Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAHASIA SEORANG ISTRI

Sukapepaya

Semprot Lover
Daftar
20 Jan 2020
Post
207
Like diterima
4.607
Bimabet
Disini newbie hanya ingin berbagi cerita. Tentunya ini hanya fiksi ya suhu, kalau ada nama tokoh, tempat dan kata-kata yang salah.
newbie hanya Ingin mencoba membuat cerita sesuai fantasi newbie dan ingin newbie tuangkan di dalam karya newbie.
Semoga para suhu disini suka dengan cerita newbie.

Mulustrasi

Neli
https://www.imagebam.com/view/MEB5G2B]
MEB5G2B_t.jpg
[/URL]

Hendri


om Flores


Pak parno



Part 1 : pertama kali merasakan

Perkenalkan nama saya neli, usia 28 tahun.
Aku adalah keturunan Tionghoa, saat ini aku telah mempunyai 2 orang anak bernama Nico dan velin dari suamiku. Aku menikah tergolong di usia muda saat suamiku bernama Hendri melamarku di usia 20 tahun, karena aku dari dulu di urus bibi karena orang tuaku yang sudah pisah dan tidak memperdulikan aku dan kakakku sehingga aku memutuskan untuk menerima pinangan Hendri suamiku.
Kehidupan awal-awal menikah ku cukup bahagia, dulu Hendri bekerja di sebuah distributor minuman beer di kota ku. Tidak pernah ada masalah dalam rumah tanggaku bersama Hendri, hingga saat ini Hendri sudah membuka usaha toko bangunan sendiri dan disinilah cerita ku berawal.

Pagi itu aku cukup di repotkan dengan menyiapkan pakaian dan bekal untuk anakku sekolah "ayooo Niko kamu pakai baju sendiri ya, mami mau mandiin velin" sambil tergesa masuk ke kamar mandi memandikan anak bungsuku. Pagi itu semua sudah beraktivitas Hendri sudah membuka toko nya dan aku sibuk dengan kegiatan rutinku menyiapkan perlengkapan anak sekolah "muahhh, mami pergi dulu ya pih" aku mengecup pipi suamiku, sambil berlalu sambil membawa tas anakku "hati-hati mih" ucap Hendri.

Di depan toko duduk anak buah suamiku biasanya aku memanggilnya om Flores, ya karena dia berasal dari timur. Bentuk badannya hitam tinggi dengan rambut keriting perutnya sedikit buncit. Dulunya om Flores ini adalah karyawan swasta di suatu PT di kotaku, hanya karena dia terlibat masalah dengan bosnya sehingga dia memukul bosnya dan akhir nya di pecat dan apesnya lagi karena dia tidak kunjung mendapat kerja istrinya kabur membawa anaknya. Suamiku menerimanya kerja jadi tukang di tokonya, dengan upah makan sehari-hari dan uang rokok. Om Flores tinggal di ruko kosong di sebelah ruko suami ku. Ruko itu punya mertuaku dan karena kasihan melihatnya di berikan tumpangan tinggal disitu oleh mertuaku. "Weesss jagoan sudah mau berangkat sekolah ya hehe" ucap om Flores sambil membantu mengangkat tas yg sedang aku bawa "sini ce neli om bantuin, berat begini" ucap om Flores sambil mengangkat tas anakku dan membuka pintu belakang mobilku "makasih om, eh bilang makasih sama om Flores" sambil tersenyum menyuruh anakku "duluan ya om" ucapku sambil menutup pintu mobil dan meninggalkan toko suamiku.

Kuputar stir mobil mengikuti petunjuk pak parno, ya dia adalah satpam di sekolah anakku. "Pagi pak" ucapku turun dari mobil dan membuka pintu belakang mobilku mengambil tas "pagi Cece cantik, mau nganterin adiknya sekolah ya hehe" sapa pak parno, matanya terlihat melirik ke dadaku sekilas "loh anak ini bukan adik" cetusku "hehe abis Cece masih kayak anak gadis gak keliatan kalau udah anak 2" goda pak parno kepadaku.

pak parno emang sering menggoda ku, tapi aku anggap hanya candaan saja tidak pernah ku tanggapi serius bahkan kadang aku balas dengan balik menggodanya "terus kalau gadis mau apa" ku keluarkan senyumku ke pak parno "mau tak jadiin bini ke 2 ce haha" tawa pak parno "huuu udah bini orang ini masih aja di goda" ucapku sambil memeletkan lidahku ke pak parno "hehe kalau orangnya mau juga gapapa jadi bini kedua saya ce haha" sambil pak parno berlalu karena ada mobil mau masuk lagi "husss dasar, satu aja gak sanggup bapak urus, sana urusin kerjaan bapak banyak mobil masuk tuh" celetusku sambil berlalu masuk ke dalam sekolah mengantarkan anakku. Begitulah sehari hari pak parno yang selalu menggodaku hanya aku tidak pernah menanggapi serius hanya sebagai candaan.

Hari itu sedang hujan lebat, aku sambil mengendarai mobilku ke sekolah menjemput anakku. Sesampainya di parkiran sekolah kulihat jam tangan masih ada 30 menit sebelum anakku pulang. Ku raih handphone dari tasku. Namun dari jauh kulihat pak parno sedang berteduh di pos
jaganya sepertinya dia kebasahan karena hujan yang sangat lebat. Kubunyikan klakson mobil dan benar pak parno melihat ke arah mobilku dan seketika pak parno mengambil payung berlari ke arah mobilku. "Tok...tok..." Pak parno mengetuk kaca mobil "kubuka sedikit jendelanya "masuk pak" teriakku dari dalam "ada apa ce ?" pak parno memasukan sedikit kepalanya ke dalam mobilku "sini berteduh disana kena hujan tuh" tawarku karena kasihan lihat pak parno yang bajunya basah.

Pak parno duduk di samping ku "huuu dingin" gigil tubuh pak parno "dingin ya pak, bentar aku matiin AC ya" aku matikan mobilku karena melihat pak parno yang kedinginan. "Ngapa gak di dalam sekolah aja sih pak neduhnya" ucapku melihat pak parno menyilang kan kedua tangganya. "Tadi tu tiba-tiba aja ce hujannya turun, kalau mau lari ke sekolah malah basah, kan jauh dari pos ke sekolah" pak parno melihatku. Aku hari ini pakai mini dress di atas lutut sedikit dan tanpa lengan. Mata pak parno melirik ke kulit mulusku "tumben cepet datangnya ce" ucap pak parno sambil melirik ke paha ku "tadi kebetulan dari rumah temen, eh mata bapak kemana" cetusku karena matanya dari tadi lirik-lirik ke pahaku "eh maaf ce, abis Cece cantik banget, kulitnya putih hehe" tawa pak parno sambil menutup matanya namun jarinya di buka melihat wajahku "huuu jangan mesum ya pak, aku udah ada laki" ledek ku ke pak parno "hihi kalau aku punya istri kayak Cece, gak akan keluar kamar dahh" tawa mesum pak parno semakin jadi menggoda ku "huu emang mau ngapain gak keluar kamar" balasku bertanya polos sambil ikut tertawa melihat godaan pak parno "yaaa Cece Taulah, biarpun bapak tua begini masih bisa loh bikin Cece lemes" tiba-tiba pak parno mendekatkan wajahnya. "Huuu dasar beraninya ya bapak godain istri orang" ku cubit lengan pak parno "awww awww sakit ampun" ucap pak parno menhindar dari cubitanku.


Kami pun tertawa, aku tidak berpikir kalau candaan pak parno adalah serius namun tak sengaja kulirik ke selangkangan pak parno ada sesuatu yang menggembung dan aku terkejut karena gembungnya agak panjang "ya ampun ngapain mataku ngelirik kesitu" gumamku dalam hati, seketika aku terdiam.

Tiba-tiba aku terkejut karena leher jenjangku di elus oleh telapak tangan kasar pak parno "eh ngapain pegang-pegang" seketika aku reflek membuang tangan pak parno dari leherku, "panas ya ce, sampe keringatan" ucap pak parno menatapku, namun tatapannya kini lain sedikit agak serius. Memang tak terasa udara di dalam mobil terasa agak panas karena AC mobil yg kumatikan. "Eh iya panas, aku hidupin AC ya pak" ucapku meraih kunci mobil yang kuletakkan di dasbor mobil "jangan tar bapak kedinginan loh" tiba-tiba pak parno memegang tanganku.

Pak parno menahan tangannya memegang tanganku dan perlahan mengarahkannya ke bibirnya "muahh" terdengar suara bibir pak parno tiba-tiba mencium tanganku "eh pak parno ngapain" aku menarik tanganku namun di tahan pak parno. Tanganku kini di genggam pak parno "Cece cantik, aku dari dulu suka sama Cece" ucap pak parno menatapku. "Deg jantungku berdegup kencang melihat tatapan pak parno seakan wajahku ku turunkan karena tidak berani menatap mata pak parno. Kami kembali terdiam namun tanganku masih di genggam an pak parno. Pak parno kembali mengelap leherku yang berkeringat karena tiba-tiba hawa di dalam mobil semakin panas. Namun kini elusannya tangan kasarnya di leherku berulang kali namun lembut "kenapa ini neli kenapa kamu diam saja" gumamku dalam hati.

Pak parno mendekatkan kepalanya ke arahku dan "cup" tiba-tiba dia mencium pipiku "eh pak jangan" tanganku yang satunya mendorong pelan tubuh pak parno yang mendekat ke arahku. "Bolehkah aku menyukaimu ce" ucap pak parno yang wajahnya hanya beberapa senti dengan wajahku, matanya dalam menatap wajahku. Namun aku hanya tertunduk tidak berani menatap wajahnya. Tiba-tiba pak parno mengelus kepalaku dan mendorong kepala ku ke arahnya "hmnmmhh" deru nafas pak parno berusaha mencium bibirku "janghhh... Mhhmmm" lidah pak parno berhasil masuk ke mulutku. "Emmhhhmmm.. pak... Jangannhhh" tanganku mendorong tubuh pak parno namun dengan sigap pak parno memeluk tubuhku. "Sluurp... Slurppp...mhhh" dengan cepat pak parno mengisap dan sesekali menggigit bibir bawahku, tangan kasar pak parno mengelus lenganku yang terbuka. Seketika mataku terpejam mendapat serangan dari bibir pak parno "apa yang aku lakukan" gumamku dalam hati. Sementara tangan pak parno semakin menjalar menjamah setiap senti tubuh mulusku "pakhh cukhh...cukuphh..mhh" aku berusaha menolak namun terhalang dengan cumbuan pak parno di bibirku "bapak suka sama Cece" tatap pak parno menatap wajahku namun aku hanya menatapnya sayu entah apa yang harus aku lakukan namun aku hanya terdiam "emmhhhhh....." Tiba-tiba pak parno menyosor kan bibir nya lagi dan kali ini dengan kasar lidahnya menelusuri setiap rongga bibirku lidahku di sedotnya. Bibirku basah dan terlihat liur menetes dari daguku karena cumbuan pak parno yang kasar pada bibirku "ohhh.... Mhhhh pakkhhh" tak disangka aku sedikit mendesah ketika mendapat perlakuan pak parno kini tangannya berada di pahaku yang mulus, pak parno mengelusnya dan kadang meremasnya. Dressku pun sudah naik ke pinggangku dan tangannya menggesek-gesek vaginaku dari luar celana dalamku "ahhh..... Janganhh pakkhhh... Ouhh" aku menolak namun mendesah mendapat perlakuan pak parno.

Keringatku semakin banyak bercampur dengan air liur pak parno di bibirku hingga pipiku, ternyata pak parno tidak ingin melewatkan setiap inci pun dari bibirku. Terasa cairan hangat mengalir di vaginaku dan celana dalamku terasa basah. Pak parno masih mencumbuku dan kini tangannya meremas payudaraku dari balik dress "cukupp... Cukuppphhh ahhhh" tanganku mendorong tubuh pak parno, aku berusaha mengembalikan kesadaran ku. Usahaku berhasil membuat tubuh pak parno menjauh namun tangannya masih di paha mulusku dan kini ia menggesek-gesek jarinya di vagina ku "ahhhh.... Jangannhhh...." Aku menggigit bibir bawahku "kamu makin seksi saja ce, makin cantik" pak parno ternyata menatap wajahku saat rangsangan yang pak parno berikan.

Tanganku memegang tangan pak parno berusaha menjauhkan tangannya dari vaginaku "ouhhhh cukuphhh…." Tatapku sayu ke pak parno "cukuphhh pakhh… kita gak bolehh ahhh" pak parno ternyata pandai memainkan jarinya di vaginaku.

Keringat makin membanjiri badanku karena semakin panasnya hawa di dalam mobil. "Cplak…cplakk…cplak…" terdengar suara jari pak parno yang kasar mengorek kemaluanku "ouhh …. Ahh… ahhh…" kini aku hanya mendesah. Tak terasa ada dorongan dalam vagina ku yang hendak tiba-tiba keluar seperti pipis yang tidak tertahan "pakkhhh udahh .. aku mau pipishhh ahhh…." desahku, mataku aku tutup rapat-rapat karena malu di perlakukan seperti ini oleh pak parno. "Keluarin aja sayang" ucap pak parno kembali mendekatkan bibirnya ke bibir ku. Kali ini mudah saja pak parno membuka rongga bibir ku dan tanpa sengaja tanganku ku letakkan di pundak pak parno dan bibirku menggigit bibir hitam pak parno "sreettt…. Sreettt… srett" terasa keluar cairan dari dalam vagina ku "ahhh…. Ahh….. ahh…." Nafasku tersengal mataku terpejam, jiwaku terasa melayang oleh perlakuan pak parno.


Aku mengatur nafas ku dan kubuka sedikit mataku kulihat pak parno sedang membersihkan jarinya dengan tisu. Sejenak kami terdiam pak parno menyenderkan badannya di kursi, tangannya masih berada di paha mulusku. Aku hanya terdiam dan sembari mengatur nafasku kulihat pak parno menatapku. "Gimana sayang enak ?" Ucap pak parno tersenyum sambil mengelus paha mulusku. Aku berusaha menyingkirkan tangannya dan merapikan pakaianku. BH ku yang entah kapan terlepas dan menurunkan dress ku. "Apa yang bapak lakukan" sengguku tak terasa aku menangis, air mataku menetes. "Itu karena aku suka sama Cece" ucapnya menggenggam tanganku "jangan pegang2" ucapku menarik tanganku. "Maaf ce, tapi salah ya aku suka sama Cece" ucap pak parno menundukkan kepalanya. Aku tidak menjawab dan hanya diam, kulihat sekitar masih hujan deras dan kulihat jam tangan ternyata sudah lebih 15 menit harusnya anakku sudah pulang namun karena masih hujan mungkin anakku menunggu di kelas. "Silahkan turun pak" ucapku datar sambil mengambil tas dan hendak turun dari mobil. pak parno dengan sigap keluar mobil dan berjalan ke arahku mengarahkan payungnya ke atas kepalaku. "Yok saya antar" ucap pak parno berjalan di sampingku. Aku hanya diam dan tidak habis pikir kenapa aku relakan tubuhku di jamah oleh lelaki tua dan hanya seorang satpam, dimana kehormatan ku sebagai istri dan derajatku. Tapi di satu sisi aku merasakan sesuatu yang selama ini tidak pernah ku rasakan selama menikah dengan Hendri.


Bersambung.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd