Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAHASIA SEORANG ISTRI

Part 17 kecewa


(Nely)

“mamiii……” terlihat dua anak kecil berlari-lari ke arahku

“nico, velin… awas jatuh sayang…” aku pun berlari kecil ke arah mereka dan membuka tanganku untuk memeluk mereka

“engghhh… lepasss……” tiba-tiba ada yang memelekku dari belakang

“eh bang.. lepas bang….” Aku memberontak saat lengan bang tigor mencengkram pinggulku

“miii……. Mamii…..” teriak kedua anakku

“hehehe… lonte abang mau kemana” terlihat jelas saat bang tigor tertawa puas saat berhasil menguasai tubuhku

“enggg….lepassss bang itu anak-anak nely bang” aku berusaha berontak dari pelukan bang tigor

Aku terus berontak sekuat tenaga karna tak ingin diriku yang saat ini di peluk oleh laki-laki lain atau bahkan hendak di setubuhi di lihat oleh anak-anakku.
“ouuhhhhh……….” Seketika terasa penis bang tigor menerobos masuk ke dalam vaginaku

“banghhhh…. Lepasss….. jangan di depan anak-anakhh…. Ouhhhhh…..” aku melirik kebelakang kupasang wajah memelas.

“lepasss….lepassshhh….. aaakkkkkkkhhh….”
Seketika aku tersentak dari tidurku, tubuhku terasa basah oleh keringat, kulihat kiri kanan tidak ada pak parno.

“fiuhhh….. untung Cuma mimpi…” aku duduk menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku, kulirik jam tangan menunjukkan pukul 10 pagi.

Kemana pak parno ya, kulihat sekeliling kamar tidak ada orang dan aku mulai melangkahkan kaki keluar kamar pak parno, kulihat pintu depan tertutup.
“pakkkk…..” panggilku di sekeliling ruangan namun pak parno juga tidak ada.

“kemana ya pak parno, hmmmm….” Aku duduk di sofa ruang tamu.

Dalam lamunanku aku teringat mimpi tadi, aku jadi rindu sama anak-anaku nico dan velin. Apa kabar mereka, bagaimana mental mereka saat ini setelah tau ibunya di perkosa. Eh… bukan selingkuh dengan kuli papinya om flores. Bagaimana jika anak-anakku tau aku sudah di setubuhi banyak laki-laki.
“maafkan mami sayang….” Seketika hatiku perih teriris dengan keadaanku sekarang.

“aku harus pulang…, tapi….” Aku mengusap perutku, apakah saat ini aku sedang hamil. Kalau hamil ini pasti bukan anak hendri. Hendri sudah lama tidak menyentuhku, ini pasti anak dari sperma laki-laki lain.

“harus kupastikan, semoga aja aku gak hamil… hmmmm” gumamku sambil terus meremas perutku.

Aku berjalan menuju kamar pak parno dan merebahkan tubuhku di ranjangnya, ranjang pak parno bersama istrinya. Namun sekarang jadi ranjang kami. Sekilas aku teringat dengan istri pak parno dulu yang meninggal kecelakaan karna aku ceroboh dalam mengendarai mobilku. Ada merasa bersalah dalam hatiku karna sudah membuat istrinya pak parno meninggal aku malah tidur di ranjangnya bersama pak parno.
“hmmmm, maafkan nely buk…” aku menghela nafas panjang.

Karna merasa gelisah dengan masalah yang menghadapi ku saat ini aku pun duduk kembali, aku merasa jenuh karna semua uang, atm dan handphone ku tinggal di dalam mobil yang di bawa rentenir bang tigor kemaren. ku buka lemari pak parno , banyak baju-bajunya yang usang tak di setrika berserakan di dalam lemari.
“hmmm pak parno, berantakan banget, bau apek……… pasti ini baju di campur aja nih abis di pake” gerutuku sambil menyilangkan tangan di dadaku dan kemudian memungut baju-baju itu untuk kubersihkan.

“hmmm… amplop apa nih” aku mengambil sebuah amplop yang kutemukan saat baju terakhir di lemari itu dan kemudian ku buka.

“sepuluh juta rupiah…. Jesica” ada sebuah kwitansi bertuliskan tanda terima uang dan tanda tangan jesica di kwitansi itu.

“hah… buat apa ce jesica ngasih uang sebanyak ini ke pak parno” gumamku

Sekilas kuingat lagi kejadian di toilet lama sekolah, dulu ce jesica pernah bilang kalau dia sudah kasih uang ke pak parno sebagai tanda pemecatannya dari sekolah karna ketahuan selingkuh dengan mantan suami ce jesica.
“ohhh.. jadi segini uang yang ce jesica kasih ke pak parno” gumamku sambil memasukan kwitansi itu kembali ke dalam amplop namun aku menemukan kwitansi lain yang sama dengan nominal sepuluh juta lagi di dalam amplop.

“hah… kok ce jesica ngasih uang dua kali ya”
“hmmm………” aku di buat bingung oleh kwitansi itu, lalu kuletakkan kembali dan ku bawa baju pak parno ke kamar mandi untuk ku cuci.

Helai demi helai baju pak parno ku cuci, entah mengapa aku rela melakukan ini untuk lelaki tua yang kalau di bilang sudah menghancurkan rumah tanggaku juga, bukan aku yang memilih dia untuk selingkuh, menghianati keluargaku, suamiku dan anak-anakku.

“nely..” terdengar suara pak parno memanggilku
“ehh.. pak parno.. hihi..” aku memberikan senyumku pada pak parno
“baju bapak nely cuciin yahh.. tadi nely liat udah kotor di kamar mandi” ujarku sambil tersenyum

“duhhh…. Bini muda bapak rajin bener hihi……. Ada apa nihh….” Ledek pak parno

“huuu………. Disini aja ya nely istri bapak, kalau di luar gak boleh..” ketusku

“lohhh…. Maksutnya gak boleh tembak luar yah hahha” tawa pak parno

“ihhhh pak parno mesum, nely cipratin sabun ni… hihi” timpalku sambil menyemprotkan busa sabun ke pak parno.

“hahaha… tar kita mandi bareng lagi kayak kemaren” tawa pak parno

“itu maunya bapak aja weekkk… udah sana nely lagi nyuci nih di ganggu” aku melambaikan tanganku mengusir pak parno pergi dari situ

“nanti habis nyuci makan yah, ini ada bapak beliin nasi. Terus abis itu ada yang mau bapak omongin” ujar pak parno sambil berlalu meninggalkanku

“hmmm… paling juga minta di layanin… huu dasar tua-tua mesum” teriakku dari kamar mandi

aku lanjutkan mencuci pakaian pak parno, aku tidak pernah mencuci seperti ini bahkan di rumah kadang aku malas mencuci dan hanya mengantarkannya ke laundry bahkan sesekali menggunakan mesin cuci namun saar ini aku dengan suka rela mencuci pakaian pak parno yang bukan suamku.

“fiuhhh… selesai juga..” aku meregangkan pinggangku karna dari tadi pegal berjongkok di kamar mandi sambil mencuci.

Dengan pakaian yang agak basah aku berjalan keluar mencari pak parno, kulihat di kamar tidak ada pak parno dan aku berjalan ke ruang tamu dan kulihat pak parno sedang menghisap rokok.

Aku duduk di sebelah pak parno dan kuraih rokok yang sedang di hisapnya dan kuletakkan di asbak, lalu aku duduk di pangkuang pak parno dan kutatap matanya dan perlahan kumajukan bibirku dan mengecup bibir pak parno
“udahh tua ngerokok terus pak” ujarku sambil tersenyum padanya

Terasa jemari pak parno merangkul pinggulku erat, sesekali jemari itu mulai meremasi bongkahan pantatku
"Buktinya Nely lemes terus sama bapak haha"
Tawa pak parno sesekali menciumi lenganku

"Huuu… itu emang bapak aja yg pengen sama Nely terus" ejekku pada pak parno

"Hahaha lahh kan Nely yang datang ke bapak, bapak lagi tidur juga di peluk in, siapa juga yang gak sange tiba-tiba di peluk amoy kayak ce Nely" terang pak parno namun jemarinya perlahan menurunkan tali dasterku hingga memperlihatkan belahan pundakku yang mulus dan pinggiran payudaraku

"Emmm… itu .. jgn ngmng gitu pak Nely malu" aku menundukkan wajah namun tubuhku membantu pak parno meloloskan baju dasterku hingga lepas dari tanganku

"Mhhh…. Ngapain malu lagi sih sama bapak hehe…"
"Slurpp….." ujar pak parno sambil menjilati lenganku hingga pundakku, terlihat aliran bekas jilatan pak parno mengalir searah jilatan nya.

"Mhhh…. Bapak pengen ya?" Tanyaku sambil menatapnya sayu

Tanpa menjawab pak parno menurunkan bra ku sehingga keluarlah payudaraku yang sebelah kiri dan langsung di lahap pak parno dengan mulutnya

"Mmhhhh …… pakhhh…" seketika aku mendesah dan mencengkram erat rambut pak parno

"Slurppp… slurppp….." suara mulut pak parno melahap payudaraku dengan, putingku di gigitnya dan sekeliling nya di jilatinya hingga basah dengan air liur pak parno

"Aahhh…. Gelihh pakhh…."desahku jemariku semakin menekan kepala pak parno seolah tidak boleh melepaskan kepalanya dari payudaraku

"Ahhh….mmhhh….ahhh…." Nafasku berat saat pak parno melepaskan hisapannya pada payudaraku

"Tutup pintu dulu ce" perintah pak parno

Langsung kulihat pintu yang sedari tadi masih terbuka lebar, entah ada orang atau tidak yang melihat apa yang kami lakukan saat itu, seorang wanita Cina sedang di jilati oleh lelaki kuli kasar tua.

"Hihi iya lupa pak" aku pun turun dari pangkuan pak parno dan sedikit menaikan dasterku lalu pergi menutup pintu

Setelah kututup pintu kulirik manja ke arah pak parno, kugigit bibir ku menggoda pak parno

"Hehe tubuh ce Nely bikin bapak sange terus" ujar pak parno sambil melirik tubuhku.

Perlahan ku turunkan dasterku dan sedikit ku goyangkan badanku. Daster itu turun dari lengan, hingga melewati payudaraku dan kini terjatuh dilantai.kini Aku hanya menggunakan bra dan celana dalam di hadapan pak parno.

Aku berjalan ke arah pak parno dan langsung duduk di pangkuan nya yang sedari tadi duduk di sofa.
"Mhhh… iyaa donghhh…. Siapa dulu" desahku di telinga pak parno.

Terasa jemari pak parno mengelus punggung ku dari bawah ke atas. Mulai kujilati telinga pak parno, keringatnya terasa asin namun terus kujilati hingga leher pak parno tak luput dari jilatanku. Entah mengapa aku kini benar-benar tak ingat lagi bahwa aku adalah seorang istri yang sedang berada di pangkuan laki-laki lain. Kini aku rela memuaskan hasrat birahi pak parno layaknya aku ini istrinya sendiri.

"Ouhhh… udah mulai nakal ya" ujar pak parno dengan deru nafasnya yang memberat sementara jemarinya terus menggerayangi tubuh ku

"Mhhh….slurpp…" kini kulumat bibir pak parno lalu kunaikan baju pak parno dan kini pak parno sudah bertelanjang dada. Terlihat dadanya yang kurus dan mulai keriput dengan perutnya yang agak membuncit.

Kujilati lagi leher pak parno hingga turun ke pentil nya, aku kini ingin memberikan kepuasan pada pak parno. Puting pak parno kujilati sambil kulirik ke arah wajah pak parno, terlihat matanya sayu menatapku. Kujilati kedua putingnya hingga ke ketiak pak parno yang berbulu pun kujilati. Tanpa rasa jijik aku menjilatinya.

Terasa jemari pak parno mencari jepitan bra ku dan dengan satu tangan dia berhasil membuka braku yang langsung kulepas dan kulempar entah kemana. Ku teruskan menjilati tubuh pak parno turun ke perut buncitnya dan kini tibalah aku berjongkok di selangkangan pak parno.

Terlihat celananya telah menggembul menandakan penisnya yang sudah tegang maksimal di balik celananya pak parno. Kulirik ke wajah pak parno dan perlahan kuturunkan celananya.
Langsung terlihat penis pak parno yang tegang maksimal keluar, kuraih penis itu sambil ku elus pelan.

"Enak pakh.." godaku sambil tersenyum

"Eenakhh ce, mhh…" terdengar pak parno terengah menerima elusan jemari ku pada penisnya.

Aku pun tersenyum dan perlahan kuarahkan wajahku ke penis besarnya, lalu ku julurkan lidahku menjilat kepala penis pak parno. Terasa asin penis pak parno dan langsung jilatanku turun searah dengan urat penisnya hingga ke testis pak parno dan naik lagi ke kepala penisnya.

Sekilas kulihat wajah pak parno yang menatap ku sedang menjilati penisnya.
"Mhh …. Kenapa pakhh.." tanyaku

"Sepongan ce Nely emang mantep haha" tawa pak parno

"Kalau gini pak… mhhhh……" aku langsung melahap penisnya dan sambil melihat wajah pak parno

"Ouhhhh… mantapphh ce" wajah pak parno mengadah ke atas menerima hisapanku pada penisnya

"Ahhh….." kulepas penis pak parno

"Gimana pak ?" Tanyaku

"Bibir ce nelyhh paling enak, kontol bapak rasa di sedot-sedot haha" tawa pak parno

Aku hanya tersenyum,Langsung segera kuhisap lagi penis pak parno. Kini kepalaku naik turun melumat penis pak parno, saat penis itu di dalam mulutku lidahku pun ikut kumainkan.
Terasa jemari pak parno menjambak rambutku.

"Ahhhh…. Mantapp, seponghannhh ce nelyhh" erang pak parno

Kujilati penis pak parno, ku kocok penis itu kini kedua testis pak parno kusedot kiri dan kanan. Terasa jambakan pak parno semakin kencang, sakit namun aneh rasanya semakin nikmat melihat pak parno keenakan dengan apa yang aku lakukan

Puas aku jilati penis pak parno hingga terlihat seluruh penis hingga testisnya basah oleh liurku, kini kumasukan penis pak parno ke mulutku lagi. Kepalaku naik turun mulutku menghisap penis pak parno kuat-kuat, kusedot penis itu hingga terlihat pipiku kempot.

Tangan pak parno yang satu terus menjambak rambut ku, sementara yang satu mengelus seluruh tubuhku, sesekali meremas payudara ku dan jemarinya kadang menjalar meremas bokongku. Sementara kepalaku dengan cepat naik dan turun menghisap penis pak parno.

"Mmhhhh….mmhhhh…..mhhhhhh" suaraku tertahan oleh penis pak parno

"Ahhh… bangsattt… enakhhh…."
"Bapak… gak tahannhhh… aahhh…"
"Mulut ce Nely emangg enakhh nyedot kontol bapak.. ahhh…" racau pak parno

"Mmhhh….slurppp..mmhhh.." mendengar racauan pak parno aku makin semangat menyedot-nyedot penis pak parno

"Ahhhh….bapak keluar….."
"Akkhhhh…….." pinggul pak parno naik ke atas sementara kepalaku di tekan dalam-dalam oleh pak parno, terasa penis itu masuk ke kerongkongan ku

"Croot…. Crottt…. Crott…." Terasa penis pak parno menyemburkan sperma ke dalam mulutku, karna tak ada celah keluar aku menelan sperma pak parno.

"Ouhhhhh….. bangsathhh…" pak parno mengerang, kepalaku masih di tekannya kuat-kuat

Terasa penis pak parno berkedut di dalam mulutku, aku terpaksa mendiamkan penis itu karna kepalaku masih di tahan oleh pak parno.
Tak lama pak parno melepaskan tangannya dari kepalaku

"Ahhh……." Aku menarik nafas panjang sambil menyeka mulutku yang berlepotan sperma dan air liur ku

"Hampir aja Nely gak bisa nafas pak…" ketusku

"Hehe abis sepongan Nely bikin bapak melayang" ujar pak parno yang matanya masih tertutup

Aku segera bangkit dan kuangkat kedua pahaku utk berpangku di paha pak parno sementara jemari ku melingkar di leher pak parno. Dalam posisi di atas aku menatap pak parno sayu, seketika tatapan kami bertemu jemari pak parno melingkar di pinggulku.

"Ce… tadi kan bapak bilang ada yang mau di omongin ?" Ujar pak parno

"Hmmm …. Iyaaa pak…. Ngomong aja hihi" senyum ku sambil mengusap kening pak parno

"Bapak mau minta tolong ce" pak parno menatapku serius

"Minta tolong apa sih pak…. Cuci baju, udah tu hahaa" tawaku sambil menatapnya juga

"Bukaannn…" jawab pak parno

Aku mendekatkan bibirku ke bibir pak parno, hidung kami menempel dan bibir kami hanya berjarak beberapa centi.
"Teruss…." Ujarku pelan

Namun tak menjawab pak parno malah melumat bibirku
"Mmhhhhh…… slurppp….." bibir kami pun saling melumat, pak parno menghisap lidahku, bibirku pun di gigitnya gemas

"Ahhh….mhhhhh……" desahku tertahan oleh lumatan pak parno

"Ce Nely sekarang udah bener -bener nakal ya, binal hahaha" ujar pak parno di sela-sela ciuman kami

"Mmhhh…. Gara-gara bapakh…mhhhh…." Balasku sambil membalas ciuman pak parno

Pak parno melepas ciumannya dan jemarinya berada di kedua pipiku sambil menatapku
"Haha bapak nyumbang anak di rahim ce Nely yahhh" ujar pak parno

"Hmmm….."
"Iyahh… bolehh sayanghh…" balasku manja, aku tidak memanggil pak parno dengan bapak lagi, entah kenapa aku segila ini dengan penis. Aku bahkan sampai lupa statusku seorang istri. Ada suamiku dan anak di rumah yang harus ku sayang. Malah disini aku sedang bersetubuh dengan pria tua yang seharusnya jadi orang tuaku, bahkan dia juga seorang kuli.

Aku jadi ingat kejadian mual kemarin, apakah aku beneran hamil atau tidak, kalau hamil ini anak siapa. Sudah banyak laki-laki yang menumpahkan spermanya dalam rahimku, bahkan suamiku sudah 2 bulan ini tidak menyentuh ku.
"Pak nanti beliin Nely tespack ya" ujarku

"Baru bapak ngmong mau nyumbang anak, udah minta beliin tespack haha" tawa pak parno

"Iihhh ….. Nely mau cek, bapak sudah hamilin Nely belum, suami Nely gak ada nyentuh Nely lohhh udah 2 bulan"
"Udah ke pak parno aja nihh… itu Nely" ketusku sambil mengerutkan kening ke pak parno

"Hahaha…. Itu apaaa…." Tanya pak parno, jemarinya yang nakal sambil meremas bongkahan pantatku

"Iniii….." aku melihat ke bawah ke arah vaginaku

"Itu namanya apa hayoo ?" Tanya pak parno

"Eeee… vagina pakkhhh…" jawabku sambil menggigit bibir bawahku

"Bukann… ini memek" balas pak parno

"Eee .. iyaaa memek pak" balasku

"Kalau ini ?" Pak parno menunjuk penisnya

"Kontol ?" Jawabku tanpa malu lagi di depan pak parno

"Hahaah pintar" pak parno tertawa
Tak lama pak parno langsung menghisap puting payudara ku yang sedari tadi berada di depan wajahnya, aku membusungkan tubuhku ke depan agar pak parno dengan mudah melumat kedua payudaraku

"Ahhh…. Gelihh pakhhh…. Mhhhh…." Aku mendesah karna nafusuku memuncak kembali.

"Masukinhhh…" perintah pak parno

Aku langsung mengangkat sedikit pahaku dan menggenggam penis pak parno dan mengocoknya sedikit lalu mengarahkan nya ke bibir vaginaku. Perlahan kuturunkan pantatku dan sedikit demi sedikit penis pak parno menerobos masuk.

"Ouhhhh….. kontolhh bapakhhh dalamhhh…." Aku mendesah keenakan saat penis itu masuk dan mataku sayu menatap pak parno

Ku diamkan penis itu yang sudah masuk sepenuhnya dalam vaginaku, perlahan kumaju mundurkan pinggulku, menggoyang penis pak parno.

Ku tatap pak parno sayu
"Ahhh…. Tadi bapakhh… mau ngmng apa.. ahhh…" tanyaku sambil menahan desahan.

"Bapakhh sekarang kerja jadi kuli di pasar…mhhh…" jawab pak parno sambil memegang pinggulku mengikuti goyangan ku yang pelan

"Ahhh… iyahhh pakhhh… terushh… ?"tanyaku kembali sambil terus menggoyangkan pinggulku

"Kemaren bapakhh… pinjam uanghh…, sama kuli teman bapakhh.." ujar pak parno

"Aahh…berapa pakhh…." Tanyaku

"5 jutahh…" jawab pak parno, jemarinya pun naik memelintir putingku

"Aaahhh… gelihhh pakhh…. Ouhh….." dengan spontan goyangan pinggul ku semakin cepat menerima remasan pada payudaraku

"Ouhhh….. enakhhh… aahhh…." Goyangan ku semakin cepat

Jemari pak parno pun pindah ke bongkahan pantatku membantu pinggulku maju dan mundur, kepalaku mengadah ke atas merasakan sensasi kenikmatan penis pak parno dalam vaginaku.

"Ahhh… memekhh .. nelyhhh gatalhhh ahhhh…." Desahku

"Kontolhhh bapakhh besarhhh… ouhhh…." Aku menggeleng kan kepala kiri dan kanan, nafsuku kian memuncak. Tubuhku pun sudah di basahi keringat yang juga jatuh ke tubuh pak parno

"Ahhh… nelyhhh gak kuat… ahhh…." Aku pun memeluk pak parno sementara pinggulku masih di arahkan oleh jemari pak parno maju dak mundur

Aku memeluk pak parno jemariku mencakar punggung pak parno merasakan puncak orgasme ku akan segera tiba
"Ahhh…. Nelyhh keluarhh… ahhh mau pipishhh…." Desahku sambil memeluk pak parno erat

Pak parno menjilati pundakku dan kadang digigitnya menambah sensasi kenikmatan pada tubuhku,
"Plakkk….plakk….plakk….." kini pantat pak parno lah yang naik turun menggenjot vaginaku

"Aahhhhhkkkkkkkkk……." Seketika tubuhku mengejang, tak sengaja aku mencakar punggung pak parno. Mataku memejam merasakan sensasi orgasme yang sangat nikmat

"Aahhhh…….enakhh banget pakhh memek nelyhh…." Aku meracau setelah mendapat orgasme ku

Pak parno mendiamkan tubuhku, aku masih mengatur nafasku, tubuhku terasa melayang-layang, Begitu nikmat rasanya penis pak parno di vaginaku.

Aku menaikan tubuhku dari pelukan pak parno, lalu ku lihat lagi wajahnya. Sementara penisnya masih kokoh berdiri di dalam vaginaku.
"Untuk apa pak pinjam uang ?" Tanyaku

"Untuk bayar kontrakan ini ce.."
"Kalau gak bapak di usir sama yang punya" jawab pak parno

"Duhh Nely lagi gak pegang uang, ATM sama dompet Nely di bawa sama penagih utang bang Tigor" ujarku sambil terlihat

"Eee… tadi bapak nawarin Nely" ucap pak parno

"Maksudnya pak ?" Tanyaku bingung

"Mm..maksutnya Nely mau gak ngentot sama temen bapak itu, sekali aja" ujar pak parno, matanya menatapku sayu seperti memohon.

Aku menatapnya tajam, seketika amarahku naik.
"Bapak jual Nely ?" Seketika suaraku mengeras dan parau menahan emosiku.

"Bukan ce, bapak minta tolong" pak parno memegang kedua tanganku

"Lepas…." Aku menepis tangan pak parno

"Cee… tolong bantu bapak" pinta pak parno

Aku tak menjawab perkataan pak parno dan mengangkat tubuhku dari pangkuan nya,namun pak parno dengan sigap menahan tubuhku.
"Lepasiinnn…." Aku dengan sekuat tenaga mendorong tubuh pak parno

"Ce…. Sekali ajaa…" pak parno masih terus menahan tubuhku yang berusaha melepaskan dari pangkuan nya

"Lepass… bajingan…. Bangsat…." Aku menarik tangan pak parno dan mendorong tubuhku

"Plakk……" aku menampar wajah pak parno

Seketika pak parno melepaskan tangan nya dan aku langsung menarik tubuhku dan langsung berlari ke kamar pak parno. Tak terasa air mataku menetes saat berlari tanpa sehelai baju pun dan ketika masuk kamar aku langsung mengunci pintu kamar.
Bersambung.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd