Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rasa Penasaran

BAB III Kisah Berlanjut

Malam harinya di kamar tidur Anton dan Risa…

Anton : Gimana mah, hari ini?

Risa : Hahaha, tau gak pah, tadi mama godain tukang odong-odong yang kemarin lusa kita lihat itu loh..

Anton : Kok bisa mah, gimana ceritanya?

Risa : Tadi si Anisa susah tidur, dah mama coba temenin gimana pun susah tidurnya, eh gak sengaja ada bunyi tuh tukang di depan rumah, ya udah mama panggil masuk aja, siapa tau Anisa dinaikin jadi ngantuk, eh beneran, gak lama ngantuk juga Anisa

Anton : hahaha, coba ah mah, papa cek CCTV mo lihat gimana…

Anton dan Risa pun menonton rekaman CCTV, dimana mereka melihat bagaimana kikuknya tukang odong-odong itu dihadapan Risa, mulai dari Risa menemani Anisa naik odong-odong hingga ketika Risa dan Pak Yansen ngobrol di teras, dan pamit ke kamar mandi.

Anton : hahaha, namanya nya siapa mah?

Anton bertanya sambil tertawa kepada Risa

Risa : Yanto pah, tapi dipanggilnya Yansen, hahaha, mama aja sampai geli, dia dipanggil Yansen.

Anton : Bisa, bisaan aja tuh orang tua, genit banget namanya pake Yansen segala. Dah yuk mah tidur, papa besok ada meeting pagi, bangunin pagi yak..habis papa kira godain nya hot lagi, hahaha..

Risa : ya pelan-pelan pah, masa mau langsung, sabar, dah yuk tidur.

Pagi pun datang, seperti kegiatan biasanya Risa bangun untuk menyiapkan keperluan suami dan anaknya. Setelah kepergiaan suaminya bekerja, Risa pun juga melakukan pekerjaan hariannya sebagai ibu rumah tangga.

Siang pun berlalu, terdengan kembali suara odong-odong di depan rumah Risa. Risa yang menyadari langsung beranjak keluar untuk memanggil tukang odong-odong tersebut.

“hmmmm…siapa tau Pak Yansen lagi” batin Risa.

Dan benar saja, ternyata saat Risa melongo saat membuka pagar Pak Yansen sudah cengar cengir didepan, seperti orang yang sedang berharap.

Pak Yansen : Eh Ibu Risa, anaknya mau naik odong-odong bu?

Risa : iya donk pak, siapa tau cepet lagi tidur siangnya, jadi saya bisa agak santai, yuk pak, dibawa masukin aja odong odong nya kaya kemarin.

Pak Yansen : Baik bu, hehehe, permisi ya bu..

Risa pun bergegas ke dalam mengambil Anisa untuk dinaikin odong odong. Siang itu Risa menggunakan kaos berwarna putih dengan bahan yang tipis dan ketat sehingga dapat terlihat BH berwarna hitamnya yang kontras dengan kaosnya serta dipadukan dengan celana hotpants. Laki laki yang melihatnya mungkin akan sering menelan ludah, karena begitu sexy nya Risa siang itu.

Risa : Hush mata nya biasa aja Pak, kaya mo nerkam aja, atau Risa yang keliatan gendut ya?

Risa sengaja menggoda Pak Yansen, untuk melihat bagaiman reaksinya.

Pak Yansen yang sambil mengayuh : Ya ampun bu ada yang begini didepan saya masa gak saya liatin bu, rejeki bu, kapan lagi, ibu mah ga gendut, sexy bu, walau dah anak 2 juga, seneng saya litany, wonk rata gitu perutnya bu, ya walaupun yang diatas nya kaya mau tumpah gitu bu

Gara-gara kejadian kemarin, Pak Yansen sudah tidak malu-malu lagi, malah semakin kurang ajar saja. Toh pikirnya yang dia goda saja tidak marah, malah seperti menyetujui aksinya bahkan memepersilahkan dia untuk menuntaskan di kamar mandinya, bagi Pak Yansen, ini seperti rejekinya apalagi dibandingkan dengan istrinya yang sudah tua, Risa adalah bidadari baginya.

Risa : “Ah bapak bisa saja, wonk gendutan gini” sembari tangannya memegang perutnya, “kalau yang atas si, semenjak anak ke dua pak, jadinya makin-makin naik ukurannya, hahaha” Risa tertawa sembari merespon candaan mesum Pak Yansen.

Pak Yansen pun terus membercandai Risa, disamping memang pikirannya sudah mesum dan dilihatnya Risa tidak marah dan malah menanggapi selain itu agarkayuh odong-odongnya jadi tidak berasa. Selang 10 menit tidak berasa Anisa sudah menunjukan tanda-tanda mengantuk, Risa pun dengan sigapnya segera menggendongnya dan dibawanya ke dalam rumah, tetapi Anisa mendadak rewel, Risa yang paham segera membuatkan Anisa susu formula dan segelas minuman dingin untuk Pak Yansen, karena mumpung sekalian di dapur pikirnya. Risa keluar ke teras sembari menggendong Anisa yang sedang memegang botol dot nya dan minuman dingin di tangan satunya lagi.

Pak Yansen : Waduh bu, ga usah repot repot..

Risa : “Gak apa apa pak, silahkan diminum pak” sembari Risa memangku Anisa duduk di bangku dekat Pak Yansen

Pak Yansen : “Si kecil sudah ga minum ASI lagi bu hehehe?” dia bertanya setelah meneguk minuman dinginnya, mukanya cengengesan, mupeng melihat Risa yang makin menggoda.

Risa : “Enggak Pak, sudah 2 tahun mah, udah berhenti, ASI eklusif mah hanya sampai 6 bulan, lagian mau nya Bapak aja mo lihat saya netein Anisa” tawa Risa, yang nada bicaranya ditekankan pada kata netein.

Pak Yansen : “hahaha, ibu mah, nah kan siapa tau jadi rejeki saya bu…” sembari Pak Yansen bicara seperti itu, dia membetulkan posisinya selangkangan nya yang terasa sesak di bawah sana.

Risa : “ye..ini mah rejeki suami sama anak-anak saya pak hahaha, lagian itu tangannya ngapain…sesak ya? Hahaha” Risa berbicara sambil menujuk selangkangan Pak Yansen

Risa : “Dah sana ke kamar mandi dalam aja Pak, kalau ga kuat, inget siram yang bersih ya..” goda Risa, genit cara bicaranya

Perkataan Risa makin membuat Pak Yansen pusing, melihat Risa yang begitu menggoda saja sudah pusing, ditambah Risa yang berkata seperti itu, membuatnya makin gemas..

Pak Yansen : “ka..ka..ka..kalau begitu, saya izin numpang ya bu” suaranya terbata bata menahan nafsu

Risa : “hahaha, silahkan pak, masih inget kan letak kamar mandinya” tawa Risa

Sembari berdiri dan melangkah ke dalam Pak Yansen berkata, “ masih kok bu….”

Setelah Pak Yansen masuk ke dalam, Risa melihat Anisa yang ternyata sudah tertidur digendongannya dan segera beranjak ke dalam untuk meletakan Anisa di tempat tidurnya. Saat melangkah ke dalam, Risa melihat Pak Yansen celingak celinguk didepan kamar mandi, Risa pun yang tau tujuanya segera bertanya.

Risa : “Nyari apa pak? Hahaha” goda Risa

Pak Yansen : “Ga.***.***k bu, ga cari apa apa kok, kalau gitu saya masuk dulu ya bu” kaget Pak Yansen yang merasa aksinya ketauan.

“Hahahaha, dasar, untung aja belum ku turunin itu BH dan CD kotorku yang masih di kamar, kalau enggak pasti buat coli lagi itu dikamar mandi” batin Risa.

Setelah menaruh Anisa di tempat tidur, Risa pun beranjak pergi ke teras sembari menunggu Pak Yansen membuang nafsunya di kamar mandi.

Tidak lama Pak Yansen pun balik dari kamar mandi menuju teras, Risa yang menyadari kehadiran Pak Yansen pun bertanya :

Risa : kok cepet pak?

Pak Yansen : hehehe..iya bu, dah diujung banget tadi.

Risa : “wuish, mantap ni sepertinya, kocokannya mantap ya pak” sembari tangannya memperaktekan gaya ngocok

Risa : Terus tadi ngapain di depan kamar mandi? Nyari BH Risa ya? Hayo ngaku kemarin bapak pakai itu kan di kamar mandi?” Risa bertanya menginterogasi Pak Yansen

Pak Yansen : iya bu maaf ya bu, habis ngeliatnya aja dah nambah nafsu saya bu.

Risa : “ish dasar, pantesan BH Risa basah, trus ada lengket nya” kesal Risa, “ dah sana keliling keliling lagi pak, ini ongkos naik odong odong nya” suruh Risa ke Pak Yansen

Pak Yansen : hehehe iya bu, maaf ya bu, habis gede si bu, saya jadi bayangin kan hehehe, kalau gitu saya pamit dulu ya bu.

Kejadian seperti itu terus berlanjut jika Pak Yansen datang ke rumah Risa, dan Risa dengan sengaja menaruh BH nya di ember pakaian kotor dekat kamar mandi. Setiap kejadian dengan Pak Yansen disiang harinya, malam harinya, Risa selalu menceritakan ke Anton suaminya sembari menonton CCTV untuk melihat bagaimana gerak gerik Pak Yansen, yang mengundang tawa dari kedua pasangan tersebut.

Di siang hari, seperti biasa, Risa menggunakan jasa odong odong Pak Yansen, setelah Anisa tidur terlelap seperti biasa, dia menyempatkan diri menemani Pak Yansen di ruang tamu rumahnya, kerena sudah cukup akrab sehingga Risa berani mengajak Pak Yansen masuk ke ruang tamu. Pak Yansen yang seperti biasa disuguhkan pemandangan yang menggugah nafsu pun sering kali merayu dan menggombal kepada Risa. Pikir Pak Yansen, bosan jika harus menuntaskan hajatnya selalu di kamar mandi Risa, dia pun memutar otak, bagaimana caranya. Pak Yansen pun terus menerus merayu dan menggombal kepada Risa yang hingga ujung pembicarannya dengan sengaja diarahkan oleh Pak Yansen adalah ukuran penis. Risa yang sebenarnya menggoda Pak Yansen, seakan tau arah pembicarannya dan dia pun mengikuti saja arah pembicaraanya itu karena memang Risa yang dari awal menggoda Pak Yansen.

Pak Yansen : “nih bu ukuran penis saya mah walau dah tua juga besar”, Pak Yansen sombong untuk ukuran penisnya

Risa yang pura-pura pun menanggapi : “ hahaha ya ampun pak palingan juga kecil, kalau saya tebak mah 12 cm an lah..” Risa berbicara sembari tertawa mengejek

Pak Yansen yang terbawa suasana dan sedikit kesal karena diejek pun, langsung berdiri dan membuka celananya, dia ingin menunjukan kepada Risa kebanggaan punya nya. Setelah membuka celananya dia pun duduk kembali ke sofa dan terlihat lah penis hitam keriput yang sudah tegang maksimal dengan bulu-bulu kemaluan yang lebat.

Pak Yansen : gimana bu? Bagus kan punya saya..

Risa : ish bapak apa-apa an si, main buka buka aja, dah kaya bagus aja bentuknya..

Pak Yansen : ini biar ibu percaya, kalau saya ga bohong bu, bener kan yang saya bilang?

Risa : “tunggu pak” tegas Risa..

Pak Yansen : “eh bu..bu mau kemana?” panik Pak Yansen yang ditinggal Risa

Risa pun beranjak pergi dari ruang tamunya dan menuju dalam rumah. Tidak lama Risa pun kembali membawa penggaris milik Andi anaknya.

Pak Yansen : “bu, bu buat apa penggarisnya bu? Saya jangan dipukul bu?” heran Pak Yansen karena sembari tadi dia mengocok ngocok penisnya sambil menunggu Risa.

Risa : saya ga mo mukul bapak saya mau ngukur panjangnya, biar lebih tau panjangnya lagian itu ngapain pakai dikocok kocok si pak.

Risa yang dalam hati tertawa melihat penis tua Pak Yansen sedikit merasa geli, karena walaupun dia waktu muda sering menggoda pria tapi dia belum pernah melihat penis selain penis Anton suaminya. Risa pun jongkok diantara paha Pak Yansen, dari posisinya Pak Yansen dapat menyaksikan putih dan besarnya dada Risa. Risa yang jongkok merasa nanar karena didepannya ada penis dan terlebih lagi si pemilik penis dengan sengaja mengocok ngocok penisnya tepat di hadapan Risa.

Risa : udah pak diem dulu, saya mau ngukur panjangnya

Pak Yansen : hehehe, silahkan neng

Dengan gugup, Risa meletakan ujung penggaris pada ujung pangkal paha Pak Yansen dan dia membiarkan Pak Yansen yang memegang penisnya, sehingga otomatis Risa sama sekali tidak memegang penis Pak Yansen. Lalu Risa mengeluarkan HP nya dan memfoto ukuran penis Pak Yansen.

Risa : “Dah Pak, ni ya, lumayan lah, ukurannya 15 cm, gak gede dan gak kecil kok, ya standard nasional Indonesia lah pak” canda Risa kepada Pak Yansen sembari memperlihatkan foto penis yang sudah diukurnya kepada Pak Yansen.

Pak Yansen : “hahaha, ya walaupun sudah tua, masih standard lah bu” sombong Pak Yansen

Risa yang merasa sudah selesai mengukur penis Pak Yansen, segera ingin beranjak pergi dari posisinya, tetapi dengan sigap Pak Yansen menahannya dengan alasan sudah sampai ujung sebentar lagi keluar, dia mohon agar Risa mau tetap diposisinya sembari Pak Yansen mengocok penisnya. Risa yang paham akan keinginan Pak Yansen pun dengan nakal menuruti permintaannya. Toh Risa pikir cuma nemenin gak ngocokin. Tapi dasar otak Risa juga nakal, dia menarik sedikit tangtop yang dikenakannya kebawah sehingga semakin memperlihatkan gundukan payudara indahnya yang dapat dipelototi dari atas oleh Pak Yansen.

Pak Yansen : ohhh…ibu..bu Risa, itu dada putih banget bu, pasti kenyal ya bu, gede lagi bu” racau Pak Yansen yang makin tidak karuan

Risa pun menanggapi omongan Pak Yansen dengan genit dan manjanya, sembari agak memajukan badannya sehingga makin dekat dengan Pak Yansen : iyaaaa pakk..gedeee ya pak, ayok pak cepetttt kocok pak..kocok” desah Risa menyemangati Pak Yansen. Risa yang makin panas juga melihat penis Pak Yansen yang terus dikocok didepannya, dengan sengaja meremas payudaranya yang sembari dari tadi pandangan Pak Yansen tidak lepas dari payudara indahnya.

Pak Yansen : “ya ampun bu, pake diremes remes lagi, terus buuuu….terus, bu tolong ndesah lagi donk yang hot, dah mau keluaar bu..bu…pengen banget ikut meganngg bu, dijepit pake toket ibu, ingin bu..ingin bu….” Pak Yansen meracau nafsunya sudah diubun ubun

Risa yang kasihan mengikuti arahan Pak Yansen, tapi dia belum mau tubuhnya disentuh oleh pria lain pun berkata, “ gak pakkk…gak…bapak gak boleh megang, begini aja ya pak…ahhh…ahhh…pak..kocok terus..kocok yang kenceng, enak pak..enak…enak pak dada Risa, dijepit dada Risa yang gede, bapak ingin, bayangin pak..bayangin…” sembari bilang seperti itu Risa meremas payudaranya menggoda Pak Yansen.

Pak Yansen yang melihat Risa berbuat seperti itu hanya bisa berfantasi dalam pikirannya, seakan akan dia memegang, meremas remas dada besar, putih, dan mulus Risa, seakan akan dia juga menyelipkan penisnya di tengah tengah payudara Risa, Pak Yansen yang sembari melihat Risa meremas-remas payudaranya sendiri, suaranya yang mendesah desah membuat fantasi nya seakan nyata yang membuat pertahannya goyah.

Pak Yansen : Buuuu…bu…Rissssaaaaaa, sayaaa keluaarrrrr bu…..”

Crot..crot..crot..tembakan sperma Pak Yansen keluar mengenai dada dan sedikit mengenai dagu Risa serta tangtop yang dikenakan Risa.

Risa : “ish bapak, kagetin, kenapa ga bilang si pak, jadi belepotan gini ni saya” kesal Risa karena Pak Yansen tidak memberitahunya lebih dulu.

Pak Yansen : ma..ma..maaf buuu, dah enak banget bu, gak sengaja, langsung crot tadi bu, kelepasan…” cengengesan muka Pak Yansen, dengan nafas yang memburu, karena sehabis mengeluarkan spermanya.

Risa : “ya udah kalau gitu sana ke kamar mandi, bersihin tuh, habis itu pulang pak dah siang, keburu anak saya yang sekolah pulang” tegas Risa

Pak Yansen : “ba..ik…baik bu”

Pak Yansen pun kemudian menuju kamar mandi untuk bersih bersih, begitu pun juga dengan Risa, dia pergi ke kamar mandi yang berada di lantai 2 untuk membersihkan ceceran sperma yang mengenai dada dan dagunya kemudian mengganti bajunya juga yang terkena sperma. Setelah bersih, lalu Pak Yansen pamit untuk berkeling lagi. Risa yang setelah mengantar kepergian Pak Yansen, hanya bisa tertawa tawa mengingat hal gila yang sudah dia lakukan.

Malamnya, Risa pun menceritakan semua kejadian tersebut dengan Anton. Anton yang kaget akan aksi gila istrinya, kemudian membuka rekaman CCTV kejadian hari ini di rumahnya. Dia menyaksikan bagaimana kejadian di ruang tamu dimana Pak Yansen mengocok penisnya sedangkan istrinya berada di depannya jongkok dengan pakaian yang minim sampai dimana Pak Yansen akhirnya memuntahkan spermanya.

Risa : “serius banget pah nontonnya, pah…” lirih manja Risa ditelinga suaminya.

Risa : pengen pah…

Anton yang mendengar ajakan Risa langsung memeluknya, memang Anton yang sembari tadi menonton CCTV dan mendengar Risa bercerita tentang kejadian tadi siang, mulai bernafsu.

Risa dibopongnya menuju tempat tidur, Anton yang bernafsu langsung memagut bibir Risa, diciumnya penuh nafsu, Risa yang juga menahan nafsu dari siang pun membalas ciuman Anton. Lidah Anton meyeruak masuk ke dalam mulut Risa, lidah mereka saling membelit, bertukar liur. Risa yang tak tahan, langsung meremas remas penis Anton yang sudah menegang dari balik celana. Anton pun mengerti dan langsung melepaskan baju dan celana kolornya beserta celana dalamnya. Risa pun tak membuang waktu langsung mengulum penis Anton. Anton yang keenakan penisnya dikulum hanya bisa mendesah keenakan, memang harus diakuinya bahwa kuluman mulut istrinya sangatlah enak. Risa sembari mengulum dengan sigapnya juga melepas kan baju tidurnya, melepaskan BH beserta celananya dalamnya, alhasil mereka berdua sudah telanjang bulat.

Anton pun menghentikan aksi istrinya dan dengan cepat kembali mencium bibir istrinya. Ciuman pun turun dari bibir menuju leher, turun lagi menuju dada besar istrinya, dikulum kulum dada istrinya dihisap hisap kanan kiri pentilnya yang makin mengeras, membuat Risa mendesah desah. Ciuman turun menuju perut rata istrinya turun lagi menuju vagina istirnya yang ditumbuhi bulu bulu lebat. Di buka vagina istrinya dan dijilat jilatinya, Risa terus mendesah, kepalanya geleng geleng ke kanan dan kekiri, tubuhnya naik turun nafasnya menderu. Permainan lidah Anton membuat Risa mencapai orgasme pertamanya.

Anton yang juga sudah nafsu, langsung mengarahkan penisnya ke arah vagina istrinya. Dengan lancer penis Anton masuk ke dalam vagian Risa yang sudah licin karena orgasme yang sudah didapatnya. Anton dengan tempo yang dimainkan terkadang cepat terkadang lambat membuat Risa mendesah. Puas dengan gaya misionaris, Anton pun membalikan tubuh Risa dan memintanya menungging, ternyata Anton menginginkan gaya dogy. Dimasukannya kembali penis Anton, plak..plak…bunyi paha Anton dan pantat Risa saling bertabrakan, Anton terus menghujamkan penisnya, jepitan vagina Risa semakin terasa dengan posisi seperti ini. Dogy merupakan gaya kesukaan Anton, dimana dengan gaya ini, Anton dapat melihat seksinya Risa, dengan pantat nunggingnya yang membulat dan terkadang Anton dapat leluasa meremas remas payudara Risa yang besar dari belakang sembari berciuman, itu benar benar gaya yang membuat Anton tidak akan berlama lama, apa lagi jika sudah sangat nafsu. Anton yang juga sudah merasa di ujung semakin mempercepat tusukan penisnya didalam vagina Risa.

Anton : “mah…….papah…papah….mau keluar…enak mah…enak..jepitan vagina mama” racau Anton ditelinga Risa, yang tangannya tidak tinggal diam meremas remas payudara Risa

Risa : terus pahhh…terusss…Aku juga ingin sampai, dikit lagi..dikit lagi…genjot teruss…

“Ahhhh…….sampaiiiiii pahhhhh…..” desah Risa yang diiringi bergetarnya tubuhnya. Anton yang juga ingin sampai, terus menghujam penis nya ke dalam vagina Risa. Makin cepat tusukan penis Anton hingga ditariknya penisnya kemudian dikocok kocoknya di atas pantat Risa hingga beberapa kali tembakan spermanya mengenai pantat dan punggung Risa.

“Ah..ah..enak mah, enak..” ngos ngosan Anton sembari mengambil nafas menikmati percintaan nya dengan Risa istrinya. Risa kemudian berbalik arah lalu menghisap penis suaminya membersihkan dari sisa-sisa sperma, setelah penisnya bersih mereka pun berciuman dengan mesranya.

Risa : “Enak kan pah…” manja Risa J

Anton : “huuuuuuuuu……….” Balas Anton…



Bersambung…………..
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd