Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.

TwinBoyz25

Semprot Kecil
Daftar
17 Oct 2020
Post
52
Like diterima
166
Bimabet
ragnarok_online__novice_by_kate_fox_d65pc5k-250t.jpg

Hello guys, disini gue mau berbagi cerita/ novel yang gue buat secara otodidak alias gue adalah penulis amatir.

Sebelumnya, gue mohon maaf apabila cerita ini mungkin menyinggung pihak lain, menggunakan banyak bahasa yang kasar/ SARA, gue cuma pingin menghidupkan cerita gue, dan gue cuma pingin berbagi cerita sambil bernostalgia dengan game Ragnarok Online.
Genre :
Isekai, Fantasy, Adventure, Action, Comedy, Ecchi, Romantic, Slice of Life, Based on Game "Ragnarok Online"

Sinopsis :
Ari adalah ABG berumur 17 tahun, hobinya adalah bermain game online, dia sangat mencintai game Ragnarok Online original yang jadul dengan platform Windows/ PC, sehingga teman-temannya memberikan julukan "MANIAK RO". Suatu hari dia dan teman-temannya pergi ke sebuah event para gamers, sayangnya mereka mengalami kecelakaan saat di perjalanan. Entah bagaimana caranya Ari terdampar di sebuah dunia yang mirip dengan Ragnarok Online, bagaimana dengan teman-temannya? Entahlah. Kisah petualangan Ari di dunia barupun dimulai!

Isi Konten :
Prologue
Chapter 1 - Dunia Baru
Chapter 2 - Novice
Chapter 3 - Pengalaman Pertama
Chapter 4 - Mati
Chapter 5 - Prajurit Resmi Ari
Chapter 6 - Rachel
Chapter 7 - Rachel 2
Chapter 8 - Acolyte
Chapter 9 - Rachel 3
Chapter 10 - Misi Rachel
Chapter 11 - Misi Rachel 2
Chapter 12 - Kenangan Terindah
Chapter 13 - Hadiah Terindah
Chapter 14 - Whisper
Chapter 15 - Eden Group
Chapter 16 - Eden Group 2
 
Terakhir diubah:
Prologue

Hello guys nama gue Ari, umur gue 17 tahun, rambut hitam, mata hitam, kulit sawo matang, yahhh.. seperti ABG Indonesia pada umumnya.

Gue sekolah di SMA 4, gue orangnya biasa-biasa aja, ga begitu ganteng, ga begitu pinter, ga begitu atletis, semuanya rata-rata, ini salah satu sebab kenapa selama ini gue jomblo.

BTW, sekarang gue lagi liburan akhir tahun, seperti yang kita ketahui pria normie dengan standar pas-pasan kaya gue dan kalian para readers, (Santuy cuk! Wkwkwk~) selalu menghabiskan waktu libur dengan bermain game.

Game favorite gue adalah Ragnarok Online (PC ya bro, versi yang lain sampah, pay to win, ga bisa muasin hasrat nostalgia gue), dari dulu sampai sekarang gue selalu main game ini, gue jatuh cinta sama game ini, sayangnya game ini udah hampir punah, banyak player yang sudah pada pensi mengingat perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, game ini sangat tertinggal, bahkan tergolong sampah, belum lagi sekarang gamenya sudah ga kaya dulu lagi, Server Ragnarok Online resmi aja udah mulai pay to win, apalagi private server udah pay to win, sepi lagi.

Gue "Anjing, bangke, tolol, babi! Sampah.. Sampah.. Kenapa kaga ada server yang bagus!? Gue pinginnya itu RO yang kek dulu lagi! Rate original, no item mall, semua tergantung kerja keras dan keberuntungan, nikmatin petualangan, ketemu kawan baru. Asu.. Asu..." <ngamuk ga jelas, sambil mantengin server-server Ragnarok Online di internet>

Bzzzt.. Bzzzzzzttt... Hp gue bergetar sepertinya ada yang whatsupp gue

Gue "Aishh.. Siapa lagi gangguin konsentrasi gw" <buka whastupp, ternyata sohib gue Anto yang ngechat gue>

Anto "Cuoookk! Ngapain lu? Coli ye?! Minggu depan anak-anak ngajakin jalan, ikut yok."

Gue "Wey bangke, lu kira gue kaya loe! Apaan kaga jelas gitu."

Anto "Haizz.. Ayok Ri, sekali-sekali lah. Lagian loe ga suntuk apa main RO mulu?"

Gue "Tau aja lu tong, gue lagi pusing nih cari server yang bagus. Emang mau kemana sih Nto? Sapa aja yang jalan?"

Anto "Yee.. si kampang maniak RO! ga banyak sih, anak-anak gamers sekolah kita. Gue, Roni, Iman, Nisa. Btw, Raisha dewi gamers kita juga ikut cok! Rencananye mau ke pulau seribu."

Gue "Seriusan lu Nto?! Emang pada mau ngapain? Bukannya pada asik nge-game malah pada ngluyur."

Anto "Lah si bego, loe kaga baca mading apa? Gamer Mania mau adain event sekalian silaturahmi antar club gamer sekolah. Pala lu sih isinya RO mulu!"

Gue "Loe kan tau gue gimana Wkwkwk~ Tapi gue lagi bokek cuk! Kayaknya kaga bisa ikut gue."

Anto "Ngeles bae lu ntot! Ayoklah temenin gue, ga ada loe ga asik, gue bayarin dah!"

Gue "Najiss maho anyinkkk!"

Anto "Anyink, TAIK! Sok jual mahal lu KENTOOOT! Siap-siap ye minggu depan kita jalan."

Gue "Iye-iyeee."

Setelah sekian lama cari server ternyata hasilnya tetep nihil, gue akhirnya istirahat untuk nyiapin barang-barang buat minggu depan di keesokan harinya.

Waktupun berlalu, hari H pun tiba, gue, Anto, dan anak-anak lainnya kumpul di pelabuhan untuk berangkat ke pulau seribu.

Gue ga nyangka ternyata banyak juga yang datang ke event ini, ada dari SMA 1, 3, 5, 7 mungkin ada sekitar 50an orang termasuk sekolah gue, belum lagi mungkin ada yang sudah duluan ke pulau seribu, kayaknya bakalan rame nih.

Gue "Woy Nto, masih burik aje lu! Udah item, keriting, kumis ma jenggot lu tuh belom dicukur udah kek bulu jembut!" <PLAKK!! Nabok punggung Anto dari belakang>

Anto "PANTEK!!, Asuu... Asssuuu.. akhirnya nongol juga lu bangke!" <kaget, usap-usap punggung kesakitan>

Iman "Wuahahahaha.. mampus si Anto! Tumben lu ikut acara club Ri." <tertawa lepas, ngusap mata saking senengnya>

Roni "Cih.. Gue kira siapa, ternyata si maniak RO." <ngeliat Ari, bicara dengan nada angkuh>

Gue "Yahh.. Mumpung ada bos Anto. Btw, Sorry guys gue jarang nimbrung di club."

Iman "Slow Ri, lebih rame lebih asik."

Anto "enak ajee.. Bayar lu besok! dicicil, bunganye 10%!! Mentang-mentang Raisha ikut, langsung mohon-mohon gue pinjem duit biar bisa ikut."

Gue "Beuh si kampret! Iya dong siapa juga yang mau relain kesempatan ini, jalan ma dewi Raisha, udah cantik, pinter, gamer, dan bodynyaa... Wuuwhh.. Aduhaaaiii~" <deskripsiin Raisha sambil lekuk-lekukin tangan bak gitar spanyol>

Iman "Wow, Mantab juga selera lu brother! kalau gue lebih sange ma Nisa, udah cantik, imut, Uwuuw pokoknye!" <ngelus pipi ke tanganya sendiri, kegirangan ga jelas>

Anto "Wuohhh.. si gembul ternyata loli mania! Wkwkwk~"

Gue dan Anto ketawa jahat, sange bayangin Raisha, sedangkan Iman bayangin Nisa, semuanya pada bayangin fantasi kita masing-masing kecuali Roni.

Roni sok cool, sok berwibawa, lumayan ganteng sih, tapi dilubuk hatinya juga sama dengan kita bertiga, sama-sama mesum, otaknya sedikit konslet, di depan cewe selalu narsis, PD nya minta ampun, itu yang bikin cewe-cewe jadi illfeel sama Roni.

Tanpa kita sadari ternyata Nisa dan Raisha udah ada dibelakang kita.

Nisa "Pagi guys! Lagi ngomongin kita ya?" <manggil dari belakang, dengan tampang senyum, polos, imut, tapi auranya mematikan>

Raisha "Humph.. Dasar cowo-cowo mesum." <berbicara dalam hati>

Para cowok dikagetkan dengan kedatangan Nisa dan Raisha.

Gue, Anto, Iman menelan ludah kami masing-masing sambil menoleh ke belakang, gemeteran, takut kalau Nisa dan Raisha tau pembahasan kami bertiga barusan.

Berbeda dengan Roni, setelah menoleh kebelakang, Roni langsung melancarkan aksinya, suasana yang tadinya awkward langsung kembali normal berkat Roni.

Roni "Hallooo cantiikkk, kalian berdua bagaikan embun pagi yang menyejukkan hatiku, mentari pagi yang menghangatkan jiwaku, sini aku bantu bawa barang-barang ladies yang cantik-cantik ini." <menyapa Nisa dan Raisha dengan gaya khasnya yang lebay dan menjijikan, mencium tangan mereka berdua, lalu mengangkat barang-barang mereka>

Nisa dan Raisha "ehh.. ii.. iya makasih Ron." <kebingungan dan illfeel dengan sikap Roni>

Gue, Anto, Iman "Great job Ron!!" <bicara dalam hati, sambil memberikan perilaku kagum dan rasa hormat kepada Roni, kemudian bergegas membantu Roni bawain barang-barang Nisa dan Raisha>

Akhirnya kami semua menaiki kapal dan duduk di kursi kapal sesuai tiket, kapal berangkat, perjalanan kami ke pulau seribu pun dimulai.

Seperti yang diharapkan dari club gamer, kami semua disibukkan dengan game kami masing-masing, ada yang berkelompok memainkan moba, ada yang bermain solo game, suasananya sangat ramai bagaikan warnet, satu persatu dari kami akhirnya kecapean dan mulai tertidur dalam perjalanan.

Tanpa kita semua sadari, langit mulai gelap, angin bertiup kencang, hujan badai dan ombak yang besar menerjang kapal kami, kamipun terbangun dan suasananya menjadi kacau, ada yang berdoa, menangis, panik, bahkan ada yang pingsan.

Tiba-tiba ada ombak yang setinggi 5 meter menerjang kapal kami, alhasil kapal kami karam diterjang ombak. Well, entah ada yang selamat atau tidak, mungkin ini adalah hari kematian kami semua, tenggelam ke dasar lautan.

Setelah kejadiaan naas yang menimpa kami, tiba-tiba gue mencium bau air laut, tanah dan rerumputan, mendengar suara burung berkicauan, cahaya menyinari mata gue yang tertutup, mentari menghangatkan tubuh gue yang basah kuyup, kemudian gue tersadar dan mulai menstabilkan tubuh gue sambil mengamati daerah sekitar.

Gue "Uhuukk.. Uhuukkkk.. Oweehhh.. dii.. Dimana ini? Apa gue ada di surga? Arghh.. Badan gue sakit semua.. Huh.. Ada jembatan? Ada kastil di ujung jembatan? Tempat ini ga asing.. Tunggu dulu, dimana yang lainnya? Apa cuma gue yang selamat?" <mulai tersadar, dengan tubuh yang kesakitan, duduk dan mengamati sekitar>

Seseorang "Hei anak muda yang disana, apa kamu baik-baik saja?" <menyaut dan menghampiri Ari>

Gue "Huh? Nona siapa? Dimana ini?" <menoleh ke seseorang yang memanggil barusan>

Seseorang "Saya Shion, selamat datang di training ground Ragnarok."

Gue "Shion? Training ground Ragnarok? Ragnarok.. Ragnarok Online?!" <shock>
 
Chapter 1 - Dunia Baru

Gue ga tau perasaan gue sekarang ini, sedih, sakit, emosi karena kejadian yang menimpa gue dengan teman-teman gue, di lain sisi gue juga shock dan seneng, entah gue sudah mati ataupun masih hidup, sekarang gue berada di dunia yang selama ini gue mimpi-mimpikan, Ragnarok Online.

Shion "Maaf, bolehkah saya tahu nama anda tuan?"

Gue "Ah? Te..tentu.. Nama saya Ari." <tersadar setelah berpikir cukup keras>

Shion "Ini aneh, perasaan saya tidak pernah mendapatkan info tentang pendaftaran prajurit baru. Ditambah lagi pakaian yang tuan gunakan sangat unik, apakah tuan seorang anak bangsawan?" <mengecek list pendaftaran prajurit novice, memandangi Ari>

Gue "Tidak nona, saya hanya pemuda biasa. Saya sedang berpetualang bersama teman-teman saya, tanpa saya sadari, kapal kami karam dan saya terdampar di tempat ini."

Shion "Jadi begitu, apakah tuan baik-baik saja? Mari saya antar ke kastil, saya akan bantu tuan agar para petinggi disini mau mengantar tuan kembali ke kediaman tuan, tentu saja setelah keadaan tuan membaik." <membantu Ari berdiri>

Gue "Saya baik-baik saja nona, maaf menyela nona, apakah sebelumnya nona pernah menemui kejadian seperti saya akhir-akhir ini?" <menghentikan perjalanan>

Shion "Sama sekali tidak pernah tuan."

Hmmm.. Apa cuma gue yang terdampar disini? Gimana dengan teman-teman gue? Gue harap mereka selamat, lebih mantab lagi kalau mereka bisa nyusul gue kesini! Hehe~

Gue "Nona Shion, apakah saya bisa mendaftar sebagai prajurit novice? untuk persyaratannya kira-kira seperti apa?"

Shion "Tentu saja, saya akan mengkoordinasikannya dengan pimpinan nanti, lagipula kami membutuhkan prajurit resmi dan terpercaya. Untuk persyaratannya sebenarnya cukup mudah, kami biasanya mengadakan perekrutan setiap 3 bulan sekali di masing-masing ibu kota di benua ini, sebelum calon prajurit dikirim kesini, kami selalu mengecek riwayat hidup mereka dengan menggunakan batu sihir, apabila terdapat catatan kriminal pada calon prajurit, kami pasti akan langsung mendiskualifikasi mereka. Untuk umur, calon prajurit harus berumur minimal 15 tahun, tentu saja fisik dan mental mereka haruslah sehat. Kemudian kami membawa mereka ke sini, bertemu dengan resepsionis untuk mengisi formulir pendaftaran, lalu calon prajurit direkomendasikan untuk menemui mentor-mentor kami untuk memulai pembelajaran sebelum melakukan pelatihan mandiri untuk menghadapi para monster."

Tret..tetet..tetet! Tiba-tiba muncul notifikasi di kepala gue

Gue "Njay gue naik level!" <bersorak dalam hati, senyum-senyum sendiri kaya orang bego sambil nostalgia bermain Ragnarok Online>

Gue "Nona Shion, apa maksudnya prajurit resmi? Apakah ada yang tidak resmi? Terus bagaimana cara agar saya bertambah kuat? <memastikan Ragnarok Online dengan Ragnarok ini>

Shion "Kami dan anak didik kami semuanya adalah prajurit resmi, kami terpercaya, kami juga memeliki layanan khusus yang tidak bisa sembarang orang terima seperti pelayanan kafra, perekrutan prajurit lanjutan dan masih banyak lagi. Untuk prajurit tidak resmi adalah Guild Petualang, mayoritas disana dihuni oleh warga lokal dan prajurit resmi yang dicopot haknya karena melanggar peraturan prajurit resmi, bisa dibilang mereka sekelompok prajurit amatiran, dan banyak sekali desas-desus yang meresahkan masyarakat, walaupun tidak semua dari mereka buruk. Agar menjadi kuat tentu saja anda harus banyak mengumpulkan pengalaman, bertarung melawan monster, mempelajari gerak-gerik mereka, membuat strategi yang sempurna dan tentu saja mengasah kemampuan bertarung tuan."

Gue "Sudah gue duga, walaupun sama tapi ada perbedaan dengan Ragnarok yang gue kenal." <berpikir dalam hati>

Gue "Sepertinya cukup sulit juga ya nona, untuk menjadi prajurit yang kuat hehe.." <tersenyum khawatir>

Shion "Itulah yang menjadi salah satu kendala kami semua para prajurit, banyak yang setengah hati melakukannya, banyak orang yang tidak mampu, bahkan menyerah saat pelatihan disini, alhasil warga kurang berminat menjadi prajurit resmi dan beralih bergabung ke guild-guild yang tersebar di penjuru benua. Yahh.. Meskipun begitu masih ada beberapa yang terus berjuang menjadi prajurit resmi walaupun membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun sekalipun. Huhft.." <menghela nafas>

Setelah gue ngobrol panjang lebar dengan nona Shion, sekarang gue ngerti perbedaan dunia ini dengan Ragnarok Online yang gue kenal.

Singkatnya player dulu disebut prajurit resmi, sedangkan prajurit non-resmi beranggotakan masyarakat pada umunya, semua orang bisa mendaftar dengan kemampuan yang dimilikinya.

Untuk kekuatan sendiri, orang-orang disini perlu berjuang keras untuk menggapai job 4 dimana mungkin disebut prajurit veteran.

Barusan gue mendapat notifikasi level up, mungkin gue harus coba membuka menu-menu yang ada di game Ragnarok Online nantinya.

Gue berharap temen-temen gue semuanya selamat, target utama gue tentunya menemukan mereka semua, dewiku Raisha, loli imut gue Nisa, sohib gue Anto, teman seperjuangan gue Iman dan si bangke Roni. Gue bakal nemuin kalian! Tentu saja gue juga bakalan nikmatin hidup di dunia ini!! Wkwkwkwk~

Shion "Tuan, entah mengapa keadaan tuan sepertinya sudah membaik."

Gue "OH SHIT! Gue lupa kalau setiap leveling health poin ma mana poin gue kembali penuh!" <Kaget dalam hati, canggung, mukanya bego ga ketulungan dah, analoginya kaya loe pada ke suspect kentut sembarangan>

Gue "Ahh.. Iya sepertinya saya sudah membaik." <ngeles, wkwkwk~>

Shion "Kalau begitu, bisakah tuan melanjutkan perjalanan ke resepsionis sendirian? Saya hendak pergi menemui pimpinan terkait pendaftaran tuan."

Gue "Ya tentu saja nona Shion, mohon bantuannya, saya ucapkan terima kasih." <membungkukan badan ke Shion>

Shion "Eh?! Sa...sama-sama tuan Ari, anda tidak perlu sampai sejauh ini." <awkward, ingin mengangkat bahu Ari tapi ga jadi, malah ikutan balas bungkuk>

Gue "Ahh..uhh.. Ok, kalau begitu saya duluan ya nona Shion." <Senyum sambil melambaikan tangan, dan pergi ninggalin Shion>

Gue "AANCOOOKK! Lucu banget cokkk! Ga nyangka Shion yang keliatan dewasa bisa jadi kek gini. Wkwkwk~" <Dalam hati gue kegirangan ga jelas, sedikit sange, maklum jones>

Gue "Cotto matee! kalau Shion ga ikut gue, gimana cara dia hubungin pimpinannya?" <Bertanya dalam hati sambil ngelirik Shion>

Dari kejauhan gue liat Shion seperti lagi ngobrol dengan seseorang.

Mungkinkah itu Whisper? Salah satu fitur Ragnarok Online untuk ngechat ke seseorang walaupun dengan jarak yang berjauhan? Menarik, gue harus cepet-cepet belajar tentang dunia ini.

Gue akhirnya berjalan melewati jembatan kayu yang terlihat kuno tetapi pondasinya bagus, sangat kuat.

Gue lanjut berjalan ke arah kastil, disini gue sempat dikagetkan dengan bangunan kastil, benar-benar megah, indah, feelnya jauh berbeda sama yang ada di game.

Dipintu kastil terdapat dua penjaga yang menurut gue ga penting, tapi karena ini dunia yang berbeda, gue putuskan untuk menyapa mereka dan menjelaskan tujuan gue masuk ke kastil.

Tanpa banyak basa-basi, gue dipersilahkan masuk ke kastil.

Ruangan pertama dari kastil adalah resepsionis, cuma terdapat satu resepsionis, sama seperti yang ada di game.

Resepsionis "Selamat datang, mohon isi formulir pendaftaran ini tuan."

Gue "Ya, terima kasih tuan.." <menunggu jawaban nama dari resepsionis>

Resepsionis "Resepsionis, panggil saja saya tuan resepsionis." <flat, sedikit kesal>

Wkwkwk~ sudah gue duga ga di game ga disini dia ga punya nama, apa mungkin namanya resepsionis? Gue berusaha nahan tawa.

Fiuh~ fokus-fokus, gue bersiap mengisi formulir pendaftaran, nama, umur, jenis kelamin. Gue bisa baca cok!? Apa dunia ini ada di Indonesia? Apa otak gue tiba-tiba punya kemampuan auto translate? Apa jangan-jangan otak gue bener-bener ke reset?!

Well, masa bodoh, yang jelas ini sangat membantu, jadi gue ga perlu habisin waktu lama-lama disini.

Setelah gue isi semua formulirnya, gue serahin formulirnya ke resepsionis, resepsionis mulai mengeceknya.

Seperti kata Shion, karena gue bisa disebut pendatang gelap, resepsionis ngeluarin batu kristal berbentuk bola berwarna putih transparan kaya di film-film peramal. Gue disuruh untuk nyentuh bola tersebut biar riwayat hidup gue terpantau.

Resepsionis "saudara Ari, tolong letakkan tangan anda ke batu kristal ini." <meletakkan bola di atas meja>

Gue sentuh bola tersebut.

Shiiiiiniiiinnnggggg!! Bola tersebut memancarkan cahaya biru.

Gue "Buaajingaaannn! Pedes mataku cokkkkk!" <kaget, menutup mata dengan lengan gue>

Resepsionis "Lah jancok, bisanya anak ini ngomong kasar seenaknya sendiri!" <Menggerutu, Flat face, tanpa terganggu sinar bola kristal, menatap Ari dengan pandangan kosong dan penuh dengan amarah>

Cahaya sinar pun akhirnya meredup dan gue lepasin tangan gue dari bola tersebut.

Gue "Gimana hasilnya Res?!" <nge GAS dong>

Resepsionis "Selamat, anda lolos pendaftaran, riwayat anda cukup baik." <irritated>

Gue "Oiyaa dong, gue gitu loh! Putih bersih tanpa dosa, bagaikan bayi yang baru lahir. Hahaha.." <ketawa songong>

Disini gue sebagai penulis meragukan hasil dari batu kristal. Secara, protagonis yang gue buat si Ari, aslinya orangnya cabul, mesum, tukang coli kaya kalian para reader. Wkwkwk~

Resepsionis "Silahkan lewati pintu ini, untuk menerima arahan dari para mentor training ground!" <Mukanya memerah, kepalanya mendidih>

Gue "Ok, gue duluan ya tuan R-E-S-E-P-S-I-O-N-I-S." <ngejek, senyuman jahat, muka bego>

Gue pun lanjut ke rungan selanjutnya, setelah melewati pintu dan menutupnya kembali, gue langsung nempelin kuping ke pintu itu lagi, seperti yang gue duga si Resepsionis ngamuk berat sambil memukuli meja resespsionis.

Baak! Bruk! Brakk!! Gue senyum dengan muka kaya orang boker yang udah lama ga bisa keluar tainya. Wkwkwk~
 
Chapter 2 - Novice

Seneng rasanya bisa hidup di dunia ini, ga seperti di game, NPC nya ga terpaku dengan teks, bahkan bisa gue kerjain. Wkwkwk~

Sekarang gue udah di main hall, gede juga ruangan ini, banyak pilar-pilarnya, dekorasinya kuno-kuno, mantap! Serasa hidup di zaman medieval!

Kalau tebakan gue bener, di ruangan ini sendiri ada 3 instruktur dan 1 kafra yang bakal ngasih gue hadiah dan exp untuk naikin level.

Ada 2 penjaga ga penting, kemudian di samping kanan dan kiri ruangan terdapat pintu yang menghubungkan ruangan lain.

Di pintu kanan ada 3 instruktur yang ga penting.

Sedangkan di pintu kiri, merupakan kunci untuk proses ke misi selanjutnya, ada 2 instruktur dan 1 pedagang, lalu ada gerbang menuju area monster yang berada di tengah-tengah ruangan.

Ok, rute pertama gue adalah nemuin Kris yang berada di tengah main hall bertugas memberikan gue wawasan tentang map di dunia ini dan ngasih gue set perlengkapan novice.

Kris "Selamat ya anak muda, kau berhasil melewati seleksi administrasi. Sudah siap menerima ilmu dariku? Tuan Kris Sang Crusader Terhormat." <Bangga dan sombong dengan prestasinya>

Gue "Uhh.. Ok tuan Kris, saya Ari, mohon bimbingannya." <flat face, membungkukan badan untuk memberi hormat>

Kris "Bagus, aku rasa kau memeliki masa depan yang cerah dengan perilakumu itu, walaupun aku tak begitu yakin dengan antusiasmu. Hahaha!" <tertawa bangga>

Pelajaran pun dimulai, si Kris ngoceh tentang dunia ini cukup lama, hal ini membuat gue bosen untuk mendengarkannya.

Rasanya gue pingin tidur aj bangkee.. Bangkee..

Walaupun begitu, gue dapat pengetahuan bahwa dunia ini sama persis dengan Ragnarok Online.

Kris "Kenapa anak muda? Baru segini sudah pusing?" <ngejek>

Gue "Tuan Kris, saya sudah tahu semuanya, saya ingin pergi menemui instruktur selanjutnya." <capek, bosen, ngantuk>

Kris "Ohh.. Bagus, bagus.. Kalau begitu tolong ucapkan apa yang kau ketahui tentang dunia ini secara singkat!" <tertantang>

Gue langsung aja nrocos semua yang gue ketahui tentang dunia ini, ditambah dengan pengetahuan yang diberikan oleh Nona Shion, alhasil Kris pun ga bisa berkutik ngadepin gue!

Kris "Bagaimana mungkin?! Biasanya butuh waktu setidaknya seminggu untuk mengetahui semua ini." <mulutnya nganga, terheran-heran dengan Ari>

Gue "Ezzy pizzzy tuan Kris, sekarang tolong berikan hadiahnya dan izinkan saya menemui instruktur selanjutnya! Khekhekhe." <senyum jahat, songong>

Kris "Cih.. Ok, ini hadiah untukmu equipment set novice. Segera kenakan, dan temuilah instruktur selanjutnya!" <irritated>

Gue "Eehh?! Sekarang, disini?! Maaf tuan Kris, saya tidak tertarik dengan fetish anda, lagipula saya masih pria normal!" <gaya bencong, sok polos, seperti gadis yang ternodai>

Kris "Dasar bocah tengik! Kau pikir aku tertarik bermain pedang huh!? Cepat pergi ke balik pilar itu!" <ngamuk-ngamuk, tunjuk salah satu pilar>

Treeettt..tetet..tetettt! Hell yeah, gw naik level lagi!

Gue bergegas menuju pilar dan mengganti pakaian gue dengan set novice yang diberikan si Kris.

Widiiiwww.. Tambah kece gue! Armor novice, topi novice, tameng novice, mantel novice, sepatu novice. Gue udah bener-bener jadi petualang novice resmi! Kecuali belati novice ini, apa-apaan pisau kecil ini, ga keren banget bangke!!

Trus gimana dengan pakaian gue yang lama? [inventory] gue mikirin dan mengucapkan salah satu fitur Ragnarok Online dimana fungsinya untuk menyimpan seluruh barang-barang kita sehingga kita ga kerepotan kaya emak-emak habis belanja di pasar.

Tiba-tiba muncul kolom transparan didepan gue, Wuuaanjiiirrr! bentuknya sama persis dengan gamenya.

Ternyata gampang untuk buka fiturnya, cukup pikirin, sebut, mungkin bisa gue pikiran aja? Coba gue buka yang lainnya.

[status] berfungsi melihat dan menaikan kemampuan fisik kita.

[equipment] berfungsi untuk melihat perlengkapan yang kita gunakan saat ini.

[info] menunjukkan identitas kita, health dan mana yang kita miliki, juga menunjukkan status kita baik experience yang dibutuhkan untuk level up, mungkin ini bisa menunjukkan buff dan debuff (effect positif dan negatif yang mempengaruhi keadaan fisik kita) yang kita peroleh baik dari kawan ataupun lawan? Lain kali bakalan gue coba.

Sekarang [Hotbar] berfungsi untuk penggunaan kilat barang yang kita miliki dan sudah kita letakkan di salah satu kolom-kolomnya, baik ramuan penambah darah, equipment, dan lain-lain.

Sayangnya [Hotbar] ga muncul.

Masa bodo ahh! Yang penting sekarang waktunya untuk menyelesaikan pelatihan, akhirnya gue memutuskan kembali untuk mengucapkan terima kasih ke Kris dan berpamitan untuk menemui instruktur lainnya.

Gue "Pak tua Kris, maaf membuatmu menunggu lama, saya ucapkan banyak terima.." <berlari menuju Kris, mau mengucapkan terima kasih>

Kris "Sapa yang kau panggil pak tua dasar anak setan!!! Cepat pergi dari hadapanku!!" <menendang wajah Ari sebelum Ari sempat menyelesaikan bicaranya>

Gue "Aaarrrggghh!! Muka gue.. Muka ganteng gue! Brengsek loe tua bangka! Awas loe ya bakalan gue bales suatu saat nanti! Gue sumpahin keturunan loe burik-burik babi!!" <terlempar, terjatuh, kesakitan, guling-guling, menutup wajahnya dengan tangan, ngamuk-ngamuk>

Tanpa sepatah katapun Kris pergi ninggalin gue yang kesakitan dengan wajah yang bahagia dan lega bisa melampiaskan amarahnya selama ini.

Gue pun bangkit, karena Kris sudah menghilang, terpaksa gue melanjutkan perjalanan menuju instruktur selanjutnya dengan emosi yang meledak-ledak serasa mau bunuh orang.

Rute selanjutnya gue nemuin instruktur Cecil, dia berada di pojok kiri atas hall utama, dia seorang monk yang akan mengajari gue skill [first aid] dimana berguna untuk penyembuhan, walaupun efeknya kecil, tetapi skill ini cukup membantu para pemula bila kehabisan ramuan penambah darah.

Cecil "Yo bro~ whatsup? Muka loe kenapa cuy?" <gaul, ramah>

Gue "Bra bro bra bro, muka gue bonyok gara-gara si brengsek Kris." <irritated>

Cecil "Chill bro, sini gue bantu. [first aid]." <meletakkan tangan ke depan wajah Ari sambil komat-kamit>

Seketika itu sakit di wajah gue menghilang.

Cecil "Gimana, skill ini cukup berguna kan? Mau gue ajarin ga bro? Btw, gue Cecil si Monk." <friendly>

Gue "Thanks brother! Gue Ari, gue udah paham skillnya, maaf klo gue udah ngamuk-ngamuk barusan cuy! [first aid]" <ramah, komat-kamit>

Cecil "Holy shit!! Loe bener-bener udah nguasainnya!! Setidaknya butuh 2 minggu pelatihan untuk bisa nguasain ini! Mantappp kawannnn!! Apa loe si jenius titisan dewi Freya?!" <kaget, kagum, gembira>

Gue "Busyetttt! Loe monk tapi omongan loe busuk juga! Hahaha.." <gembira>

Cecil "Segala sesuatunya itu ga ada yang buruk my man.. Cuma penempatannya aja yang perlu diperhatiin." <ngerangkul Ari, mengacungkan jempol>

Gue "Mantulll.. Gue suka gaya loe cuks!" <acungkan jempol>

Cecil "Btw, tolong dengerin nasihat gue bro klo ga mau jhonny lu gepeng kaya lempengan logam. Habis ini loe bakalan ketemu Alice si sexy blacksmith, dia suka disanjung, jangan sampe loe nyinggung dia, terutama masalah penampilan, dia sedikit kekar, inget itu baik-baik." <berbisik ke Ari, serius>

Gue "Anjrit, seriusan loe bro?! Apa dia sesuai sebutannya? Mulut gue suka nrocos kalo ketemu cewe cantik, apalagi aduhai." <berbisik, panik, serius>

Cecil "Eh? Wahahahaha! Kalo gitu aman bor! Udah jalan sono cuy!" <tertawa terbahak-bahak>

Gue "Loe gile cok! Gimana nasib jhonny gue njinggggg!" <panik 999%>

Cecil "Udah percaya ma gue! Hey Alice!! Anak kucing ini milikmu sekarang!" <Nepuk punggung Ari, Teriak ke arah Alice>

Alice "Ok, kemari maniss~!!" <menyaut balik>

Bangkee si Cecil, gue kira kita udah BFF! Ohhh Fakkk!! Fakkkkk!! Mau ga mau gue harus nemuin Alice sekarang.

Ya Tuhan, tolonglah hamba-Mu ini, hamba-Mu ini masih jomblo, belum merasakan surga dunia, tolong Ya Tuhan, Amen.

Btw, Alice adalah instrukur ketiga, dia bertugas memberikan pengetahuan tentang segala jenis barang konsumsi yang ada di dunia ini, selain itu dia akan memberikan beberapa barang konsumsi yang akan berguna dalam pertarungan melawan monster nanti.

Alice "Waw.. Sesuai yang dikatakan Cecil, anak kucing ini sangat manis. Masih segar, wangi perjaka. Mmmnnnmm~" <menggoda>

Gue "Uwwwwooooohhh!!! Asli cantik, semok guys!! A-1!!! Hehehe.." <dalam batin, sange>

Alice "Hi bocah tampan~ namaku Alice, panggil aja Alice-nee ya~" <menggoda, menyentuh hidung hingga dada Ari dengan telunjuk>

Gue "Aauhhhhhh~ na..namaku.. Aarrri.. Alice-nee.." <nge-fly>

Alice "Ari-kun, pelajaran akan dimulai, tolong simak nee-san baik-baik ya~" <condong badan ke Ari, membelai dagu si Ari>

Pelajaran dimulai, gue gabisa fokus sama sekali, Alice adalah wanita aduhai pertama yang gue jumpai di dunia ini.

Meskipun Cecil bilang kalau Alice sedikit berotot, menurut gue Alice malahbterlihat sempurna, badannya semok, kenceng, teteknya gede.. Pantatnyaa.. uhhhhlala... Mamamiya~

Alice "Ari-kun~ apa kamu perhatiin pelajaran yang barusan nee-san berikan? Dari tadi kamu melamun, terpesona dengan nee-san ya?~" <interupsi, menggoda>

Gue "Ohh Alice nee-sama~ tubuhmu benar-benar indah, pingin rasanyaku tidur dipelukmu~ dadamu menggoda, pantatmu, uhhhh~ tubuhmu benar-benar sekseehhhhh!!" <ngelantur, sange, ngefly>

Alice "Ara..ara.. Terima kasih pujiannya Ari-kun~ tapi jangan pikir kamu bisa lolos dariku kalau ga bisa memahami pelajaranku ya~ siap-siap hukuman dari nee-san~" <menggoda, intimidasi>

Serontak gue inget nasihat dari Cecil, GUE GA PINGIN JHONNY GUE JADI PEYEK!!

Saking paniknya gue nrocos semua pengetahuan tentang barang konsumsi yang gue ketahui.

Saat gue nerangin itu semua, gue ga sadar kalau Alice terpesona dengan begitu hebatnya gue menjawab semua materi barusan!! Wuahahahaha!!

Alice "Oh my!! Kamu benar-benar anak yang jenius Ari-kun~ nee-san bangga padamu!!" <bahagia, peluk Ari di teteknya>

Gue "Tentu saja ini semua berkat bimbingan Alice nee-sama! Hehe~" <mimisan, menikmati empuknya tetek, wajah bego, ngefly, sange>

Tanpa gue sadari, GUE NGACHEEENG CUUKS!! Jhonny gue kegesek-gesek paha Alice yang kegirangan. Uuuuwwwooooooowhhhh!!!

Alice "Eh, apa ini? Araa.. Ara~ dasar anak nakal, kalau begini terus sitiasinya bakal memburuk, sebaiknya Ari-kun melanjutkan perjalanan ke instruktur selanjutnya yah~ nee-san ga sanggup bila harus melayani nafsu buasmu ini~" <menggoda, lepas pelukan, sentil hidung Ari>

Ouch! Disini gue bener-bener tersiksa! Alice PHP in jhonny gue AAARrrrrrghhh Dammmmnn..!!!!

Mau ga mau gue harus tahan malu nerima pemberian dari Alice, alice memberikan beberapa item berupa [red potion] digunakan untuk menyembuhkan luka, [fly wing] untuk teleportasi jarak dekat dengan lokasi random, [butterfly wing] untuk teleportasi ke save point kita.

Treet..tetet..treeteeettt!! Nice, naik level lagi gue

Setelah nenangin pikiran gue, dan jhonny gue udah stabil, gue lanjutin menuju ke instruktur Kafra.

Kafra bertugas memberikan pelayanan kepada prajurit resmi, pelayanannya antara lain adalah untuk menentukan save point, teleportasi jarak jauh antar kota, penyimpanan barang-barang.

Btw, kafra ini pekerjaan yah bukan nama instrukturnya. Lokasi kafra ini ga jauh, cuma di sebrang tempat intruktur Alice berada.

Sherly "Selamat pagi tuan Ari, nama saya Sherly, saya adalah head of kafra, ada yang bisa saya bantu?" <ramah, profesional>

Gue "Eh, kok bisa tahu neng? Apa kita pernah ketemu?" <menggoda, heran>

Sherly "Segala informasi yang ada di dunia ini tidak pernah lepas dari pemantauan kami."

Gue "Ngeri kali bah! Apa bintang horoscope gue? Makanan kesukaan gue? Hobi gue? Warna kolor gue?" <ga ada akhlak>

Sherly "Libra.. Mie instant.. Main game..Hijau.. Dan anda sering mansturbasi. Saya tahu segalanya tentang anda tuan, anda juga bukan berasal dari sini jadi tolong jaga sikap anda." <menjawab segala pertanyaan dengan akurat, profesional, menancing>

Gue dikagetkan dengan jawaban neng Sherly, semuanya akurat, bahkan identitas gue terbongkar.

Gue bener-bener dibikin ga bisa berkutik, badan gue gemeteran, badan gue panas dingin, Shock berat Njinggg!!

Dengan refleks gue menangis, memohon maaf atas segala perilaku gue di kaki Sherly.

Gue "Nona Sherly tolong rahasiakan semuanya tentang diri ini, agama melarang untuk membuka aib orang lain! Maafkan perilaku saya!!" <nangis, memelukberat kedua kaki Sherly, tampang bego ga ada akhlak>

Sherly "Tolong hentikan tuan, bersiaplah terima pelatihan dari saya." <flat, cool, profesional>

Setelah mendengar perkataan Sherly yang kejam dan tidak berperasaan, gue teringat tentang temen-temen gue. Akhirnya gue memberanikan diri meminta info dari Sherly.

Gue " Sebelum itu, bolehkah saya bertanya sesuatu nona Sherly? Saya mau tanya tentang teman-teman saya, apa nona mengetahuinya? Apakah saya bisa kembali ke tempat asal saya?" <serius>

Sherly "Maaf tuan, saat ini kami belum memiliki info tersebut. Apabila dikemudian hari kami mengetahui sedikit saja info tersebut, saya akan menghubungi tuan. Tapi kami mohon sekali lagi kerjasama dari tuan."

Gue "Baiklah, apa yang nona inginkan?" <serius 1000%>

Sherly "Tolong jaga kedamaian dunia ini." <serius>

Alamak gue disuruh jadi super hero?! Dan sampai sekarang gue belum mendapat info temen-temen gue.

Masa bodohlah! Lagian dunia ini ga bakalan hancur gitu aja, gue tetep bakalan nikmatin hidup disini!

Gue "Baiklah, akan saya usahakan."

Sherly "Karena tuan sudah tahu pelatihan saya, maka saya hanya kan menyampaikan sedikit rangkuman kepada anda." <mulai mengajar>

Treeett..tettet..treettettttttt!! Uhhh yeaahhh naik level lagi!

Gue kudu segera cabut dari Sherly, kalau ga aib-aib gue yang lainnya bakalan kebuka.

Sherly "Tuan tidak perlu menemui mentor Edwin, Jare Riotte dan Leo Handerson yang berada di balik pintu sebelah kanan, langsung saja lanjutkan ke pintu sebelah kiri, hadapi monster, dan tolong segeralah mati." <menyela, serius>

Wasssyuuu!! kimakkkkkk kimakk!!! Gue langsung disuruh mati, ni orang bener-bener titisan setan!!!

Gue "Oo.. Ke..y..." <shock!, merinding, khawatir, takut>

Seperti yang Sherly ucapkan, ketiga mentor tadi memang ga guna, ga bakalan ngasih gue apa-apa.

Sekarang masalahnya apakah gue harus mati?! Mungkin di game, gue bisa hidup lagi, tapi kalau sekarang? SHITTTT Shittt shitttt!! Lebih baik gue segera cabut dari sini.

Gue sekarang menuju ke ruangan berikutnya untuk mengikuti pembelajaran dari Elmeen, dia adalah adventurer expert yang di recruit oleh prajurit resmi karena keahlian dan pengalamannya dalam menyusun strategi dan memahami gerak-gerik semua monster yang ada di benua ini.

Walaupun Elmeen terlihat mengagumkan, tetapi skill bertarungnya tidak sehebat itu, bahkan tergolong lemah, mungkin dia lebih cocok disebut strategist.

Gue sangat menghormati sosok beliau, walaupun gue serong expert di game Ragnarok Online, gue tetep harus belajar keadaan real monster-monster yang ada di dunia ini.

Elmeen berada di sebelah kiri ruangan west hall, di kanan ada instruktur Muriel sebagai penjaga gerbang monster, di tengah ruangan ada pedagang wanita yang gue ga tau namanya, dan ada gerbang besar menuju area monster.

Gue "Selamat pagi tuan, saya Ari ingin berguru dengan anda." <salute>

Elmeen "Selamat pagi tuan Ari, saya Elmeen dan saya adalah seorang ahli strategist. Karena antusias anda, saya akan langsung membagikan ilmu dan pengalaman yang saya peroleh selama ini, mohon untuk diperhatikan." <ramah, profesional>

Proses pembelajaranpun dimulai, gue bener-bener konsentrasi terhadap ilmu yang diberikan oleh Elmeen untuk bisa survive di dunia ini.

Elmeen "Bagus, menurut saya tuan sangat diberkati, anda benar-benar seorang jenius. Tapi mohon diingat, fakta dilapangan mungkin saja berbeda, jadi anda tetap harus waspada." <bangga>

Gue "Bangkee!!! Ilmu yang loe barusan kasih berarti ngga guna tongggg!!!" <frustasi, garuk kepala kaya orang gila>

Elmeen "Lebih baik belajar, daripada mati konyol bukan? Haha.." <tawa ramah>

Treeeetttt..tetetttt..treteeeeet!! Level up

Seketika itu, rasa hormat gue terhadap Elmeen menghilang.

Instruktur selanjutnya adalah Muriel, dia bertugas sebagai penjaga gerbang area monster yang ada di castle ini. Dia bakalan nyediain kita banyak red potion (ramuan penyembuh) saat kita hendak berburu monster.

Kalau di versi game, setelah loe mati sama monster disini kemudian respawn, lalu meminta Muriel untuk dipindahin ke area monster lagi, loe bakal dapet experience dan dikasih sejumlah red potion lagi. Jujur untuk kemampuannya sendiri gue ga begitu tau.

Muriel "Pagi kakak, aku Muriel, apa kakak udah siap untuk melawan monster?" <Unyu-unyu>

Gue "Pagi cantik, namaku Ari, mohon bantuannya ya!" <kakak ya? Mwuehehehe..>

Muriel "Kak, sebelum kakak pergi ke area monster, tolong bawa red potion ini kak! Tolong jangan sungkan-sungkan menggunakannya, kalau habis Muriel akan kasih lagi ke kakak! Muriel harap kakak ga terluka." <saint>

Gue "UWOOOOOOHHH!!! Kamu bener-bener malaikat ku!! Makasih ya cantik~" <terharu, usap rambut Muriel>

Gerbang ke area monster dibuka, gue melangkah kesana disambut dengan senyum manis dek Muriel.

Petualangan pertama gue dimulai, gue harap gue bisa survive di dunia ini, dan tetap bisa menikmati dunia yang gue mimpi-mimpikan selama ini!
 
Chapter 3 - Pengalaman Pertama

Akhirnya sekarang gue berada di area monster, tempat ini adalah satu-satunya area outdoor yang ada di dalam kastil.

Dari gerbang gue bisa ngeliat ada jembatan kayu yang berada di tengah-tengah area, dibawahnya ada sungai yang cukup besar yang memotong area menjadi 2 daratan.

Diujung paling jauh ada gerbang menuju ruangan selanjutnya. Disini juga terdapat 2 orang instruktur yaitu Hoffman dan Keyman.

Instruktur Hoffman bertugas untuk memotivasi dan memandu pemula dalam menentukan monster yang akan dihadapi sesuai dengan kemampuan murid didiknya, letaknya berada di selatan sungai.

Instruktur Keyman bertugas untuk menilai kelayakan murid didiknya untuk dapat lolos ke ruangan berikutnya untuk mendapatkan sertifikat prajurit resmi, letaknya berada di utara sungai.

Walaupun dibilang area monster, monster-monster disini hanyalah monster-monster lemah yang bisa kita temui di sekitar area perkotaan.

Area monster ini terdiri dari 3 sub-area, walaupun ketiga area ini bentuknya sama, tetapi monster-monsternya berbeda sesuai dengan tingkat kesulitannya.

Area-areanya yaitu area beginner, area medium dan area hard. Kita dapat mengaksesnya setelah berkonsultasi dengan instruktur Hoffman.

Di area beginner kita bisa menjumpai monster poring yang berwarna merah muda transparan, berbentuk slime agak abstrak menyerupai air mata.

Monster lunatic, yang mirip dengan kelinci berwarna putih, cuma bulunya sangat tebal sehingga wajah, kaki dan tangannya ga kelihatan.

Monster Fabre yang mirip dengan ulat bulu berwarna hijau.

Untuk ukuran monster-monsternya, paling besar adalah sebesar betis orang dewasa.

Di area medium, kita bisa menjumpai monster Willow. Bentuknya seperti batang pohon berwarna cokelat yang dipotong salah satu ujungnya secara abstrak, memiliki dua tangan dan kaki, memiliki wajah seperti nenek sihir, tubuhnya dihiasi dengan lumut hijau dan tanaman merambat, ukurannya sendiri paling besar sebesar orang dewasa.

Monster Picky, mirip dengan anak burung yang baru menetas dengan bulu mohawk berwarna kuning emas dan badan berwarna merah, ukuran paling besar sebesar betis orang dewasa.

Monster Condor, seperti namanya ini adalah burung condor, ukuran paling besar sebesar setengah badan orang dewasa.

Di area hard, kita bisa menjumpai monster Thief Bug. Bentuknya mirip kecoa, gerakannya sangat lincah, ukuran terbesarnya sebesar kaki orang dewasa.

Monster Thief Bug Female, seperti monster thief bug hanya saja ukurannya lebih besar, sebesar betis orang dewasa, mampu melahirkan monster Thief bug.

Monster Rocker, mirip belalang hijau hanya saja monster ini tidak merangkak melainkan berdiri layaknya manusia, selalui membawa violin dan memainkannya, ukurannya bisa lebih besar dari orang dewasa.

Monster Spore, mirip jamur merah, kepalanya berduri dan memiliki mulut yang mampu mengeluarkan racun dengan effek membuat tidur musuhnya, lidahnya panjang seperti lidah ular berwarna merah, tubuhnya memiliki wajah boneka yang lucu, memiliki tangan dan kaki layaknya boneka pikachu, ukuran paling besar sebesar setengah badan orang dewasa.

Saat ini gue berada di area beginner, anginya sejuk cuy, suegeeerrrr, banyak pepohan yang rindang, semak belukar, berbagai jenis bunga yang indah, air sungai yang jernih, suara burung, suara cicada..
Wuiihhhh indah banget dah pokoknyee, mungkin ini bisa disebut secret eden.

Pertama-tama gue cek base level (untuk meningkatkan kekuatan fisik) dan job level (untuk meningkatkan skill, persyaratan untuk berubah job) gue, sekarang gue level 8, job level 8, tinggal 2 job level lagi gue bisa berubah job.

Mendingan gue hunting disini sampe job level gue memenuhi syarat untuk berubah job, daripada buru-buru cabut dari sini malah endingnya bikin repot gue sendiri harus perjalanan jauh cuma untuk cari monster yang memadai.

[status] str (kekuatan), agi (kelincahan), vit (vitalitas, pertahanan), int (mana, kekuatan magis), dex (Akurasi), luk (kritikal, keberuntungan) semua rata 1...

Wtf, gue bingung harus seneng atau sedih cuoookss!

Gue seneng karena bila semua stats gue rata 1, artinya gue memiliki banyak stats poin yang bisa gue distribusiin untuk ningkatin status yang berguna buat gue.

Dilain sisi gue juga sedih mengingat selama ini kekuatan gue cuma dinilai sampah oleh dunia ini.

Yah mau gimana lagi, gue cuma jones hikikomori, sad boy.

Gue harus positif thinking, sekarang gue harus nentuin job yang menguntungkan agar gue bisa survive di dunia ini.

Swordman ma archer jelas job tai, gue ga bakal bisa hidup lama disini, emang mau makan pedang ma berburu kayak suku pedalaman?!

Merchant? gue bisa jadi sultan bergelimang harta tapi itu ngebosenin, belum lagi gue ga punya modal awal buat usaha.

Thief? Buat apa jauh-jauh kesini cuma buat jadi penjahat cuoksss!

Mage? kayaknya seru, gue bisa make sihir, naklukin dunia, tapi job ini terlalu lembek, bakalan susah kalau gue terpaksa solo.

Additional job yang sering disebut Hidden Job kayak TaeKwon Kid, Gunslinger, Ninja dikehidupan gue dulu juga udah ada!

super novice? Keburu mati tua Njingggg!

Acolyte? Survival gue tinggi karena gue bakalan punya skill penyembuhan, gue ga perlu takut dengan racun, kekuatan fisik gue bisa ditopang dengan skill-skill buff job ini.

Summoner? Job khusus yang hanya dimiliki oleh ras manusia-kucing (Doram), gue jelas ga bisa ambil job ini.

Disini gue bingung harus nentuin job apa yang bakalan gue ambil, karena stats yang akan gue tingkatin harus sesuai dengan job yang akan gue pilih biar gue bisa survive di dunia ini.

Pro dan kontra memenuhi pikiran gue..

Kimaaakkk.. Kimakkkk!! Dahlah jadi Acolyte bae, ga perlu modal, ga gampang mokad!!!

Acolyte biasanya lebih fokus ke int biar mananya banyak dan sihir penyembuhannya akan jadi lebih efektif. Dex biar ga kelamaan komat-kamit baca mantra, bagus lagi kalau bisa instant cast. Sisanya vit biar ga gampang mokad.

Tapi karena gue masih novice dan gue yakin bakal lebih sering solo leveling, gue bakalan ningkatin str, vit, dex lebih dulu, kedepannya baru gue tingkatin int.

Ok, target sementara str, vit, dex gue tingkatin rata 10.

Swiiiiiingggggggg... Cahaya biru nyelimutin tubuh gue, kekuatan mengalir masuk ke tubuh gue.

Gue "Whoooahhhhh!!! Muantebbbbb reeeeeeeekkkkkk!!!! Tanpa latihan berat, gue udah bisa jadi binaragawan. Wkwkwkwk~" <kegirangan, pose ala bintang susu kotak-kotak>

Hoffman "cahaya apa tadi barusan?! Hey, kau yang disana! Apa kau melihat sesuatu?!" <shock, teriak, berlari ke arah Ari>

Sebelum Hoffman mengetahui asal-usul cahaya tersebut, cahayanya udah redup dan menghilang. Begonya gue ga tau kalau Hoffman lagi nyamperin gue.

Hoffman "Pffttt..Buahahahah!! Apa yang kau lakukan?! Apa menurutmu kau itu keren dan cukup kuat? Jadi prajurit resmi aja belum tentu, udah gaya-gayaan.. Hahahahahaha!!" <ketawa terbahak-bahak, ngledek, tangan kiri pegang perut, tangan kanan nunjuk-nunjuk Ari>

Gue "....." <shock, ngefreeze, jongkok perlahan kemudian tutup muka dengan kedua tangan menahan malu>

Hoffman "Eh? Eeee... Anoo.. Apa kau tidak apa-apa? Aku instruktur Hoffman bertugas sebagai.. Moti..vator dan pemandu..mu.." <merasa bersalah, mencoba mendekati Ari>

Gue "LOE TUH SEHARUSNYA JADI MOTIVATOR!! BUKANNYA MALAH BIKIN GUE MALU SEUMUR HIDUP GUE!!!" <berdiri, kesal, nge-gas, menarik dorong Hoffman sembari mencekiknya>

PLETAAKKKK! Hoffman menjitak kepala Ari, cekikan Ari terlepas.

Hoffman "SIAPA SURUH KAU GAYA-GAYAAN GA JELAS DISINI!! CEPAT BERBARIS!!" <nge-gas, membalas cekikan Ari sambari menarik dorongnya>

Setelah beberapa saat, Hoffman melepaskan cekikannya.

Gue yang tadinya malu, marah menggebu-gebu, sekarang pusing sempoyongan dibuat Hoffman.

Dengan keadaan mabok gue mencoba untuk berbaris.

Hoffman "Sekarang kau tahu kan kesalahanmu?! Siapa namamu kadet?!"

Gue "SIAP 69!! ARI NDAANNN!!!" <mabok, hormat, teriak>

Hoffman "Ari! Kenapa kau masih berdiri disini?! Sana pergi berburu monster!!" <menendang pantat Ari>

Dengan refleks gue lari terbirit-birit sehabis tersungkur ditendang Hoffman.

Bangsaaaaaattt!!! Tupoksi loe sama yang loe lakuin beda jauh ANYiiiinnnkkkk!!!

Gue lari lumayan jauh dari Hoffman kemudian duduk bersandar dibalik pohon.

Gue "Si Hoffman bangkeee! Belum perang lawan monster aja gue udah dibikin capek." <ngos-ngosan>

Apa yang harus gue lakuin sekarang? Tenang.. Tenang... Berpikir... Tarik nafas... Ulurkan...tarik nafas...ulurkan...Fiuhhhhh...

Mumpung gue di area beginner, mendingan gue cari material buat bikin topeng Mr.Smile. 10 jellopy drop dari monster poring, 10 fluff drop dari monster fabre, dan 10 clover drop dari monster lunatic. Ok, gue mulai dari poring.

Setelah cukup istirahat, gue beranjak pergi mencari poring.

Poring pertama ketemu, gue langsung melakukan pertarungan pertama gue.

Monster poring memiliki sifat non-aggresif, jadi gue mengendap-endap di belakang poring, kemudian gue tubruk, gue kunci dengan lengan gue, gue serang dengan belati gue.

Walaupun poring ga berbahaya dan ga bakalan bisa bunuh gue, gue ogah main kejar-kejaran, antisipasi kalau dia sadar dan berhasil lari dari pengejaran gue, makanya gue lakuin hal tadi. Sayangnya serangan gue ge mempan.

Gue "Lah kok bisa gini?! Gue tau dia sejenis slime, tapi apa harus gue bunuh dengan cara hancurin inti tubuhnya kayak yang ada di manga? Kayaknya gue harus pertimbangin ilmu dari Elmeen" <heran, berusaha mencari inti poring>

Setelah gue menemukan inti poring yang warnanya sedikit gelap di tubuh poring, gue menusuknya, dan seketika itu poringnya meledak, badan gue dipenuhi slime yang lengket, dan gue menemukan jellopy di tempat kematian poring tersebut.

Awalnya gue masih menggunakan cara lama dengan menggunakan Ragnarok Online sebagai acuan, sekarang gue sadar kalau gue salah!

Apa yang dikatakan Elmeen benar, cara membunuh poring sama persis dengan membunuh slime seperti manga-manga yang pernah gue baca.

Nampaknya gue harus banyak belajar, ini adalah pengalaman pertama gue yang ga bakal gue lupakan.
 
Chapter 4 - Mati

Perburuan poring dimulai, gue masih butuh 9 jellopy lagi sebelum beralih hunting Fabre buat dapetin fluff.

Poring demi poring gue sikat tanpa ampun dan akhirnya gue berhasil ngumpulin 10 jellopy dan beberapa drop lainnya seperti belati.

Badan gue dipenuhi cairan slime, rasanya lengket banget, alhasil gue istirahat sebentar sembari mandi di sungai.

Gue "pyokkk..pyok..pyok... Kalau gini caranya kapan gue bisa selesaiin latihan ini? Tapi mau ga mau dah, slimenya bener-bener mengganggu pergerakan gue..sial.." <menggerutu, mandi di sungai>

Hoffman bergerak menghampiri Ari sembari mengamati jejak kaki yang dipenuhi cairan slime.

Hoffman "Hey Ari, kerja bagus! Tak kusangka kau berhasil mengalahkan Poring. Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" <bangga, memanggil Ari>

Gue "Berisik! Kepo aja loe! terserah gue mau ngapain, pergi sono loe!" <dendam>

Hoffman "Huuuufh...iya-iya maaf tadi saya sedikit keterlaluan denganmu." <dewasa>

Gue "Terserah dah, habis ini gue mau hunting fabre." <melunak, bersiap hunting meninggalkan Hoffman, melambaikan tangan kebelakang>

Hoffman "Oh, semangat yang luar biasa! Selamat berjuang!" <bangga>

Gue melanjutkan perjalanan untuk hunting fabre, disini fabre termasuk monster agresif, dia akan langsung menyerang apabila terusik, tidak hanya itu dia juga tidak akan segan-segan mengeroyok apabila salah satu jenisnya diganggu.

Yah.. bagi gue ini malah menguntungkan, monster ini tergolong lemah jadi ga bakalan mengancam nyawa gue.

Satu demi satu fabre berdatangan ngeroyok gue, semuanya langsung gue bantai, gue berhasil ngumpulin 10 fluff dengan bonus beberapa gada tanpa susah payah.

Karena gue ga begitu lelah, gue lanjutin hunting lunatic buat dapetin clover.

Gue mondar-mandir di hutan cukup lama, tetapi ga satupun lunatic dapet gue temuin.

Gue "anjirlah, susah banget nyari lunatic." <ngos-ngosan, nyender pohon>

Tiba-tiba ada lunatic nongol dari semak-semak, disini dia belum nyadari keberadaan gue.

Gue putusin untuk mengendap-endap mendekati lunatic.

Gue berencana menggunakan taktik yang sama waktu gue hunting poring, sayangnya waktu gue tubruk, lunaticnya berhasil kabur.

Gue "asuu!!!! Gesit banget! Ga bakalan gue biarin loe lolos!!" <berdiri, berlari mengejar lunatic>

Hoffman ga sengaja ngelihat gue nguber lunatic, dia ngamatin cara gue ngeburu lunatic, hingga akhirnya lunatic berhasil lolos masuk ke sarangnya.

Gue "Bangke! Gue ga nyangka bakal sesulit ini hunting lunatic!" <ngos-ngosan, ngelap keringat>

Hoffman "Hey, kau baik-baik aja? Lunatic itu memang termasuk monster lincah jadi kau harus..." <menghampiri Ari, memberikan nasihat>

Karena saking keselnya, gue ga gubris omongan si Hoffman, gue celingak-celinguk mencari beberapa kayu dan jongkok di depan sarang lunatic.

Hoffman "Ooo..ooii.. Apa yang mau kau lakuin?" <khawatir, berprasangka buruk>

Gue "Bikin api." <senyum jahat, mencoba bikin api ala megalitikum>

PLETAAAKKK!!!

Hoffman "KAU BISA BAKAR HUTAN ******!!! makanya dengerin nasihatku terlebih dahulu!" <jitak kepala Ari, marah, ngomel-ngomel>

Gue "SEMPAKK!! Emang apaan nasihat loe! gue udah kesel ngejar-ngejar hewan bangke satu ini! <kesakitan, pegang kepala, nge-gas>

Hoffman "UHUK! Sebaiknya kau kembali ke west hall untuk membeli beberapa wortel." <sabar, dewasa>

Gue tau maksud si Hoffman, gue harus mancing lunatic keluar dengan wortel.

Sumpah, game dengan dunia ini bener-bener jauh berbeda, buat hunting monster aja ribet banget bangke!

Akhirnya gue putusin untuk ikutin nasihat Hoffman, gue berjalan kembali ke west hall.

Sebelum masuk ke west hall, gue sembunyi-sembunyi ngeluarin semua drop item yang ga guna dari inventory.

Kemudian memasuki west hall untuk menjual beberapa monster drop yang ga berguna ke pedagang wanita yang ada disana, lalu gue beli beberapa wortel.

Gue "Mbak, tolong tuker barang-barang ini dengan wortel." <meletakkan item drop di meja pedagang>

Pedagang wanita "mohon tunggu sebentar saya akan mengestimasi harganya terlebih dahulu. Pisau-pisau ini sangat buruk, gada ini juga, barang-barang ini cuma bisa untuk di daur ulang. Kamu hanya bisa mendapatkan beberapa wortel ini, dan ini kembaliannya. Terima kasih sudah berbelanja." <profesional>

Gue "WTF! 2 koin copper. Apa ini setara dengan 2 zeny? Gue bener-bener kere." <menerima wortel dan kembalian, menggerutu, meratapi nasib>

Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri gue dari belakang.

Muriel "Halo kakak~ kakak lagi ngapain? Tubuh kakak kotor, kakak keliatan lelah, kakak ga apa-apa?!" <menyapa, cemas, imut>

Gue "Ohhh malaikatku~ Kakak ga apa-apa kok, cuma beli beberapa wortel." <kaget, masukin koin ke saku, bahagia, elus rambut Muriel>

Muriel "Kakak yakin? Kalau ada apa-apa Muriel mau bantu!" <cemas, imut>

Gue "Makasih banyak cantik~ kakak cuma mau hunting lunatic, kakak pergi dulu ya~" <bahagia, pamit, kembali ke area hunting beginner>

Muriel "Semangat kakak~" <imut>

Gue kembali ke sarang lunatic, gue ga nemuin Hoffman disana, mungkin dia lagi boker? Tau ah.

Gue mencari semak-semak yang bagus di dekat sarang lunatic untuk sembunyi, terus gue taruh wortel di depannya.

Ga lama, ada lunatic yang keluar dari sarangnya, dia mencium aroma wortel kemudian mengendap-endap ke arah wortel yang sengaja gue siapin.

Saat lunatic asik makan wortelnya, gue langsung tikam dia dengan belati, darahnya muncrat kemana-mana ngotorin spot strategis gue dan pakaian gue, alhasil gue mesti cari spot baru.

Walaupun begitu, gue berhasil dapetin clover setelah lunatic mati.

Untuk mayatnya sendiri gue coba masukin ke inventory, dan ternyata bisa. Lumayan cuks buat makan nanti!

Perlahan tapi pasti gue bunuh satu persatu lunatic dengan taktik yang sama, akhirnya gue berhasil ngumpulin 10 clover.

Badan gue dilumuri darah lunatic sehingga gue putusin untuk berendem lagi di sungai.

Saat gue berendem, si kunyuk Hoffman muncul lagi.

Hoffman "Wow, luar biasa! Kau berhasil mengalahkan semua monster di beginner area ini." <salut>

Gue "DASAR CABUL! Loe muncul mulu pas gue mandi!" <nutupin badan kaya lekong, ngamuk-ngamuk sambil nunjuk Hoffman>

Hoffman "Memang kenapa? Kayak ada yang berharga yang bisa aku lihat. Lagipula aku masih seorang pria normal. Ngomong-ngomong, apa kau mau mencoba ke area medium? Aku bisa memandumu kesana." <najis, dewasa>

Gue "Sebelum itu, gue mau tanya. Apa pernah ada kematian calon prajurit resmi disini?" <mengenakan pakaian, serius>

Hoffman "Kenapa kau tanya seperti itu? Selama ini, tidak pernah ada. Walaupun ada, Muriel akan menyelamatkannya. Dia bisa menghidupkan orang yang mati dengan [Yggdrasil Leaf] miliknya asalkan orang tersebut mati dalam kurun waktu tidak lebih dari 1 jam." <heran, serius>

Gue "Bukankah itu item yang sangat berharga?"

Hoffman "Tentu saja! berkat item ini, tidak pernah ada calon prajurit resmi yang mati disini."

Gue "Ok, tolong antar gue ke area hard." <serius>

Hoffman "Oi..oi.oi apa kau gila?! Kau mau mencoba bunuh diri?!" <shock>

Gue "Loe pikir gue lemah?! Cepet antar gue kesana! Loe masih punya hutang mempermalukan gue!" <memaksa>

Hoffman "Cih! Baiklah, tapi kau tetap harus jaga diri, jangan sampai mati." <terpaksa>

Hoffman mengulurkan tanganya nyuruh gue untuk memegangnya, dia mulai komat-kamit baca mantra, kemudian kami diselubungi cahaya dan menghilang.

Tanpa gue sadari, kami berdua sudah pindah ke area hard.

Hoffman "Kita sudah sampai, apa yang akan kau lakukan?" <heran>

Gue "lihat saja." <pergi dari Hoffman, berjalan mendekati monster>

BAK BUK BAK!! semua monster yang ada di dekat kami gue pukul satu persatu, tujuannya bukan untuk dibunuh melainkan supaya monster-monster ini ngeroyok gue.

Hoffman "DASAR GILA! APA KAU MAU MATI?!" <panik>

Dalam waktu singkat gue udah dikroyok oleh rocker, spore, thief bug dan thief bug female. Gue dihajar dari berbagai arah, sumpah rasanya sakit banget coooook!

Seketika itu, gue mati.

Hoffman "AAAAAAaaaaaa!!!! DASAR ANAK TOLLOOOOOLLLL!!" <berlari ke arah Ari, menggotong mayat Ari, berlari sambil menggotongnya ke Muriel>
 
Chapter 5 - Prajurit Resmi Ari

Hoffman berlari keluar dari area monster dengan menggotong mayat Ari, dia berupaya menghidupkan Ari dengan bantuan Muriel.

Hoffman "MURIELLL...Muriellll, dimana muriel?! <panik, memasuki west hall>

Hoffman "Kenapa sangat sepi? Apakah ini waktunya istirahat siang? Bagus, semuanya pasti berkumpul di hall utama." <clingak-clinguk, berlari ke hall utama>

Hoffman "MURIELLL!! Tolong selamatkan anak ini!!" <memasuki hall utama>

Seluruh staff di kastil yang tadinya hendak makan siang bersama di hall utama, dikagetkan dengan teriakan Hoffman.

Muriel "Ada apa paman Hoffman? Apa yang terjadi? KYAAAAaaa!!! Apa yang terjadi dengan kak Ari?!" <sigap, menghampiri Hoffman, panik, nangis>

Hoffman "Ceritanya panjang, Ari tewas di area monster hard." <penuh penyesalan>

Semua yang ada di hall utama mendekat ke arah Hoffman dan Muriel.

Cecil "Ari?! Brother loe kenapa?!" <panik, sedih>

Alice "Ari-kun?! Hoffman!! Apa yang terjadi dengan Ari?!" <panik, sedih>

Shion "Tuan Ari, apa yang terjadi dengamu?!" <sedih, nangis>

Kris "Cih! Dasar lemah!" <Menggerutu, menggenggam erat tangannya, kesal dengan dirinya sendiri>

Sherly "Kerja bagus Ari." <dalam hati, cool>

Elmeen "SEMUANYA HARAP TENANG! Muriel siapkan yggdrasil leaf! Hoffman segera letakkan Ari! Yang lainnya tolong mundur! <tegas>

Semua orang yang tadinya ribut, langsung terdiam dan bergegas melaksanakan perintah Elmeen.

Hoffman meletakkan Ari di lantai, Muriel mengambil Yggdrasil Leaf miliknya, staf yang lain memberi ruang agar Muriel dapat memulai ritual resurrection kepada Ari.

Muriel "Kakak, bertahanlah. RESURRECTION!!" <nahan tangis, baca mantra layaknya priest>

Tangan Muriel bersinar, muncul lingkaran sihir yang terang di lantai tempat Ari berada, cahaya keemasan berkumpul menyelimuti tubuh Ari yang nampak pucat.

Sedikit demi sedikit tubuh Ari yang tadinya pucat, mulai berwarna lagi, tak lama kemudian lingkaran sihir dan cahaya yang menyelimuti Ari menembak ke langit, lingkaran sihir dan cahayanya perlahan memudar.

Muriel jatuh, terduduk kecapaian di hadapan Ari.

Gue melihat cahaya keemasan, jiwa gue kembali. Walaupun tadi gue mati, segala yang terjadi di sekeliling gue barusan, dapat gue ketahui gitu aja.

Mulai dari Hoffman menggotong gue. Sahabat gue yang sedih dan panik Cecil. Muriel, Alice, Shion bidadari-bidadari gue yang sedih dan menangis melihat kematian gue. Si tsundere Kris. Si iblis Sherly.

Perlahan gue mulai sadar, tubuh gue membaik, gue mulai membuka mata, lalu gue mencoba untuk bangun kemudian duduk, dan mengamati sekitar.

Gue "Maaf merepotkan kalian, aku kembali." <lembut, terharu dengan perlakuan baik staf di kastil>

Melihat ritual resurrection berhasil, Muriel dan Alice langsung memelukku. Cecil tertawa bahagia sambil mengusap rambut gue. Hoffman yang kelelahan nampak tersenyum lega. Shion nampak bahagia sembari mengusap air matanya. Kris hanya tersenyum. Elmeen tersenyum bahagia. Si iblis kafra Sherly tersenyum sok cool.

Muriel "Onii-chan! BAKA!!" <nangis, peluk Ari>

Alice "Anak bodoh.." <nangis, peluk Ari>

Cecil "Loe bener-bener berhasil bikin gue jantungan bro! Hahahaha.." <usap rambut Ari>

Hoffman "Dasar bajingan gila.." <lelah, senyum>

Shion "Syukurlah tuan baik-baik saja." <mengusap mata, senyum>

Kris "Dasar tukang pembuat onar." <senyum>

Elmeen "Hahaha! Syukurlah semua berjalan lancar!"

Gue "Terima kasih, aku baik-baik saja." <elus rambut Muriel dan Alice>

Gue "Kerja bagus Hoffman!" <acungkan jempol ke Hoffman, ga ada akhlak>

Hoffman "KERJA BAGUS BAPAK KAU!" <ngamuk-ngamuk>

Hall utama yang tadinya hening dan mencekam, sekarang dipenuhi tangis dan tawa bahagia.

Setelah kondisi kembali normal, gue diajak untuk makan siang bersama dengan seluruh staf di kastil.

Selesai makan, gue disuruh untuk beristirahat, tetapi gue menolak, gue ga pingin menghabiskan banyak waktu disini, gue pingin segera mengelilingi dan menikmati dunia ini.

Alice "Ari-kun habis ini tolong beristirahatlah." <khawatir>

Elmeen "Ya, istirahatlah dulu. Jangan memaksakan diri dalam pertarungan."

Shion "Iya tuan, saya akan siapkan kamar untuk anda."

Gue "Maaf, aku menolak, aku harus selesaikan pelatihan ini secepatnya." <serius>

Muriel "Kak Ari.." <sedih, khawatir>

Gue "Hoffman, habis ini tolong anter gue ke monster area hard. Tenang aja, gue ga akan seteledor tadi." <senyum, usap rambut Muriel>

Kris "Hahaha.. dasar bocah gila, kau mau mati lagi?" <ngejek>

Cecil "Apa yang loe ketawain Kris?! Ari adalah prajurit yang kuat! Gue yakin dalam beberapa tahun kedepan dia mampu ngalahin loe!" <ga terima Ari di bully>

Kris "Apa kau bilang?! Mau baku hantam huh?!" <nge gas>

PLETAKKK, PLETAKKKK!! double headshot.

Alice "Cecil, Kris hentikan pertikaian kalian." <jitak kepala Cecil dan Kris>

Setelah situasinya kondusif akhirnya Hoffman menjawab permintaan Ari.

Hoffman "Maaf, untuk saat ini aku tidak akan mengizinkanmu. Kecuali kau mampu menaklukan seluruh monster di area medium seperti saat kau menaklukan area beginner, baru aku akan mengizinkanmu ke area hard." <serius>

Gue "Hoooh~ tidak masalah." <bersiap pergi>

Muriel "tunggu, sebelum kalian berdua pergi, tolong tunggu Muriel di west hall." <menyela>

Gue dan Hoffman pergi ke west hall, menunggu Muriel di meja kerjanya, kami ga tau apa yang dilakukannya, yang jelas kami sudah menunggu cukup lama.

Muriel "Maaf membuat kalian menunggu lama~ Kak Ari, tolong terima ini." <membawa kantong besar seperti santa clause, lalu menyerahkannya ke Ari>

Gue "Whoaaa! Berat... Ini apaan Muriel?" <menerima kantong, busyeeet dah berat banget>

Muriel "ini semua adalah red potion yang Muriel racik khusus buat kakak~" <bangga, imut>

Hoffman "Bukankah ini sedikit berlebihan Muriel?" </swt>

Muriel "Ga paman! Ini semua untuk keselamatan kak Ari. Kak Ari juga, Tolong jangan ceroboh seperti tadi! Lain kali Muriel ga akan memafkan kakak!" <serius, kesal, khawatir>

Hoffman "Hahaha.. Tenang saja Muriel, Paman akan mengawasinya!"

Gue "makasih cantik, Kakak janji ga akan ceroboh lagi." <senyum, usap rambut Muriel>

Treettt..tetettt..tretettt!! Level up

Dengan begini, gue udah dapetin semua yang ada di sini. Bagus, sesuai dengan rencana.

Gue "Kalau begitu, kami pergi dulu ya Muriel." <melambaikan tangan ke Muriel>

Muriel "Jaga diri kalian baik-baik!" <melambaikan tangan ke Ari dan Hoffman>

Segera setelah memasuki area monster, gue dan Hoffman langsung berpindah ke area monster medium. Shiiiningggggg...

Hoffman "Apa yang akan kau lakukan dengan potion-potion itu?"

Gue "Tentu saja menggunakannya, tolong jaga ini, gue bakal balik dengan cepat." <mengambil beberapa potion, memberikan kantung ke Hoffman, kemudian bergegas untuk berburu>

Hoffman "Wahhh.. Lumayan berat juga. Ok, jangan ceroboh lagi!" <menerima kantong>

Sekarang gue udah level 10 dan job level 9, kurang 1 job level lagi gue cabut dari tempat ini.

Sekarang udah siang, kalau gue hunting disini bakal memakan waktu lama untuk level up. Sebaiknya gue bunuh aja semua monster disini, masing-masing 1 monster setiap jenisnya, ambil beberpa potongan tubuh sebagai bukti, menyerahkannya ke Hoffman, kemudian pergi ke area hard.

Dengan cepat gue bunuh monster satu persatu, picky gue tusuk kemudian gue cabut bulunya sebagai bukti, willow gue belah kemudian gue ambil kayunya sebagai bukti, condor gue penggal lalu gue ambil paruhnya sebagai bukti.

Hoffman hanya tersenyum bangga melihat gue membantai monster dari kejauhan.

Karena semua bukti sudah terkumpul, gue kembali menemui Hoffman.

Hoffman "Kerja bagus! simpan saja bukti-bukti itu. Jangan lupa kumpulkan bukti monster yang ada di area hard nanti. Itu semua akan membantumu saat menemui instruktur Keyman." <bangga>

Gue "Bagaimana dengan monster di area beginner? Gue cuma punya beberapa daging lunatic."

Hoffman "tidak perlu, Instruktur Keyman hanya mengakui monster-monster yang kuat. Mari ke area selanjutnya."

Gue dan Hoffman lanjut beralih ke area monster hard.

Disini gue lebih sering membunuh rocker dan spore, karena monster ini ga bakal ngeroyok gue.

Sisanya gue cuma bunuh 1 thiefbug female untuk mengambil bagian tubuhnya sebagai bukti, monster ini sangat lincah, monster ini akan melahirkan beberapa thiefbug setelah mati. Dengan ini, gue juga bisa membunuh dan mengambil bagian tubuh thiefbug sebagai bukti.

Thief bug dan Thief bug Female memiliki sifat sama persis dengan Fabre, oleh sebab itu gue harus hati-hati, mencari dan membunuh thiefbug female yang terpisah dari kawanannya.

Waktu menunjukkan sore hari, sekarang gue level 12 dan job level 10, gue juga berhasil mengumpulkan semua bukti yang gue butuhkan.

Gue kembali menemui Hoffman untuk berpamitan dan mengambil semua potion yang diberikan Muriel.

Hoffman "Nampaknya kau sudah berhasil, kau nampak lebih kuat dari sebelumnya." <senyum bangga>

Gue "tentu saja, memangnya loe pikir gue siapa?" <senyum>

Hoffman "Hahaha.. Ini ambilah potion-potion mu. Aku akan menantikan keberhasilanmu." <menyerahkan kantong ke Ari>

Gue "tunggu dan lihat saja." <senyum, menerima kantong, pergi dan melambaikan tangan ke Hoffman>

Setelah cukup jauh dari Hoffman, gue memasukan semua potionnya ke inventory gue, kemudian gue keluarin seluruh bukti yang udah gue kumpulin.

Gue pergi ke ujung hutan untuk menemui Keyman sambil menikmati pemandangan hutan eden yang indah ini.

Gue berjalan melalui jembatan kayu untuk menyeberangi sungai, dari kejauhan nampak dinding dan pintu kastil menuju ruangan tes terakhir, di tengah pintu ada pria besar yang kekar.

Pria itu adalah instruktur Keyman yang bertugas menilai kelayakan calon prajurit resmi lolos dari pelatihan perburuan ini, kemudian mengizinkan kita untuk memasuki ruangan tes terakhir.

Gue "Apakah anda instruktur Keyman? Saya Ari calon prajurit resmi novice." <menghampiri Keyman dengan membawa seluruh bukti perburuan di lengannya>

Keyman "Hoo~ 1 willow, 1 picky, 1 condor, 1 thiefbug female, 2 thiefbug, 4 rocker dan 4 spore. Hahahaha.. Kerja bagus nak!"

Gue "Bagaimana dia bisa tahu, hanya dengan melihatnya secara sekilas?" <kaget, heran dalam hati>

Gue "Apakah saya lulus? Saya ingin mengikuti tes terakhir." <serius>

Keyman "Tentu saja nak, letakkan itu disini dan masuklah. Semoga beruntung dengan ujianmu." <membukakan pintu>

Gue "terima kasih." <meletakan bukti perburuan, berjalan memasuki ruangan test terakhir>

Gue memasuki ruangan test terakhir, dimana di ruangan ini hanya terdapat 2 instruktur yaitu instruktur Bruce yang berada di dekat pintu masuk sebelah kiri, dan instruktur Hanson yang berada di ujung tengah ruangan.

Bruce "selamat anak muda, anda terlihat sangat menjanjikan, saya harap anda dapat menjadi prajurit yang hebat di masa depan. Nama saya Bruce, saya akan menerangkan berbagai kelas lanjutan prajurit resmi, mohon untuk diperhatikan." <orang tua yang ramah>

Gue "Terima kasih Pak tua Bruce." <ga ada akhlak>

Bruce hanya tertawa melihat tingkah laku gue, kemudian dia mulai menerangkan berbagai jenis kelas lanjutan yang dapat gue ikuti setelah diangkat menjadi prajurit resmi novice disini.

Dia menerangkan tentang Swordman, adalah kesatria berpedang yang kelak dapat melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi yaitu Knight dan Crusader, rekruitmen berada di kota Izlude.

Archer, adalah pemanah yang kelak dapat melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi yaitu Hunter dan Bard/ Dancer, rekruitmen berada di kota Payon.

Mage, adalah penyihir yang kelak dapat melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi yaitu Wizard dan Sage, rekruitmen berada di kota Geffen.

Merchant, adalah pedagang yang kelak dapat melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi yaitu Blacksmith dan Alchemist, rekruitmen berada di kota Alberta.

Thief, adalah pencuri yang kelak dapat melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi yaitu Assassin dan Rogue, rekruitmen berada di kota Morroc.

Acolyte, adalah pendeta yang kelak dapat melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi yaitu Priest dan Monk, rekruitmen berada di kota Prontera.

Bruce "Apa kamu tertarik dengan salah satu kelas ini nak?"

Gue "Ya, gue pingin jadi Alcolyte." <tegas>

Bruce "Hohoho~ sungguh tidak disangka-sangka. Baiklah, silahkan ambil kartu ini, dan serahkan kepada instruktur Hanson untuk memulai ujiannya. Semoga beruntung nak." <serahkan kartu ke Ari>

Kenapa rupanya dengan Acolyte? Memang ada yang salah dengan job ini? Terserahlah, gue pingin cepet-cepet selesaiin pelatihan ini.

Gue menerima kartu dari Pak tua Bruce, kemudian datang menemui Hanson dan menyerahkan kartu tersebut untuk mengikuti ujian.

Gue "Selamat sore instruktur Hanson, saya Ari ingin mengikuti ujian dari anda." <menyerahkan kartu ke Hanson>

Hanson "Hooh~ saya Hanson, senang bertemu denganmu nak. Baiklah langsung saja kita mulai ujiannya." <menerima kartu dari Ari, menyerahkan lembar pertanyaan dan alat tulis kepada Ari>

Ujian dari Hanson adalah ujian kepribadian. Ini cukup mudah, tetapi jangan salah, ujian ini berfungsi sebagai rekomendasi kelas apa yang akan kita pilih nantinya.

Apabila kita cukup beruntung mendapatkan rekomendasi ke kelas sesuai yang kita inginkan, kemudian menerimanya, kita akan mendapatkan surat rekomendasi dan beberapa hadiah.

Jika hasil test kita tidak sesuai keinginan kita, dan kita meminta untuk di rekomendasikan ke kelas yang lain, kita hanya akan mendapatkan surat rekomendasi.


Test pun dimulai, gue langsung mengisi semua pertanyaan dengan cepat, hanya dalam waktu 5 menit, gue sudah menjawab semua pertanyaan dan gue langsung menyerahkan lembar jawabnya ke Hanson untuk di periksa.

Gue "Ok, udah kelar. Ini lembar jawab saya tuan, mohon segera diperikasa." <menyerahkan lembar jawab ke Hanson>

Hanson "Cepat sekali! apa kamu tidak membacanya? Baiklah akan saya periksa, mohon tunggu sebentar." <kaget, menerima lembar jawab Ari>

Hanson "Hmmm...Oo..key.. Hasilnya adalah Acolyte? kamu dapat rekomendasi menjadi kelas Acolyte!" <kaget>

Gue "Woohhhh! Mantab sesuai dengan keinginan gue!! Tapi kenapa si jenggot pirang ini tampak kaget? Apa ada yang salah dengan job Acolyte?!" <kegirangan dalam hati, nampak bahagia, heran>

Hanson "Huffhh.. Maaf sebelumnya nak, apa kamu tidak ingin job lain? Misalnya job Thief? Soalnya saya sudah banyak mendengar berita tentangmu nak, kamu adalah anak yang barbar, seenaknya sendiri dan sangat mesum. Menurut saya job Thief adalah job yang sesuai dengan karaktermu." <jujur, khawatir>

Gue "JINGGGAANNNN!! WOY JENGGOT PIRANG, KENAPA LOE SEENAKNYA NGATUR-NGATUR HIDUP GUE?! LOE NGLEDEK GUE HUH?!" <marah, menarik janggut Hanson>

Bruce mendengar gue ngamuk-ngamuk, kemudian memperhatikan gue dari jauh, lalu mulai mendekat ke arah kami.

Hanson "T-tunggu sebentar! Saya hanya khawatir dengan masa depanmu! Saya tidak bermaksud ngeledekmu nak!" <kesakitan, mencoba melepaskan tarikan Ari, minta maaf>

Gue akhirnya sadar, kalau Hanson adalah petinggi di training ground ini, kemudian gue lepaskan tarikan gue dan meminta maaf.

Gue "Ah! Maafkan saya tuan Hanson."

Hanson "T-tidak masalah, ini adalah sertifikat prajurit resmi dan pin prajurit resmi, tolong jaga baik-baik, jangan sampai hilang, mulai sekarang kamu resmi menjadi prajurit resmi novice, selamat! Dan ini adalah surat rekomendasi kelas Acolyte, beberapa kupon kafra, 7 Phracon untuk meningkatkan senjata kelas 1 (kelas terendah)." <kesakitan, merapikan jenggot kemudian memberikan hadiah ke Ari.>

Gue "Yahuuuuuu!!!! Terima kasih banyak pak! Saya pasti akan menjaganya, dan saya berjanji tidak akan membuat nama prajurit resmi tercoreng!" <kegirangan, menerima semua hadiah dari Hanson>

Hanson "Hahaha.. Aku harap kamu menepati janjimu nak! Jika kamu sudah siap untuk pergi dari sini, tolong hubungi nona Sherly."

Gue "Siap pak! Saya pamit undur diri!" <membungkukan badan ke Hanson, pergi meninggalkan ruangan>

Bruce "Hohoho~ benar-benar anak yang menarik."

Hanson "Sigh.. Aku harap dia mendapatkan mukjizat dari Tuhan dan segera bertaubat."

Gue keluar dari ruangan dan menemukan Keyman di depan pintu, dengan bangga gue perlihatkan semua pemberian Hanson.

Keyman mengucapkan selamat, kemudian mendoakan gue semoga bisa menjadi prajurit yang hebat di masa depan nanti.

Gue berpamitan dengan Keyman dan bergegas pergi menemui Sherly.

Anehnya, di sepanjang perjalanan gue ga bisa nemuin Hoffman, gue putusin untuk memakai pin prajurit resmi yang di belakangnya terdapat nama gue, dan memasukkan barang-barang lainnya ke inventory.

Hal serupa juga nampak di west hall, apa semuanya lagi istirahat? Padahal hari masih sore. Tau ah, saatnya cabut dari sini.

Gue lanjut berjalan ke main hall.

Tak disangka semuanya menunggu kehadiran gue disana.

Cecil "Yo bro? Gimana hasilnya?" <senyum>

Gue memamerkan pin prajurit resmi yang gue pasang di mantel gue.

Elmeen "Pin prajurit resmi?! Selamat bergabung dengan kami Ari!" <notice Ari pin, teriak>

Cecil "Mantaaabbbb cuyyyy!!! Hahahaha!!!" <ngerangkul sambil berantakin rambut gue>

Alice dan Muriel berlari ke arah gue, mendorong Cecil sampai jatuh, kemudian memeluk gue.

Cecil "Aaarrghhhh!" <jatuh, sad boy>

Alice "Selamat adik kecil, Nee-san bangga padamu!" <terharu>

Muriel "Selamat kak Ari!" <terharu>

Shion "Selamat tuan Ari!" <terharu>

Hoffman "dasar bajingan gila." <tersenyum>

Gue menikmati pelukan hangat tetek-tetek Alice dan Muriel Mwuehehehehe~

Sekilas gue ngeliat Kris dan Sherly tersenyum dengan gaya mereka yang angkuh dan sok cool, walaupun begitu, gue ikut tersenyum bahagia ngeliatnya.

Cecil "Wokeeyy!! Malam ini kita pesta menyambut kawan baru kita!! YEAHHHH!!"

Alice dan Muriel melepaskan pelukan mereka.

Main hall terdengar ramai dengan teriakan-teriakan kebahagiaan menyambut gue telah berhasil bergabung dengan prajurit resmi.

Tapi semuanya berhenti begitu saja ketika gue menyela suasana bahagia ini.

Gue "sorry guys, sepertinya aku bakalan langsung meninggalkan tempat ini, mengingat hari sudah sore, dan aku ingin menjelajahi dunia ini sesegera mungkin." <membungkukan diri, meminta maaf kepada semuanya>

Semuanya menatap gue dengan tatapan yang sedikit kecewa, kecuali Sherly yang mengerti betul seluk beluk gue.

Gue "Sherly, tolong kirim gue ke Prontera." <serius>

Sherly "Baiklah, saya mengerti." <senyum>

Cecil "BAIKLAH! GUE GA AKAN HALANGIN LOE BRO! TAPI INGET! LIBURAN TAHUN DEPAN KITA BAKALAN DATENGIN LOE! LOE MESTI SIAP-SIAP NYAMBUT KITA SEMUA!!" <mencairkan suasana, teriak>

Muriel "Iya kak, kita pasti akan mengunjungi kakak!" <memeluk Ari, imut>

Shion "Saya janji akan mengunjungi tuan" <senyum>

Hoffman "Inget! Kau harus traktir aku minum! Aku sudah menyelamatkan hidupmu sekali." <menepuk bahu Ari, tertawa>

Elmeen "Aku juga Man! Kau mesti traktir aku juga Ri!" <tertawa>

Alice "Dasar anak nakal, Kris! Apa kau tidak akan mengucapkan apa-apa kepadanya?!" <senyum, memanggil Kris>

Semuanya mengamati Kris dengan tatapan mereka yang penuh harap dan tersenyum hangat, Muriel melepaskan pelukannya, semuanya membukakan jalan agar Kris dapat menghampiri gue.

Kris "Aargghhhhh.. Baiklah! Kau harus berjanji denganku untuk menjadi lebih kuat! Dipertemuan kita berikutnya, mari kita bertanding!" <menhampiri Ari, senyum, mengulurkan tangan dengan niat salam tinju>

Gue "Ok, gue terima tantangan loe! Jangan sampai loe menyesali janji ini!" <senyum, membalas salam tinju Kris>

Kris "Heh! Tidak akan!" <senyum>

Sherly "Baik, semuanya tolong menjauh. Saya akan mengirim tuan Ari ke Prontera."

Semuanya menjauh memberikan ruangan kepada Ari dan Sherly.

Mereka semua melambaikan tangan dengan senyuman dan tawa yang hangat ke gue, disini gue sangat terharu, gue melambaikan tangan seraya membalas semua salam mereka.

Sherly memberikan sinyal apakah gue sudah siap, gue anggukan kepala ke Sherly.

Sherly "TELEPORT!!" <membaca mantra>

Angin yang sangat kencang namun lembut memenuhi ruangan, berkumpul membentuk pilar di tubuh gue, dengan sekejap gue menghilang dari training ground berpindah ke Prontera diikuti dengan menghilangnya angin.

Disinilah petualangan gue yang sesungguhnya akan dimulai, PRONTERA!! GUE DATANG!!!!
 
Chapter 6 - Rachel

Angin kencang nan lembut tiba di salah satu titik gerbang prontera, tegak lurus dengan daratan, kemudian hilang perlahan.

Gue tiba di kota Prontera, tepatnya di gerbang selatan, disana gue disambut oleh petugas kafra bernama Silvi.

Silvi "Selamat datang di kota Prontera tuan, saya Silvi kafra Prontera bagian selatan." <membungkukan badan>

Gue "Eh? Ya, makasih neng Silvi. Saya Ari." <kaget>

Tanpa gue sadari, kerumunan sekitar gue yang tadinya rame langsung hening. Warga prontera terkagum-kagum lihat gue.

Warga 1 "Lihat, prajurit resmi datang!" <senang>

Warga 2 "Dari pakaiannya nampaknya dia anggota baru!" <bangga>

Cewe 1 "Kyaaa~ dia masih muda! Tampan, tolong jadi pacarku~" <histeris menggoda>

Karena gue ngerasa ngeri, dengan seribu alasan gue langsung cabut dari sini sambil menundukkan muka, gue harap ga akan ada yang inget wajah gue. Dan neng Silvi hanya tersenyum melihat kejadian ini.

Gue "Maaf, permisi, saya ada urusan penting." <berlari menerobos kerumunan warga>

Warga 3 "Wah, nampaknya dia sangat sibuk." <kagum>

Cewe 2 "Semangat kakak ganteng~" <menggoda>

Gue lari ke gang-gang sempit yang ada di kota Prontera untuk menghindari kerumunan, gue berhasil lolos, gue jadi inget apa yang dikatakan Shion.

Gue "Huahh.. Gila, gue ga nyangka prajurit resmi bakalan seperti ini. Udah kaya artis papparazi. Gue harus nyembunyiin identitas gue. Seperti yang dikatakan Shion, prajurit resmi sangat dihormati karena dapat dihandalkan." <ngos-ngosan, nyender di tembok gang sepi yang sempit>

Gue cabut pin prajurit resmi gue, lalu gue simpen di inventory, gue clingak-clinguk diluar gang berharap ga ada orang yang tau.

Pasangan Cowok "sayang, lihat ada orang mencurigakan mau keluar dari gang itu. Mukanya keliatan mesum, pasti habis enak-enak, gimana kalau kita ikut mencobanya? Sore-sore begini udah berani bearksi, benar-benar buas!" <menggoda, salut>

Pasangan cewe "Hush! Sayang, jangan ganggu urusan orang lain." <malu-malu>

What the fuck, gue mencoba untuk sabar, setidaknya identitas gue ga ketahuan.

Dengan tampang pura-pura bego gue keluar dari gang tersebut dan melihat sekeliling gue.

Gue dibikin tercengang dengan pemandangan kota Prontera, bangunan-bangunan medieval yang kokoh dan indah, hiasan-hiasan di sepanjang jalan layaknya festival yang meriah, kerumunan masyarakat yang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, ditambah dengan nuansa sore hari menjadikan kota Prontera terlihat sempurna.

Gue "Luar biasa! Gue ga nyesel berada di dunia ini!" <senang, terharu>

Semua beban yang ada dipikiran gue menghilang, di dalam pikiran gue, gue berasa ndengerin Ost Theme of Prontera, gue berjalan santai dikerumunan pedagang jalanan sambil menyanyikan Theme of Prontera, na.nana~nanana~na.na.na.na~na~

Bocil "Nyanyi apaan sih kak? Suaranya jelek banget!" <ngeledek, ga ada akhlak>

Gue "Bawel lu tong! Pergi sono loe!! Rawwwwrrrrrr..!!" <ngamuk, nakut-nakutin, pura-pura ngejar bocil>

Bocil berlari pergi sambil ketawa-tawa, mood gue hancur gara-gara dia, tapi berkat dia juga gue tersadar dari dunia kecil gue.


Gue bergegas menuju pusat kota menemui Smile Assistance untuk membuat topeng Mr. Smile.

Lokasi Smile Assistance sendiri berada di selatan air mancur raksasa yang merupakan salah satu icon kota ini.

Seperti yang gue duga, di pusat kota terdapat 4 toko besar yang saling berhadapan dengan air mancur raksasa membentuk huruf X, dimana air mancur raksasa berada di tengahnya.

Toko-toko itu adalah toko serbaguna bagi para petualang yang berada di barat laut air mancur, toko senjata dan armor yang berada di timur laut air mancur, tempat penempa yang berada di tenggara air mancur, dan toko bunga yang berada di barat daya air mancur.

Sebelum menghampiri Smile Assistance yang nampak lesu dari kejauhan, gue mencari tempat aman untuk ngeluarin item yang dibutuhkan dalam pembuatan Mr.Smile yaitu 10 Jellopy, 10 Fluff, 10 Clover.

Gue "permisi mbak, gue mau bikin topeng Mr. Smile."

Smile Assistance "Ah! Uh? Ada apa tuan?" <lesu, kaget>

Gue "Bikin topeng Mr.Smile." <memberikan item ke Smile Assistance kemudian menggerakan jari di wajah gue seolah menggambarkan topeng>

Smile Assistance "Ohhh.. Maaf tuan, ini topeng Mr.Smilenya." <menerima item Ari, mengambil topeng dari tas yang cukup besar di belakang smile assistance, memberi Mr.Smile ke Ari>

Gue "Wow, gue ga nyangka kalau mbak nyiapin banyak topeng disana. Gue pikir bakal butuh waktu sehari atau dua hari untuk mendapatkan topeng ini." <menerima Mr.Smile dari Smile Assistance, bersiap mengenakan Mr.Smile>

Wow! Ga nyangka hanya memeganya saja bisa diliat kalau Mr.Smile bahannya cukup kuat, bener-bener equipment newbie yang bisa diandelin!

Smile Assistance "Emmm.. sebenarnya memang perlu beberapa waktu untuk membuatnya tuan. Hanya saja, Mr.Smile sudah jarang diminati di kalangan petualang, mereka menilai ini hanya mainan anak-anak. Akhirnya Mr.Smile hanya menumpuk di tas ini.. Sigh.." <sedih>

Gue "Jangan sedih cantik~ menurut gue, topeng ini adalah barang bagus, makasih sudah susah payah membuatnya." <pegang pundak Smile Assistance>

Tiba-tiba dari belakang gue ada sekelompok party guild petualang yang berjalan hendak membeli perlengkapan di toko senjata dan armor. Salah satu anggota dari kelompok itu ngeliat gue.

Anos "Guys, liat anak itu! Menggelikan sekali! Hahaha!! Hari gini masih make mainan sampah itu!" <menunujuk Ari>

Lah si anyink ngapa yak?! Belagu banget! badan kurus, tampang burik, pake Masquerade aja sok-sokan. Dari penampilannya sepertinya dia seorang Assassin.

Gue "Emang masalah buat loe?! Pake masquerade aja belagu! Begitu doang mah gue juga bisa, tinggal ambil besi di jalanan terus gue tempa jadi kacamata!" <nge-gas, menggerakan jari di wajah membentuk kacamata>

Anos "Babi! Asal loe tau, gue dapet ini dari monster kuat Dustiness! (monster kupu-kupu behemoth raksasa) Loe ga bakal bisa mengalahkannya! <marah, nunujuk ke masqueradeny>

Gue "Hah? Monster lemah gitu loe anggap kuat?! Bener-bener menyedihkan...sigh..." <senyum songong>

Anos "Apa loe bilang?! Ngajak gelut loe?!" <menghampiri Ari, menarik kerah bajunya>

Penjaga Kota "Hey, kalian jangan berani-beraninya membuat keributan di kota ini!" <berlari mendekati Ari dan Anos>

Gen "Hentikan Anos, dia hanya seorang petualang baru, lupakan saja, kita pergi dari sini."

Gen mendekat ke gue dan Anos, kemudian menghentikan Anos agar masalah tidak bertambah panjang.

Dari auranya gue bisa tebak kalau Gen adalah ketua kelompok mereka, sepertinya dia lumayan kuat, dia memakai pedang yang sangat besar di punggungnya.

Gen "Hey nak, tolong lupakan kejadian ini. Kami minta maaf telah mengganggumu, ini untukmu." <melempar koin silver dengan jentikan jempol ke Ari>

Anos "Gen?! Cih.. Awas kalau jumpa gue lagi diluar, gue bunuh loe." <marah>

Wanjirrrr gue kaya!! 1 coin copper setara 1 zeny, kalau 1 coin silver berapa ya? Mwuahahaha!!

Wait, kok gue kesel ya? Kayaknya ni orang pingin ngrendahin harga diri gue! Bangkeee!

Gen dan Anos pergi kembali ke partynya, kemudian melanjutkan perjalanannya ke toko senjata dan armor.

Gue "Woy!! Loe pikir uang bisa menyelesaikan segalanya?!" <mengangkat tangan marah-marah, tangan satunya memasukkan coin silver ke kantong>

Smile Assistance "dia menerima coinnya..." </swt melihat perilaku Ari>

Penjaga Kota "Apa kalian tidak apa-apa? Cih, para berandalan ini selalu saja membuat masalah di kota." <menggerutu>

Smile Assistance "kami baik-baik saja tuan, terima kasih telah membantu kami." <membungkukan badan>

Penjaga Kota "Ya, tidak masalah. Itu memang sudah menjadi kewajibanku nona. Hey anak muda, sebaiknya kau segera bergegas, aku khawatir kalau kau akan jadi incaran mereka malam ini." <bijaksana>

Gue "Baik pak! Tapi saya ga akan takut dengan mereka, kan ada bapak yang akan menjaga kami." </kis>

Penjaga Kota "Kau pikir aku bodyguardmu apa?! Dasar anak berandalan, pergi sana!" <ingin menendang Ari>

Gue "Hahahaha!! Kalau begitu gue permisi dulu ya cantik~" </kis ke Smile Aassistance, kabur>

Smile Assistance "Uhh.. Ya, hati-hati di jalan tuan." <melambaikan tangan>

Hahhh... Ada-ada aja kejadian hari ini, sebaiknya gue langsung nemuin Father Mareusis di gereja prontera yang terletak di sudut timur laut kota Prontera untuk mengikuti rekruitmen menjadi Acolyte. Kira-kira gereja tutup ga ya? Udah mau malam gini, gue harus buru-buru.

Sesampainya di depan gereja, gue ga sengaja denger tangisan cewe. Hiks..Hiks..huu..

Gue "Busyet dah, sapa yang nangis nih? Udah mau maghrib juga.." <heran, mencari sumber tangisan>

Sumber tangisan berada di belakang gereja, tempat pemakaman pendeta-pendeta agung yang telah berjasa di dunia ini.

Gue berjalan ke belakang gereja dari sisi samping kanan gereja.

Dari kejauhan gue melihat sosok gadis cantik mengenakan pakaian novice tanpa pelindung dada sedang duduk ala orang-orang jepang, berdoa layaknya pendeta, menangis di depan salah satu batu nisan di pemakaman.

Gue "Siapa gadis itu? Apa dia juga seorang prajurit resmi?" <berkata dalam hati, mendekati perlahan>

Setelah jarak kami cukup dekat, dari samping gue terkesima dengan kecantikan gadis itu, bahkan dewi gue Raisha kalah jauh.

Gue berhenti, entah apa yang terjadi, gue tersipu malu melihatnya. Rambut blonde yang panjang nan indah, wajah cantik nan anggun, gadis ini sedang menangis, dengan background sunset, dia terlihat layaknya seorang bidadari surga.

Auhh~ Deg, deg Seeerrrrr jantung ini mau copot karenanya!!

Nampaknya gadis ini seumuran denganku, tak lupa gue juga mengamati tubuhnya yang aduhaiii, teteknya lumayan gede jika dibandingkan dengan gadis seusianya. Mammmaaaamiyaaaa~

Rachel "Ayah.. Rachel minta maaf.. Rachel belum bisa mewujudkan keinginan ayah.. Sudah setahun ini Rachel mencoba yang terbaik untuk menjadi Acolyte, tapi misinya lumayan susah Ayah... Ayah.. Tolong tunggu sebentar lagi.. Ayah... Rachel tidak akan mengecewakan ayah... Hikss...hiks..." <nangis, air mata berlinangan semakin deras>

Gue "Apa kau baik-baik saja nona? Maaf aku tidak sengaja mendengarkan semuanya." <melepas Mr.Smile, mengampiri Rachel, memberikan salam>

Rachel "Ah.. S-saya baik-baik saja. Maaf saya memperlihatkan hal yang memalukan kepada anda tuan.." <berdiri menemui Ari, Mengusap air mata>

Gue "Ah.. T-tidak apa-apa. Perkenalkan namaku Ari, kamu ga perlu terlalu formal denganku." <awkward, menjulurkan tangan>

Rachel "Mmm. aku Rachel, senang berkenalan denganmu." <mencoba tersenyum menghilangkan kesedihannya, menyambut salam Ari>

Gue "Uhh.. aku dengar kamu ingin menjadi Acolyte, kebetulan aku juga ingin menjadi Acolyte, bagaimana kalau kita menjalankan misi bersama?"

Rachel "Benarkah? Aku takut menyusahkanmu nanti. Lagipula misi kita belum tentu sama." <setelah senang kembali murung>

Gue "Oh iya, aku juga belum menemui Father Mareusis. Bagaimana kalau kamu menungguku di gereja? Semoga kita mendapatkan misi yang sama." <menghibur Rachel>

Rachel "Mm. Baik, aku tunggu di depan gereja aja ya. Aku merasa ga enak menemui saudara-saudariku disana. Ceritanya panjang, aku akan menceritaknnya kepadamu nanti."

Gue "Ahh.. Ok, tolong tunggu aku sebentar ya Rachel."

Gue masuk ke gereja untuk menemui Father Mareusis yang berada di ruangan sebelah kanan setelah memasuki gereja, sedangkan Rachel menungguku di depan gereja.

Sebelum menemuinya, gue memasukkan Mr.Smile ke inventory, lalu mengambil pin prajurit resmi dan surat rekomendasi Acolyte yang diberikan oleh Hanson, kemudian mengenakan pin di mantel gue.

Gue "Selamat malam bapa, maaf menganggu waktu istirahat bapa. Saya Ari, saya ingin mengambil kelas Acolyte bapa." <menyodorkan surat rekomendasi Acolyte>

Father Mareusis "Selamat malam anakku, saya Mareusis, sudah menjadi kewajiban saya untuk menuntunmu nak. Baik, saya akan membacanya sebentar." <menerima surat Ari>

Father Mareusis "Hmmm... Ahh... Jangan berkecil hati anakku, setiap insan pasti memiliki kesalahan. Bapa harap kamu bisa menjadi hamba Tuhan yang lebih baik lagi dikemudian hari. Karena kamu direkomendasikan oleh tuan Hanson, saya akan memberikanmu misi yang relatif mudah nak. Tolong temui Mother Mathilda yang berada di reruntuhan gereja sebelah utara kota Morroc, mintalah berkat darinya, dan tolong bawakan surat pemberkatan darinya kepadaku. Apa kamu bersedia anakku?" <usap kepala Ari>

Wtf! apa yang ditulis Hanson? Si bajingan tua, awas kau ya!

Misi ini memang relatif mudah, walaupun jaraknya jauh, gue bisa pergi ke sana dengan bantuan teleport dari petugas kafra.

Tidak hanya itu, musuh di area itu termasuk pasif, dan jumlahnyapun tidak terlalu banyak.

Lalu bagaimana dengan misinya Rachel? Lebih baik gue menjadi Acolyte terlebih dahulu agar bisa melindungi Rachel dalam misinya nanti.

Gue "Saya bersedia bapa, terima kasih atas kemurahan hati bapa. Kalau begitu, saya izin undur diri bapa." <membungkukan badan>

Gue pergi dari gereja kemudian menemui Rachel yang telah menungguku di depan gereja.

Gue menceritakan misi gue kepadanya, kemudian dengan berat hati gue menerangkan niat gue untuk menjadi Acolyte terlebih dahulu sebelum membantunya dalam menjalankan misi, gue ngerasa ga enak dengan Rachel.

Rachel "Jangan memasang wajah seperti itu Ari, aku ga masalah nungguin kamu Ri. Ngomong-ngomong kamu singgah dimana?" <menghibur>

Gue "Ah, aku baru inget.. Aku belum mengunjungi penginapan. Rachel, apa kamu punya rekomendasi penginapan yang relatif murah disini?"

Rachel "Emmm.. Sebenarnya banyak Ri, tapi.. mengingat waktu sudah malam.. Aku yakin semua penginapan pasti sudah penuh. Bagaimana kalau kamu menginap dirumahku Ri?" <senyum polos>

Gue "Eh?! Apa tidak masalah? Bukankah sebaiknya meminta izin kepada ibumu terlebih dahulu?" <kaget, kegirangan>

Rachel "Ibu.. Ibu sudah lama pergi, hingga saat ini aku belum pernah bertemu dengannya lagi." <sedih>

Gue "Ahh.. Maaf aku telah bertanya hal yang sensitif kepadamu!"

Rachel "Tidak apa-apa Ri, jangan dipikirkan, aku harap ibu baik-baik saja. Gimana Ri? Setidaknya aku cuma bisa membantumu seperti ini, tolong jangan menolak niat baikku."

Gue "Ahh..uhhh.. O-ok, kalau kamu bersikeras seperti ini, aku tidak akan menolaknya."

Rachel "Kalau begitu tunggu apalagi? Ayo datang ke rumahku Ri! Tempatnya ga jauh dari sini kok." <bahagia, memegang tangan Ari, menuntun ke rumah>

AAAAAAUUUUUUuuuuuuuuuuu!!! Ga nyangka gue bakalan tidur di rumah Rachel! Belum lagi gue cuma berdua sama dia!!! Kira-kira apa yang bakalan terjadi ya? Mungkin gue bisa meninggalkan masa perjaka gue!! Mwuahahahahaha~

Sepanjang perjalanan, gue menikmati sensasi mulus tangan Rachel, otak gue dipenuhi dengan fantasi-fantasi liar, menara eiffel gue berdiri tegak!! A.k.a. Nguachennnnnnk Cuooooks!!!
 
Chapter 7 - Rachel 2

Kami berjalan ke arah area pemukiman di samping gereja, sekitar 10 menitan kami sampai di rumah Rachel.

Rumahnya sederhana, nampak mungil jika dibandingkan dengan rumah di sekelilingnya.

Untungnya di malam hari area ini ga begitu rame, kan ga enak cuy kalau masuk ke rumah gadis malam-malam begini, apalagi Rachel tinggal sendirian.

Rachel membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan gue untuk masuk.

Rachel "Selamat datang di rumahku Ari, kalau butuh apa-apa jangan sungkan ya, anggap saja rumah sendiri." <senyum ramah>

Gue "Ok, makasih Rachel, maaf merepotkanmu."

Rachel "Apa kamu udah makan Ri? Aku tinggal masak sebentar ya. Duduk dulu Ri, jangan bengong aja."

Gue "Uhh.. Ok."

Gue duduk di shofa dan mengamati rumah Rachel, rumahnya mirip apartement studio berbentuk kotak, lantainya terbuat dari kayu.

Pintu masuk berada di tengah, shofa yang gue dudukin cuma ada 1 yang muat untuk duduk bertiga berada di sebelah kiri dekat pintu masuk.

Di depan shofa ada meja kayu yang sama panjang dengan shofa, di depan meja terbentang karpet dari kulit bigfoot (monster beruang) hingga ke ujung kanan ruangan dan di akhiri tempat perapian (cerobong asap).

Tempat tidurnya seukuran queen bed, bisa untuk tidur berdua, letaknya berada di sudut kiri atas ruangan samping shofa.

Samping bed ada meja dan kursi untuk membaca, kemudian ada rak pakaian dari kayu.

Di ujung ada wastafel yang menghadap ke bed, berjejer ada meja yang terbuat dari batu digunakan untuk memproses makanan, lalu ada kompor yang terbuat dari batu dengan bahan bakar kayu.

Di tengah-tengah kompor dan perapian terdapat pintu, mungkin itu kamar mandi? Yah.. Rumahnya benar-benar minimalis, sangat sederhana.

Sekarang yang jadi pertanyaan apa kita bakal tidur bersama? Hehe~

Rachel "Ri, nanti kamu tidur di ranjang ya. Biar aku yang tidur di shofa." <memasak>

Gue "Eh? Jangan dong, aku udah numpang tidur, masa nyuruh kamu tidur di shoffa? Biar aku aja yang di shofa, lagian aku udah biasa tidur begitu." <sedih>

Rachel "Maaf ya Ri, soalnya aku terbiasa tidur sendirian, orang tuaku selalu tinggal di gereja dan hanya mampir sesekali di rumah ini."

Gue "Heeh... Apa kedua orangtuamu seorang pendeta?" <paham>

Rachel "iya, mereka berdua termasuk pendeta yang dituakan, mau ga mau mereka selalu disibukkan dengan urusan gereja. Ngomong-ngomong makanannya udah jadi Ri, ayo kita makan." <menyiapkan makanan dan minuman>

Gue "Ok, sini biar aku bantu."

Akhirnya keturutan juga gue makan bareng gadis cantik, walaupun makanannya sederhana hanya roti dan tumisan sayur, tetapi cukup lezat dan gue menikmatinya.

Selesai makan gue bantu mencuci piring, gue teringat apa yang Rachel katakan sore itu, akhirnya gue menanyainya setelah selesai mencuci piring.

Gue "Soal yang tadi sore, maukah kamu menceritakannya padaku Rachel?" <selesai mencuci>

Rachel "Tentu, sebenarnya kedua orangtuaku ikut berpartisipasi dalam ekspedisi dungeon besar-besaran baik yang lama ataupun yang baru ditemukan 3 tahun yang lalu. Suatu hari ayahku terluka parah, organ dalamnya mengalami kerusakan, heal hanya bisa menyembuhkan luka fisiknya tetapi tidak organ dalamnya, sehingga ayah terpaksa berhenti dalam ekspedisinya. Karena sedikitnya prajurit yang cakap, ibuku terpaksa melanjutkan ekspedisinya tanpa ayah, sayangnya hingga saat ini ibu belum pernah kembali. Berkat kerja keras orangtuaku, orangtuaku diangkat menjadi pendeta agung dan diberikan hak khusus untuk menjadikanku prajurit resmi oleh Raja Rune-Midgarts tanpa adanya persyaratan. Hal ini menjadikan saudara-saudariku iri, sehingga mereka menjauhiku. Di masa-masa terakhir, sebelum ayahku meninggal, ayah membantuku berlatih agar bisa menjadikanku Acolyte yang tangguh di masa depan, tetapi sebelum semua itu terwujud, ayah sudah kembali kepada Tuhan. Hiks..hiks.." <sedih, menahan tangis>

Gue "Rachel, maafkan aku karena mengingatkanmu pada pengalaman pahit itu." <refleks memeluk Rachel, menghibur Rachel>

Rachel "Makasih Ari, berkatmu aku memiliki kesempatan untuk mewujudkan impian ayah."

Setelah semuanya membaik, Rachel sudah kembali tenang, gue inisiatif bertanya tentang misinya yang membuatnya kewalahan selama satu tahun terakhir.

Gue "Rachel, bagaimana dengan misimu? Apa yang sebenarnya membuatmu kewalahan selama setahun ini?"

Rachel "misiku adalah untuk menemui Father Rubalkabara yang berada di reruntuhan gereja di timur kota Prontera, aku pernah mencoba kesana tetapi gagal, aku nyaris terbunuh oleh mandragora (monster tanaman raksasa), untung saat itu ada kelompok party yang lewat mau kembali ke Prontera, sehingga nyawaku terselamatkan. Aku juga pernah ingin meminta bantuan guild petualang, tetapi aku ga punya cukup banyak uang untuk membayarnya, sehingga aku putuskan untuk berlatih selama ini. Walaupun begitu, nampaknya aku belum bertambah kuat sama sekali."

Pantas saja dia kewalahan, misi ini adalah misi tersusah yang ada di game Ragnarok Online bagi semua novice yang hendak menjadi Acolyte.

Selain Mandragora yang sangat menganggu di area kedua, ada monster yoyo (monyet cokelat) yang agresif di area ketiga, belum lagi kalau mini bossnya muncul yaitu Choco(monyet hitam besar) bisa-bisa langsung tewas seketika dihajarnya.

Cara yang paling aman adalah dengan menggunakan flywing untuk menghindari mereka, tetapi itu akan memakan cukup banyak biaya.

Gue "Hmmm... Memangnya pelatihan apa yang kamu lakukan Rachel?"

Rachel "Ayah mengajarkanku untuk meditasi, rajin membaca kitab, melempar batu ke pohon di tempat yang sama, berolahraga. Aku hanya mengulangi pelatihan yang ayahku ajarkan."

Nampaknya ayah Rachel bukan pendeta sembarangan, dia memfokuskan untuk meningkatkan int, dex dan vit. Di masa depan gue yakin Rachel bakal jadi Priest yang berbakat.

Gue "Ohh bagus! Pantes aja ayahmu seorang pendeta agung. Beliau mengajarkanmu untuk meningkatkan kekuatan mana mu, kecepatan meramalmu, dan kekuatan fisikmu. Mungkin saat ini kamu belum bisa merasakannya, tapi setelah menjadi Acolyte pasti akan berdampak pada kemampuan bertempurmu."

Rachel "bagaimana kamu bisa tahu itu semua Ri?, aku sendiri kurang tau maksud pelatihan Ayah."

Gue "Uhh... Tentu saja aku mengetahuinya setelah mengikuti pelatihan di training ground." <ngeles>

Rachel "Benarkah? Aku pikir kamu mengalami hal yang sama denganku. Maukah kamu menceritakan pelatihanmu disana kepadaku Ri?" <mata berbinar-binar>

Gue "iya tentu, apa yang ga sih buat kamu Rachel?" <ngegombal, tertawa>

Rachel "Yay~ makasih Ari." <bahagia, polos>

Malam itu gue habiskan bercerita tentang pelatihan gue di training ground kepada Rachel, tentu saja semuanya telah gue bumbui biar gue keliatan keren. Hehe~

Setelah lama bercerita, tiba-tiba Rachel tertidur lelap, kepalanya menyender dibahuku, teteknya menyentuh lenganku.

Gue "Whoooooaahhhh!!! Aannjirrr!!! teteknya gede banget, lembut lagi. Kesempatan ga bakal datang 2 kali, apa sebaiknya Rachel gue sikat aja?! Mwuehehehe~" <bicara dalam hati, sange, pingin grepe tetek Rachel>

Rachel "Ayah.. Ibu... Rachel kangen.." <ngigau, nangis>

Gue "DAMNNN! Lelaki macam apa gue?! Gue harusnya ngelindungin Rachel bukan memanfaatkan kebaikannya!" <bicara dalam hati, kesal dengan diri sendiri>

Setelah gue sadar dari pikiran gue yang bejat, gue memandangi wajah Rachel yang cantik tetapi sangat rapuh, kasihan sekali kehidupan yang Rachel alami.

Gue ngusap air matanya, kemudian gue gendong dia ke kasur, gue kecup keningnya karena gue sayang dan jatuh cinta kepada Rachel.

Gue copot pin prajurit resmi gue, gue masukin ke inventory, karena udah dini hari, gue cabut tidur di shofa.

Keesokan harinya. Rachel terbangun dari tidurnya, mendapati gue tidur disebelahnya sambil memegang teteknya.

Rachel "Hmmm~ apa semalam aku ketiduran? Eh.. Kenapa aku bisa di ranjang bersama Ari? Tangannya... Apa yang kamu lakukan ari?!" <Slap! Rachel menampar Ari>

Gue "Aduhhhh!! Sakit! Apa yang kamu lakukan Rachel?! Eh? Lhoh? Kok aku bisa diranjang? Rachel..." <terbangun bingung, kesakitan, pegang pipi>

Gue terpana melihat Rachel saat bangun tidur, wajahnya memerah, sikapnya seolah ingin menangis dan terlihat membenciku. Tapi yang gue liat berbeda, dia benar-benar cantik, imut banget waktu ngambek.

Rachel "Dasar mesum!" <marah, pasrah>

Gue "g-ga seperti itu Rachel! Mohon dengerin penjelasanku dulu. Semalam kamu tertidur lelap, kemudian aku menggedongmu ke kasur, aku yakin semalam aku tidur di shofa. T-tidak... Apa mungkin aku semalam ke kamar mandi terus malah ketiduran di ranjang? Aku benar-benar lupa! Demi Tuhan, aku berbicara jujur padamu Rachel! Tolong percaya padaku!" <awkward, frustasi, panik, tekanan batin>

Melihat tingkah gue yang bego dan salah tingkah, Rachel melepaskan tawa kecil yang imut.

Rachel "Mm. Untuk sekarang aku percaya padamu Ari, lain kali ga akan kumaafkan. Humph!" <nahan tawa, pura-pura marah>

Gue "fiuuuhh~ syukurlah... Makasih Rachel." <senyum awkward>

Rachel maafin gue, kemudian dia menyuruh gue untuk mandi duluan, dia bilang kalau dia ingin pergi keluar untuk membeli sarapan.

Setelah Rachel kembali, dan gue udah kelar mandi, Rachel ngajak gue untuk sarapan bersama. Seperti biasa, gue membantunya untuk mencuci piring.

Rachel "Setelah ini apa yang akan kamu lakukan Ri? Apa kamu akan langsung pergi menemui Mother Mathilda?"

Gue "Ya, mungkin aku akan langsung kesana. Lalu, bagaimana denganmu?"

Rachel "Aku mau mandi Ri, mungkin setelah itu aku akan melanjutkan latihanku. Maaf, mungkin aku ga bisa mengantarkanmu pergi. Ari, kalau kamu berangkat, nanti tolong tutup saja pintunya ya. Aku mau mandi dulu."

Gue "Ok."

Apa yang kamu pikirkan Rachel? Membiarkanmu sendirian saat lagi asyik mandi? Bagaimana kalau ada orang jahat masuk? Dia mencuri harta bendamu, bahkan dia bisa aja memperkosamu?! Dasar Rachel, kamu terlalu polos.

Jebyur, jebyur!! Rachel mandi

Gue "Hm?! Apa dia sudah mulai mandi?" <bicara dalam hati>

Karena gejolak nafsu muda gue yang membara, gue kepingin ngintip Rachel mandi dari lubang kunci pintu kamar mandinya.

Gue mendekat ke pintu kamar mandi, gue tempelin kuping ke pintu kamar mandi, gue dengerin Rachel lagi asyik nyanyi sambil mandi.

Dengan fantasi gue yang liar, suara Rachel yang merdu, bau sabun mandi yang wangi. Gue Konak! Nafas gue ga beraturan, wajah gue mungkin terlihat kaya orc mesum yang lagi sange.

Gue mulai merundukan badan gue untuk ngintip Rachel dari lobang kunci kamar mandi.

Rachel "Hm? Ari, apa kamu masih disini?" <mendengar suara>

Gue "Ahhh? Uhh... Ya Rachel, ada apa? Aku masih memikirkan apa-apa saja yang bakal aku butuhin sebelum pergi ke Morroc." <OHHH SHITTTT!!, nyaris ketahuan>

Rachel "Ok, sebentar lagi aku akan selesai mandi."

Gue segera nenangin diri gue dan mengalihkan pikiran cabul gue, gue pergi duduk di shofa, lalu gue mencoba memikirkan barang-barang apa aja yang gue butuhin dalam perjalanan nanti.

Gue "Hmmm... dengan duit gue yang pas-pasan gue harus beli apa ya?" <merem, serius>

Cklak! Rachel selesai mandi dan keluar dari kamar mandi.

Rachel "Hmm~ apa kamu sudah kepikirkan sesuatu Ari?" <mengeringkan rambut dengan handuk>

Gue "Ya! Aku membutuhkan tas slempang......." <dapat ilham, membuka mata>

Lagi-lagi gue dikejutkan oleh Rachel, gue terpana melihat Rachel yang habis mandi sedang mengeringkan rambutnya.

Wajahnya yang cantik, rambutnya yang basah terlihat indah dan glowing terkena sinar mentari, bibirnya yang seksi, pakaian yang sedikit transparan karena terkena air, membuat Rachel terlihat sangat cantik dan erotis.

Gue "..cantik.." <terpesona, suara kecil>

Rachel "Eh? Eee...." <kaget, malu, wajah memerah, menundukan kepala, berusaha menutupi dadanya dengan handuk>

Gue "Ahhhh.. I-itu maksudnya aku membutuhkan tas slempang yang cantik!" <awkward, salah tingkah>

Rachel "i-iya.. Aku mengerti Ari.." <malu, salah tingkah>

Disini kami terdiam beberapa saat untuk menstabilkan hati kami, gue mencoba membuka topik untuk mencairkan suasana.

Gue "r-Rachel, apa kamu tahu toko yang menyediakan tas slempang? Aku juga ingin belajar tentang mata uang disini."

Rachel "Eh? Aku tau kalau ada pedagang yang menjual tas itu di dekat gerbang selatan prontera. Tetapi untuk mata uang..?" <bingung>

Gue "Ahhh.. A-aku berasal dari pedesaan yang jauh dan ga mengenal mata uang, disana kami melakukan barter sebagai alat transaksi." <ngeles>

Rachel "Ohh.. Jadi seperti itu. Untuk mata uang sendiri terdiri dari copper, silver, gold, platinum koin. 100 copper koin setara dengan 1 copper koin besar. 1000 copper koin setara dengan 10 copper koin besar, dan setara juga dengan 1 silver koin. Yah, begitulah seterusnya."

Gue "Ok, aku paham. Terima kasih Rachel, biar cepat kelar, aku pamit duluan ya! Semangat dengan latihanmu Rachel!" <buru-buru pamit, cabut dari rumah, senyum, melambaikan tangan ke belakang sambil berlari pergi>

Rachel "Ehh?! Ya, hati-hati di jalan Ri! Jangan lupa untuk menemuiku nanti......" <melambaikan tangan>

Rachel "Ah! Perasaan apa ini? Rasanya sakit... Eh? Kenapa aku menangis? Ari... Kumohon cepatlah kembali..." <tersungkur jatuh duduk di pintu, lemas, nangis>
 
Chapter 8 - Acolyte

Untung aja gue langsung cabut tadi, kalau ga, gue bakal pusing jawab pertanyaan Rachel kalau dia menanyakan tentang desa kelahiran gue.

Ok, sesuai rencana, gue harus membeli tas slempang biar gue ga perlu sembunyi-sembunyi kalau ingin ambil dan memasukkan barang ke inventory.

Hmmm.. Kata Rachel tempatnya ada di dekat gerbang selatan prontera, harusnya ada di sekitar sini. Agak susah mencari tokonya, soalnya banyak banget warga yang sudah lalu lalang.

Pedagang Tas "mari-mari bapak-ibu sekalian, silahkan mampir di toko tas kami. Kualitas bagus, harga bersahabat, banyak ragamnya, ayo mampir pak-bu, 10 pembeli pertama akan mendapatkan diskon khusus."

Wah, hoki banget gue. Untung bapaknya lagi teriak-teriak promosiin daganganya. Gue langsung menuju ke tokonya untuk mencari barang yang pingin gue beli.

Gue "boss, ada tas slempang kaga?"

Pedagang Tas "tentu, ini gan. Silahkan dipilih." <menunjukkan letak tas slempang>

Gue "yang gedean ada kaga boss?"

Pedagang Tas "sebentar gan, ane cari dulu ya. Ini gan, yang paling gede cuma ada ini. Gimana?" <mencari tas>

Gue "Nah ini manteb, berapa boss?" <mengambil tas, mencoba tas>

Pedagang Tas "Untuk agan ane kasih harga 1 coin silver, gimana?" <senyum-senyum>

Gue "Lah, mahal banget boss. Bukannya loe bilang ada diskon?"

Pedagang Tas "Ya udah, ane kasih harga 7 copper koin besar buat agan."

Gue "5 copper koin besar, kalau ga mau gue cabut. Toko loe kayaknya sepi boss, apa gue cari toko lain aja ya enaknya~" <maksa>

Pedagang Tas "Jangan gan! Deal 5 koin copper besar, ini tasnya." <sedih>

Gue "Nah gitu dong, ni duitnya boss." <beri 1 koin silver>

Pedagang Tas "ini kembaliannya gan, terima kasih atas kunjungannya gan." <memberi kembalian 5 koin copper besar, pasrah>

Gue "Sedikit tips dari gue boss, lain kali kalau dagang, jangan lupa pake penglaris." <berbisik, pergi meninggalkan Pedagang Tas>

Pedagang Tas "Dasar orang gila! Ane penjual jujur, ga pernah pake penglaris!" <ngamuk-ngamuk, teriak>

Warga 1 "Psst.. Dia jualan pake penglaris." <bisik-bisik>

Warga 2 "dasar pedagang ga tau malu." <bisik-bisik>

Warga 3 "lain kali jangan beli tas di tokonya." <bisik-bisik>

Pedagang Tas "t-tunggu, ane penjual jujur, kalian salah paham, jangan pergi dulu! Arrrggghhhhh!!! Ini semua gara-gara anak berandalan itu!!!!! <teriak, marah, hancurin gerobak dagangannya>

Wkwkwkwk, dasar pedagang gila, kenapa juga dia teriak-teriak masalah dunia hitam perdagangan, gue jadi merasa bersalah. Tapi biarlah, salah sendiri bego. Saat hendak menemui Silvi, gue mengambil Mr.Smile dan tiket teleport kafra dari tas baru gue, tentunya dengan bantuan inventory.

Gue memakai Mr.Smile, kemudian pergi menemui Silvi.

Gue "Sil, ini gue Ari. Tolong teleport gue ke Morroc. <beri 1 tiket teleport kafra>

Silvi "baik tuan, terima kasih telah menggunakan jasa kami. TELEPORT!" <merapal>

Angin kencang nan lembut datang mengelilingi gue, kemudian berkumpul membentuk pilar angin di tempat gue berdiri.

Wussshhh~ gue berpindah ke kota Morroc yang terkenal dengan sebutan kota gurun pasir.


Angin kencang nan lembut datang membentuk pilar di pusat kota Morroc, tepatnya dekat dengan gerbang selatan kota Morroc.

Wusssshhh~ gue tiba di kota Morroc.

Setibanya di kota Morroc, gue refleks langsung mengawasi sekitar gue, gue berharap ga bakalan terjadi hal heboh seperti waktu gue tiba pertama kali di kota Prontera.

Marrie "Selamat datang di kota Morroc tuan Ari, saya Marrie petugas kafra yang bertugas... Apa yang anda lakukan tuan?" <heran lihat Ari clingak-clinguk>

Gue "Fiuhhh.. Sepertinya aman.. Ah, ga apa-apa Marrie, makasih atas jasanya. Gue jalan dulu yee. Ciao manis~" <pergi meninggalkan Marrie yang kebingungan>

Kota Morroc sebenarnya cukup rame, tapi entah mengapa mereka terlihat cuek.

Apa karena suhu disini ya? Atau mungkin karena disini pusatnya para thief dan assassin? Epenkah, yang penting gue ga begitu menarik perhatian sekitar.

Gue berjalan menuju pusat kota Morroc dengan tujuan untuk menikmati pemandangan kota ini. Sayangnya gue ga bisa menikmatinya sama sekali, suhu disini terlalu panas, bahkan banyak sekali petualang gurun pasir yang lalu lalang, ditambah dengan para pedagang yang menggelar lapaknya di sepanjang jalan, membuat suasana kota menjadi sumpek dan semakin panas.

Gue "Hosh..hosh... Gila panas banget! Gue ga nyangka kalau kota Morroc bisa seperti ini. <Bruukk, ga sengaja nyenggol orang>

Petualang Gurun "Kalau jalan pake mata dong njing!"

Karena gue udah lemes terjemur matahari, gue ga mau cari keributan, yang ada malah gue bisa cepet-cepet mati terpanggang ketambahan panas dari orang-orang gila ini.

Gue "sorry om, gue ga sengaja."

Petualang Gurun "Cih! Dasar sampah." <pergi gitu aja>

Bodo ah, gue lanjutin perjalanan ke utara sambil melepas Mr.Smile dan memasukkannya ke tas, karena pengap dan kepanasan berkat suhu yang ekstrim disini.

Tiba-tiba angin sejuk berhembus dari depan gue, gue terkejut, gue ga nyangka udah berdiri di depan icon kota Morroc yang megah ini.

Icon kota Morroc salah satunya adalah bangunan tua yang megah dikelilingi oleh air yang melimpah yang berada tepat di pusat kota Morroc.

Air disini merupakan satu-satunya sumber mata air bagi warga kota Morroc, semua warga menggunakan air ini untuk kebutuhan sehari-hari mereka.

Disini tempatnya sangat sejuk, air melimpah, ditambah dengan bangunan tua yang bersejarah dan sangat megah, tanpa pikir panjang gue nobatkan tempat ini sebagai oasisnya Morroc alias surganya Morroc.

Pantas banyak sekali orang-orang yang sedang bersantai disini, mulai dari warga Morroc, petualang gurun, para pedagang, semuanya menikmati surga ini.

Karena terlalu asik bersantai, tanpa gue sadari, ada seseorang yang berlari dari belakang gue. Dia nubruk gue, kemudian lanjut berlari ke arah utara melalui jalan setapak yang ada di samping bangunan tua.

Gue "SEMPAK!! KALAU JALAN LIHAT-LIHAT DONG!!... Eh? Tas gue mana? Lhah, kok ilang? MALINGG, MALINGGGGG!! WOY, JANGAN LARI LOE!!" <bingung, melihat orang yang nubruk membawa tas Ari, mengejar orang tersebut>

Gue lari mengejar maling yang berhasil mencuri tas gue sambil teriak-teriak berharap ada orang yang akan membantu. Sayangnya semua orang pada cuek, seolah-olah ini udah menjadi makanan sehari-hari mereka.

Terpaksa gue ngerahin seluruh tenaga gue untuk ngejar tuh maling.

Sesaat gerbang utara Morroc mulai nampak, tiba-tiba si maling berhenti, gue yang lari dengan sekuat tenaga gue, ga bisa berhenti gitu aja, akhirnya gue jatuh nabrak tuh Maling.

Gue "Asu! Balikin tas berharga gue woy!!" <nabrak maling, terjatuh>

Maling "Makan nih tas!! Dasar kere!!" <lempar tas ke wajah Ari>

Gue "Anjrit!! Muka gue! Apa loe bilang barusan?!... Lah, ilang? pergi kemana loe njing!!" <ngamuk-ngamuk, bingung>

Kampret! Lagi-lagi gue ngalamin hal yang absurd, bisa-bisanya maling balikin barang curiannya ke korbannya lagi. Dunia bener-bener udah gila! Lebih baik gue langsung cabut nemuin Mother Mathilda daripada gue jadi korban pencurian lagi.

Gue pergi melewati gerbang utara Morroc, melanjutkan perjalanan menemui Mother Mathilda yang berada di reruntuhan gereja di pojok kiri atas area gurun pasir ini.

Gue sempet kepikiran ingin pake flywing untuk menghemat waktu perjalanan gue, tetapi setelah mengingat lokasi teleportasinya random, gue urungkan niat gue, daripada gue cuma hambur-hamburin flywing gue yang berharga, mending gue jalan kaki aja kesana.

3 jam berlalu, gue berhasil sampai di tujuan dengan selamat, satu-satunya kendala gue cuma kepanasan, lelah, haus dan laper.

Mother Mathilda "Ohh.. Akhirnya kamu sampai juga anakku, apa kamu berpuasa? Wajahmu pucat sekali." <tersenyum>

Gue "Maafkan saya bunda.. Saya sudah tidak kuat lagi..." <terjatuh kelelahan>

Mother Mathilda "Sigh... Baru seperti ini saja sudah terlihat sangat tersiksa, bagaimana kamu akan menghadapi pertanggungjawaban di akhirat kelak? Segeralah bertaubat anakku." <berdiri di samping Ari yang tergeletak di reruntuhan gereja>

Gue "dunia dan akhirat tentu saja adalah hal yang berbeda bunda, bahkan orang yang baik sekalipun akan ketakutan saat hari pertanggungjawaban itu tiba. Yah.. Setidaknya saya tidak pernah mengusik orang lain. Hehe~" <sok bijak>

Mother Mathilda "Hoho~ lalu bagaimana kamu akan menerangkan kejadian kemarin? Bisa-bisanya masuk di rumah seorang gadis, menghabiskan malam berduaan disana?" <senyum menusuk>

Gue "bagaimana bunda bisa tahu? Apa bunda menguntitku? S-saya kesana karena kebaikan Rachel, tidak ada niatan buruk sama sekali bunda." <kaget, duduk>

Mother Mathilda "tentu saja dari para pendeta, Rachel tinggal di pemukiman para pendeta, dan bunda mengetahuinya dari para pendeta melalui telepati. Bunda sudah cukup tua, umur dan pengalaman selalu mengajarkanku tentang kehidupan. Apa kamu pikir akan berhenti begitu saja? Hanya untuk menginap? Bunda tidak senaif itu anakku." <senyum bangga>

Gue "Berarti bunda pernah melakukan hal yang sama?!" <kaget>

Mother Mathilda "Eh?! Dasar anak kurang ajar! Yang terpenting sekarang adalah kamu harus segera bertobat anakku!" <jitak kepala Ari, menyembunyikan malunya>

Gue "Aduhhh..duh..duh... Siap bunda. Hehe~" <pegang kepala, tertawa>

Mother Mathilda "Sekarang bersiaplah untuk menerima pemberkatanku. Dan.. Tolong jaga Rachel untukku. Meskipun kami jarang bertemu, tapi dia tetaplah salah satu anak-anakku tersayang, orangtuanya telah menyumbangkan begitu banyak kebaikan kepada gereja dan dunia. Bunda tidak bisa memberikan apa-apa, hanya permintaan orang tua ini yang mungkin bisa meringankan penderitaanya." <senyum>

Gue "Jangan khawatir bunda, saya pasti akan melakukannya." <senyum, bersiap menerima pemberkatan>

Mother Mathilda " Oh Tuhan Yang Maha Esa, tolong ampunilah dosa kami, dosa kedua orangtua kami, dosa para pendahulu kami, baik yang disengaja, maupun tidak disengaja. Tolong lindungilah kami dari segala kejahatan yang ada di dunia ini, berikanlah kami petunjuk-Mu, permudahlah kami dalam segala urusan kami. Tolong berikanlah kami kesehatan jasmani dan rohani, hindarkanlah kami dari segala penyakit, dan tolong sembuhkanlah kami dari segala penyakit. Sesungguhnya Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemurah, lagi Maha Pemaaf. Aamiin." <berdoa>

Gue "Aamiin.." <berdoa>

Bola-bola cahaya berwarna keemasan bersinar terang mengelilingi kami seraya turut mendoakan kami, kemudian lenyap di udara setelah doa selesai kami panjatkan.

Mother Mathilda "Baik, pemberkatan selesai, bunda harap, kita semua dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. Tolong bawalah surat ini sebagai bukti telah dilakukannya pemberkatanmu ke Father Mareusis ya nak." <menyerahkan surat pemberkatan ke Ari>

Gue "Baik bunda, saya akan segera melaksanakannya. Uhhm... Apakah saya sudah bisa pergi bunda? Apa bunda akan melanjutkan bertapa disini? <menerima surat, memasukkan surat ke tas>

Mother Mathilda "Tentu saja, bunda masih perlu merenungkan diri disini sebagai bentuk pengabdian bunda terhadap gereja yang terbengkalai ini. Ini juga kewajiban bunda untuk membimbing anak-anakku yang datang kesini. Jadi, tolong jangan sungkan untuk segera melanjutkan perjalananmu anakku. Bunda harap kamu selalu berada di jalan-Nya." <usap kepala Ari>

Gue "baik bunda, kalau begitu saya pamit undur diri." <membungkukan badan>

Mother Mathilda "dan.. Tolong jaga Rachel. Jangan sampai dia terluka. Jika bunda tahu kamu membuatnya menangis, bahkan berani melakukan hal-hal yang tercela, bunda akan mencarimu terlebih dahulu." <menyela, menancing>

Gue "S-siap bunda, saya tidak akan berani melakukannya." <tawa khawatir>

Gue mengambil butterfly wing dari tas, kemudian gue menggunakannya sembari memberikan salam hormatku sekali lagi kepada Mother Mathilda.

Kupu-kupu berwarna biru pelangi, terbang mengelilingiku, meninggalkan jejak berupa serbuk warna-warni yang sangat indah saat mengepakkan sayapnya. Tubuh gue perlahan memudar kemudian hilang berpindah ke kota Prontera.

Mother Mathilda "Hoho~ benar-benar anak yang menarik, sesuai dengan apa yang Mareusis katakan. Aku tidak menyangka dia berani menggunakan butterfly wing dihadapanku, pergi tanpa melalui ujian dibawah panas terik matahari ini." <tertawa, tersenyum, geleng-geleng>

Kupu-kupu terbang membentuk pilar di gerbang selatan Prontera meninggalkan serbuk pelangi di setiap kepakan sayapnya. Gue tiba di Prontera, kemudian kupu-kupu tersebut terbang kelangit.

Gue "Ok, saatnya menemui Father Mareusis untuk diangkat menjadi Acolyte! Yeahhh~" <bahagia>

Gue bergegas ke gereja untuk menemui Father Mareusis, waktu menunjukkan siang hari, habis jadi Acolyte enaknya hunting bentar buat dapetin skill. Minimal gue harus punya increase agi lvl.1, heal lvl.3, cure lvl.1 buat modal gue bantu Rachel. Jadi gue butuh level up job gue sampe job level 5.

Gue "Selamat siang bapa, saya sudah menyelesaikan misinya. Ini surat pemberkatan dari Mother Mathilda." <menyerahkan surat>

Father Mareusis "Selamat siang, aku sudah mengetahui semuanya dari Mother Mathilda. Kerja bagus anakku." <menerima surat>

Father Mareusis "Baiklah, dengan ini, saya nobatkan saudara Ari sebagai Acolyte." <meletakkan tangan kanan di atas kepala Ari>

Shininggg... Tubuh gue diselimuti cahaya putih, kemudian cahayanya memudar hilang. Job level gue tereset menjadi job level 1. Gue resmi menjadi Acolyte.

Father Mareusis "Anakku, temuilah Sister Kliff yang bertugas sebagai kepala Acolyte yang berada di meja resepsionis, di samping pintu masuk ruangan ini. Dia akan meregristasikanmu kedalam data Acolyte resmi, dan akan memberikanmu pakaian resmi Acolyte."

Gue "Baik bapa, terima kasih atas bimbingan bapa. Saya pamit undur diri." <membungkukan badan>

Gue pergi meninggalkan Father Mareusis, berjalan menemui Sister Kliff.

Gue "Selamat siang sister, saya Ari, saya kesini atas perintah Father Mareusis." <salam bungkuk>

Sister Kliff "Selamat siang saudara Ari, saya Kliff, senang berkenalan denganmu. Jika ada sesuatu yang ingin kamu tanyakan terkait Acolyte, silahkan datang menemuiku. Oh ya, tolong tuliskan namamu disini, dan tanda tangan disini." <membalas salam, menunjuk ke buku registrasi>

Gue "Baik sister." <menulis di buku registrasi>

Sister Kliff "Mmm.. Ok, ini pakaian untukmu Ari. Kurasa ukurannya cocok untukmu, kalau kekecilan atau kebesaran nanti, tolong jangan ragu untuk menukarkannya kembali padaku." <mencari dan mengambil pakaian dari rak di belakang, memberikan pakaian ke Ari>

Gue "Terima kasih banyak Sister Kliff, kalau begitu saya pamit undur diri." <menerima pakaian, salam bungkuk>

Sister Kliff "Hmmm... Sama-sama Ari. Lain kali cobalah untuk bersikap santai kepadaku, kita semua adalah saudara, jadi kamu ga perlu terlalu formal padaku." <senyum ramah>

Gue "baik sister." <senyum>

Gue masukkin pakaian ke tas, lalu pergi meninggalkan gereja.

Mumpung masih siang, gue langsung hunting Rocker aja untuk naikin job level gue.

Di sebelah tenggara diluar kota Prontera, terdapat area yang di dominasi oleh monster Rocker, tempat ini sering disebut sebagai surganya Rocker.

Sebelum pergi hunting kesana, gue sempatkan mampir ke pedagang roti di selatan prontera untuk membeli bekal makan siang gue diperjalanan.
 
Chapter 9 - Rachel 3

Gue lanjutin perjalanan menuju surga Rocker melalui gerbang selatan kota Prontera sambil makan roti yang barusan gue beli.

Disini suasananya cukup rame, banyak sekali pedagang, warga, dan para petualang yang lalu lalang.

Diluar gerbang prontera selatan, di ujung sebelah kanan gue, terdapat banyak sekali pepohonan yang rindang. Dibalik pohon ini terdapat sebuah taman yang cukup indah.

Taman ini dikelilingi banyak sekali pepohonan, di taman itu sendiri dipenuhi banyak sekali jenis bunga yang sangat cantik, terdapat beberapa bangku yang membentuk lingkaran di taman ini.

Gue "Ahh~ jadi keinget mantan. Dulu, di Ragnarok Online, gue sering mojok ma doi disana. Apa taman disini juga jadi spot mojok para pasangan muda ya? Gue coba kesana ahh~ mampir bentar sekalian nostalgia." <senyum, memandang ke arah pepohonan yang cukup lebat di sebelah kanan>

Gue berjalan menuju ke taman melewati beberapa pepohonan, gue ga nyangka pohon-pohon disini cukup lebat, gue berasa kaya ada di labirin, mungkin ga bakalan ada seorangpun yang tau tentang taman ini.

5 menit berjalan melewati pepohonan, akhirnya gue sampai di taman.

Gue "Wahhhh... Benar- benar indah... Ragnarok Online dengan dunia ini benar-benar berbeda. Dunia ini benar-benar mantab! Hmmm.. Seperti yang gue kira, ga ada seorangpun disini, mereka ga tau keberadaan taman ini, sangat disayangkan." <kagum, geleng-geleng>

Gue duduk di salah satu bangku taman sambil bernostalgia tentang doi.

Disini suasananya sangat nyaman, rindang, udaranya segar, suara burung berkicauan, kupu-kupu berterbangan, beragam bunga memenuhi seluruh taman, benar-benar spot yang luar biasa!

Gue "Anjirr lah, kok malah baper gini. Lebih baik gue ganti baju Acolyte disini, habis itu lanjut berburu, kemudian pulang untuk ngejutin Rachel. Hehe~"

Gue mengganti pakaian gue dengan pakaian Acolyte, ternyata ukurannya pas, Mantab!

Setelah itu, gue melanjutkan perjalanan menuju surga Rocker melewati pepohonan yang lebih lebat yang berada di selatan taman. (gue pake map berdasarkan map yang ada di Ragnarok Online)

Saat melewati pepohonan yang lebat, gue mendengar suara-suara yang aneh dari seluruh penjuru arah.

Suaranya samar-samar, apakah ada hantu di dunia ini? Gue jadi merinding kepikiran yang engga-engga. Akhirnya gue putusin untuk lari melewati pohon-pohon ini.

Gue "Oh SHITT.. Shittt..shittt!!! Masa ada hantu siang bolong gini?! Asuuuuu..asuuu!!! <lari ketakutan, wajah bego>

Gue berlari ketakutan tanpa memperdulikan suara-suara yang ada di sekitar gue.

Hingga akhirnya gue ngelihat cahaya dari kejauhan, sepertinya itu jalan keluar menuju jalan utama.

Gue ngerasa lega, gue menambah kecepatan langkah gue agar cepat keluar dari pepohonan ini.

Belum sempat keluar dari pepohonan, gue dikejutkan dengan pasangan muda yang lagi asik bermesraan.

Cewe "Ahh~ sayang, hentikan.. Gimana kalau ada orang yang lewat nanti?" <mendesah>

Cowo "Tenang aja, mereka juga pada asik dengan pasangan mereka masing-masing. Sayang, kamu terlihat sangat cantik hari ini~" <grepe-grepe, bercumbu>

Gue "WTF! MAAF GUE GA SENGAJA! PERMISI YA OM-TANTE!!" <kaget, lanjut berlari>

Cewe "Tuh kan, dibilang juga apa? Kamu sih!" <malu>

Cowo "Ahaha.. Maaf sayang, aku ga sadar kalau ada orang yang mendekat. Habis kamu terlalu cantik sih~" <awkward, lanjut bercumbu, ga ada akhlak>

Akhirnya gue berhasil keluar dari pepohanan, gue berhenti di jalan utama sambil menangis meratapi hidup gue.

Gue "Anjinggg! Ternyata tadi bukan suara hantu, melainkan suara pasangan-pasangan muda yang lagi enak-enak mojok di pepohonan! Gue bener-bener iri!! Ancookkk.. Ancokkk!!!" <sad boy>

Gue lanjut berjalan ke surga rocker yang areanya berada di sebelah kanan gue dengan keadaan lemah, lesu, dan emosi.

Meanwhile, diluar gerbang prontera bagian timur, Rachel sedang berlatih sesuai dengan ajaran yang diberikan oleh mendiang ayahnya.

Rachel "Hufh..hufh.. Panasnya... Udah sesiang ini ternyata.. Apa Ari sudah kembali ya? Sebaiknya aku akhiri aja latihan disini, nyiapin makan siang, melanjutkan meditasi dan membaca kitab di rumah sembari menunggunya datang." <lelah, usap keringat, senang>

Gue tiba di surga Rocker, gue bersiap untuk memburu Rocker, gue mengambil Mr.Smile, tameng dan belati dari tas, kemudian memakainya.

Gue "Wait.. Astaga! Gue lupa beli gada! Apa gue dibolehin pakai senjata novice ini di dunia ini? Tapi sepertinya aman-aman aja, gue bisa memakainya. Hmmm... Trus tameng novice ini? Tau ah.." <mengamati belati yang di genggam, mencoba gerakan menusuk, membelah dan menebas>

Gue nemuin Rocker di deket gue, gue coba ngalahin dia menggunakan senjata novice.

Tebasan pertama, tebasan kedua, gue cuma berhasil melukainya sedikit.

Gue ngerasa serangan gue ga sedalam saat gue masih novice, apa ini akibat dari restriction class?

Seperti yang kita ketahui, Ragnarok Online memiliki senjata yang bervariasi mulai dari belati, pedang tangan satu, pedang tangan dua, busur dan panah, tongkat sihir, gada, kampak, tombak, katar, knuckle, palu, kitab, shuriken, pistol, violin, dan cambuk.

Masing-masing job memiliki class restriction terhadap senjata-senjata ini, begitu juga dengan armor.

Untuk gue sendiri, gue seorang Acolyte. Mayoritas senjata yang bisa gue pakai adalah gada, gue ga bakalan bisa pakai senjata yang lain tanpa adanya syarat khusus.

Mungkin karena ini, sekarang serangan gue ga se-efektif waktu gue novice dulu.

Alhasil, gue ngalahin Rocker ini sambil main kejar-kejaran untuk minum red potion dari tas gue. Gue berhasil naikin level dan job level gue.

Gue "hosh.. Hosh.. Kampret! Kenape gue bisa sebego ini!! Apa gue musti balik lagi cuma buat beli gada?! Ogah banget dah, mending gue lanjut berburu aja. Palingan juga bentar doang buat naikin 5 job level." <lelah, usap keringat, emosi>

Gue lanjut berburu rocker. Tanpa gue sadari, gue berhasil ngalahin belasan rocker.

Sekarang gue udah level 18 dan job level 5, gue ga sadar kalau waktu sudah menandakan sore hari.

Gue buka fitur [skill], gue pakai skill poin gue untuk dapetin skill Heal lvl.3, Cure lvl.1, Increase Agi lvl.1.

Status gue tingkatin jadi str 17, agi 1, vit 10, int 20, dex 10, luk 1.

Gue sengaja tingkatin int untuk banyakin mana gue, sekarang gue bisa pake skill Increase Agi 2x berturut-turut dalam keadaan mana gue penuh.

Shininggggggg....

Seperti biasa, cahaya berkumpul di tubuh gue, kekuatan mengalir ke dalam tubuh, gue ngerasa jadi tambah kuat.

Gue "Yosh, mantulll!!! Oh Shit! Gue ga nyangka udah sesore ini! Apa Rachel nungguin gue ya? Lebih baik gue buru-buru balik. [Increase Agi]." <meramal>

Tubuh gue diselimuti oleh angin, tubuh gue terasa ringan, gue bergegas kembali ke rumah Rachel.

Dalam perjalanan gue ngelepas Mr.Smile ke tas, dan mencoba fitur whisper ke Rachel, sayangnya ga ada respon sama sekali dari Rachel.

Gue "Apa fitur ini ga berfungsi? Apa Rachel ngambek ke gue?! Damn!! Tolong bersabarlah Rachel! aa comming!!!" <berlari>

Meanwhile di rumah Rachel, dengan perut lapar dan perasaan yang sedih, Rachel menunggu Ari sembari meditiasi di ranjang.

Rachel "Apa Ari baik-baik aja ya? Udah sesore ini tapi dia belum juga datang. Makan siang belum tersentuh, perutku laper... Hu...hu..hu.. Apa jangan-jangan dia meninggalkanku? Hiks..hiks.." <nangis>

Sore berganti malam, gue tiba di depan pintu rumah Rachel. Gue ketuk pintunya. Tok, tok, tok!

Gue "Rachel, apa kamu di rumah? Ini Ari, maaf membuatmu menunggu lama.. R-rachel..?"

Setelah mendengar suara Ari, dengan cepat Rachel bergegas membuka pintu, kemudian memeluk Ari sambil menangis.

Gue "Whoaaaaahhh.. R-rachel a-apa yang kamu lakukan? Kita masih diluar, ga enak sama yang lain..." <kaget, salah tingkah>

Rachel "kupikir kamu ga akan menemuiku lagi... Hiks...hiks.." <memeluk Ari, nangis>

Gue "T-tentu saja aku akan kembali, aku kan udah janji sama kamu. Aku.. Maafkan aku ya Rachel, aku sudah membuatmu khawatir." <awkward, memeluk Rachel>

Ga lama kemudian, Rachel melepaskan pelukannya, lalu mengusap air matanya, entah kenapa tiba-tiba dia ngambek dengan wajah imutnya.

Rachel "S-siapa juga yang khawatir.. Aku laper tau! Nungguin kamu lama banget!" <salah tingkah, ngambek, malu>

Gue "Heeeehhh...?" <bingung, ngeliat makanan di meja dekat shofa>

Gue ngeliat ada 2 porsi makanan, sepertinya udah lama disiapin oleh Rachel. Jangan-jangan dari tadi Rachel nungguin gue buat makan siang bersama?

Gue "Ternyata kehadiran gue cuma sebatas makanan, gue pikir Rachel bakalan khawatir setengah mati." <bicara dalam hati, ga peka, sedih>

Gue "Ah.. Maaf, kalau gitu ayo kita makan." <awkward, ga ada akhlak>

Rachel "Humph!" <ngambek>

Kami masuk ke rumah, makan hidangan yang udah disiapin Rachel dari tadi tanpa sepatah kata apapun.

Rachel masih nampak marah, lucunya dia makan sangat lahap. Haha~

Gue "Rachel, pelan-pelan makannya. Nanti kamu tersedak loh." <khawatir>

Rachel "Bodo!" <ngambek>

Gue "Rachel, maafin aku dong. Aku ga tau kalau kamu berencana ngajak aku makan siang. Pleaseee..." <memelas>

Rachel "Hmmm... Emangnya dari tadi kamu ngapain sih Ri?" <mereda>

Gue mulai menceritakan perjalanan gue ke Rachel, mulai dari membeli tas hingga kembali menemuinya.

Perlahan Rachel mulai berhenti ngambek, mulai tertawa dengerin cerita absurd gue.

Tentu saja ga semuanya gue ceritain, semua yang terkait Ragnarok Online dan kehidupan lama gue, gue sembunyiin, pesan Mother Mathilda juga.

Saat gue selesai menceritakan semuanya ke Rachel, tiba-tiba Rachel ngambek lagi.

Rachel "Terus, kenapa siangnya ga kesini dulu?" <ngambek>

Gue "Aaa... A-aku pikir ga akan lama untuk berburu sedikit Rocker." <ngeles>

Rachel "Hmmm.. Ya udah, aku capek, aku mau tidur dulu." <ngambek>

Gue "Ehhhhh..." <ga berkutik>

Gue "Wanita benar-benar mengerikan kalau lagi ngambek." <berbicara dalam hati, sedih>

Entah beneran atau bohongan, Rachel berbaring di ranjangnya.

Akhirnya gue putusin untuk mandi terlebih dahulu sebelum lanjut beristirahat di shofa.

Selesai mandi, gue sempatkan untuk melihat Rachel.

Ternyata dia bener-bener tertidur pulas, dia tidur sambil tersenyum nampak sangat bahagia, kuharap dia ga bakalan ngambek lagi di keesokan harinya.

Melihat wajah cantik dan senyuman indahnya, Rachel tertidur bagaikan malaikat. Gue terpesona olehnya, gue ga bisa nahan diri untuk mencium keningnya sebagai ucapan selamat malamku padanya. Setelah itu, gue putusin untuk tidur, beristirahat di shofa.
 
Njir RO, hahaaa
Ada juga pemaen RO disini, btw ane maen nih RO dari 2014 akhir sampe 2013, trus vakum, pas maen lagi tau tau udah RO gravindo, wkwkwk
 
Wkwkwk mantab cuy! Masa muda anda indah!! Gw jg udh ngincipin semuanya, tp yg plg seru tetep RO Jadul PC, salam hormat bro!:Peace::cendol:
Wah iya lah RO PC emang paling mantep, apalagi sbelom ada job3 job 4, sbelom yang bot rame banget, paling sebel sih jaman bot rame banget, masa WOE aja pake bot, wkwkwk.
Btw skarang RO di PC masih ada ga?
 
Bimabet
Chapter 10 - Misi Rachel

Malam berganti pagi, matahari mulai menunjukkan wajahnya, terdengar suara ayam berkokok, dan burung-burung saling berkicauan.

Rachel terbangun dari tidurnya, berjalan membuka jendela untuk menikmati udara pagi dan hangatnya sinar mentari.

Rachel "Mmmm~ segarnya~ Ayah, sebentar lagi Rachel akan mewujudkan impianmu.. Hm? Ari masih aja molor seperti biasanya, kelihatannya dia kelelahan." <meregangkan tubuh, melihat Ari tertidur pulas di shofa, senyum>

Rachel berjalan mendekati Ari, memandangi wajah Ari yang menurutnya terlihat lucu, seperti anak kecil yang kelelahan usai bermain dari luar.

Rachel "Aku ga nyangka kalau dia bisa tidur seperti ini, tangan dan kakinya kemana-mana. Pfft.. Bahkan dia sampai ngiler, sepertinya dia sangat kelelahan. Sebaiknya aku bersiap-bersiap untuk membeli sarapan. Hehe~" <senyum>

Rachel bersiap keluar untuk membeli sarapan, sebelum dia pergi, Rachel dikagetkan dengan Ari yang sedang mengigau dalam tidurnya.

Gue "Rachel.. Kamu sangat cantik.. Dan seksi... Mmmm... Hehe~" <usap air liur, tidur>

Rachel "Eh? Apa Ari sedang memimpikan yang engga-engga tentangku? Humph, dasar mesum!" <bicara dalam hati, kaget, malu, Illfeel>

Rachel bergegas keluar dari rumah dengan keadaan malu, sedikit kesal, dan salah tingkah setelah mendengarkan Ari yang sedang ngigau.

Cklek, door. Suara pintu membuat gue terbangun dari mimpi indah.

Gue "Hmm~ apa tadi itu Rachel? Sepertinya dia mau membeli sarapan. Sebaiknya gue mandi duluan aja. Hoaaamm~" <kucek mata, meregangkan tubuh, menguap>

Gue berdiri dari shofa. Sebelum gue pergi ke kamar mandi, gue dikagetkan dengan keadaan celana gue.

Gue "Eh? Lho kok basah? Lengket lagi?! FAKK!! gue mimpi basah!! Shittttt.. Apa Rachel mengetahuinya? Malu banget anyiiiink!! Semoga aja aman, gue musti hilangin jejak.." <panik>

Gue bergegas ambil air dari kamar mandi, airnya udah gue kasih sabun dikit biar agak wangi.

Gue cipratin dikit-dikit airnya ke seluruh permukaan shofa yang terbuat dari rotan, kemudian gue lap sampai bersih dengan bekas pakaian gue.

Gue "Ok, warnanya udah rata. Kelihatannya aman, sekarang gue mesti cepet-cepet mandi dan cuci pakaian gue." <gerak cepat>

Gue pergi mandi dan mencuci pakaian Acolyte gue.

Beberapa saat kemudian, Rachel kembali ke rumah dengan membawa sarapan.

Rachel mendapati shofanya sedikit basah dan mencium bau wangi sabun dan sedikit bau aneh seperti adonan.

Rachel "Ari, apa kamu memberishkan shofaku? Apa separah itu air liurmu sehingga harus menutup-nutupinya? Hihi~" <chuckle, ngledek Ari>

Gue "Fiuh~ sepertinya Rachel ga tau." <mandi, lega>

Gue "Ehhhh.. A-aku cuma ngerasa ga enak aja udah ngotorin shofamu." <pura-pura bego>

Rachel "Hmm~ ya udah, buruan gih mandinya. Aku udah siapin sarapan nih." <ngeledek, senyum>

Gue "Ok, tunggu sebentar. Maaf ngerepotin kamu terus Rachel."

Gue keluar dari kamar mandi mengenakan pakaian novice sambil membawa pakaian Acolyte yang habis gue cuci.

Rachel "Eh? Kenapa kamu mengenakan pakaian novice itu lagi Ri? Oh ya! Ngomong-ngomong aku juga ga pernah melihatmu membawa barang-barang apapun sejak kita pertama kali bertemu. Kamu nyimpen barang-barangmu selama ini dimana sih Ri?" <kaget, bingung>

Gue "Ah..Uhhhh.. Pakaianku kotor jadi aku mencucinya, makanya aku terpaksa mengenakan pakaian novice ini. Untuk barang-barangku.. Sebenarnya aku menemukan harta karun saat membeli tas, tas yang aku ceritain ke kamu kemarin adalah harta karunnya. Tas ini bisa nyimpen semua barang-barang, ga memiliki batasan ruang penyimpanan, dan hanya aku yang bisa menggunakannya. Aku bisa menggunakannya setelah melakukan kontak sihir dengan tas ini, nampaknya pemilik toko ga tahu apa-apa mengenai tas ini. Meskipun begitu, berat tas ini akan seberat barang-barang yang aku simpan, jadi aku cuma nyimpen sedikit barang-barang disini." <panik, ngeles>

Rachel "Hmmm... Jadi begitu.. Aku belum pernah mendengar kalau ada tas seperti ini. Kamu benar-benar beruntung Ri. Ngomong-ngomong, apa kamu punya pakaian lagi Ri?"

Gue "Ahh.. Aku ga punya, apa kamu tau toko penjual pakaian disini Rachel?"

Rachel "eh? Untuk pakaian resmi, sepertinya kita hanya bisa memesannya melalui Sister Kliff. Tapi itu mungkin membutuhkan beberapa waktu dan uang. Kalau pakaian bebas, kita bisa membelinya di pedagang."

Gue "jadi begitu ya.. Sepertinya aku akan mengenakan pakaian novice ini untuk sementara waktu." <pasrah>

Rachel "Tunggu sebentar Ri, sepertinya aku masih menyimpan pakaian ayah saat masih menjadi Acolyte dulu. Sepertinya ukurannya cocok untukmu." <mencari di lemari pakaian>

Gue "Eh? Apa kamu ga keberatan jika aku memakainya? Itu kan salah satu peninggalan ayahmu." <ga enak>

Rachel "Ga apa-apa Ri, justru aku malah senang kalau peninggalan ayah dapat bermanfaat bagi orang lain. Ah! Ini dia, coba kamu pakai Ri." <menemukan, memberikan pakaian ayah ke Ari>

Gue "tunggu sebentar, aku mau menjemur pakaianku dulu. Ngomong-ngomong, dimana aku bisa menjemurnya Rachel?"

Rachel "Di belakang rumah ada tempat jemuran, kamu bisa menjemurnya disana." <menunjuk ke jendela yang berada di atas meja membaca>

Gue keluar menuju belakang rumah Rachel, gue nemuin tempat jemuran milik Rachel. Ada 3 tali jemuran yang membentang dari ujung ke ujung. Tali depan untuk menjemur kain-kain yang cukup panjang dan lebar. Tali kedua untuk pakaian sehari-hari. Tali ketiga untuk pakaian dalam.

Gue "Banyak juga jemuran Rachel. Eh? Anjirrr!! BH ma kancutnya Rachel!! Ukurannya gede bangettt.. Kira-kira sizenya berapa ya? Ntar gue cek bentar ah.. Mwuehehe~" <berkata dalam hati, menjemur pakaiannya, melihat pakaian dalam Rachel>

Gue selesai menjemur pakaian. Saat hendak melihat ukuran BH Rachel, gue dikagetkan oleh Rachel yang mempergokiku dari jendela.

Rachel "Apa yang akan kamu lakukan dengan pakaian dalamku Ri?" <flat>

Gue "Ahhh.. A-aku cuma mengeceknya. Aku mau membantumu mengambil jemuran, barang kali udah kering.. He..hehe.." <awkward, ngeles, salah tingkah>

Rachel "Hooooh~ buruan masuk, nanti kita kesiangan!" <kesal dengan kemesuman Ari>

Gue "Y-yes mam!" <ngacir>

Gue kembali ke rumah. Rachel ga nampak begitu marah seperti sebelum-sebelumnya, mungkin dia sudah mulai terbiasa denganku? Hehe~

Gue mencoba pakaian ayah mertua di kamar mandi, dan ternyata pas. Mantabb! Kemudian kami lanjut sarapan bersama, seperti biasa gue membantu mencuci piring, dan Rachel pergi mandi.

Kali ini gue ga berani macem-macem, gue ga mau Rachel tambah marah ngeliat tingkah gue.

Rachel selesai mandi, kemudian kami bersiap-siap melanjutkan misi Rachel untuk menemui Father Rubalkabara yang berada di reruntuhan gereja di sebelah timur kota prontera.

Gue "Rachel, apa aja yang kamu bawa?"

Rachel "aku cuma membawa beberapa red potion."

Gue "ahh.. Rachel benar-benar seorang pemula." <berbicara dalam hati, senyum khawatir>

Gue "sini potionnya biar aku bawa, jadi kamu ga perlu repot-repot bawa barang-barang yang berat. Dan kita perlu mampir membeli beberapa wortel dan banyak sekali pisang. Beberapa bumbu penyedap, air minum, dan roti." <meminta tas Rachel>

Rachel "Eh... banyak banget, emang mau diapain Ri?" <bingung>

Gue "wortel untuk mengalihkan perhatian Esclipe (bossnya lunatic, mirip lunatic, besar, berwarna biru), pisang untuk mengalihkan perhatian yoyo dan choco. Kebetulan aku punya beberapa daging lunatic, mungkin kita bisa makan kelinci panggang untuk makan siang nanti." <menerangkan ramah>

Rachel "Oh, ok. Maaf ya Ri, aku kurang berpengalaman untuk masalah seperti ini." <sedih, murung>

Gue "Ga apa-apa, aku akan selalu ada disampingmu untuk membimbingmu." <menghibur Rachel, usap rambut Rachel>

Rachel "Mm. Makasih Ri." <senyum>

Kami berangkat membeli barang-barang yang kami perlukan.

Karena gue sudah berhutang banyak dengan Rachel, gue putusin untuk mendanai biaya perjalanan kami. Setelah menjual drop item dari Rocker, gue membeli barang-barang yang diperlukan.

Gue sedih saat merogoh kantong, gue menyadari kalau gue udah bokek akibat ulah gue sendiri yang sok nge boss in.

Rachel "Apa kamu ga apa-apa? Kita bisa membagi biayanya berdua." <khawatir>

Gue "Ga apa-apa Rachel, sekarang giliranku untuk membalas kebaikanmu." <sok cool, aslinya nangis>

Kami lanjut menuju gerbang timur kota Prontera. Sebelum melanjutkan perjalanan, gue menemui petugas kafra gerbang timur kota prontera untuk meminta jasa save point, gue juga memintanya untuk Rachel.

Esther "Selamat pagi tuan Ari dan nona Rachel, saya Esther petugas kafra gerbang timur kota prontera, ada yang bisa saya bantu?" <salam anggun>

Rachel "Eh? Bagaimana dia bisa tahu namaku dan Ari?" <heran dalam hati>

Gue "Selamat pagi~ Esther, tolong simpan lokasiku dan nona Rachel disini."

Esther "Baik tuan, [save point]." <merapal, mencatat nama Ari dan Rachel>

Swiiingggg! Cahaya putih bersinar membentuk pilar di tempat gue dan Rachel berdiri, kemudian cahaya tersebut menghilang sangat cepat.

Gue dan Rachel berhasil save point di gerbang timur Prontera.

Rachel "Ehhhhh?! C-cahaya apa tadi? A-ari.. A-apa yang petugas kafra coba lakukan?" <panik, imut, rangkul Ari>

Gue "Whoaaa... Ga apa-apa Rachel, tenanglah. Ini layanan untuk menentukan titik berpindah kita apabila menggunakan butterfly wing. Jika misi kita sudah selesai nanti, butterfly wing akan memindahkan kita kesini, dengan begitu kita ga perlu kelelahan saat pulang nanti, dan ga perlu menghadapi monster-monster di jalan." <mimisan, sange, seneng>

Esther "Maaf mengagetkanmu nona Rachel, tepat sekali yang dikatakan tuan Ari." <bungkuk minta maaf ke Rachel>

Rachel "T-tidak apa-apa Esther, aku yang salah karena tidak tahu apa-apa tentang kafra. K-kamu tidak perlu seperti itu, seharusnya aku yang minta maaf." <awkward, salah tingkah>

Setelah situasinya kembali normal, gue dibantu Esther menjelaskan tupoksi kafra kepada Rachel secara detail.

Dengan ini, Rachel mendapatkan pengetahuan tentang kafra yang sebelumnya tidak pernah dia dapatkan, karena Rachel tidak pernah mengikuti pelatihan di training ground ragnarok.

Akhirnya kami berpamitan dengan Esther kemudian melanjutkan perjalanan untuk menemui Father Rubalkabara.

Di area pertama kami ga ngalamin kesulitan sama sekali, karena area ini dipenuhi oleh monster-monster non agresif.

Kami hanya sesekali membunuh fabre yang datang kepada kami karena mereka merasa terusik, tidak lupa kami mengambil drop itemnya.

Kami terus berjalan ke atas memasuki area kedua. Area ini cukup sulit karena struktur permukaannya yang dipenuhi dengan bukit dan jurang, jalannya bercabang-cabang dan dipenuhi pepohonan bagaikan hutan labirin.

Karena gue sudah tahu tujuannya adalah untuk berjalan ke area selanjutnya yang berada di pojok kanan atas area ini, gue berjalan di depan untuk memandu Rachel dalam perjalanan.

Gue berusaha melewati jalan yang relatif aman sambil menghindari monster-monster agresif seperti mandragora dan esclipe.

Dipersimpangan, gue menemukan Esclipe beserta anak buahnya lunatic, untungnya mereka belum menyadari kehadiran kami.

Rachel "Gimana Ri, apa yang harus kita lakuin?" <berbisik>

Gue "tenang, aku akan coba memancingnya dengan melempar wortel ke samping. Setelah itu kita berlari ke depan. Kemudian belok ke kanan untuk menuju area berikutnya. Apa kamu sudah siap Rachel?" <berbisik>

Gue lihat Rachel menganggukkan kepala, menandakan bahwa dia sudah siap.

Gue memberikan aba-aba, kemudian gue lempar semua wortel dari tas ke samping kanan persimpangan. Hal ini dilakukan agar Esclipe pergi menjauh dari jalan kami, dan fokus memakan umpan kami.

Umpan kami berhasil! Kami berlari menuju persimpangan terakhir, lalu segera belok ke kanan untuk menuju area selanjutnya.

Karena gue berada di depan Rachel, gue berhasil melewati persimpangan dan sudah belok ke kanan terlebih dahulu.

Gue dikagetkan dengan 2 monster Mandragora yang menghadang jalan, mereka tepat berada pada perbatasan area.

Tiba-tiba tanah bergetar, muncul retakan tanah yang sangat cepat dan kuat dari mandragora menuju ke gue.

Dari retakan tanah, muncul akar-akar tumbuhan yang dikelilingi tumbuhan merambat bagaikan tentakel. Tentakel ini berhasil menangkap kaki kanan gue.

Gue "RACHEL, BERHENTI! JANGAN KEMARI!!" <teriak ke arah Rachel>
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd