kurosudiro
Semprot Kecil
- Daftar
- 28 May 2017
- Post
- 53
- Like diterima
- 54
Menyuundullll penyemangat maljum
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 22 Mei 2024] Page 334
- Thread starter thanosduh
- Start date
hobibacacerita
Suka Semprot
- Daftar
- 30 Mar 2021
- Post
- 3
- Like diterima
- 19
Mumpung lagi sama pemulung plus bakal ada dua pemulung lagi, kasih sedikit toys play cuma aja nggak pake toys standar, namanya juga lagi sama pemulung yg jelas gak mungkin punya koleksi sex toys
Toys-nya pake sampah yg dipulung yg ada di situ kayak botol bekas saos ato kecap
Bagian paling berharganya dimasukin sama macem2 sampah bikin Selina ngerasa memeknya kayak tempat sampah beneran, terus-terusan komplen tapi juga terus-terusan klimaks
Terakhir kali dengan tubuh luar dalem penuh peju, bikin Selina difoto dengan pose peace dan senyum nakal dengan memek tersumpal botol saos ato kecap bekas, bukan tuk ancam-ancaman tapi untuk di episode depan Selina mengenang hari itu mungkin sambil self-service
Sebelumnya ada botol minuman vitamin Jepang, sebelum pulang memek Selina yg udah penuh peju bisa disumpel sama tu botol, dari tempat sampah bukannya buang sampah tapi malah bawa sampah pulang
Toys-nya pake sampah yg dipulung yg ada di situ kayak botol bekas saos ato kecap
Bagian paling berharganya dimasukin sama macem2 sampah bikin Selina ngerasa memeknya kayak tempat sampah beneran, terus-terusan komplen tapi juga terus-terusan klimaks
Terakhir kali dengan tubuh luar dalem penuh peju, bikin Selina difoto dengan pose peace dan senyum nakal dengan memek tersumpal botol saos ato kecap bekas, bukan tuk ancam-ancaman tapi untuk di episode depan Selina mengenang hari itu mungkin sambil self-service
Sebelumnya ada botol minuman vitamin Jepang, sebelum pulang memek Selina yg udah penuh peju bisa disumpel sama tu botol, dari tempat sampah bukannya buang sampah tapi malah bawa sampah pulang
PabloEscobar6969
Semprot Holic
Wah ini best sih fantasy gw banget, malah lbih extreme klo gw , jdi pemulung nya nyari kondom bekas yg masih ada peju nya trus si cewe sruh minum tu mani sambil lidah nya di msukin ke kondom bekas ituMumpung lagi sama pemulung plus bakal ada dua pemulung lagi, kasih sedikit toys play cuma aja nggak pake toys standar, namanya juga lagi sama pemulung yg jelas gak mungkin punya koleksi sex toys
Toys-nya pake sampah yg dipulung yg ada di situ kayak botol bekas saos ato kecap
Bagian paling berharganya dimasukin sama macem2 sampah bikin Selina ngerasa memeknya kayak tempat sampah beneran, terus-terusan komplen tapi juga terus-terusan klimaks
Terakhir kali dengan tubuh luar dalem penuh peju, bikin Selina difoto dengan pose peace dan senyum nakal dengan memek tersumpal botol saos ato kecap bekas, bukan tuk ancam-ancaman tapi untuk di episode depan Selina mengenang hari itu mungkin sambil self-service
Sebelumnya ada botol minuman vitamin Jepang, sebelum pulang memek Selina yg udah penuh peju bisa disumpel sama tu botol, dari tempat sampah bukannya buang sampah tapi malah bawa sampah pulang
thanosduh
Pertapa Semprot
- Daftar
- 25 Jun 2018
- Post
- 6.064
- Like diterima
- 13.998
Part 28
Kutatap wajah pak Tarmiji yang tampak lelah bercampur puas ini. Akhirnya selesailah bayaran yang kujanjikan sebagai uang tutup mulut untuk pria tua ini. Walaupun lelah tapi aku tetap memikirkan untuk pulang karena sudah mau malam. Lingkungan ini tentunya tidak aman untukku jika sudah terlalu malam.
Aku pun bertanya pada si pak Tarmiji, “Dimana bajuku pak. Mau pulang nih. Hehe.”.
“Loh loh, tadi kan katanya sampe bapak puas. Nih kontol bapak masih kuat loh.”, ucap si pemulung tua ini yang membuatku terhenyak.
Kulirik ke penisnya yang ternyata memang masih ereksi! Gila, padahal sudah ngecrot di memekku tadi tapi masih bisa tegak begitu! Aku sampai takjub melihat keperkasaan pria tua satu ini.
“Hehe, kaget ya neng. Bapak emang punya kelainan kontolnya bisa ngecrot berkali-kali. Dulu istri bapak di kampung sampe gak kuat dan minta bapak cari istri lagi. Hahaha.”, jelas si pak Tarmiji dengan bangga.
Oh shit.. tugasku belum selesai ternyata.. sadar dengan itu aku pun kembali berbaring di kasur ini untuk setidaknya mengistirahatkan tubuhku sebelum harus disetubuhinya lagi. “Istirahat bentar ya pak. Selina capek nih..”, pintaku. Memang aku sudah begitu kecapean dari tadi ngeseks bersama banyak pria.
“Ya udah neng. 5 menit yak. Hahaha.”, ujarnya sambil terkekeh.
Tiba-tiba terdengar pintu rumah tua ini terbuka dan terlihat dua orang pria tua yang tidak kalah kumal dan jelek dengan pak Tarmiji. Mereka pun dapat melihat dengan jelas pada diriku yang sedang terbaring di samping si pemulung tua ini. Apalagi pak Tarmiji ini sedang santainya menyusu di payudaraku selagi aku masih beristirahat selepas bercinta dengannya barusan.
Kulihat mata mereka melotot menyaksikan sesuatu yang mungkin tidak pernah mereka bayangkan akan mereka saksikan di tempat tinggal mereka yang kumuh ini. Mulut dua pria tua ini sampai menganga saking terkejutnya mereka. Tapi rasa kaget itu dengan segera digantikan dengan tatapan nafsu. Terlihat bagaimana mata kedua pria tua ini melihat lekat-lekat pada tubuhku yang telanjang bulat ini, terutama ke arah buah dada dan vaginaku.
Aku reflek menutupi tubuhku dari tatapan para pria tua dan dekil itu. Melihatku yang menutupi tubuhku, pak Tarmiji segera menarik tanganku hingga kini buah dada dan organ kewanitaanku kembali tidak tertutupi. “Tenang moy, mereka dua ini teman bapak sesama pemulung yang tinggal disini juga.”, ujar pak Tarmiji menjelaskan.
Dua teman pemulung ini memang tampak kotor dan lusuh selayaknya pemulung. Yang kiri berperawakan kurus dan jangkung dengan rambut botak plontos. Sedangkan yang kanan tingginya sedikit diatas pak Tarmiji dengan rambut cepak. Mereka semua berkulit coklat kehitaman terbakar matahari karena setiap harinya selalu terkena sinar matahari terik. Dari wajah mereka yang sudah agak keriput kemungkinan besar mereka lebih tua dari pak Tarmiji. Mungkin sudah berusia sekitar hampir 70 tahun.
Mereka pun terus berjalan mendekati kami hingga kini hanya berjarak dua meter dari posisiku dan pak Tarmiji. Mata mereka seakan mau copot menikmati pemandangan tubuh polosku di hadapan mereka ini. Jakun mereka naik turun dan terdengar nafas mereka berubah menjadi semakin liar pertanda mereka nafsu denganku.
“Ji, ni cewe siape?”, tanya pria pemulung yang rambutnya cepak dan penuh uban.
“Ni cewe Selina namanya Dang.”, jawab pak Tarmiji dengan tersenyum bangga seolah memamerkan ia yang bisa meniduriku.
“Hah? Aje gile koq bisa lu ngentot sama cewe secantik ini??”, kini giliran pemulung tua satunya yang rambutnya botak plontos bertanya.
“Iya Ji, apalagi ni cewe cenes kan??”, pria lain menimpali dengan pertanyaan.
“Haha, iya dia cenes. Wah panjang ceritanya. Ntar lah baru cerita. Mau ngewek lagi sekarang. Lu pada mau ikutan?”, dengan seenaknya pak Tarmiji seperti menawarkan diriku pada dua temannya ini.
Aku yang tidak terima karena sudah begitu lelah dan ingin pulang ini pun melotot menatap pria tua mesum ini. Dan segera kupukul tangan pak Tarmiji sambil berkata, “Eh pak, tadi kan perjanjiannya bukan begini. Selina mau pulang nih sekarang.”.
Buru-buru aku pun bangkit dari kasur ini dan segera mencoba mencari dimana kira-kira pak Tarmiji menyembunyikan pakaianku. Kulihat ke arah meja ada kantong milik pak Tarmiji. Dengan buru-buru kuambil kantong milik pemulung tua ini lalu kulihat ternyata pakaianku ada di dalam kantong ini. Aku baru mau meraih pakaianku ketika kurasakan ada dua tangan yang mendekapku dari belakang dan segera melemparku ke kasur lipat ini.
Kutatap pemilik sepasang tangan itu yang tentu saja adalah pak Tarmiji, pemulung mesum yang tadi sudah menikmati kehangatan tubuhku. Ia dengan tersenyum mesum berkata, “Nah neng belum boleh pulang karena saya masih mau 1 ronde. Ini ada dua teman saya yang udah sama-sama berjuang tiap hari untuk cari makan dengan jadi pemulung. Neng puasin kami bertiga baru neng boleh pulang.”.
Sungguh kurang ajar kata-kata pak Tarmiji yang memintaku untuk melayani nafsu seks ia dan dua temannya ini. Tapi posisiku memang tidak dalam kondisi untuk melawan mereka karena mereka tiga pria dan aku hanya sendirian. Jika aku mencoba kabur pun pasti akan ditangkap oleh mereka. Belum lagi aku masih bugil tanpa benang sehelai pun, jika aku ke luar dari rumah ini bisa jadi malah ada pria bejat sekitar sini yang akan memerkosaku.
Aku masih terdiam sambil berpikir keras ketika pak Tarmiji kembali berkata, “Nah gimana neng? Mau coba melawan tapi percuma aja. Hehehe. Mending nurut neng.”. Si pria berkepala botak sula ini terkekeh sambil menatapku yang masih bimbang.
Lalu aku mengingat jika aku memiliki jaket hoodie di tasku. Dan kulihat tasku tidak jauh dariku. Mungkin aku bisa mencoba kabur dari mereka, begitu pikirku. Kulihat sekilas ke arah pintu dimana ada teman pak Tarmiji yang menghalangiku ke pintu.
Setelah membulatkan tekad aku pun meraih tasku dan buru-buru aku bangkit dari kasur. Segera aku berlari melewati teman pak Tarmiji dan menuju ke arah pintu. Saat aku sudah tiba di pintu itu dan sedang mau memutar gagang pintu, ada yang menarikku.
Kurasakan dua tangan yang mendekapku dengan kuat ini membuatku tidak bisa melepaskan diri. Lalu pria ini berjalan kembali ke arah kasur lipat yang menjadi alas dimana aku disetubuhi pak Tarmiji. Kulihat yang mendekapku ini ternyata adalah teman pak Tarmiji yang plontos dan bertubuh jangkung. Pantas tenaganya sangat kuat saat sedang menarikku.
Tidak lama aku kembali dihempaskan ke kasur lipat ini sambil dikelilingi tiga pemulung tua. Pak Tarmiji berdecak-decak dan menghardikku, “Weleh weleh, neng malah ngelawan. Apa perlu bapak pake kekerasan baru neng mau nurut!?”. Tatapan pak Tarmiji berubah jadi galak dan ucapannya tadi adalah ancaman buatku.
Aku yang masih diam tidak menjawabnya ini membuat pak Tarmiji makin marah. Digenggammnya payudara kiriku dan diremas dengan kasar sambil ia membentak, “Heh neng! Jawab dong kalo ditanya! Mau bapak kasarin ya neng!??”.
Aku yang kesakitan segera menjawab, “Eh aduh.. ampun pak.. Selina janji bakal nurut. Jangan kasarin Selina..”.
“Nah gitu dong. Kalo nurut bapak juga gak bakal kasarin. Yang ada neng malah keenakan ntar. Huahaha.”, ujar pak Tarmiji sambil tertawa norak.
“Wah kita juga kebagian jatah ngerasain ni amoy kan Ji?”, tanya pemulung berambut cepak.
“Iya lah, kan tadi dah kubilang kalian mau ikutan apa ga. Haha.”, jawab pak Tarmiji.
“Mantep dah. Mimpi ape ye semalam bisa ngewek sama amoy.”, timpal pemulung tua itu.
Kedua teman pak Tarmiji pun segera mendekatiku dan duduk di sampingku sambil mulai meraba-raba tubuh telanjangku. Bulu kudukku merinding ketika tangan-tangan kasar salah satu pemulung tua ini merayapi tangan dan pahaku.
“Buset putih bener kulit ni amoy, sampe tu urat aja keliatan. Udah gitu alus banget.”, komentar si kakek berambut cepak yang merasakan halusnya kulitku.
“Wah mana-mana mau coba pegang juga.”, timpal pemulung yang plontos sambil memegang pahaku yang satunya. “Wah bener nih, halus banget kulit lu neng. Ini emang aslinya gini?”, tanyanya dengan mata yang melotot melihat kemulusan tubuhku.
“i iya emang aslinya udah begini kek..”, jawabku sambil menutup mataku karena risih melihat pria yang hanya pemulung seperti mereka sedang meraba tubuhku. Mereka seolah melihat sebuah barang mewah yang tidak seharusnya bisa mereka dapatkan.
“Aduhai, udah kulit putih mulus gini eh puting merah muda gini. Menggiurkan tubuh ni amoy.”, ucap pemulung bertubuh jangkung ini sambil mencubit pentilku. Lalu ia segera menghisap pentil susuku yang kiri.
“Ssshhhhh..”, reflek aku mendesah merasakan mulut ompong yang sedang mengenyot-ngenyot putingku.
“Gimana neng, enak gak kakek sedotin putingnya?”, tanya si pemulung tua yang kini sedang menjilat puting susuku.
“Nghh.. iyahh enak kek..”, ucapku dengan mata yang merem melek. Gigi ompong si kakek memang memberi sensasi yang sangat nikmat di kedua putingku yang sensitif ini.
“Gila ni memek merah muda gini..”, komentar pemulung berambut cepak yang mengamati organ kelaminku.
Pak Tarmiji yang dari tadi melihat aksi kedua temannya kini menghampiriku dengan penis yang sudah agak ereksi. Lalu diarahkannya batang kejantanannya itu ke wajahku dan disentuh-sentuhkannya ke pipi dan bibirku. Tahu yang ia mau maka aku pun membuka mulutku membiarkan penis si pemulung ini masuk ke mulutku yang mungil.
Pemulung tua ini pun mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur seolah sedang menyetubuhi mulutku. Tapi tidak lama ia memintaku yang menggerakkan kepalaku, “neng, servis kontol bapak gih. Awas kalo gak enak!”. Ucapannya agak bernada ancaman membuatku mau tidak mau menuruti kemauannya.
Tidak lama aku pun mulai menggerakkan kepalaku maju mundur menyepong kontol pak Tarmiji. Terasa bagaimana rudal pemulung ini mengeras dalam mulutku. Kuberikan teknik blowjob sebaik yang kubisa. Begitu cepatnya gerakan seponganku ini sampai menimbulkan suara khas saat kepalaku yang terus bergerak-gerak.
“Wah ni amoy nampaknya mahir bener nyepong kontol.”, komentar salah 1 pemulung tua ini yang menyaksikan aksi blowjobku.
“Iya ni amoy emang jago. Enak tenan sepongannya. Lu harus cobain Dang.”, timpal pak Tarmiji dengan seenaknya seperti mempromosikan diriku.
“Oke dah. Eh iya belum kenalan nih sama neng Selina. Nama kakek Dadang neng.”, ucap si pemulung tua berambut cepak yang akhirnya kutahu bernama Dadang.
“Kalo kakek namanya Basyir.”, ucap si kakek plontos ini yang dari tadi asyik menyusu di putingku.
“Mmmhhh… mmmmhhh…”, hanya suara itu yang terdengar dari mulutku yang sedang dijejali kontol seorang pemulung tua bernama Tarmiji.
Posisiku masih duduk dengan tiga pemulung tua di sekelilingku. Pak Tarmiji masih berdiri selagi aku memberikan servis oral seks. Sedangkan dua teman sesama pemulungnya sedang mengeksplor tubuhku yang mulus terawat ini. Kakek Dadang sedang meraba dan menjilati buah dadaku yang sekal. Sedangkan kakek Basyir asyik merasakan kehalusan kulit pahaku sambil mulutnya mencium perutku yang rata. Ciuman si kakek Basyir ini lalu mengarah ke pahaku dan ia mengulum sejenak jempol kakiku sebelum mulai naik kembali ke arah pahaku. Bergantian dilakukan di kedua kakiku seolah sedang membersihkannya.
Akibat rangsangan mereka ini birahiku pelan-pelan naik dan membuat nafasku mendengus tak teratur. Aku terus memblowjob kontol pak Tarmiji sementara dua temannya dengan sangat buas menjilati setiap inci bagian tubuhku yang putih mulus ini. “ssshhhh… oohhh…. , enakkk…”, tanpa sadar aku yang sedang melepaskan kulumanku pada penis pak Tarmiji mendesah keenakan saat merasakan lidah dua pemulung ini yang menjilati dan menjalari seluruh lekuk tubuhku.
Jilatan lidah kakek Basyir mulai merayap turun dari perut ke area kewanitaanku. Lidah pemulung tua ini begitu uletnya bermain-main di bagian atas bibir vaginaku yang hampir gundul ini. Lidahnya lalu merayap ke pangkal pahaku tapi tidak mengenai bibir memekku. Secara naluriah pula aku kini malah membuka kedua belah kakiku seolah-olah berharap si pemulung tua ini segera menjilat dan menghisap rongga memekku yang sudah banjir oleh cairan kewanitaanku. Pemulung ini pun semakin bernafsu merangsangku sedemikian liarnya.
“Weleh-weleh, tipis amat bulu jembut ni amoy. Emang rutin dicukur neng?”, tanyanya padaku sambil tangannya meraba-raba permukaan vaginaku.
“Nghh.. iya kek..”, jawabku singkat sambil melenguh pelan.
Jari-jari si pemulung ini lalu mengusap-usap area sekitar bibir vaginaku dan jarinya lalu menyentuh klitorisku. Benda mungil seperti kacang itu diraba-raba dengan jarinya sebelum digesekkan dengan cepat membuatku menggelinjang dan merem-melek menahan geli bercampur nikmat.
“Ya uda, kakek jilatin memek neng ya. Hehe.” ujar kakek Basyir dengan lidah yang mulai menyeruak membuka liang vaginaku yang sudah basah.
“Mmmhhhh…”, aku merintih tertahan saat merasakan batang lidah kakek Basyir yang bergerak menggeliut saat memasuki lipatan bibir vaginaku. Begitu nikmatnya sampai-sampai kuluman mulutku di penis pak Tarmiji terlepas karena aku menekuk wajahku. Kepala kakek Basyir terbenam di selangkanganku, kedua kakiku yang putih tertekuk mengangkang ke samping seolah memberi akses sebebas-bebasnya untuk pemulung tua ini. Batang lidah kake Basyir ini makin merangsek dengan liar dan terjulur semakin dalam di liang memekku.
Di bagian dadaku, kakek Dadang juga tidak kalah liar dalam menstimulasiku. Bibirnya yang tebal dan kehitaman itu mengenyot pentil susuku yang berwarna merah muda dengan bernafsu. Dihisap dan ditarik menggunakan bibirnya hingga putingku sampai agak tertarik sebelum kemudian ia menarik kepalanya kebelakang hingga terdengar suara ‘plop’ yang keras. Ditambah lagi, aku bisa merasakan kumisnya yang lebat dan kasar menggesek bukit buah dadaku. Perlakuannya ini semakin membakar gairah nafsu seksualku yang terus meninggi. Puting susuku sudah begitu keras dan mancung akibat rangsangan yang diberikan oleh bibir dan lidah pemulung ini.
Bibir pemulung tua ini berpindah-pindah antara puting kiri dan kananku. Betapa kuatnya kenyotan si pemulung tua ini di puting susuku membuatku makin blingsatan. Sesekali kakek Dadang melepaskan hisapan mulutnya di putingku seolah mau mempermainkan payudaraku yang semakin membusung akibat gairah seksku. Gunung kembarku yang berukuran 34B ini terasa lebih mengembang dan kenyal akibat dirangsang sedemikian rupa. “Mmhhhh… mmmmm…”, desahanku teredam kontol pak Tarmiji ketika batang lidah kakek Dadang yang menyentuh-nyentuh pucuk payudaraku ini. Sesekali dikenyotnya puting susuku ini hingga tubuh putihku meronta dan melenting keenakan. Kulampiaskan sensasi enak ini dengan meremasi rambut kakek Dadang.
Tiba-tiba kurasakan sensasi aneh saat ada cairan kental yang dituangkan ke memekku. Maka kutolehkan mataku ke arah selangkanganku dan betapa kagetnya aku saat kulihat kakek Basyir sedang menuangkan kecap ke liang senggamaku! Dari kekentalannya pastilah itu kecap manis. Sungguh gila apa yang dilakukan si pemulung berkepala botak ini. Memang kecap manisnya tidak terlalu banyak karena sepertinya botol kecap itu juga ia pungut dari tempat sampah.
Permukaan kulit vaginaku yang putih bersih ini kini jadi ternoda oleh warna hitam dari kecap manis itu. Cairan hitam kental itu masuk ke dalam rongga vaginaku. Duh, sungguh gila yang dilakukan pemulung satu ini. Belum hilang rasa kagetku, kakek Basyir langsung membenamkan wajahnya ke vaginaku. Lalu dijilat-jilatnya kecap manis di lubang memekku itu membuatku merintih keenakan.
‘ssllrrrppppp.. slrrrrppppppppppp..’, suara hasil dari mulut kakek Basyir yang bekerja meminum kecap manis yang bercampur dengan cairan kewanitaanku.
“Hmmmm, makin enak nih meki non. Gurih bercampur manis. Top markotop. Hak hak hak!”, komentar jorok pemulung ini yang seakan sedang mengomentari makanan saja.
Puas menikmati vaginaku yang disajikan dengan kecap manis lalu kakek Basyir menggesek-gesekkan botol kecap manis ini ke vaginaku. Botol kecap manis sepertinya berukuran 600ml dan terbuat dari bahan plastik ini diarahkan ke bibir memekku yang masih agak lengket oleh kecap manis.
“Ssshhhh ahh sudah kek.. jangan aneh-aneh deh..”, ucapku yang mulai merasakan enak dari rangsangan dari botol kecap ini.
“Hehehe, gapapa neng namanya juga variasi. Neng nikmatin aja sambil desah-desah.”, timpal kakek Basyir yang terkekeh melihat reaksiku.
“Haha, colok aja memeknya pake tu botol Syir. Tadi ni amoy onani pake botol bekas di gerobak gua koq. Sampe crot loh. Hahaha.”, timpal pak Tarmiji yang membuatku terhenyak karena ia ternyata mengetahui aksi masturbasi yang kulakukan tadi. Duh, sungguh malu diriku karena ketahuan orgasme memakai botol sebagai dildo begitu.
“Wah wah, emang neng ini binal banget yak kayak pecun. Kalo gitu ni bapak bikin neng crot pake botol ini ya.”, ujar kakek Basyir yang diikuti tawa teman-temannya. Lalu ia pun mulai mendorong botol itu memasuki vaginaku.
“Ngghhh.. pak.. hentikan..”, ucapku dengan memelas.
“Halah, tadi aja lu onani pake botol. Diam aja neng.”, kata pak Tarmiji setengah menghardik.
“Iya, ntar juga lu bakal demen neng dientot ni botol.”, ujar kakek Dadang.
“Ohhh.. pelan-pelan.. ssshhhh…”, desahku yang sudah pasrah akan perlakukan kakek mesum ini dan mulai menikmati gesekan botol ini di vaginaku. Sejenak aku menghentikan seponganku di kontol pak Tarmiji.
Botol itu pun perlahan-perlahan masuk makin dalam ke lubang memekku. Setelah cukup dalam lalu kakek Basyir pun mulai mengocok-ngocok botol itu keluar masuk vaginaku. Tangannya cukup cepat menggerakkan botol itu menyetubuhi memekku membuatku merintih lirih.
“Hajar mekinya Syir. Bikin dia ngecrot yang banyak lalu kita cobain pejunya.”, timpal kakek Dadang yang kini melihat aksi temannya sambil tangannya terus meremas buah dadaku.
“Siap Dang. Pasti bakal crot banyak sampe banjir memeknya. Hak hak hak.”, balas kakek Basyir dengan seringai mesum.
“Eh ini masih ada botol sirup yang masih ada lumayan banyak. Gimana kalo kita tuang lagi.”, cetus kakek Dadang sambil mengambil botol sirup sebuah merk lokal dari kantongnya.
“Wah sini biar kutuang ke mekinya. Wah rasa leci nih. asoy. Hehe.”, timpal kakek Basyir yang lalu meraih botol sirup itu dari kakek Dadang sambil tangannya tetap bekerja menyodokkan botol kecap itu maju mundur di memekku.
Kini memekku sudah basah oleh sirup leci yang dituangkan sampai botol itu sisa sedikit. Terdengar suara kecipak air dari cairan cintaku dan sirup leci itu ketika botol kecap ini keluar masuk di organ intimku. Oh, begitu nikmatnya saat dinding vaginaku digesek oleh botol berbahan plastik ini. Rasa nikmatnya luar biasa, lebih enak daripada saat kukocok sendiri dengan tanganku. Mungkin karena yang melakukan ini adalah tangan pria yang lebih kuat.
“Nggghhh.. ahhh ahhhh..”, aku tidak bisa lagi menahan untuk tidak mendesah.
Pak Tarmiji yang tidak puas karena aku yang tidak terlalu fokus menyepongnya membuat ia kini jadi ambil kendali. Dipeganginya kepalaku dan ditekannya hingga wajahku terbenam ke selangkangan pak Tarmiji yang amat lebat bulu kemaluannya serta berbau tidak sedap. Begitu gencarnya pemulung tua ini menyodok penisnya di dalam mulutku. Dari jarak begitu dekat begini aku bisa merasakan bau selangkangan pak Tarmiji yang amat busuk. Bau busuk itu ditambah bau badan ketiga pemulung tua itu benar-benar membuatku mual. Tetapi birahiku yang meninggi akibat rangsangan bertubi-tubi di tubuhku agak membuatku bisa menahan aroma tidak sedap itu.
Mereka yang tahu aku keenakan disodok dengan botol ini pun tertawa dan mengejekku. Sungguh panas mendengar ejekan mereka yang begitu merendahkanku itu. Tapi sudah kucoba menahan rasa nikmat ini tapi tetap tidak bisa saking hebatnya stimulasi yang kuterima.
“Wah tadi sok-sokan nolak tapi sekarang malah ngedesah oh ah oh ah gini. Hak hak hak.”, ledek kakek Basyir.
“Iya nih, botol aja bisa bikin neng enak gini. Bener-bener gak kalah sama pelacur. Hahaha.”, timpal pak Tarmiji yang kini kembali menjejali penisnya di mulutku.
“Apa emang neng ini punya bakat jadi pecun yak? Huahaha.”, kakek Dadang ikut mengejekku.
Tidak lama disetubuhi oleh botol ini aku pun akhirnya mengalami orgasme. “Aaaahhhhhhhhh!!”, pekikku dengan badan berkelojotan beberapa kali. Nafasku sampai ngos-ngosan seperti baru saja lari marathon beberapa kilo. Aku pun menutup mataku untuk beristirahat setelah orgasme dengan sodokan botol kecap ini.
“Gimana enak kan neng? Tadi jual mahal. Sekarang kejang-kejang keenakan. Hak hak hak.”, ejek kakek Basyir. Aku hanya diam, menutup mataku sambil mengumpulkan nafasku yang putus-putus.
Lalu kakek Basyir segera menyeruput sirup yang bercampur cairan orgasmeku itu dengan rakus. “Hmmmmm enakkkkk tenan sirup peju amoy!”, celoteh si pemulung plontos ini dan lalu menjilat bibirnya yang belepotan cairan vaginaku dan sirup itu.
“Mana mana jadi pengen nyoba juga.”, kakek Dadang lalu kini yang mencoba sirup rasa leci mix lendir vaginaku. “Wahh emang enak rasanya. Cobain Ji.”, kata kakek Dadang.
“Eh tadi nemu roti sisa, boleh ni dioles selai sirup memek ni amoy.”, timpal kakek Basyir. Dan ia pun menyentuhkan roti sisa itu ke memekku yang belepotan sirup leci dan cairan orgasmeku. Terlihat roti tawar itu jadi agak basah oleh lendir vaginaku. Tanpa jijik lalu dimakannya roti itu seolah-olah cairan dari memekku memang selai untuk roti. “Wuih ni roti tambah enak loh. Nih Dang buat lu.”, ujar kakek Basyir dan memberikan ke temannya itu yang langsung melahapnya.
“Wah iya Syir, asoyy bener. Nyam nyam uenakkk. Hahaha.”, komentar kakek Dadang yang merasakan roti selai sirup plus cairan memekku.
Lalu kakek Dadang menuangkan sisa sirup leci dari botol itu ke payudaraku. Buah dada 34Bku ini pun jadi tertutup cairan putih keabuan yang amat kental. Puting payudaraku yang berwarna merah muda kini jadi terlihat putih karena terbalur kentalnya sirup leci. Tidak lama kemudian ia pun langsung menikmati puting susuku yang berperisa sirup leci ini. ‘Sllllrrpppppppp.. sllrrrpp.. sllrrrpppppp’, begitu kuatnya sedotan kakek Dadang di pentil susuku. “Ini namanya susu leci. Hahaha.”, celoteh si pemulung mesum ini.
Kakek Basyir tidak mau ketinggalan dan ikut merasakan rasa leci di pentil susuku yang tentu manis rasanya. Mulutnya sampai kempot mengemut putingku ini. “Coba bisa keluar susu ya pasti tambah enaakk. Hak hak hak.”, celotehnya sambil tertawa norak.
“Yowes, sini kucoba sirup meki amoynya. Haha.”, ucap pak Tarmiji setelah beberapa menit menyetubuhi mulutku. Lalu pak Tarmiji melepaskan seponganku di kontolnya dan ia lalu beranjak sambil memberi kode pada temannya untuk merasakan servis mulutku. Kakek Dadang yang tadi sedang asyik mengemut putingku yang dituang sirup itu yang duluan meminta jatah blowjob dariku. Didekatkannya kontolnya yang sudah cukup tegak dan keras itu ke mulutku. Dari diameter dan panjang penis kakek Dadang hampir sama dengan pak Tarmiji. Hanya saja rambut kemaluannya sudah banyak ubannya. Baunya jauh lebih busuk dan menyengat dibanding pak Tarmiji. Tidak lama mulutku membuka menerima batang kejantanan milik pemulung tua bangka ini.
Lalu pak Tarmiji pun mencicipi sajian sirup leci bercampur cairan orgasmeku. Cukup rakus mulut si pemulung ini menghabiskan sisa-sisa sirup di dalam vaginaku. “Mmmhhhhh…”, lenguhku yang menikmati hisapan mulutnya di memekku tapi teredam penis kakek Dadang
Pak Tarmiji lalu beranjak ke badanku. Dan kini ia kebagian menikmati sekalnya payudaraku yang masih ada ceceran sirup leci. Gundukan payudaraku dicium dan dijilat-jilat memberi sensasi geli nikmat untukku. Puting merah mudaku yang sudah berkilat karena sangat basah ini tidak luput dari incaran bibir tebalnya. Dikenyot-kenyotnya dengan bernafsu membuatku mendesah walau tertahan oleh kontol kakek Dadang.
Aku pun mulai bekerja memberikan blowjob pada kontol kakek Dadang. Segala bau busuk itu coba kutahan dan tidak kupedulikan. Untungnya stimulasi yang kuat di kedua puting susuku yang kini sedang dijilati pak Tarmiji seperti mengalihkan perhatianku dan jadi tidak begitu mual. Apalagi ada kakek Basyir yang masih terus menjilat-jilat memekku dengan liarnya.
Kusapu kepala kontolnya yang disunat dan berbentuk seperti jamur dengan lidahku beberapa kali, membuat si pemulung tua ini menceracau keenakan. “Ohhh.. jilatan neng uenaknya.. uahhh..”, rintihnya sambil meremas rambut panjangku. Lalu kuteruskan jilatanku menurun dari leher kontolnya ke arah buah zakarnya yang sudah amat keriput. Beberapa detik kemudian aku pun mulai mengulum kontol si kakek tua yang panjang ini dengan mulutku yang mungil.
“Ughhh.. gila bener isepan mulut ni amoy.. rasanya ajibb bener dahh! Baru pernah nyicipin mulut amoy.. ohhh.... edan…” kembali kakek Dadang menceracau liar untuk meluapkan kenikmatan yang mungkin sudah sangat lama tidak ia rasakan dari wanita. Diremas-remasnya kepalaku seraya meresapi benar kenikmatan oral seks yang didapatkan penisnya dari seorang gadis yang terpaut jauh usianya dengannya.
Pak Tarmiji kini yang berada di selangkanganku dan kakek Basyir yang sekarang menikmati kenyalnya buah dadaku. Oh, rangsangan di payudara dan vaginaku membuatku makin dekat menuju orgasme. Aku tetap mencoba menyepong kontol kakek Dadang selagi menggelinjang keenakan oleh rangsangan di titik sensitif tubuhku.
Pemulung yang bernama Basyir kini begitu seru menjilat dan mengemut pentil susuku sampai jadi basah kuyup oleh ludahnya serta oleh ludah dua pemulung lain tadi. Teknik permainan mulutnya harus kuakui lebih bervariasi ketimbang dua temannya. Seperti bagaimana bibir tebal keriput si kakek ini mengemut kuat dan di saat bersamaan lidahnya juga bekerja memainkan puting susuku. Tekniknya ini membuatku makin menggelinjang keenakan dan semakin mendekat ke orgasmeku lagi.
Memekku kini sedang dijilat sambil dikobel-kobel oleh jari pak Tarmiji.
Terdengar bunyi kecipakan yang berasal dari cairan kemaluanku yang sudah banjir dalam vaginaku saat jari pemulung tua ini sedang mencolok lubangku itu. Begitu cepatnya jarinya keluar masuk di belahan memekku yang sudah super becek ini.
Beberapa menit kemudian saat aku sudah hampir menggapai orgasmeku lagi, tiba-tiba pemulung yang bernama Dadang ingin merasakan jepitan vaginaku. Dilepasnya kulumanku di kontol berubannya itu seraya memberitahu temannya untuk bergeser. Kakek Basyir yang dari tadi asyik menjilat vaginaku lalu berpindah ke sampingku. Pak Tarmiji yang sedang mengenyot pentil susuku juga bergeser. Oh, aku agak kecewa karena hampir orgasme tapi batal begini. Tapi tidak apa-apa karena sesaat lagi aku akan kembali diberi kenikmatan melalui kontol mereka.
Tubuhku kini ditelentangkan di atas kasur lipat ini. Tidak lama kakek Dadang pun segera bersiap di selangkanganku. Penisnya yang sudah ereksi maksimal dan basah oleh air liurku ini diarahkan ke memekku. Tidak menunggu lama pemulung tua ini pun segera mendorong penisnya memasuki rongga vaginaku.
“Oohh..”, reflek aku agak mendesah karena pemulung tua ini agak kasar saat mendorong kontolnya. Kini vaginaku sudah kembali disesaki oleh penis pemulung tua kedua yang pernah kurasakan setelah yang pertama adalah pak Tarmiji. Di posisi konvensional ini aku digenjot oleh kakek Dadang dengan pelan dan makin lama makin cepat.
Buah dadaku yang bulat putih ini terus memantul-mantul seirama sodokan penis si pemulung ini. Kakek Dadang yang gemas dengan goyangan payudaraku ini segera meraih dan meremas-remasnya. Puting susuku yang sudah mancung ini juga dipelintir dan ditarik-tarik. Aku dapat merasakan kedua tonjolan mungil di payudaraku ini sudah begitu tegak mengeras dan kaku.
“Nghhh oohhh oohhh.. mmmmhhhh…”, aku mendesah-desah sebelum suaraku disumbat oleh pagutan bibir kakek Dadang. Uh, kurasakan kumis lebat si pemulung ini mengenai area sekitar bibirku serta diperparah dengan nafasnya yang bau. Begitu liarnya ciuman si kakek bau sampah ini sampai lidahnya mulai mendobrak bibirku. Awalnya aku masih berusaha menutup mulutku karena bau mulutnya yang sangat tidak sedap. Tapi lama-lama pertahananku runtuh karena aku tidak bisa menahan eranganku yang mana mulutku jadi mulai membuka. Akhirnya aku terpaksa membiarkan lidahnya masuk. Lidah pemulung ini bergerak dengan bebas dalam mulutku lalu menyapu langit-langit mulutku. Lalu lidahnya menyentuh lidahku sehingga lidahku pun turut beradu dengannya.
Puas berfrench kiss denganku, ia lalu melepas pagutan bibirnya di bibirku. Setelah itu kakek Dadang mendorong lengan kananku ke samping sehingga belahan ketiakku yang mulus ini terpampang. Kemudian dengan bernafsu kepalanya segera mendekat ke sela ketiakku dan hidungnya lalu menciumi ketiakku sebelum lalu mulai menjilatinya. Oh, aku tersentak dengan sensasi geli atas aksi jilatannya tersebut. Nafasku kini malah makin menderu akibat perlakuan si pemulung tua ini. Benar-benar membuatku diserang antara geli disertai rasa nikmat yang baur membaur.
“Uhh asoy bener amoy ya, keteknya aja bisa wangi gini.. sluurrpppppp…”, komentar kakek Dadang yang terus mencium dan menjilati ketiak mulusku ini dengan sangat bernafsu.
“Haha, iya lah Dang. Ni amoy pasti rajin rawat tubuhnya. Haha.”, timpal pak Tarmiji sambil tertawa.
Sensasi ketiakku yang dijilat ini memang memberi rangsangan tambahan yang berbeda. Nafasku tambah tak beraturan seiring libidoku yang sudah makin memuncak. Saking nikmatnya aku menggigit bibir bawahku mencoba meredam rasa nikmat ini.
“Ughhh.. Memek neng seret banget! Asoy! Padahal kayaknya neng suka ngentot kan? Soalnya sama pemulung aja mau. Huahaha.”, ejek kakek Dadang yang keenakan batang penisnya seolah dipijit oleh lubang senggamaku.
Aku tidak menggubris ucapan kakek Dadang yang merendahkanku itu karena sedang meresapi kenikmatan dari seks interracial ini. Pastinya kulit wajahku yang putih ini sudah merona merah. Aku menatap si wajah buruk pejantan tua yang sedang menindihku ini dengan mata sayu karena sudah sangat horny.
“Haha, ini emang memek bermutu tinggi Dang. Kualitasnya emang beda!”, timpal pak Tarmiji dan tertawa-tawa.
“Udah lama gak ngewek eh sekalinya ngewek lagi dapat memek uenak kek gini. Hahaha.”, celoteh si pemulung tua yang sedang memompa vaginaku.
“Duh, jadi gak sabar pengen cobain memek ni amoy. Hak hak hak.”, timpal kakek Basyir yang dari tadi menonton persetubuhanku dan kakek Dadang.
“Lu pake boolnya dulu gimana Syir?”, dengan kurang ajarnya kakek Dadang menawarkan lubang pantatku pada temannya.
“Wah jorok gak tuh. Hak hak hak.”, timpal kakek Basyir yang tertawa norak.
“Lah, ni amoy pasti ngerawat diri banget. Jangan lu samain lah sama kita-kita yang bau sampah. Hahaha.”, ujar pak Tarmiji.
“Pantat ni amoy aja lebih bersih dari wajah lu Syir. Hahaha.”, komentar kakek Dadang yang disambut gelak tawa dua pemulung tua lain.
“Yowes dah belum bisa meki, bool juga boleh. Hak hak hak.”, kata kakek Basyir sembari mulai mendekati kami.
Kakek Dadang lalu mengangkat tubuhku dan ia lalu berbalik hingga berbaring telentang di kasur ini. Maka posisiku yang awalnya dibawah kakek Dadang kini berubah menjadi posisi Woman On Top.
Kakek Basyir lalu membasahi tangannya dengan ludahnya dan mulai diusap-usapkannya tangannya ke penisnya. Setelah itu barulah ia menyentuh-nyentuh lubang anusku untuk melumasinya. Pemulung ini lalu mencoba merentangkan lubang anusku supaya bisa dimasuki oleh kontolnya. Aku yang sudah pasrah akan disodomi ini lebih menunggingkan pantatku dengan harapan mengurangi rasa sakit saat proses penetrasi penis si pemulung berambut cepak ini ke liang anusku.
Setelah dirasa lubang pantatku sudah siap ditembus penisnya maka kakek Basyir pun mulai mendorong batang kejantanannya memasuki anusku. Beberapa kali ia mencoba tapi tidak berhasil sampai akhirnya di percobaan kesekian kalinya ia bisa menembus duburku. “Ughhhh! Pelan-pelan dong! Sakit..”, jeritku yang kesakitan karena anusku terasa penuh. Oh gila, sepertinya kontol kakek Basyir sangat tebal. Terbukti dari bagaimana anusku begitu sesak seperti ini.
Untungnya mereka tidak langsung mulai dan hanya diam. Sepertinya karena mereka juga merasakan jepitan memek dan anusku yang makin rapat akibat adanya dua batang di dalam dua lubang tubuhku itu. Setidaknya anusku bisa beradaptasi dulu dengan kontol tebal si pemulung tua itu.
Sekitar 2 menit kemudian barulah mereka memulai genjotan mereka. Oh, kurasakan bagaimana hebatnya sensasi dari gesekan dua penis yang keluar masuk di dua lubangku dengan cepat ini. Ini memberikan rasa nikmat yang luar biasa bagiku. Sunggh kontras bagaimana diriku yang seorang gadis keturunan bertubuh putih mulus dan terawat ini sedang disandwich oleh dua pria pribumi berkulit gelap yang adalah pemulung dan sudah tua ini. Belum lagi bau tubuh mereka yang tidak sedap akibat sering dekat dengan sampah ini sangat jauh berbeda denganku yang selalu menggunakan sabun dan parfum mahal yang wangi.
Pak Tarmiji yang tadi menonton aksi double penetration dua temannya di dua lubang tubuhku ini lalu mendekati kepalaku. Ia lalu memintaku menyepongnya dengan berdiri di samping tubuhku. Aku yang sudah lelah tapi kembali dilanda birahi ini pun dengan tidak malu-malu lagi menghisap-hisap kontol pemulung ini dengan bibirku.
Tiga liang di tubuhku pun sudah terisi oleh kontol-kontol pemulung yang bau sampah dan keringat ini. Kontol dua pemulung tua ini masih keras dan dengan perkasa menghunjam di lubang anus dan vaginaku. Harus kuakui, aku yang sudah cukup sering bercinta dengan 3 pria sekaligus ini enjoy dengan persetubuhan seperti ini. “Mmhhh… mmhhh… mmhh.. mmmhh..”, hanya itu yang terdengar karena suara desahanku yang teredam oleh penis pak Tarmiji. Dua pemulung teman pak Tarmiji ini dengan gencar terus memompa penis mereka di lubang memek dan anusku. Tubuhku sudah berlumuran keringat yang saling bercampur dengan keringat mereka selagi aku di tengah-tengah himpitan tubuh dua pemulung ini.
Hanya berselang 5 menit kemudian gelombang orgasme yang tadi surut akhirnya kembali kurasakan. “Ohh pak.. dikit lagi.. ahh.. terussss…”, lenguhku spontan saat sudah dekat dengan orgasmeku. Beberapa menit kemudian badanku mengejang dengan kuat di ambang klimaksku. Dan tidak lama berselang otot dalam rongga memekku pun berkontraksi saat akan menyemburkan cairan hasil klimaks seksualku. ‘Crrttttt…crrtttttt..crrrtttt’, liang vaginaku memuncratkan cairan orgasmeku dalam jumlah banyak sampai membasahi kontol dan paha kakek Dadang. Vaginaku masih berdenyut-denyut saat memuntahkan cairan klimaksku.
Penglihatanku buyar, rasanya tubuh ini terhantam oleh kenikmatan yang begitu besar. Sungguh lega dan puas yang kurasakan setelah akhirnya berhasil meraih orgasme. Begitu derasnya semburan cairan kenikmatan dari vaginaku efek orgasme yang tadi tertunda.
Otot vaginaku yang berkontraksi ini menyebabkan jepitannya makin kencang pada batang kejantanan kakek Dadang. Tidak lama pemulung ini menggeram dan lalu dari penisnya menyemprot sperma ke dalam liang vaginaku. Kurasakan semburan itu begitu banyak sampai tidak bisa tertampung di rahimku.
Setelah penisnya mengecil barulah kakek Dadang berpindah dari kasur ini. Kini kakek Basyir yang belum merasakan kerapatan vaginaku pun berinisiatif membaringkan dirinya. Dan ia berkata padaku, “Nah neng, lu naikin kontol kakek ya. Hehe.”. Kulihat ke arah kontolnya yang sudah tegak dan mengacung seolah menantangku. Oh, memang diameternya begitu lebar walau lebih pendek dari punya pak Tarmiji dan kakek Dadang. Pantas saja anusku tadi sangat penuh saat dijejali oleh kontol si kakek ini.
Aku yang tahu tidak bisa menolaknya ini lalu dengan pelan menaiki dan mengangkangi tubuh keriput si pemulung yang coklat kehitaman akibat terlalu sering tersengat oleh sinar matahari. Tubuhku yang putih mulus sedang berada di atas tubuh seorang pemulung yang berusia seumuran kakekku. Kakek Basyir menggunakan tangannya untuk membantu mengarahkan kontolnya ke arah belahan vaginaku yang mungil. Aku juga memposisikan vaginaku supaya tepat di atas batang penisnya dan setelah pas mulailah kuturunkan pinggulku,. “Ohh..”, desahku dengan kepala yang mendongak ke atas saat penis tua dan hitam milik pemulung ini mulai membelah bibir vaginaku yang berwarna putih kemerahan ini.
“Ssshh…”, bibirku mendesis keras ketika merasakan batang penis kakek Basyir yang mengisi rongga vaginaku. Terasa bagaimana penuhnya memekku yang diisi kontol tebal milik kakek Basyir. “Yuk neng goyang yang asoy untuk kakek. Hak hak hak.”, pinta pemulung tua ini. Aku pun segera menaik turunkan tubuhku di atas tubuh keriputnya sambil berpegangan pada bahunya.
“Uhh.. uenak tenan.. sempit memekmu neng..”, ceracau kakek Basyir yang keenakan dengan sempitnya lubang vaginaku. Gairahku yang kembali naik membuatku dengan gencar menaik turunkan tubuhku menimbulkan suara khas pertemuan kulit. Bahkan karena efek terangsang berat ini aku menggoyang pinggulku dengan liar bagai koboi rodeo.
Kakek Basyir pun menyambut goyanganku dengan sodokan yang kuat. Oh, sodokannya bertenaga hingga terasa menyentuh ujung rahimku. Jujur aku salut dengan pemulung tua ini karena genjotannya ini termasuk lumayan untuk orang uzur sepertinya. Aku pun sangat keenakan dan mendesah-desah “ngh.. ahh.. ahh.. ahh..”. Kedua buah dadaku yang bergoyang-goyang naik turun membuat pemulung ini gemas dan menggenggamnya sambil memerahnya, membuatku merintih lirih, “sshh.. ohh ohhh kek.. ooh oohh..”.
Lalu dengan ganasnya kakek Basyir menghisap puting susuku secara bergantian kanan dan kiri sambil jari-jarinya juga mencubit pentil susuku. Dengan bernafsu, puting kanan dan kiriku ini dikenyot bergantian olehnya, membuatku makin melayang dalam kenikmatan. “slrrrppp..slrrppp…”, suara sedotan si kakek tua dan berwajah keriput ini pada puting susuku.
Giginya sudah banyak yang ompong, membuatku makin blingsatan oleh rangsangan yang begitu kusukai di putingku ini. Bisa dibilang ini adalah alasan kenapa aku menikmati bercinta dengan pria tua bangka seperti kakek Basyir ini dan tentunya pak Mamat tukang sapu sekolahku juga yang pertama kali memberikan pengalaman puting yang diemut oleh mulut ompong.
Saat asyik bersenggama di posisi cowgirl ini tiba-tiba tubuhku agak didorong hingga pantatku menungging. Lalu kurasakan ada batang keras yang bersentuhan dengan lubang pantatku. Oh, pak Tarmiji ingin ikut dalam seks ini. Ia pun segera memulai proses menyodomi lubang anusku. Terasa batang kejantanannya mendorong lubang pantatku yang sudah lebih lebar karena tadi baru dihunjam penis.
‘Bles’, kembali anusku ditembus oleh batang kontol pemulung tua. Tidak lama mereka pun kembali memacu kontol mereka di vagina dan anusku. “Ahh.. ahh.. enak.. ahhh.. iyahh.. ahhh.. ahh..”, desahanku yang sudah begitu dimabuk birahi. Kedua pemulung yang memompa dua lubang tubuhku ini pun menceracau dengan keras. Suara-suara kami yang sedang menikmati seks bertiga sahut menyahut di rumah tua dan reyot ini.
Selagi memompa memekku, kedua tangan hitam dan keriput kakek Basyir meremasi payudaraku yang menggantung di dekat kepalanya. Mulut si pemulung ini dengan rakusnya menciumi buntalan payudaraku lalu digigit dan disedot-sedotnya pentil susuku yang berwarna merah muda ini.
“Ngghh.. ahh ahhh ahh!”, desahan erotisku yang meluncur keluar dari mulutku yang merekah.
“Ahh edan boolnya rapet banget..”, komentar pak Tarmiji sambil tangannya menepuk-nepuk pantatku yang putih mulus ini.
“Uohh.. memek amoy enak.. slrrpp.. asoy.. gimana neng disodok kontol wong cilik kayak kita? Slrrrpp..”, ceracau kakek Basyir di sela hisapan mulutnya di putingku.
“Ahh ahh ahhh.. ngghhh… eennaakkk kek… ssshhhh… aaahhhh… terusshhh… nghhh.. oohhh…..”, jawabku jujur karena sudah birahi tinggi.
“Wah ni amoy keliatannya sange banget Ji. Hak hak hak.”, komentar kakek Basyir yang melihat jawabanku barusan.
“Iya nih. Doyan kontol ternyata ni amoy. Hahaha.”, timpal pak Tarmiji.
“Neng, nikmat banget kan main sama pemulung dekil kayak kami?”, kembali kakek Basyir menggodaku yang sedang merem melek keenakan.
“Ssshhhh iyahh nikmatthhh kek.. ahh ahhh ahhh.. terusshh.. oohh..”, jawabku sambil merintih keenakan.
“Kalo gitu bilang dulu dong kalo neng suka kontol pemulung kayak punya kami dan rela buat dientot lagi lain kali sama kita-kita kek gini.”, kakek Basyir kini memintaku mengucapkan kata-kata yang begitu binal.
Aku tidak menurutinya karena agak malu dengan permintaan kurang ajar dari pemulung tua bangka ini. Aku tetap merintih di sela genjotan mereka di dua lubangku ini. Tapi melihatku yang tidak menurutinya ini membuat kakek Basyir dan pak Tarmiji kompak untuk menghukumku dengan membuatku tidak bisa orgasme.
Mereka selalu tahu saat-saat aku akan mencapai klimaks dari desahan dan gerak tubuhku ini. Saat sedikit lagi orgasme maka kedua pemulung tua ini menggagalkannya dengan berbarengan menghentikan pompaan kontol mereka. Tidak hanya itu saja, parahnya mereka juga sesekali mencubit paha atau lenganku kuat-kuat dan menjambak rambutku supaya aku kesakitan dan jadi melupakan luapan orgasmeku. Semua aksi para bandot tua bangka ini dilakukan tepat sebelum orgasmeku meledak. Sungguh aku sangat menderita dengan orgasme yang gagal terus menerus ini. Kurasakan betapa panasnya tubuh serta mukaku akibat sensasi orgasme yang terus menerus bisa dibatalkan.
“Hak hak hak, kesiksa kan neng gak bisa ngecrot?? Makanya turutin kakek dong.”, ucap kakek Basyir sambil tertawa mengejek.
“Mau cepat lega ga memeknya neng? Makanya nurut. Haha.”, pak Tarmiji juga ikutan mengejekku yang memang sangat tersiksa ini.
Akhirnya setelah tidak sanggup lagi menahan derita birahi yang tidak klimaks-klimaks, aku pun takluk dan mengikuti kemauan kakek Basyir. “Nghh.. Selina suka kontol pemulung dekil kayak kakek!! Panjang dan keras! Selina mau dientot lagi sama kalian kek! Ngghhhh.. ssshhh.. ayo kek lanjutin..”, ceracauku menuruti kemauan kakek Basyir yang sebenarnya begitu merendahkanku.
“Lanjutin apa neng? Ngomong yang jelas dong. Hehe.”, pak Tarmiji menimpali jawabanku dengan nada mengejek.
“Lanjutin genjot memekku! Ngghh..”, kataku yang lalu direspon oleh kedua pemulung ini yang kompak langsung menyodok dengan tempo lumayan cepat.
“Ahhhh yesshh.. terusss.. oohhh.. yang kencanghh.. ahhh ahhhh!!”, lenguhku yang dipompa dengan sangat cepat dan pelan-pelan gelombang orgasme kembali terkumpul.
Kecepatan genjotan kakek Basyir dan pak Tarmiji makin lama makin meningkat membuat diriku makin terbuai oleh nafsu seksual. Kurasakan orgasmeku yang dari tadi begitu kuinginkan kini akhirnya mendekat lagi. Desahanku makin keras seiring libidoku yang sudah sangat tinggi ini. “Aahhh terusss.. ohhhh enakkhh.. ahh ahhh yang kencangghh sodoknyaahh.. ahh ahhh fuck me.. yeahhh ahh ahh ahhh!!”, jeritku yang sudah benar-benar dikuasai gairah seks ini.
Beberapa menit kemudian orgasme yang kutunggu itu pun datang. Keseluruhan tubuhku berkelojotan disertai kedua pahaku yang mengejang dan menjepit dengan kencang. “Ooohhhhhhhhh!!!”, aku melepaskan jeritan keras yang tak bisa kutahan sama sekali sebelum akhirnya larut dalam terjangan badai orgasme yang dengan dahsyat melandaku. Oh, multi orgasme ini membuat seluruh tubuhku rasanya amat lemas seakan-akan seluruh tulang sendiku dilolosi dari badanku.
Lendir orgasmeku pun dengan derasnya keluar bersamaan dengan tubuhku yang sedang mengejang kuat. Kontraksi vaginaku saat orgasme ini membuat dua pemulung ini mengerang nikmat karena kontol mereka serasa diremas-remas. Bahkan saking hebatnya kontraksi otot vaginaku, kakek Basyir akhirnya memuncratkan spermanya. Terasa hangat rongga kewanitaanku yang disembur lendir putih kental dari kontolnya.
Orgasme kali ini terasa lebih panjang dan lama karena hasil dari berkali-kali orgasme yang tidak kunjung tercapai. Mungkin ada sekitar 3 menit ledakan orgasme yang kualami barusan. Setelah kakek Basyir berpindah dari posisinya, kini pak Tarmiji memasukkan penisnya ke vaginaku di posisi doggy style. Aku sudah hampir hilang kesadaran ketika aku mendengar kakek Dadang berkata, “Ji, saya mau cobain boolnya.”.
Lalu aku pun pingsan akibat kelelahan setelah bercinta non stop seharian. Entah berapa lama aku pingsan tapi yang jelas saat aku bangun ketiga pemulung ini sedang terlelap di lantai sekitar kasur lipat ini. Tubuhku begitu lengket oleh keringat dan di sekitar payudara dan perutku ada bercak sperma yang mengering. Di vagina dan area selangkanganku juga ada noda sperma mengering. Gila, entah berapa kali tiga pemulung mesum ini menembakkan sperma di tubuhku.
Aku pun memutuskan untuk cepat kabur dari rumah reyot ini sebelum mereka terbangun dan ingin kembali menikmati tubuhku. Segera kuambil air botol yang kulihat di meja dan kubasuh mukaku yang sudah lengket oleh keringat. Dan kusemprot parfum yang memang kubawa di tasku untuk menghalau bau keringat, sampah dan sperma yang bercampur aduk ini.
Lalu kuambil kantong yang berisi pakaianku dan buru-buru kukenakan semuanya. Tidak lupa aku memakai jaket hoodieku. Kulihat jam tanganku kini sudah menunjukkan pukul 20:18 malam. Setelah kuperiksa barang-barangku supaya tidak ada yang tertinggal, aku langsung pergi tapi melangkah dengan pelan-pelan supaya tidak terdengar oleh para pemulung ini. Aku tidak mau mereka sampai terbangun dan meminta jatah seks denganku lagi.
Segera kubuka iphoneku yang baterainya sudah lowbatt ini dan kupesan taksi online. Kulihat ke sekeliling rumah reyot ini dan ternyata tidak jauh dari tempatku ini ada salah 1 brand minimarket terkenal. Maka kuchat pengemudi taksi onlinenya untuk menjemputku di minimarket itu. Untung kondisi jalan tidak ramai ketika aku keluar dari rumah reyot itu.
Aku bergegas berjalan ke arah minimarket itu dan tidak lama setelah aku tiba di minimarket itu driver taksol itu pun menjemputku. Beruntung pengemudi taksol ini adalah wanita. Tapi dia agak sedikit curiga, mungkin mencium bau sampah, keringat dan sperma yang memang masih cukup menyengat walau sudah kusamarkan dengan wangi parfumku.
Akhirnya sekitar 40 menit kemudian aku pun tiba di kondoku, aku tidak berani balik ke rumah karena takut pembantuku curiga dan melapor pada orang tuaku. Bisa berabe nanti kalo orang tuaku sampai tahu anak gadisnya ini pulang rumah dengan bau sampah dan sperma.
Sesampainya di kondoku aku pun buru-buru naik lift karena takut akan dijahili oleh OB dan satpam kondoku yang pernah mencicipi kehangatan tubuhku. Huff, berakhir sudah hari yang sangat melelahkan walaupun aku juga mendapat kepuasan seksual yang luar biasa.
Aku mandi cukup lama untuk membersihkan segala noda dan bau tidak sedap yang berasal dari para pejantan yang menggagahiku hari ini. Setelah mandi, kubuat mie instan dan kusantap dengan cepat karena sangat lapar. Ya, bagaimanapun aktivitas bercinta tanpa henti hari ini begitu menguras tenaga.
Setelah makan aku langsung roboh di kasur dan tertidur dengan pulas. Benar-benar rasa lelah ini membuatku tidur total sampai besok pagi..
-------------------------------------------------------
Keesokan harinya aku bangun kesiangan ke sekolah karena tadi malam lupa menyetel alarm. Aku terbangun oleh telepon dari sopir pribadiku yang sudah standby di lobby kondo. Akibatnya aku jadi buru-buru berangkat ke sekolah. Bahkan aku tidak mandi lagi saking mau mengejar waktu.
Setibanya di sekolahku, setelah turun dari mobil aku pun berlari ke dalam. Gawat, kulihat gerbang bagian dalam sekolahku sudah ditutup. Sial, aku telat sedikit saja padahal. Memang peraturan sekolahku cukup ketat mengenai waktu. Memang jam pelajaran baru akan mulai sekitar 10 menit lagi tetapi gerbang dalam ke arah kelas-kelas sudah ditutup dan dikunci.
Saat aku sedang panik ini tiba-tiba muncul dua bandot mesum yang menjijikkan, ya siapa lagi kalau bukan dua orang penjaga sekolahku, Pak Togar dan Kiryo. Mereka melihatku dengan wajah menyeringai mesum.
Pak Togar yang pertama menyapaku dengan berkata, “Wah, non Selina telat. Haha. Udah ditutup nih gerbangnya.”.
Aku tahu mereka punya kunci untuk membuka gerbang ini maka mau tidak mau aku terpaksa memohon mereka untuk membukakan gerbang ini supaya aku masih bisa mengikuti pelajaran. Aku memang sering bolos dan itu mengapa jatah bolosku sudah habis. Jika aku sampai bolos lagi aku bisa dapat hukuman yang berakibat bisa tinggal kelas.
“Hehe, bisa aja ya Gar kita bukain ni gerbang buat non Selina yang cantik. Tapi.. ya kita dapat apa nih? Hehehe.”, timpal Kiryo sambil cengengesan.
“Yo i Kir, gak ada yang gratis di dunia ini. Hehe.”, ujar pak Togar sambil menatapku dengan tatapan mesum.
Duh, aku sepertinya tidak ada pilihan selain bernegosiasi dengan dua bandot mesum ini. Maka aku pun berkata, “Ummm, aku kasi duit aja ya buat kalian pak.”.
“Loh, kami gak mau duit non. Mau yang kayak waktu itu. Iya gak pak Togar?”, Kiryo menimpali tawaranku.
Oh shit, sepertinya aku kembali harus merelakan tubuhku untuk dinikmati dua penjaga sekolahku yang bejat ini. Maka aku pun bilang, “Ya uda, tapi jangan sekarang ya. Kasi aku masuk dulu please.”. Kucoba memelas pada mereka karena aku memang tidak boleh sampai bolos.
“Ya udah, tapi saya pegang Dompet dan HP non buat jaminan biar non gak kabur ya. Nanti sore pas sekolah sepi non tunggu di gudang ya.”, ujar pak Togar sambil mengulurkan tangannya meminta HPku.
Mau tidak mau aku pun berikan Dompet serta HPku untuk jaminan bagi mereka supaya yakin aku tidak kabur nanti. Setelah kuserahkan iphoneku itu baru lah mereka mau membukakan gerbang untukku. Akhirnya aku pun masih bisa mengikuti pelajaran pertama hari ini. Tapi dengan bayaran tubuhku nanti sore..
~ BERSAMBUNG ~
NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
Kutatap wajah pak Tarmiji yang tampak lelah bercampur puas ini. Akhirnya selesailah bayaran yang kujanjikan sebagai uang tutup mulut untuk pria tua ini. Walaupun lelah tapi aku tetap memikirkan untuk pulang karena sudah mau malam. Lingkungan ini tentunya tidak aman untukku jika sudah terlalu malam.
Aku pun bertanya pada si pak Tarmiji, “Dimana bajuku pak. Mau pulang nih. Hehe.”.
“Loh loh, tadi kan katanya sampe bapak puas. Nih kontol bapak masih kuat loh.”, ucap si pemulung tua ini yang membuatku terhenyak.
Kulirik ke penisnya yang ternyata memang masih ereksi! Gila, padahal sudah ngecrot di memekku tadi tapi masih bisa tegak begitu! Aku sampai takjub melihat keperkasaan pria tua satu ini.
“Hehe, kaget ya neng. Bapak emang punya kelainan kontolnya bisa ngecrot berkali-kali. Dulu istri bapak di kampung sampe gak kuat dan minta bapak cari istri lagi. Hahaha.”, jelas si pak Tarmiji dengan bangga.
Oh shit.. tugasku belum selesai ternyata.. sadar dengan itu aku pun kembali berbaring di kasur ini untuk setidaknya mengistirahatkan tubuhku sebelum harus disetubuhinya lagi. “Istirahat bentar ya pak. Selina capek nih..”, pintaku. Memang aku sudah begitu kecapean dari tadi ngeseks bersama banyak pria.
“Ya udah neng. 5 menit yak. Hahaha.”, ujarnya sambil terkekeh.
Tiba-tiba terdengar pintu rumah tua ini terbuka dan terlihat dua orang pria tua yang tidak kalah kumal dan jelek dengan pak Tarmiji. Mereka pun dapat melihat dengan jelas pada diriku yang sedang terbaring di samping si pemulung tua ini. Apalagi pak Tarmiji ini sedang santainya menyusu di payudaraku selagi aku masih beristirahat selepas bercinta dengannya barusan.
Kulihat mata mereka melotot menyaksikan sesuatu yang mungkin tidak pernah mereka bayangkan akan mereka saksikan di tempat tinggal mereka yang kumuh ini. Mulut dua pria tua ini sampai menganga saking terkejutnya mereka. Tapi rasa kaget itu dengan segera digantikan dengan tatapan nafsu. Terlihat bagaimana mata kedua pria tua ini melihat lekat-lekat pada tubuhku yang telanjang bulat ini, terutama ke arah buah dada dan vaginaku.
Aku reflek menutupi tubuhku dari tatapan para pria tua dan dekil itu. Melihatku yang menutupi tubuhku, pak Tarmiji segera menarik tanganku hingga kini buah dada dan organ kewanitaanku kembali tidak tertutupi. “Tenang moy, mereka dua ini teman bapak sesama pemulung yang tinggal disini juga.”, ujar pak Tarmiji menjelaskan.
Dua teman pemulung ini memang tampak kotor dan lusuh selayaknya pemulung. Yang kiri berperawakan kurus dan jangkung dengan rambut botak plontos. Sedangkan yang kanan tingginya sedikit diatas pak Tarmiji dengan rambut cepak. Mereka semua berkulit coklat kehitaman terbakar matahari karena setiap harinya selalu terkena sinar matahari terik. Dari wajah mereka yang sudah agak keriput kemungkinan besar mereka lebih tua dari pak Tarmiji. Mungkin sudah berusia sekitar hampir 70 tahun.
Mereka pun terus berjalan mendekati kami hingga kini hanya berjarak dua meter dari posisiku dan pak Tarmiji. Mata mereka seakan mau copot menikmati pemandangan tubuh polosku di hadapan mereka ini. Jakun mereka naik turun dan terdengar nafas mereka berubah menjadi semakin liar pertanda mereka nafsu denganku.
“Ji, ni cewe siape?”, tanya pria pemulung yang rambutnya cepak dan penuh uban.
“Ni cewe Selina namanya Dang.”, jawab pak Tarmiji dengan tersenyum bangga seolah memamerkan ia yang bisa meniduriku.
“Hah? Aje gile koq bisa lu ngentot sama cewe secantik ini??”, kini giliran pemulung tua satunya yang rambutnya botak plontos bertanya.
“Iya Ji, apalagi ni cewe cenes kan??”, pria lain menimpali dengan pertanyaan.
“Haha, iya dia cenes. Wah panjang ceritanya. Ntar lah baru cerita. Mau ngewek lagi sekarang. Lu pada mau ikutan?”, dengan seenaknya pak Tarmiji seperti menawarkan diriku pada dua temannya ini.
Aku yang tidak terima karena sudah begitu lelah dan ingin pulang ini pun melotot menatap pria tua mesum ini. Dan segera kupukul tangan pak Tarmiji sambil berkata, “Eh pak, tadi kan perjanjiannya bukan begini. Selina mau pulang nih sekarang.”.
Buru-buru aku pun bangkit dari kasur ini dan segera mencoba mencari dimana kira-kira pak Tarmiji menyembunyikan pakaianku. Kulihat ke arah meja ada kantong milik pak Tarmiji. Dengan buru-buru kuambil kantong milik pemulung tua ini lalu kulihat ternyata pakaianku ada di dalam kantong ini. Aku baru mau meraih pakaianku ketika kurasakan ada dua tangan yang mendekapku dari belakang dan segera melemparku ke kasur lipat ini.
Kutatap pemilik sepasang tangan itu yang tentu saja adalah pak Tarmiji, pemulung mesum yang tadi sudah menikmati kehangatan tubuhku. Ia dengan tersenyum mesum berkata, “Nah neng belum boleh pulang karena saya masih mau 1 ronde. Ini ada dua teman saya yang udah sama-sama berjuang tiap hari untuk cari makan dengan jadi pemulung. Neng puasin kami bertiga baru neng boleh pulang.”.
Sungguh kurang ajar kata-kata pak Tarmiji yang memintaku untuk melayani nafsu seks ia dan dua temannya ini. Tapi posisiku memang tidak dalam kondisi untuk melawan mereka karena mereka tiga pria dan aku hanya sendirian. Jika aku mencoba kabur pun pasti akan ditangkap oleh mereka. Belum lagi aku masih bugil tanpa benang sehelai pun, jika aku ke luar dari rumah ini bisa jadi malah ada pria bejat sekitar sini yang akan memerkosaku.
Aku masih terdiam sambil berpikir keras ketika pak Tarmiji kembali berkata, “Nah gimana neng? Mau coba melawan tapi percuma aja. Hehehe. Mending nurut neng.”. Si pria berkepala botak sula ini terkekeh sambil menatapku yang masih bimbang.
Lalu aku mengingat jika aku memiliki jaket hoodie di tasku. Dan kulihat tasku tidak jauh dariku. Mungkin aku bisa mencoba kabur dari mereka, begitu pikirku. Kulihat sekilas ke arah pintu dimana ada teman pak Tarmiji yang menghalangiku ke pintu.
Setelah membulatkan tekad aku pun meraih tasku dan buru-buru aku bangkit dari kasur. Segera aku berlari melewati teman pak Tarmiji dan menuju ke arah pintu. Saat aku sudah tiba di pintu itu dan sedang mau memutar gagang pintu, ada yang menarikku.
Kurasakan dua tangan yang mendekapku dengan kuat ini membuatku tidak bisa melepaskan diri. Lalu pria ini berjalan kembali ke arah kasur lipat yang menjadi alas dimana aku disetubuhi pak Tarmiji. Kulihat yang mendekapku ini ternyata adalah teman pak Tarmiji yang plontos dan bertubuh jangkung. Pantas tenaganya sangat kuat saat sedang menarikku.
Tidak lama aku kembali dihempaskan ke kasur lipat ini sambil dikelilingi tiga pemulung tua. Pak Tarmiji berdecak-decak dan menghardikku, “Weleh weleh, neng malah ngelawan. Apa perlu bapak pake kekerasan baru neng mau nurut!?”. Tatapan pak Tarmiji berubah jadi galak dan ucapannya tadi adalah ancaman buatku.
Aku yang masih diam tidak menjawabnya ini membuat pak Tarmiji makin marah. Digenggammnya payudara kiriku dan diremas dengan kasar sambil ia membentak, “Heh neng! Jawab dong kalo ditanya! Mau bapak kasarin ya neng!??”.
Aku yang kesakitan segera menjawab, “Eh aduh.. ampun pak.. Selina janji bakal nurut. Jangan kasarin Selina..”.
“Nah gitu dong. Kalo nurut bapak juga gak bakal kasarin. Yang ada neng malah keenakan ntar. Huahaha.”, ujar pak Tarmiji sambil tertawa norak.
“Wah kita juga kebagian jatah ngerasain ni amoy kan Ji?”, tanya pemulung berambut cepak.
“Iya lah, kan tadi dah kubilang kalian mau ikutan apa ga. Haha.”, jawab pak Tarmiji.
“Mantep dah. Mimpi ape ye semalam bisa ngewek sama amoy.”, timpal pemulung tua itu.
Kedua teman pak Tarmiji pun segera mendekatiku dan duduk di sampingku sambil mulai meraba-raba tubuh telanjangku. Bulu kudukku merinding ketika tangan-tangan kasar salah satu pemulung tua ini merayapi tangan dan pahaku.
“Buset putih bener kulit ni amoy, sampe tu urat aja keliatan. Udah gitu alus banget.”, komentar si kakek berambut cepak yang merasakan halusnya kulitku.
“Wah mana-mana mau coba pegang juga.”, timpal pemulung yang plontos sambil memegang pahaku yang satunya. “Wah bener nih, halus banget kulit lu neng. Ini emang aslinya gini?”, tanyanya dengan mata yang melotot melihat kemulusan tubuhku.
“i iya emang aslinya udah begini kek..”, jawabku sambil menutup mataku karena risih melihat pria yang hanya pemulung seperti mereka sedang meraba tubuhku. Mereka seolah melihat sebuah barang mewah yang tidak seharusnya bisa mereka dapatkan.
“Aduhai, udah kulit putih mulus gini eh puting merah muda gini. Menggiurkan tubuh ni amoy.”, ucap pemulung bertubuh jangkung ini sambil mencubit pentilku. Lalu ia segera menghisap pentil susuku yang kiri.
“Ssshhhhh..”, reflek aku mendesah merasakan mulut ompong yang sedang mengenyot-ngenyot putingku.
“Gimana neng, enak gak kakek sedotin putingnya?”, tanya si pemulung tua yang kini sedang menjilat puting susuku.
“Nghh.. iyahh enak kek..”, ucapku dengan mata yang merem melek. Gigi ompong si kakek memang memberi sensasi yang sangat nikmat di kedua putingku yang sensitif ini.
“Gila ni memek merah muda gini..”, komentar pemulung berambut cepak yang mengamati organ kelaminku.
Pak Tarmiji yang dari tadi melihat aksi kedua temannya kini menghampiriku dengan penis yang sudah agak ereksi. Lalu diarahkannya batang kejantanannya itu ke wajahku dan disentuh-sentuhkannya ke pipi dan bibirku. Tahu yang ia mau maka aku pun membuka mulutku membiarkan penis si pemulung ini masuk ke mulutku yang mungil.
Pemulung tua ini pun mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur seolah sedang menyetubuhi mulutku. Tapi tidak lama ia memintaku yang menggerakkan kepalaku, “neng, servis kontol bapak gih. Awas kalo gak enak!”. Ucapannya agak bernada ancaman membuatku mau tidak mau menuruti kemauannya.
Tidak lama aku pun mulai menggerakkan kepalaku maju mundur menyepong kontol pak Tarmiji. Terasa bagaimana rudal pemulung ini mengeras dalam mulutku. Kuberikan teknik blowjob sebaik yang kubisa. Begitu cepatnya gerakan seponganku ini sampai menimbulkan suara khas saat kepalaku yang terus bergerak-gerak.
“Wah ni amoy nampaknya mahir bener nyepong kontol.”, komentar salah 1 pemulung tua ini yang menyaksikan aksi blowjobku.
“Iya ni amoy emang jago. Enak tenan sepongannya. Lu harus cobain Dang.”, timpal pak Tarmiji dengan seenaknya seperti mempromosikan diriku.
“Oke dah. Eh iya belum kenalan nih sama neng Selina. Nama kakek Dadang neng.”, ucap si pemulung tua berambut cepak yang akhirnya kutahu bernama Dadang.
“Kalo kakek namanya Basyir.”, ucap si kakek plontos ini yang dari tadi asyik menyusu di putingku.
“Mmmhhh… mmmmhhh…”, hanya suara itu yang terdengar dari mulutku yang sedang dijejali kontol seorang pemulung tua bernama Tarmiji.
Posisiku masih duduk dengan tiga pemulung tua di sekelilingku. Pak Tarmiji masih berdiri selagi aku memberikan servis oral seks. Sedangkan dua teman sesama pemulungnya sedang mengeksplor tubuhku yang mulus terawat ini. Kakek Dadang sedang meraba dan menjilati buah dadaku yang sekal. Sedangkan kakek Basyir asyik merasakan kehalusan kulit pahaku sambil mulutnya mencium perutku yang rata. Ciuman si kakek Basyir ini lalu mengarah ke pahaku dan ia mengulum sejenak jempol kakiku sebelum mulai naik kembali ke arah pahaku. Bergantian dilakukan di kedua kakiku seolah sedang membersihkannya.
Akibat rangsangan mereka ini birahiku pelan-pelan naik dan membuat nafasku mendengus tak teratur. Aku terus memblowjob kontol pak Tarmiji sementara dua temannya dengan sangat buas menjilati setiap inci bagian tubuhku yang putih mulus ini. “ssshhhh… oohhh…. , enakkk…”, tanpa sadar aku yang sedang melepaskan kulumanku pada penis pak Tarmiji mendesah keenakan saat merasakan lidah dua pemulung ini yang menjilati dan menjalari seluruh lekuk tubuhku.
Jilatan lidah kakek Basyir mulai merayap turun dari perut ke area kewanitaanku. Lidah pemulung tua ini begitu uletnya bermain-main di bagian atas bibir vaginaku yang hampir gundul ini. Lidahnya lalu merayap ke pangkal pahaku tapi tidak mengenai bibir memekku. Secara naluriah pula aku kini malah membuka kedua belah kakiku seolah-olah berharap si pemulung tua ini segera menjilat dan menghisap rongga memekku yang sudah banjir oleh cairan kewanitaanku. Pemulung ini pun semakin bernafsu merangsangku sedemikian liarnya.
“Weleh-weleh, tipis amat bulu jembut ni amoy. Emang rutin dicukur neng?”, tanyanya padaku sambil tangannya meraba-raba permukaan vaginaku.
“Nghh.. iya kek..”, jawabku singkat sambil melenguh pelan.
Jari-jari si pemulung ini lalu mengusap-usap area sekitar bibir vaginaku dan jarinya lalu menyentuh klitorisku. Benda mungil seperti kacang itu diraba-raba dengan jarinya sebelum digesekkan dengan cepat membuatku menggelinjang dan merem-melek menahan geli bercampur nikmat.
“Ya uda, kakek jilatin memek neng ya. Hehe.” ujar kakek Basyir dengan lidah yang mulai menyeruak membuka liang vaginaku yang sudah basah.
“Mmmhhhh…”, aku merintih tertahan saat merasakan batang lidah kakek Basyir yang bergerak menggeliut saat memasuki lipatan bibir vaginaku. Begitu nikmatnya sampai-sampai kuluman mulutku di penis pak Tarmiji terlepas karena aku menekuk wajahku. Kepala kakek Basyir terbenam di selangkanganku, kedua kakiku yang putih tertekuk mengangkang ke samping seolah memberi akses sebebas-bebasnya untuk pemulung tua ini. Batang lidah kake Basyir ini makin merangsek dengan liar dan terjulur semakin dalam di liang memekku.
Di bagian dadaku, kakek Dadang juga tidak kalah liar dalam menstimulasiku. Bibirnya yang tebal dan kehitaman itu mengenyot pentil susuku yang berwarna merah muda dengan bernafsu. Dihisap dan ditarik menggunakan bibirnya hingga putingku sampai agak tertarik sebelum kemudian ia menarik kepalanya kebelakang hingga terdengar suara ‘plop’ yang keras. Ditambah lagi, aku bisa merasakan kumisnya yang lebat dan kasar menggesek bukit buah dadaku. Perlakuannya ini semakin membakar gairah nafsu seksualku yang terus meninggi. Puting susuku sudah begitu keras dan mancung akibat rangsangan yang diberikan oleh bibir dan lidah pemulung ini.
Bibir pemulung tua ini berpindah-pindah antara puting kiri dan kananku. Betapa kuatnya kenyotan si pemulung tua ini di puting susuku membuatku makin blingsatan. Sesekali kakek Dadang melepaskan hisapan mulutnya di putingku seolah mau mempermainkan payudaraku yang semakin membusung akibat gairah seksku. Gunung kembarku yang berukuran 34B ini terasa lebih mengembang dan kenyal akibat dirangsang sedemikian rupa. “Mmhhhh… mmmmm…”, desahanku teredam kontol pak Tarmiji ketika batang lidah kakek Dadang yang menyentuh-nyentuh pucuk payudaraku ini. Sesekali dikenyotnya puting susuku ini hingga tubuh putihku meronta dan melenting keenakan. Kulampiaskan sensasi enak ini dengan meremasi rambut kakek Dadang.
Tiba-tiba kurasakan sensasi aneh saat ada cairan kental yang dituangkan ke memekku. Maka kutolehkan mataku ke arah selangkanganku dan betapa kagetnya aku saat kulihat kakek Basyir sedang menuangkan kecap ke liang senggamaku! Dari kekentalannya pastilah itu kecap manis. Sungguh gila apa yang dilakukan si pemulung berkepala botak ini. Memang kecap manisnya tidak terlalu banyak karena sepertinya botol kecap itu juga ia pungut dari tempat sampah.
Permukaan kulit vaginaku yang putih bersih ini kini jadi ternoda oleh warna hitam dari kecap manis itu. Cairan hitam kental itu masuk ke dalam rongga vaginaku. Duh, sungguh gila yang dilakukan pemulung satu ini. Belum hilang rasa kagetku, kakek Basyir langsung membenamkan wajahnya ke vaginaku. Lalu dijilat-jilatnya kecap manis di lubang memekku itu membuatku merintih keenakan.
‘ssllrrrppppp.. slrrrrppppppppppp..’, suara hasil dari mulut kakek Basyir yang bekerja meminum kecap manis yang bercampur dengan cairan kewanitaanku.
“Hmmmm, makin enak nih meki non. Gurih bercampur manis. Top markotop. Hak hak hak!”, komentar jorok pemulung ini yang seakan sedang mengomentari makanan saja.
Puas menikmati vaginaku yang disajikan dengan kecap manis lalu kakek Basyir menggesek-gesekkan botol kecap manis ini ke vaginaku. Botol kecap manis sepertinya berukuran 600ml dan terbuat dari bahan plastik ini diarahkan ke bibir memekku yang masih agak lengket oleh kecap manis.
“Ssshhhh ahh sudah kek.. jangan aneh-aneh deh..”, ucapku yang mulai merasakan enak dari rangsangan dari botol kecap ini.
“Hehehe, gapapa neng namanya juga variasi. Neng nikmatin aja sambil desah-desah.”, timpal kakek Basyir yang terkekeh melihat reaksiku.
“Haha, colok aja memeknya pake tu botol Syir. Tadi ni amoy onani pake botol bekas di gerobak gua koq. Sampe crot loh. Hahaha.”, timpal pak Tarmiji yang membuatku terhenyak karena ia ternyata mengetahui aksi masturbasi yang kulakukan tadi. Duh, sungguh malu diriku karena ketahuan orgasme memakai botol sebagai dildo begitu.
“Wah wah, emang neng ini binal banget yak kayak pecun. Kalo gitu ni bapak bikin neng crot pake botol ini ya.”, ujar kakek Basyir yang diikuti tawa teman-temannya. Lalu ia pun mulai mendorong botol itu memasuki vaginaku.
“Ngghhh.. pak.. hentikan..”, ucapku dengan memelas.
“Halah, tadi aja lu onani pake botol. Diam aja neng.”, kata pak Tarmiji setengah menghardik.
“Iya, ntar juga lu bakal demen neng dientot ni botol.”, ujar kakek Dadang.
“Ohhh.. pelan-pelan.. ssshhhh…”, desahku yang sudah pasrah akan perlakukan kakek mesum ini dan mulai menikmati gesekan botol ini di vaginaku. Sejenak aku menghentikan seponganku di kontol pak Tarmiji.
Botol itu pun perlahan-perlahan masuk makin dalam ke lubang memekku. Setelah cukup dalam lalu kakek Basyir pun mulai mengocok-ngocok botol itu keluar masuk vaginaku. Tangannya cukup cepat menggerakkan botol itu menyetubuhi memekku membuatku merintih lirih.
“Hajar mekinya Syir. Bikin dia ngecrot yang banyak lalu kita cobain pejunya.”, timpal kakek Dadang yang kini melihat aksi temannya sambil tangannya terus meremas buah dadaku.
“Siap Dang. Pasti bakal crot banyak sampe banjir memeknya. Hak hak hak.”, balas kakek Basyir dengan seringai mesum.
“Eh ini masih ada botol sirup yang masih ada lumayan banyak. Gimana kalo kita tuang lagi.”, cetus kakek Dadang sambil mengambil botol sirup sebuah merk lokal dari kantongnya.
“Wah sini biar kutuang ke mekinya. Wah rasa leci nih. asoy. Hehe.”, timpal kakek Basyir yang lalu meraih botol sirup itu dari kakek Dadang sambil tangannya tetap bekerja menyodokkan botol kecap itu maju mundur di memekku.
Kini memekku sudah basah oleh sirup leci yang dituangkan sampai botol itu sisa sedikit. Terdengar suara kecipak air dari cairan cintaku dan sirup leci itu ketika botol kecap ini keluar masuk di organ intimku. Oh, begitu nikmatnya saat dinding vaginaku digesek oleh botol berbahan plastik ini. Rasa nikmatnya luar biasa, lebih enak daripada saat kukocok sendiri dengan tanganku. Mungkin karena yang melakukan ini adalah tangan pria yang lebih kuat.
“Nggghhh.. ahhh ahhhh..”, aku tidak bisa lagi menahan untuk tidak mendesah.
Pak Tarmiji yang tidak puas karena aku yang tidak terlalu fokus menyepongnya membuat ia kini jadi ambil kendali. Dipeganginya kepalaku dan ditekannya hingga wajahku terbenam ke selangkangan pak Tarmiji yang amat lebat bulu kemaluannya serta berbau tidak sedap. Begitu gencarnya pemulung tua ini menyodok penisnya di dalam mulutku. Dari jarak begitu dekat begini aku bisa merasakan bau selangkangan pak Tarmiji yang amat busuk. Bau busuk itu ditambah bau badan ketiga pemulung tua itu benar-benar membuatku mual. Tetapi birahiku yang meninggi akibat rangsangan bertubi-tubi di tubuhku agak membuatku bisa menahan aroma tidak sedap itu.
Mereka yang tahu aku keenakan disodok dengan botol ini pun tertawa dan mengejekku. Sungguh panas mendengar ejekan mereka yang begitu merendahkanku itu. Tapi sudah kucoba menahan rasa nikmat ini tapi tetap tidak bisa saking hebatnya stimulasi yang kuterima.
“Wah tadi sok-sokan nolak tapi sekarang malah ngedesah oh ah oh ah gini. Hak hak hak.”, ledek kakek Basyir.
“Iya nih, botol aja bisa bikin neng enak gini. Bener-bener gak kalah sama pelacur. Hahaha.”, timpal pak Tarmiji yang kini kembali menjejali penisnya di mulutku.
“Apa emang neng ini punya bakat jadi pecun yak? Huahaha.”, kakek Dadang ikut mengejekku.
Tidak lama disetubuhi oleh botol ini aku pun akhirnya mengalami orgasme. “Aaaahhhhhhhhh!!”, pekikku dengan badan berkelojotan beberapa kali. Nafasku sampai ngos-ngosan seperti baru saja lari marathon beberapa kilo. Aku pun menutup mataku untuk beristirahat setelah orgasme dengan sodokan botol kecap ini.
“Gimana enak kan neng? Tadi jual mahal. Sekarang kejang-kejang keenakan. Hak hak hak.”, ejek kakek Basyir. Aku hanya diam, menutup mataku sambil mengumpulkan nafasku yang putus-putus.
Lalu kakek Basyir segera menyeruput sirup yang bercampur cairan orgasmeku itu dengan rakus. “Hmmmmm enakkkkk tenan sirup peju amoy!”, celoteh si pemulung plontos ini dan lalu menjilat bibirnya yang belepotan cairan vaginaku dan sirup itu.
“Mana mana jadi pengen nyoba juga.”, kakek Dadang lalu kini yang mencoba sirup rasa leci mix lendir vaginaku. “Wahh emang enak rasanya. Cobain Ji.”, kata kakek Dadang.
“Eh tadi nemu roti sisa, boleh ni dioles selai sirup memek ni amoy.”, timpal kakek Basyir. Dan ia pun menyentuhkan roti sisa itu ke memekku yang belepotan sirup leci dan cairan orgasmeku. Terlihat roti tawar itu jadi agak basah oleh lendir vaginaku. Tanpa jijik lalu dimakannya roti itu seolah-olah cairan dari memekku memang selai untuk roti. “Wuih ni roti tambah enak loh. Nih Dang buat lu.”, ujar kakek Basyir dan memberikan ke temannya itu yang langsung melahapnya.
“Wah iya Syir, asoyy bener. Nyam nyam uenakkk. Hahaha.”, komentar kakek Dadang yang merasakan roti selai sirup plus cairan memekku.
Lalu kakek Dadang menuangkan sisa sirup leci dari botol itu ke payudaraku. Buah dada 34Bku ini pun jadi tertutup cairan putih keabuan yang amat kental. Puting payudaraku yang berwarna merah muda kini jadi terlihat putih karena terbalur kentalnya sirup leci. Tidak lama kemudian ia pun langsung menikmati puting susuku yang berperisa sirup leci ini. ‘Sllllrrpppppppp.. sllrrrpp.. sllrrrpppppp’, begitu kuatnya sedotan kakek Dadang di pentil susuku. “Ini namanya susu leci. Hahaha.”, celoteh si pemulung mesum ini.
Kakek Basyir tidak mau ketinggalan dan ikut merasakan rasa leci di pentil susuku yang tentu manis rasanya. Mulutnya sampai kempot mengemut putingku ini. “Coba bisa keluar susu ya pasti tambah enaakk. Hak hak hak.”, celotehnya sambil tertawa norak.
“Yowes, sini kucoba sirup meki amoynya. Haha.”, ucap pak Tarmiji setelah beberapa menit menyetubuhi mulutku. Lalu pak Tarmiji melepaskan seponganku di kontolnya dan ia lalu beranjak sambil memberi kode pada temannya untuk merasakan servis mulutku. Kakek Dadang yang tadi sedang asyik mengemut putingku yang dituang sirup itu yang duluan meminta jatah blowjob dariku. Didekatkannya kontolnya yang sudah cukup tegak dan keras itu ke mulutku. Dari diameter dan panjang penis kakek Dadang hampir sama dengan pak Tarmiji. Hanya saja rambut kemaluannya sudah banyak ubannya. Baunya jauh lebih busuk dan menyengat dibanding pak Tarmiji. Tidak lama mulutku membuka menerima batang kejantanan milik pemulung tua bangka ini.
Lalu pak Tarmiji pun mencicipi sajian sirup leci bercampur cairan orgasmeku. Cukup rakus mulut si pemulung ini menghabiskan sisa-sisa sirup di dalam vaginaku. “Mmmhhhhh…”, lenguhku yang menikmati hisapan mulutnya di memekku tapi teredam penis kakek Dadang
Pak Tarmiji lalu beranjak ke badanku. Dan kini ia kebagian menikmati sekalnya payudaraku yang masih ada ceceran sirup leci. Gundukan payudaraku dicium dan dijilat-jilat memberi sensasi geli nikmat untukku. Puting merah mudaku yang sudah berkilat karena sangat basah ini tidak luput dari incaran bibir tebalnya. Dikenyot-kenyotnya dengan bernafsu membuatku mendesah walau tertahan oleh kontol kakek Dadang.
Aku pun mulai bekerja memberikan blowjob pada kontol kakek Dadang. Segala bau busuk itu coba kutahan dan tidak kupedulikan. Untungnya stimulasi yang kuat di kedua puting susuku yang kini sedang dijilati pak Tarmiji seperti mengalihkan perhatianku dan jadi tidak begitu mual. Apalagi ada kakek Basyir yang masih terus menjilat-jilat memekku dengan liarnya.
Kusapu kepala kontolnya yang disunat dan berbentuk seperti jamur dengan lidahku beberapa kali, membuat si pemulung tua ini menceracau keenakan. “Ohhh.. jilatan neng uenaknya.. uahhh..”, rintihnya sambil meremas rambut panjangku. Lalu kuteruskan jilatanku menurun dari leher kontolnya ke arah buah zakarnya yang sudah amat keriput. Beberapa detik kemudian aku pun mulai mengulum kontol si kakek tua yang panjang ini dengan mulutku yang mungil.
“Ughhh.. gila bener isepan mulut ni amoy.. rasanya ajibb bener dahh! Baru pernah nyicipin mulut amoy.. ohhh.... edan…” kembali kakek Dadang menceracau liar untuk meluapkan kenikmatan yang mungkin sudah sangat lama tidak ia rasakan dari wanita. Diremas-remasnya kepalaku seraya meresapi benar kenikmatan oral seks yang didapatkan penisnya dari seorang gadis yang terpaut jauh usianya dengannya.
Pak Tarmiji kini yang berada di selangkanganku dan kakek Basyir yang sekarang menikmati kenyalnya buah dadaku. Oh, rangsangan di payudara dan vaginaku membuatku makin dekat menuju orgasme. Aku tetap mencoba menyepong kontol kakek Dadang selagi menggelinjang keenakan oleh rangsangan di titik sensitif tubuhku.
Pemulung yang bernama Basyir kini begitu seru menjilat dan mengemut pentil susuku sampai jadi basah kuyup oleh ludahnya serta oleh ludah dua pemulung lain tadi. Teknik permainan mulutnya harus kuakui lebih bervariasi ketimbang dua temannya. Seperti bagaimana bibir tebal keriput si kakek ini mengemut kuat dan di saat bersamaan lidahnya juga bekerja memainkan puting susuku. Tekniknya ini membuatku makin menggelinjang keenakan dan semakin mendekat ke orgasmeku lagi.
Memekku kini sedang dijilat sambil dikobel-kobel oleh jari pak Tarmiji.
Terdengar bunyi kecipakan yang berasal dari cairan kemaluanku yang sudah banjir dalam vaginaku saat jari pemulung tua ini sedang mencolok lubangku itu. Begitu cepatnya jarinya keluar masuk di belahan memekku yang sudah super becek ini.
Beberapa menit kemudian saat aku sudah hampir menggapai orgasmeku lagi, tiba-tiba pemulung yang bernama Dadang ingin merasakan jepitan vaginaku. Dilepasnya kulumanku di kontol berubannya itu seraya memberitahu temannya untuk bergeser. Kakek Basyir yang dari tadi asyik menjilat vaginaku lalu berpindah ke sampingku. Pak Tarmiji yang sedang mengenyot pentil susuku juga bergeser. Oh, aku agak kecewa karena hampir orgasme tapi batal begini. Tapi tidak apa-apa karena sesaat lagi aku akan kembali diberi kenikmatan melalui kontol mereka.
Tubuhku kini ditelentangkan di atas kasur lipat ini. Tidak lama kakek Dadang pun segera bersiap di selangkanganku. Penisnya yang sudah ereksi maksimal dan basah oleh air liurku ini diarahkan ke memekku. Tidak menunggu lama pemulung tua ini pun segera mendorong penisnya memasuki rongga vaginaku.
“Oohh..”, reflek aku agak mendesah karena pemulung tua ini agak kasar saat mendorong kontolnya. Kini vaginaku sudah kembali disesaki oleh penis pemulung tua kedua yang pernah kurasakan setelah yang pertama adalah pak Tarmiji. Di posisi konvensional ini aku digenjot oleh kakek Dadang dengan pelan dan makin lama makin cepat.
Buah dadaku yang bulat putih ini terus memantul-mantul seirama sodokan penis si pemulung ini. Kakek Dadang yang gemas dengan goyangan payudaraku ini segera meraih dan meremas-remasnya. Puting susuku yang sudah mancung ini juga dipelintir dan ditarik-tarik. Aku dapat merasakan kedua tonjolan mungil di payudaraku ini sudah begitu tegak mengeras dan kaku.
“Nghhh oohhh oohhh.. mmmmhhhh…”, aku mendesah-desah sebelum suaraku disumbat oleh pagutan bibir kakek Dadang. Uh, kurasakan kumis lebat si pemulung ini mengenai area sekitar bibirku serta diperparah dengan nafasnya yang bau. Begitu liarnya ciuman si kakek bau sampah ini sampai lidahnya mulai mendobrak bibirku. Awalnya aku masih berusaha menutup mulutku karena bau mulutnya yang sangat tidak sedap. Tapi lama-lama pertahananku runtuh karena aku tidak bisa menahan eranganku yang mana mulutku jadi mulai membuka. Akhirnya aku terpaksa membiarkan lidahnya masuk. Lidah pemulung ini bergerak dengan bebas dalam mulutku lalu menyapu langit-langit mulutku. Lalu lidahnya menyentuh lidahku sehingga lidahku pun turut beradu dengannya.
Puas berfrench kiss denganku, ia lalu melepas pagutan bibirnya di bibirku. Setelah itu kakek Dadang mendorong lengan kananku ke samping sehingga belahan ketiakku yang mulus ini terpampang. Kemudian dengan bernafsu kepalanya segera mendekat ke sela ketiakku dan hidungnya lalu menciumi ketiakku sebelum lalu mulai menjilatinya. Oh, aku tersentak dengan sensasi geli atas aksi jilatannya tersebut. Nafasku kini malah makin menderu akibat perlakuan si pemulung tua ini. Benar-benar membuatku diserang antara geli disertai rasa nikmat yang baur membaur.
“Uhh asoy bener amoy ya, keteknya aja bisa wangi gini.. sluurrpppppp…”, komentar kakek Dadang yang terus mencium dan menjilati ketiak mulusku ini dengan sangat bernafsu.
“Haha, iya lah Dang. Ni amoy pasti rajin rawat tubuhnya. Haha.”, timpal pak Tarmiji sambil tertawa.
Sensasi ketiakku yang dijilat ini memang memberi rangsangan tambahan yang berbeda. Nafasku tambah tak beraturan seiring libidoku yang sudah makin memuncak. Saking nikmatnya aku menggigit bibir bawahku mencoba meredam rasa nikmat ini.
“Ughhh.. Memek neng seret banget! Asoy! Padahal kayaknya neng suka ngentot kan? Soalnya sama pemulung aja mau. Huahaha.”, ejek kakek Dadang yang keenakan batang penisnya seolah dipijit oleh lubang senggamaku.
Aku tidak menggubris ucapan kakek Dadang yang merendahkanku itu karena sedang meresapi kenikmatan dari seks interracial ini. Pastinya kulit wajahku yang putih ini sudah merona merah. Aku menatap si wajah buruk pejantan tua yang sedang menindihku ini dengan mata sayu karena sudah sangat horny.
“Haha, ini emang memek bermutu tinggi Dang. Kualitasnya emang beda!”, timpal pak Tarmiji dan tertawa-tawa.
“Udah lama gak ngewek eh sekalinya ngewek lagi dapat memek uenak kek gini. Hahaha.”, celoteh si pemulung tua yang sedang memompa vaginaku.
“Duh, jadi gak sabar pengen cobain memek ni amoy. Hak hak hak.”, timpal kakek Basyir yang dari tadi menonton persetubuhanku dan kakek Dadang.
“Lu pake boolnya dulu gimana Syir?”, dengan kurang ajarnya kakek Dadang menawarkan lubang pantatku pada temannya.
“Wah jorok gak tuh. Hak hak hak.”, timpal kakek Basyir yang tertawa norak.
“Lah, ni amoy pasti ngerawat diri banget. Jangan lu samain lah sama kita-kita yang bau sampah. Hahaha.”, ujar pak Tarmiji.
“Pantat ni amoy aja lebih bersih dari wajah lu Syir. Hahaha.”, komentar kakek Dadang yang disambut gelak tawa dua pemulung tua lain.
“Yowes dah belum bisa meki, bool juga boleh. Hak hak hak.”, kata kakek Basyir sembari mulai mendekati kami.
Kakek Dadang lalu mengangkat tubuhku dan ia lalu berbalik hingga berbaring telentang di kasur ini. Maka posisiku yang awalnya dibawah kakek Dadang kini berubah menjadi posisi Woman On Top.
Kakek Basyir lalu membasahi tangannya dengan ludahnya dan mulai diusap-usapkannya tangannya ke penisnya. Setelah itu barulah ia menyentuh-nyentuh lubang anusku untuk melumasinya. Pemulung ini lalu mencoba merentangkan lubang anusku supaya bisa dimasuki oleh kontolnya. Aku yang sudah pasrah akan disodomi ini lebih menunggingkan pantatku dengan harapan mengurangi rasa sakit saat proses penetrasi penis si pemulung berambut cepak ini ke liang anusku.
Setelah dirasa lubang pantatku sudah siap ditembus penisnya maka kakek Basyir pun mulai mendorong batang kejantanannya memasuki anusku. Beberapa kali ia mencoba tapi tidak berhasil sampai akhirnya di percobaan kesekian kalinya ia bisa menembus duburku. “Ughhhh! Pelan-pelan dong! Sakit..”, jeritku yang kesakitan karena anusku terasa penuh. Oh gila, sepertinya kontol kakek Basyir sangat tebal. Terbukti dari bagaimana anusku begitu sesak seperti ini.
Untungnya mereka tidak langsung mulai dan hanya diam. Sepertinya karena mereka juga merasakan jepitan memek dan anusku yang makin rapat akibat adanya dua batang di dalam dua lubang tubuhku itu. Setidaknya anusku bisa beradaptasi dulu dengan kontol tebal si pemulung tua itu.
Sekitar 2 menit kemudian barulah mereka memulai genjotan mereka. Oh, kurasakan bagaimana hebatnya sensasi dari gesekan dua penis yang keluar masuk di dua lubangku dengan cepat ini. Ini memberikan rasa nikmat yang luar biasa bagiku. Sunggh kontras bagaimana diriku yang seorang gadis keturunan bertubuh putih mulus dan terawat ini sedang disandwich oleh dua pria pribumi berkulit gelap yang adalah pemulung dan sudah tua ini. Belum lagi bau tubuh mereka yang tidak sedap akibat sering dekat dengan sampah ini sangat jauh berbeda denganku yang selalu menggunakan sabun dan parfum mahal yang wangi.
Pak Tarmiji yang tadi menonton aksi double penetration dua temannya di dua lubang tubuhku ini lalu mendekati kepalaku. Ia lalu memintaku menyepongnya dengan berdiri di samping tubuhku. Aku yang sudah lelah tapi kembali dilanda birahi ini pun dengan tidak malu-malu lagi menghisap-hisap kontol pemulung ini dengan bibirku.
Tiga liang di tubuhku pun sudah terisi oleh kontol-kontol pemulung yang bau sampah dan keringat ini. Kontol dua pemulung tua ini masih keras dan dengan perkasa menghunjam di lubang anus dan vaginaku. Harus kuakui, aku yang sudah cukup sering bercinta dengan 3 pria sekaligus ini enjoy dengan persetubuhan seperti ini. “Mmhhh… mmhhh… mmhh.. mmmhh..”, hanya itu yang terdengar karena suara desahanku yang teredam oleh penis pak Tarmiji. Dua pemulung teman pak Tarmiji ini dengan gencar terus memompa penis mereka di lubang memek dan anusku. Tubuhku sudah berlumuran keringat yang saling bercampur dengan keringat mereka selagi aku di tengah-tengah himpitan tubuh dua pemulung ini.
Hanya berselang 5 menit kemudian gelombang orgasme yang tadi surut akhirnya kembali kurasakan. “Ohh pak.. dikit lagi.. ahh.. terussss…”, lenguhku spontan saat sudah dekat dengan orgasmeku. Beberapa menit kemudian badanku mengejang dengan kuat di ambang klimaksku. Dan tidak lama berselang otot dalam rongga memekku pun berkontraksi saat akan menyemburkan cairan hasil klimaks seksualku. ‘Crrttttt…crrtttttt..crrrtttt’, liang vaginaku memuncratkan cairan orgasmeku dalam jumlah banyak sampai membasahi kontol dan paha kakek Dadang. Vaginaku masih berdenyut-denyut saat memuntahkan cairan klimaksku.
Penglihatanku buyar, rasanya tubuh ini terhantam oleh kenikmatan yang begitu besar. Sungguh lega dan puas yang kurasakan setelah akhirnya berhasil meraih orgasme. Begitu derasnya semburan cairan kenikmatan dari vaginaku efek orgasme yang tadi tertunda.
Otot vaginaku yang berkontraksi ini menyebabkan jepitannya makin kencang pada batang kejantanan kakek Dadang. Tidak lama pemulung ini menggeram dan lalu dari penisnya menyemprot sperma ke dalam liang vaginaku. Kurasakan semburan itu begitu banyak sampai tidak bisa tertampung di rahimku.
Setelah penisnya mengecil barulah kakek Dadang berpindah dari kasur ini. Kini kakek Basyir yang belum merasakan kerapatan vaginaku pun berinisiatif membaringkan dirinya. Dan ia berkata padaku, “Nah neng, lu naikin kontol kakek ya. Hehe.”. Kulihat ke arah kontolnya yang sudah tegak dan mengacung seolah menantangku. Oh, memang diameternya begitu lebar walau lebih pendek dari punya pak Tarmiji dan kakek Dadang. Pantas saja anusku tadi sangat penuh saat dijejali oleh kontol si kakek ini.
Aku yang tahu tidak bisa menolaknya ini lalu dengan pelan menaiki dan mengangkangi tubuh keriput si pemulung yang coklat kehitaman akibat terlalu sering tersengat oleh sinar matahari. Tubuhku yang putih mulus sedang berada di atas tubuh seorang pemulung yang berusia seumuran kakekku. Kakek Basyir menggunakan tangannya untuk membantu mengarahkan kontolnya ke arah belahan vaginaku yang mungil. Aku juga memposisikan vaginaku supaya tepat di atas batang penisnya dan setelah pas mulailah kuturunkan pinggulku,. “Ohh..”, desahku dengan kepala yang mendongak ke atas saat penis tua dan hitam milik pemulung ini mulai membelah bibir vaginaku yang berwarna putih kemerahan ini.
“Ssshh…”, bibirku mendesis keras ketika merasakan batang penis kakek Basyir yang mengisi rongga vaginaku. Terasa bagaimana penuhnya memekku yang diisi kontol tebal milik kakek Basyir. “Yuk neng goyang yang asoy untuk kakek. Hak hak hak.”, pinta pemulung tua ini. Aku pun segera menaik turunkan tubuhku di atas tubuh keriputnya sambil berpegangan pada bahunya.
“Uhh.. uenak tenan.. sempit memekmu neng..”, ceracau kakek Basyir yang keenakan dengan sempitnya lubang vaginaku. Gairahku yang kembali naik membuatku dengan gencar menaik turunkan tubuhku menimbulkan suara khas pertemuan kulit. Bahkan karena efek terangsang berat ini aku menggoyang pinggulku dengan liar bagai koboi rodeo.
Kakek Basyir pun menyambut goyanganku dengan sodokan yang kuat. Oh, sodokannya bertenaga hingga terasa menyentuh ujung rahimku. Jujur aku salut dengan pemulung tua ini karena genjotannya ini termasuk lumayan untuk orang uzur sepertinya. Aku pun sangat keenakan dan mendesah-desah “ngh.. ahh.. ahh.. ahh..”. Kedua buah dadaku yang bergoyang-goyang naik turun membuat pemulung ini gemas dan menggenggamnya sambil memerahnya, membuatku merintih lirih, “sshh.. ohh ohhh kek.. ooh oohh..”.
Lalu dengan ganasnya kakek Basyir menghisap puting susuku secara bergantian kanan dan kiri sambil jari-jarinya juga mencubit pentil susuku. Dengan bernafsu, puting kanan dan kiriku ini dikenyot bergantian olehnya, membuatku makin melayang dalam kenikmatan. “slrrrppp..slrrppp…”, suara sedotan si kakek tua dan berwajah keriput ini pada puting susuku.
Giginya sudah banyak yang ompong, membuatku makin blingsatan oleh rangsangan yang begitu kusukai di putingku ini. Bisa dibilang ini adalah alasan kenapa aku menikmati bercinta dengan pria tua bangka seperti kakek Basyir ini dan tentunya pak Mamat tukang sapu sekolahku juga yang pertama kali memberikan pengalaman puting yang diemut oleh mulut ompong.
Saat asyik bersenggama di posisi cowgirl ini tiba-tiba tubuhku agak didorong hingga pantatku menungging. Lalu kurasakan ada batang keras yang bersentuhan dengan lubang pantatku. Oh, pak Tarmiji ingin ikut dalam seks ini. Ia pun segera memulai proses menyodomi lubang anusku. Terasa batang kejantanannya mendorong lubang pantatku yang sudah lebih lebar karena tadi baru dihunjam penis.
‘Bles’, kembali anusku ditembus oleh batang kontol pemulung tua. Tidak lama mereka pun kembali memacu kontol mereka di vagina dan anusku. “Ahh.. ahh.. enak.. ahhh.. iyahh.. ahhh.. ahh..”, desahanku yang sudah begitu dimabuk birahi. Kedua pemulung yang memompa dua lubang tubuhku ini pun menceracau dengan keras. Suara-suara kami yang sedang menikmati seks bertiga sahut menyahut di rumah tua dan reyot ini.
Selagi memompa memekku, kedua tangan hitam dan keriput kakek Basyir meremasi payudaraku yang menggantung di dekat kepalanya. Mulut si pemulung ini dengan rakusnya menciumi buntalan payudaraku lalu digigit dan disedot-sedotnya pentil susuku yang berwarna merah muda ini.
“Ngghh.. ahh ahhh ahh!”, desahan erotisku yang meluncur keluar dari mulutku yang merekah.
“Ahh edan boolnya rapet banget..”, komentar pak Tarmiji sambil tangannya menepuk-nepuk pantatku yang putih mulus ini.
“Uohh.. memek amoy enak.. slrrpp.. asoy.. gimana neng disodok kontol wong cilik kayak kita? Slrrrpp..”, ceracau kakek Basyir di sela hisapan mulutnya di putingku.
“Ahh ahh ahhh.. ngghhh… eennaakkk kek… ssshhhh… aaahhhh… terusshhh… nghhh.. oohhh…..”, jawabku jujur karena sudah birahi tinggi.
“Wah ni amoy keliatannya sange banget Ji. Hak hak hak.”, komentar kakek Basyir yang melihat jawabanku barusan.
“Iya nih. Doyan kontol ternyata ni amoy. Hahaha.”, timpal pak Tarmiji.
“Neng, nikmat banget kan main sama pemulung dekil kayak kami?”, kembali kakek Basyir menggodaku yang sedang merem melek keenakan.
“Ssshhhh iyahh nikmatthhh kek.. ahh ahhh ahhh.. terusshh.. oohh..”, jawabku sambil merintih keenakan.
“Kalo gitu bilang dulu dong kalo neng suka kontol pemulung kayak punya kami dan rela buat dientot lagi lain kali sama kita-kita kek gini.”, kakek Basyir kini memintaku mengucapkan kata-kata yang begitu binal.
Aku tidak menurutinya karena agak malu dengan permintaan kurang ajar dari pemulung tua bangka ini. Aku tetap merintih di sela genjotan mereka di dua lubangku ini. Tapi melihatku yang tidak menurutinya ini membuat kakek Basyir dan pak Tarmiji kompak untuk menghukumku dengan membuatku tidak bisa orgasme.
Mereka selalu tahu saat-saat aku akan mencapai klimaks dari desahan dan gerak tubuhku ini. Saat sedikit lagi orgasme maka kedua pemulung tua ini menggagalkannya dengan berbarengan menghentikan pompaan kontol mereka. Tidak hanya itu saja, parahnya mereka juga sesekali mencubit paha atau lenganku kuat-kuat dan menjambak rambutku supaya aku kesakitan dan jadi melupakan luapan orgasmeku. Semua aksi para bandot tua bangka ini dilakukan tepat sebelum orgasmeku meledak. Sungguh aku sangat menderita dengan orgasme yang gagal terus menerus ini. Kurasakan betapa panasnya tubuh serta mukaku akibat sensasi orgasme yang terus menerus bisa dibatalkan.
“Hak hak hak, kesiksa kan neng gak bisa ngecrot?? Makanya turutin kakek dong.”, ucap kakek Basyir sambil tertawa mengejek.
“Mau cepat lega ga memeknya neng? Makanya nurut. Haha.”, pak Tarmiji juga ikutan mengejekku yang memang sangat tersiksa ini.
Akhirnya setelah tidak sanggup lagi menahan derita birahi yang tidak klimaks-klimaks, aku pun takluk dan mengikuti kemauan kakek Basyir. “Nghh.. Selina suka kontol pemulung dekil kayak kakek!! Panjang dan keras! Selina mau dientot lagi sama kalian kek! Ngghhhh.. ssshhh.. ayo kek lanjutin..”, ceracauku menuruti kemauan kakek Basyir yang sebenarnya begitu merendahkanku.
“Lanjutin apa neng? Ngomong yang jelas dong. Hehe.”, pak Tarmiji menimpali jawabanku dengan nada mengejek.
“Lanjutin genjot memekku! Ngghh..”, kataku yang lalu direspon oleh kedua pemulung ini yang kompak langsung menyodok dengan tempo lumayan cepat.
“Ahhhh yesshh.. terusss.. oohhh.. yang kencanghh.. ahhh ahhhh!!”, lenguhku yang dipompa dengan sangat cepat dan pelan-pelan gelombang orgasme kembali terkumpul.
Kecepatan genjotan kakek Basyir dan pak Tarmiji makin lama makin meningkat membuat diriku makin terbuai oleh nafsu seksual. Kurasakan orgasmeku yang dari tadi begitu kuinginkan kini akhirnya mendekat lagi. Desahanku makin keras seiring libidoku yang sudah sangat tinggi ini. “Aahhh terusss.. ohhhh enakkhh.. ahh ahhh yang kencangghh sodoknyaahh.. ahh ahhh fuck me.. yeahhh ahh ahh ahhh!!”, jeritku yang sudah benar-benar dikuasai gairah seks ini.
Beberapa menit kemudian orgasme yang kutunggu itu pun datang. Keseluruhan tubuhku berkelojotan disertai kedua pahaku yang mengejang dan menjepit dengan kencang. “Ooohhhhhhhhh!!!”, aku melepaskan jeritan keras yang tak bisa kutahan sama sekali sebelum akhirnya larut dalam terjangan badai orgasme yang dengan dahsyat melandaku. Oh, multi orgasme ini membuat seluruh tubuhku rasanya amat lemas seakan-akan seluruh tulang sendiku dilolosi dari badanku.
Lendir orgasmeku pun dengan derasnya keluar bersamaan dengan tubuhku yang sedang mengejang kuat. Kontraksi vaginaku saat orgasme ini membuat dua pemulung ini mengerang nikmat karena kontol mereka serasa diremas-remas. Bahkan saking hebatnya kontraksi otot vaginaku, kakek Basyir akhirnya memuncratkan spermanya. Terasa hangat rongga kewanitaanku yang disembur lendir putih kental dari kontolnya.
Orgasme kali ini terasa lebih panjang dan lama karena hasil dari berkali-kali orgasme yang tidak kunjung tercapai. Mungkin ada sekitar 3 menit ledakan orgasme yang kualami barusan. Setelah kakek Basyir berpindah dari posisinya, kini pak Tarmiji memasukkan penisnya ke vaginaku di posisi doggy style. Aku sudah hampir hilang kesadaran ketika aku mendengar kakek Dadang berkata, “Ji, saya mau cobain boolnya.”.
Lalu aku pun pingsan akibat kelelahan setelah bercinta non stop seharian. Entah berapa lama aku pingsan tapi yang jelas saat aku bangun ketiga pemulung ini sedang terlelap di lantai sekitar kasur lipat ini. Tubuhku begitu lengket oleh keringat dan di sekitar payudara dan perutku ada bercak sperma yang mengering. Di vagina dan area selangkanganku juga ada noda sperma mengering. Gila, entah berapa kali tiga pemulung mesum ini menembakkan sperma di tubuhku.
Aku pun memutuskan untuk cepat kabur dari rumah reyot ini sebelum mereka terbangun dan ingin kembali menikmati tubuhku. Segera kuambil air botol yang kulihat di meja dan kubasuh mukaku yang sudah lengket oleh keringat. Dan kusemprot parfum yang memang kubawa di tasku untuk menghalau bau keringat, sampah dan sperma yang bercampur aduk ini.
Lalu kuambil kantong yang berisi pakaianku dan buru-buru kukenakan semuanya. Tidak lupa aku memakai jaket hoodieku. Kulihat jam tanganku kini sudah menunjukkan pukul 20:18 malam. Setelah kuperiksa barang-barangku supaya tidak ada yang tertinggal, aku langsung pergi tapi melangkah dengan pelan-pelan supaya tidak terdengar oleh para pemulung ini. Aku tidak mau mereka sampai terbangun dan meminta jatah seks denganku lagi.
Segera kubuka iphoneku yang baterainya sudah lowbatt ini dan kupesan taksi online. Kulihat ke sekeliling rumah reyot ini dan ternyata tidak jauh dari tempatku ini ada salah 1 brand minimarket terkenal. Maka kuchat pengemudi taksi onlinenya untuk menjemputku di minimarket itu. Untung kondisi jalan tidak ramai ketika aku keluar dari rumah reyot itu.
Aku bergegas berjalan ke arah minimarket itu dan tidak lama setelah aku tiba di minimarket itu driver taksol itu pun menjemputku. Beruntung pengemudi taksol ini adalah wanita. Tapi dia agak sedikit curiga, mungkin mencium bau sampah, keringat dan sperma yang memang masih cukup menyengat walau sudah kusamarkan dengan wangi parfumku.
Akhirnya sekitar 40 menit kemudian aku pun tiba di kondoku, aku tidak berani balik ke rumah karena takut pembantuku curiga dan melapor pada orang tuaku. Bisa berabe nanti kalo orang tuaku sampai tahu anak gadisnya ini pulang rumah dengan bau sampah dan sperma.
Sesampainya di kondoku aku pun buru-buru naik lift karena takut akan dijahili oleh OB dan satpam kondoku yang pernah mencicipi kehangatan tubuhku. Huff, berakhir sudah hari yang sangat melelahkan walaupun aku juga mendapat kepuasan seksual yang luar biasa.
Aku mandi cukup lama untuk membersihkan segala noda dan bau tidak sedap yang berasal dari para pejantan yang menggagahiku hari ini. Setelah mandi, kubuat mie instan dan kusantap dengan cepat karena sangat lapar. Ya, bagaimanapun aktivitas bercinta tanpa henti hari ini begitu menguras tenaga.
Setelah makan aku langsung roboh di kasur dan tertidur dengan pulas. Benar-benar rasa lelah ini membuatku tidur total sampai besok pagi..
-------------------------------------------------------
Keesokan harinya aku bangun kesiangan ke sekolah karena tadi malam lupa menyetel alarm. Aku terbangun oleh telepon dari sopir pribadiku yang sudah standby di lobby kondo. Akibatnya aku jadi buru-buru berangkat ke sekolah. Bahkan aku tidak mandi lagi saking mau mengejar waktu.
Setibanya di sekolahku, setelah turun dari mobil aku pun berlari ke dalam. Gawat, kulihat gerbang bagian dalam sekolahku sudah ditutup. Sial, aku telat sedikit saja padahal. Memang peraturan sekolahku cukup ketat mengenai waktu. Memang jam pelajaran baru akan mulai sekitar 10 menit lagi tetapi gerbang dalam ke arah kelas-kelas sudah ditutup dan dikunci.
Saat aku sedang panik ini tiba-tiba muncul dua bandot mesum yang menjijikkan, ya siapa lagi kalau bukan dua orang penjaga sekolahku, Pak Togar dan Kiryo. Mereka melihatku dengan wajah menyeringai mesum.
Pak Togar yang pertama menyapaku dengan berkata, “Wah, non Selina telat. Haha. Udah ditutup nih gerbangnya.”.
Aku tahu mereka punya kunci untuk membuka gerbang ini maka mau tidak mau aku terpaksa memohon mereka untuk membukakan gerbang ini supaya aku masih bisa mengikuti pelajaran. Aku memang sering bolos dan itu mengapa jatah bolosku sudah habis. Jika aku sampai bolos lagi aku bisa dapat hukuman yang berakibat bisa tinggal kelas.
“Hehe, bisa aja ya Gar kita bukain ni gerbang buat non Selina yang cantik. Tapi.. ya kita dapat apa nih? Hehehe.”, timpal Kiryo sambil cengengesan.
“Yo i Kir, gak ada yang gratis di dunia ini. Hehe.”, ujar pak Togar sambil menatapku dengan tatapan mesum.
Duh, aku sepertinya tidak ada pilihan selain bernegosiasi dengan dua bandot mesum ini. Maka aku pun berkata, “Ummm, aku kasi duit aja ya buat kalian pak.”.
“Loh, kami gak mau duit non. Mau yang kayak waktu itu. Iya gak pak Togar?”, Kiryo menimpali tawaranku.
Oh shit, sepertinya aku kembali harus merelakan tubuhku untuk dinikmati dua penjaga sekolahku yang bejat ini. Maka aku pun bilang, “Ya uda, tapi jangan sekarang ya. Kasi aku masuk dulu please.”. Kucoba memelas pada mereka karena aku memang tidak boleh sampai bolos.
“Ya udah, tapi saya pegang Dompet dan HP non buat jaminan biar non gak kabur ya. Nanti sore pas sekolah sepi non tunggu di gudang ya.”, ujar pak Togar sambil mengulurkan tangannya meminta HPku.
Mau tidak mau aku pun berikan Dompet serta HPku untuk jaminan bagi mereka supaya yakin aku tidak kabur nanti. Setelah kuserahkan iphoneku itu baru lah mereka mau membukakan gerbang untukku. Akhirnya aku pun masih bisa mengikuti pelajaran pertama hari ini. Tapi dengan bayaran tubuhku nanti sore..
~ BERSAMBUNG ~
NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
Terakhir diubah:
makasih updet lanjutannya @thanosduh
kurosudiro
Semprot Kecil
- Daftar
- 28 May 2017
- Post
- 53
- Like diterima
- 54
Menyuundullll penyemangat maljum
thanosduh
Pertapa Semprot
- Daftar
- 25 Jun 2018
- Post
- 6.064
- Like diterima
- 13.998
Done UPDATE PART 28. Jumlah wordsnya mencapai 7K. Lebih panjang dari yang awalnya 6K. hehe
Semoga puas dengan part 28 ini.
Sip hu
Yes, a present for all Selina story lover
Makasih suhu
Haha, sudah update hu sesuai janji
Terima kasih hu
Mantap hu
Siap suhu.
Haha, liar sekali
Tapi bagian yang sex toys pake botol bekas ada memang ada di part 28 ini.
Sama2 suhu
Sama2 suhu
Semoga puas dengan part 28 ini.
Sip hu
Yes, a present for all Selina story lover
Makasih suhu
Haha, sudah update hu sesuai janji
Terima kasih hu
Mantap hu
Siap suhu.
Mumpung lagi sama pemulung plus bakal ada dua pemulung lagi, kasih sedikit toys play cuma aja nggak pake toys standar, namanya juga lagi sama pemulung yg jelas gak mungkin punya koleksi sex toys
Toys-nya pake sampah yg dipulung yg ada di situ kayak botol bekas saos ato kecap
Bagian paling berharganya dimasukin sama macem2 sampah bikin Selina ngerasa memeknya kayak tempat sampah beneran, terus-terusan komplen tapi juga terus-terusan klimaks
Terakhir kali dengan tubuh luar dalem penuh peju, bikin Selina difoto dengan pose peace dan senyum nakal dengan memek tersumpal botol saos ato kecap bekas, bukan tuk ancam-ancaman tapi untuk di episode depan Selina mengenang hari itu mungkin sambil self-service
Sebelumnya ada botol minuman vitamin Jepang, sebelum pulang memek Selina yg udah penuh peju bisa disumpel sama tu botol, dari tempat sampah bukannya buang sampah tapi malah bawa sampah pulang
Haha, liar sekali
Tapi bagian yang sex toys pake botol bekas ada memang ada di part 28 ini.
Sama2 suhu
Sama2 suhu
dimazstreet
Kakak Semprot
- Daftar
- 13 Jun 2010
- Post
- 152
- Like diterima
- 100
Mantap suhu updatenya, emang paling ditunggu. Kalau boleh part selanjutnya balikin selina yg megang kendali suhu kayak part awal-awal ...
hitamasammanis
Kakak Semprot
- Daftar
- 7 Dec 2019
- Post
- 151
- Like diterima
- 84
ga sabar updatean nyaaa gannn
Boobies1234
Guru Semprot
- Daftar
- 29 Oct 2017
- Post
- 574
- Like diterima
- 331
Wahh akhirnya update. 
Shafiralonte
Semprot Holic
- Daftar
- 17 May 2021
- Post
- 313
- Like diterima
- 292
Wah dapet hadiah liburan inii,mantap sekali memang
kusuma_wijaya
Semprot Sejati
- Daftar
- 7 Jun 2017
- Post
- 10.425
- Like diterima
- 55.688
Mantab makasih updatenya om @thanosduh
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
