Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Petualangan Birahi Joni (Lanjutan...)

POV Lina

Setelah kedutan di dalam liang nonokku melemah, Mas Joni mulai memonpa liang nonokku kembali dengan kontol besarnya. Kontol Mas Joni keluar masuk liang nonokku semakin lancar karena semakin banyaknya cairan yang membasahi liang nonokku.

Makin lama pompaan kontol Mas Joni semakin cepat. Kontol Mas Joni menyodok2 liang nonokku dengan kuatnya. Lalu dengan tiba2, Mas Joni menyodokkan kontolnya kuat2 mentok menembus dasar liang nonokku hingga masuk ke dalam rahimku.

“Aaaaahhh...!!! Aku keluuuaaarrr...!!!” teriak Mas Joni. Tubuhnya mengejang sambil memelukku erat. Kepala kontolnya berdenyut2 dan Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... kontol Mas Joni menyemprotkan pejuhnya di liang nonokku. Beberapa saat kemudian tubuh Mas Joni lemas dan ambruk di atas tubuhku.

Aku memeluk erat tubuh Mas Joni. Dinding rahimku diterjang dengan derasnya oleh pejuh Mas Joni. Aku merasakan hangat di dalam rahimku. Liang nonokku penuh oleh cairan. Cairan oegasmeku yang bercampur dengan pejuh Mas Joni. Begitu banyaknya cairan tersebut, liang nonokku tidak dapat menampung banyaknya cairan yang mengisi liang nonokku, sehingga cairan itu mulai merembes keluar dari nonokku.

Makin lama kedutan kontol Mas Joni makin melemah dan akhirnya berhenti. Aku merasakan kontol Mas Joni yang berada di liang nonokku itu masih terasa tegang dan keras.

Mas Joni mencabut kontolnya dari dalam liang nonokku. Lalu merebahkan tubuhnya disamping tubuhku.

"Makasih Mas, aku puas banget" kataku dengan wajah berseri. Wajah penuh kepuasan.

"Aku juga puas banget Lin” Balas Mas Joni

“Nonok kamu sempit banget. Kontolku seperti ngentoti nonok perawan" puji Mas Joni.

Disela2 kelemasan tubuh kami berdua, pandangan kami bertemu. Aku tersenyum sambil memandang ke arah Mas Joni. Lalu kami berdua sama2 tersenyuman. Kami langsung berpelukan erat. Bibir kami beradu mesra, kecupan2 lembut dan cumbu rayu yang kami lakukan mulai membakar kembali gairah birahi kami.

Sekarang aku semakin berani, kontol Mas Joni yang masih berdiri tegang tersebut, aku remas2 dan urut2 dengan kedua tanganku. Aku mulai mengocok dengan lembut batang kontol Mas Joni sehingga batang kontolnya makin keras.

Mas Joni sangat menikmati kocokan dan remasan tanganku yang halus dan lembut itu pada kontolnya. Mas Joni pun tidak tinggal diam, kemudian ia mengenyot2 susuku kiri dan kanan bergantian dan menjilati serta mengisap2 pentilnya, membuat aku merintih2 hebat.

“Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... teruuus... Maaaaasss... isap susukuuu... jilat pentilnyaaa... Ssssshhh... Ooooohhh... Iyaaa... sedot pentilkuuu... Maaaaasss... Ooooohhh... enaaaaakkk...” erangku.

“Hhhmmmmm... Sluuuuurp... Sluuuuurp... Hhhmmmmm...” Mas Joni terus mengulum susuku dan menjilat serta mengisap pentilku.

“Ooooohhh... Maaaaasss... puaskan aku lagiii... Maaaaasss... entot aku lagi dengan kontol gedemu ituuu... Ssssshhh... Ooooohhh... Maaaaasss... bikin aku puas lagiiiii...” Aku pun mengerang menikmati susu dan pentilku yang sedang dijilat, diisap dan disedot2 mulut dan lidah Mas Joni.

Mas Joni mengambil ancang2 dengan posisi tengkurap di atas tubuhku, kontolnya yang sudah semakin tegang itu diarahkan pada liang nonokku lalu ditekannya pelan2. Sedikit demi sedikit batang kontol Mas Joni melesak masuk liang nonokku hingga akhirnya seluruh batang kontol Mas Joni amblas di liang nonokku.

Sekarang aku gak merasakan sakit lagi. Justru sekarang aku merasakan nikmat yang luar biasa dari gesekan kontol Mas Joni dengan dinding liang nonokku saat kontolnya bergerak masuk ke dalam liang nonokku.

Kemudian perlahan2 Mas Joni menarik keluar batang kontolnya dari dalam liang nonokku hingga tinggal kepala kontolnya yang tersisa masih terjepit liang nonokku. Lalu Mas Joni mendorong pantatnya sehingga kontolnya melesak masuk kembali ke dalam liang nonokku. Begitu seterusnya dengan perlahan dan penuh hati2, Mas Joni menaikturunkan pantatnya sehingga kontolnya keluar masuk liang nonokku.

Sleeeeeppp... Bleeeeesss... Sleeeeeppp... Bleeeeesss...

Kontol Mas Joni keluar masuk liang nonokku. Kontol Mas Joni yang sangat besar dan panjang itu dengan gencar memompa liang nonokku yang makin licin sehingga semakin memudahkan gerakan kontolnya di liang nonokku.

"Ooooohhh... Hhhmmmmm... Ssssshhh... teruuus... genjot yang kuaaat... Ssssshhh... Ooooohhh... Maaaaasss...” Aku mengerang2 merasakan nikmatnya genjotan kontol besar Mas Joni di liang nonokku.

Aku menggoyang2kan pinggulku dan mengangkat pinggulku ke atas menyambut setiap tusukan kontol Mas Joni. Tidak hanya itu, aku juga memutar2 pinggulku. Akibat gerakan tersebut otot2 dinding liang nonokku berkedut2 meremas2 batang kontol Mas Joni.

“Liiiiinnn... Aaaaahhh... nonoook... nonok kamu empotannyaaa... Aaaaahhh... enaaak... Liiiiinnn... liang nonok kamuuu... sempiiit... Ssssshhh... Aaaaahhh... enaaak... Liiiiinnn...” erang Mas Joni keenakan menikmati jepitan dan empotan nonokku di kontolnya.

Kami berdua menikmati persetubuhan yang semakin lama semakin enak. Dan setelah beberapa lama kemudian,

“Ooooohhh... Maaaaasss... nikmaaat... sekaaaliii... Ooooohhh... akuuu... mauuu... keluuuaaar... laaagiii...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!!” Aku mengerang dan menjerit, tubuhku mengejang menyambut orgasmeku.

“Ssssshhh... Aaaaahhh... Liiiiinnn... akuuu... jugaaa... keluuuaaar...!!!” Mas Joni pun mengerang dan menjerit bersamaan dengan erangan dan jeritanku.

Seeeeerrr... Crooooottt... Seeeeerrr... Crooooottt... Seeeeerrr... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt...

Aku dan Mas Joni berbarengan menggapai puncak kenikmatan dari persetubuhan kami. Untuk kedua kalinya aku dan Mas Joni menikmati puncak tertinggi dari persetubuhan kami dengan memuntahkan cairan orgasmeku dan pejuhnya dari kelamin kami masing2. Kedua kelamin kami pun berbalasan memuntahkan cairan orgasmenya, kami berdua merasakan kedutan2 kemaluan masing2 dan semburan2 hangat dari cairan orgasme kami.

Setelah tetes terakhir cairan orgasme kami keluar, Mas Joni perlahan2 mulai menarik kontolnya dari liang nonokku dan luar biasanya lagi kontol Mas Joni masih saja tegang walau tidak setegang sebelumnya. Tampak mengalir cairan putih merembes dari dalam liang nonokku.

“Terima kasih Mas. Kamu telah membuat aku benar2 puas malam ini” Aku berkata kepada Mas Joni dengan napas yang masih menderu2.

“Sama2 Lin. Aku juga puas sekali ngentot dengan kamu” balas Mas Joni.

“Boleh gak aku ngentoti kamu lagi?” pinta Mas Joni kemudian. Sepertinya Mas Joni masih ingin ngentoti aku lagi.

“Dengan senang hati Mas. Tapi jangan sekarang ya, Mas. Beri waktu bagi nonokku untuk beristirahat. Habis ini kontol gede banget. Rasanya masih ngeganjal di dalam liang nonokku” jawabku kemudian tersenyum sambil mengelus2 kontol Mas Joni.

Kami berdua lalu menuju kamar mandi yang ada di kamarku. Kami berdua membersihkan tubuh masing2 dari keringat yang telah membasahi tubuh kami dan juga membersihkan kemaluan kami masing2 dari sisa2 cairan orgasme kami berdua.

Keluar dari kamar mandi, tubuh Mas Joni hanya berbalut handuk sedangkan aku mengenakan kimono. Dalam kondisi tubuh yang hanya berbalut handuk tersebut, Mas Joni meninggalkan kamarku untuk kembali ke kamarnya. Namun sebelum meninggalkan kamarku, aku memberikan kecupan mesra di pipi Mas Joni dan mengantarnya sampai di pintu kamar.

Begitu Mas Joni meninggalkan kamarku, aku langsung merebahkan tubuhku di atas tempat tidur dan sebentar kemudian aku pun sudah tertidur lelap dengan membawa sejuta kenikmatan dan kepuasan.


POV Joni

Sesampainya aku di kamar, aku langsung menjatuhkan tubuhku di atas tempat tidur. Badanku terasa capek sekali setelah tadi sore ngentot dengan Desi, malamnya gantian ngentot dengan Lina. Namun dibalik kecapekan tubuhku tersebut, aku merasakan kepuasan batin yang luar biasa dari persetubuhanku dengan 2 orang cewek yang sama2 cantik dan dua2nya sama2 memiliki liang nonok yang masih sempit dibandingkan dengan cewek2 yang pernah aku entot sebelumnya. Akhirnya aku pun terlelap dalam tidurku.

===000===

Menjelang pagi hari, aku terbangun ketika merasakan ada yang mengerjai tubuhku. Ternyata Desi dan Lina yang sudah telanjang bulat sedang mengerjai bagian2 tubuhku.

Desi dan Lina menciumi dadaku dan menjilati pentilku. Lina di sebelah kiri dan Desi di sebelah kanan. Kemudian Desi yang sudah mulai naik nafsunya mulai membuka balutan handuk yang menutupi tubuhku bagian bawah dan menariknya hingga lepas. Karena aku tidak memakai CD maka kontolku langsung menyembul.

Lina tiba2 menghentikan jilatannya pada susuku.

"Kita kerjai kontol Mas Joni sama2 yuk Des" kata Lina.

Mereka berdua pun berjongkok. Lina melihat kontolku dengan mata berbinar2,

"Ah gila nih kontol besar banget. Aku bisa kelojotan lagi nih kalau kontol ini masuk ke nonokku. Des, aku isap batangnya kamu isap bijinya ya" kataku

"Oke Lin. Tapi gantian ya?" pinta Desi.

Kemudian Lina mulai menjilati kepala kontolku. Aku merasakan jilatan Lina tidak semantap Desi, Desi lebih terampil mengoral kontolku. Namun Lina lebih telaten dan lembut saat menjilati kontolku. Dua sensasi yang berbeda aku rasakan dan dua2nya sama2 nikmat. Lina lalu memasukan kontolku ke dalam mulutnya sambil lidahnya menjilati ujung kepala kontolku.

Sementara di bawah Desi pun tidak kalah ganasnya menjilati dan mengenyot2 biji pelirku. Dengan telaten Desi terus menjilati pangkal kontolku sampai ke anusnya juga.

Lina mengeluarmasukkan kontolku di mulutnya, dia mulai mengocok kontolku dengan mulutnya. Aku merasakan nikmat sekali. Dengkulku mau copot. Ternyata dalam hal mengisap kontol Desi dan Lina sama2 piawai. Walaupun Desi lebih jago dari Lina, namun dua2nya membuatku merasakan nikmat yang luar biasa.

"Ssssshhh... Ooooohhh... Liiiiinnn... Deeeeesss... enak bangeeeeet... Ssssshhh... Aaaaahhh..." erangku merasakan nikmat saat kontolku dioral oleh Lina sementara biji pelir dan anusku dikenyot2 dan dijilati oleh Desi.

"Hhhmmmmm... kontol kamu juga enak Maaaaasss... Hhhmmmmm...” balas Lina. Lalu dia memutar tubuhnya sehingga sekarang nonoknya tepat di atas mulutku.

“Ayo Mas, kamu jilatin nonok aku dong?" Lina memintaku untuk menjilati nonoknya. Aku pun menjilati nonok Lina. Lina sangat menikmati jilatanku pada nonoknya.

"Aaaaahhh... enak Maaaaaas..." erang Lina

“Hhhmmmmm... Sluuuuurp... Aaaaahhh... teruuus... Ssssshhh... Ooooohhh... teruuus... Maaaaasss... Hhhmmmmm... Sluuuuurp... Sluuuuurp... Ssssshhh... Aaaaahhh... kocok nonokkuuu... isaaap... itilkkuuu... Ssssshhh... Ooooohhh... Hhhmmmmm... Sluuuuurp... Sluuuuurp...” Lina melenguh keenakan menikmati permainan jariku dan isapan2ku di itilnya sambil dia terus mengisap kontolku.

Lima menitan kontolku dikerjai kedua cewek tersebut, namun belum ada tanda2 pejuhku mau keluar. Mulut Lina mulai capek nyepong kontolku, kemudian dia mengeluarkan kontolku dari mulutnya dan melepaskan nonoknya dari jilatan lidahku dan rojokan jari2ku.

“Des, aku duluan ya. Aku sudah gak sabar pingin merasakan kembali kontol besar ini merojok nonokku” pinta Lina. Desi terpaksa mengalah pada Lina sebagai tuan rumah. Lagian sebelum ini Desi juga telah merasakan kehebatan kontolku.

“Ok Lin. Sisain buat aku yah???” jawab Desi.

Lina langsung mengangkangi tubuhku. Desi membantu dengan memeganginya kontol besarku tersebut lalu kepala kontolku tersebut diarahkan di bibir dalam nonok Lina tepat di mulut liang nonoknya. Lalu Lina memulai menurunkan pantatnya sehingga kontol besarku masuk ke dalam liang nonoknya.

Sleeeeeppp... Bleeeeesss...

Perlahan2 kontolku masuk ke dalam liang nonok Lina seiring dengan turunnya pantat Lina. Kali ini liang nonok Lina sudah mulai dapat beradaptasi dengan besarnya batang kontolku sehingga liang nonoknya cepat menyesuaikan seiring masuknya batang kontolku yang besar tersebut. Lina semakin menurunkan pantatnya lalu dengan sekali tekan.

Bleeeeesss...

Kontolku masuk seluruhnya di liang nonok Lina yang tembem yang dikelilingi oleh rimbunnya bulu2 jembut yang kontras dengan kulit tubuhnya yang putih mulus tersebut. Selain itu liang nonok Lia masih sangat sempit dan seret karena memang jarang kemasukkan kontol.

Kemudian Lina mulai menaikturunkan pantatnya sehingga kontolku keluar masuk liang nonoknya. Lalu Lina pun mulai menggoyang2kan dan memutar2 pinggulnya mengulek kontolku yang berada di liang nonoknya.

“Aaaaahhh... Ssssshhh... ooouuuhhh... kontol kamuuu... enak sekaliiii... Aaaaahhh... Ssssshhh... Ooooohhh... Ssssshhh... Maaaaasss... kontol kamuuu... enaaak... Ssssshhh... Aaaaahhh... liang nonokku penuh bangeeet... Maaaaasss... Ssssshhh... Ooooohhh... Maaaaasss...” Lina mendesah2 sambil terus memutar2 pantatnya.

“Ooooohhh... nonok kamuuu... Ssssshhh... Aaaaahhh... empotannyaaa... Ssssshhh... Aaaaahhh... enaaaaakkk...” Aku pun merintih keenakan menikmati jepitan dan empotan nonok Lina pada kontolku.

Gerakan naik turun pantat Lina semakin lama semakin cepat.

“Ooouuhhh... Maaaaasss... akuuu... tidaaak... tahaan lagiii... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh... keluuuaaar...!!!” Lina berteriak kencang tubuhnya mengejang, otot2 di dalam liang nonoknya mencengkram kuat kontolku. Aku merasakan kontolku diremas2 sangat kuat di liang nonok Lina. Akhirnya Lina mendapatkan orgasme pertamanya.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasme Lina menyemprot membasahi kontolku.

Setelah kedutan di liang nonok Lina berhenti dan napas Lina mulai teratur, Lina mengeluarkan kontolku dari nonoknya. Kontolku tampak masih tegang dan keras. Lalu pandangan Lina beralih ke Desi yang sedari tadi asyik mainin nonok dan susunya sendiri sambil memperhatikan aksi dirinya dan diriku.

“Sekarang giliran kamu, Des!!!” perintah Lina.

Desi tersenyum, lalu dia menggantikan posisi Lina sehingga kini nonoknya telah tepat berada di atas kontolku. Desi pun langsung menunggangi kontolku.

Bleeeeesss...

Kontolku masuk perlahan2 ke dalam liang nonok Desi lalu dia mulai menggoyang pinggulnya.

Tanganku meremasi susu besar Desi yang kenyal dan kencang itu. Susu Desi lebih besar dari susu Lina itu membuat aku gemas. Sementara Lina yang baru saja meraih orgasmenya, nafsunya kembali on. Sepertinya dia masih ingin meraih orgasme yang berikutnya. Lina pun lalu mengangkangkan nonoknya ke mukaku. Aku pun langsung menjilati nonok Lina yang tembem itu sambil merasakan nikmatnya kontolku yang keluar masuk liang nonok Desi.

“Maaaaasss... Ssssshhh... Aaaaahhh... masuk semua kontolmu di nonokkuuu... Maaaaasss... Ssssshhh... Aaaaahhh... besar banget kontol kamuuu... sesak liang nonokku kemasukan kontol kamuuu... Maaaaasss... Ooooohhh... Aaaaahhh...” Desi melenguh merasakan kontolku yang terbenam di liang nonoknya.

“Aduuuuuhhh... Deeeeesss... liang nonok kamu... jugaaa... sempiiit... Ssssshhh... Aaaaahhh... enaaak.. Deeeeesss...” Aku pun mengerang keenakan merasakan sempitnya liang nonok Desi walau tidak sesempit liang nonok Lina.

Desi semakin liar menaikturukan pantatnya sehingga kontolku pun semakin cepat keluar masuk liang nonoknya. Akibat dinding liang nonoknya yang terus menerus digesek oleh batang kontolku yang besar dan pengaruh dari rangsangan yang barusan dilakukannya sendiri, membuat dirinya sebentar lagi meraih orgasmenya.

Tak lama kemudian,

"Aaaaahhh... Maaaaasss... akuuu... keluuuaaaaar...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh... nikmaaaaat...!!!" teriak Desi. Tubuhnya menggelosoh memeluk erat tubuhku. Tubuhnya mengejang, gemetar merasakan nikmat yang menjalar disekujur tubuhnya.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasme Desi keluar dari dalam liang nonoknya. Desi pun kemudian berbaring kelelahan.

"Lin, nungging dong" pintaku ke Lina sambil tangannya menarik pantat Lina.

Lina tersenyum sambil menunggingkan pantatnya. Wow pantatnya yang putih mulus dan besar tersebut menambah nafsuku semakin menjadi2. Kuisap dan kujilat lendir nonok Lina dari belakang, sekalian anusnya, membuat Lina melenguh panjang.

"Maaaaasss... aduuuh... akuuu... gak tahaaan... Cepat masukin kontol kamu Maaaaasss...!!!" teriak Lina sambil menggoyang2kan pantatnya seakan2 memamerkan keindahan pantatnya yang bulat dan besar itu ke diriku. Bibir luar nonoknya terlihat merekah merah dan basah.

"Lin, bokong kamu bagus juga" pujiku sambil mengarahkan kontolku yang masih sangat tegang tersebut ke liang nonok Lina.

Sleeeeeppp... Bleeeeesss...

Kontol besarku yang besar dan panjang itu melesak masuk ke dalam liang nonok Lina.

“Uuuuuhhh... peeelaaan... Maaaaasss... Ssssshhh... Ooooohhh...” Lina melenguh saat kontolku melesak masuk ke dalam liang nonoknya.

Setelah menghentikan gerakan pantatku beberapa saat lamanya, dengan sekali hentakan aku tekan pantatku hingga kontolku masuk sedalam2nya di liang nonok Lina. Gerakanku tersebut membuat Lina menjerit.

"Aow... nafsu banget sih Mas. pelan dong, Mas" protes Lina.

"Habis gemes lihat bokong kamu, Lin" kataku.

Aku memang gemes banget lihat bokong Lina. Sambil terus memompa kontolku keluar masuk liang nonok Lina, aku pun meremas dan sesekali menepuk lembut bokong Lina yang besar itu.

Kemudian tanganku pindah ke susu Lina. Aku meremas2 susu Lina yang bergoyang ke depan dan ke belakang seirama dengan gerakan pantatku yang sedang maju mundur, mengeluarmasukkan kontolku di liang nonok Lina.

“Ssssshhh... Ooooohhh... Maaaaasss... teruuus... Ssssshhh... Aaaaahhh... enaaak... sekaaalliii... aduuuuuhhh... Maaaaasss... sodok yang keraaas... tekaaan... yang dalaaam... Ssssshhh... Ooooohhh... Maaaaasss...” lenguhan Lina semakin menjadi2.

Aku menekan kontolku lebih dalam lagi di liang nonok Lina hingga aku merasakan ujung kepala kontolku menyentuh diding rahim Lina.

“Aaaaahhh... akuuu... gak tahan laaagiiii... Ssssshhh... oooo Maaaaasss... aku mau keluuuaaar... aduuuuuhhh... enaaaaakkk... sekali kontol kamuuu... Aaaaahhh... Maaaaasss... Ssssshhh... Aaaaahhh... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!!” Lina mengerang dan berujung dengan jeritan keras saat dia meraih orgasmenya.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... akhirnya cairan oegasme Lina memancar kembali dari liang nonoknya seiring dengan orgasme yang dicapainya. Untuk yang ke-2 kalinya di pagi ini, Lina telah mendapat orgasmenya.

Tubuh nLina mengejang saat ia mencapai orgasmenya. Liang nonoknya berkedut2 saat mengeluarkan cairan orgasmenya. Aku pun merasakan liang nonok Lina meremas2 kontolku.

Aku biarkan kontolku terbenam di dalam liang nonok Lina. Tubuh Lina masih bergetar dengan hebat. Pantatnya mengejut2 seirama dengan keluarnya cairan orgasmenya. Kepalanya mendongak matanya terpejam. Tangannya mencengkram pahaku dengan kuat.

Kali ini aku ingin ejakulasi di nonok Lina. Maka begitu badai orgasme Lina mereda, aku pompa kontolku dengan cepat dan makin lama makin cepat. Aku merasakan kepala kontolku mulai berdenyut2 menandakan sebentar lagi aku juga akan menyemprotkan pejuhku. Dan ternyata hal itu diketahui oleh Lina.

“Ayo Mas, keluarkan pejuhmu di dalam nonoku” Lina memberi semangat padaku yang sebentar lagi akan mencapai puncak sambil mengimbangi gerakanku tersebut dengan menyodokkan pantatnya menyambut masuknya kontolku.

“Sekarang Liiiiinnn... Ssssshhh... Ooooohhh... Akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” Joni mengerang dan menjerit. Tubuhku melenting. Aku tekan kontolku dalam2 di liang nonok Lina.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... pejuhku nyemprot di liang nonok Lina bercampur dengan cairan orgasme Lina yang telah lebih dulu keluar.

Setelah semburan pejuhku berhenti dan napasku mulai teratur, aku mencabut kontolku dari liang nonok Lina. Walaupun baru saja menyemprotkan pejuhnya, kontolku masih tetap tegang meskipun tidak setegang sebelumnya.

Aku merasa badanku sungguh sangat capek karena dalam waktu yang hampir beruntun aku ngentoti 2 cewek catik yang ternyata keduanya memiliki birahinya tinggi. Namun aku sangat puas karena aku dapat merasakan sempitnya nonok Lina yang baru sekali ditembus kontol laki2. Nonok Lina sungguh masih sangat sempit. Nonok Desipun juga tidak kalah sempitnya namun jika dibandingkan dengan nonok Lina, memang nonok Linalah yang paling sempit. Bagiku kemarin dan hari ini benar2 persetubuhan yang sangat menguras tenagaku namun aku mendapatkan kepuasan yang teramat sangat.

"Gila kamu, Mas. Kuat banget. Sore kemarin Mas buat Desi KO, lalu malamnya gantian Lina yang KO dan pagi ini Desi dan Lina dua2nya KO. Kamu memang benar2 pejantan tangguh gak nyesel dientot sama kontol kamu yang gede ini" kata Lina sambil mengelus2 batang kontolku yang sudah mulai lemas.

“Aku juga puas banget ngentot dengan kalian berdua. Makasih ya” balasku lalu mencium kening Lina dengan lembut.

Sementar itu, akibat kelelahan Desi sudah lebih dulu tertidur lelap. Akhirnya pagi itu kami bertiga pun sangat kelelahan dan tertidur. Lina memelukku erat. Baru sore harinya kami bertiga kembali ke Jakarta dengan membawa kenikmatan dan kepuasan masing2.

End Bagian 6.

Bagian 7: Minah, Pelampiasan Birahi
 
Terakhir diubah:

Bagian 7: Minah, Pelampiasan Birahi


POV Sinta

Sabtu pagi aku sengaja datang ketempat kos Joni. Rasa rindu telah mendorong diriku untuk menemui Joni.

“Akhir2 ini susah menemui kamu, Jon” kataku.

“Sori Say, aku lagi sibuk bisnis” jawab Joni

“Tapi aku selalu ingat kamu kok, cuma mungkin harus cari waktu yang pas agar kita bisa ketemuan berdua” sambungnya

“Gak apa2. Aku turut senang dengan keberhasilanmu. Kamu makin sukses sekarang, tapi awas jangan keasyikan bisnis kuliahmu terbengkalai” kataku coba mengingatkan Joni.

Jujur aku sangat senang dengan keberhasilan Joni. Kini taraf hidup Joni semakin meningkat dan penampilannya juga semakin keren. Aku jadi tambah bangga jadi pacar Joni. Walau sekarang2 ini aku menjadi semakin sulit untuk bertemu dengannya.

“Terima kasih sayang atas dorongan semangatnya" kata Joni

“Gimana kalau nanti malam kita keluar dan makan malam bersama? Kita sudah lama tidak jalan bersama” ajak Joni.

“Ide bagus tapi mau gak kalau makan malamnya di rumahku saja. Kebetulan Papa dan Mama sedang ke Yogya ada urusan. Di rumah tidak ada siapa2. Nanti aku minta Mbak Sari untuk masak buat makan malam. Mau gak Say?” usulku.

“Aku setuju say, lagian aku juga sudah lama gak main ke rumah kamu” jawab Joni.

“Ya udah aku tunggu malam nanti di rumah ya. Sekarang aku mau ke rumah teman Papa. Tadi Papa telepon suruh mengasihkan titipan buat teman Papa” kataku lalu pamit pada Joni.


POV Joni

Malam harinya aku langsung menuju rumah Sinta. Seperti penuturan Sinta tadi pagi, orang tuanya dan adiknya lagi pergi ke Yogya ada urusan keluarga, sehingga suasana di rumah Sinta benar2 sepi. Sinta hanya ditemani sama Sari pembantunya.

Melihat suasana rumah Sinta yang sepi, jadi timbul pikiran yang aneh2 terhadapnya.

“Sekaranglah saatnya aku dapat menikmati tubuhnya” benakku. Sudah lama aku berhasrat dapat menikmati tubuh indah kekasihku tersebut, namun belum ada kesempatan dan malam inilah kesempatan itu ada.

"Aku ingin malam ini menjadi milik kita berdua" kataku mulai merayu.

"Kamu masih mencintai aku kan say?" tanyaku.

Sinta tersenyum dan mengangguk. Lalu aku menggeser dudukku lebih dekat dengan Sinta. Sinta diam saja ketika lengannya aku cekal, wajahnya menunduk.

"Sin" Aku membelai rambut Sinta dengan mesra

"Aku sayang sekali sama kamu" lanjutku


POV Sinta

Sementara itu aku hanya diam pasrah. Dan ketika Joni mencium bibirku, aku berusaha mengelak. Wajahku merah merona, malu. Namun Joni lebih pintar. Dengan gerak tipunya akhirnya Joni pun berhasil mendaratkan bibinya di bibirku.

Aku tidak bisa mengelak lagi dari sergapan bibir Joni. Sia2 saja menghindar. Lagi pula sebenarnya aku juga membutuhkan kemesraan itu. Apa artinya cinta kalau tidak disertai dengan kemesraan. Maka aku pun membalas ciuman Joni dengan mesra pula.

Kami berdua saling berpagutan. Bibir kami saling beradu mesra penuh dengan rasa cinta. Dan meskipun hanya ciuman, namun itu sudah mampu menggetarkan sekujur tubuhku.


POV Joni

Bagiku yang telah terbiasa bermesaraan dengan cewek, melihat keadaan Sinta saat itu, maka aku tidak merbiarkan kesempatan itu berlalu begitu saja. Tanganku mulai menggerayang ke sekujur tubuh Sinta. Sinta pun membiarkan tanganku mengusap2 punggungnya. Tetapi ketika tanganku menelusup ke dadanya, Sinta berusaha mengelak.

"Jangan, Jon!!!" kata Sinta sambil berusaha mencegahku berbuat lebih jauh.

"Aku mohon, kita jangan terlalu jauh" lanjut Sinta

"Kenapa? Biar lebih mesra kan?" kataku.

"Sinta malu. Aku gak mau!!!" jawab Sinta

"Kenapa harus malu. Toh di sini cuma ada kita berdua?" kata Joni

"Jangan, Jon. Sinta malu!!!" sambungku

“Santai Sin, nikmati saja" kataku.

Tanganku terus merayap meski Sinta berusaha mengelak. Tapi aku terus memaksa. Kembali aku pagut bibir Sinta. Lebih erat lebih mesra. Sinta terperangah. Karena aku terus memaksa, akhirnya dibiarkannya tanganku memegangi susunya yang montok dan masih kencang itu.

Aku tahu, Sinta merasakan suatu kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya mengalir dalam dirinya saat tanganku meremas kedua susunya walau masih dari balik kaosnya, karena baru saat ini aku melakukaknnya dengannya.

“Aaaaahhh... Sayaaaaang...” rintih Sinta merasakan nikmat yang baru pertama kalinya dia rasakan. Matanya terpejam menikmati elusan tanganku pada susunya tersebut.

Aku terus memacu birahi Sinta dengan memberi ciuman pada lehernya yang jenjang dan bersih itu aku sedot2 lembut. Bulu kuduk Sinta pun berdiri. Aku tahu kekasihku mula naik birahinya. Tanganku lalu menelusup ke dalam bawahan Sinta dan mulai menyentuh CDnya.

"Jangan, Jon!!!" Sinta mengelak. Ditempiskannya tanganku.

Sadar akan hal itu aku membatalkan niatku. Aku menyusun stategiku kembali. Aku tersenyum, lalu mengecup bibir Sinta kembali dengan mesra. Ciuman dan pagutan bibir kami berdua berlangsung lagi. Dan kembali aku meremas2 susu Sinta.

Kembali kami berdua terdiam. Hanya suara kecipak bibir kami berdua yang saling beradu yang terdengar.

Untuk kedua kalinya aku mencoba menelusupkan tanganku ke dalam bawahan Sinta bahkan lebih dari itu tanganku berusaha menelusup kebalik CD Sinta dengan setengah memaksa. Sinta dengan kuat berusaha menepis tanganku. Tetapi dengan kuat aku memaksanya. Sinta pun tak kuasa menahannya sehingga akhirnya Sinta membiarkan tanganku meraba2 bukit nonoknya.

"Aaaaahhh..." Sinta mendesah

"Jangan, Jon. Malu ah jangan pegang2 itu. Gak mau!!!” tolak Sinta.

Namun aku tak peduli. Cengkeramanku semakin ketat. Aku benar2 ingin meruntuhkan benteng birahi kekasihku. Akibat, kemesraan yang bertubi2, Sinta pun hanyut dan menjadi lupa daratan. Ciumanku dibalasnya dengan liar. Sinta menjadi semakin berani. Bahkan dia pun membiarkan ketika aku membuka kaosnya. Aku mendekap tubuh Sinta yang setengah telanjang. Kembali aku cium bibir Sinta dengan penuh nafsu. Lidahku menggelitik rongga mulut Sinta. Sinta kembali terperangah.

“Aaaaahhh...” kembali Sinta merintih.


POV Sinta

Joni menyentakkan CDku dan melemparkannya jauh2. Aku memejamkan mataku sehingga gak tahu kalau Joni pun sudah membuka celananya sendiri, sehingga dia sudah tak bercelana lagi. Dan ketika jemariku menyentuh sesuatu yang besar, panjang dan hangat, aku pun terperanjat.

"Auw!" pekikku sambil membuang muka melihat kontol Joni yang besar dan panjang itu.

"Tidak!!!" teriakku. Wajahku seketika menjadi pucat dan tegang. Bayangan perkosaan yang menimpa diriku 4 tahun yang lalu kembali membayang.

Joni berusaha mendekapku. Disentuhkannya kepala kontolnya pada pahaku. Aku mengelak. Aku merasa ngeri melihat betapa besarnya kontol milik Joni. Ingatanku kembali kemasa lalu, saat peristiwa perkosaan itu terjadi.

Joni mengarahkan kontolnya kebagian selangkanganku. Aku masih terus meronta.

"Jangan!!! Gak mau!!! Jangan!!!" Aku menjerit2 sambil terus meronta2 berusaha melepaskan diri dari pelukan Joni.

Namun Joni terus berusaha hingga ujung kontolnya benar2 menyentuh bibir nonokku. Kemudian Joni menekan kuat2 kontolnya agar masuk ke dalam liang nonokku. Namun terpeleset.

Dengan dorongan yang kuat, dalam sekejap aku berhasil melepaskan diri dan beringsut bangkit dan menyambar pakaianku. Aku berdiri dengan mata nanar memandangi Joni yang masih terpaku di kursi.

"Apa yang akan kau lakukan terhadapku Jon!" kataku dengan nada yang agak tinggi. Gak tahu kenapa, tiba2 aku menjadi sangat marah pada Joni. Reflek tanganku menampar pipi Joni. Joni tak menjawab. Ia tertunduk malu sambil tangannya mengusap2 pipinya bekas tamparanku. Aku tahu Joni gak akan mungkin berbuat lebih nekat terhadapku, cewek yang sangat dicintainya.

"Bukankah kamu cinta sama aku?" tanya Joni.

“Aku sangat mencintai kamu, Jon. Tapi maafkan aku. Untuk yang satu itu aku belum siap” kataku.

"Terus sampai kapan?" tanya Joni. Sepertinya ada sedikit kecewa dari dirinya.

"Entahlah, Jon. Aku mohon dengan sangat kelapangan hatimu. Beri waktu untukku mempersiapkan segalanya" jawabku.

Dalam hatiku sebenarnya aku pun kasihan dengan kekasihku tersebut. Namun trauma perkosaan itu masih terus membayangi diriku. Sehingga tanpa sadar diriku berusaha menolak ketika Joni hendak memasukkan kontolnya ke dalam liang nonokku. Dengan wajah sendu, aku menatap Joni sambil menutupi tubuh bugilku dengan pakaianku.

"Maafkan aku Sin. Aku telah memaksamu" kata Joni sambil memakai celananya kembali dan aku pun memakai pakaianku kembali. Selesai memakai celananya, Joni menghampiriku lalu memelukku dengan mesra.

“Aku juga minta maaf. Percayalah suatu saat nanti, aku akan menyerahkan semuanya padamu. Beri aku waktu” kataku sambil melendot manja di bahu Joni.

"Ah sudahlah. Aku ngerti kok" ujar Joni sambil berusaha menenangkan diriku dan dia pun berusaha meredam nafsunya yang tidak tertuntaskan. Untuk beberapa lama kami berdua terdiam berdekapan mesra.

“Makan yuk, say. Nanti keburu dingin masakkannya” ajakku. Kemudian kami berdua menikmati makan malam ini.


POV Joni

Saat kami berdua sedang menikmati santap malam tersebut tiba2 aku teringat pada Mirna. Mirna adalah harapanku untuk menuntaskan hasrat birahiku yang tertunda barusan dan tidak tersalurkan. Setelah selesai santap malam, tiba2 HPku berbunyi.

“Halo, eh lo Har” kataku. Sesaat kemudian aku ngobrol dengan temanku di telepon. Lalu aku pun meminta diri pada Sinta.

“Sin, aku pulang dulu ya? Sori tadi Hardi yang telepon, dia mau pinjam mobil” kataku berpamitan pada Sinta.

“Oke, hati2 ya, Say. Sampai ketemu lagi. Aku janji suatu saat nanti, aku akan serahkan seluruhnya pada kamu” jawab Sinta sambil mengecup lembut pipiku.

Aku memacu mobilku ke tempat yang disebutkan oleh Hardi. Begitu bertemu dengan Hardi, aku menyerahkan kunci mobilku pada Hardi lalu aku menghidupkan motor Hardi. Aku memacu motor menuju rumah Mirna untuk menyalurkan hasrat birahiku yang tidak terpenuhi dari Sinta.

Sepanjang jalan aku membayangkan akan melampiaskan semuanya pada Mirna. Kontolku mulai tegang membayangkan Mirna. Sesekali aku meringis menahan rasa sakit akibat kontolku yang terus menegang mendesak celanaku.

"Aku harus melampiaskan birahi ini pada Mirna" kataku dalam hati.

Aku memacu motorku agar segera tiba di rumah Mirna. Namun ternyata sesampainya di rumah Mirna, ternyata Mirna tidak ada di rumah. Ada kekecewaan dalam diriku.

"Ke mana dia?" tanyaku kesal pada Minah pembantu Mirna.

"Apa Non Mirna gak bilang sama Mas Joni?" ujar Minah dengan suara manja dan tingkah yang genit balik bertanya.

“Genit juga pembantu Mirna ini” batinku

“Minah manis juga. Sejak suaminya meninggal dia hidup terus menjanda. Bekerja pada Mirna. Sudah hampir 3 tahun. Kulit Minah hitam namun berwajah manis. Rambutnya dipotong pendek. Bersih juga tubuhnya. Boleh juga nih cewek jadi pengganti Mirna daripada nafsuku yang sudah diubun2 tidak tersalurkan” kataku dalam hati sambil terus memperhatikan Minah.

"Non Mirna ke Yogya. Baru pulang Senin sore atau Selasa pagi" kata Minah menjelaskan.

“Kok Mirna dengan orang tua Sinta sama2 ke Yogya. Ah mungkin kebetulan aja mereka sama2 ke Yogya tapi beda acara” pikirku dalam hati. Aku menatap Minah dengan pandangan tajam keseluruh tubuh Minah. Pandangan mataku seakan2 menelanjangi tubuh Minah. Minah menunduk.

"Kenapa sih Mas, kok memandangku seperti itu?" tanya Minah.

"Kamu manis juga Min" pujiku sambil bangkit berdiri.

"Ah Mas Joni bisa saja" kata Minah. Wajahnya merona merah.

"Aku bukan sembarang memuji. Kamu memang manis kok. Aku jadi pingin cium bibir kamu nih" ujarku makin berani.

"Idih Mas Joni genit deh. Jangan begitu, Mas. Nanti Non Mirna marah, aku bisa dipecat" balas Minah.

"Dia kan di Yogya, mana bisa marah? Jawabku

"Tapi..." ujar Minah terpotong karena secara tiba2 aku telah menyumbat mulutnya dengan suatu ciuman yang penuh nafsu.

Aku tidak berikir panjang lagi. Bagaimana kalau Minah menolak dan melaporkannya ke Mirna. Yang ada saat itu, bagaiman aku dapat menyalurkan birahiku yang sempat tertunda. Minah berusaha memberontak. Namun tenagaku jauh lebih kuat. Dalam tempo sekejap saja tubuh Minah telah berada dalam dekapanku.

"Hhhmmmmm..." desah Minah.

Akhirnya Minah menyerah juga. Bahkan dia membalas ciumanku itu dengan nafsu pula. Melihat respon dari Minah tersebut, hatiku sedikit lega. Mudah2an tidak seperti saat dengan Sinta tadi, yang pada awalnya mau tapi disaat2 menjelang penetrasi dia justru menolaknya.

Tanganku menggerayangi tubuh Mirna seperti apa yang aku lakukan terhadap Sinta tadi. Namun kali ini tidak ada sedikitpun penolakan dari Minah. Mendapat perlakuan seperti itu dariku, Minah yang telah 3 tahun menjanda, gelora birahinya langsung bangkit dengan hebatnya. Minah merangsak tubuhku membuatku terkesiap karena tidak menyangka respon Minah yang begitu bernafsunya membalas ciumanku dan tangannya tak lepas dari selangkanganku.

“Edan, nafsu banget si Minah. Rupanya nafsunya yang sudah lama tidak tersalurkan ingin disalurkan bersamaku” kataku dalam hati.

Aku jadi semakin berani dan yakin kalau Minah pun mengingankannya malam ini. Saat pakaian Minah sudah terlucuti semuanya, Minah mulai terkulai pasrah. Tubuh yang sehari2nya ditutup pakaian longgar itu kini menunjukkan lekak-lekuk yang indah dengan warna kulit hitam yang bersih. Sungguh di luar dugaanku, ternyata tubuh Minah cukup mempesona. Dia memang pembantu tetapi sepertinya dia pandai merawat tubuhnya.

Malam ini sungguh suatu keberuntungan bagiku menemukan janda jablai seperti Minah. Untuk selanjutnya aku tidak banyak komentar. Segera kubuka celana berserta CDku sehingga kontolku nampak mencuat membuat Minah terpekik kaget.

"Edan!!! Gede tenan kontolmu, Mas!!!" kata Minah dengan logat jawanya yang medok.

"Kan makin gede makin enak Min. Bukannya cewek suka dengan kontol yang gede?" kataku.

"Ternyata ini yang bikin Non Mirna teriak2 setiap dientot sama Mas Joni. Pantas saja Non Mirna sayang banget sama Mas Joni" sambung Minah sambil memegang kontolku.

"Sebentar lagi kamu juga sama dengan Mirna" ujarku sambil mengusap2 jembut keriting Minah yang lebat. Herannya nonok Minah tidak terlalu banyak mengeluarkan cairan meski aku yakin saat ini dia pasti sudah dalam kondisi birahi tinggi. Nonok Minah hanya sedikit basah seperti nonok yang habis dicuci dengan air sehabis kencing. Ini sungguh menakjubkan.

"Aduh aku gak nyangka, Mas Joni mau sama aku" ujar Minah bangga

"Kalau aku tahu Mas Joni mau sama aku, sudah sejak dulu aku minta Mas Joni ngentoti aku” lanjut Minah semakin berani. Minah mengelus2 dan mengurut2 batang kontolku dengan lembut membuat kontolku yang sudah tegang semakin tegang dan keras.

Dengan pandangan takjub, Minah melihat kontolku yang besar dan panjang yang saat ini ada dihadapannya. Digenggamnya kontolku dengan kedua tangannya, Minah heran dengan besarnya kontolku. Begitu besarnya sampai2 tidak tergenggam semuanya oleh tangannya.

Kemudian Minah berjongkok dan mulai menjilati kepala kontolku, lidahnya kadang2 bermain di liang kencingku, sementara kedua tangannya meremas2 lembut bagian batang kontolku. Akibatnya tubuhku bergetar, lenguhanku kembali terdengar. Kepalaku terdongak dengan mata terpejam menikmati jilatan2 lidah Minah serta remasan2 tangan Minah di kontolku.

“Ooooohhh... Miiiiinnn... teruuus... enaaak... jilatan kamuuu... Aaaaahhh... Emut kontolku Miiiiinnn... Ssssshhh... Ooooohhh... enaaak... Miiiiinnn...” desahku meminta Minah untuk mengulum kontolku.

Dengan senang hati Minah pun melakukan apa yang aku minta. Mulutnya mulai mengulum kontolku. Kepala Minah maju mundur hingga kontolku keluar masuk mulutnya. Sementara tangan kanan Minah tetap mengurut2 sebagian kontolku, tangan kirinya meremas2 biji pelirku.

Aku semakin melenguh mendapatkan perlakuan Minah yang ternyata sangat luar biasa tersebut dalam memanjakan kontolku dengan mulutnya. Kedua tanganku memegang kepala Minah, yang sedang bergerak maju mundur sehingga kontolku keluar masuk mulutnya.

“Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... enak banget sepongan kamuuu... Miiiiinnn... Ooooohhh... teruuus... Miiiiinnn... teruuus... isap kontolkuuu... Ssssshhh... Aaaaahhh... enaaak... bangeeet...” aku mendesah2 merasakan nikmatnya kontolku yang sedang dikulum oleh Minah.

Kepalaku mendongak, mulutku setengah terbuka dan mataku terpejam menikmati permainan mulut Minah serta kedua tangannya di kontol dan biji pelirku. Tubuhku semakin bergetar, Minah sendiri semakin mempercepat gerakan maju mundur mulutnya dan sesekali dia sedot2 kontolku sambil dia jilati kepala kontolku.

Aku tidak mau hanya puas dengan mulut Minah saja, justru niatku datang ke sini adalah aku ingin ngentot dengan Mirna tapi berhubung Mirna tidak ada di rumah, maka aku harus dapat ngentoti nonok Minah. Aku pun menahan gerakan kepala Minah, dan menarik tubuh Minah yang sedang berjongkok untuk berdiri. Aku ajak Minah pindah ke sofa yang ada di dekat kami.


POV Minah

Mas Joni duduk di sofa sehingga kontolnya yang telah sangat tegang dan keras tersebut berdiri tegak. Aku tahu apa yang Mas Joni inginkan, kemudian aku pun mengangkang di atas kedua paha Mas Joni sambil menghadap ke arahnya.

"Ayo Min, kamu masukin kontolku ke liang nonok kamu!!!" pinta Mas Joni.

Sungguh aku tidak menyangka melihat begitu antutiasnya Mas Joni ingin ngentot denganku. Karena nfsuku juga sudah sangat tinggi dan sudah lama juga aku tidak dientot laki2, aku pun meladeni nafsu Mas Joni tersebut dengan begitu antusias juga, dan begitu beringas bagai kuda betina liar melayani kuda jantan yang sangat perkasa.

Tanganku segera meraih kontol Mas Joni. Aku gesek2kan kepala kontol Mas Joni ke belahan nonok dan itilku. Kemudian setelah itu aku selipkan kepala kontol Mas Joni yang besar tersebut ke celah di antara kedua bibir dalam nonokku.

Sleeeeeppp... Bleeeeesss... kepala kontol Mas Joni mulai menerobos masuk ke dalam liang nonokku.

“Aaaaahhh... Maaaaasss... rooobeeek... nonokkuuu... Maaaaasss... kontol kamuuu... gede sekaaaliii... Ssssshhh... Aaaaahhh... kontol kamu gede sekaaaliii... Maaaaasss... Aaaaahhh...” Aku merintih, mataku terbelalak saat kontol Mas Joni mulai menerobos masuk ke dalam liang nonokku.

Aku agak kesakitan merasakan begitu besarnya kontol Mas Joni tersebut membelah liang nonokku yang sempit buat ukuran kontol segede punya Mas Joni tersebut sehingga terpaksa liang nonokku membuka secara maksimal membuatku sedikit merasakan sakit. Aku turunkan pantatku kembali perlahan2.

Bleeeeesss... kontol Mas Joni pun melesak lebih dalam lagi masuk ke dalam liang nonokku.

“Hhhmmmmm...” Aku melenguh antara sakit dan enak merasakan liang nonokku diterobos kontol Mas Joni yang sangat besar tersebut.

Aku merasakan liang nonokku menjadi sangat sempit untuk ukuran kontol segede kontol Mas Joni. Kontol mantan suamiku dulu tidak sebesar kontol Mas Joni, makanya liang nonokku menjadi sangat sempit saat kemasukan kontol Mas Joni yang gede tersebut. Apalagi aku belum mempunyai anak, sehingga lengkap sudah kesempitan liang nonokku ini. Dinding liang nonokku mencengkram erat kepala kontol Mas Joni. Setelah mendiamkan sebentar agar aku tidak terlalu kesakitan, aku mulai kembali menurunkan pantatku.

Bleeeeesss... kontol Mas Joni masuk kembali ke dalam liang nonokku.

“Aaaaahhh... Maaaaasss...” Aku kembali mengerang merasakan terjangan kontol Mas Joni yang besar tersebut.

Bleeeeesss... kembali aku turunkan pantatku sehingga kontol Mas Joni masuk lebih dalam lagi ke dalam liang nonokku.

“Uuuuuhhh... Hhhmmmmm...” Lagi2 aku mengerang.

Dan dengan sekali hentakan kuturunkan pantatku sehingga kontol Mas Joni terbenam seluruhnya di dalam liang nonokku.

“Ooouuuhhhh... Maaaaasss... Saaakiiit... Enaaak... perih nonokku Maaaaasss... robeeek... nonokku Maaaaasss... Aaaaahhh... kontol kamuuu... kegedeaaan... Aaaaahhh... Hhhmmmmm... Ssssshhh... Ooouuhhh...” Aku mengerang dan merintih merasakan antara sakit dan enak di liang nonokku yang terisi penuh oleh kontol Mas Joni.

“Liang nonok kamu masih sempit, Min. Kontol mantan suaimu dulu pasti kecil ya, Min” kata Mas Joni.

“Hhhmmmmm... Iya Mas. Jauh kalau dibandingkan dengan kontol kamu, Mas” kataku tersengal2 merasakan liang nonokku yang terisi penuh oleh jejalan kontol Mas Joni.

Aku pun diam bebera saat lamanya sambil merasakan nikmat yang luar biasa saat ling nonokku terisi penuh oleh batang kontol Mas Joni yang sangat besar tersebut. Begitu panjangnya batang kontol Mas Joni tersebut hingga menembus masuk ke dalam rahimku. Dengan perlahan2 aku pun mulai menggerakkan pantatku naik turun sehingga kontol Mas Joni keluar masuk liang nonokku.

“Aaaaahhh... nikmat sekaaaliii... kontol kamuuu... Maaaaasss... Aaaaahhh...” aku mengerang.

Walaupun aku sudah sangat terangsang dan birahiku juga sudah sangat tinggi, namun liang nonokku tidak becek terasa keset sehingga semakin menambah kenikmatan bagi Mas Joni.

"Nonok kamu keset banget Min. Rasanya lebih nikmat dari nonok Mirna" puji Mas Joni sambil memegangi pantatku yang sedang naik turun sehingga kontolnya keluar masuk liang nonokku.

Aku tersenyum. Ada perasaan bangga dengan pujian yang Mas Joni ucapkan barusan. Sehingga membuatku lebih semangat lagi untuk memberikan pelayanan yang terbaik buat Mas Joni.

"Akan aku beri sesuatu yang lebih nikmat, Mas" ujarku sambil dengan lincah memutar pantatku.

"Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!" Mas Joni mengerang karena batang kontolnya seperti dipelintir di liang nonokku. Dia dapat merasakan goyanganku yang sungguh luar biasa tersebut. Tapi aku protes ketika Mas Joni menuduhku sudah terbiasa melakukan hal tersebut sehingga jadi sangat mahir dengan goyangan tersebut.

"Aku biasa nampi beras di kampung Mas" jelasku.

“O pantas. Karena kamu biasa menampi beras, maka secara tidak langsung kamu berlatih goyang pantat” kata Mas Joni.

“Tapi kalau empotan nonokku itu sih bawaan dari lahir. Setiap nonokku kemasukan kontol, secara alami pasti akan langsung mengempot. Dan bila rasak nikmat pada nonokku semakin besar, maka empotan nonokku akan semakin kencang” jelasku.


POV Joni

Aku kagum dengan semua yang ada di nonok Minah. Terutama empotan nonoknya yang terasa sangat luar biasa. Mirna saja sampai harus berlatih senam Kegel untuk melatih otot2 liang nonoknya. Namun Minah secara alami dapat menggerakan otot2 liang nonoknya tersebut.

Aku yang biasa tahan lama dalam setiap persenggamaanku, merasa kedodoran. Goyangan pantat Minah membuat kontolku rasanya seperti diremas2 sambil sekaligus diisap2 oleh otot2 dinding liang nonok Minah. Hebatnya lagi nonok Minah sama sekali tidak becek, masih terasa keset, seolah2 Minah sama sekali tak terangsang oleh permainan ini. Padahal aku yakin seyakin2nya bahwa Minah juga sangat bernafsu, karena aku lihat dari wajahnya yang memerah, serta pentil susu dan itilnya yang mengeras pertanda bahwa dia sedang terangsang.

Sungguh luar biasa, lebih2 ketika Minah menekan kuat pantatnya ke bawah dan kemudian menggoyangnya, Trak! Terdengar bunyi berderak pada pangkal kontolku akibat goyangan pantat Minah. Namun seketika itu juga, batang kontolku merasakan pijitan dan remasan di dalam liang nonok Minah yang hangat dan super nikmat tersebut.

Kontolku serasa diurut2. Sehingga rasanya nikmat bukan main. Dan kurang dari 10 menit aku yang sejak tadi sudah dalam kondisi birahi tinggi tidak mampu lagi mempertahankan ejakulasiku. Aku berteriak panjang sambil menyodokkan kuat2 kontolku menyambut turnnya pantat Minah.

“Aaaaahhh... Miiiiinnn... akuuu... mau keluuuaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh... nonok kamu enaaak... sekaaalliiiii... Ssssshhh... Aaaaahhh... Miiiiinnn... akuuu... gak tahaaan... laaagiii... Ssssshhh... Aaaaahhh... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!!” Aku pun berteiak dan mengerang merasakan saat2 aku meraih ejakulasiku.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... pejuhku yang kental dan hangat muncrat memenuhi liang nonok Minah. Nikmatnya sungguh luar biasa.

Sementara itu saat kontolku amblas seluruhnya ditelan liang nonok Minah hingga menyentuh dinding rahimnya, Minah pun merasakan nikmat dan berada diambang orgasmenya.

“Uuuuuhhh... Maaaaasss... nikmaaatnyaaa... enaaak... sekaaaliii... akuuu... gak tahan laaagiii... Ssssshhh... Uuuuuhhh... Maaaaasss... akuuu... jugaaa... keluuuaaaaarrr...!!!” Minah pun menjerit dan mengerang panjang saat orgasmenya berhasil dia raih. Minah pun memelukku kuat2.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... liang nonok Minah menyemburkan cairan orgasmenya banyak sekali membasahi kontolku dan semakin membuat penuh liang nonoknya.

Tubuh Minah bergetar dengan hebat, pantatnya mengejut2. Kini tubuhnya ambruk merapat ke tubuhku, liang nonoknya berkedut2. Mulutnya tersungging senyum kepuasan.

“Mas, kontol kamu gede tenan. Liang nonokku perih gara2 kontol kamu, Mas. Edan, enak tenan rasanya liang nonok Minah penuh sama kontol kamu, Mas” kata Minah dengan napas yang masih tersengal2 akibat gelombang orgasmenya.

“Liang nonok kamu juga enak Min. Sempit dan keset, jepitannya kuat banget” balasku.

Birahiku yang tadi tidak tersalurkan dengan Sinta, kini terlampiaskan melalui nonok Minah. Dan setelah beristirahat sejenak dari gelombang puncak kenikmatan masing2, Minah mencabut kontolku dari liang nonoknya dan tangannya segera menutupi nonoknya agar cairan yang ada di liang nonoknya tidak menetes membasahi lantai. Kemudian dia berlari menuju kamar mandi dalam keadaan telanjang.

Sementara itu, setelah merasakan enaknya liang nonok Minah, malam itu aku tidur di rumah Mirna meskipun Mirna sendiri sedang ke luar kota. Tentu saja aku betah tinggal di sini karena ada Minah yang punya sesuatu yang baru yang lebih enak dari punya Mirna yang membuatku ketagihan. Kemudian aku pindah ke kamar tidur tamu, karena tidak enak jika memakai kamar dan tempat tidur Mirna untuk ngentoti perempuan lain. Makanya aku memilih untuk tidur di kamar tidur tamu saja Sambil menunggu Minah, aku tidur2an di tempat tidur. Namun karena kondisi badanku yang capek, aku pun ketiduran.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Bimabet
POV Joni

Tengah malam aku terbangun, karena haus. Aku ambil minuman yang telah disiapkan Minah di atas nakas yang ada disamping tempat tidur. Selesai minum, aku pandangi tubuh Minah yang masih telanjang bulat telentang di sampingku, matanya terpejam karena kelelahan akibat didera kenikmatan puncak birahinya. Ternyata sekembalinya dari kamar mandi, Minah menyusulku tidur di kamar tamu sambil mambawakan minuman buatku, namun aku sudah keburu tidur.

Melihat tubuh telanjang Minah yang tergolek di sampingku, nafsuku bangkit kembali. Per-lahan2 aku dengan penuh nafsu kedua tanganku mulai meremas2 kedua susu Minah. Sambil meremas2, kedua susu tersebut mulai aku jilati dan pentilnya aku isap2. Minah pun terbangun dari tidurnya akibat aksiku di kedua susunya tersebut.

Minah tersenyum.

“Masih mau lagi to Mas?” tanya Minah.

“Aku ketagihan nonok kamu, Min. Nonokmu enak banget” jawabku dan mulai menjilati leher dan telinga Minah. Aksiku tersebut semakin membuat Minah mendesah2.

“Aaaaahhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...” Desah Minah sambil kedua tangannya memegangi kepalaku.

Aku pun semakin meningkatkan aksiku. Kini sambil menjilati leher, tengkuk dan punggung Minah, tanganku yang satu meremas2 susu Minah, tanganku yang lainnya mulai mengelus2 nonok Minah. Saat tanganku mulai menyentuh nonok Minah, aku merasakan nonok Minah agak lembab, nampaknya Minah terangsang karena ulahku tersebut.

Kemudian aku lumat kembali bibir Minah sambil memasukkan jari tengahku ke dalam liang nonok Minah yang lembab itu, dengan gerakan perlahan2 aku keluar masukkan jariku itu di liang nonok Minah yang keset itu. Seluruh aksinya itu membuat Minah kembali mendesah keenakan.

“Ooooohhh... Ssssshhh... Ayooo... Maaaaasss... Cepetan masukiiin... kontol kamuuuu... Aaaaahhh... Maaaaasss...” desah Minah sambil memohon agar aku segera ngentoti nonoknya.

Mendengar permintaan Minah tersebut, aku mengeluarkan jari tanganku dari liang nonok Minah. Aku mengangkangkan kedua kaki Minah dan mengarahkan kontolku ke liang nonok Minah. Dengan perlahan2, aku mulai melesakkan kontolku ke liang nonok Minah.

“Aaaaahhh... Maaaaasss... puaskan aku lagiii... Maaaaasss... akuuu... pingiiin... merasakan sodokan kontol kamuuu... yang gede ituuu... Aaaaahhh... Maaaaasss... enaaak... Maaaaasss...” erang Minah merasakan nikmatnya sodokan kontolku yang pelan2 masuk ke dalam liang nonoknya.

Aku tidak mau terburu2 memasukkan kontolku ke dalam liang nonok Minah. Aku ingin merasakan nikmatnya gesekan saat kontolku sedikit demi sedikit memasuki liang nonok Minah. Perlahan2 batang kontolku terus masuk ke dalam liang nonok Minah. Aku merasakan nonok Minah keset dan masih sempit. Sempit karena memang liang nonok Minah hanya dimasukin kontol mantan suaminya yang ukurannya jauh lebih kecil dari kontolku serta sudah 3 tahun liang nonoknya tidak kemasukan kontol laki2 dan sekalinya kemasukkan kontol, langsung kontolku yang sangat gede ukurannya. Selain itu Minah juga belum pernah melahirkan. sehingga pantas kalau liang nonok Minah terasa masih sempit.

Sedikit demi sedikit kontolku mulai terbenam di liang nonok Minah. Dengan gerakan perlahan aku menurunkan tubuhku sehingga posisinya mulai menindih tubuh Minah dan kedua tanganku mulai kuselipkan di bawah tubuh Minah.

Sambil memeluk tubuh Minah dengan cukup erat dan bibirku pun melumat bibir Minah. Tiba2 aku melesakkan kontolku dalam2 di liang nonok Minah, membuat Minah tersentak dan berteriak kaget.

“Aow!!! Pelaaan... Maaaaasss...!!! Saaakiiit... Aaaaahhh... pelaaan... Ssssshhh... kontol kamuuu... gede sekaaaliii... pelaaan... pelaaan...” Minah menjerit dan mengerang agak kesakitan sambil menyuruhku untuk pelan2 menggenjotkan kontolku.

Minahpun memelukku, namun Minah tidak dapat berbicara karena mulutnya sedang kulumat lagi. Kedua mulut Minah kini sama2 kukerjai. Mulut atasnya sedang aku lumat dengan mulutku dan mulut bawahnya alias nonoknya pun sedang kusumpal dengan kontolku yang gede. Aku pun mulai menggerakkan pantatku maju mundur sehingga kontolku keluar masuk liang nonok Minah.

Sreeet... bleees... sreeet... bleees... sreeet... bleees... Begitu berulang2 kontolku keluar masuk liang nonok Minah.

Mata Minah mulai merem melek menikmati sodokan2 kontolku yang gede itu. Melihat Minah mulai menikmati entotannya Joni melepaskan lumatan dibibir Minah.

“Ooouuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Maaaaasss... kontoool... kamuuu... gede bangeeet... enaaak... bangeeet... di nonokkuuu... Ssssshhh... Aaaaahhh...” Minah mendesah merasakan nikmatnya entotan kontolku di liang nonokku.

“Hhhmmmmm... Sluuuuurp... Hhhmmmmm... nonok kamu seeempiiiit... Ssssshhh... Ooooohhh... Miiiiinnn... enaaak... bangeeet... Sluuuuurp... Sluuuuurp... Ssssshhh... Aaaaahhh...” Aku melenguh keenakan merasakan nonok Minah yang sempit sambil mengisap2 susu Minah.

“Aaaaahhh... Maaaaasss... enaaak... teruuus... Maaaaasss...” desah Minah.

Minah membuka selangkangannya lebih lebar. Namun aku segera melarang dan meminta agar Minah tetap pada posisi semula bahkan agar sempitnya nonok Minah lebih terasa, aku mengangkat kedua kaki Minah dan kuletakkan di pundakku.

Dengan posisi tersebut, aku dapat melihat bibir dalam nonok Minah monyong saat aku menarik kontolku dari dalam liang nonoknya. Dan saat aku menekan kontolku ke dalam liang nonoknya terlihat bibir dalam nonok Minah ikut terdorong masuk.

Dalam posisi senggama seperti ini, membuat jepitan nonok Minah semakin erat dan gesekan kontol gedeku pada liang nonok Minah pun semakin terasa.

"Ssssshhh... Aaaaahhh..." Minah mendesah dan menggeliat. Ternyata sodokan2 kontolku yang panjang tersebut menyundul2 dinding rahimnya membuat getaran2 nikmat pada rahimnya.

"Maaaaasss... Apakah setiap laki2 pingin liang nonok yang sempit?" tanya Minah di sela2 desahan2 kenikmatan dan pompaan kontolku di liang nonoknya.

"Mana aku tahu. Yang jelas liang nonokmu yang sempit ini sudah bikin aku ketagihan" jawabku sambil terus memompa liang nonok Minah dengan kontolku.

Minah nyekikik kecil. Kakinya menghentak2 membuat gerakan aneh. Akibatnya kontolku terasa seperti disedot2 dan diurut2 di dalam liang nonok Minah.

“Aaaaahhh... Miiiiinnn... eeenaaaaakkk... baaangeeeeet... nonok kamuuuuu... Ssssshhh... Ooooohhh... niiikmaaaaattt... Miiiiinnn...” erangku.

Minah terus memutar2 dan menggoyang2kan pantatnya mengimbangi sodokan2 kontolku di liang nonoknya.

"Hhhmmmmm... kamu kuat sekaaaliii... Ooooohhh... Maaaaasss... terus genjot yang kuat Maaaaasss... puaskaaan... akuuu... Maaaaasss... Ssssshhh... Aaaaahhh...” puji Minah sambil terus melenguh keenakan.

Aku tersenyum sambil mempercepat pompaan kontolku dengan lebih kuat lagi. Aku ingin segera menuntaskan hasrat birahiku yang menggebu2. Namun justru sebaliknya, Minahlah yang justru akan mencapai orgasmenya duluan.

“Aduuuuuhhh... teruuus... Maaaaasss... Enaaak... Maaaaasss... Ssssshhh... Ooooohhh... teruuus... Maaaaasss... Aaaaahhh... lebih cepaaat... Maaaaasss... sodok lebih kuuuaaat... laaagiii... Ssssshhh... Uuuuuhhh... Ooooohhh... Maaaaasss...” Mirna terus mengerang dan merintih.

Aku semakin mempercepat keluar masuk kontolku di liang nonok Minah. Irama pompaan kontolku di liang nonok Minah semakin tidak teratur dan sodokan2 kontolku pun makin kuat. Sehingga tak lama kemudian.

“Aaaaahhh... Maaaaasss... Akuuuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Maaaaasss... Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!” jerit Minah.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... liang nonok Minah kembali menyemburkan cairan orgasmenya, menyiram hangat kontolku. Mata Minah membelalak. Tubuhnya meregang dan kelojotan didera kenikmatan orgasmenya. Tangannya memeluk erat tubuhku. Liang nonok Minah mencengkeram erat kontolku dan memijat2. Aku pun menghentikan sejenak pompaan kontolku di liang nonok Minah.

Karena aku pun ingin segera mendapatkan puncak kenikmatanku, maka aku mulai menciptakan rangsangan2 lain guna lebih menaikkan birahiku setinggi mungkin agar pejuhku cepat muncrat. Begitu tubuh Minah sudah tidak kejang2 lagi dan semburan cairan orgasmenya berhenti, aku cabut kontolku lalu meminta Minah untuk menyepong kontolku.

“Min, isap kontolku dong” pintaku

Minah mendekatkan wajahnya ke kontolku, lalu dengan sigap Minah menggenggam kontolku dan kemudian mengulumnya. Aku lihat bibir Minah yang tebal itu sampai membentuk huruf O karena kontolku yang gede itu hampir seluruhnya memadati bibir mungil Minah. Minah sepertinya sengaja memamerkan kehebatan sepongannya, karena sambil mengulum kontolku ia berkali kali melirik ke arahku. Aku hanya dapat menyeringai keenakan dengan sepongan Minah tersebut.

“Edan!!! Enak banget sepongan kamu, Min. Kayaknya kamu sudah terbiasa nyepong ya?” selidikku.

“Hhhmmmmm... Enak aja... Hhhmmmmm... Sluuuuurp...” protes Minah sambil mencubit pinggangku dan tetap mengulum kontolku di dalam mulutnya.

“Aku sering lihat di film BF punya Non Mirna saat aku lagi di rumah sendiri, Mas. Sluuuuurp... Hhhmmmmm... Sluuuuurp... Hhhmmmmm...” jelas Minah lalu melanjutankan mengulum2 kontolku.

“Aaaaahhh... Miiiiinnn... teruuuuus... enak sepongan kamuuu... entot kontolku dengan mulutmuuu... Miiiiinnn... Ssssshhh... Ooooohhh...” desahku meminta Minah terus mengulum kontolku.

Kemudian Minah lebih merentangkan kedua kakiku dan mulai lagi menjilati bagian2 peka di sekeliling kontolku, mulai dari biji pelirku, terus naik ke atas sampai ke liang kencingku semuanya Minah jilati. Bahkan Minah dengan telaten menjilati anusku yang membuat aku benar2 blingsatan. Birahiku terus naik merambat ke tingkat tertinggi.

Aku remas2 susu Minah serta merojok2 liang nonok Minah dengan jariku. AKu sudah tak tahan dengan permainan mulut Minah tersebut. Aku menyuruh Minah berhenti tetapi Minah tak memperdulikannya justru mulutnya yang hangat itu semakin lincah mengeluarmasukkan kontolku dan tangannya menggosok2 serta sesekali merojok anusku. Aku merasa puncak kenikmatanku sebentar lagi akan meledak.

“Aduuuuuhhh... Miiiiinnn... udah Miiiiinnn... aku gak mau keluar di mulut kamuuu... aku pingin keluar di nonok kamuuu...” kataku minta agar Minah berhenti sambil menarik kepala Minah menjauh dari kontolku.

Aku tak tahan lagi. Dengan cepat aku masukkan kembali kontolku ke dalam liang nonok Minah. Aku memompa kontolku keluar masuk liang nonok Minah dengan penuh nafsu. Begitu bernafsunya sehingga tempat tidur itu goyah bagai diguncang gempa bumi.

“Mas ganas bangeeet... Aaauuuggghhh... pelan2 Maaaaasss... bisa robek nonokkuuu... kontol kamu gede bangeeet... Maaaaasss... pelan2!!!” jerit Minah saat liang nonoknya diterobos dengan kuat oleh kontolku.

Minah mengimbangi permainanku. Minah juga mengharapkan memperoleh orgasmenya kembali. Minah memutar2 dan menggoyang2kan pantatnya pelan2. Aku tekan pantatku sehingga kontolku amblas dalam sekali di liang nonok Minah. Aku merasakan ujung kontolku menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Minah. Setiap kali Minah memutar dan menggoyangkan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa nikmat yang sangat luar biasa di ujung kontolku. Kontolku rasanya seperti diremas2 dan diisap2 oleh dinding2 liang nonok Minah.

"Aaaaahhh... bukan main enaknyaaa... Miiiiinnn...!!! Ssssshhh... Ooooohhh... empotan nonok kamuuu... enaaak... baaangeeet... Ssssshhh... Ooooohhh... kontolku teeeraaasaaa... disedot seeedooot... nikmaaat... bangeeet... Miiiiinnn... Ssssshhh... Aaaaahhh...“ Aku pun melenguh keenakan merasakan empotan dinding2 liang nonok Minah di batang kontolku.

Aku mendengus2. Birahiku menggelegak. Dengan ganas kusodok liang nonok Minah. Perlakuanku tersebut semakin menambah kenikmatan bagi Minah.

“Ooouuhhh... Maaaaasss... teeeruuus... sooodoook... nonok akuuu... dengaaan... kontol gede kamuuu... ituuu... Ssssshhh... Aaaaahhh... teeekaaaaan... lebih daaalaaam... laaagiii... Maaaaasss... Ssssshhh... Aaaaahhh...” Minah mengerang kenikmatan menikmati sodokan2 kontolku di liang nonoknya.

Hingga akhirnya Minah harus mengakui kekuatanku. Aku mampu bertahan lebih lama dibandingkan dengan dirinya. Padahal tadi pejuhku sudah akan muncrat di mulutnya. Namun justru begitu kontolku menyodok liang nonok Minah, dialah yang mencapai orgasme lebih dulu.

“Aaaaahhh... Maaaaasss... aaakuuu... keeeluuuaaarrr... laaagiiiii... Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!!” Minah menjerit keras sekali dan mengerang2. Tubuhnya melenting dan mengejang kuat.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasmenya yang hangat kembali menyembur dari dalam liang nonoknya mengguyur kontolku.

"Ooooohhh... Maaaaasss... Aku kalaaah... lagiii... Ssssshhh... nikmat bangeeet... Ssssshhh... Ooooohhh..." rintih Minah penuh kenikmatan.

Kali ini aku tidak memberikan kesempatan bagi Minah beristirahat untuk menikmati orgasmenya. Aku terus memompa kontolku keluar masuk liang nonok Minah yang jadi agak licin akibat cairan orgasmenya, sehingga kontolku lebih lancar keluar masuk di liang nonoknya.

Crok... crok... crok... suara yang dihasilkan dari tumbukan kontolku dengan liang nonok Minah yang basah oleh cairan orgasmenya.

“Mas cabut dulu, biar aku lap dulu nonokku” usul Minah. Namun aku menolak ketika usul Minah untuk membersihkan nonoknya dari cairan orgasmenya.

"Gak usah Min. Biar saja" ujarku.

"Bunyi Mas!!! Malu!!!” sahut Minah

"Biarin, Min. Bikin aku tambah nafsu, Min" balasku sambil memutar2 batang kontolku di dalam liang nonok Minah.

Setelah sekian lama aku berusaha, barulah aku merasakan tanda2 kontolku akan menyemprotkan pejuhnya. Aku minta agar Minah untuk memringkan tubuhnya. Lalu aku tusuk liang nonoknya dari belakang. Dalam posisi ini terasa betapa sempitnya liang nonok Minah. Benar saja dalam tempo yang tidak lama aku pompa liang nonok Minah dengan kontolku dalam posisi tersebut, aku pun mengejang kuat.

“Aaaaahhh... Miiiiinnn... Akuuu... Keeeluuuaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!” teriakku sambil menghujamkan kontolku dalam2 di liang nonok Minah.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... pejuhku muncrat disertai kenikmatan yang luar biasa. Tubuhku menggelosoh lemas menindih tubuh Minah.


POV Minah

Aku tersenyum memandang Mas Joni yang perkasa yang sedang menindih tubuhnya. Namun tiba2 aku sadar setelah majikanku datang dari luar kota, maka aku tidak akan memiliki kesempatan seperti ini lagi. Tiba2 senyumku terhenti saat mengingat semua itu.

Malam ini aku bisa begitu bahagia mereguk kenikmatan demi kenikmatan bersama Mas Joni yang tidak lain adalah kekasih atau orang yang dekat dengan majikannya, tapi besok belum tentu ada lagi kesempatan seperti ini? Tiba2 mataku memerah dan ternyata itu tak luput dari perhatian Mas Joni sehingga membuatnya kaget melihat perubahan itu.

"Ada apa Min?" tanya Mas Joni.

"Aku sedih Mas. Besok setelah Non Mirna datang, belum tentu aku bisa menikmati semua ini. Kan Mas Joni bukan milikku. Dan aku pasti harus menanggung derita karena aku sudah ketagihan kontol kamu, Mas" jawabku

“O itu. Kenapa mesti sedih. Semua bisa diatur. Aku siap kok memberimu kenikmatan kapan saja. Lagian aku juga ketagihan sama nikmatnya nonok kamu, Min" jelas Mas Joni.

"Benar Mas?" tanyaku lagi.

"Tinggal pintar2nya kamu mengatur saja" kata Mas Joni, menyakinkanku.

"Makasih ya Mas. Kamu baik banget" ucapku sambil mengecup lembut bibir Mas Joni.

Kami berdua kemudian tertidur dalam keadaan telanjang dan berpelukan. Kami berdua tidur dengan lelapnya setelah melakukan pergumulan yang melelahkan namun penuh dengan kenikmatan tersebut.

===000===

Minggu pagi2 sekali aku sudah bangun dari tidurku. Aku tidak melupakan tugas utamaku sebagai seorang asisten rumah tangga di rumah Non Mirna meskipun semalam aku merasa diriku bagai seorang ratu di atas tempat tidur. Setelah semuanya beres, aku langsung ke kamar mandi membersihkan diri.

Air segar mengguyur sekujur tubuhku. Keletihan semalam sirna seketika. Aku tersenyum2 sendiri sambil menggosoki tubuhku dengan sabun.

"Ouw!!!" Aku memekik kaget ketika melihat Mas Joni muncul dengan tiba2. Secara reflek aku menangkupkan kedua tanganku untuk menutupi nonok dan kedua susuku.

"Mas Joni!!! Keluar, Mas!!! Minah Malu!!!" pekikku.

"Malu bagaimana? Bukannya semalam kita sudah saling melihat tubuh telanjang kita" kata Mas Joni sambil membuka pakaiannya sendiri.

"Mas mau apa?" tanyaku.

Tanpa banyak bicara Mas Joni langsung mendekap tubuhku yang penuh busa sabun. Didesaknya aku ke sudut kamar mandi hingga aku terduduk di kloset duduk yang tertutup. Pada saat itulah Mas Joni langsung jongkok dan membuka selangkanganku hingga bibir nonokku terkuak.

"Edan kamu Mas!!!" kataku sambil mencipratkan busa dari tanganku.

Mas Joni tertawa. Matanya menatap nanar ke arah nonokku yang ditumbuhi jembut keriting yang lebat di sekitarnya. Sorot matanya penuh nafsu birahi. Mas Joni pun mulai menyibak jembutku yang menutupi celah nonokku, lalu jari Mas Joni membuka bibir nonokku secara perlahan sehingga celah nonokku semakin terbuka lebar. Kemudian tanpa menunggu lebih lama lagi, Mas Joni pun mulai menjilati nonokku dari bawah ke atas sambil sesekali ia tusukkan ujung lidahnya ke dalam liang nonokku.

“Ooooohhh... Maaaaasss... Ssssshhh... enak bangeeet... Maaaaasss... Ssssshhh... Aaaaahhh...” desahku.

Jilatan lidah Mas Joni merambat ke ujung atas nonokku dimana itilku berada. Begitu sampai pada itilku tersebut, dengan penuh nafsu itilku tersebut dia jilat2 dengan lidahnya dan dia kenyot2 dengan mulutnya. Kontan membuat aku semakin mendesah keenakan.

“Aduuuh... Iyaaa... ituuu... jilat terus itilkuuu... Ssssshhh... Aaaaahhh... nikmaaat... Maaaaasss... Aaaaahhh... jilat teruuus... Maaaaasss... sedot itilkuuu... Aaaaahhh... Maaaaasss...” desahku.

Agak lama Mas Joni mengerjai itilku hingga itilku menjadi sangat bengkak. Nafsuku pun semakin menggelora menuntut untuk segera dituntaskan.

“Aaaaahhh... Maaaaasss... sudaaah... Maaaaasss... sekarang puasin aku dengan kontol gedemuuu... Maaaaasss... Ssssshhh... Ooooohhh... masukin kontol kamuuu... Maaaaasss...” pintaku sambil menarik kepala Mas Joni menjauhi nonokku.

Mas Joni pun berdiri. Tangan kirinya mulai mengarahkan batang kontolnya menuju ke liang nonokku. Digesek2kannya kepala kontol Mas Joni yang besar itu dicelah nonokku. Aku hanya dapat mendesah merasakan pergesekan antar kepala kontol Mas Joni dengan celah nonokku dan terkadang mengenai itilku.

“Maaaaasss... buruan masukin kontol kamuuu... Maaaaasss... Akuuu.. udah gak tahaaan... Maaaaasss...” rengekku.

Tanganku mengambil alih tangan Mas Joni, aku meraih batang kontol yang besar dan panjang itu kemudian kuselipkan di celah nonokku. Kemudian secara tiba2 Mas Joni menghujamkan kontolnya ke dalam liang nonokku.

"Aow!!!" Aku memekik kaget.

Aku merasa agak ngilu karena tiba2 kontol Mas Joni yang tegang dan keras itu menusuk liang nonokku. Namun rasa ngilu itu sekejap saja segera berganti dengan rasa nikmat yang luar biasa.

Dua kakiku terangkat naik dan melipat pada pinggang Mas Joni. Sementara Mas Joni telah berhasil melesakkan separo dari batang kontolnya ke dalam liang nonokku. Mas Joni menekan lagi batang kontolnya hingga amblas seluruhnya di dalam liang nonokku.

"Aduuuh... Maaaaasss... ngiluuu... Gak mau begini ah punggungku sakit" kataku sambil melepaskan lipatan kakiku. Aku merasa tidak nyaman saat Mas Joni mengentoti diriku dengan posisinya tersebut.

Aku kemudian berdiri berhadapan dengan Mas Joni. Mas Joni menggenggam kontolnya dan dengan perlahan mengarahkannya ke liang nonokku. Sesaat ia mencari2 liang nonokku dengan ujung kontolnya.

"Iya, di situ Mas. Aaaaahhh... Tekaaaan... Maaaaasss... Ssssshhh...” Aku merintih dan mendesis2 ketika kepala kontol Mas Joni membelah celah nonokku dan batang kontolnya mulai menyelinap masuk liang nonokku.

Aku agak mengangkangkan kedua kakiku hingga tubuhku setengah mendongak sambil memegangi bahu Mas Joni. Mas Joni tetap berdiri tegak sementara tangannya mencengkeram pantatku. Mas Joni mengangkat sedikit pantatku agar posisi kontolnya pas betul dengan liang nonokku.

Saat kontol Mas Joni telah masuk liang nonokku, aku pun lalu menggelayut pada leher Mas Joni. Tubuhku yang tidak seberapa besar tersebut dapat dengan mudah diangkat oleh Mas Joni. Bersamaan dengan itu kedua belah kakiku melingkar di pinggang Mas Joni sehingga persetubuhan kami menjadi semakin mantap. Kedua kelamin kami saling beradu dengan ketat.

Mas Joni berjalan. Dan sungguh tak disangka aku merasakan suatu kenikmatan yang luar biasa. Batang kontol Mas Joni secara otomatis keluar masuk liang nonokku seiring langkah kakinya. Sungguh nikmatnya luar biasa. Nikmatnya dapat aku rasakan sampai keubun2ku. Mas Joni berjalan mengitari ruangan kamar mandi yang tidak begitu luas. Lagi2 sentuhan nikmat itu terasa seiring dengan setiap langkah kaki Mas Joni.

“Ooooohhh... enaaak... Miiiiinnn... Ssssshhh... Uuuuuhhh... nonok kamuuu... Ssssshhh... Aaaaahhh... nikmaaat... bangeeet...” Mas Joni mendesah kenikmatan, matanya merem melek meresapi kenikmatan akibat gerakan kontolnya di dalam liang nonokku saat dia berjalan.

Demikian juga denganku. Aku merintih2 merasakan nikmat yang sama dengan yang dirasakan oleh Mas Joni. Bibirku mendesah2. Ini ngentot cara baru bagi kami. Bersetubuh dengan cara demikian ternyata nikmat juga. Mungkin Mas Joni yang tidak nyaman karena harus menanggung beban tubuhku. Namun semua itu tak sebanding dengan kenikmat yang dia rasakan.

“Aaaaahhh... Maaaaasss... Enaaak... kontol kamuuu... betul2 enaaak... Ooooohhh... enaaaknyaaa... ngentot sama kamuuu... Maaaaasss... Aaaaahhh...“ Aku merintih2 merasakan kenikmatan. Tubuhku pun bergoyang2 dalam gendongan Mas Joni.

“Aaaaahhh... Miiiiinnn... enaaak... Miiiiinnn... ssssshhhhh... aaaaahhhhh... nonok kamuuu... keset dan sempiiit... Aaaaahhh... enaaak... sekaaaliii...” erang Mas Joni menikmati persetubuhan kami. Napasnya terengah2.

Menggendong tubuhku lama2 membuat Mas Joni akhirnya capek juga. Kemudian ia memerintahkan aku agar menurunkan kakiku dan berdiri di dekat wastafel yang ada di kamar mandi. Ketika Mas Joni hendak mencabut kontolnya, aku memprotesnya.

"Jangan dicabut dulu kontol kamu, Mas!!!" protesku.

Sambil mendekap tubuh Mas Joni, aku berjalan mundur menuju bibir meja wastafel lalu aku duduk di atas meja wastafel tersebut. Di situlah Mas Joni mulai mengentoti aku kembali.

Dengkul Mas Joni memaksa menguakkan selangkanganku. Kontol Mas Joni yang besar menelusur di dalam liang nonokku, keluar masuk dengan gencar. Aku merintih2 lagi. Sesekali aku menggelinjang ketika Mas Joni menekan dengan keras kontolnya.

“Aow!!! Ssssshhh... Aaaaahhh... Edan nikmat banget Maaaass... Ssssshhh... Ooooohhh... Kamuuu... betul2 hebaaat... Ssssshhh... Aaaaahhh... enaaak... Maaaaasss... genjot teruuus... Maaaaasss...” Aku mengerang.

Kami masih saja memacu persetubuhan kami. Belum ada tanda2 kami berdua meraih orgasme masing2. Kontol Mas Joni bagaikan kontol kuda yang tak pernah lelah. Kepala kontolnya yang besar itu terus menggelitik bagian terdalam di liang nonokku.

"Ssssshhh... Ooooohhh..." desahku sambil mencengkeram bahu Mas Joni. Gigiku mengatup rapat.

Gerakan keluar masuk kontol Mas Joni makin gencar. Rintihanku pun sering terdengar. Aku terus menggoyangkan pantatku seiring dengan genjotan kontol Mas Joni. Akibat goyangan itu Mas Joni merasa terbuai oleh kenikmatan dan dia pun semakin mempercepat keluar masuknya batang kontolnya. Aku pun mempercepat goyanganku. Aku sudah tak sabar ingin mendapatkan orgasmeku yang sudah aku nanti2.

"Tekan kontol kamuuu... lebiiih... dalaaam... Maaaaasss... sodok yang keraaas... putaaar... di daaalaaam... Uuuuuhhh... Ssssshhh... enaaak... bangeeet... kontol kamuuu... Maaaaasss...!!!" pintaku sambil terus mengerang dan merintih.

Mas Joni mehentakkan pantatnya dengan kuat dan menyodokkan kontolnya kuat2 sehingga seluruh batang kontolnya terbenam di dalam liang nonokku lalu dia putar2 kontolnya tersebut di dalam liang nonokku.

"Iyaaa... begituuu... betuuul... begituuu... Ssssshhh... Ooooohhh... enaaak... bangeeet... Aduuuuuh... Maaaaasss... kontol kamuuu... niiikmaaat... baaangeeet... Ssssshhh... Aaaaahhh..." rintihku.

“Teruuus... Miiiiinnn... goyang teruuus... Ssssshhh... Ooooohhh... kamu memang hebat Miiiiinnn... Ssssshhh... Hhhmmmmm... Gila nonok kamuuu... seeempiiit... Miiiiinnn... berkedut2 teruuus... Aaaaahhh... kontolkuuu... seperti dipijaaat... piiijaaat... Miiiiinnn... Aaaaahhh... enaaak... Miiiiinnn... Aduuuuuh... nikmatnyaaa... ngeeentooot... kamuuu... Ssssshhh... Ooooohhh...!!!” Mas Joni berteriak2 keenakan merasakan jepitan dan empotan liang nonokku

Kami berdua kembali saling memacu. Kemudian liang nonokku terasa hangat. Dan tidak lama kemudian sekujur tubuhku meregang. Sepertinya Mas Joni tahu aku akan mendapatkan orgasmeku. Mas Joni pun memacu kontolnya keluar masuk liang nonokku semakin cepat dan tidak beraturan. Aku pun mengerang hebat.

“Ssssshhh... Aaaaahhh... aaaakuuu... keluuuaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh... nikmaaat...!!!” Aku menjerit dan mengerang menikmati orgasmeku. Tubuhku meregang. Dekapanku semakin erat pada tubuh Mas Joni.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... liang nonokku menyemburkan cairan orgasmeku dan membasahi batang kontol Mas Joni yang masih gencar memompa liang nonokku.

“Ooouuuhhh... Maaaaasss... Aaaaahhh... entotan kamu betul2 enaaak... Uuuuuhhh... Aaaaahhh...” Aku masih terus mengerang merasakan kenikmatan orgasmeku dan rojokan batang kontol Mas Joni yang masih terus menyodok liang nonokku. Mas Joni semakin menambah cepat keluar masuk kontolnya di liang nonokku sehingga tubuhku berguncang2 hebat.

Sret... bles... sret... bles... sret... bles... kontol Mas Joni dengan gencarnya terus keluar masuk liang nonokku. Hingga akhirnya tubuh Mas Joni mengejang.

“Aaaaahhh... Miiiiinnn... akuuu... keluuuaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!” teriak Mas Joni menikmati saat2 kontolnya menyemprotkan pejuhku di dalam liang nonokku.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... pejuh Mas Joni menyemprot keluar dengan kuat menghantam dinding rahimku.

Mas Joni membenamkan batang kontolnya dalam2 di liang nonokku. Aku merasakan pejuh Mas Joni yang hangat memenuhi rahimku. Kini kami berdua telah berhasil merengkuh puncak kenikmatan masing2.

Setelah badai nafsu birahinya mereda dan setelah puas merasakan jepitan nonokku, Mas Joni pun mencabut kontolnya dari cengkraman liang nonokku dan melepaskan pelukkannya.

“Kamu hebat, Mas. Kamu benar2 perkasa. Kontol kamu lama lemesnya sekali ngaceng bisa bikin aku orgasme lebih dari sekali. Aku betul2 puas, Mas. Kapan2 aku mau dientot lagi sama kamu, Mas” kataku lalu tersenyum penuh kepuasan.


POV Joni

Hari telah menjelang siang, kami berdua kemudian membersihkan diri masing2 dan berpakaian kembali. Minah menyiapkan makan siang buatku. Dan setelah menyantap makan siang, aku pun tertidur dengan nyenyak. Badanku baru terasa capek setelah semalaman dan pagi tadi ngentot dengan Minah habis2an.

Malam harinya aku menginap lagi di rumah Mirna. Aku ingin puas2in nafsuku untuk menyetubuhi Minah. Aku ingin menikmati legitnya nonok Minah sepuas2nya. Mumpung ada kesempatan, disaat Mirna sedang keluar kota. Kembali malam itu kami berdua berpacu dalam birahi saling berlomba mencapai kenikmatan surga dunia.

End Bagian 7.


Bagian 8: Nafsu Dari Yogya
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd