Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Rapsodi [Latest Update : Part 05]

Status
Please reply by conversation.
Part 03 - Silent Kiss

"Ya, Aman nih!"
ucap Ilman sambil bertepuk tangan

EJVNrSRUYAU0i9s.jpg


Diikuti senyuman Jinan dari balik kaca, lalu menghela nafasnya, seakan lega take untuk hari ini sudah selesai.

Jinan langsung menaruh jaketnya yang ia ambil dari pojok ruangan di bahu kirinya, tanpa mengenakannya, ia keluar dari ruangan take vocal dan menghampiri Ilman yang sedang mengoperasikan beberapa hal di pc nya.

"Mau denger ngga?" ucap Ilman
Jinan mengangguk, tak lama kemudian Ilman berdiri dan meminta jinan duduk dia kursi operator.

"Klik" Ilman menekan mousenya.
Vocal jinan kemudian terdengar.

Jinan memperhatikan dengan seksama suaranya sendiri, Sementara Ilman sesekali melihat belahan payudara Jinan dari atas. Payudara yang sangat indah terlihat dari tanktop putih yang membalutnya. Jinan sadar Ilman apa yang sedang Ilman perhatikan, tetapi ia membiarkannya.

jinan kemudian menengadahkan kepalanya keatas, sehingga mata mereka saling bertatapan

"Jelek ya suaraku?" ucap jinan sambil mengerutkan bibirnya.
"Hah? Bagus kok, bagus bagus" ucap Ilman sambil menggaruk kepalanya, suasana awkward tercipta seketika dan membuat suhu ruangan kembali turun seakan meniup setiap jengkal tubuh mereka berdua.

Beberapa detik mata mereka kembali bertatapan.

"Hmmm... mabar yuk" ucap Ilman sekedar mencairkan suasana
Jinan kemudian menahan tawa, seakan mengerti Ilman mencari topik lain hanya untuk mencairkan suasana yang beku.

kemudian mereka berdua pun tertawa.

"Aku dari dulu pengen banget bisa main piano" ucap Jinan sambil berjalan ke piano besar yang ada di sudut studio.

Ilman mengikutinya

"coba mainin yang kamu bisa deh" ucap ilman sambil mempersilahkan jinan duduk di kursi piano tersebut.

Jinan kemudian memainkan melody lagu Fur Elise dari Beethoven yang sangat terkenal. Tetapi ia hanya memainkan bagian melodynya saja.

"Tuh itu bisa" ucap Ilman
"Kalo ini sih kayaknya semua orang juga bisa" ucap Jinan sambil tertawa

"oke coba lagi deh" Ilman memintanya sambil duduk disamping Jinan.
Kemudain Jinan memainkan melody lagu itu lagi dan Ilman mengiringi memainkan bagian bassnya. Harmoni fur elise yang indah kemudian terdengar.

Ilman kemudian mengajari Jinan bermain piano, sesekali menggenggam jemari tangannya, Jinan pun merasa begitu nyaman, beberapa kali ia membuatnya kagum dengan permainan Piano romantisnya.

Tubuh Jinan yang sangat Indah dengan kulitnya yang mulus terlihat jelas dari tanktop putih yang sedari tadi tidak ia tutupi dengan jaket yang menggantung di pundaknya, seakan membiarkan pria disampingnya menatap tubuh itu.

"Piano itu keren ya, pemainnya bisa menyampaikan makna tanpa kata-kata" ucap Jinan
"Iya, piano ini punya 88 tuts yang nadanya beda semua, mengatur emosi, tempo, dan penghayatan itu penting banget" ucap Ilman sambil tersenyum.

Jinan kemudian menatap Ilman, tatapan nakalnya seakan menggoda Ilman untuk mulai merayunya.
Mata Jinan yang indah memang selalu berhasil memikat pria untuk tenggelam dalam tatapannya.

Ilman kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Jinan. Jinan memejamkan matanya, semudah itu sebuah ciuman terjadi di sela-sela take rekaman lagu Rapsodi, lagu yang didapatkan dari perjuangan banyak orang.

Jinan melingkarkan lengannya di leher ilman, kemudian ilman pun melakukan hal yang sama ke pinggang jinan yang tertutup tanktop putih tipis yang ia kenakan. Jinan melumat bibir itu perlahan, tangan Ilman menggenggam pinggang Jinan yang ramping dengan erat seakan ingin memeluknya, Kali ini juga Ilman semakin bebas melihat payudara Jinan yang seakan ingin keluar dari pakaiannya.

Bibir dan tubuh Idol itu menikmati ciuman dengan seseorang yang baru saja ia kenal, ciuman yang hebat dengan musisi terkenal yang sangat berbakat, yang dapat menaklukannya dengan sekedar merayu tanpa kata.

"Wih ada yang abis belajar piano nih" ucap seseorang yang baru saja membuka pintu ruangan itu

Ilman kemudian melepaskan ciumannya
"Le, lu nggabisa ketok pintu dulu?" ucap Ilman

"Haha, sejak kapan gue ketok pintu dulu sih, iya iya sorry ganggu" ucap Lale sambil tertawa.

Wajah Jinan memerah, ia tau seseorang yang baru memasuki ruangan adalah Lale, gitaris dari Maliq & d'essentials, ia juga salah satu dari 3 composer yang menciptakan lagu Rapsodi.

Lale kemudian menghampiri mereka berdua.
"Lale" ucapnya sambil menyodorkan tangan
"Jinan" jawab Jinan menyambut tangan tersebut untuk bersalaman.

"Jangan mau sama Ilman, fakboy dia" ucap Lale meledek
"Ehm...." jinan bergumam
"Jangan dengerin, Le lu jangan macem macem deh" ucap Ilman

"Haha bercanda bercanda" jawab Lale sambil melepas jaketnya dan menggantungnya di gantungan baju yang ada disamping PC operator.

"Loh ini siapa? Member JKT juga?" ucap Lale
"Itu Gracia, iya member jeketi juga, tidur dia capek kayaknya" ucap Ilman
"Hmmm, cantik juga, yaudah gih lanjut" ucap Lale meledek Ilman dan Jinan sambil meninggalkan ruangan operator untuk merokok di ruang santai.

"Sorry ya" ucap Ilman
"Haha nggapapa" ucap Jinan sambil bangun dari duduknya dan mengenakan Jaket yang ada di punggungnya.

"Abis ini Shani ya?" ucap Jinan
Ilman mengangguk.

-------

"Eh udah giliran kamu nih" ucap Nino yang duduk disamping Shani.
Shani mengangguk.

"Jangan tegang gitu dong, rileks" ucap Nino sambil memegang punggung Shani sebagai bentuk perhatian.

Kemudian mereka berdua menuruni tangga menuju ruang rekaman.

EU1kNLFUMAMzL30.jpg


"Le, baru sampe?" ucap Nino
"Iya nih, macet banget bro" ucap Lale

"Hai Shan, apakabar?" lanjutnya
"Baik kak, kakak apakabar?" ucap Shani
"Wah gue kalo ketemu lo sih kabar baik terus shan" ucap Lale.
"Biarin aja Shan, orang gila" ucap Nino sambil mengajak Shani masuk ke ruang rekaman.

"Duluan kak" ucap Shani sambil menundukkan kepalanya kearah Lale
"Semangat ya sayang" ucap Lale sambil tertawa kecil.

Jinan dan Ilman menunggu didalam ruangan rekaman, Jinan duduk di sofa besar tempat gracia tidur, lalu Ilman duduk di kursi operator.

"Aman bro?" ucap Nino
"Aman dong" jawab Ilman
"Yuk Shan, masuk" ucap Ilman sambil bangun dan membukakan ruang take vocal. Nino mengikuti Shani masuk sambil menjelaskan tentang teknis, mulai dari part-part mana saja yang diambil sampai teknik dasar untuk rekaman. Karena hal ini agak berbeda, lagu ini membebaskan penyanyinya untuk bereksplorasi, berbeda dengan lagu JKT biasanya yang sudah memiliki pattern vocal yang tidak dapat diubah.

"Yuk, kamu bisa" ucap Nino sambil menggenggam pundak Shani lalu meninggalkan ruang take vocal menuju ruang operator.

Sesi rekaman dimulai, Shani yang sudah berlatih mati-matian lebih enjoy menjalani sesi rekaman ini, tidak sering ada pengulangan, Nino pun beberapa kali tersenyum karena Shani sangat baik membawakan lagu yang sangat ia cintai ini.

"Bagus ya dia" ucap Ilman kepada Nino
"Setuju" ucap Nino sambil tersenyum

Gracia yang sudah terbangun langsung memperhatikan Shani yang sedari tadi take vocal. Ia sesekali tersenyum, bangga akan sahabatnya yang akhirnya dapat menaklukkan lagu ini.

Jinan melihat Shani, sesekali melihat Ilman yang menjadi operator rekaman, ia sedikit menyesal akan ciuman tadi, tetapi ia merasa bahagia, ia mengakui sangat larut akan suasana, sehingga ia melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan dengan orang yang baru ia kenal.

"Wah ini nih puteri tidur kita udah bangun" ucap Lale yang baru saja masuk ke ruangan
Gracia menunduk malu, berarti ia sudah tidur sangat lama sampai ia tidak menyadari Lale datang.

"Haha sorry kak" ucap Gracia
"Nggapapa kok, gue juga cuma bercanda, lagian lo tidur aja cantik banget loh" ucap Lale
"Hmmm liat tuh temen lu man, mulai deh dia" ucap Nino
"Le, jangan le ntar lo diomelin wota" ucap Ilman

"Haha kan gue cuma bercanda, oh iya kita belum kenalan, Lale" ucapnya
"Gracia" sambil tersenyum ia menyambut tangan Lale untuk bersalaman
"Senyumnya manis banget yaampun" ucap Lale
"Laleeeee" ucap Ilman dan Nino

"Yaudah sorry sorry gue keluar lagi deeh" ucap Lale sambil keluar dari ruang rekaman

"Gre maafin lale ya, dia emang suka gitu" ucap Nino
"Nggapapa kak, beda banget ya sama di panggung" ucap Gracia
"Haha, emang kalo di panggung dia sok cool gitu, aslinya ya begitu" ucap Ilman yang merupakan rekan satu band Lale di maliq & d'essentials

"Kocak" ucap Gracia
"Apa?" ucap Ilman
"Eh engga engga" ucap Gracia sambil tertawa

beberapa jam berlalu, Shani sudah hampir menyelesaikan rekamannya
"Le ke ruangan deh" ucap Ilman di telepon
tak lama kemudian Lale memasuki ruangan, Ilman memberikan headphone kepadanya, Lale mendengarkan dengan seksama.

"Hmmm aman, cuma part reff terakhir lo ulang deh coba, pasti dia bisa lebih bagus" ucapnya
Ilman mengangguk.

Lale memang terlihat paling aneh diantara mereka bertiga, tapi soal musik, Lale adalah yang paling jenius, ia adalah musisi yang bisa memainkan seluruh alat musik, teori dan referensi musiknya pun termasuk yang paling luas diantara musisi-musisi Indonesia.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam,

"Kak, aku boleh pulang duluan ngga?" ucap Jinan Lale Ilman dan Nino yang sedang sibuk didepan mixer besar di ruangan itu.
"Eh boleh dong, udah selesai kan?" ucap Lale
Jinan mengangguk.

"Jinan Hati-Hati ya" ucap Ilman sambil menoleh kearahnya dari kursi Operator.
"Hmmm elu, anterin kedepan sana, gue yang operate" ucap Lale

Tanpa pikir panjang Ilman berdiri dari bangkunya dan mengantar Jinan ke depan gerbang.

"Pulang sama siapa?" ucap Ilman.
"Dijemput" ucap Jinan
"Oh okay, hati hati ya?" ucap Ilman sambil tersenyum dan mengelus rambut Jinan
"Hati hati juga," ucap Jinan sambil berjalan menjauhi Ilman.

-------

"Done" ucap Nino sambil memberikan Isyarat jika sesi Rekaman Shani sudah selesai.

Shani keluar dari ruang rekaman, lalu tersenyum kearah Nino
"Tuh, bisa kan?" ucap Nino sambil membalas senyumannya.
"Iya" ucap Shani
"Cici keren bangeeeet" ucap Gracia sambil memeluknya

"Kalo cewe sama cewe pelukan enak ya ngeliatnya" gumam Lale sambil mengunyah crackers dimulutnya.

"Yaudah yuk, Gracia, biar cepet" ucap Nino
Gracia mengangguk dan masuk ke ruang rekaman

"Oke Gracia, kita mulai ya" ucap Lale dari mic operator

Sesi rekaman Gracia dimulai, Gracia yang agak gugup membuat Lale beberapa kali menenangkannya, memberikan waktu untuk sekedar membuat suasana menjadi lebih rileks.

Waktu menunjukkan pukul 10 malam, tapi Gracia masih belum menyelesaikan rekamannya.

Gracia kemudian keluar dari ruang rekaman di sela-sela waktu istirahat.
"Udah malem, cici pulang duluan aja" ucapnya kepada Shani
"Nggapapa, aku tunggu aja" ucap Shani
"Udah ci, nggapapa, aku nanti dijemput papa" ucah Gracia
"Kamu udah bilang?" tanya Shani
"Udah, makanya sana cici pulang duluan aja gih, pasti ngantuk kan?" tanya Gracia
"Yaudah aku duluan, kamu kalo ada apa2 kabarin loh ya Gre" ucap Shani mengingatkan
"Siap boss" jawab Gracia.

Shani kemudian berpamitan dengan semuanya.
"Shan" ucap Nino memanggil shani yang sudah akan keluar ruangan itu.
Shani menoleh
"Kabarin ya kalo udah dirumah" ucap Nino
"Iya" ucap Shani lalu meninggalkan ruangan.

"Hmmmm, kalian ini pada gercep-gercep banget ya" ucap Lale
"Berisik lu, udah sana lanjutin" ucap Nino

Sesi rekaman pun dilanjutkan, beberapa jam berlalu, sampai waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, akhirnya Gracia dapat menyelesaikan rekamannya.

"Done" ucap Nino.
"Yuk besok masih gantian nih sama member yang lain" ucap Ilman

Gracia menghela nafasnya, akhirnya rekaman ini selesai juga pikirnya
Gracia keluar dari ruangan take vocal.

Lalu tak lama kemudian mereka pun saling berpamitan, hujan deras mengguyur pekarangan, petir menyambar membuat suasana menjadi semakin dingin.

Ilman dan Nino berpamitan dengan Gracia untuk pulang, lalu mengeluarkan mobil mereka dari garasi.

"Loh lo ngga pulang?" ucap Lale kepada Gracia
"Ini lagi ngehubungin papa, tapi kayaknya dia udah tidur, mungkin dia mikir aku nginep ditempat ci Shani" ucap Gracia
"loh daritadi lo belum ngehubungin bokap?"
Gracia menggelengkan kepalanya

"Yaudah tunggu disini aja, gue juga masih nunggu ujan reda, tuh gue bawa motor" ucap Lale sambil menunjuk motor Harley Davidson nya yang ada di depan garasi.

Mereka mulai mengobrol, dari hal-hal kecil, sambil menjawab keingin tahuan Lale tentang JKT48, mulai dari teater, fans, sampai golden rules.

EVJvGJ9U4AI4Uk9.jpg


"Hah? Nggaboleh pacaran? Gila juga ya" ucap Lale
"Ya sebenernya nggapapa juga sih, asal ya ngga ketahuan" ucap Gracia
"Haha iyalah ya, masa sih cewe secantik elu, shani jinan gitu nggapunya pacar" ucap Lale
"Ya tapi kan kita harus Jomblo didepan fans" ucap Gracia
"Buat ngejaga perasaan mereka ya?" ucap Lale
"Ya gitu..." ucap Gracia.

Lale kemudian berjalan menuju minibar yang ada disamping tangga.
mengambil sebotol martell yang ada di rak bar tersebut, dan mengambil 2 sloki kecil bersamanya.

"Lo minum kan?" ucap Lale
"Hmm.. Jarang sih" ucap Gracia
"Yaudah nih minum, buat ngangetin badan, dingin loh" ucap Lale sambil menuangkan Martell ke sloki.

Gracia meneguknya, ia merasakan rasa hangat di tubuhnya. sambil mengobrol, Lale terus menuangkan minuman tersebut kepada Gracia.

15 menit mereka mengobrol sambil meminum Martell yang membuat Gracia bisa lebih bebas bercerita

Gracia kemudian merasaka rasa yang aneh di tubuhnya, rasa hangat itu berubah menjadi rasa panas.
Gracia kemudian membuka resleting sweaternya, dan hanya mengenakan kaus putih milik Shani yang sangat tipis, mengekspos bentuk payudara Gracia yang besar dan bra biru yang terlihat berbayang dari kaus itu.

Lale menatap tubuh Gracia sambil menelan ludahnya sendiri.

Gracia menatap Lale dengan tatapan yang nakal, seakan memberinya signal jika wanita yang ada dihadapannya tidaklah sepolos yang ia kira.

To be continued.
 
Part 03 - Silent Kiss

"Ya, Aman nih!"
ucap Ilman sambil bertepuk tangan

EJVNrSRUYAU0i9s.jpg


Diikuti senyuman Jinan dari balik kaca, lalu menghela nafasnya, seakan lega take untuk hari ini sudah selesai.

Jinan langsung menaruh jaketnya yang ia ambil dari pojok ruangan di bahu kirinya, tanpa mengenakannya, ia keluar dari ruangan take vocal dan menghampiri Ilman yang sedang mengoperasikan beberapa hal di pc nya.

"Mau denger ngga?" ucap Ilman
Jinan mengangguk, tak lama kemudian Ilman berdiri dan meminta jinan duduk dia kursi operator.

"Klik" Ilman menekan mousenya.
Vocal jinan kemudian terdengar.

Jinan memperhatikan dengan seksama suaranya sendiri, Sementara Ilman sesekali melihat belahan payudara Jinan dari atas. Payudara yang sangat indah terlihat dari tanktop putih yang membalutnya. Jinan sadar Ilman apa yang sedang Ilman perhatikan, tetapi ia membiarkannya.

jinan kemudian menengadahkan kepalanya keatas, sehingga mata mereka saling bertatapan

"Jelek ya suaraku?" ucap jinan sambil mengerutkan bibirnya.
"Hah? Bagus kok, bagus bagus" ucap Ilman sambil menggaruk kepalanya, suasana awkward tercipta seketika dan membuat suhu ruangan kembali turun seakan meniup setiap jengkal tubuh mereka berdua.

Beberapa detik mata mereka kembali bertatapan.

"Hmmm... mabar yuk" ucap Ilman sekedar mencairkan suasana
Jinan kemudian menahan tawa, seakan mengerti Ilman mencari topik lain hanya untuk mencairkan suasana yang beku.

kemudian mereka berdua pun tertawa.

"Aku dari dulu pengen banget bisa main piano" ucap Jinan sambil berjalan ke piano besar yang ada di sudut studio.

Ilman mengikutinya

"coba mainin yang kamu bisa deh" ucap ilman sambil mempersilahkan jinan duduk di kursi piano tersebut.

Jinan kemudian memainkan melody lagu Fur Elise dari Beethoven yang sangat terkenal. Tetapi ia hanya memainkan bagian melodynya saja.

"Tuh itu bisa" ucap Ilman
"Kalo ini sih kayaknya semua orang juga bisa" ucap Jinan sambil tertawa

"oke coba lagi deh" Ilman memintanya sambil duduk disamping Jinan.
Kemudain Jinan memainkan melody lagu itu lagi dan Ilman mengiringi memainkan bagian bassnya. Harmoni fur elise yang indah kemudian terdengar.

Ilman kemudian mengajari Jinan bermain piano, sesekali menggenggam jemari tangannya, Jinan pun merasa begitu nyaman, beberapa kali ia membuatnya kagum dengan permainan Piano romantisnya.

Tubuh Jinan yang sangat Indah dengan kulitnya yang mulus terlihat jelas dari tanktop putih yang sedari tadi tidak ia tutupi dengan jaket yang menggantung di pundaknya, seakan membiarkan pria disampingnya menatap tubuh itu.

"Piano itu keren ya, pemainnya bisa menyampaikan makna tanpa kata-kata" ucap Jinan
"Iya, piano ini punya 88 tuts yang nadanya beda semua, mengatur emosi, tempo, dan penghayatan itu penting banget" ucap Ilman sambil tersenyum.

Jinan kemudian menatap Ilman, tatapan nakalnya seakan menggoda Ilman untuk mulai merayunya.
Mata Jinan yang indah memang selalu berhasil memikat pria untuk tenggelam dalam tatapannya.

Ilman kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Jinan. Jinan memejamkan matanya, semudah itu sebuah ciuman terjadi di sela-sela take rekaman lagu Rapsodi, lagu yang didapatkan dari perjuangan banyak orang.

Jinan melingkarkan lengannya di leher ilman, kemudian ilman pun melakukan hal yang sama ke pinggang jinan yang tertutup tanktop putih tipis yang ia kenakan. Jinan melumat bibir itu perlahan, tangan Ilman menggenggam pinggang Jinan yang ramping dengan erat seakan ingin memeluknya, Kali ini juga Ilman semakin bebas melihat payudara Jinan yang seakan ingin keluar dari pakaiannya.

Bibir dan tubuh Idol itu menikmati ciuman dengan seseorang yang baru saja ia kenal, ciuman yang hebat dengan musisi terkenal yang sangat berbakat, yang dapat menaklukannya dengan sekedar merayu tanpa kata.

"Wih ada yang abis belajar piano nih" ucap seseorang yang baru saja membuka pintu ruangan itu

Ilman kemudian melepaskan ciumannya
"Le, lu nggabisa ketok pintu dulu?" ucap Ilman

"Haha, sejak kapan gue ketok pintu dulu sih, iya iya sorry ganggu" ucap Lale sambil tertawa.

Wajah Jinan memerah, ia tau seseorang yang baru memasuki ruangan adalah Lale, gitaris dari Maliq & d'essentials, ia juga salah satu dari 3 composer yang menciptakan lagu Rapsodi.

Lale kemudian menghampiri mereka berdua.
"Lale" ucapnya sambil menyodorkan tangan
"Jinan" jawab Jinan menyambut tangan tersebut untuk bersalaman.

"Jangan mau sama Ilman, fakboy dia" ucap Lale meledek
"Ehm...." jinan bergumam
"Jangan dengerin, Le lu jangan macem macem deh" ucap Ilman

"Haha bercanda bercanda" jawab Lale sambil melepas jaketnya dan menggantungnya di gantungan baju yang ada disamping PC operator.

"Loh ini siapa? Member JKT juga?" ucap Lale
"Itu Gracia, iya member jeketi juga, tidur dia capek kayaknya" ucap Ilman
"Hmmm, cantik juga, yaudah gih lanjut" ucap Lale meledek Ilman dan Jinan sambil meninggalkan ruangan operator untuk merokok di ruang santai.

"Sorry ya" ucap Ilman
"Haha nggapapa" ucap Jinan sambil bangun dari duduknya dan mengenakan Jaket yang ada di punggungnya.

"Abis ini Shani ya?" ucap Jinan
Ilman mengangguk.

-------

"Eh udah giliran kamu nih" ucap Nino yang duduk disamping Shani.
Shani mengangguk.

"Jangan tegang gitu dong, rileks" ucap Nino sambil memegang punggung Shani sebagai bentuk perhatian.

Kemudian mereka berdua menuruni tangga menuju ruang rekaman.

EU1kNLFUMAMzL30.jpg


"Le, baru sampe?" ucap Nino
"Iya nih, macet banget bro" ucap Lale

"Hai Shan, apakabar?" lanjutnya
"Baik kak, kakak apakabar?" ucap Shani
"Wah gue kalo ketemu lo sih kabar baik terus shan" ucap Lale.
"Biarin aja Shan, orang gila" ucap Nino sambil mengajak Shani masuk ke ruang rekaman.

"Duluan kak" ucap Shani sambil menundukkan kepalanya kearah Lale
"Semangat ya sayang" ucap Lale sambil tertawa kecil.

Jinan dan Ilman menunggu didalam ruangan rekaman, Jinan duduk di sofa besar tempat gracia tidur, lalu Ilman duduk di kursi operator.

"Aman bro?" ucap Nino
"Aman dong" jawab Ilman
"Yuk Shan, masuk" ucap Ilman sambil bangun dan membukakan ruang take vocal. Nino mengikuti Shani masuk sambil menjelaskan tentang teknis, mulai dari part-part mana saja yang diambil sampai teknik dasar untuk rekaman. Karena hal ini agak berbeda, lagu ini membebaskan penyanyinya untuk bereksplorasi, berbeda dengan lagu JKT biasanya yang sudah memiliki pattern vocal yang tidak dapat diubah.

"Yuk, kamu bisa" ucap Nino sambil menggenggam pundak Shani lalu meninggalkan ruang take vocal menuju ruang operator.

Sesi rekaman dimulai, Shani yang sudah berlatih mati-matian lebih enjoy menjalani sesi rekaman ini, tidak sering ada pengulangan, Nino pun beberapa kali tersenyum karena Shani sangat baik membawakan lagu yang sangat ia cintai ini.

"Bagus ya dia" ucap Ilman kepada Nino
"Setuju" ucap Nino sambil tersenyum

Gracia yang sudah terbangun langsung memperhatikan Shani yang sedari tadi take vocal. Ia sesekali tersenyum, bangga akan sahabatnya yang akhirnya dapat menaklukkan lagu ini.

Jinan melihat Shani, sesekali melihat Ilman yang menjadi operator rekaman, ia sedikit menyesal akan ciuman tadi, tetapi ia merasa bahagia, ia mengakui sangat larut akan suasana, sehingga ia melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan dengan orang yang baru ia kenal.

"Wah ini nih puteri tidur kita udah bangun" ucap Lale yang baru saja masuk ke ruangan
Gracia menunduk malu, berarti ia sudah tidur sangat lama sampai ia tidak menyadari Lale datang.

"Haha sorry kak" ucap Gracia
"Nggapapa kok, gue juga cuma bercanda, lagian lo tidur aja cantik banget loh" ucap Lale
"Hmmm liat tuh temen lu man, mulai deh dia" ucap Nino
"Le, jangan le ntar lo diomelin wota" ucap Ilman

"Haha kan gue cuma bercanda, oh iya kita belum kenalan, Lale" ucapnya
"Gracia" sambil tersenyum ia menyambut tangan Lale untuk bersalaman
"Senyumnya manis banget yaampun" ucap Lale
"Laleeeee" ucap Ilman dan Nino

"Yaudah sorry sorry gue keluar lagi deeh" ucap Lale sambil keluar dari ruang rekaman

"Gre maafin lale ya, dia emang suka gitu" ucap Nino
"Nggapapa kak, beda banget ya sama di panggung" ucap Gracia
"Haha, emang kalo di panggung dia sok cool gitu, aslinya ya begitu" ucap Ilman yang merupakan rekan satu band Lale di maliq & d'essentials

"Kocak" ucap Gracia
"Apa?" ucap Ilman
"Eh engga engga" ucap Gracia sambil tertawa

beberapa jam berlalu, Shani sudah hampir menyelesaikan rekamannya
"Le ke ruangan deh" ucap Ilman di telepon
tak lama kemudian Lale memasuki ruangan, Ilman memberikan headphone kepadanya, Lale mendengarkan dengan seksama.

"Hmmm aman, cuma part reff terakhir lo ulang deh coba, pasti dia bisa lebih bagus" ucapnya
Ilman mengangguk.

Lale memang terlihat paling aneh diantara mereka bertiga, tapi soal musik, Lale adalah yang paling jenius, ia adalah musisi yang bisa memainkan seluruh alat musik, teori dan referensi musiknya pun termasuk yang paling luas diantara musisi-musisi Indonesia.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam,

"Kak, aku boleh pulang duluan ngga?" ucap Jinan Lale Ilman dan Nino yang sedang sibuk didepan mixer besar di ruangan itu.
"Eh boleh dong, udah selesai kan?" ucap Lale
Jinan mengangguk.

"Jinan Hati-Hati ya" ucap Ilman sambil menoleh kearahnya dari kursi Operator.
"Hmmm elu, anterin kedepan sana, gue yang operate" ucap Lale

Tanpa pikir panjang Ilman berdiri dari bangkunya dan mengantar Jinan ke depan gerbang.

"Pulang sama siapa?" ucap Ilman.
"Dijemput" ucap Jinan
"Oh okay, hati hati ya?" ucap Ilman sambil tersenyum dan mengelus rambut Jinan
"Hati hati juga," ucap Jinan sambil berjalan menjauhi Ilman.

-------

"Done" ucap Nino sambil memberikan Isyarat jika sesi Rekaman Shani sudah selesai.

Shani keluar dari ruang rekaman, lalu tersenyum kearah Nino
"Tuh, bisa kan?" ucap Nino sambil membalas senyumannya.
"Iya" ucap Shani
"Cici keren bangeeeet" ucap Gracia sambil memeluknya

"Kalo cewe sama cewe pelukan enak ya ngeliatnya" gumam Lale sambil mengunyah crackers dimulutnya.

"Yaudah yuk, Gracia, biar cepet" ucap Nino
Gracia mengangguk dan masuk ke ruang rekaman

"Oke Gracia, kita mulai ya" ucap Lale dari mic operator

Sesi rekaman Gracia dimulai, Gracia yang agak gugup membuat Lale beberapa kali menenangkannya, memberikan waktu untuk sekedar membuat suasana menjadi lebih rileks.

Waktu menunjukkan pukul 10 malam, tapi Gracia masih belum menyelesaikan rekamannya.

Gracia kemudian keluar dari ruang rekaman di sela-sela waktu istirahat.
"Udah malem, cici pulang duluan aja" ucapnya kepada Shani
"Nggapapa, aku tunggu aja" ucap Shani
"Udah ci, nggapapa, aku nanti dijemput papa" ucah Gracia
"Kamu udah bilang?" tanya Shani
"Udah, makanya sana cici pulang duluan aja gih, pasti ngantuk kan?" tanya Gracia
"Yaudah aku duluan, kamu kalo ada apa2 kabarin loh ya Gre" ucap Shani mengingatkan
"Siap boss" jawab Gracia.

Shani kemudian berpamitan dengan semuanya.
"Shan" ucap Nino memanggil shani yang sudah akan keluar ruangan itu.
Shani menoleh
"Kabarin ya kalo udah dirumah" ucap Nino
"Iya" ucap Shani lalu meninggalkan ruangan.

"Hmmmm, kalian ini pada gercep-gercep banget ya" ucap Lale
"Berisik lu, udah sana lanjutin" ucap Nino

Sesi rekaman pun dilanjutkan, beberapa jam berlalu, sampai waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, akhirnya Gracia dapat menyelesaikan rekamannya.

"Done" ucap Nino.
"Yuk besok masih gantian nih sama member yang lain" ucap Ilman

Gracia menghela nafasnya, akhirnya rekaman ini selesai juga pikirnya
Gracia keluar dari ruangan take vocal.

Lalu tak lama kemudian mereka pun saling berpamitan, hujan deras mengguyur pekarangan, petir menyambar membuat suasana menjadi semakin dingin.

Ilman dan Nino berpamitan dengan Gracia untuk pulang, lalu mengeluarkan mobil mereka dari garasi.

"Loh lo ngga pulang?" ucap Lale kepada Gracia
"Ini lagi ngehubungin papa, tapi kayaknya dia udah tidur, mungkin dia mikir aku nginep ditempat ci Shani" ucap Gracia
"loh daritadi lo belum ngehubungin bokap?"
Gracia menggelengkan kepalanya

"Yaudah tunggu disini aja, gue juga masih nunggu ujan reda, tuh gue bawa motor" ucap Lale sambil menunjuk motor Harley Davidson nya yang ada di depan garasi.

Mereka mulai mengobrol, dari hal-hal kecil, sambil menjawab keingin tahuan Lale tentang JKT48, mulai dari teater, fans, sampai golden rules.

EVJvGJ9U4AI4Uk9.jpg


"Hah? Nggaboleh pacaran? Gila juga ya" ucap Lale
"Ya sebenernya nggapapa juga sih, asal ya ngga ketahuan" ucap Gracia
"Haha iyalah ya, masa sih cewe secantik elu, shani jinan gitu nggapunya pacar" ucap Lale
"Ya tapi kan kita harus Jomblo didepan fans" ucap Gracia
"Buat ngejaga perasaan mereka ya?" ucap Lale
"Ya gitu..." ucap Gracia.

Lale kemudian berjalan menuju minibar yang ada disamping tangga.
mengambil sebotol martell yang ada di rak bar tersebut, dan mengambil 2 sloki kecil bersamanya.

"Lo minum kan?" ucap Lale
"Hmm.. Jarang sih" ucap Gracia
"Yaudah nih minum, buat ngangetin badan, dingin loh" ucap Lale sambil menuangkan Martell ke sloki.

Gracia meneguknya, ia merasakan rasa hangat di tubuhnya. sambil mengobrol, Lale terus menuangkan minuman tersebut kepada Gracia.

15 menit mereka mengobrol sambil meminum Martell yang membuat Gracia bisa lebih bebas bercerita

Gracia kemudian merasaka rasa yang aneh di tubuhnya, rasa hangat itu berubah menjadi rasa panas.
Gracia kemudian membuka resleting sweaternya, dan hanya mengenakan kaus putih milik Shani yang sangat tipis, mengekspos bentuk payudara Gracia yang besar dan bra biru yang terlihat berbayang dari kaus itu.

Lale menatap tubuh Gracia sambil menelan ludahnya sendiri.

Gracia menatap Lale dengan tatapan yang nakal, seakan memberinya signal jika wanita yang ada dihadapannya tidaklah sepolos yang ia kira.

To be continued.
:aduh:waduh gre.....
 
Suhu pacificdeer jago banget nih bikin build up dan nge-tease nya, greget bgt :o

Penasaran langsung lanjutannya alias kak jinan 😍
 
Mantab hu... Selain bikin engas, bikin gemes juga ceritanya wkwkwkwk..... Jangan lama lama lagi lanjutannya...
 
Kirain bakal jinan duluan nih yg digarap ternyata gracia hehe ditunggu lanjutannya hu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd