Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Saya dijadikan Pelacur oleh Iparku

Prof.Dr Rosa Malik M.Psi
Psikolog
Saya tertegun sejenak melihat plakat nama yang tertera di pintu, seorang Profesor, Wow mantap sekali client Mbak Susi, Saya cemas juga apabila nanti wujud Profesor ini sudah ubanan dan keriput dengan payudara yang sudah tergantung jatuh ke bawah ,apakah bisa memuaskannya?

“Masuk,” Suara merdu wanita terdengar setelah Saya ketuk Pintunya.

Saya buka pintunya dan masuk ke dalam ruangan yang agak remang, cahaya matahari tertahan oleh gorden tebal dan lampu dengan cahaya moonlight. Ruangan tersebut besar dan luas, sekitar 6 x 6 m dan tinggi lebih dari 3m, terdapat rak penuh buku dan sebuah sofa panjang serta sebuah sofa tunggal yang terkesan siapapun yang duduk akan santai sekali posturnya. Dan sebuah meja yang besar dengan desain klasik, di balik meja duduk seorang wanita cantik yang berusia sekitar tiga puluhan , rambutnya hitam panjang, Hidung yang mancung dengan bibir sensualnya, mirip sekali dengan artis Sophia Latjuba. Penampilannya dengan kemeja hitam melapisi blazer warna cerahnya dengan kancing bagian atas terbuka, benar -benar membuat diriku terpesona, Saya terdiam seperti patung di pintu kantornya,

“Hi,..hi.. Saudara Prasetyo yah,.. Jangan takut, Silahkan masuk,”

Dr Rosa tertawa memperlihatkan barisan gigi putihnya yang rapi diantara kedua lesungnya yang dalam sekali terlihat saat dia tertawa.

“Oh,. ah.. Iyah, Selamat Sore , Mbak Rosa yah?”

Gugup juga Saya di depan wanita cantik ini, Dalam hati Saya heran juga, dengan kecantikannya untuk apa dia sewa Gigolo, deretan pria ganteng pasti antri membayar dirinya.

“Hm,. Kamu memang berbeda dengan suami Susi, kamu ganteng dan Tinggi,, memang nilai komersial kamu lebih baik hingga Susi berani investasi besar, hi..hi,”

“Eh, Mbak Rosa akrab yah dengan Mbak Susi,”

“Yah, Dia adik kelasku dulu, Pintunya dikunci Pras,”

“Baik Mbak,”

Saya Kunci pintunya dan saat Saya membalikkan badanku , terkejut juga Saya lihat Mbak Rosa sudah keluar dari balik meja dan melepaskan bajunya.Semua bajunya dia letakkan diatas meja, Sementara Saya hanya bisa melongo memandangi keindahan di depan mataku, walaupun masih terbalut oleh pakaian dalam, Pesona Body perfect Mbak Rosa sangat memukau, kakinya jenjang, pahanya mulus tanpa selulit, Perutnya rata, Payudaranya yang proporsional, tidak kecil tetapi juga tidak besar sekali, sangat pas sekali dengan bentuk pinggang kecilnya dan pinggulnya yang tonggek. Mbak Rosa lalu lanjut melepaskan pakaian dalamnya, diletakkan di atas meja semuanya, Dia lalu mengambil clipboard dan Ballpoint dari meja kerjanya. Mbak Rosa dengan tubuh telanjangnya berjalan ke Sofa tunggal, lalu duduk dan mengangkang memperlihatkan bulu-bulu halus yang terawat rapi dibentuk seperti panah yang mengarah ke vaginanya.

“Glek,” kutelan ludahku melihat pesona keindahan kemaluan Mbak Rosa.

“Hm,.. tunggu apalagi Pras?” Mbak Rosa menantangku.

Saya yang sedari tadi terangsang oleh kecantikan Mbak Rosa, tak sabaran, langsung menelanjangi diriku secepatnya, Saya lalu bergerak ke arah Mbak Rosa. Melihat kedua payudaranya yang putih mulus dengan kedua puting mungilnya yang berwarna pink cerah, tak sabaran, Saya langsung mencium putingnya dan memainkan lidahku di putingnya, sementara tanganku meremas-remas payudaranya. Perlahan Tanganku turun mengelus perut rata Mbak Rosa dan turun mengelus pahanya dan kembali naik membelai bulu-bulu halus kemaluannya dan permukaan vaginanya. Kumasukkan jari tengahku ke vagina Mbak Rosa, Kucari tonjolannya dan ku elus-elus.

Tidak ada desahan, tidak ada geliat dari tubuh Mbak Rosa, walaupun Saya merasakan ada cairan yang melembabkan permukaan Vagina Mbak Rosa. Saya lalu jongkok di antara kedua paha Mbak Rosa dan mulai mengecup vaginanya, lalu menjilati clitoris dan bibir vaginannya, tetapi tetap tidak ada reaksi dari Mbak Rosa, Dari posisi kemaluan Mbak Rosa, Saya melirik ke wajah Mbak Rosa, tapi terhalang oleh clipboardnya dan terlihat olehku dengan santainya tangan Mbak Rosa mencoret-coret sesuatu di clipboardnya. Saya intensifkan permainan jariku dan lidahku di vagina Mbak Rosa, tetapi tetap tidak ada desahan dan geliat birahi Mbak Rosa. Dalam hati saya bertanya mungkinkah Mbak Rosa menyewa Saya karena ada kesulitan seksual pada dirinya? Saya lalu berdiri dan memperlihatkan Penisku yang besar tegak menantang, berharap dikulum oleh bibir sensualnya Mbak Rosa.

“Nope,.. Thank You pras,”

Mbak Rosa tersenyum padaku, dia tahu yang kuinginkan dan dia menolaknya, Mbak Rosa lalu berdiri, lalu dia berjalan memutari diriku, lalu dia berjalan ke mejanya, mengambil meteran kain yang biasanya digunakan penjahit, dia lalu melingkari penisku dengan meteran itu , mencatat di clipboard nya, kemudian mengukur panjangnya penisku, bagian atas dan bawahnya, Mbak Rosa mengelus dan dengan tangan nya mengukur kantung zakarnya, lalu kembali dia mencoret sesuatu di clipboard nya.

“Sebentar yah Pras, tahan terus penismu tetap tegak,”

Mbak Rosa lalu kembali ke mejanya, dia gantikan meteran kain tersebut dengan stopwatch, Dia lalu terus memandangi penisku dan berjalan ke sofa panjang dengan clipboard nya dan stop watch, kemudian duduk santai sambil memandangi diriku, Kami berdua bertahan dengan posisi tersebut lima menitan lebih.

“Hm.. daya tahan yang bagus,”

Mbak Rosa tersenyum padaku, lalu kembali dia mencatat sesuatu di clipboardnya, kemudian dia berganti posisi rebah dengan kedua kakinya membuka lebar,

“Masukin pras penismu ke vaginaku sekarang,”

Saya merasa diriku saat ini seperti seekor tikus lab sedang dipelajari, walaupun dalam hatiku sedikit kecewa dengan sikap Mbak Rosa tetap Saya Ikuti instruksinya. Saya bergerak ke arahnya, kuarahkan penisku ke vaginanya, terasa olehku hangat cengkraman dinding vagina Mbak Rosa pada penisku,. Hm nikmat sekali. Setelah saya masukkan penisku, Saya lalu gerakkan pinggulku dan memaju-mundurkan penisku, kedua tanganku menahan tubuhku, ketika berganti posisi hendak memeluk Mbak Rosa, ditahan olehnya dan dia menggeleng-geleng kepalanya,

“Tahan posisi ini terus sampai kamu ejakulasi Pras,”

Walaupun Tetap pada posisi push up, Tangan Saya bergantian meremas-remas Payudara indah Mbak Rosa, Hm,.. lunak alami. Karena posisi yang monoton, Saya mempercepat gerakan pinggulku agar cepat ejakulasi. Mungkin karena pengaruh suplemen dari Mbak Susi yang teratur Saya konsumsi dan meskipun kecantikan Mbak Rosa sangat menggairah , dan cengkraman Vagina Mbak Rosa lumayan ketat, Lama juga baru akhirnya birahiku memuncak dan kutembakkan spermaku ke dalam Vagina Mbak Rosa.

“Huh,..argh..ah.ah...,”

Saya mengerang nikmat saat spermaku muntah di dalam vagina Mbak Rosa, Saya lalu mencabut keluar penisku, sementara Mbak Rosa mencatat sesuatu di clipboardnya, baru kemudian dia mengambil tissue dan membersihkan vaginanya dari spermaku. Mbak Rosa Lalu tersenyum padaku, kemudian bergerak ke arah meja dan memakai bajunya. Mbak Rosa lalu duduk di balik mejanya dan membuka-buka lembaran form di clipboardnya, membaca dan mempelajarinya seakan-akan aksi seksual kami barusan itu hanya pemeriksaan antara dokter dan pasien. Saya juga memakai bajuku kembali, kemudian duduk di sofa panjang bekas lokasi pertempuran kami tadi. Mbak Rosa lalu mengambil sebotol Air mineral dan melemparkannya ke arahku dan tepat kutangtap,

“Minum dulu dan tunggu sebentar Pras,”

“Oh,..Okay Mbak,”

Saya membuka botol air mineral tersebut dan meminumnya, dikarenakan posisiku tadi, aksi seksual sebelumnya cukup menguras staminaku. Saya minum perlahan sambil memperhatikan kecantikan Mbak Rosa saat serius mempelajari clipboardnya. Sesaat kemudian, Mbak Rosa berdiri dan kemudian duduk disampingku, Posisinya santai dengan satu tangan menopang dagunya.

“Gue harap, gak mengecewakan Mbak,”

“Oh,..hi..hi Kamu pikir Gue order jasa kamu,”

“Oh,. bukan begitu Mbak Rosa, tadi dipesan Mbak Susi, gue gak boleh kecewain Mbak Rosa,”

“Ha.ha.. , se..se stop dengan Mbak Rosa,.. Kamu ganti dengan dokter,... DOKTER, ha..ha,”
Tawa lepas Mbak Rosa memenuhi ruangan prakteknya,

“Mak… maksud Mbak Rosa..eh ..do..do..dokter Rosa gimana?” Gugup juga saya, apakah ada kesalah pahaman.

“Hi..hi,.. Saya pasti kecewa Pras, Jika kuorder kamu dengan kualitas servis tadi,” Mbak Rosa tersenyum padaku lalu melanjutkan,”Mbak Susi yang meminta jasa Saya untuk mentraining kamu,”

“Training Gue?” Saya kebingungan,” Apa yang ditraining mba..eh dokter?”

“Tentu saja teknik untuk memuaskan Pasanganmu,”

“Oh,.. Maksudnya Mbak Susi minta dokter Rosa mengajarkan teknik bercinta,”

“Yah,. tepat Pras,. Saya ini psikolog yang spesialisasi keharmonisan pasangan hidup, tetapi khusus untuk susi, Saya terima permintaannya untuk mengajarkan teknik bercinta terbaik untuk kamu, dan test uji tadi juga khusus kamu saja yang alamin, itu karena saya suka sama postur badan dan kegantengan kamu,..hi..hi, gak semua pasienku pernah diuji seperti tadi,”

“Oh,.. terima kasih buat pujiannya,’ Saya tersipu.

“Hi..hi,.. Okay, Kita balik serius, ini hasil uji tadi, untuk teknik memuaskan pasanganmu, dibawah standar yah, untuk ukuran penis kamu, hm.. di atas ukuran standar asia dan harus kuakui daya tahan kamu bagus sekali bisa bertahan 22 menit 15 detik,” Mbak Rosa memandangi area kemaluanku dan mengangguk-angguk kepadaku.

“Oh,..jadi gimana agar bisa di atas standar semua dokter,” Saya antusias bertanya.

“Wow,..wow..semua ada tahapannya Pras,”

“Oh,.. dari mana mulainya dok,”


“Hi,.. hi.. Setelah Saya pelajari semua hasil tes tadi, Ini rangkuman latihan fitness yang perlu kamu intensifkan, Lalu kamu harus bisa gunakan lidahmu untuk melukis angka delapan di kolom kertas ini,” Mbak Rosa memberikan beberapa lembar kertas yang sudah ada garis kotak kotak.

“Gunakan lidah ?” Aku heran.

“Benar Pras, dengan kopi kental sebagai media tintanya, kamu lukis angka delapan dalam kotak ini dengan lidahmu, awalnya mungkin berantakan,.. Kecepatan tidak diutamakan, tapi hasil yang maksimal,.. Kamu atur saja waktunya, minimal sehari dua kali kamu usahakan lukis, nanti Minggu depan kamu datang lagi dengan hasilnya,”

Berikutnya Mbak Rosa juga ada menulis resep obat untuk melancarkan darah agar saya mudah ereksi dan Obat untuk menguatkan kinerja Jantungku. Mbak Rosa juga memberikan Saya buku yang berjudul Multi Orgasme dan menyuruhku mempelajari semua langkah-langkah yang tertulis di dalamnya sesempurna mungkin, buku tersebut dilengkapi dengan beberapa stiker warna- warni di beberapa halamannya dan coretan tulisan tangan Mbak Rosa untuk memperjelas detailnya, Setelahnya Saya berpamitan dengan Mbak Rosa.

Mbak Susi tertawa juga saat tahu kesalah pahaman antara Saya dengan Mbak Rosa, Saya serahkan resep obat Mbak Rosa, dan disediakan oleh Mbak Susi obat tersebut. Saya juga belajar melukis angka delapan dengan menggunakan kopi dan lidahku, juga belajar untuk menguasai Multi orgasme. Untuk latihan fitness nya, Saya tetap berlatih di sasana Mas Bambang. Seminggu kemudian gak sabaran Saya sudah ingin sekali mengunjungi Mbak Rosa, Sensualitas Body sempurna nya tetap terbayang olehku, semoga saja masih dapat test uji bareng dirinya.

“Hm,.. Masih belum sempurna, minggu depan harus lebih baik,” Mbak Rosa menilai hasil lukisan angka delapan dengan lidahku.

“Okay dokter,”

“Sekarang kita lanjutkan training kamu,” Mbak Rosa menelanjangi dirinya dan berjalan ke arahku.

“Oh,..siap dokter,” Dengan cepat Saya menelanjangi diriku.

“Nanti kamu ulangi apa yang kulakukan,”

Mbak Rosa duduk disampingku, lalu dia menarik kepalaku mendekati wajahnya dan dia menciumku, dia melumat bibir atasku , lalu lidahnya masuk sebentar ke dalam mulutku dan kemudian menggigit lembut bibir bawahku, Mbak Rosa lalu memasukkan kembali lidahnya dan memutari lidahku, menghisap lidahku, hm.. Saya merasakan aroma peppermint saat Saya kami berdua berciuman, otak Saya tidak bisa mengingat apa yang telah dilakukan oleh Mbak Rosa, Saya hanya merasakan nikmat French Kiss Mbak Rosa.

“Sekarang kamu ulangi,” Mbak Rosa melepaskan ciumannya.

“Hah,.. oh..ok dokter,” Saya lalu menciumnya dan memasukkan lidahku menghisap lidah Mbak Rosa.

“Hei,.. apakah tadi Saya ada langsung memasukkan lidahku?” Mbak Rosa mendorongku sehingga ciuman kita lepas.

“Oh,..ha..ha… maaf dokter, Gue gak Ingat lagi,” Saya tertawa kecut dengan tanganku mengelus bagian belakang kepalaku.

“Hmp,.. Jangan langsung dengan lidah, ciuman bibir dulu, kemudian bibir atas, lalu baru masukkan lidahmu hanya sejenak, kemudian bibir bawah, kamu gigit pelan dan sedot, dan terakhir baru kamu masukkan lidahmu,”

“Oh,..ok,” Saya mencoba mengingat langkah-langkah tersebut.

“Kamu putari lidahku dan lakukan gerakan angka delapan lidahmu dalam mulutku,” Mbak Rosa Lalu menutup matanya menungguku menciumnya.

Nikmatnya berciuman dengan Mbak Rosa membuatku kesulitan konsentrasi untuk mengikuti langkah-langkah Mbak Rosa, Jadinya kita mengulanginya hingga beberapa kali.

“Jangan terlalu lama berciuman, tidak semua orang mampu bertahan pernafasannya,..Kamu harus ingat ini, turun cium lehernya baru lanjut berciuman bibir kembali,”

“Oh,..Akan kucoba mengingatnya,”

“Sekarang kita lanjutkan ke permainan puting, Kamu coba mengingat apa yang ku lakukan dan mengulanginya,..ingat itu Pras,”

“He..eh,” Saya cuma bisa nyengir.

Kututup mataku, menikmati permainan lidah Mbak Rosa, terasa olehku putingku dicium olehnya, lalu lidahnya memutari putingku, dari luar memutar hingga ke putingku , lalu dicium, dan kemudian dikulum olehnya, terasa olehku permainan lidah Mbak Rosa di putingku, hm..nikmat sekali, membuatku lupa langkah sebelumnya,

“Ah,..ah..ah..ss,” Saya mendesah menahan nikmatnya permainan lidah Mbak Rosa.

“Hmp,.. cukup,.. Giliran kamu sekarang,” Mbak Rosa berhenti menjilati putingku.

Saya lalu mencoba mengingat langkah-langkah permainan lidah Mbak Rosa, Perlahan Saya kecup puting Mbak Rosa, lalu Saya kulum-kulum putingnya. Tok, Saya merasa sakit di kepalaku saat Mbak Rosa mengetuk kepalaku dengan ballpoint montblanc nya.

“Jangan langsung kau kulum, mulai dari areal luar areola, itu bagian warna kecoklatan sekitar puting, perlahan kau buat lingkaran dari luar hingga ke bagian puting, baru kamu kulum, ulangi,” Mbak Rosa menginstruksikan.

“Oh,.. ok,” Saya mencoba melakukan langkah-langkah sesuai instruksi Mbak Rosa.

“Hm,..benar, kamu kecup dulu sebelum kamu kulum, nanti coba lingkari putingku,ingat gunakan lidahmu untuk melukis angka delapan di putingku,”

Saya ikuti petunjuk Mbak Rosa, kulukis angka delapan di puting Mbak Rosa dengan lidahku,

“Yah, bagus, ganti variasi permainan lidahmu, putari putingku, jilat dari atas ke bawah, kiri ke kanan bergantian,.. Yah benar,..bagus,”

Mbak Rosa mengelus-elus kepalaku saat lidahku memainkan putingnya sesuai instruksinya. Tanpa sadar tanganku meremas-remas payudaranya, Tok,.. kembali kepalaku diketuk oleh Mbak Rosa dengan Ball Pointnya,

“Jangan langsung meremas, elus dulu, pijat bagian luar payudara, perlahan kamu pijat hingga ke tengah, baru kamu remas semuanya,”

Saya ulangi lagi, Kuelus-elus Payudara Mbak Rosa, dari bawah hingga ke bagian putingnya dan turun kembali ke bawah, dengan jari telunjuk dan jempol Saya memijay bagian paling luar Payudara Mbak Rosa, lalu perlahan kupijat makin ke tengah hingga putingnya ku pilin sebentar baru Saya Remas-remas seluruh Payudaranya.

“Hm...Bagus Pras, sekarang Gantian puting yang satu lagi kamu mainkan, ingat langkah-langkahnya, Kenikmatan itu berhubungan dengan kesabaran, yang kamu layani itu bukan pemula,. Tetapi wanita yang sudah merasakan nikmat ML sepuluh tahun lebih,”

Saya kembali mengulangi permainan lidahku di puting Mbak Rosa yang satu lagi, tanganku juga mulai mengelus payudara satunya lagi , hanya kali ini tanganku diarahkan oleh Mbak Rosa, Dia mengatur ritme tanganku, berapa lama mengelus, memijat dan meremas Payudaranya.

“Dan ingat selalu Pras,.. Jangan sesekali kamu gigit putingnya jika tidak diminta oleh partner kamu, jangan karena gemas, kamu gigit putingnya, tidak ada kenikmatan dari gigitan, kecuali dia punya fetish tersendiri,”

“Oh,.noted Dokter,” Saya lanjutkan lagi permainan lidah dan tangan di payudara Mbak Rosa.

“Ok, stop Pras, lanjut ke bagian bawah, ingat langkah-langkah berikut ini, kecup dulu klitoris, baru kamu jilat dari bawah ke atas, kiri ke kanan bergantian , baru kamu jilat memutar dan angka delapan bergantian,”

“Ah,..ok..ok,’ dengan semangat kujawab.

Perlahan ku kecup klitorisnya Mbak Rosa, lalu kujilati sesuai instruksi Mbak Rosa, sesekali kepala ku diketuk Ballpoint montblanc nya jika terlalu cepat,

“Ingat Pras, kesabaran itu memberikan kenikmatan maksimal,”

Aroma dari unik vagina Mbak Rosa yang bercampur dengan antibiotik pembersih sangat merangsang, tak sadar tanganku bergerak hendak memasukkan jariku ke dalam vagina Mbak Rosa, Tuk,. kembali kepalaku diketuk ballpoint montblanc, hadeh selain buat tanda tangan cek jutaan, berfungsi juga sebagai alat ketok kepala pasien,

“Belum saatnya Pras, turun jilati bibir hingga area antara vagina dan analku, itu lokasi yang sensitif, untuk permainan jari nanti ku beri aba-aba,”

Ku ikuti intrusi Mbak Rosa, setelah terbiasa dengan aroma vagina Mbak Rosa, Saya bisa menahan ritme permainan lidahku, tidak menggebu-gebu lagi, Dengan sabar kujilati bibir vagina Mbak Rosa bergantian, lalu turun jilati bagian bawah vagina Mbak Rosa, hingga lubang anusnya, lalu naik lagi, dengan sabar kujilati bagian antara vagina dengan anus itu dengan sabar,

“Hm,.. bagus Pras, nanti kamu masukin jarimu, jangan langsung ke G spot , tapi sedikit demi sedikit, baru terakhir ke bagian G Spot dan elus perlahan,”

Saya belai dengan lembut dulu vagina Mbak Rosa, baru perlahan ku masukkan jariku sedikit-demi sedikit ke dalam vagina Mbak Rosa, sesuai instruksinya Saya tidak langsung kedalam mencari G spot Mbak Rosa, Kucabut dulu jari ku baru kembali perlahan kumasukkan dan baru kucari tonjolan G spot Mbak Rosa, Setelah ku dapat lalu ku elus-elus.

“Yah sudah benar Pras,”

Kagum juga saya dengan Mbak Rosa, dia sepertinya mati rasa gitu, tidak ada erangan,. Geliat ataupun gerakan nikmat,

“Ok,. Pras, lanjut dengan penetrasi,”

Saya berdiri dan mengambil posisi untuk melakukan penetrasi penisku ke vagina Mbak Rosa.

“Pras, kamu sudah kamu hafal semua trik di buku multi orgasme yang ku pinjamkan?”

“Oh,.. sudah Mbak..eh Dokter,”

“Bagus,. Sekarang kamu praktekkan,”

Penisku yang sedari tadi tegak menahan birahi, tak sabar ku arahkan ke vagina Mbak Rosa, begitu ku masukkan penisku ke vagina Mbak Rosa, Tok,. kembali kepalaku diketuk ballpoint montblanc,

“Katanya sudah hafal, apa yang kamu lakukan, masukkan sedikit dulu penismu, masih ingat teknik itu,”

“Ah,.. yah..yah, sorry dokter, gue sudah gak tahan,he..he.” Saya cengengesan.

“Ingat Pras, kamu bukan alpha male yg dipuaskan, tapi tugas kamu memuaskan pasanganmu, kamu harus bisa mengontrol birahimu , itu bagian dari job description kamu,” Mbak Rosa mengingatkan Saya.

“Okay dokter,”

Saya tahan birahiku dan kucoba mengingat teknik yang diajarkan di buku Multi orgasme. Saya lalu memasukkan penisku sedikit demi sedikit perlahan, setelah kepala penisku masuk, Saya tarik keluar lagi, setelah itu saya masukkan lagi, kali ini lebih dalam sedikit, satu inci dari kepala penisku, lalu ku keluarkan lagi, ku ulangi lagi dengan penisku lebih dalam, kemudian kembali hanya Saya masukkan kepala penisku saja, tetapi tiba-tiba Saya lalu memasukkan Penisku sedalam-dalamnya ke Vagina Mbak Rosa, Kubiarkan sejenak penisku dalam vagina Mbak Rosa, baru perlahan ku lanjutkan dengan gerakan maju mundurkan penisku di vagina Mbak Rosa, Nikmat cengkraman Hangat dinding Vagina Mbak Rosa, membuat Saya kembali lupa dengan birahi menggebu-gebu semakin cepat kugenjotkan penisku ke vagina Mbak Rosa, Tok,
Kembali Ballpoint montblanc Mbak Rosa mengetuk kepalaku membuat Saya kembali sadar untuk memelankan gerakan penisku,

“Ulangi kembali ke awal Pras, ingat variasinya, masukkan sedikit kembali,”

“Huh, ah..ah.. Iyah dokter,” Saya mengerang menahan birahiku.

Saya lalu kembali mengatur hanya sedikit bagian Penisku masuk ke vagina Mbak Rosa, lalu kembali sedikit demi sedikit masuk dan kemudian tiba-tiba memasukkan semua dan melakukan gerakan maju-mundur dengan ritme yang teratur, dan kemudian kembali ku ulangi lagi dengan penetrasi yang sedikit. Walaupun kulakukan dengan teratur di bawah ketukkan ballpoint harga jutaan, Kemolekan tubuh Mbak Rosa dengan aroma parfum import sangat merangsang sekali, birahiku tak tertahankan. Saya merasa geli-geli nikmat menuju ke pinggulku tanda hampir ejakulasi, kupercepat gerakan penisku, tetapi kembali, tuk, kepalaku diketuk oleh Ballpoint harga jutaan,

“Hei,..tahan birahimu Pras, Kamu baru pertama kali, berhenti dulu pras,”

Saya berhenti dengan penisku tetap didalam vagina Mbak Rosa, Kucoba menahan agar spermaku tidak menembak keluar,

“Atur Nafasmu, Coba tarik kembali orgasme mu sesuai instruksi di buku,”

“Hmmm...ahh,” Saya tarik nafasku dan kutahan sejenak baru ku hembuskan sesuai teknik pernafasan yang diajarkan buku tersebut. Kurasakan orgasme yang tadi berkumpul di penisku perlahan terasa tertarik kembali ke pinggulku dan perlahan terasa menghilang.

“Hm,.. sekarang perlahan kamu ulangi lagi teknik penetrasi tadi, ingat saat orgasme kembali berhenti, seharusnya jika sudah terbiasa kamu tidak perlu berhenti cukup memelankan saja ritme gerakanmu,”

“Oh,.. ok dokter,”

Saya lalu kembali melakukan teknik penetrasi, dari masuk sedikit demi sedikit dan kemudian memasukan semua penisku di vagina Mbak Rosa, sambil sesekali tanganku mengelus tubuh mulus Mbak Rosa, sesekali saya remas Payudara Mbak Rosa dan memainkan putingnya sesuai teknik yang diajarkan Mbak Rosa. Ketika Saya orgasme dan hampir ejakulasi, kembali saya berhenti, dengan teknik multi orgasme ini dimana Saya berhenti saat orgasme dan tidak ejakulasi, Saya mampu melakukannya dengan Mbak Rosa hampir sejam,

“Ok, Pras sampai disini aja dulu hari ini,”

“Uh,.. ah..ah,”

saya mendesah menikmati hangat cengkraman vagina Mbak Rosa, Saya tidak peduli dengan Mbak Rosa seakan-akan tidak merasakan sedang melakukan aksi seksual tetapi sedang mengamati kelinci percobaan yang sedang di uji.

“Dok.. ah..ah..bo..bo..leh nembak dulu,”

“Hi..hi,.. Boleh Pras,..,” Tawa kecil Mbak Rosa.

Saya menggenjot lebih cepat dan kurasakan nikmat Orgasme mulai timbul di sekitar penisku, Terasa berbeda sekali orgasme ini, nikmatnya menjalar ke pinggul dan ke punggungku hingga ke ubun-ubun saat ejakulasi, kutembakkan spermaku di dalam vagina Mbak Rosa, Sperma yang tertahankan sebelumnya sebanyak lima atau enam kali rasanya tidak habis-habisnya muntah dari penisku.

“Argh,..ah..ah..sssss...ah..ah..”

Saya mengerang nikmat sambil memeluk erat tubuh sexy Mbak Rosa, Saya merasa sangat nikmat sekali saat ejakulasi dengan teknik multi orgasme ini, Walaupun lelah dengan posisi misionaris saya bertahan menggenjot Mbak Rosa dari awal hingga selesai. Kami berdua lalu memakai kembali baju kami, dan kemudian seperti pertemuan sebelumnya, Mbak Rosa mengevaluasi aksi seksual kami dan memberikan penilaiannya, Saya tidak peduli dengan hasilnya , yang pasti proses evaluasinya nikmat sekali. Di Pertemuan berikutnya saya sudah mampu bisa melakukan beberapa posisi berbeda , butuh waktu sebulan buat saya kuasai teknik multi orgasme tanpa perlu berhenti lagi, cukup memelankan saja ritme dan mampu melakukan hingga 2 jam lebih sebelum ejakulasi.

 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd