Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rasa Penasaran

Bimabet
ngebayangin perasaan suaminya, dia yang cinta istri harus terbakar cemburu dengan perasaan marah dan ngga rela istrinya di obok obok pria tua penarik becak, namun di sisi yang berbeda dia begitu terangsang menyaksikan istrinya hampir ml dengan lelaki lain....pyuh....... ngga kuat cuk.....
 
BAB V Rejeki (2)



“Permisssiiii bu…permisiiii”, teriak seorang tua didepan pagar. Selang beberapa lama, pagar rumah tersebut pun terbuka oleh sang pemilik rumah. “Eh…Pak Maman, masuk pak, gimana ? pesanan saya sudah dibawa kan?” ujar pemilik rumah tersebut. Ya pemilik rumah tersebut adalah Risa dan yang pria tua yang memanggil manggil pemilik rumah tersebut adalah Pak Maman. Setelah beberapa hari yang lalu kejadian yang bagaikan rejeki durian runtuh bagi Pak Maman terjadi walaupun hanya gesek-gesek penisnya saja dengan vagina Risa yang masih tertutupi celana dalam, tetapi Pak Maman patut berbangga karena dia dapat merasakan montoknya dan padatnya payudara Risa yang begitu menggoda.

Selang kejadian hari itu, Pak Maman beberapa kali menghubungi Risa, tetapi Risa tidak membalas chat Pak Maman. Pak Maman berpikir, apakah Risa marah terhadapnya, tetapi pada pagi itu, tidak biasanya Risa menghubungi Pak Maman. Risa meminta tolong Pak Maman untuk dapat membelikan beberapa barang belanjaan dipasar dan akan digantikan uangnya di rumah Risa. Pagi itu Risa sibuk, Anisa anak bungsunya yang masih balita, rewel dan tidak mau lepas dari gendongan ibunya sehingga menyulitkannya untuk berbelanja kebutuhan memasak hari itu.

“ini belanjaannya mau taruh dimana bu?” tanya Pak Maman kepada Risa. “langsung bawa masuk aja Pak, tolong taruh didapur”, pinta Risa kepada Pak Maman yang langsung diiyakannya. Risa yang sambil menggendong Anisa pun ikut juga ke dapur dibelakang Pak Maman. “Pak Maman mau kopi? Saya buatkan ya pak”, tanya Risa yang tanpa persetujuan Pak Maman langsung mengambil gelas dan membuatkan kopi hitam untuk Pak Maman. “Aduh, gak usah bu, gak usah repot-repot, ini saya bentar lagi juga kembali ke pasar kok”, balas Pak Maman yang tidak enak karena urusannya hanya mengantarkan barang belanjaan dan masih berpikir jika Risa masih marah. “Sudah, nurut toh, ini sudah saya buatkan kopinya, sudah istirahat sebentar saja disini”, suruh Risa kepada Pak Maman. “Baaa…baiikk Bu”, jawab Pak Maman grogi yang sambil berlalu pergi menuju ruang tamu Risa.

“Ini Pak kopinya diminum dan ini uang belanjaannya, makasih loh Pak”, ucap Risa yang memecah lamunan Pak Maman yang sedang duduk di ruang tamu Risa. Risa yang mengenakan kaos longgar dapat terlihat dengan jelas payudara Risa yang terbungkus BH oleh Pak Maman saat menunduk menyajikan kopi di meja walaupun tangan satunya masih saja menggendong Anisa. “Gleekkkkk……..”, hanya itu yang terdengar dari Pak Maman yang menelan ludah nafsunya. Risa pun duduk di kursi dekat Pak Maman.

Obrolan-obrolan ringan pun dikeluarkan oleh Pak Maman. Pak Maman memang sejak dulu senang untuk mengobrol, mulai dari oborlan ringan yang menanyakan hal-hal seputar keadaan, becandaan bahkan kalau serius membicarakan politik, tapi itu juga dilihat lihat siapa lawan bicaranya. Sampai pada akhirnya Pak Maman memberanikan diri untuk bertanya apakah Risa marah kepada Pak Maman karena perihal peristiwa yang lalu itu. “Hahahaha……siapa yang marah Pak, apanya yang marah, toh enakk kan? Hayoo ngaku, bapak malah sampai 2x orgasme. Mana dada saya di sedot-sedot lagi, dasar mesumm....”, balas Risa atas pertanyaan Pak Maman yang ditambahi dengan tawa nya yang memang tidak marah atas kejadiaan waktu itu. “Terus kenapa Ibu saya chat gak balas?”, tanya Pak Maman lagi yang masih heran. “Ye….Pak Maman, pengen banget chatnya dibalas…kan gak harus balas juga Pak, dah kaya pacar aja chat harus dibalas, saya gak marah Pak, tenang aja, asal bapak nurut, udah gitu aja.”, ucap Risa dengan yang kali ini terlihat serius. ‘I…..i…iyaaa bu, ya kirain ibu marah, saya dah takut aja”, jawab Pak Maman yang lega ternyata Risa tidak marah. “Jujur ya bu, saya dan si Yansen itu mah sudah tua jelek item dekil lagi, mau bagaimana pun kami berdua sudah bersyukur banget bu, mau ibu marah, mau ibu“, ucap Pak Maman yang terlihat jujur dari matanya. Sebenarnya sifat seperti inilah yang membuat Risa nyaman kepada kedua orang tua ini. Walaupun mereka secara fisik, jauh dari kata tampan, gagah, tetapi kejujurannya itulah yang membuat Risa nyaman.

“Haa..haaa..haaaa…..”, suara Anisa yang terlihat tangannya ingin meraih Pak Maman. “wah..wah…kenapa Nisa? Mau ke Pak Maman? Mau digendong?”, seru Risa yang melihat ekspresi Anisa yang ingin ke pangkuan Pak Maman. “Nih Pak….Anisa sepertinya mau ke pangkuan Pak Maman, kalau gitu sekalian nitip bentar ya Pak, saya jadi bisa beberes dulu bentar, karena tinggal dikit lagi…”, melas Risa kepada Pak Maman. “Yowes Bu, sini saya jagain dulu deh Anisa sembari nemenin saya ngopi, lagian ibu sepertinya hari ini lagi kesusahan jagain Anisa.” jawab Pak Maman yang penuh semangat. “iya Pak, dari pagi rewel terus Anisa nya, buat saya susah saja”, jawab Risa yang sembari menyerahkan Anisa kepada Pak Maman. Setelah Anisa sudah diasuh oleh Pak Maman, dia pun membawanya keliling keliling halaman, mengajaknya bermain dan bercanda hingga tak terasa dilihat Pak Maman kalau Anisa sudah mulai mengantuk. Pak Maman pun dengan sigap menggendong Anisa dan membawanya ke dalam rumah dan memberitahukan kepada Risa bahwa Anisa sudah ngantuk. Risa yang tahu kebiasaan Anisa jika ingin tidur harus dengan sambil ngedot susu pun berinisatif membuatkan susu untuk Anisa.

Kini Anisa sudah dipelukan Risa, dan dengan telaten Risa memberikan botol susunya untuk Anisa ngedot sambil tidur dan Anisa pun direbahkan nya di kasur depan TV. Risa memang sengaja kesehariannya membiarkan Anisa jika tidur di depan TV jika pagi-siang hari agar mudah diawasi jika Risa sedang melakukan pekerjaan rumahnya.

Pak Maman hanya duduk di kursi ruang keluarga, memperhatikan dengan telatennya saat Risa mengeloni Anisa. “Aduhhh…Bu, jadi pengen kaya Anisa, dikelonin juga sambil minum susu”, canda mesum Pak Maman, yang melihat pose Risa yang begitu menggairahkan, apa lagi sudah beberapa hari, penisnya tidak memuntahkan cairan sperma, sudah pasti melihat pose Risa yang seperti itu sangat membuatnya bernafsu. “SSStttt…..Bentar lagi tidur ni, jangan berisik dulu, sana kalau mau susu, ke dapur, bikin aja sendiri”, jawab Risa yang menimpali candaan Pak Maman sembari memeletkan lidahnya, yang makin membuat Pak Maman gemas dibuatnya.

Nafsu yang sudah diubun pun memberanikan Pak Maman untuk rebahan di samping Risa. Risa hanya tersenyum melihat ekspresi Pak Maman yang sudah bernafsu dan tingkah polahnya yang langsung saja tanpa basa basi rebahan disamping nya. Pak Maman pun melongo melihat Anisa yang sedang ngedot susu botol, karena posisi Risa yang rebahan menyamping dengan tumpuan tanggannya sehingga Pak Maman yang rebahan di belakang Risa tidak dapat melihat Anisa. “Bu…..udah tidur tuh Anisa…saya gak tau tempat susunya dimana di dapur”, goda Pak Maman yang setengah berbisik di telinga Risa. “hhhmmmm…aaaahh, ada kok Pak didapur, coba cari, kalau gak nemu apa mau yang disini aja?,” desah Risa yang merasa geli karena telinganya dibisiki oleh Pak Maman sembari Risa menaikan ujung kerah bajunya dan melihat ke dalam isi kaosnya. “Saya kan sudah bilang, saya sudah tua bu, ngikut ibu aja, rejekinya gimana, hehehehehe…..”, cengenges Pak Maman yang pasrah. “Huuuuuu….dasar mesum, maunya kan…hahahaha”, goda Risa yang sembari tertawa merubah posisinya sehingga kini dia ikut rebahan.

Risa pun dengan tak malu lagi mengangkat ujung baju bawahnya, memeperlihatkan payudaranya yang terbungkus BH. “Ni Pak, kalau mau…nyusu…nyusu dah, dah gak keluar lagi susunya..hahahaha”, canda Risa yang memang benar bahwa payudaranya sudah tidak mengeluarkan ASI lagi. “Hahaha…coba Bu mana sini saya cek….”, timpal mesum canda Pak Maman yang memang sudah tau jika Risa sudah tidak mengeluarkan ASI lagi, karena semenjak peristiwa kemarin itu dia sudah memastikan kalau Risa sudah tidak mengeluarkan ASI lagi.

Dengan gemasnya, Pak Maman mencoba untuk mencium aroma payudara Risa, mulai dari bagian atas payudara hingga bagian bawah yang tertutup oleh BH. Setelah puas mencium aroma payudara Risa, bibir Pak Maman mencium cium bagian atas payudara Risa yang putih mulus dengan urat-urat halus terlihat di payudara Risa, diciumnya kiri dan kanan dengan sesekali diikuti dengan jilatan jilatan halus pada kedua payudara Risa. Tangan Pak Maman pun tidak tinggal diam, diraihnya punggung Risa, dan dengan cekatannya dibukanya kaitan BH Risa. Dengan bibirnya Pak Maman menaikan BH Risa sehingga BHnya disingkapkan ke bagian atas dan tertampanglah di hadapan Pak Maman, payudara indah Risa dengan puting kecoklatan. Dijilatinya permukaan payudara Risa kiri dan kanan, dan dihisap hisapnya puting payudara Risa. Dihisap hisapnya dengan dalam, terkadang kadang dimain mainkan dengan gigitan gigitan kecil yang membuat Risa mendesah desah, payudaranya terangkat angkat karena rangsangan yang disebabkan oleh Pak Maman. “ahhh…ahhhhahhhhh…asstttttttahhhhaaaa…Pak…Pak…hisapppppp teruuuuuusssssssssssssssssss……………”, desah Risa keenakan karena payudaranya dimainkan oleh Pak Maman. Risa yang tidak tinggal diam, tangannya mencari cari penis Pak Maman, digenggamnya dari balik luar celana dan dikocok kocoknya. Tidak sampai situ saja, Risa mulai mencari pengait celana Pak Maman, setelah didapatkannya dibukanya dan dipelorotkannya celana luar beserta celana dalamnya. Pak Maman pun dengan cekatan juga meloloskan celana nya hingga kini dia hanya mengenakan kaos lusuhnya saja.

Risa yang diberi jeda karena Pak Maman membuka celananya pun agak menggeser posisi tidurnya agar tidak mengganggu Anisa yang sedang tidur. Direbahkan nya lagi tubuh tua dekil Pak Maman di samping Risa, kini mereka berpelukan. Pak Maman yang tujuannya nyusu pun, kembali menyosor payudara Risa, dikulum, dijilat jilat, dan dihisap hisap puting Risa tersebut. Rasa nafsu kedua pun tak terbendung, Pak Maman yang awalnya rebahan disamping Risa pun perlahan naik ke tubuh Risa. Kini posisi Pak Maman berada menindih Risa dan kaki Risa mengapit pinggul Pak Maman, dimana selangkangnya tepat berada di vagina Risa yang kebetulan hari itu Risa menggunakan rok, sehingga dengan posisi seperti itu membuat roknya agak terangkat dan dengan leluasa Pak Maman dapat menggesek gesekan kemaluannya di vagina Risa yang terbungkus celana dalam.

Gesekan gesekan penis pada vagiana Risa, cumbuan dan remasan pada payudaranya, serta tak ayal ciuman ganas Pak Maman pada bibir Risa yang saling berpagut membelitkan lidah, sedot sedotan bibir hitam dan bau Pak Maman pada bibir bawah Risa yang juga turun ke leher Risa. Serangan serangan Pak Maman membuat risa keenakan, tak terasa cairan vaginanya juga keluar membasahi celana dalamnya yang dengan cairan tersebut mempermudah Pak Maman menggesek gesekan penisnya pada vagina Risa. “AHHHHHHHHHHAHHHHHHH AAAAHHHHHHHHHHHHH………..keluarrrrrrrrrrrrrrrrrr, nyaaaaampppeeeeee…………..”, lenguh Risa yang disertai dengan orgasme nya yang membuat badannya terangkat menikmati orgasme nya. Pak Maman yang menyadari orgasmenya Risa pun menghentikan aksinya hanya untuk agar Risa dapat menikmati orgasmenya. Setelah dirasa Risa sudah mulai tenang Pak Maman pun rebahan disamping Risa. Risa yang mengerti jika Pak Maman belum orgasme pun, merubah posisi, dia berdiri melepaskan kaosnya beserta BH nya yang tersingkap ke atas, kemudian melorotkan rok yang dikenakannya, alhasil dia hanya menggunakan celana dalam saja. Melihat pemandangan indah tersebut, membuat Pak Maman melotot menelan ludah melihat Risa yang sudah hampir bugil memperlihatkan payudara besar indahnya dengan perut yang rata.

Risa pun duduk di selangkangan Pak Maman, tangannya diletakan dipundak Pak Maman, badannya sedikit membungkuk sehingga wajahnya dekat dengan wajah Pak Maman. “Pak…***ntian ya…sekarang saya yang buat bapak enakkk…”goda Risa dengan senyuman genit manjanya. Risa pun menggerakan pinggulnya, digesek gesekannya penis Pak Maman dengan vaginanya. Dipeluknya kepala Pak Maman, dicium ciumin kepala Pak Maman yang kemudian turun ke bibir tebal hitam bau Pak Maman. Mereka pun berciuman dengan ganas yang diiringi dengan gesekan gesekan kedua kelamin keduanya. Pak Maman yang memang sebentar lagi pertahannya jebol pun, memegang pantat Risa untuk lebih ditekankan lagi ke penisnya. Risa yang tau Pak Maman sudah ingin orgasme pun juga mempercepat gesekannya dan tiba tiba, CROOTTTT….CROTTTT..CROTTT, beberapa kali semburan sperma Pak Maman keluar mengotori celana dalam Risa.

Risa yang sudah tau Pak Maman orgasme pun bangun berdiri. “Hahahahaha, enak kan pak, banyak banget lagi ini keluarnya di CD Risa.” Manja Risa yang cara bicaranya dibuat agak kesal. “Hehehehehe, ahhh..haaa…haaa..maaf Bu, enak banget, dah beberapa hari belum keluar”, jawab Pak Maman cengengesan sambil mengambil nafas setelah orgasme hebatnya. Risa pun berlalu menuju kamar mandi diikuti Pak Maman dibelakangnya. “Loh..Bu Risa kok pakai kamar mandi ini?” tanya Pak Maman heran karena Risa seakan ingin masuk kamar mandi yang biasa dipakainya untuk bersih bersih. “iya Pak, sperma bapak banyak ini di CD saya, kalau saya jalan keatas, bisa berceceran di lantai, malas bersihin, dah kita pakai berdua aja Pak kamar mandinya.” Jawab Risa yang tidak mau ambil pusing.

Risa dan Pak Maman pun masuk ke dalam kamar mandi. Pak Mamanyang canggung pun membuka bajunya dihadapan Risa, alhasil Pak Maman sudah telanjang bulat di depan Risa. Risa pun dengan santainya membuka satu satunya pakaian yang dikenakannya dan meletakannya didalam ember. Ya mereka berdua sudah telanjang bulat di dalam kamar mandi. Makin melotot Pak Maman melihat pemandangan indah lainnya, ya apalagi kalau bukan vagina Risa yang selama ini hanya dirasakan nya melalui gesek gesekannya saja.

Mereka pun membasuh diri mereka dengan air dan menyabunkan diri mereka supaya bersih. Pak Maman yang bernafsu lagi, tidak dirasa penisnya sudah tegak kembali. Karena posisinya di belakang Risa, dia pun berpikir. “Bu, mau disabunin punggungnya?”, tanya Pak Maman dengan akal bulusnya. “Boleh deh Pak...hahahaha”, balas Risa dengan tawanya. Pak Maman pun menyabunkan tubuh Risa mulai dari punggung hingga tidak terasa maju kedepan sehingga payudara Risa pun disabunkan oleh Pak Maman. Dielus elus dan digosok gosok payudara Risa, turun ke perut Risa dan perlahan turun lagi hingga akhirnya sampai di vagina Risa dan digosok gosok vaginanya. Pak Maman pun makin berani mendekatkan tubuhnya ke Risa hingga digesek gesekannya penisnya pada pantat Risa. “ahhhhh..ahhhhh, sstttt…ahhhh”, desah Risa yang keluar dari bibirnya akibat gesekan gesekan jari Pak Maman pada vaginanya.

Pak Maman yang juga sudah bernafsu, segera membalikan badan Risa. Diciumnya bibir Risa yang disambut balik oleh Risa dengan permainan lidah. Cukup lama mereka berciuman hingga Pak Maman berinsiatif mengambil air untuk membilas tubuh Risa, dan disirimkannya ke tubuh Risa. Dan setelah dibilas badan Risa, Pak Maman kembali mencium bibir Risa lalu turun ke leher, payudara, perut dan yang terkahir vagina Risa. Dijilat jilatnya vagina Risa, kaki Risa yang satu dinaikan ke atas bak mandi. Dengan posisi tersebut, makin membuat Pak Maman leluasa mengoral vagina Risa. Tidak hanya dijilati, dengan cepat juga Pak Maman meraba raba vagina Risa dan dengan cekatan memasukan jarinya ke dalam vagina Risa. Dikocok kocok nya vagina Risa oleh jari Pak Maman, dari 1 jari hingga 2 jari masuk ke dalam vagina Risa, dan terus dikocok kocok oleh Pak Maman. Kini, Risa pun memeluk Pak Maman, mereka berciuman dengan ganasnya. “Sreeettt…sreettt…sreettt” bunyi kocokan jari Pak Maman pada vagina Risa yang membuat sang pemilik vagina kelojotan mendesah desah dan membuat sang vagian makin basah karena cairan vaginanya keluar. “terussss…terussss….bentar lagi…teruss…dikitttt lagiii…dikittttt laggiiiiiii……terusssss…….ahhhhhhhhhhhhh…ahhhhh………..keluarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr”, lenguh desah Risa menikmati orgasmenya yang disertai semburan cairan vaginanya.

Pak Maman yang mengocok ngocok penisnya sudah ingin bersiap memasukan penis tegangnya ke dalam vagina Risa. Risa yang sudah mulai tersadar dari orgasmenya pun dengan sigap langsung menggenggam penisnya lalu bersimpuh di hadapan Pak Maman. “Buuu…..kokkk…saya pengeennn buuu……”, melas Pak Maman. “Hahahahaha…..inget Pak…bersyukur, dah enak kan megang megang vagina saya”, tawa Risa. Digenggamnya penis Pak Maman kemudian diludahinya, lalu dengan sigap, dimasukan ke dalam mulut penis Pak Maman. Risa pun memberikan servis oral kepada Pak Maman. “Duhhhh…duhhhh…enakkkk bangetttt….sepongannnnya…mantaapppp buuuu, gakk apa-apa gakk dapattt memekkk, sepongan ibuuu mantapppp….enakkkk, gakkk laamaa iniiii buuu”, lenguh Pak Maman yang sudah sangat bernafsu dan sudah hampir sampai.

5 menit sudah Risa mengoral penis Pak Maman, segala teknik yang sering dilakukan bersama dengan suaminya pun dikeluarkan. Dan benar saja tidak lama setelah itu Pak Maman pun orgasme di mulut Risa dan tanpa rasa jijik Risa pun menelan sperma Pak Maman.

Setelah Pak Maman orgasme, acara bersih bersih tersebut pun tanpa ada kejadian aneh aneh lagi. Begitu Pak Maman dan Risa bersih, Pak Maman pun pamit pulang yang sebelumnya menyeruput kopinya yang sudah dingin karena ditinggal melakukan mesum dengan Risa.



Bersambung……….
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd