Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Petualangan Maryanah, Sang Istri Sholehah

Abis maraton hufh...
Makasih updatenya Suhu. Karya Suhu @ella1979 memang membikin tegang dan nyut2an semua urat daging yg bs tegang hohoho
Ah Pak Muslim si tua beruntung. Wanita di rumah Abas disikat semua. Apakah Laras juga? Ditunggu Suhu.
Setelah Yanah, bentar Bi Yati yg lg masa subur kayaknya berhasil dihamili jg ama Abi Muslim nie wkwkwk
Mantap Hu
Monggo dilanjut
 
Chapter 23
Abas meresapi setiap tusukan dan gesekan kelamin mereka berdua, meski ini yang kedua kalinya dia menyetubuhi Laras, namun kali ini dilakukannya dengan sadar bukan dalam keadaan mabuk. Sehingga baru kali ini Abas merasakan betapa nikmatnya memek gadis kecil itu, meski harus diakui jika di bandingkan dengan Yanah istrinya, kenikmatan memek Laras belum sebanding. Namun karena usia Laras yang masih belia 18 Tahun merupakan sensasi kenikmatan tersendiri yang dirasakan Abas.

Dengan semangat 45 Abas terus menggenjot Laras, menggempur kelamin gadis itu dengan sedikit brutal. Abas seperti menaruh dendam pada kelegitan kelamin gadis kecil itu, direngkuhnya tubuh Laras yang kecil, didekapnya dengan erat seperti takut kehilangan Laras. Desahan dari mulut Laras dan Abas saling bersahutan menghiasi kamar tamu kediaman orang tua Abas, dua insan it uterus memacu birahi mereka menuntut penuntasan hingga ke puncak kenikmatan yang hakiki.

Laras menggelepar, tubuhnya mengejang, kakinya menjepit erat pinggul Abas yang masih bersemangat memborbardir memek kecilnya. Mata Laras mendelik ke atas, keringat dingin bercucuran dan nafasnya semakin berat, “Ahhhhhhh…..shhhhhhh….serrrr…..serrrr…..serrr…..criiiittt….criiiittt….criiittt…” Laras orgasme untuk kedua kalinya, nafasnya tersengal-sengal ingatannya menurun tajam kemudian lemas tak berdaya. Abas merasakan batang kontolnya disiram cairan hangat yang begitu deras dari dalam memek Laras, nikmat terasa, sekali hentak Abas membenamkan kontolnya dalam-dalam.

Pinggul gadis itu dicengkramnya erat, pelirnya menempel ketat pada pantat Laras sedangkan kontolnya tenggelam dalam lubang kenikmatan gadis itu, “Ouuuhhhhh….ahhhhhh aku keluarrrrr….aahhhhhhh…ooouuhhhh….nikmatnyaaaa….memek ini” Abas menggeram, memuntahkan lahar panas kedalam rahim suci Laras, banyak sekali semburan sperma Abas yang langsung bersemayam dalam rahim Laras, sementara itu Laras mendelikan matanya merasakan semprotan yang begitu kuat menyirami dinding rahimnya.

Setetes airmata kembali jatuh dipipi gadis malang itu, Laras sadar konsekuensi yang harus diterima dirinya ketika lelaki diatas tubuhnya tersebut menyirami rahim sucinya dengan benih-benih kehidupan. Laras sudah pasrah dengan yang akan terjadi kelak, namun begitu dirinya tetap dilanda ketakutan yang amat dahsyat ketika suatu saat takdir menyatakan dirinya harus hamil dari hasil perkosaan. Ya, perkosaan meski secara alamiah naluri kewanitaannya Laras juga menikmati persetubuhan itu.

Terbukti Laras selalu orgasme dibuatnya oleh Abas, Laras memejamkan matanya, isak tangisnya terdengar lirih ditelinga menyayat hati Abas. Laras masih tenggelam dalam lamunan dan khayalannya, bahwa kelak dia akan hamil tanpa cinta, tanpa asmara, terlebih lagi anaknya kelak akan lahir tanpa status yang jelas. Airmata gadis itu mengucur deras, tubuhnya terguncang menahan isak tangis agar tak terdengar siapapun.

Abas yang merasakan guncangan tubuh Laras, mencabut kelaminnya “Plop” cairan spermanya merembes diantara sela-sela paha mulus gadis itu, perlahan dikecupnya kening Laras dan didekapnya perlahan penuh mesra. Tak terbendung lagi tangisan Laras membasahi dada bidang Abas, gadis itu menumpahkan segala gundah hatinya, Abas yang panik berusaha menenagkan Laras, “cup…cup…cup….tenang Sayang, aku akan bertanggung jawab….sshhh…sshhh..cup…cup” Laras masih tetap sesegukan didada Abas.

Gadis itu merasa kata-kata Abas hanya angin lalu, sekelebat saja terasa di kulit putihnya setelah itu hilang lenyap entah kemana. Keduanya berpelukan saling menumpahkan perasaan mereka masing-masing dan sibuk dengan lamunannya masing-masing. Sementara itu, Pak Muslim sedang menyetubuhi menantu kesayangannya di dalam kamar mandi. Sebelumnya setelah makan siang Pak Muslim membaca WA yang masuk kedalam telepon genggamnya dari Abas.

“Abi dimana? Abas tunggu dirumah Abi…penting…!!!” singkat dan padat kabar dari anak kesayangannya itu, maka bergegas Pak Muslim membersihkan diri sisa-sisa lendir percintaannya dengan menantu dan pembantunya. Namun ketika hendak membersihkan diri gairah Pak Muslim kembali bangkit menyaksikan tubuh bugil nan menggoda Yanah sang menantu yang sedang mandi. Di liriknya jam dinding, Pak Muslim mengkalkulasi masih ada waktu bagi dirinya untuk menumpahkan hasrat hewaninya sekali lagi dengan menantunya tersebut.

Maka yang terjadi berikutnya adalah adegan persetubuhan kembali antara Ayah mertua dan menantunya di dalam kamar mandi. Pak Muslim memacu tubuhnya dengan cepat ingin segera menuntaskan hajatnya, Yanah hanya bisa mendesah ke enakan di sodok dari belakang oleh Mertuanya, kedua tangannya bertumpu pada pinggiran bak mandi, pantatnya bergoyang menjemput sodokan-sodokan Pak Muslim hingga keduanya menegang dan menyemburkan cairan kenikmatan akibat persetubuhan itu.

Pak Muslim bergegas memakai kembali pakaiannya setelah selesai ritual pembersihan diri dari junub hari ini, Yanah pun bersolek menyegarkan dirinya agar terlihat cantik dan tak nampak noda-noda perzinahan dalam tubuhnya. Bi Yati sendiri sejak makan siang tadi minta ijin untuk pulang dengan alasan ada keperluan keluarga. Sebenarnya Bi Yati ingin beristirahat karena tubuhnya terasa remuk redam diperkosa Pak Muslim, selangkangannya terasa perih dan masih terasa ada sesuatu yang mengganjal dalam kelaminnya.

Dengan jalan yang tertatih dan sedikit mengegang Bi Yati berlalu dari hadapan Yanah dan Pak Muslim yang tersenyum menyaksikan langkah Bi Yati. Yanah sendiri tak begitu memperhatikan pembantunya tersebut dirinya sibuk memikirkan Abas suaminya yang tidak pernah memberikan kabar apapun beberapa hari ini. Meski urusan seksual Yanah sudah mendapatkan kepuasan dari Ayah suaminya namun bagaimana pun juga Abas tetap suami tercintanya, hati Yanah tetap gelisah jika sang suami tak ada kabar berita.

Pak Muslim berpamitan pada Yanah, tanpa memberi tahukan bahwa Abas ada dirumahnya saat ini sedang menunggu ingin bertemu dengan dirinya. Yanah melepaskan kepergian mertuanya itu hingga kendaraannya menghilang di tikungan, kembali suasana rumahnya sepi yang membuat sepi pula hati Yanah. Pak Muslim memacu kendaraannya sedikit cepat, dirinya berpikir menebak dan menerka-nerka kiranya apa yang ingin dibicarakan Abas dengan dirinya.

Apakah anaknya tersebut sudah mencium perzinahan dirinya dengan istri anaknya?? Namun sepertinya tidka mungkin, sebab jika iya harusnya saat ini Abas bukan dirumah Ayahnya menunggu untuk bertemu. Seharusnya Abas langsung melabrak Pak Muslim saat dirinya berduaan dirumah anaknya tersebut. Segala pertanyaan berkecamuk dalam benak Pak Muslim namun tak satu jua yang bisa memberikan jawaban atas pertanyaannya.

Sejurus kemudian Pak Muslim sampai dikediamannya, nampak sepi sejak kepergian ibu Suhaenih istrinya rumah tersebut memang terlihat lebih sepi dari biasanya. Pak Muslim pun beberapa kali memiliki pikiran jika dirinya ingin menikah lagi agar ada yang mengurus dirinya dan mengisi kesepian hatinya. Namun kehadiran Yanah dalam kehidupan seksualnya membuat Pak Muslim mengurungkan niatnya untuk menikah lagi, seandainya pun dirinya menikah lagi maka Yanah lah yang ingin Pak Muslim nikahi.

Pikirannya memang sudah tidak waras, kenikmatan yang dirasakan dari jepitan kelamin menantunya telah membutakan mata Pak Muslim, hingga dirinya berniat ingin menikahi Yanah dan merebutnya dari genggaman Abas anak akndungnya sendiri. Terlebih Pak Muslim sangat yakin anak dikandungan Yanah adalah anaknya hasil perzinahan mereka selama ini. Pak Muslim perlahan membuka pintu nampak Abas sudah menunggunya di sofa dengan seorang gadis kecil, siapakah dia??

Gadis itu cantik, kulit putihnya begitu memesona mata, dandanannya sederhana namun tak bisa menyembunyikan pancaran kecantikan gadis itu nan menawan. Pak Muslim menaksir gadis itu pastilah gadis kampung, pakaiannya tidak mencerminkan gadis kota yang seusianya biasanya berdandan ala-ala korea atau kebarat-baratan yang sedang trendi masa kini. Pak Muslim menghempaskan tubuhnya didepan Abas dan gadis kampong itu, ditatapnya gadis itu lekat-lekat dari atas hingga bawah.

Sekelebat bayangan wajah Bu Suhaenih mendiang istrinya waktu masih belia pertama kali mereka berjumpa. Ya gadis itu mirip sekali dengan almarhum istrinya, hati Pak Muslim dihinggapi perasaan ser-seran dan deg-degan. Sementara itu Laras yang ditatapnya hanya menunduk tak berani menatap Pak Muslim, gadis itu diam seribu Bahasa disamping Abas. Pak Muslim memanggil Bi Inah memecah kesunyian, “ Biiii…….buatkan teh hangat untuk kami ya…” Bi Inah tergopoh-gopoh menghampiri “baik juragan…..sebentar Bibi buatkan”.

Bi Inah kembali kedapur untuk membuatkan tiga cangkir the hangat sesuai permintaan majikannya. “Ada apa Nak???” tanya Pak Muslim, Abas terdiam dia bingung sesaat menjawab pertanyaan Ayahnya. “Hmmmm…..begini Bi, Abas mau minta tolong…ehhmmmm” maka kemudian Abas bercerita awal mula pertemuannya dengan Laras, bahwa gadis tersebut diperkosa oleh berandalan disuatu malam, dan Abas membawa gadis itu kerumah orangtuanya untuk dititpkan sementara.

Karena Laras tidak memiliki keluarga di kota ini, keluarganya jauh dikampung, Laras adalah korban dari human trafficking. Keluguan gadis kampung itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Abas bingung jika harus membawa Laras kerumah pribadinya, khawatir Yanah salah paham. Maka menurut Abas rumah orang tuanya sangat cocok untuk ditempati Laras sementara waktu, sekaligus bisa membantu Bi Inah mengurus rumah juga agar Ayahnya ada teman dan rumah tidak sepi.

Abas tidak menjelaskan bahwa dirinya lah yang telah merenggut kegadisan Laras bahkan sudah menyetubuhinya berkali-kali dan menyiramkan benih-benih spermanya kedalam rahim gadis itu. Laras hanya menunduk mendengarkan cerita Abas kepada Ayahnya, dirinya sedikit terpukul bahwa Abas tidak menceritakan kebejatannya telah memperkosanya berkali-kali. Namun Laras paham situasi dan kondisinya maka gadis itu memilih untuk diam, kali ini airmatanya tak keluar mungkin telah kering atau memang sebaiknya mulai saat ini tidka perlu lagi ada airmata dalam hidupnya.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd