Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Birahi Joni

Bimabet
Bagian 2: Trio Susi, Tina dan Tuty (2)

POV Tina

Melihat kontol Joni yang keluar dari nonok Susi, membuat gue bisa melihat langsung kontol Joni yang walaupun sudah mengeluarkan pejuhnya, namun masih terlihat betapa besarnya kontol Joni tersebut.

“Woooww... Jon, kontol elu emang gede banget. Belum ngaceng maksimal aja udah segede gitu, gimana kalau sudah benar2 ngaceng Jon...“ ujar Tina dengan suara agak parau akibat birahi yang melandanya.

“Kalau elu mau liat betapa gedenya kontol Joni, elu bikin kontol Joni bener2 ngaceng, Tin” sahut Susi ke gue.

Merasa tertantang dengan omongan Susi barusan, sambil nungging membelakangi Joni, gue pun segera mendekatkan wajahku ke kontol Joni.

“Sini biar gue ngacengin kontol elu, Jon” kata gue sambil menggenggam batang kontol Joni, dan tanpa basa-basi batang kontol yang masih setengah ngaceng itu gue kulum.


POV Susi

Gue kagum melihat cara Tina mengoral kontol Joni. Ternyata Tina sangat mahir sekali mengoral batang kontol, terlihat dari cara dia yang begitu piawai. Mungkin karna memang jam terbang Tina sudah cukup banyak. Gue jadi teringat dengan apa yang telah Tina ceritakan kepada gue kalau Tina sudah semenjak smp mulai pacaran, dan mulai saat itu pula dia sudah mulai berhubungan seks dan dia juga sering berganti2 pacar. Mungkin Tina tergolong sebagai gadis yang hyper sex, tak puas dengan hanya satu pasangan saja, selalu ingin mencoba berbagai tipe lelaki, untuk itulah dia sering bergonta-ganti pasangan.


POV Joni

Aku sangat menikmati oral yang dilakukan oleh Tina pada kontolku. Saat Tina mengoral kontolku, selangkangannya terbuka sehingga tampak olehku belahan nonok Tina yang merekah merah telah basah oleh lendir birahinya. Bentuk nonok Tina lebih tebal dari Susi. Berbeda dengan nonok Susi yang ditutupi bulu2 jembut yag sangat lebat, nonok Tina justru bersih dari bulu2 jembut. Sepertinya dia rajin mencukur bulu2 jembutnya.

Aku tarik pantat Tina dan seakan tahu apa yang aku inginkan Tinapun mengankang di atas wajahku. Kemudian dia turunkan pantatnya hingga nonoknya gini hampir menempel di mulutku. Seketika itu aroma bau nonoknya tercium olehku yang membuatku semakain bernafsu untuk menjilati nonoknya.

Nonok tembem Tina kubuka dengan kedua ibu jariku lalu kujilati semua yang ada di dalam nonok Tina tersebut. Kumasukan lidahku ke liang nonoknya lalu kusedoti itilnya dengan penuh nafsu. Terkadang jilatanku kuarahkan ke lubang pantatnya yang seketika membuat Tina merinrih nikmat.

“Ooohhh... Jooon... Terus isap nonok gue, Jooooonnn... Gue mau kamu puasin gue malam ini...!!! Sssssshhh... Aaaaahhh... ya... iya... yang itu juga Jon... Ooooohhh... isap itil gue yang kuat... Ooooohhh... terus isap Jooon... Ssssshhhh... Aaaaahhhh...” Tina mengerang saat lidahku menjelajahi nonoknya dan menjilati itilnya. Tina menekan pantatnya semakin kebawah sehingga mulutku menempel lebih erat di nonoknya.

Erangan Tina semakin keras dan sekarang Tina menggerak2an pantatnya mengikuti jilatan lidahku pada celah nonoknya. Aku semakin bernafsu menjilati celah nonok Tinia yang semakin basah dan sesekali mengisap itilnya yang semakin bengkak.

“Aaaaahhh... enak Jooonnn... Ooohhh... terus Jooonnn...” desah Tina sambil dengan ganas menjilat dan menyedot kontolku. Kini kontolku telah ngaceng kembali.

Nonok Tina sudah sangat basah dan becek karena air ludahku dan juga karena lendirnya. Sepertinya Tina sudah gak sabar dientot kontol gede punyaku. Apalagi saat dia merasakan kontolku yang besar dan panjang itu semakin tegang dan keras. Tina tahu bahwa akupun sudah benar2 terangsang dan siap untuk menyetubuhinya.

"Ayo Jon, sekarang giliran nonok gue yang merasakan kontol elu!" kata Tina sambil mengeluarkan kontolku dari dalam mulutnya. Saat dia mau bangkit aku tahan pantanya.

“Nungging aja Tin!” perintahku agar Tina tetep dalam posisi nungging. Kali ini aku ingin ngentoti Tina dengan gaya nungging.

Pantat Tina yang montok dan padat terlihat sangat menggemaskan. Diantara pantatnya yang montok itu, nonoknya tampak merekah merangsang. Kutarik pantat Tina agak tinggi agar posisi nonoknya pas dengan posisi kontolku. Lalu Tina menggenggam batang kontolku dan membimbingnya hingga kepala kontolku tepat menempel di permukaan liang nonoknya.

“Ayo Jon, masukkan kontol elu di nonok gue. Buat gue puas dengan kontol supermu itu” kata Tina sambil menoleh menatapku.

Namun aku tidak langsung memasukkan kontolku ke dalam liang nonok Tina. Aku gosok2an kepala kontolku di bibir nonoknya. Bibir nonok Tina terasa basah oleh cairan lengket yang keluar dari dalam nonoknya. Tina semakin bernafsu dan ingin aku segera menyarangkan kontolku ke dalam nonoknya.

“Sekarang Jooooonnn... masukkan kontol elu, Jon” pinta Tina.

Akupun juga sudah tidak tahan ingin segera merasakan kontolku dijepit liang nonok Tina. Kemudian perlahan aku tekan pantatku. Dan sleeep... bless... blesss... kontolku masuk ke liang nonok Tinia yang hangat.


POV Tina

Tanpa kesulitan, kontol Joni masuk kedalam liang nonok gue akibat nonok gue yang sudah sangat basah dan juga liang nonok gue yang mungkin sudah lebar karena sering dimasukin banyak kontol karena gue sudah sering berhubungan sex bahkan jauh sebelum gue kuliah. Nafsu sex gue yang sangat tinggi membuat diri gue selalu ingin merasakan dientot oleh cowok. Sehingga sudah tidak terhitung lagi berapa banyak kontol cowok yang memasuki liang nonok gue. Karena seringnya kemasukan batang kontol, akibatnya liang nonok gue menjadi lebar.

"Aaaaaakh.... akhirnya gue merasakan juga....." kata gue saat merasakan batang kontol Joni menelusup masuk ke dalam nonok gue. Dari banyaknya kontol yang telah memasuki nonok gue, baru kali ini gue benar2 merasakan kontol yang begitu besar memasuki liang nonok gue.

Ternyata dalam posisi ini, liang nonok gue terasa semakin sempit sehingga jepitannya terasa semakin erat. Dan gesekan kontol Joni dengan dinding di dalam liang nonok gue pun semakin terasa. Rasanya sungguh sangat nikmat. Kontol Joni yang sangat besar tersebut terasa begitu mengganjal didalam liang nonok gue. Guepun merasakan sensasi yang luar biasa saat batang kontol Joni berada di dalam liang nonok gue.

“Oooohhh... Jooon... kontolmu enak banget Jon... ngganjel banget rasanya... Ssssshhh... Ooooohhh... terus Jon enak banget... terus entoti nonok gue... Buat gue puas dengan kontol gede elu... Aaaaahhh... rasanya memekku penuh banget terisi sama kontolmu... gesekan kontolmu terasa banget di dalam liang nonokku... Oooohhhh... Ssssshhh... Aaaaahhhhhhh...!!!” gue terus merintih, membuat Joni semakin bersemangat memompa kontolnya semakin cepat.

Sambil berpegangan pada pantat gue yang besar dan bulat tersebut, Joni terus menyodokkan kontolnya dengan cepat dan berirama, membuat gue merem-melek menikmati sensasi gesekan kontolnya yang memenuhi rongga nonok gue.

Susu gue yang bergoyang2 seiring dengan sodokkan Joni kini tak luput dari perhatian Joni. Tangan Jonipun meremas kedua susu gue dan jari2 tangannya memilin kedua pentil gue. Pentil gue yang besar semakin bengkak dan keras.

Saat ini gue merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Guepun merasa senang akhirnya nonok gue dapat merasakan kontol kembali setelah ditinggal Dodi bahkan kali ini kontol yang terbesar yang pernah dia rasakan. Kini dengan kontol besarnya, Joni sedang menyetubuhi gue. Gue juga bangga bahwa Joni yang ganteng ini sedang menikmati liang nonok gue.

“Oooohhh... Joon... Aaaghh... enaaaknya kontol elu... nikmat sekali... Ssssssh... Aaaaahhhhh... terus sodok nonokku... aaaghh... hhhmmm... ssssttttt... aaaagghh...” desah gue.


POV Joni

“Oooogghh... nonok elu juga enak Tin...” Akupun mengerang keenakan merasakan jepitan nonok Tina di kontolku. Awalnya liang nonok Tina memang terasa longgar, namun begitu batang kontolku masuk lebih dalam ke dalam liang nonok Tina, tiba2 otot2 dinding di dalam liang nonok Tina menjepit erat batang kontolku. Kontolku serasa diremas2 dan diisap2 di dalam liang nonok Tina.

Sementara itu, Tuty yang melihat aku sedang ngentoti Tina, memeluk tubuhku dari belakang dan Tutypun mulai menciumi punggung, telinga serta tengkukku sambil tangannya bergantian mengelus2 dada dan biji pelirku.

Aku mulai melenguh merasakan serangan Tuty, aku merasakan sensasi kenikmatan yang baru, sensasi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Terutama saat tangan Tuty mengelus2 biji pelirku yang sedang bergoyang saat aku sedang memompa kontolku di liang nonok Tina. Ciuman Tuty dipunggung dan tengkukku membuatku merinding kegelian.

“Aaaahhhh... Sssshhhh... Oooohhh...” rintihku merasakan nikmatnya liang nonok Tina yang berkedut2 membuat kontolku serasa diremas2 sambil terus mengenjotkan kontolku keluar masuk liang nonok Tina dan merasakan sensasi dari perlakuan Tuty padaku.

Kontolku semakin gencar keluar masuk di nonok Tina, gerakanku semakin bertambah cepat, merasakan kontolku semakin gencar keluar masuk diliang nonoknya, desahan dan erangan Tina semakin menjadi.

“Oooogghhh... Enaaaak... teruss... enjot... kontol elueee... enaaakk sekali... terus Jon terus.... Enjot nonok gue yang kuat... ooooohhh... Ssssssssssttt...” Tina merintih2 keenakan.

Cairan birahinya semakin banyak mengalir dari liang nonoknya, akibatnya liang nonok Tina semakin becek.

CROP... CROP... CROP... CROP... CROP... Suara tumbukan kontolku dengan nonok becek Tina terdengar begitu keras di tengah hening suasana malam itu. Suara tersebut semakin menambah gairah birahi kami, nafsu birahi kami semakin membara seiring dengan semakin kerasnya suara kecipak tersebut.

“Ssssssshhhh... Terus sodok yang kuat... Aaaaahhhhh... nikmat banget kontolmu Jooooonnn...” kata Tina sambil menoleh ke arahku, sementara pantatnya digoyang dan diputar2 mengimbangi pompaan kontolku.


POV Tuty

Melihat Tina merintih2 merasakan nikmatnya sodokan kontol Joni, nafsu birahiku menjadi semakin tinggi. Karena gue tahu bahwa diantara kami bertiga, liang nonok Tinalah yang paling lebar.

“Kalau Tina saja sampai merintih2 merasakan nikmatnya sodokan kontol Joni apalagi gue yang nonoknya baru kemasukkan satu kontol dan baru saja lepas keperawanan... Aaaaaahhhhh...” gue merintih dalam hati membayangkan kenikmatan yang bakal gue peroleh.

Tangan gue kini dengan gemas meremas2 biji pelir Joni. Tangan gue seakan2 tidak mau lepas dari biji pelir Joni yang sedang bergoyang2 seirama dengan gerakan maju mundur pantatnya.

“Hhmmm... enak ya Jon nonok Tina... sisain kontol elu buat gue. Gue juga pingin ngrasain kontol super elu Jon” gue berbisik lirih di telinga Joni.

“Oouughh...... sssssttt...... aagghhh... iya... enak banget Tut, nonok Tina. Tunggu aja, ntar nonok elu juga dapat giliran. Kontol gue masih sanggup nyodokin nonok elu kok” kata Joni.


POV Joni

Empotan nonok Tina terasa nikmat sekali meremas2 kontolku yang sedang memompa liang nonoknya.

“Sssssstttt... eenaaakk Tin... nonok elu... Ooogghh..... Tin....” Aku mengerang merasakan nikmatnya empotan nonok Tina sambil kedua tanganku meremas2 kedua susunya. Genjotanku semakin bertambah kuat dan cepat.

“Ooohhh... Joooonnn... iya genjot yang cepat...... Aaaaahhh... gueeee... mau keeluaarrr...... Jooonnnn... sodok yang kuat... ssssttttt... aaaaahhhh...” rintih Tina. Rupanya Tina sebentar lagi akan mendapatkan orgasmenya. Terasa nonok Tina semakin sering berkedut2 meremas dan menjepit kontolku.

Aku tersenyum mendengar jeritan Tina.

“Susi telah tumbang, maka kini gue harus segera mengakhiri perlawanan Tina” batinku. Akupun semakin bersemangat memompa kontolku di dalam liang nonok Tina.

“Keluarin Tin, keluarin.... ini terima kontol gue... Aaaghhh...” Aku menyodokkan kontolku kuat2 kedalam liang nonok Tina dan menekan pantatnya kuat2 sehingga pangkal kontolku menempel erat di bokong Tina.

“Aaaoooowww.... Jooooonnn.... sssssttttt... aaaaaaahhhhhh... Gueeee keluaaaaar.......!!!!” jerit Tina.

Seeerrrrrrr..... Seeerrrrrr.... Seeerrrrrr... Seeerrrr..... nonok Tinapun memuntahkan air kenikmatan yang banyak sekali hingga menetes keluar dari dalam nonoknya. Akhirnya Tina mendapatkan orgasmenya. Tubuhnya bergetar hebat disertai kenikmatan yang tak terhingga. Kedutan otot2 dinding liang nonoknya semakin kuat meremas2 batang kontolku.

“Sssssttttt..... ooooohhhh..... Tiiiin..... empotan nonok elu enak banget... sssstttttt... oooohhh...” erangku merasakan empotan nonok Tina tersebut.


POV Tuty

Melihat Tina kelojotan setelah merasakan nikmatnya terjangan kontol Joni, guepun tersenyum. Gue kagum melihat stamina Joni yang terlihat masih prima. Setelah kontolnya mengerluarkan pejuhnya di nonok Susi, kali ini kontol Joni masih kuat belum mengeluarkan pejunya walaupun telah bertarung habis2an dengan Tina. Susi dan Tina telah dibuatnya KO. Gue jadi semakin penasaran ingin segera merasakan kenikmatan sodokkan kontol Joni tersebut. Guepun penasaran apakah gue akan kalah seperti halnya Susi dan Tina, atau gue akan dapat mengatasi keperkasaan Joni. Nonok gue rasanya sudah sangat gatal sekali, ingin segera menikmati sodokan2 kontol Joni yang besar itu.

Tanpa menghiraukan tubuh Tina yang masih kelojotan merasakan kenikmatan orgasmenya, dengan penuh nafsu gue pagut bibir Joni. Lidah gue berusaha menerobos masuk kerongga mulut Joni. Dengan kontol yang masih menancap di liang nonok Tina, Jonipun menyambut pagutan bibir gue dengan penuh nafsu juga.

Sepasang susu gue yang besar dan montok itu menggantung indah di dada gue, kini tepat didepan muka Joni. Kedua pentil gue yang besar terlihat merah kecoklatan. Dengan nafsu Joni segera meraih kedua susu gue dan meremas2nya. Saat pentil gue dipelintir2 Joni, gue pun mulai mendesis. Joni memeluk tubuh gue yang montok dan leher gue dia ciumi lalu kedua pentil gue dia hisap2.

“Ooooohhh... Aaaaahhh... Mmmmmhhh... Eenghhh... Ssssshhh” desah gue lirih dengan badan menggelinjang menikmati cumbuan Joni di kedua susu gue.

“Slruuup... sluuurp... slruuuup... Mmmmmhhh... enak Tut... slruuup...” Joni masih terus menyedot2 susu dan pentil gue.

“Ooooohhh... Jooon... nonok gue udah ga sabar minta elu entot... Ayo Jon, gue mohon masukin kontol elu Jon” gue merintih memohon pada Joni agar segera ngentoti gue.

Kutarik kepala Joni ke atas, lalu gue pagut bibirnya sambil mendorong tubuhnya untuk rebah di tempat tidur.

“Plooop...” terdengar bunyi saat kontol Joni yang masih menyumpal nonok Tina tersebut, terlepas dari jepitan nonok Tina akibat dorongan gue pada tubuh Joni. Tampak kontol Joni berdiri tegak setelah terlepas dari jepitan nonok Tina.

Tubuh Joni sekarang terlentang di tempat tidur dengan bibir yang masih terpagut erat dengan bibir gue. Kemudian gue melepas pagutan bibir gue lalu duduk mengangkang tepat di atas kontol Joni. Perlahan guepun mulai menggesek2kan nonok gue di batang kontol Joni yang masih keras tersebut. Karena dorongan nafsu gue yang semakin tinggi dan keinginan untuk segera merasakan sodokan kontol Joni, dengan gemas guepun meraih batang kontol Joni dan mengarahkan kontol tersebut ke liang nonok gue. Setelah posisinya tepat, guepun langsung menduduki kontol Joni tersebut.

Slleeeeppppp... kontol Joni mulai membelah bibir nonok gue.

Bleesssss... kontol Jonipun mulai menyeruak masuk kedalam liang nonok gue saat gue mulai mendorong pantat gue turun.
Bleeessss... kontol Joni semakin dalam masuk ke liang nonok gue seiring dengan semakin turunnya pantat gue.
Dengan hentakan kuat, gue mendorong pantat gue kebawah.

Bleeessss... akhirnya kontol Joni terbenam seluruhnya di dalam liang nonok gue.

“Ooouuuggghhh... Jooooonnn... akhirnya kontol elu masuk semua di nonok gueeeee... Ssssshhh... Aaaaahhh... kontol elu mentok... Ooooohhh... panjang sekali kontol elu hingga mentok di dinding rahim gue... Ooooohhh...” racau gue saat dinding rahim gue tersentuh oleh kepala kontol Joni.

“Iya Tuuuuuttt... aku juga merasakan kontolku mentok di rahim elu... Ooooohhh... nonok elu ketat banget jepit kontolku... Ooooohhh...” Joni pun mengerang.

“Aaaaahhh... Jooooonnn... sudah seminggu nonok gue tidak merasakan kontol... Ssssshhh... Ooooohhhh... Jooooonnn... nikmat banget Jooooonnn....” gue mendesis menikmati batang kontol Joni yang terbenam seluruhnya di liang nonok gue. Liang nonok gue terasa penuh terisi batang kontol Joni yang super besar tersebut.

“Aaaaahhhh... Tuuuuuttt... nonok elu sempit banget... Ooooohhhh... nikmat banget kontolku di jepit nonok elu yang sempit... Ooooohhh... enaaaakkknya...” Jonipun mengerang merasakan nikmatnya jepitan nonok gue di batang kontolnya.

Dibandingkan dengan nonok Susi dan Tina, nonok gue memang paling jarang dimasukin kontol sehingga masih sempit. Maka dari itu jepitan nonok gue sangat terasa bagi batang kontol Joni yang besar itu.

Dengan perlahan gue mulai menggerakkan pantat gue naik turun, sehingga kontol Joni keluar masuk liang nonok gue. Sambil menggoyangkan pantat, gue merapatkan tubuh ke tubuh Joni. Dengan penuh nafsu gue lumat bibir Joni. Kini tubuh kami berdua seolah menyatu. Mataku melirik kearah Tina dan Susi yang sedang melihat kearahku. Mata mereka terbelalak melihat aksi kami berdua. Tina dan Susi seolah tidak menyangka kalau gue yang lembut ternyata sangat liar di atas ranjang seperti yang sedang mereka saksikan sekarang.

Gue melepaskan lumatan bibir gue dari bibir Joni, gue menegakkan kembali tubuh gue. Gue yang sudah berpuasa selama satu minggu itupun kini kembali menaik turunkan pantat gue. Bahkan aksi gue semakin liar di atas tubuh Joni. Goyangan pantat gue makin hebat. Terkadang gerakannya maju mundur, terkadang naik turun dan terkadang gue putar2. Gue merasakan kontol Joni menyodok2 liang nonok gue dengan mantap dan keras, terkadang gue merasakan kontol tersebut seperti sedang mengebor nonok gue saat gue putar2 pantat gue.

“Ooohhhh... kontol elu emang enak Jon... Aaaaahhh... Hhhhhmmm... eenaaaknya kontol elu Jooooonnn... Ssssshhh... Aaaaahhh...” desah gue. “Gimana Jon... nonok gue... enak juga kan... Ssssshhh... Ooooohhh... enaaaaaakkkknya...” tanya gue pada Joni disela2 gue merasakan kenikmatan kontol Joni yang luar biasa.

“Ooooohhh... Aaaaahhh... nikmmat banget Tut. Nonok elu sempit banget... Ooooohhh... Tuuuuuttt... terus goyang terus Tuuuuuttt... Ooooohhh... putar Tut putar... Ooooohhh... jepitan nonok elu kuat banget...” Joni mengerang merasakan kenikmatan akibat jepitan dan empotan liang nonok gue pada kontolnya yang sedang keluar masuk di liang nonok gue. Saat gue memutar pantat gue, otomatis otot2 sekitar liang nonok gue berkedut2 membuat kontol Joni serasa seperti diremas2 dan dipijit2 di dalam liang nonok gue.

Saat gue dalam posisi menduduki Joni, sambil menaikturunkan pantat gue dengan penuh semangat, kedua susu gue bergoyang2 seiring dengan naik turunnya pantat gue. Tiba2 Susi yang tenaganya telah kembali pulih, mendekati gue dan mulai meremas2 kedua susu gue. Bahkan kini tidak hanya tangannya yang beraksi, namun mulut Susipun ikut beraksi. Kedua susu gue silih berganti ia jilati dan pentilnya dia kenyot2.

“Ooooohhhhh... Suuuuusss... isap Sus... Ssssshhh... Ooooohhh... terus isap Suuuuusss... Ssssshhh... Ooooohhh...” gue semakin mendesah menikmati serangan Susi di susu gue dan kontol Joni di nonok gue.

Gerakan naik turun pantat gue semakin bertambah cepat. Dengan berpegangan di tubuh Susi yang sedang asyik mengeyoti kedua susu gue, guepun semakin gencar menaikturunkan pantat gue. Akibatnya kontol Jonipun semakin gencar menyodok2 nonok gue. Gerakan gue mulai tidak beraturan, nampaknya sebentar lagi gue akan mencapai puncak kenikmatan.

“Ooooooooohh... Jooooonnn... enaaak sekaliiii... Ooooohhh... Guueeee... mau keluar Jooooonnn... Aaaaahhh... kontol elu emang nikmaaat.... Ssssshhh... Ooooohhh...” gue terus mengerang.

Dan akhirnya...

“Ooooooooohhhhhhh... Jooooonnn... gueeee... tidak tahan lagi. Akuuuuu... keluaaar... Oooooohhhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Jooooonnn... enaaaakkknyaaa... dientot kontol elu yang gede ini. Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...” gue melenguh panjang menyambut puncak kenikmatan yang berhasil gue rengkuh.

Ssseeerrr... sseerrr... ssseeerrr... ssseeeeerrrrr... nonok gue menyemburkan lahar kenikmatan, membasahi batang kontol Joni yang sedang berada di dalam liang nonok gue dan saat gue melepaskan lahar kenikmatan gue tersebut, gue menekan pantat gue kuat2 lalu mendiamkannya.

Tubuh gue bergetar dengan hebatnya saat gue mencapai puncak orgasme gue. Gue peluk sangat kuat tubuh Susi yang masih mengisap dan meremas susu gue. Isapan dan remasan Susi di kedua susu gue tersebut semakin menambah rasa nikmat orgasme gue kali ini. Nonok gue berdenyut dengan sangat kuatnya bagaikan sedang meremas2 dan memijat2 batang kontol Joni. Perlahan2 kedutan dinding nonok gue melemah, pelukan gue menjadi longgar dan nafas guepun sudah tidak terlalu memburu seperti tadi. Senyum kepuasan tersungging di bibir gue sambil menikmati puncak kenikmatan yang barusan gue raih.

Melihat Susi yang sudah mulai on lagi, guepun bangkit dari tubuh Joni. Gue tahu bahwa Susi ingin kembali merasakan keperkasaan kontol besar Joni. Plop...!!! Kontol Jonipun terlepas dari jepitan nonok gue. Gue ambruk di samping Joni. Kulihat kontol Joni basah dengan lahar kenikmatan gue.


POV Susi

Gue yang melihat Tuty sudah mencapai orgasme dan melihat bahwa Joni belum juga mencapai puncak kenikmatan, maka gue yang telah on fire tidak menyia2kan kesempatan tersebut. Segera gue terkam tubuh Joni. Gue peluk Joni erat2 sambil mamagut bibirnya dan tanganku menggerayah di pangkal paha Joni dan berakhir di batang kontol Joni.

"Gue mau lagi Jon....." kata gue sambil merangsak liar. Gue genggam kontol Joni yang masih keras, tegak mengacung itu. Kemudian guepun mulai menduduki batang kontolku tersebut.

Sleeeeppp...

Untuk kedua kalinya kepala kontol Joni kembali terjepit oleh nonok gue.

“Oooouuugghhhh... besaaaaarrrrnyaaa... kontolmu Jon, Ooouuugghhhh...” gue mengerang saat kepala kontol Joni menyelinap di liang nonok gue.

Dengan pelan2 gue mulai menurunkan pantat gue ke bawah, membuat kontol Joni perlahan mulai menerobos liang nonok gue.

Bleeeeesssssss.......... Kontol Joni mulai terbenam sebagian di dalam liang nonok gue. Lalu guepun berdiam diri sebentar untuk merasakan nikmatnya gesekan liang nonok gue dengan kontol Joni yang besar tersebut, karena selama ini belum pernah gue mendapatkan batang kontol sebesar punya Joni. Kemudian guepun mulai menurunkan kembali pantat gue sehingga kontol Jonipun meneruskan perjalanannya kembali masuk ke dalam liang nonok gue.

Bbbbbbllleeeeeesssssssss... kontol Joni terbenam lebih dari setengah panjangnya di dalam liang nonok gue. Gue melenguh panjang merasakan nonok gue yang penuh sesak oleh jejalan kontol Joni.

“Ooooohhhh... Jooooonnn... kontol elu enak banget Jon, nonok gue rasanya sesak banget diganjel sama batang kontol elu yang sangat gede ini... aduuuuuh... enak banget Jooooonnn...” gue pun merintih merasakan nikmatya kontol Joni yang memenuhi setiap rongga di liang nonok gue.

Guepun kembali menurunkan pantat gue dan dengan hentakan yang kuat, bbblllleeeeessssss... akhirnya kontol Joni terbenam seluruhnya di dalam liang nonok gue hingga menyentuh dasar liang nonok gue. Gue merasakan ujung kontol Joni berkedut2 yang semakin menambah rasa nikmat yang gue rasakan di dalam liang nonok gue.

“Aaaaahhh...!!!” Gue memekik kencang ketika kepala kontol Joni mentok menyundul rahim gue dan batang kontolnya yang keras itu memenuhi rongga nonok gue. Kudiamkan kontol Joni sebentar di dalam liang nonok gue, untuk memberikan waktu bagi Joni menikmati ketatnya liang nonok gue dan kedutan2 nikmat yang menjalar di seluruh batang kontolnya.

“Uuuggghhh... nonok elu juga gak kalah sempit sama nonoknya Tuty, Sus. Nonok kalian semua... Ooooohhh... nikmat... Konotlku enak banget dijepit nonok nikmat seperti punya kalian ini” Jonipun mengerang keenakan.

Kemudian guepun mulai menggerakkan pantat gue maju mundur dengan perlahan dan kontol Jonipun keluar masuk liang nonok gue. Tina yang juga sudah dalam kondisi on fire kembali, kini menggantikan posisi gue yang tadi ngeyoti kedua susu Tuty. Kini dia ngeyoti kedua susu gue. Setelah beberapa saat lamanya Tina ngenyoti susu gue, gue angkat kepalanya yang sedang asyik bermain2 di susu gue, gue lumat bibirnya dengan penuh nafsu. Lidah gue menerobos ke dalam rongga mulutnya, dan menari2 di dalam mulutnya.

Tina yang mendapat serangan mendadak dari gue tersebut menjadi kaget, karena dia selama ini belum pernah dicumbu oleh seorang wanita. Matanya terbelalak, tapi setelah tangan gue mulai meremas2 susunya, Tinapun mulai mendesah. Tak mau kalah dengan aksi gue, Tinapun membalas serangan gue, tangannya meremas2 susu gue sambil mulutnya membalas lumatan mulut gue. Lidah Tinapun mulai ikut menari bersama lidah gue. Lidah kami bergiliran menerobos mulut masing2. Sesekali mulut Tina mengisap kedua susu dan pentil gue bergantian.

Bagian tubuh atas gue kini asyik dikerjai oleh tangan dan mulut Tina, sementara bagian bawah tubuh gue kontol super Joni dengan perkasa keluar masuk liang nonok gue. Setelah tadi gue mengeluarkan cairan orgasmenya, liang nonok gue sekarang menjadi semakin basah sehingga kontol Joni semakin leluasa keluar masuk liang nonok gue.

Melihat aksi gue dan Tina tersebut, Jonipun tidak mau tinggal diam. Saat gue menurunkan pantat gue, Jonipun menimpali dengan menaikkan pantatnya seolah menyambut nonok guei sehingga kontolnya lebih dalam lagi menerobos liang nonok gue.

Tangan Jonipun kini mulai beraksi di nonok Tina yang posisinya membelakanginya. Dengan lembut dia gosok2 belahan nonok Tina dari belakang sampai ke itilnya, sehingga membuat nonok Tina semakin basah. Tina yang mendapat serangan atas bawah mulai men-desah2.

“Aaaaahhh... Jooooonnn... Ssssshhh... Terus... Enak...” Tina mendesis keenakan ketika jari2 Joni mengelus belahan bibir nonok Tina dan sesekali mengorek2 itilnya.

“Iya, Sus. Isap pentil gue, Sus... Ooooohhh... nikmat... Suuuuusss...” Desah Tina berganti saat gue mengisap kedua susu dan pentilnya secara bergantian. Seakan tidak mau egois, Tinapun melanjutkan mengisap susu dan pentil gue.

Saat Joni menaikkan pantatnya menyambut gerakan turun dari pantat gue, membuat kontolnya semakin dalam masuk liang nonok gue, membuat guepun tak kuasa menahan desahan kenikmatan. Suara desahan, erangan, lenguhan kami bertiga saling bersahutan dan keringat sudah membanjiri tubuh kami bertiga.

“Oooohhhhh.... hhhmmmm.... aaaahhh... hhmmmm... ssstttt... hhmmm... aaahhh...” desah keenakan keluar dari mulut gue.

“Sssssttttt... ooougghh... hhhhmmm... ssstttt... aaaahhh...” Tinapun mendesah keenakan.

“Oouughhhh Suuuuus... enak Suuus... terus goyang Suuuus... terus... yaaa... sssssttttt... aaahhh...” erang Joni menikmati goyangan gue.

Tubuh gue menggelinjang saat tangan kiri Tina mulai merambah selangkangan gue, tangan Tina mulai menggosok2 itil gue dengan lembut. Tangan Tina tak henti2nya menggosok2 itil gue membuat gue semakin merasa keenakan.

Sementara saat tangan Tina sibuk di nonok gue, Tinapun mendapat serangan yang hebat dari tangan Joni di nonoknya. Tangan Joni yang tadinya hanya mengelus2 nonok Tina dari luar, kini jari tengah Joni mulai menerobos masuk kedalam liang nonoknya. Walau tidak seketat saat kontol Joni yang menggesek dinding nonoknya tersebut, namun Tina menikmati gesekan2 jari Joni di dinding nonoknya.

Jari tengah Joni mengocok liang nonok Tina seiring dengan kocokan kontolnya di nonok gue. Kini gue dan Tina yang nonoknya sedang dikocok oleh Joni tersebut semakin mengerang2 keenakan.

Joni mencabut jari tengahnya dari liang nonok Tina. Namun Joni dengan segera memasukkan kembali jari tengah dan jari telunjuknya kedalam liang nonok Tina. Tinapun semakin keenakan dengan bertambahnya jari tangan Joni yang masuk di liang nonoknya, membuat gesekan2 di dinding nonoknya tambah kerasa. Gerakan tangan Joni yang mengocok liang nonok Tina kadang2 diselingi dengan gerakan memutar kedua jarinya dan menekan persis di daerah di belakang itil Tina berada sambil ibu jarinya bergerak di itil Tina, sehingga membuat Tina semakin menggelinjang merasakan nikmatnya gesekan jari2 tangan Joni di liang nonoknya dan lembutnya gesekan ibu jari Joni di itilnya.

“Sssssttttt... Oooohhhh... Joooooon... ooohhh... hhhmmm... eeenaaak... terus... Joooon... ssssshhhhh... oooohhhhh...” erang Tina keenakan.

“Oooohhh.... itil gue Tin... gesek terus itil gue... Ssssshhh... Ooooohhh... tekan lebih dalam kontol elu Jooooonnn... sodok nonok gue... Ssssshhh... Aaaaahhh...” gue mengerang menikmati gesekan tangann Tina di itil gue dan sodokan batang kontol Joni di liang nonok gue.

“Oooghhh... begini Sus... enak Tin... Aaaaahhh...!!!!” erang Joni sambil menekan kontolnya dalam2 di liang nonok gue dan jari2nya semakin aktif menggesek itil dan dinding liang nonok Tina.

Gue dan Tina betul2 menikmati perlakuan Joni di liang nonok kami, dan Jonipun menikmati jepitan nonok gue di kontolnya. Tubuh kami semakin banjir oleh keringat. Kami bertiga berpacu untuk mencapai puncak kenikmatan masing2, suara lenguhan dan erangan kami semakin sering terdengar.

“Ssssshhh... Oooghhh... enaaaak Jooooonnn... puasin nonok gueeee... Aaaaaggghhh... iiiyaaa... buat gue puaaasss... Aaaaahhh...!!!!” gue mengerang keenakan.

“Jooooonnn.... Aaaaahhh... eeenaak Jooooonnn... terusss... goyang tangan elu... Aaaaahhh... tekan Jon... tekaaan lebih kuat Jon... Ssssahhh... Aaaaahhh... enaaak... lebih cepat Jooooonnn... ” erang Tina menikmati gesekan jempol tangan Joni di itilnya dan rojokan jari2 tangan Joni di liang nonoknya. Dengan cepat Joni memainkan jarinya keluar masuk di liang nonok Tina. Cepat dan semakin cepat.


Tubuh Tina mengejang dan mengejut2, Tina meraih orgasmenya. Desakan cairan orgasmenya yang hendak menerobos keluar dari liang nonoknya tidak dapat ia pertahankan lagi, dengan melenguh panjang iapun akhirnya memuntahkan cairan orgasmenya.

Ssseeerrrr.... Sssseeerrrrrr... sssseeerrrrr... nonok Tina memuntahkan cairan orgasme untuk yang kedua kalinya dimalam ini. Kali ini cairan yang dikeluarkannyapun sangat banyak hingga mengalir membasahi tangan Joni.

“Ssssshhh... Ooouughhhh Jooooon... gueeee keluar laagii... aaaaghh... enakk Joooon... nikmat sekaliiii Joooon... Ssssshhh... Aaaaaahhh...!!!” Tina menjerit. Tubuhnya bergetar dengan hebatnya, pantatnya mengejang, liang nonoknya berkedut dengan sangat kuat seiring dengan menyemburnya cairan orgasmenya.

Saat gue tahu bahwa Tina sedang mengalami orgasmenya, maka gue berusaha menambah sensasi kenikmatan yang sedang dia rasakan dengan meremas2 kedua susu Tina, sambil tetap memaju mundurkan pantat gue di atas kontol Joni. Remasan tangan gue di kedua susunya menambah kenikmatan bagi Tina. Tubuhnya semakin bergetar, nafasnya terengah2 hingga akhirnya tubuh Tina ambruk. Kedua kakinya yang sedang berlutut menjadi lemas akibat puncak kenikmatan yang berhasil ia raih sehingga kedua kakinya tidak kuat lagi menopang tubuhnya.

Setelah Tina ambruk disamping tubuh Joni, guepun langsung memeluk Joni sambil memajumundurkan pantat gue dengan cepat. Sesekali guepun menggoyang dan memutar2 pantat gue.

Joni yang sedang gue pompa kontolnya juga tidak mau diam. Dia mulai meremas2 bongkahan pantat gue, dan kadang2 pantat gue dia dorong dan tarik seirama dengan gerakan naik turunnya tubuh gue, membuat kontolnya semakin bertambah cepat keluar masuk di liang nonok gue. Tidak hanya itu, selain kedua tangan Joni yang memegangi bongkahan pantat gue dan mendorong serta menarik turunkan pantat gue, pantatnyapun mulai terangkat dan turun seirama dengan gerakan naik turun pantat gue, sehingga kontolnya semakin bertambah cepat keluar dari liang nonok gue dan bertambah dalam masuknya saat menerobos liang nonok gue.

Pangkal selangkangan kami berdua sering beradu akibatnya menimbulkan suara PLOK... PLOK... PLOK... PLOK... PLOK...

Suara aneh tersebut menambah gairah birahi kami semakin membara.
Nampaknya Joni merasakan kenikmatan yang sangat saat kontolnya melesak lebih dalam di liang nonok gue, gue merasakan ujung kepala kontolnya sering bersentuhan dengan dinding rahim gue.

“Aaaaaghhh Suuuuus... enaknya nonok elu... Ssssshhh... Oooughhh...” erang Joni.

Kedua tangan Joni terus memegang dan meremas2 kedua bongkah pantat gue sambil terus mengimbangi gerakan pantat gue. Saat gue memajukan pantat gue, tangan Joni membantu dengan menekan pantat gue kuat2. Terkadang Joni menahan gerakan pantat guei dan sebagai gantinya Joni menyodok2kan kontolnya keluar masuk liang nonok gue dari bawah. Gerakan pantat gue semakin bertambah cepat, nafas guepun semakin memburu dan terengah2.

Kini mulut ue dan Joni sibuk saling melumat dan lidah kami berdua sibuk menari. Desahan dan lenguhan kami semakin menjadi, gerakan kami semakin liar, goyangan kami semakin cepat dan tidak beraturan,

“Oooughhh... hhhhmmm... Jooooonnn... Hhhmmm... sluuurp... aaaaghh... terus... sluuurp... Aaaagghh gue sebentar lagi keluar... Ssssshhh... Oooooohhhh...” gue mendesah sambil tetap memagut bibir Joni.

“Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Hhhhmmm... iiyaaa Sus... Aakuu juga mau keluar... Ssssshhh... Aaaaahhh...akkkuuuuu... keeellluuuaaaaarrr...!!!!!!” teriak Joni sambil menyodokan kontolnya kuat2 di liang nonok gue. Kontol Joni berkedut2 menyemprotkan pejunya. Tubuh Jonipun mengejang.

Menyadari Joni telah mendapatkan orgasmenya, gue semakin liar memutar2 pantat gue. Beberpa detik kemudian tubuh guepun bergetar dengan hebat, nonok guepun berkedut dengan kuat menyemburkan cairan orgasme gue.

“Sssssstttt... ooooohhhh... Jooooonnn... Gue... juuugaaaaa... keeellluuuaaaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaaahhhhh...!!!” guepun menjerit melepas orgasme gue.

Crrooooottt..... crroooooottt..... crrooooottt.... Crroooooooooott......

Sssseeerrrrrr.... sssseeerrrrr....... sssseeerrrr..... ssseeerrrr......

Batang kontol Joni menyemburkan pejunya disusul dengan nonok gue yang menyemprotkan cairan orgasmenya. Kini liang nonok gue penuh oleh peju yang bercampur dengan cairan orgasme gue. Begitu banyak cairan tersebut hingga mengalir keluar menetes membasahi sprei.


POV Joni

Mataku terpejam merasakan otot2 dinding liang nonok Susi yang meremas2 kuat batang kontolku dan aku yakin Susi pasti juga merasakan kontolku yang berkedut2 dengan kuat. Nafas kami berdua terengah2. Kedua tubuh kami seolah menyatu dan basah kuyub oleh keringat.

Setelah proses orgasme kami berdua selesai, Susi membaringkan tubuhnya di sampingku. Kini aku terbaring diantara tubuh Susi dan Tina. Tutypun akhirnya mendekatkan dirinya disamping Tina. Senyuman manis menghiasi bibir ketiga cewek tersebut. Raut muka ketiga cewek tersebut menggambarkan raut wajah yang penuh dengan kepuasan. Mereka bertiga betul2 telah merasakan bagaimana perkasanya aku.

“Gila baru kali ini gue merasa puas banget dientot sama cowok” kata Susi dengan nafas yang sudah mulai teratur.

“Gue juga, Sus...” sahut Tina dan Tuty hampir bersamaan.

Mereka bertiga merasakan kepuasan yang luar biasa saat dientot olehku.

“Gue juga puas ngentot dengan kalian” balasku. Ketiga cewek tersebut saling menatap satu sam lain.

“Kamu sungguh luar biasa, Jon. Kamu sungguh perkasa dan kontol kamu itu sungguh luar biasa. Semua itu sungguh diluar perkiraan kami” jelas Susi seolah2 mewakili isi hati kedua temannya yang lain. Kepuasan yang didapat ketiga cewek tersebut ternyata melebihi apa yang mereka bertiga bayangkan sebelumnya.

Sementara bagiku, sungguh merupakan pengalaman yang luar biasa dalam hidupku malam ini dapat menggilir 3 cewek cantik sekaligus. Kini telah empat nonok yang telah aku rasakan semenjak pertama kali merasakan nikmatnya nonok cewek, yaitu saat aku berhasil menyetubuhi Mirna.

Akhirnya malam ini, sepanjang malam hingga pagi kami habiskan dengan melampiaskan nafsu birahi kami. Nonok ketiga cewek tersebut tidak henti2nya berganti2 menikmati kontolku. Dan dengan penuh semangat akupun menggilir ketiga cewek tersebut. Menjelang pagi hari barulah kami tertidur dalam kelelahan yang sangat menguras tenaga. Kami terlelap dalam kepuasan birahi yang tak terkira.

End Bagian 2.

Bagian 3: Hadiah Dari Mirna
 
joni .....................................
 
ahooooyyyy mantap sekali semua di ekse huuuuuuuuuu
 
Edaaaan....!!!

Lu pake obat kuat apaan Jon?
 
coba kalau ada mulustrasi ya,,makin mantap deh nih cerita,,,
ada niatan bikin spin-off cerita ya tentang susi,tina,tuty awalnya jadi binal ama petualngan mereka ber3 sebelum bertemu joni ?
 
Gelar tiker, ngopi satu ember dan rokok satu slop...
Sambil memantau kelanjutannya
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd