Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rasa Penasaran

BAB V Rejeki



“Pak…Pak….sini pak, anak saya ingin naik….”, panggil Risa. Ya itu adalah panggilan Risa untuk Pak Yansen, tukang odong-odong yang dengan beruntungnya mendapatkan rejeki dari Risa, tidak hanya dibayar karena upah mengayuh odong-odong, tetapi mendapatkan kepuasan seksual, karena birahinya tersalurkan oleh Risa, ya walaupun hanya dengan kocokan tangan. Tapi kali ini Pak Yansen tidak sendiri, dia bersama temannya Pak Maman yang mendapatkan keberuntungan rejeki dari Risa juga. Siang hari jika Risa membutuhkan pertolongan jasa odong-odong Pak Yansen, maka kedua lelaki pria tua itu juga dapat menuntaskan birahi mereka. Ya sekarang Pak Maman yang tukang becak pada pagi hari tetapi jika siang, dia ikut Pak Yansen, untuk mengharapkan rejeki birahinya dari Risa.

“ah..ah….mantapppp…ahhhhh, halus bu…halusss……….tangan ibu memang halussss……….ahhhhhhhhhhhh”, lenguh Pak Maman di sofa ruang tamu milik Risa. Ya, siang itu, Risa sedang membantu mengocok penis kedua pria tersebut, tangan kirinya mengocok penis Pak Yansen dan tangan kanannya mengocok penis Pak Maman. Posisi Risa duduk di tengah-tengah kedua pria tua tersebut. “ssttt….jangan kenceng-kenceng Man, nanti Anisa bangun, lagian gak enak sama tetangga sebelah…terus buuu…terus…”, desah Pak Yansen dengan desahan pelahannya sembari memperingatkan temannya. “Aduuuuhhhhh Yan, gimanaaaa mo pelan, nikmaaaatttttttttt bangettttt…”, balas Pak Maman. “Emang seeenakk apaa.. si Pak”, goda Risa di telinga Pak Maman yang membuat Pak Maman kegelian karena dibisikin seperti itu. “Enaaa….kkk bangett buu…tangann ibuuu haalluuss, kocokannn nya pelaaann, kencenggg….rapeett genggaman tangan ibu, sayaaa sukkaa bu, lebih nikmatt daripada sendirrrriii buuu, apaa laggiii sambill pandangin dada ibu yang besar dari balik kaos ibu yang ketat dan wangi ibu…sayaaa makin belingsetan buu…”, desah Pak Maman menjawab kenikmatan yang diberikan Risa. Risa pun memainkan tempo kocokannya, kadang cepat, kadang lambat, kedua pria tersebut hanya bisa merem melek merasakan kenikmatannya hingga sedikit cairan mulai keluar dari penis kedua pria tua tersebut. Mengetahui hal tersebut, Risa pun mempercepat kocokannya. “Ahhhh…ahhhh teruss bu…terussssss”, bisik Pak Yansen ditelinga Risa, mungkin dengan posisi itu, Pak Yansen dapat sambil mencium aroma parfum Risa yang menggoda.

Crotttt….crotttt…crotttt, beberapa tembakan sperma Pak Yansen keluar mengotori tangan Risa. “Haa...hha…haaaa”, deru nafas Pak Yansen mencari udara sehabis orgasme. “Gimana Pak Yansen? Nikmat? Hahahaha………”, goda Risa lagi tersenyum manis didepan Pak Yansen. “Enak bu…enak….hehehehe…”, cengenges Pak Yansen sembari linu yang dirasa karena penisnya yang masih saja diurut-urut oleh Risa walaupun sudah menyemprotkan sperma. “Kalau sudah bersih-bersih Pak, saya masih ngurusin punyanya Pak Maman dulu..hihi”, suruh Risa kepada Pak Yansen sembari memberhentikan kocokannya Pada Pak Maman karena ingin mengambil tissue untuk mengelap tangan kirinya yang belepotan sperma Pak Yansen. “Sebentar ya Pak…saya lap dulu tangan saya”, ujar Risa. “Siappp bu…saya tunggu kok, lagian bentar lagi juga keluar ini, dah diujung juga hahaha…” celoteh Pak Maman karena memang sebentar lagi dia ingin crot spermanya. Setelah tangannya sudah bersih dari blepotan sperma Pak Yansen, Risa pun kembali duduk disamping Pak Maman. Kali ini Risa menatap manja wajah dan Mata Pak Maman, begitu juga pun Pak Maman, sembari sesekali Risa berbisik ke telinga Pak Maman. “Gimana Pak? Enak?” tanya Risa manja menggoda di telinga Pak Maman. “Enaaakkkk buuu…” lenguh Pak Maman. “Bapak suka?”, “Bilang aja Pak, sukanya gimana, yang jadi bayangan bapak apa? Risa ingin tau pakkk?”, tanya Risa lagi yang kali ini, wajahnya sudah lumayan dekat dengan Pak Maman. Saat itu bagi Pak Maman muka Risa terlihat begitu menggoda, dada besar Risa juga sangat dekat, hampir bersentuhan dengan tubuh Pak Maman. “Suka bu….saya sukaaaa…saya suka dada ibu, ingin saya remes-remes bu, ingin saya hisap-hisap bu pentilnya kiri kanan, saya jilat-jilat, saya juga suka bayangin jilatin memek ibu….entotin ibu…ibu goyang goyang diatas sayaaa, saya suka bayangin bu..sukaa, apa lagi sambil dikocok gini, pengeennn cium ibuuu, bibirnya ibu gak tahannn saya buuuu….” Cerosos Pak Maman dengan desah-desahan yang menikmati kocokan Risa dengan tempo yang cepat dan mereka saling tatap-tatapan karena memang wajah mereka dekat. Crottt………crotttt……….crotttt………crottttt, akhirnya keluar juga sperma Pak Maman di ikuti desahannya menikmati orgasme nya. “ennnaakkk bu..enakkk, nikmaat…baru kali ini saya dikocokin senikmat ini sensasinya….”, ungkap Pak Maman kepada Risa yang membuat Risa tersipu malu karena kejujuran Pak Maman dalam baying-bayangin Risa dalam fantasinya. “Bu, kalau diizinkan, apakah saya boleh minta nomor WA ibu?” minta Pak Maman ke Risa. “Ehhh…buat apa Pak?” tanya balik Risa yang aneh kepada Pak Maman.”Ya siapa tau ibu butuh jasa becak saya, saya siap antar, lagian pengin tau juga kabar ibu Risa yang cantik seperti bidadari ini gimana kalau dirumah?”, alasan Pak Maman sekenanya. “Hahaha bisa aja Pak Maman, yowes ini no WA saya, catet….08xxxxxxxxxx, dah ya, simpen tuh, siapa tau saya butuh-butuh apa kan” kata Risa yang langsung dicatat oleh Pak Maman di HP bututnya. “Hehehe, makasih bu, hmmmm kesemsem saya sama ibu, udah cantik, seksi, baik lagi” goda Pak Maman. “Huuuu gombal, laki-laki mah sama, kalau ada maunya aja gombal nya setinggi langit, hahaha..”jawab Risa yang tersipu dengan gombalan Pak Maman. Tidak lama Pak Yansen pun kembali dari kamar mandi dan menyuruh Pak Maman untuk bersih-bersih. Setelah mereka semua bersih, maka Pak Yansen dan Pak Maman pun pamitan untuk lanjut berkeling keliling kembali.

POV Pak Maman

“Risa..risa, cantik banget, seksi lagi..hmmmmmm….beruntung gw dah tua begini, bener kata si Yan, syukurin setiap kejadian yang ada….”, batin Pak Maman malam itu sembari melihat profil picture WA Risa. “Lagi apa ya Bu Risa….iseng chat ah”, batinnya lagi.

“Selamat malam Bu Risa……” isi chat Pak Maman kepada Risa. Lama juga sekitar 1 jam, akhirnya Risa membalas chat tersebut. “Maaf dengan siapa ya?” balas Risa. “Ini Maman Bu, ini no HP saya” balasnya lagi. “Ow Pak Maman…saya kira siapa, ada apa Pak malam-malam chat?” balas Risa lagi. “ah, gpp Bu, cuma masih ingin tau kabar ibu saja, ngomong-ngomong, ganggu gak ni bu? Memangnya Ibu lagi apa sepertinya sibuk?”, basa basi Pak Maman membalas chat Risa. “Maaf Pak, tadi ngurusin suami habis pulang kerja dulu sama urusin anak, nidurin, ini sekarang juga dah mau tidur Pak, takut bangun kesiangan besok, ini lagi sama Pak Yansen Pak?” balas Risa. “ah enggak bu, saya sendiri, Pak Yan mah dikamar sebelah bu, kan beda kosan cuma tetanggaan doank kita, waduh..dah mo tidur ni, yah ganggu saya”, balas Pak Yan. Cling, notif WA Pak Maman berbunyi, ternyata ada chat dari Risa, Risa mengirimkan fotonya, foto Risa yang menggunakan linggerine seksi yang membuat Pak Maman melotot memandangi foto tersebut. Cling..ada notif WA lagi dari Risa, “tuh pak saya dah siap-siap mau tidur, tuh pakaian saya mau tidur kan J”, isi chat Risa dengan emot emoji muka love. “Waduh buuuu…seksi bener, betah tuh suami kalau gitu ngeloni ibu, jadi ingin juga saya minimal liat lah ibu begitu, hahaha” balas Pak Maman yang terbaca mesum. “yeee kan dah dikirimin foto, kalau mau mah besok pagi berani ga kerumah, hahaha”, goda Risa pada chatnya. “wuihhhh…berani lah bu, liat aja besok, kesana saya….” Balas Pak Maman dengan semangat. “ya udah Pak saya mau tidur, ngantuk ni…” balas Risa lagi. “Ya sudah, kalau gitu selamat malam Bu Risa Cantik J”, balasnya. “selamat malam juga Pak Maman, bisa aja gombalnya..gombal terus Pak, hahaha, dah jangan ngocok Pak…ga enak kalau sendiri, hahaha, dah ya Pak, Risa mau tidur, malam”. “Hahahaha…dah ah tidurr…besok aja keluar pejunya”, batin Pak Maman.

Begitulah malam itu, bagaimana chat chatan antara Risa dan Pak Maman berlangsung…..

Paginya, Pak Maman yang begitu semangat, sudah cukup uang yang didapat bagi dia narik dari subuh di pasar mengangkut penumpang yang berbelanja kebutuhan sehari hari maupun untuk dijual kembali. Sekitar jam 9, Pak Maman sudah ada berada di depan pagar Risa. Dengan berani dia menelpon Bu Risa mengabarkan jika dia sudah ada di depan pagar. Risa yang mendapat info tersebut pun langsung menuju ke pagar dan mempersilahkan Pak Maman masuk, karena pasti tidak enak jika ada tetangga yang liat ada tukang becak masuk rumah. Risa sempat kaget ternyata Pak Maman berani juga datang ke rumahnya pagi-pagi, dia pikir yang hanya iseng saja malah Pak Maman nekat untuk datang. Pak Maman pun lalu mengikuti Risa untuk masuk ke dalam rumah. Nampak raut muka kecewa Pak Maman karena Risa tidak memakai pakaian yang semalam dia foto, pagi ini Risa hanya memakai kaos dan celana selutut. “Duduk dulu Pak, saya buatkan minum dulu ya” suruh Risa kepada Pak Maman. “Baik bu, kalau bisa kopi saja bu..hehehe” jawab Pak Maman sembari duduk di sofa ruang tamu. “Oke deh Pak, tunggu ya” jawab Risa sembari pergi ke dapur membuatkan minum. “ini Pak kopinya, ngomong ngomong itu kenapa muka cembetut aja, hahaha”, sembari Risa menaruh minuman di atas meja dia pun tertawa melihat muka Pak Maman yang kecewa. “habis saya pikir ibu buka pagar dah pakai baju yang semalam ibu foto…”, jawab Pak Maman lesu. “Yeee…itu kan kalau mau tidur, lagian saya juga lagi beberes rumah pak, gak enak kalau pakai baju kaya gitu”, tersenyum Risa yang melihat Pak Maman seperti anak kecil karena merasa terbohongi. Baru saja Risa selesai menyuguhkan minuman kepada Pak Maman, terdengar dari dalam, Anisa menangis. “waduh Anisa nangis lagi, Pak, bisa bantu saya gak? Temenin anak saya, kalau bisa sembari kasih susu formulanya, nanti saya buatin, bapak yang kasih ya, saya biar bisa ngelakuin kerjaan lainnya, tolong….” tanya Risa kepada Pak Maman dengan tatapan mata dan senyuman genitnya. “Baik bu, demi Bu Risa, saya siap….hehehe”, canda Pak Maman. Risa pun langsung memberitahukan posisi Anisa kepada Pak Maman, lalu kedapur untuk membuatkan susu untuk Anisa. Setelah membuatkan susu dan Pak Maman yang memberikan, Risa pun meninggalkan mereka berdua untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

“ahhhhh…akhirnya selesai juga, sudah selesai semua pekerjaan rumahnya”, batin Risa yang beranjak untuk melihat kedua orang yang ditinggalkannya untuk mengerjakan pekerjaan rumah. “Hihihi, anisa tidur juga, jago juga Pak Maman nidurin anak, mana sekarang dia juga iktuan tertidur hahaha…”, tawa Risa dalam hati melihat posisi kedua orang itu, dimana Pak Maman tertidur tapi sambil duduk. Risa pun kemudian menuju kamarnya dan mandi untuk membersihkan badannya. Setelah selesai mandi, dia pun tersenyum di dengan janjinya ke Pak Maman untuk menggunakan lingerin yang dikenakannya semalam. Lingerine itu memang sungguh seksi, dipadu dengan pakaian dalam yang senada dengan warna lingerin tersebut, menambah keseksiaan Risa.

“Pak..pak…bangun pak…”, kata Risa yang membangunkan Pak Maman yang sedang tertidur. “Eh iya..iya bu, waduh maaf saya ketiduran bu”, jawab Pak Maman. Pak Maman melotot, melihat penampilan Risa. Risa berdandan sungguh seksi dan dipadukan dengan lingerine nya, apa lagi tinggi lingerine itu pendek, hanya tidak jauh dari pangkal pahanya dan dengan belahan dada yang rendah. “Pak..pak..kenapa bengong, hahahaha….”, tanya Risa yang tertawa melihat ekspresi Pak Maman. “Ini kan yang jadi inginnya bapak dari tadi, melihat saya pakai baju yang semalam di foto?”, tanya Risa lagi. “i…iya bu…waduh seksi banget…, lebih indah kalau lihat aslinya daripada di foto, seksi bu..bener sumpah…seksi banget…pendek banget bawahnya, itu pakai celana lagi bu?”, tanya Pak Maman yang tidak percaya dan masih mengucek ngucek matanya. “Pakailah pak, tinggal celana dalam saya saja, hahaha”, goda Risa yang sedikit menaikan bagian bawah lingeringnya, sehingga menampakan ujung CD nya yang warnanya senada dengan warna lingeringnya. “weleh…weleh…mantap betul buuuu, gak tahan saya”, ujar Pak Maman yang mulai terlihat kembung dibagian celananya. “Pindah yuk pak jangan disini, nanti kalau berisik Anisa bangun lagi, kita keruang depan TV aja.” Suruh Risa yang sembari berjalan meninggalkan Anisa yang diikuti dengan Pak Maman yang karena tidak tahan melihat Risa dari belakang, mulai membuka celana beserta celana dalamnya, sehingga dia berjalan polos bagian bawahnya. “ihhhhhhhhhh…..bapak, apa-apan dah buka buka aja, mana tegang banget lagi penisnya”, kaget Risa yang melihat kegilaan Pak Maman. “Hehehe…habis saya ga tahan bu, kocokin donk bu…”, pinta Pak Maman yang sambil berjalan sudah mengocok ngocok penisnya sendiri, lalu sambil meminta Risa mengocok penisnya, dia pun duduk di sofa ruang keluarga. Risa yang paham Pak Maman sudah sangat nafsu, langsung duduk di samping Pak Maman, kali ini Risa tidak segan lagi, dia menempelkan tubuhnya dekat Pak Maman. Pak Maman yang seperti mendapat respon hijau langsung menaruh tangannya dipundak Risa, sehingga terlihat seperti Pak Maman memeluk Risa.

Risa yang berada dalam pelukan Pak Maman, menyandarkan kepalanya ke bahu Pak Maman. Sembari dalam pelukan Pak Maman, Risa dengan menggodanya saling bertatap tapan dengan Pak Maman, memberi kesan menggoda, tangan Risa juga mengocok ngocok penis Pak Maman. “ahhhh…enak, terus bu….”, lenguh Pak Maman. “Pak Maman mau lebih enak lagi?” bisik Risa ditelinga Pak Maman. “Mauuu buu..saya ngikut ibuu aja….”, jawab Pak Maman. “tapi janji, gak boleh bilang sama Pak Yansen yak? Kalau ngelanggar gak dikasih lagi..”, tanya Risa. “Baaa…..baik bu..baikk”, jawab Pak Maman disela kenikmatannya. Risa pun menghentikan kocokannya di penis tua Pak Maman kemudian naik ke pangkuan Pak Maman, kini posisi penis Pak Maman tepat berada di atas vagian Risa. “Bu..bu…kokkk giniiii buu…”, kaget Pak Maman. “udahhh nikmatin pakkk, inget janji yaaa jangan bilang Pak Yansen..”, bisik Risa di telinga Pak Maman. “Baaaiikkkk buu saya janji….”, jawab Pak Maman. Risa pun dengan liar, menggoyang goyangkan pinggulnya, semakin membuat sang empunya penis keenakan. Kini penis Pak Maman tergesek gesek oleh vagina Risa tapi masih terhalangi oleh CD Risa. Pak Maman pun mulai berani untuk menaruh tangannya di pinggul Risa dan membantu menggerak gerakan pinggul Risa agar makin nikmat gesekan gesekan antara penis dan vagina yang terhalangi CD.

Risa yang mulai menikmati goyangan pinggulnya serta gesekan penis pada vaginanya pun semakin liar. Goyangan pinggul depan belakang, kiri kanan, membuat vaginanya juga lama-lama basah yang membasahi juga CD nya, ya tanpa disadari juga oleh Risa, sebenarnya dia pun juga turut terangsang oleh gesekan penis Pak Maman, tapi akal sehatnya masih jalan, dia tidak mau terlalu jauh. Risa memposisikan kedua tangannya dibelakang kepala, sembari memegang rambutnya dan mencodongkan dada nya, memberi kesan seksi kepada Pak Maman, yang tak tahan melihat dua gunung didepannya terasa makin mendekat.

Pegangan tangan Pak Maman pada pinggul Risa pun lambat laun turun ke pantat semok Risa. Dielus elusnya pantat Risa dari balik lingering, tidak sampai situ saja, Pak Maman pun makin berani sedikit menaikan ujung bawah lingering dan mengelus ngelus pantat Risa dari dalam. Risa yang tidak peduli lagi tetap saja menggoyang goyangkan pinggul dan pantatnya, terus terusan memberikan rasa nikmat kepada Pak Maman. Kepala Pak Maman pun dengan sengaja dimajukan ke depan, hooppp…dengan sengaja Pak Maman membenamkan wajahnya di tengah tengah payudara Risa. Risa yang melihat kelakuan Pak Maman pun hanya tersenyum saja sambil berbisik, “nikmatin aja ya….”. Pak Maman yang merasa mendapat persetujuan langsung menggerak gerakan kepalanya, agar wajahnya makin bergesakan dari luar dengan payudara Risa.

Setelah puas meremas remas pantat Risa, tangan Pak Maman bergerak ke atas perlahan mulai dari pinggul, punggung, kemudian naik merambat ke bahu Risa. Dengan perlahan Pak Maman menurunkan tali lingering di bahu Risa. Risa pun dengan sengaja membiarkan orang tua itu menurunkan tali lingering nya. Pak Maman dengan melototnya melihat payudara risa yang masih terbungkus BH, kemudian dibenamkan lagi kepalanya ke tengah gundukan payudara itu. “ahhhhhh………….ennakkk”, lenguh Risa, sekarang gantian Risa yang melenguh. “terus Pak…”, pinta Risa lagi. Pak Maman pun makin berani, kini tangannya diletakan di payudara Risa, dan dengan nafsunya dia mengangkat cup BH Risa ke atas, sehingga terpampanglah payudara indah besar Risa dengan puting yang kecoklatan dan begitu menggoda untuk dijilat.

“Srupppp…sruppp…sruppppppppppp”, hanya suara itu yang keluar ketika Pak Maman, mengulum, meyedot nyedot dan dengan gemasnya meremas remas serta memilin milin puting Risa bergantian kiri dan kanan. Pak Maman yang sudah kepalang nafsu, tidak hanya bermain di payudara Risa, tetapi dia naik perlahan, dari wajah Risa, turun ke hidung, kemudian ke bibir Risa, ya mereka berciuman, saling membelit lidah, bertukar air liur. Terasa bagi Risa, aroma kopi dan rokok dari nafas Pak Maman dan aroma matahari dari badannya. Tapi bagi Pak Maman, tubuh risa terasa sangat wangi, bibirnya sangat seksi. Puas dengan bibir Risa, Pak Maman turun ke leher jenjang Risa,menjilati dan memberikan kecupan kecupan kecil pada leher Risa, yang dilanjutkan turun ke payudara Risa lagi. Risa yang mendapat serangan seperti itu pun, tangannya memeluk kepala Pak Maman, dibekapnya kepala Pak Maman agar terbenam dalam payudaranya. Gerakan pinggul dan pantat Risa makin liar dan cepat. Benar benar pemandangan yang sungguh erotis, dimana wanita cantik dengan tubuh yang hampir sempurna sedang berada dipelukan pria tua penarik becak yang berkulit gelap karena terbakarnya matahari.

“ahhh…ah….ahhhhhhhh…..buuuuuu….”, desah Pak Maman, tidak lama Pak Maman memagut kembali bibir Risa sehingga berciuman dengan hebatnya, Risa pun mebalas ciuman Pak Maman yang disambut dengan saling membelit lidah dimana sembari tangan Pak Maman meremasi pantat montok Risa agar makin menjempit gesekan penisnya dengan vagina Risa yang masih terbungkus CD. “AAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH……………………………………….”, desah Pak Maman, sembari badannya bergetar, menandakan dia orgasme hanya karena gesekan-gesekan yang diberikan Risa.

Risa yang menyadari kalau Pak Maman sudah ngecrot pun turun dari pangkuan Pak Maman. Dia menaikan ujung bawah lingering nya dan memperlihatkan CD yang dikenakannya blepotan sperma Pak Maman. “Banyak banget pak…ini kalau masuk ke dalam bisa hamil saya, hahaha” canda Risa. “Ha..ha..ha…waduh bisa dipukulin suami ibu saya kalau sampai hamilin ibu, hahaha”, balas Pak Maman. Pak Maman yang masih tertegun melihat Risa pun mendekati Risa dan mencium bibirnya serta meremasi payudara Risa. “sudah pak..sudah..bersih-bersih dulu sana”, paksa Risa yang sembari melepas ciuman Pak Maman. Kemudian mereka berdua pun bersih bersih, Pak Maman menggunakan kamar mandi tamu, sedangkan Risa menggunakan kamar mandi di kamarnya.

Setelah bersih bersih mereka berdua pun duduk di sofa kembali, Risa menggunakan lingering yang sama tetapi untuk CD nya sudah diganti dengan yang baru dan Pak Maman dengan santainya duduk tapi masih telanjang bagian bawahnya, menunjukan penisnya yang sudah agak loyo karena sudah orgasme tadi.

“gimana Pak, sudah kesampaikan kan fantasinya? Hahaha..”, tanya Risa memecah kebisuan setelah kejadian tadi. “Hhehehe, sudah bu, mantap cuma kurang masuk aja ke vagina ibu, udah ngerasain toket ibu, gede, saya suka, saya suka bayangin payudara ibu, walaupun sudah di kosan kalau malam saya masih suka ngocok bu bayangin ibu, maaf ya bu kalau kata kata saya kurang ajar”, kata Pak Maman yang dari matanya dapat dilihat kejujuran dari setiap kata katanya. “Hahaha, bapak bisa aja…saya juga senang bapak sudah terpuaskan fantasinya, kalau sampai masuk mah, liat-liat nanti saja ya pak, hahahaha”, jawab Risa dengan candaan. “ishhh…ihhhhh, itu berdiri lagi pak, hahahaha….” Kaget Risa yang melihat penis Pak Maman berdiri lagi. “hehehe, iya bu, habis ibu cantik, seksi, saya jadi seneng deket-deket ibu, maaf bu kalau saya kurang aja”, jawab Pak Maman yang sudah bernafsu lagi. “Ya udah sini pak, rebahan di paha saya aja”, suruh Risa. Pak Maman yang tanpa ba bi bu lagi langsung saja manut rebahan di paha Risa. Risa tanpa pikir lagi langsung saja mengocok dan mengurut ngurut penis Pak Maman. Dengan nafsunya Pak Maman menurunkan kepala Risa, dan mereka pun kembali berciuman, bertukar liur dan saling membelit lidah. Tangan Pak Maman pun langsung menurunkan tali lingering Risa dan menaikan BH Risa lagi, dihisap hisapnya payudara Risa yang sudah jadi dambaannya selama ini dan yang sebelahnya lagi diremas remasnya. Risa hanya bisa menggigit bibrnya saja atas perlakuan Pak Maman pada payudaranya. Selama 15 menit dalam posisi tersebut, akhirnya Pak Maman menyemprotkan kembali spermanya. Setelah keluar untuk kedua kalinya, mereka pun bersih bersih lagi, dan itu mengakhiri kegiatan mesum mereka, karena Pak Maman undur pamit untuk pulang.

Malam harinya, seperti biasa, Risa menceritakan hal siang tadi kepada suaminya. Mendengar hal tersebut, membuat Anton mendidih kepalanya terbakar cemburu. Risa yang menenangkan dan membujuk Anton, dapat juga meredakan kemarahan dan kecemburuan Anton. Risa pun yang siang tadi belum terpuaskan meminta kepada Anton untuk dapat dipuaskan. Anton yang cemburu dan juga horny melihat rekaman CCTV dengan semangatnya bercinta dengan istri nya, beberapa kali mereka memadu kasih bercinta hingga membuat Risa orgasme beberapa kali, Anton bercinta seakan menunjukan bahwa Anton adalah pria perkasa yang dapat memuaskan Risa.

Setelah puas bercinta, Anton pun tertidur karena kelelahan……..

Dan saat Anton sudah tertidur, Risa yang belum tertidur, menatap wajah Anton, hingga tak terasa…air matanya menetes…..



Bersambung………………
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd