Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 11 Maret 2024 Page 318

Sebelum weekendan tak lupa mampir duyu ke cici Selina.
:sayang:

Sugoii. Sering" mampir ya sis. :cif:

Selagi deket Bali, kenapa ga recast Bli sopir rental lagi,bro.

Lumayan brutal ceritanya kayaknya coco MMF ama.pak Malik.

Ane kangen ama Christine, si toket gede. Semoga ada comebacknya disini

Haha, liat nanti ya kemana arah petualangannya Selina. Iya masih dekat sih. hehe.
Utk teman" Selina akan muncul lagi koq pastinya. Di cerita Selina dan di sidestory. ;)
 
Selagi deket Bali, kenapa ga recast Bli sopir rental lagi,bro.

Lumayan brutal ceritanya kayaknya coco MMF ama.pak Malik.

Ane kangen ama Christine, si toket gede. Semoga ada comebacknya disini

Yes, Christine is one hot jumbo tits chick. :klove::nenen:
Ane juga demen cerita pas si Christine si tobrut dientot.
 
Di hari jadi ke 3 tahun cerita SELINA AMOY PETUALANG SEKS ini ane hadirkan sidestory Anastasya walau gak full content di sini ya.
Kalo penasaran lanjutannya bisa DM aja ya. hehe.
Enjoy :beer:
Credit to @aboyaloha untuk sumbangsihnya di sidestory Anastasya ini. :cendol:


SIDE STORY SELINA : KISAH ANASTASYA - Wagon of Love

Kali ini aku akan menceritakan tentang Anastasya, yang merupakan teman dari sepupu Diana (Agatha). Dia lahir dan dibesarkan di Tangerang. Dan sekarang pun Anastasya kuliah di universitas di Tangerang. Daerah Karawaci tepatnya. Dengan tinggi 160/46 dan ukuran bra cup D ditambah lagi kulit putih dan parasnya yang khas gadis keturunan chinese, banyak cowo yang mendekatinya entah di kampus, komunitas G*reja atau bahkan di lingkungan perumahan nya. Bahkan tidak jarang tukang galon air suka curi curi pandang ke arahnya karena Anastasya biasanya hanya menggunakan tank top dan hotpants kalau di rumah. Dan satpam komplek dimana Anastasya tinggal suka sekali mondar mandir depan rumah Anastasya saat sedang patroli.

Anastasya sendiri sampai sekarang belum memilki pacar. Bukan nya tidak mau pacaran tapi memang Anastasya tidak suka pacaran sama yang seumuran karena mereka biasanya masih suka labil. Apalagi yang “ngincer” Anastasya biasanya cowo cowo yang datang dari latar belakang keluarga berada. Yang bisa dibilang jarang atau bahkan tidak pernah mengalami masalah serius dalam hidupnya. Jadi lebih labil emosinya. Anastasya memang wanita yang tegas dan tidak suka drama-drama dalam menjalin hubungan.

Saat itu awal tahun 2020 dimana covid-19 sedang melanda. Universitas dimana Anastasya bersekolah menerapkan belajar daring/online. Pada saat itu kedua orang tua Anastasya masih diluar kota karena menjenguk ayah dari papa nya yang sedang sakit keras dan dikarenakan lockdown jadi mereka belum bisa pulang menggunakan pesawat ataupun transportasi darat.

Seperti di cerita sebelumnya Anastasya dan Agatha memang menikmati sex dengan kalangan bawah seperti OB, Tukang tukang, satpam, dll. Jadi keadaan lockdown seperti ini membuatnya haus akan sex, karena sering ngesex dengan teman teman kuliah nya dengan embel embel “fwb” , keadaan PSBB seperti sekarang ini bukan lah sesuatu yang mengenakkan bagi Anastasya.​

Nah ini akan kuceritakan dari perspektif Anastasya seperti saat ia cerita padaku. Dari sini cerita dari POV Anastasya ya.

“Ah bete banget.. enak nya ngapain ya?”
Kataku usai menutup lid macbook setelah kelas zoom selesai.
Aku baru saja menyelesaikan kelas pembelajaran online yang berlangsung selama 2 jam.

Ku lihat jam di dinding kamar ku,
“Jam 14:45” bisikku perlahan.

“Si Agatha lagi ngapain ya jam segini” ujarku dalam hati. Karena sejak malam tadi dia tidak membalas pesan WA / Line yang kukirimkan padanya.

“Gue telepon aja deh” pikirku.


“Kriingg…. Kriingggg… Kringggg” Aku pun menghubungi Agatha lewat fitur facetime iphoneku.


“Kriingg…. Kriingggg.. Kringgg…. “

“Kok enggak diangkat yah?”. pikirku dalam hati.

Tapi tak lama kemudian telepon itu pun diangkat dan kami tersambung lewat video call.

Namun diluar dugaanku yang mengangkat bukan Agatha.
Mataku melotot kaget saat melihat sosok laki laki yang menjadi lawan bicaraku saat itu.

“Eh Tasya… pa kabar? fuuhhhhh“, sapa cowo itu sambil meniupkan asap rokok nya ke arah langit langit kamar. Aku melihat langit langit kamar itu dan ya, aku mengenali langit langit kamar itu. Corak langit-langit itu adalah langit-langit di kamar Agatha.

Aku mengernyitkan dahi mencoba mengingat siapa cowo ini. Wajahnya terlihat familiar.

“Taufik ?”, balasku. Taufik adalah salah satu anak SMA yang tinggal daerah perkampungan warga yg terletak di belakang kompleks elit tempat Agatha tinggal. Sekitar tempat tinggal Agatha ini sedang dibangun fasilitas fasilitas mewah seperti ruko, gedung perkantoran, apartemen, dll. Aku dan Agatha pun sering main ke Mall AEON bila berkunjung ke rumah nya karena jaraknya yang dekat. Soal Taufik, aku ingat karena Taufik dan gerombolan nya pernah menggoda aku dan Agatha saat kami lari pagi di sekitar area ICE BSD dengan modus berkenalan, saat itu aku lagi nginep di rumah Agatha beberapa waktu lalu.

“Kok lu yang ngangkat? Agatha mana? Kenapa hp nya ada sama lu ?” tanyaku penuh selidik. Bagaimanapun aku ingin tahu keadaan teman baikku.

“Haha kita lagi main main di rumah Agatha.” jawab nya sambil memutar kamera hp dan menunjukan keadaan di dalam kamar Agatha.
Kulihat ada pakaian berserakan, celana dalam, baju kaos bola, celana pendek cowo yang pasti punya Taufik dan teman teman nya, diantara pakaian tersebut ada hotpants merah muda dan kaos terlihat tidak asing bagiku. Kemudian tidak jauh dari situ terlihat pintu kamar mandi di dalam kamar Agatha terbuka dan lampunya juga menyala.

Seketika aku ingat, “Ah itu kan hotpants yg sering dipakai Agatha!”

Taufik pun memutar kamera hp ke kamera depan dan kembali memperlihatkan wajahnya.

“Kita lagi asik asik nih. hehe”, tak lama setelah berkata begitu Taufik mengarahkan kamera ke arah pinggang nya dan menunjukkan penis nya yang setengah ereksi. Dia sendiri sudah tidak mengenakan apa apa. Kemudian dia berjalan ke arah pintu kamar mandi Agatha yang terbuka itu.

Dan Deg! Aku kaget melihat pemandangan yang ditunjukkan lewat kamera hp Agatha. Agatha dengan tubuh nya ramping dan putih mulus ditambah ukuran dada 34C yang terlihat besar untuk ukuran tubuhnya sedang bercumbu dengan 2 cowo SMA di dalam bath tub di kamar mandi tersebut. Mereka sudah tidak menggunakan apa apa lagi di bath tub yang terisi air setengah nya itu.

Aku tahu siapa dua anak SMA yang berada bersama Agatha itu, mereka adalah Farid dan Komar. Farid berperawakan sedang dengan kulit hitam terbakar matahari dan bibir yang tebal, rambut nya cepak terlihat sedang memeluk Agatha dari belakang sambil meremas remas gundukan dada Agatha yang montok sambil sesekali mencubit, memelintir dan menarik narik puting merah muda Agatha. Sementara Komar dengan tinggi yang dibawah rata rata terlihat sangat tidak menarik dengan perut buncit. Nampak banyak bekas bekas luka di daerah kaki dan tangan nya, aku rasa itu seperti gabungan antara luka akibat gigitan nyamuk atau luka yang belum sembuh yang jadi koreng. Rambut ikal dan kulit gelap nya sama sekali tidak kelihatan membantu penampakan fisiknya. Sementara Taufik sendiri terlihat agak gemuk dengan perawakan tidak begitu tinggi. Wajahnya yang jelek dan gigi nya yang kuning juga membuatnya bisa dibilang jauh dari kata tampan.

Agatha yang nampaknya sudah dikuasai birahi berciuman dengan liar bergantian dari Farid ke Komar dan sebaliknya. Kulihat Agatha sedang menghisap lidah Komar dan si cowo itu pun dengan aktif menggerayangi selangkangan Agatha dibawah sana. Setelah dari Komar, wajah nya ditarik ke sebelah oleh Farid dan mereka pun mulai bersilat lidah di dalam mulut Agatha. Tangan mereka menggerayangi tubuh Agatha yang saking putih nya terlihat urat urat nya. Payudara bulat padat milik Agatha pun tidak lolos dari tangan mereka berdua. Dua tangan Agatha juga terlihat sedang mengocok ngocok penis mereka berdua.



Terlihat begitu kontras kulit putih Agatha yang terlihat mulai memerah di apit oleh dua cowo berkulit sawo matang itu. Adegan French kiss itu terlihat begitu hot di dalam bath tub kamar mandi Agatha. Ditengah percumbuan yang hot itu, tiba tiba Komar berdiri memperlihatkan kontol nya yang sudah berdiri tegak. Penis itu disodorkan ke wajah Agatha yang sudah memerah, dibelakang nya ada Farid yang dengan nafsu menciumi tengkuk dan meremas kedua payudara Agatha. Komar memegangi penis nya sambil digosokkan ke wajah cantik Agatha sambil sesekali dimasukkan ke mulut nya. Penis Komar sendiri ukuran tidak terlalu panjang, namun bentuknya yang melengkung ke atas pasti menarik untuk dihisap.

“Ugghhh mantap.. ayo sepongin lagi moy”, ujar Komar kepada Agatha. Agatha pun mulai menjilati biji pelir Komar yang hitam itu kemudian menghisap penis nya sambil tangan nya merangsang pentil Komar.

“Njirr mantep bet mulut amoy.. ahhh…” kata Komar menggoyangkan pinggul nya sambil tangan satu nya menggapai payudara Agatha dan meremas remas serta mencubit pentil pink Agatha.

“Sluurpphh.. slurpphh.. plop” suara Agatha sedang mengulum penis Komar di mulutnya.
“Ughh asoy.. “, gumam Komar yang sedang menikmati oral sex dari temanku itu.
“Moy.. cuph.. kondom yang gue beli semalem cuphh.. udah abis.. gpp kan nanti ngentot nya ga pake kondom?”, ucap Farid sambil menciumi pundak sambil tangan nya tetap menjelajahi tubuh Agatha.

“Slurpph… plop.. iya ga apa rid.. sluurpphhh.. gue lagi ga subur juga.. slurpphh… ahhhh”, ucap Agatha sambil tetap mengulum kontol Komar di mulutnya. Aku yakin Agatha sudah larut dalam birahi sampai tidak memperhatikan Taufik yang sedang menyoroti nya sambil video call.



“Kalo gitu kita buang dalem gpp nih?” tanya Taufik penasaran.

“Slurpphh… iya gpp.. buang dalem aja. Puasin gue ahhh.. slurpphh..” ujar Agatha sambil tetap menghisap kontol Komar.

Mendengar itu pun mereka ber 3 bersorak. Lalu Agatha tampak mengulum kontol Komar sampai sangat dalam. Oh temanku sedang memberikan servis blowjob deep throat. Komar pun menceracau keenakan, “Uhhh gilee ni amoy bisa ngisep sampe ujung kontol gue.”.

“Mantep emang amoy ini yak. Haha.”, timpal Farid yang sedang meremas-remas buah dada Agatha sambil menciumi punggung Agatha yang putih mulus itu.

Tak kusadari aku pun mulai terangsang melihat persetubuhan threesome Agatha. Kurasakan vagina ku mulai becek dan tangan kiriku mulai meremas remas lembut dadaku.

“Tha, nengok sini dong, ada temen lu nih si Tasya! Say hi! “ ucapan Taufik yang tiba tiba membuyarkan lamunanku.

“Wah si Tasya yang waktu itu jogging bareng Agatha ya bro?” tanya Farid penasaran sambil menoleh ke Taufik.

Agatha yang hanya bisa melirik ke arahku tidak melepaskan kuluman nya di penis Komar karena sekarang Komar memegang bagian belakang kepala Agatha sambil melakukan mouth fuck ke Agatha. “Mmmphhh…. Mmpphhh… hai Syaa mpphh gleegg.. slurpphh ahhhh”, Agatha berusaha ngomong tapi teredam kontol si Komar. Temanku ini pun segera melepaskan penis Komar supaya bisa ngomong denganku.

“Sya.. sorry ya gw slow respon dari semalem. Abis sange sih soalnya.. belum ngewe sejak lockdown ni. haha.. Sluurppphh.. “ ujar Agatha sambil mengerlingkan mata dan tak lama setelah itu dia pun langsung memasukkan kontol Komar ke mulut nya dan mulai mengulum nya kembali layaknya itu adalah permen lolipop. Agatha benar-benar tidak peduli jika ia sedang vidcall denganku. Ia tampak benar-benar sudah begitu birahi tinggi.

“Dasar gokil”, ujarku dalam hati. Aku hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat keliaran temanku satu ini.

“Dah lah gw mau ena ena dulu ya. bye Tasya. Kapan kapan join kita ya biar Agatha gak cape dikeroyokin kita hahaha.“, kata Taufik sambil meletakkan HP itu di sebuah meja yang mengarah ke kamar mandi Agatha. Sepertinya Taufik sengaja tidak menutup vidcall HP Agatha dan ingin supaya aku dapat menonton aksi mereka yang ngeseks dengan temanku.

Aku pun tidak menutup vidcall ini dan jujur saja jadi terpancing untuk terus menonton. Sungguh yang terjadi di kamar mandi Agatha itu begitu panas. Persetubuhan interracial antara si Agatha dengan tiga cowo itu yang bahkan tidak kalah hot dengan film bokep yang biasa kutonton sambil bermasturbasi.

Agatha kini sedang bergoyang naik turun di atas tubuh Farid yang hitam terbakar matahari. Agatha yang putih sekali sangat kontras kulitnya dengan Farid di bawahnya. Sambil bergoyang di posisi cowgirl itu, Agatha menyepong dan mengocok dua kontol di kiri dan kanannya. Secara bergantian temanku itu memblowjob dan menghandjob kontol si Komar dan Taufik.



Menonton live show sex temanku sendiri itu pun membuatku makin horny. Kutaruh HPku di posisi disandarkan ke dinding meja. Lalu tangan kiriku meremas-remas payudaraku dan tangan kananku kumasukkan ke balik celanaku. Kumainkan vaginaku yang sudah agak becek itu hasil dari menonton kegilaan Agatha.

Tapi saat aku sedang asyik mau masturbasi itu, tiba-tiba ada telepon masuk di HPku. Ternyata dari mamaku. Aku pun terpaksa harus menutup vidcall yang sebenarnya sedang kunikmati sebagai film porno untuk menemani sesi masturbasiku. Mamaku hanya bertanya kabarku dan bercerita tentang kegiatan mereka. Sekitar 10 menit kemudian telepon pun disudahi.

Apa yang Agatha lakukan itu masih terbayang. Masih dalam keadaan bingung dan kaget seakan akan masih tak percaya dengan apa yang kulihat aku pun memutuskan untuk bersantai di kamar sambil main hp. Walaupun aku tahu Agatha juga gadis hypersex sama seperti ku tapi aku tak menyangka dia bakal menyelundupkan tiga anak SMA itu ke rumah nya, dari semalam pula. Memang kami termasuk cewe yang doyan ngeseks dan sudah pernah ngewe dengan pria-pria seperti Taufik cs ini, tapi tetap saja Agatha yang mengundang tiga cowo itu ke rumahnya adalah sesuatu yang nekat. Ya, aku bisa mengerti juga kenapa Agatha nekat menggoda Taufik cs. Karena memang PSBB ini membuat kami tidak bisa mencari pemuasan birahi di luar. Gegara PSBB, kami yang biasa memang seminggu bisa beberapa kali dipuaskan penis, sekarang hanya bisa dengan masturbasi. Dan tentu saja itu tidak seenak main dengan cowo apalagi yang kontolnya gede. Hihi.

Tapi aku pun mengingat kalau kedua orang tua Agatha yang sudah tidak ada dan Agatha yang tinggal sendiri di rumah peninggalan kakaknya yang sudah berkeluarga, rasanya gampang saja dia memasukkan siapa pun ke rumah nya. Kebetulan memang di rumah Agatha mereka sedang tidak menyewa jasa ART. Kemudian aku berpikir.

“Eh wait.. gue kan juga tinggal sendiri ” pikirku. Melihat adegan Agatha tadi cukup membuat tubuhku bergairah dan ingin segera menuntaskan libidoku . Dan keadaanku yang sedang sendiri di rumah ini membuatku berpikir rasanya aku juga bisa menyelundupkan cowo seperti Agatha. >_<‘’

“Hmm, tapi keadaan sedang lockdown gini siapa yang bisa diajak ngeseks.”, pikirku mencoba melihat kemungkinan yang ada.

Sekarang aku duduk di sudut baca dari kamarku yang terletak di lantai dua rumahku ini melihat ke arah jalan di depan. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 16:10. Tak lama ku dengar ketukan di pintu kamar ku.

Tok.. Tok.. “Non Tasya, Mbak pulang dulu ya.” ujar Bi Tyas singkat. Bi Tyas adalah ART keluargaku yang tinggal dekat di sekitaran kompleks rumahku.

“Oh ya Mba, hati hati ya.” balasku ke Bi Tyas.

“Non Tasya mau nitip apa enggak? Mbo bawain besok pagi? “ Bi Tyas bertanya.

“Hmmm apa ya, ngga usah deh Mba. Lagi nggak pengen apa apa.” kataku

“Ya udah kalau begitu Non, Mbak permisi dulu.” ujar Bi Tyas pamit

“Ya Mba.” balasku singkat.

Tak lama kulihat Bi Tyas berjalan keluar dari halaman depan rumahku. Mataku mengikuti Bi Tyas sampai di perempatan dalam kompleks rumahku. Tiba tiba mataku menangkap sesuatu di perempatan itu. Ada seorang lelaki paruh baya yang sedang menarik gerobak nya melintasi jalan tersebut. Dia terlihat tersenyum menyapa Bi Tyas di balik masker nya dan mereka pun mengangguk tanda sudah saling kenal. Namanya pak Rozak, pemulung yang sesekali lewat di kompleks rumahku memungut sampah / barang bekas yang masih bisa dipakai. Memang Pak Rozak sudah lama memulung di daerah sini kalau kuingat lagi rasanya sudah sejak aku SD, bahkan sebelum perumahan ini ramai. Di umurnya yang sekarang dia masih terlihat sehat walaupun perutnya buncit. Rambutnya yang putih tipis nyaris botak. Ditambah kumis dan janggutnya tumbuh liar tidak teratur. Kulitnya tampak hitam terbakar matahari karena memang selalu berjemur matahari setiap hari saat memulung. Kaos partai yang dipakai nya terlihat berkeringat menandakan sudah cukup jauh dia memulung. Celana bahan lusuhnya terlihat kumal. Saat sedang melihat celana nya aku pun terfokus pada daerah selangkangan nya. Terlihat bagian itu menonjol seakan akan memberi kesan bahwa benda dibalik nya berukuran besar.

Tiba tiba pikiranku melayang bagaimana kalau aku ngeseks saja dengannya. Adegan Agatha tadi memang membuatku terangsang dan sebagai seorang hypersex ingin rasanya dipuaskan juga. Apalagi udah lama aku tidak ngentot dengan pria. Selama ini kalo sedang horny aku hanya memakai dildoku saja. Tentu kepuasannya tidak lah seenak jika dengan kontol. Maka aku pun membulatkan tekad untuk mengikuti kegilaan Agatha.

Aku pun memutar otak memikirkan cara menggoda Pak Rozak. Segera aku mengambil outfit senam yang biasa ku pakai. Sambil memikirkan pertanyaan-pertanyaan untuk sekedar basa basi saat dia lewat depan rumah nanti. Kupakai celana training ku yg ketat dan sports bra ketat yg membuat kedua putingku tercetak jelas beserta ikat rambut juga sepatu kets. Kuintip dari jendelaku, pak Rozak posisinya sedang berjalan ke arah rumahku. Walaupun jaraknya masih sekitar 2 rumah. Segera aku turun ke bawah dan menuju garasi. Sambil menunggu pak Rozak lewat aku pun melakukan beberapa gerakan senam agar terlihat sedang berolahraga. Beberapa saat kemudian pak Rozak pun lewat sambil membawa gerobak nya.



“Baraang bekasss… barrr.. eh ada non Tasya. Apa kabar non? Lama gak keliatan”, sapa pak Rozak. Kulihat dia sempat memandangi tubuhku dari atas ke bawah. Melihat tatapan nya membuatku semakin bergairah. Pak Rozak lalu menurunkan maskernya ke dagu, mungkin ia takut dikira tidak sopan jika bicara sambil maskeran.

“Baik pak. Lho ini kan keliatan pak” balasku sambil “mancing”.
“Eh iya juga ya”, ujarnya sambil senyum senyum. Senyum nya yang mesum menyiratkan dia ingin segera menerkamku bulat bulat. Pancinganku nampaknya berhasil, hihi.
“Ada barang bekas ga nih neng?”, tanyanya sopan walau matanya tetap curi-curi pandang ke tubuhku yang berbalut outfit seksi ini.
“Ada sih pak, tapi belum dikeluarin dari gudang, saya cuma sendiri di rumah ni soalnya”, balasku menegaskan kata sendiri.
“Wah ya udah bapak bantuin ambil deh.. buat non Tasya mah gratis ongkir.”, ujarnya.
“Maksudnya gratis ongkir pak?”, tanyaku.
“Gratis ongkir dari gudang ke gerobak saya non hahaha..”, balasnya dengan gelak tawa yang membuat wajahnya terlihat semakin jelek.
“Hehe bisa aja pak Rozak. Pak Rozak kok boleh masuk komplek, ini kan lagi PSBB ?”, tanyaku basa basi.
“Lah emang iya, tapi kan bapak mah udh kenal lama ama RT sini si Andre lagian si Abrar security depan kan ponakan bapak. Jadi ya cingcay lah.”, balasnya menjelaskan. Memang kudengar Pak Abrar ini terkenal baik dan sopan. Ditambah dia juga ramah senyum.

“Lagian kan bapak mah kalo keliling sini cuman sebentar neng.” tambahnya.
“Jadi ada barang bekas gak nih buat bapak?”
Aku pun tiba tiba teringat ada beberapa barang di gudang yg sdh tidak terpakai.
“Oh iya ada pak ada, tapi di dalam rumah, ayo ikut saya.”, kataku.

Setelah memarkirkan gerobak nya di depan rumah Pak Rozak pun mengikutiku ke dalam gudang. Kebetulan gudang rumahku berada tepat dibelakang garasi jadi jaraknya tidak jauh dari gerobak Pak Rozak. Sesampainya di gudang ia pun langsung mengambil beberapa barang bekas yang kuperlihatkan. Aku pun sedikit membantu nya mengangkat beberapa barang ke gerobaknya. Setelah beberapa kali bolak balik dari gudang ke gerobak nya akhirnya semua barang bekas selesai dipindahkan. Melihat pak Rozak yang nampak berkeringat karena kelelahan mengangkat barang-barang bekas tadi, aku menawarkan nya minuman dingin.

“Pak Rozak, mau minum es teh atau jus?” tanyaku sambil tersenyum manis.
“Wah boleh deh neng minta es teh kalo ngga ngerepotin mah. Biar segerrrr hehehe”, jawabnya kegirangan.
Aku pun pergi ke dapur untuk mengambil minuman dari kulkas. Ku ambil teh botol kotak ukuran 1L dan gelas untuk diberikan kepada pak Rozak.

Melihatnya hanya duduk di jalan setapak teras aku pun mengundangnya masuk.
“Sini pak masuk. Gerobak nya dimasukin ke garasi aja” ujarku kepada Pak Rozak. Tentu saja alasannya supaya tidak ada yang mengetahui jika si pemulung ini di rumahku. Bagaimanapun di sekitar sini tetangga-tetangga ada yang mengenal keluargaku. Bisa gawat kalau ada yang memergoki dan memberitahu papa mamaku.
Dia pun memasukkan gerobak ke garasi dan mengikutiku masuk ke rumah setelah melepas alas kaki dan menaruhnya di depan pintu.
“Silahkan diminum pak”, kataku menawarkan sambil tersenyum.
“Wah makasih neng”, Tak lama dia pun langsung meminum teh botol yang telah ku sediakan.
“Segeeerrrr…. aaahhhhhh”, ucapnya usai minum.

“Biasa balik jam berapa pak abis mulung gini ?” tanyaku basa basi.
“Ga nentu sih neng, tapi biasanya jam 5 sore udah sampe rumah. Bapak udah males jalan jauh. Lagian dari semua komplek, cuman perumahan ini aja yang bisa bapak masukin. Itu juga karena banyak kenalan. Kalau engga ya mana bisa bapak mulung disini.”
“Neng, sendiri aja dirumah ?” tanya pak Rozak
“Iya pak, Papa Mama lagi pada keluar, kalau Mba Tyas udah balik jam segini, kan tadi pak Rozak ketemu di jalan kan?”
“O iya tadi ketemu di perempatan. Ngomong-ngomong jam berapa ya ini neng?”, tanya nya.
“Mau jam 5 kurang seperempat ini Pak”, jawabku setelah melihat ke HPku.

“Kalau gitu, saya pamit dulu deh neng, keburu malem”. ujar pak Rozak yang bangkit dari duduknya.
Oh tidak, aku harus menahan pak Rozak dan mencari cara agar dia bisa ngeseks denganku. Aku sudah tak perduli lagi dengan statusku sebagai gadis baik baik. Tapi di satu sisi aku juga tidak mau terlihat murahan. Tapi aku tak mau sampai kesempatan ini lolos. Apalagi aku masih horny sejak menonton aksi Agatha dengan tiga cowo itu. Dan akhirnya.

“Oh iya pak di atas masih ada barang bekas”, jawabku membuat alasan untuk menahan pak Rozak.
“Eh ?”, pak Rozak menengok ke arahku.
“Ada barang bekas pak di atas, mau sekalian di ambil nggak? “, tanyaku.
“Oh boleh boleh. Ada gudang juga di atas neng?”, tanya pak Rozak penasaran.

“Enggak, barang nya ada di kamar saya.”, jawabku sambil tersenyum.

“Di.. di ka.. kamar…. neng Tasya….?”, tanya pak Rozak terbata bata.

“Iya pak. Bapak tunggu sini ya. Nanti saya panggil.” Aku berdiri dan naik ke lantai dua masuk ke kamarku langsung ku cepat cepat berganti kostum untuk menggoda pak Rozak. Aku melepas semua pakaianku dan hanya melilitkan handuk saja. Kutaruh beberapa kardus yang memang isinya buku buku bekas tak terpakai untuk kuberikan kepada Pak Rozak dan kutaruh dekat pintu. Agar terlihat saat dia masuk nanti.



“Pak Rozak.. sini pak”, panggilku.

“Iya neng. Okee” . Dia langsung bergegas naik ke kamarku. Melihat dia naik ke arah tangga, aku pun langsung masuk ke kamar.

Tak lama dia pun mengetuk pintu kamarku.
Tok Tok Tok.. “Neng…”, sahut pak Rozak.
“Masuk aja pak”, balasku dari dalam kamar mandi. Aku membuka sedikit pintu kamar mandiku agar bisa melihat Pak Rozak.

“Barang nya ada disini ya neng?”, pak Rozak yang baru masuk itu menyapu pandangan nya ke sekeliling kamar ku. Aku yang menengok dari dalam kamar mandi hanya tersenyum nakal mendengar hal itu.
“Kamarnya rapi banget neng. Adem lagi. Baru kali ini bapak masuk kamar gedongan.” Dia nampak kagum dengan kamarku yang luas.
“Barang bekas nya mana ya neng?” tanya pak Rozak.
“Itu pak dekat lemari yang ada di pintu”, balasku.
Pak Rozak menengok ke arahku dan sedikit kaget. “Wah lagi mandi ya neng, maaf neng, bapak langsung masuk.”, kata pak Rozak sambil melengos melihat ke arah lain. Nampaknya dia masih malu malu kucing. Wajar, karena bagaimanapun dia hanya seorang pemulung, tentu saja tidak berani macam-macam. Hmm, aku harus lebih agresif nih. Hihi.
“Gak kok pak, saya baru mau mandi. Lagian kan saya yang manggil pak Rozak kesini.”, kataku menenangkannya.
“Ya udah neng, bapak pamit dulu. Makasih ya. Mari neng”, pak Rozak terburu buru mengambil kardus tersebut dan langsung berbalik ke arah pintu ketika

“Pak Rozak bisa minta tolong liatin wastafel nggak?”, tanyaku sambil masih mengintip dari dalam kamar mandi dikamarku itu. Langkah pak Rozak pun terhenti dan melirik ke arahku sambil bertanya. “Wa.. wastafel dimana neng?”, tanya nya gugup.
“Wastafel di toilet kamarku sini pak”, jawabku. Seketika terlihat ekspresi kaget di wajahnya. Aku pun tersenyum nakal dalam hati. Yes.. dapat deh mangsanya nih, pikirku.
“Di.. toilet ka.. kamar neng i… ini… ?”, tanya nya masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.
“Iya pak, air nya sering kecil gitu. Pak Rozak bisa bantu liatin nggak?” tanya ku dengan suara yang kubuat senakal mungkin sambil menunjukan ekspresi manja.
“Bi.. bisa bisa neng.”, jawabnya cepat.
“Tolong ya pak, kebetulan aku lagi mau cuci muka nih. Sini pak”, ujarku yang sudah mulai dilanda gairah seksku.

Pak Rozak berjalan ke arah kamar mandiku. Aku pun perlahan mundur membukakan pintu kamar mandi. “Air nya kurang kenceng ya neng?” tanya pak Rozak basa basi dan tak lama kemudian Deg.. pak Rozak nampak tercengang melihat diriku dalam balutan handuk. Matanya memindai tubuhku dari ujung kepala ke ujung kaki seakan tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Tadi saja saat aku mengenakan outfit senamku, matanya sudah menatap nafsu. Apalagi sekarang yang hanya mengenakan handuk. Hihi.
Glekk… terlihat pak Rozak menelan ludahnya. Tatapan mata itu membuatku semakin terangsang. Jantungku berdetak dengan kencang melihat umpanku disambut oleh Pak Rozak. Hihihi pasti pak Rozak pikiran nya lagi travelling membayangkan bila handuk ini tak lagi melekat ditubuhku. Pak Rozak tidak bergeming dan ia diam saja mematung..



NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd