dia berusaha memasukkan kembali kontolnya ke dalam liang nonokku.

Dengan perlahan2 Joni mengoles2kan kepala kontolnya di bibir nonokku. Dan sleeeeeppp... dia pun mulai menyelipkan kontolnya di liang nonokku.

Walaupun kontol Joni sudah mengacak2 liang nonokku sedari tadi, namun tetap saja membuatku merem melek saat liang nonokku mulai tersumbat oleh kepala kontolnya. Dengan perlahan Joni mendorong pantatnya ke depan, sehingga batang kontolnya mulai menyeruak masuk ke liang nonokku. Dalam posisi seperti ini, liang nonokku terasa lebih sempit sehingga aku pun menjerit merasakan nonokku sedikit sakit akibat terlalu besarnya kontol Joni yang sedang masuk ke dalam liang nonokku tersebut.

“Ssssshhh... Ooouuuhhh... besar sekali kontol lo Jooooonnn...” rintihku menahan sakit namun enak.

“Ooooohhh... Edan liang nonok lo terasa lebih sempit Sus” ujar Joni.

Aku terdiam sejenak merasakan antara sakit dan nikmat di liang nonokku akibat sumbatan kontol Joni yang besar tersebut. Seperempat kontol Joni telah terbenam di liang nonokku. Joni yang merasakan nikmat saat kontolnya terjepit dengan ketat oleh liang nonokku merasa tidak sabar, lalu kedua tangannya mencengkram pantatku dan mulai menekankan pantatnya.

Bleeeeesss... perlahan2 kontol Joni mulai menyeruak masuk ke dalam liang nonokku. Aku kembali memejamkan mataku dan menggigit bbir bawahku merasakan nikmatnya gesekan demi gesekan yang terjadi antara kontolnya dengan dinding liang nonokku.

Bleeeeesss... kembali Joni mendorong pantatnya, setengah kontolnya sudah terbenam di dalam nonokku sehingga aku pun semakin merakan nikmat.

“Aduuuh... Jooooonnn... enaaak... Jooooonnn...” aku merintih merasakan kenikmatan kontol Joni yang berkedut2 di dalam liang nonokku.

“Ooooohhh... Suuuuusss... liang nonok lo benar2 enaaak... Hhhmmmmm... gueee... sukaaaa... nonok lo Suuuuusss... Ooooohhh...” kata Joni sambil terus mendorong pantatnya.

Liang nonokku menjepit ketat kontol Joni sehingga saat kontolnya menekan masuk bibir nonokku pun ikut masuk. Aku merasakan nonokku betul2 penuh oleh sumpalan kontol Joni. Sedikit demi sedikit kontol Joni semakin melesak masuk ke dalam liang nonokku.

Dan akhirnya dengan penuh nafsu Joni mendorong pantatnya ke depan, sehingga batang kontolnya tertelan seluruhnya di liang nonokku. Aku mengerang dibuatnya, dinding liang nonokku menempel ketat di kontol Joni dan aku merasakan kepala kontolnya mentok di dalam liang nonokku hingga masuk ke rahimku.

“Aaaaahhh... Jooooonnn... kontol lo enaaak... sekaliiii...!!!” jeritku saat merasakan kontolnya menyentuh dinding rahimku.

“Hhhmmmmm... Aaaaahhh... Suuuuusss... nonok lo Hhhmmmmm... jugaaa... nikmaaat...” desah Joni.

Dengan perlahan2 Joni mulai memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku. Lama2 sodokan kontolnya semakin bertambah cepat, aku pun semakin merintih2 kenikmatan dibuatnya. Liang nonokku yang semakin basah oleh cairan birahi yang terus keluar, membuat kontol Joni semakin lancar keluar masuk liang nonokku.

“Ssssshhh... Ooooohhh... genjot terus Jooooonnn... nikmat sekaliiii... Gue suka kontol lo Jooooonnn... Aaaaahhh...” Tanpa hentinya aku merintih kenikmatan merasakan sodokan demi sodokan kontol Joni di liang nonokku.

Mataku merem melek, tubuhku kelojotan menerima sodokan2 tersebut. Gerakan pantatku pun semakin liar menekan2 mengimbangi sodokan kontolnya. Dan pada saat Joni mendorong pantatnya kuat2 hingga kontolnya amblas sedalam2nya di lubang nonokku, aku tahan pantatnya. Tubuhku mengejang2. Aku meraih orgasmeku kembali. Kepalaku menggeleng2 dan napasku semakin memburu.

“Gueee... keluuuaaarrr... lagiii... Jooooonnn...!!! enak sekaliii... kontol lo sunguh luar biasaaa...!!! Aaaaahhh...!!!” pekikku menikmati orgasmeku.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonokku menyemburkan cairan orgasmeku, dinding liang nonokku berkedut2 kuat seiring dengan semburan itu.

Joni merasakan kepala kontolnya menjadi hangat akibat semburan cairan orgasmeku. Dan dia juga merasakan dinding liang nonokku yang berkedut2, meremas2 kontolnya. Setelah beberapa lamanya, liang nonokku sudah berhenti berkedut, sementara napasku pun sudah beranjak normal kembali.

“Ooooohhh... Suuuuusss... Aaaaahhh... nonok lo nikmaaat... Suuuuusss... enak bangeeet...” Joni melenguh merasakan enaknya liang nonokku yang dengan ketatnya menjepit kontolnya.

“Kontol lo juga enaaak... Jooooonnn... Aaaaahhh... bener2 nikmaaat... Gueee... puaaasss... banget lo entot. Genjot lagi Jooooonnn... Aaaaahhh...” rancauku saat Joni mulai memompa liang nonokku dengan kontolnya.

Joni menggenjot kontolnya dengan cepat, sambil kedua tangannya meremas2 susuku, kadang2 kedua pentilku dia pilin2. Aku betul2 kewalahan menghadapi serangan2nya.

Erangankupun semakin menjadi2, lenguhan dan desahanku semakin kerap terdengar, liang nonokku semakin banjir. Batang kontolnya pun semakin gencar keluar masuk liang nonokku.

Dengan ritme kecepatan keluar masuk kontol Joni tersebut membuat aku merintih2 keenakan. Orgasmeku sudah di ambang pintu, napasku semakin memburu, tubuhku mulai mengejang, pantatku menekan2 kembali saat dia menyodokkan kontolnya agar kontolnya bisa masuk lebih dalam lagi ke dalam liang nonokku. Malam ini aku betul2 terpuaskan merasakan kenikmatan dientot yang belum pernah aku rasakan selama ini.

“Ooooohhh... Aaaaahhh... Ssssshhh... gueee... mau keluuuaaarrr... laaagiii...!!! teruuus... genjot lebih keraaas... Jooooonnn... Aaaaahhh... gueee... gak kuat laaagiii... gueee... keluuuaaarrr...!!!” aku menjerit histeris merasakan kenikmatan dari orgasmeku dan seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... nonokku menyemburkan cairan orgasmeku, membasahi liang nonokku dan kontol Joni yang ada di dalamnya. Liang nonokku semakin banjir.

Kali ini Joni tidak menghentikan pompaan kontolnya saat aku meraih orgasmeku. Aku merasakan kontol Joni mulai berdenyut2 dan itu tandanya pejuhnya sebentar lagi akan nyemprot keluar dari dalam kontolnya.

“Aaaaaaaaaaahhhhh...!!!” Joni melolong saat meraih ejakulasinya.

Dan crooooottt... crooooottt... crooooottt... crooooottt... crooooottt... kontol Joni menyemprotkan pejuh ke dalam liang nonokku. Masih saja pejuhnya banyak sekali yang keluar. Joni menekan kontolnya lebih dalam saat menyemprotkan pejunya dan mendiamkan kontolnya di liang nonokku.

Aku merasakan semprotan2 hangat yang keluar dari kontol Joni membasahi relung nonokku. Aku merasakan terjangan pejunya itu sangat kuat masuk ke dalam rahimku. Tubuh kami sama2 menggelepar saat kami berdua meraih kepuasan. Tubuhku masih mengejang2, aku mengerang dan merintih dan dia pun melenguh keenakan saat kontolnya menyemprotkan pejuhnya, tubuhnya juga menegang.

“Aaaaahhh... Suuuuusss... guee... keluuuaaarrr... juuugaaa... Nonok lo sangat nikmat. Gue suka nonok lo Aaaaahhh... Ssssshhh... enaaak... Suuuuusss...” Joni melenguh menikmati semburan pejunya yang keluar dari kontolnya.

Kami berpelukan dan berciuman sambil menikmati puncak kenikmatan dari persetubuhan kami. Napas kami berdua masih memburu, tubuh kami masih mengejang sampe gejolak birahi kami mereda dan saat batang kontol Joni mulai hilang ketegangannya. Joni menarik keluar kontolnya dan dari liang nonokku mengalir perlahan cairan putih pejuhku yang bercampur dengan cairan orgasmeku.

Cairan tersebut menetes keluar dengan perlahan dari liang nonokku ke ranjang. Joni menciumku dengan mesra. Aku pun membalas ciuman tersebut, aku betul2 merasa puas malam ini.

Kemudian kami beranjak ke tempat tidur. Aku telentang menikmati yang barusan terjadi. Aku merasa seperti masih ada yang mengganjal di liang nonokku.

Joni berbaring disebelahku. Aku benar2 merasa puas malam ini. Aku gak pernah ngebayangin kalau aku bakal mendapatkan kepuasan yang sangat luar biasa malam ini. Rasanya aku masih ingin merasakan kembali dientot oleh kontol besarnya tersebut.

“Nanti kapan2 kita ulangi lagi ya Jon, tapi sekarang gue mau istirahat dulu lemes banget nih. Lagian besok gue ada kuliah pagi, jadi pagi2 lo harus anterin gue ke kampus. Gue ngantuk” ujarku. Aku membayangkan suatu saat nanti bisa ngerasain lagi kontol besar dan panjang Joni keluar masuk liang nonokku.

“Ya udah, lo tidur aja dulu” kata Joni.

Gak lama kemudian, aku pun tidur dengan mulut tersungging senyum kepuasan.


POV Joni

Malam ini kami menginap di hotel. Aku bangkit dari ranjang dan masuk ke kamar mandi membersihkan kontolku dari sisa2 cairan yang belepotan di kontolku. Selesai dari kamar mandi dengan hanya memakai celana boxer, aku menuju balkon untuk menikmati suasana pantai di malam hari. Sambil mendengarkan deburan ombak laut yang terdengar begitu jelas, aku merenung ngebayangin apa yang barusan aku alami bersama Susi.

Tadinya aku hanya ingin melampiaskan nafsuku bersama Susi karena Mirna sedang mendapatkan tamu bulanannya. Namun justru malam ini aku mendapatkan pengalaman yang sangat mengesankan bersama Susi.

Setelah beberapa saat lamanya aku berdiri di balkon dan hembusan angin malam yang semakin dingin menerpa tubuhku, aku pun masuk kembali ke kamar.

Saat masuk ke dalam kamar, aku lihat tubuh telanjang Susi yang sedang tidur pulas. Nafsuku sempat terpancing untuk mengulang kembali persetubuhan. Tiba2 aku teringat bahwa besok Susi ada kuliah pagi, dan sudah pukul 1 dini hari, sehingga kubatalkan niatku untuk kembali menikmati kehangatan tubuh Susi.

Aku merebahkan tubuhku di samping Susi, lalu menarik selimut menutupi tubuhku dan tubuh Susi. Entah sudah berapa ronde aku ngentot dengan Susi malam ini, hingga tubuhku pun merasa capek banget. Tidak butuh waktu lama aku pun tertidur nyenyak.

Esok paginya, pagi2 sekali kami bangun dan setelah mandi serta beres2, aku mengantarkan Susi ke kampus.

“Kalau sesekali gue mau ngentot bareng lo lagi, lo mau kan, Sus” kataku lirih saat dalam perjalanan dari hotel menuju kampus.

“Tentu saja mau Jon. Gue suka dan puas banget ngentot sama lo” jawab Susi

Akhirnya kami berdua tiba di kampus. Setelah ngedrop Susi, aku pun balik ke tempat kos karena aku baru ada kelas nanti sore. Dan sejak saat itu kami beberapa kali mengulang persetubuhan bersama.

End Bagian 4

Bagian 5: Desi Mahasiswi Binal
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd