Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rasa Penasaran

BAB IV Nambah Teman



“Ah..ah….ah, terus bu, terusssss……….remeeees…saya nyampeee buuu………….”, terdengar desahan Pak Yansen siang itu seraya menyemprotkan spermanya yang entah belepotan mengenai dada dan pakaian Risa. Ya siang itu seperti hari-hari sebelumnya, setelah pekerjaan rumah dan Anisa tidru siang, mereka melakukan hal-hal yang tidak wajar, Pak Yansen dengan bebasnya bisa melakukan masturbasi di depan Risa. Begitu Anisa tertidur, Pak Yansen dengan tak tahu malu lagi, langsung melepas celananya dan mengocok ngocok penisnya, Risa yang sudah terbiasa melihat pemandangan seperti itu, hanya menemani sambil jongkok didepan Pak Yansen, memamerkan payudaranya dari tangtop yang rendah sehingga memamerkan payudara bagian atas maupun baju tipisnya yang menerawang memperlihatkan BH yang kontras dengan bajunya, ya Risa memang sengaja melakukan itu untuk menyemangati Pak Yansen. Ya, hal itu terjadi jika Risa yang mulai untuk memanggil Pak Yansen untuk mengayuh odong odong dirumahnya, tanpa ajakan Risa, Pak Yansen takkan berani untuk tiba-tiba masuk, dia masih memegang sopan santun di komplek rumah tersebut, karena bisa panjang urusannya jika tetangga maupun satpam komplek yang memergokinya masuk rumah Risa tanpa persetujuan yang punya rumah.

“Dah sana, bersih bersih pak di kamar mandi, saya juga mau bersih bersih di atas” suruh Risa ke Pak Yansen. “Baik Bu, ya ampun…ah..ah…ah..mantap bu, bersyukur saya yang sudah tua ini” jawab Pak Yansen dengan nafas tua nya yang terengah engah. Mereka berdua pun saling membersihkan tubuh mereka di kamar mandi yang berbeda. Selang 10 menit Pak Yansen yang sudah bersih langsung menuju ruang tamu, dengan tanpa menggunakan celana nya lebih dahulu, dia duduk saja langsung di atas sofa. Tak lama Risa pun turun, Risa yang sehabis membersihkan tubuhnya, hanya menggunakan baju ketat dengan belahan rendah dan celana tipe spandex yang hanya menutupi bagian paha atasnya. Kedatangan Risa membuat Pak Yansen melotot lagi menelan ludah.

“ya ampun Pak, itu bangun lagi hahahaha” suara Risa membuyarkan lamunan Pak Yansen. “eh..eh i..iya bu”, gagap suara Pak Yansen menyadari wanita yang dilihatnya mengetahui tatapan nafsunya. Risa yang cuek pun duduk disamping Pak Yansen. “duh..duh…dih..kuat banget ni kayanya sampai bisa 2x bangun, hahaha” goda Risa kepada Pak Yansen yang suaranya sengaja didekatkan ke telinga Pak Yansen. Pada posisi itu, dapat di rasakan Pak Yansen bahwa gundukan payudara Risa dengan sengaja terasa menempel di lengannya. Pak Yansen yang mendapat perlakuan seperti itu, seperti tak kuat menahan rasa nafsunya, dengan perlahan dia menaikan turunkan lenganya secara perlahan agar lengannya tergesek dengan payudara Risa, diusapkannya perlahan agar yang punya Payudara tidak menyadari perbuatannya.

“B..u…bu, bo…boleh saya ke..ke..keluarin la..gi?” hanya itu yang keluar dari mulut Pak Yansen dengan gagapnya dia berucap, ketika nafusnya datang lagi meminta persetujuan Risa. “Boleh Pak, tapi sebentar lagi anak saya pulang sekolah, gimana donk?” bisik desah Risa ditelinga Pak Yansen, yang membuat empunya penis makin belingsatan. “Ba…ba..bantuin bu, sebentar kok” ucap Pak Yansen yang tanpa persetujuan Risa mulai mengocok penisnya sendiri. “Bantuin apa pak?” goda genit Risa ditelinga Pak Yansen. “ko..cok..kocok bu, kocokin kontol saya bu…” ucap Pak Yansen yang sudah kepalang tanggung ingin segera dituntaskan karena dia tau memang jam-jam segitu jam Andi pulang sekolah. “mana minta tolongnya pak, kok gak pakai minta tolong? gak sopan tau” goda Risa lagi. “to…to…tolong bu, tolong saya, puaskan saya, kocokin kontol saya bu……….”, lenguh Pak Yansen. Risa yang memang sudah bernafsu karena sedari tadi hanya menyaksikan Pak Yansen mengocok penisnya, yang walaupun sudah dibersihkan terlihat mengkilap karena spermanya yang keluar tadi langsung memegan penis Pak Yansen. Pak Yansen yang merasa penisnya sudah dalam genggaman Risa pun, menatap Risa meminta nya untuk mengocok penisnya. Risa pun menuruti permintaan Pak Yansen, dengan telaten di kocoknya penis Pak Yansen, pelan…cepat…pelan…cepat….begitu tempo kocokan Risa. “Bapak saya kocokin, tapi jangan pegang-pegang saya ya pak, inget, ini sudah saya bantuin loh”, tegas Risa di telinga Pak Yansen. “Ba..baik baik bu, saya inget, ini saja sudah buat saya senang, terusssss buuuu, terusssssss, halusss bangggeeetttt tangannnyaaaa…..saya suka bu, sukaaaa, kontol saya suka buuuu…….”, merem melek Pak Yansen penisnya dikocok Risa. Akibat ucapan Risa barusan Pak Yansen pun mulai menghentikan gesekan lengannya di dada Risa. Risa yang memahami bahwa Pak Yansen merupakan tipe penurut, langsung mempercepat kocokannya. “Ahhhhhhhhhh…ah……………keluar……….keluarrrrrr…..buuuuuuuuu”, Pak Yansen berteriak. Nafasnya ngos..ngosan, dada nya naik turun mengikuti irama paru-parunya yan membutuhkan udara segar. Spermanya muncar beberapa kali, ke tangan Risa, walaupun tidak sebanyak yang pertama, tapi tetap saja sudah mengotori tangan Risa.

“Sudah kan pak? Hihihihi, gimana? Enakan sendiri ya daripada dibantu Risa?” goda Risa yang wajahnya dekat dengan wajah Pak Yansen menatap mata Pak Yansen dengan genitnya, mungkin kalau kilaf dan sudah mengiyakan untuk tidak menyentuh Risa, sudah dipagutnya mungkin bibir seksi Risa. “man..man..mantap bu, saya puas buuu, halus bener tangan ibu, lebih enak daripada ngocok sendiri bu, walaupun pasti enak ya bu, kalau nyemprotnya, sambil diselipin di dada ibu, kaya film film bokep gitu bu hehehe”, Pak Yansen menjawab sembari menghirup udara dalam dalam karena ngos ngosan dan sambil cengengesan berharap lebih. “weeee……..klo itu mah lain kali pak, mau nya, inget tadi gak boleh megang megang kan, kecuali saya minta hahahaha, dah sana bersih bersih, keburu anak saya pulang”, suruh Risa sembari berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangannya.

Setelah semua beberes rapi, Pak Yansen pun pamit untuk berkeliling lagi, saat ingin keluar pagar, dia berpapasan dengan Andi. Andi yang melihat Pak Yansen pun menyapanya,”siang pak, Adik saya naik lagi odong-odong pak?”, “Iya Andi, kalau susah tidur, Ibu mu pasti minta bapak kesini supaya Anisa cepet tidur”, jawab Pak Yansen sekena nya. “Ya sudah kalau gitu bapak keliling lagi ya, sudah tidur tuh Anisa” pamit Pak Yansen kepada Andi. “terima kasih ya pak…” seru Andi sembari berlari menuju mama nya.

Malamnya seperti biasa, Risa menceritakan kejadian tadi siang kepada suaminya Anton. Anton yang mendengar itu pun, sedikit terbakar cemburu, tetapi apa daya, dia juga yang sudah menyetujui permintaan Risa. Anton pikir mungkin hanya sampai Pak Yansen yang onani sendiri, tapi ini diluar perkiraan, Risa membantu Pak Yansen. Anton pun dengan seksama melihat bagaiman rekaman CCTV dimana Risa mengocok ngocok penis Pak Yansen.

“Pah….cape? pengen…..” manja Risa ditelinga suaminya yang sedang menonton rekaman CCTV dan beranjak menuju tempat tidur. Anton yang kaget, menoleh kebelakan, tapi alangkah kagetnya dia melihat Risa yang tanpa sehelai benang pun diatas ranjang sedang mencolok colokan kedua jarinya ke dalam vaginanya. Kocokan Risa makin cepat sehingga terlihat vagina nya sudah mulai nanar mengkilap, Anton yang melihat itu tanpa basa basi lagi langsung melepas semua pakaiannya dan menghentikan tangan Risa yang sedang dikocok kocokan ke dalam vaginanya.

“Pah…kok diberhentiin, tanggunggggggggg…….” Desah Risa manja. Anton tanpa banyak bicara langsung mengarahkan penisnya ke mulut Risa untuk dihisapnya. “terus mah..terus, enak mahhhhhhhh, juara memang hisapan mama…” celoteh Anton yang merasa keenakan penisnya dihisap istrinya. Setelah 10 menitan penisnya dihisap oleh Risa, Anton yang sudah tidak sabar, langsung mengarahkan penisnya ke arah vagina istrinya. “Masukin pahhh..masukin…puasin mama, dah nanggung tadi…..” manja Risa ditelinga Anton yang memang sedang dalam posisi misionaris. Blessss…..dengan mudahnya penis Anton masuk vagina Risa yang memang dari tadi sudah basah akibat permainannya sendiri. Plok…Plok..Plok….suara hantaman penis Anton pada vagina Risa. Dengan posisinya, Anton dengan sigap menciumi bibir istrinya, menyeruak masuk berbelit lidah dan bertukar air liur, sembari tangannya tidak tinggal diam meremasi payudara istrinya yang besar. “pah…pah…pah….mama keluaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrr pahhhhh” jerit Risa yang melepas bibirnya dari pagutan suaminya. Orgasme hebat membuat kakitnya melingkar di pinggang suaminya, tanggannya memeluk suaminya, agar hujaman penis suaminya makin terasa dalam. “ahhh…ah…ha…hebat pah”, deru nafas Risa yang masih berbarin menikmati orgasmenya. “dari dulu mah, mama juga tuh, makin makin tiap hari, sayang kamu mah…”, ucap Anton sembari mengecup kening Risa. Anton pun merebahkan tubuhnya. Risa yang mengerti suaminya belum mencapai orgasme, langsung naik ke selangkangan suaminya, ya mereka bergaya WOT. Risa dengan goyangannya menaik turunkan pinggulnya, diputer puter seperti orang ngulek pinggulnya. “Mah…mah..mah..enak mah…..terus..terus…” racau Anton. Anton tidak tinggal diam, diremas remasnya payudara istrinya dengan gemas, yang besar menggantung seperti papaya tersebut. Dijilati putingnya kiri kanan dan dilepaskan nya hanya untuk mencium bibir istrinya. “Ahhhhhhhhh………ahhhhhhhhhhhhhh, papa…papa…..sayang aku sampai lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiii” lenguh Risa yang mendapatkan orgasme keduanya. Anton pun merubah gaya bercintanya, ya, gaya yang paling dia suka dogy style. Plok…Plok…Plok….Anton menghujamkan penisnya ke vagina Risa, Risa yang sudah 2x orgasme mulai lemas, dia pun makin menunduk yang menyebabkan pantat indahnya semakin meninggi indahnya, memperlihatkan celahnya yang begitu mempesona. Anton sangat semangat dengan posisi ini, kocokan makin cepat. Anton memegang tangan Risa kiri dan kanan, alhasil Risa hanya bertumpu pada pegangan tangan Anton. Anton pun makin mempercepat tusukan penisnya pada vagina Risa. “Pahhhhh…mama keluar lagiiiiiii…………………” seeerrrrrrrrrrr, suara cairan orgasme Risa keluar, badannya bergetar, matanya hanya putih saja, mulutnya menganga. Sungguh pemandangan yang erotis. Anton yang juga sudah mendekati orgasme segera mempercepat kocokannya, melepasnya dan membalikan badan Risa lalu memuntahkan spermanya di muka Risa. “Mah..mah…terimaaaaaaa” racau Anton.

Setelah itu kedua insan tersebut pun diam, hanya terdengar suara nafas keduanya karena ngos ngosan sehabis bercinta yang kemudian dilanjutkan Risa dan Anton untuk bersih bersih kemudian beristirahat.

POV Pak Yansen

“Waduh….kalau begini terus bisa kosong ni kantong menyan, mana mulus banget lagi tuh tangan Bu Risa” gumam Pak Yansen sambil mengayuh sepeda odong odongnya pulang menuju bedeng kos-kosannya. “tapi gak apa apa lah, sudah dibayar, dikocok, bersyukur banget lah pokoknya”, cengengesan Pak Yansen.

Sesampainya Pak Yansen dia memasuki pagar pekarangan kosan nya dan menata rapi odong odongnya dan tidak lupa untuk dirantai dan digembok, inget-inget itu adalah mata pencahariannya yang harus dijaganya. Saat akan memasuki pintu kamarnya, dia melihat pintu kamar tetangga tidak tertutu rapat dan dia dengan gelinya melihat teman kosan tetangganya sedang mengocok ngocok penis nya sendiri sambil nonton film BF. Pak Yansen pun iseng mengagetkan tetangga nya tersebut. “Woi….ngocok mulu loooo……..” teriak Pak Yansen sambil membuka pintu kosan temannya. “Asu….bikin kaget aja lo Yan……..” maki temannya. Ya teman Pak Yansen itu bernama Maman, dia merupakan teman Pak Yansen yang sudah cukup dikenalnya lama. “wkwkwkwkwk…habis gregetan gw liat lo ngebetot tuh kontol wkwkwkwk, eh..eh..sekarang malah ciut….” Ngakak Pak Yansen. “Sue emang lo dah, jadi gak nafsu lagi gw, iseng banget….” Kesal Pak Maman. Merasa masih kesal karena dikagetin dan jadi hilang nafsunya, maka Pak Maman pun membalasnya, “Eh Yan, mana utang lo, belum dibayar bayar, sini gw mo pake tuh duit…” , “ ya gw belum ada duit Man, ini ada si tapi ga seberapa, lo mau, kalau mau ni..sisanya gw bayar kalau ada duit”, murung Pak Yansen, apes mau ngagetin malah dibalas bayar utang. “alah..lo mah ditagih nanti nanti melulu Yan”, kesal Maman. Pak Yansen pun muter otak gimana caranya agar utangny lunas. “Man gini deh, besok siang lo ikut gw mau ga? Gw mau bayar utang gw ke lo” ajak Pak Yansen. “Oke deh besok ya, awas lo ga bayar sisanya, dah sono lo keluar, mao tidur gw…sapa suruh kagetin, mank enak kan lo gw bales…” kesal Pak Maman.

POV Penulis

Sama seperti siang itu Pak Yansen mengayuh odong odongnya di komplek perumaha Risa, tapi kali ini dia tidak sendiri, melainkan berdua dengan Pak Maman. “Man, pokoknya jangan banyak tanya ya, lo ikut gw siang ini pokoknya bayar hutang, dan apa pun yang terjadi utang lunas ya, gimana?” tanya Pak Yansen. “Ye enak aja, pokoknya duit gw balik, titik….” Tegas Pak Maman. Tidak lama Risa memanggil Pak Yansen, karena kebetulan anaknya sedang rewel, yang mengakibatkan Risa kerepotan untuk berbenah rumah.

“Pak..sini pak..sini” suruh Risa kepada Pak Yansen yang sedang di jalan dekat pagar Risa, dimana Risa memanggil Pak Yansen hanya dari balik pagar hanya keliatan kepala nya saja yang melongok keluar. “Man pokoknya utang gw lunas ni ya…hahaha” omongan Pak Yansen ke Pak Maman yang membuat Pak Maman bingung sendiri. Pokoknya diotak Pak Maman adalah duitnya balik. Odong odong pun memasuki pekarangan rumah Risa. Risa yang masih didalam segera keluar membawa Anisa untuk dinaikan odong odong. Pak Maman melotot melihat penampilan Risa yang aduhai, Risa ternyata keluar rumah hanya mengenakan daster minim dengan belahan dada rendah, tinggi dasternya hanya sepaha nya saja, dan 1 kancing atasnya tidak terkancing, memamerkan payudara besarnya. “welwh..weleh…” pantesan Yansen betah ini. “Pak tolong ya seperti biasa, lagi rewel ni anak gak mau ditinggal” ujar Risa kepada Pak Yansen. “Eh, ada siapa ini? Pak Yansen bawa temen?” kaget Risa. “siap beres bu, iya bu ini temen saya Maman namanya, dia ini tukang becak dipasar dekat sini bu, hari ini apes aja, becaknya lagi rusak jadi daripada bengong ya saya ajak ikut”, bohong Pak Yansen. Dilihatnya temannya itu sedang mupeng banget sama Risa, dilihatnya dari ujung kaki hingga ujung kepala sambil geleng geleng. “wkwkwkwkwk, mantap kan Man, utang gw lunas deh ini” batin Pak Yansen. Dengan gagap Pak Maman pun mengajak salaman Risa, yang dirasa oleh tangan tuanya, betapa halus tangannya Risa, yang membuat penisnya sudah mengeras dibalik celana nya. 5 menit sudah Pak Yansen mengayuh odong odongnya tetapi karena alasan cape, dia pun meminta temannya Maman untuk gantian menggayuh odong odongnya. Risa yang tau itu langsung bergegas ke dalam untuk mengambilkan minuman dingin untuk kedua orang tua itu. Saat Risa pergi ke dalam, Pak Yansen pun berkata pada Maman, “Man, gimana mantep kan? Pokoknya lo ikut gw aja deh, klo ada kejadian kejadian apa lo ikut gw aja ya, dan lo gak usah banyak tanya” “ye…kejadian kejadian apa ni? Jangan yang gak enak enak lo ajak ke gw ya, ga sudi gw, pokoknya lo bayar utang lo” kesal Pak Maman karena disuruh kayuh odong odong. “Iya bawel, pokoknya lo ikutin gw aja deh” bentak Pak Yansen kesal juga karena temannya banyak tanya. Risa pun kembali dari dapur, dan minuman dinginnya diletakan di ruang tamu dan dia mempersilahkan kedua orang tua itu jika cape untuk minum. Anisa pun tak lama sudah terlihat mengantuk, Risa yang tau kondisi tersebut dengan sigap, membawa kedalam kamar untuk ditidurkan, dan benar saja, tidak lama Anisa pun tertidur.

“Sini dulu bapak bapak, masuk dulu, minum, kasihan diluar panas” ajak Risa yang sekembalinya dari dalam menidurkan Anisa. Pak Yansen pun dengan santainya mengiyakan ajakan Risa untuk menuju ke ruang tamu. Pak Maman hanya bengong keanehan, karena temannya ini berani memasuki rumah mewah ini.

Perbincangan pun terjadi diantara ketiga orang tersebut. Pak Yansen yang memang sudah akrab dengan Risa sudah mulai dengan obrolan bercanda bercandanya. Maman yang memang orang baru hanya bisa menimpali dan sesekali mencuri pandang ke dada dan paha Risa. Pak Yansen yang sembari ngobrol juga sibuk memperhatikan tubuh Risa yang seksi, tidak tahan juga dengan keadaan tersebut. “Bu saya boleh gak?” ucap Pak Yansen. “Hushhhh….ada temen bapak, macem-macem aja” jawab Risa ketus. Pak Yansen yang jika tidak nekat maka akan malu sama Pak Maman yang notabene diajak kesini untuk bayar utang pun nekat. Pak Maman yang hanya daritadi menyaksikan obrolan dan sesekali menimpali masih belum mengerti apa yang terjadi. “saya boleh izin ke kamar mandi bu, izin toilet”, tiba tiba Pak Yansen bertanya kepada Risa. Risa yang berpikir mungkin Pak Yansen memang butuh toilet berdiri berjalan meninggalkan Pak Maman dan menunjukan arah kamar mandi kepada Pak Yansen yang berjalan di belakangnya. Sembari berjalan pura pura menunjukan kamar mandi, Pak Yansen berusaha untuk bisik bisik kepada Risa, dia mengutarakan keadaannya dan kondisinya bahwa dia berhutang kepada Pak Maman, dan Pak Maman adalah temannya yang sudah lama dikenal, dan dia ingin membagi kesenangannya yang mungkin terakhir didunia ini bersama temannya. Risa yang mendengar itu semua, hanya bisa tertawa, setelah dipikir pikir dan akibat bujuk rayu Pak Yansen, Risa pun mengiyakan keinginan Pak Yansen dengan satu syarat yaitu ini hanya jadi rahasia mereka bertiga dan tidak ada yang boleh tau lagi, jika ada yang tau, jangan harap Risa akan diam saja, Risa bisa saja melapor kalau kalian berbuat mesum kepada Risa. Pak Yansen dengan cepat mengiyakan syarat dari Risa tersebut.

Risa pun kembali ke ruang tamu dengan membawa minuman dingin kembali, agar Pak Maman tidak curiga karena terlalu lama meninggalkan Pak Maman di ruang tamu. Sebegitu kembalinya, Risa pun duduk kembali di ruang tamu dan ngobrol ngobrol dengan Pak Maman. Pak Maman yang tidak konsentrasi pun hanya terbata bata membalas omongan Risa, persis mirip dengan Pak Yansen yang pertama kali bertemu Risa dan ngobrol dengan nya. Tak lama Pak Yansen pun balik dari toilet. “Sudah lo Yan, lama juga ditoilet”, tegur Pak Maman karena merasa tidak enak sama Risa. “iya maaf Man, mules perut gw” jawab Pak Yansen. Risa yang memang sembari tadi sudah mengiyakan tawaran Pak Yansen pun, mulai menggoda goda kedua pria tersebut, terkadang suaranya genit, bajunya sengaja diturun turunkan, agar bagian atas payudaranya makin terlihat bahkan posisi duduknya sengaja kaki satunya diletakan diatas kaki lainya sehingga makin menampakan paha mulus Risa yang membuat kedua pria tersebut blingsatan dan terlihat gelembung di selangkangan kedua pria tersebut.

“Aduh..aduh…bapak ini, ngobrol si ngobrol, itu loh celana gelembung gitu, gak pegel pak?” tanya Risa menggoda. “Ya pegel bu hahahaha, rasanya mau dituntasin”, tawa Pak Yansen yang membuat Pak Maman melototi Pak Yansen yang kurang ajar. “Yan…gak sopan kamu”, bentak Pak Maman. “udah udah..lepasin ja, daripada kasihan itu hahahaha” Risa tambah menggoda mereka. Pak Maman yang malu segera menutupi selangkangannya yang menggelembung agar tidak terlihat Risa. Tapi Pak Yansen yang memang dari awal santai dan sudah bernafsu, segera melorotkan celananya beserta celana dalamnya dan mengocok penisnya. Pak Maman yang kaget akan tingkah temannya segera mengomeli temannya, “Gila kamu Yan..gila, di rumah orang ini…..” bentak Pak Maman. “udah Man nikmatin aja, toh Bu Risa juga marah, iya kan bu?” cengengesan Pak Yansen diomeli temennya. “Iya pak udah biarin aja, dah biasa tuh Pak Yansen disini, habis kayuh odong odong buat anak saya, habis itu ganti olinya disini…” tawa Risa menggoda yang kemudian berdiri lalu membungkuk menyingkirkan gelas dari meja lalu duduk di pinggiran meja dengan seksinya. Lengannya menekan ketengah, sehingga payudaranya terlihat semakin membesar, kancingnya dibuka 1 lagi, sehingga samar terlihat BH hitam Risa yang menggoda dan dasternya agak dinaikan yang makin memperlihatkan paha Risa.

“Pak Maman kalau mau juga bisa kaya Pak Yansen….” goda Risa yang maju berbisik ketelinga Pak Maman. Pak Maman yang diperlakukan seperti itu dapat mencium aroma tubuh Risa dan saat Risa membungkuk dapat melihat payudara Risa dari balik dasternya. Pak Maman dengan nafas memburu dan nafsu yang sudah diujung pun langsung membuka celana beserta celana dalamnya, nongolah penis tegang Pak Maman.

Sekarang dihadapan Risa terpampang dua penis yang sedang dikocok kocok oleh yang punya yaitu Pak Yansen dan Pak Maman. “Pak gimana pak….suka???? terus pak…terus..yang kenceng kocoknya…terus pakkkkk”, desah Risa yang menyemangati kedua orang tersebut. Sesekali diangkatnya tangannya dan diletakan dibelakang kepalanya dan membusungkan dadanya yang membuat dadanya terlihat makin besar ditambah desah desahan suara dan gerakan erotis dari Risa yang membuat kedua pria tersebut semakin semangat mengocok penis mereka. Tidak lama, karena memang sudah bernafsu kedua pria tersebut pun mencapai orgasme secara bebarengan. “AAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHH……………………..”, teriak kedua pria tersebut bebarengan.

“Dah, kalau sudah puas, kamar mandinya dibelakang ya, beberes, trus jangan lupa, Pak Yansen, tolong diberesin, di lap, sekalian ambil kain pel tuh deket kamar mandi belakang, habis itu dah keliling lagi saya mau beberes rumah.” Suruh Risa kepada kedua pria tersebut. “ahh…ah…ah….baik bu, baik..” ngos ngosan nafas Pak Yansen dan Pak Maman. Untung bagi mereka, selesai begitu Andi pulang, sehingga seperti biasa Andi hanya sempat berpapasan dengan mereka di depan pagar.

“Weleh..weleh….Yan, utang lo lunas, dah gw anggep begitu, besok-besok bisa kali gw diajak ajak lagi, hahaha,” Pak Maman membicarakan utangnya kepada Pak Yansen dan berharap dapat mengulangi nya lagi. Lumayan pikirnya daripada masturbasi sendiri sambil nonton BF, nah ini live, mana Bu Risa cantik dan seksi pikirnya. “Oke deh Man, utang lunas ye…., iye, besok-besok gw ajak lagi, lagian biar lo paginya kan narik becak dulu di pasar, gw begini ke lo karena kasihan semalam gw liat lo ngocok sendiri dikamar kosan, lagian itung itung mungkin aja ini kenikmatan terakhir kita” jawab Pak Yansen. “Trus tadi ada pesan dari Bur Risa, ini cuma jadi rahasia kita bertiga aja, kalau ada yang tau lagi, kita bakal dilaporin ke polisi, kalau lo memang mau, ya lo harus jaga rahasia kalau enggak, lo sendiri yang tanggung akibatnya, gimana bisa gak?” ucap Pak Yansen agar Pak Maman memegang janjinya. “Iya Yan, gw janji, lagian bener kata lo, mungkin ini kenikmatan terakhir kita ya…hahahaha” jawab Pak Maman. “Oke deh, gw harap lo pegang janji lo ya, dan besok besok tenang lo gw ajak lagi…hahaha” riang Pak Yansen, karena temannya yang satu itu. “Siap Pak Bos Yannnn Gantengggg hahahaha…..”, balas Pak Maman sambil mencubit dagu Pak Yansen. “Sueeeee looooo……….” Kesal Pak Yansen. Mereka berdua pun melanjutkan berkeliling karena biasanya kalau sudah menuju sore, banyak anak-anak baru bangun tidur siang dan ingin naik odong odong….



Bersambung……………………….
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd