Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 22 Mei 2024] Page 334

Hu, kmrn ada cerita cukup bagus bikinan suhu princegerma yg pemainnya adli monic sama satu lg gue lupa, tapi udah di close thread. Nah mgkn suhu @thanosduh bisa buatin side story POV nya dari Monic hu atau lanjutin dikit, soalnya ending rada kentang hehe
 
Hu, kmrn ada cerita cukup bagus bikinan suhu princegerma yg pemainnya adli monic sama satu lg gue lupa, tapi udah di close thread. Nah mgkn suhu @thanosduh bisa buatin side story POV nya dari Monic hu atau lanjutin dikit, soalnya ending rada kentang hehe

Walah ane uda sibuk banget hu RL dan juga nulis" lanjutan cerita Selina, Katrin & sidestory. Gak sempet lagi urusin cerita lain. :Peace:
 
:donat: New update in the TVA :donat:
:cim: Diana First Ride Part 3 :cif:

Selina akan update soon here. :beer:

Minta linknya dong suhu

Ok hu, cek inbox :cendol:
 
Part 42

Segera pak Ghozi yang belum kebagian pun menggantikan pak Amrozi. Kini tersisa 3 pria saja yang mesti kupuaskan. Aku sendiri sudah kewalahan dan merasa sangat lelah. Entah apakah aku masih sanggup bertahan dan tidak pingsan.

Lalu bang Umar kini mengatur posisinya di atas dadaku. Ia segera memegangi buah dadaku yang kiri dan kanan dan menjepitkannya ke kontolnya yang ia posisikan di tengah belahan payudaraku. Tampak kontrasnya kulit bongkahan susuku yang putih mulus ini dengan batang kejantanan bang Umar yang hitam. Si nelayan ini lalu segera menggerakkan pinggulnya maju mundur seolah sedang menyetubuhi payudaraku. Terasa kulit buah dadaku yang halus bergesekan dengan batang penisnya yang berurat.

Pak Ghozi dan pak Tarjo sudah menyodok-nyodok memek dan anusku dengan sangat cepat. Tangan pak Ghozi juga memainkan bibir memekku dan ia menyentuh-nyentuh klitorisku, membuatku makin blingsatan keenakan.

“Ahhh ahh ahhh ahhh ahhh..”, rintihan penuh kenikmatan dari mulutku yang membuka.

“Gimana neng? Enak kan dientot kami?”, tanya pak Ghozi.

“Nghhh iyahh pak.. enak..”, jawabku jujur dengan wajah sayu.

“Lain kali mau lagi kan ngewek sama kami?”, tanya pak Ghozi lagi.

“Ohh ohhh iya mau pak..”, jawabku asal saja karena sudah dikuasai birahi.
“Oke, neng kalo mau dibikin enak datang aja ke pelabuhan sini pas malem gini. Kita pada istirahat di rumah ini. Hehe. Mau kan neng?”, ujar pak Ghozi lagi menjelaskan maksudnya.

“Iyahhh mau pakhh.. ohh ohh ohh..”, jawabku di sela desahanku.

Puas dengan buah dadaku, bang Umar lalu menghunjamkan kontolnya ke mulutku membuatku agak tersedak karena kasarnya ia. Genjotan kembali kudapatkan di ketiga lubang tubuhku, dimana memek dan anusku dipompa oleh kontol pak Ghozi dan Tarjo sedangkan mulutku sedang mengisap kontol bang Umar. Tiga nelayan yang tadi juga sudah menikmati kesempitan lubangku saat di kapal itu seperti tidak kenal lelah terus menggerakkan pinggul mereka menyodok memek, anus dan mulutku. Aku yang lelah hanya pasrah saja membiarkan mereka yang bergerak.

“Mmmmhh.. mmmmhhh.. mmmhhhh..”, eranganku yang teredam batang penis bang Umar.

Sodokan mereka akhirnya kembali membuatku takluk dan aku orgasme lagi yang keempat kalinya di rumah si preman pelabuhan ini. Kulepas kulumanku di kontol bang Umar dan kudongakkan kepalaku sambil mengerang lepas, ”Aaahhhhhhh..”. Kontraksi vaginaku meremas-remas kontol pak Tarjo dan Ghozi yang lalu mereka mendiamkan sejenak kontolnya. ‘crrrttt…crrrtttt..crrtttt..’, kembali vaginaku menyemburkan lendir orgasme. Tubuhku mengejang-ngejang beberapa kali sebelum akhirnya aku ambruk ke tubuh pak Tarjo di bawahku.

Tidak lama setelah orgasme, aku pun pingsan karena begitu lelah..

Aku terbangun saat mukaku dicipratkan air yang terasa dingin. Aku pun tersadar dan kulihat aku sudah tidak disetubuhi lagi. Tapi kurasakan ada sperma di wajah dan juga dadaku. Dan ternyata itu adalah pak Tarjo yang menyiramku supaya bangun.

“Selina, kamu tidak apa-apa kan?”, suara pak Maliq yang di sebelahku. Ternyata ia sudah tiba dan menjemputku. Aku sangat lega melihat guruku ini. Ia kini bagaikan seorang pangeran yang menyelamatkan seorang putri dari sarang penyamun. Aku pun jadi tenang karena ini artinya aku sudah bisa pulang.

Lalu pak Maliq memberikan kaos, celana dan dalaman untuk kukenakan. Aku pun segera memakai pakaian yang diberikan pak Maliq. Aku takut jika tubuh bugilku dilihat terus oleh para bandot ini akan membuat mereka jadi nafsu lagi dan aku disetubuhi mereka lagi.

Tidak lama aku pun sudah kembali berpakaian. Para pria yang tadi menikmati tubuhku tampak tersenyum mesum menatapku. Pak Ahmad berkata, “Lain kali lagi ya moy kita main lagi. Hehe.”.

“Videonya mantap juga bos. Makasih uda dibagi ya.”, ujar pak Amrozi ke pak Maliq. Aku tidak tahu apa maksud dia tentang membagi video. Apa mungkin pak Maliq memberi film bokep ke mereka? Aku yang lelah tidak ambil pusing dan berjalan keluar rumah ini bersama pak Maliq.

Pak Maliq yang ternyata sudah memesan taksi pun menuntunku ke arah taksi. Di sepanjang perjalanan kami itu pak Maliq meminta maaf padaku karena membuatku dalam posisi yang berbahaya saat aku harus di tempat preman pelabuhan tadi. Aku bilang bukan salah guruku juga karena memang kondisi kami yang terpaksa meminta bantuan nelayan di laut yang berujung kami malah dipaksa membayar ke mereka.

Ternyata Pak Maliq mengajak aku makan malam dulu di restoran tidak jauh dari hotel. Selesai makan kami pun pulang kembali ke hotel. 20 menit kemudian kami pun sudah tiba di hotel kami setelah petualangan gila di laut dan sampai terdampar di pulau tidak bernama. Sungguh apa yang terjadi dua hari ini begitu gila dan agak mengerikan untukku. Bisa saja kami meninggal tenggelam saat kapal karam diterjang badai di laut. Aku bersyukur kami masih selamat walaupun aku harus dijadikan pemuas nafsu begitu banyak pria dari awak kapal yang mengantar kami, lalu tiga nelayan mesum itu sampai ke para orang suku di pulau yang menjadi tempat kami sembunyi dari badai laut.

Aku segera mandi karena tubuhku sangat lengket oleh keringat, air laut dan juga sperma para pejantan yang bersetubuh denganku. 15 menit kemudian aku sudah selesai mandi. Aku yang lelah pun langsung tertidur lelap. Pak Maliq sempat mengajak untuk ngeseks tapi aku menolak karena sudah sangat lelah. Untungnya si pria keturunan arab ini setuju dan bilang besok pagi sebelum kami ke checkout dari hotel, ia minta aku melayaninya. Aku menyetujuinya dan tidak lama aku sudah tertidur.


Paginya aku bangun dan kulihat jam baru jam 7:06 pagi. Pak Maliq ternyata sudah bangun dan ia tampak sedang merapikan pakaian yang untuk dimasukkan ke koper. Memang kami hari ini sudah akan pulang ke jakarta dengan penerbangan jam 12:30 siang.

“Nah Selina, kamu layani bapak lagi ya sekali lagi sebelum kita ke bandara. Tapi bapak pengen yang beda nih. Hehe.”, ujar pak Maliq sambil tersenyum penuh arti.

“Maksudnya gimana ni pak?”, tanyaku yang tidak mengerti maksud perkataan guruku itu.

“Bapak pengen bercinta di tempat terbuka dan ada orang lainnya. Hehe.”, jawabnya yang tentu saja membuatku shock. Begitu gilanya guruku ini yang malah ingin bercinta di tempat umum.

“Hah? Nanti ketahuan gimana pak?”, tanyaku lagi yang sebenarnya enggan menurutinya. Tapi aku tahu aku tidak mungkin menolak keinginannya karena aku belum benar-benar lulus.

“Ya memang di tempat umum tapi gak yang sampai kelihatan jelas sama orang. Hehe. Misal di kolam renang hotel ini.”, ucap pak Maliq lagi dengan raut muka mesum.

Oh gila, sepertinya guruku ini memang punya kelainan suka bercinta di tempat umum dengan resiko ketahuan orang lain. Aku sendiri sebenarnya enggan untuk bercinta di tempat umum tapi aku tahu aku tidak bisa menolak apa yang diperintah pak Maliq ini. Aku benar-benar seperti budak yang bisa ia perintah selama aku belum lulus dari sekolahku.

“Umm, ya uda pak. Tapi cari tempat yang benar-benar aman dari pandangan orang ya.”, aku yang sudah pasrah berkata pada guruku ini.

“Iya tenang aja Selina. Bapak juga gak mungkin mau sampe ketahuan orang-orang. Bisa runyam. Hahaha.”, timpal pak Maliq sambil tertawa-tawa.

Lalu sebelum kami turun ke kolam, aku pun bilang mau cuci muka dan setidaknya make up sebentar. Pak Maliq mengizinkan karena ia juga mau menelepon untuk urusan kerja. Maka aku pun segera ke kamar mandi. Kubasuh mukaku dan gosok gigi. Setelah itu kukeringkan wajahku dan kupakai make up tipis saja.

Tiba-tiba pak Maliq pun masuk ke kamar mandi dan ia menaruh satu setel bikini two piece berwarna hitam di meja dekat wastafel kamar mandi. Lalu pria keturunan arab ini bilang, “Nah nanti kamu pakai bikini ini ya. Hehe.”.

Aku pun hanya mengganggukkan kepalaku selagi aku sedang make up. Selesai make up aku pun segera melihat bikini yang pak Maliq berikan. Ternyata ia memang sudah mempersiapkan bikini untuk trip bersamaku. Dan gilanya bikini ini begitu seksi. Bentuknya tipis sekali seperti hanya tali saja dan bagian payudara juga begitu kecil. Untuk bagian bawah bikini ini juga kecil. Benar-benar mini sekali pakaian renang ini.

Aku yang sebenarnya risih memakai bikini ini mau tidak mau terpaksa pasrah dan memakainya. Kutanggalkan pakaian tidurku sampai aku pun telanjang bulat karena memang aku tidak mengenakan dalaman selama di hotel. Ya, perintah dari pak Maliq. Tidak lama kemudian aku pun sudah mengenakan bikini two piece hitam yang super seksi ini.



Kupandangi tubuhku yang hanya ditutupi kain bikin yang mini ini. Buah dadaku yang bulat ini hanya tertutupi sekitar 50% saja. Dan area kewanitaanku juga hanya tertutupi 2/3 saja. Sehingga bagian dekat pangkal pahaku dapat terlihat jelas. Untungnya aku sudah mencukur habis area selangkanganku sehingga tidak ada rambut kemaluan yang dapat terlihat. Bikini yang berwarna hitam ini tampak kontras dengan kulitku yang sangat putih.

Tiba-tiba kurasakan ada remasan di pantatku dari belakang. Oh ternyata pak Maliq masuk ke kamar mandi yang memang pintunya tidak kututup. Ia pun memelukku dan meremas-remas payudaraku yang hanya tertutup bikini seksi ini. “Hmmm, kamu seksi sekali Selina. Bapak jadi ngaceng berat nih. Hehe.”, ucap pak Maliq yang mendorongkan celana renangnya yang sudah menggembung di bagian tengahnya itu ke pantatku.

“Ssshh.. ahh.. jadi mau main disini ajahh pakhh? Ngghhh…”, ucapku dengan agak mendesah sengaja memancing nafsu guruku. Ya, aku ingin dia menyetubuhiku di kamar mandi sekarang supaya ia tidak jadi menyetubuhiku di tempat umum.

“Eh jangan disini dong. Bapak kan mau sensasi berbeda ngentot di kolam renang hotel. Hehehe.”, jawab pak Maliq sambil terkekeh.

Mendengar ucapan guru fisikaku ini membuatku jadi lesu. Aku pun harus siap dengan keinginan gila guruku ini. Semoga saja kolam renang hotel sekarang sepi. Kami pun kini sudah mau keluar kamar. Kuambil jubah mandi hotel untuk menutupi tubuhku tapi pak Maliq bilang tidak perlu dipakai. Aku mau protes tapi aku tahu percuma saja jadi aku pun pasrah. Kami pun sudah berjalan keluar dari kamar hotel dan menuju ke arah lift.

Saat berjalan itu kami berpapasan dengan beberapa pria yang juga tamu hotel ini. Pria-pria itu pun menatap ke arah tubuhku yang hanya ditutupi bikini hitam yang seksi ini. Dari perawakan muka dan kulit mereka yang coklat kehitaman, sepertinya mereka adalah turis dari India. Mata para pria ini tampak melotot saat memandangku. Sepertinya mereka sangat bernafsu dengan kemolekan tubuhku. Ada desiran aneh saat melihat aku begitu diinginkan oleh para pria ini. Uhh, terasa vaginaku agak berdenyut dan pentilku jadi agak mengeras. Oh, kenapa aku jadi mudah bernafsu begini ya.

Lalu aku sempat terpikir ramuan dari pak Rafail, si dukun suku di pulau tempat aku sempat berlindung dari badai laut. Pastilah ini adalah salah satu efek samping dari ramuan itu. Gairah seksku jadi mudah bangkit. Padahal biasanya aku tidak semudah itu naik lidibonya hanya dari tatapan pria-pria mesum. Kini aku benar-benar dilandai birahiku yang membuat badanku jadi agak panas. Oh tidak, apakah ini harga yang harus kubayar supaya tubuhku dan vaginaku tetap kencang.

Kami pun terus berjalan dan tidak lama sudah tiba di lift. Dan gawatnya ketika kami menunggu lift ada tiga pria yang juga turis berdiri menunggu. Pria-pria itu sepertinya turis asal Prancis saat kudengar percakapan mereka. Dua pria berkulit hitam legam seperti orang afrika dan satu lagi berkulit coklat. Kusadari mereka juga mencuri pandang ke arah tubuhku yang hanya terbalut bikin two piece yang mini ini.

Ohh, semakin menyadari tatapan bernafsu para pria ini aku pun makin merasa horny. Ingin aku bermasturbasi karena gairah seks yang menggebu-gebu ini. Tapi aku tahu tidak mungkin bermasturbasi disini. Tapi aku tahu pak Maliq akan mengajakku untuk ngeseks, hanya saja itu akan dilakukan di area umum dan sepertinya di kolam renang!

Pintu lift pun membuka dan kami pun masuk. Tiga pria yang tadi menunggu juga ikut masuk. Badan mereka yang besar pun membuat ruang lift jadi begitu penuh. Pak Maliq dan aku di bagian paling belakang. Karena memang lantai kamar kami cukup tinggi jadi perjalanan lift turun cukup memakan waktu. Apalagi lift berhenti ketika ada yang memencet tombolnya dari luar.

Tiba-tiba kurasakan ada tangan yang meremas pantatku. Uhh, aku yang tahu itu tangan pak Maliq pun menatapnya. Ia hanya cengegesan mesum melihatku yang risih digrepenya di lift yang berisi orang lain. Tangan nakal pak Maliq pun meraba-raba pahaku hingga ke area selangkanganku. Aku yang ingin ia berhenti pun coba memberi kode dengan isyarat mataku. Tapi si pria keturunan Arab ini malah makin menjadi-jadi. Deg! Tangan pak Maliq kini merangsek masuk ke balik celana bikiniku dari belakang! Jari-jarinya pun lalu mulai merayapi pantatku dan lalu memainkan bibir liang anusku. Jari-jari itu kemudian maju ke arah vaginaku dan kemudian menstimulasinya.

Aku yang mendapat serangan jari nakal dari pak Maliq di memekku ini otomatis membuat libidoku jadi makin tinggi saja. Apalagi guruku sama sekali tidak takut ketahuan dan terus mencucuk rongga vaginaku dengan jari-jarinya. Aku hampir saja mendesah tapi segera kututup dengan tanganku. Tapi sempat terlepas suara rintihan sensualku walau tidak terlalu lama. Gawatnya, suaraku itu terdengar oleh tiga pria di depanku. Mereka pun kini jadi melihat ke arahku!

Dan gilanya pak Maliq tidak menghentikan aksinya padahal aku sudah menepuk tangannya supaya ia berhenti. Guru Fisikaku ini malah tersenyum mesum melihatku yang sudah begitu horny karena memekku dikobel-kobelnya. Aku berusaha mati-matian menahan desahanku dengan menutup mulutku dan mengatupkan bibirku. Tapi jari-jari pak Maliq dengan gencar terus dicucuk keluar masuk ke vaginaku. Terasa betapa vaginaku sudah becek oleh cairan cintaku.

Kini seorang pria berkomentar sesuatu yang tidak kumengerti. Dan dua temannya tertawa seraya menimpali ucapan si pria itu. Sepertinya mereka sedang membicarakanku. Memang aku jadi semakin menggelinjang ketika pak Maliq dengan nakalnya terus menyentuh klitorisku. Aku tahu tidak lama lagi aku akan orgasme. Aku sekuat tenaga bertahan dari amukan birahi yang akan meledak ini. Tapi intensenya gerakan menyodok dari jari-jari pak Maliq membuat pertahananku akhirnya jebol juga.

Orgasme yang tidak kuharapkan terjadi di tempat begini pun melanda diriku. Aku pun jadi berkelojotan diterpa gelombang klimaks seksual ini. Tanpa sadar aku pun melepaskan erangan yang penuh kenikmatan, “Ngghhhh ahhhhh…”. Walau suaranya sudah kutahan tapi tetap saja terlepas dan tentu saja ikut terdengar oleh para pria asing di lift ini. Mereka pun makin berkomentar jorok dalam bahasa Prancis mereka. Pak Maliq tersenyum mesum saja melihat bagaimana diriku yang ketahuan orgasme oleh tiga turis ini.

Akhirnya pak Maliq pun mengeluarkan tangannya dari vaginaku. Aku masih agak terengah-engah sehabis orgasme barusan. Kami pun kembali menunggu lift dan sekitar 5 menit kemudian lift itu pun tiba di lantai dasar. Aku dan pak Maliq serta tiga pria Prancis itu pun berjalan keluar lift. Huff, beruntung aku hanya ketahuan oleh mereka saja dan lift tidak membuka saat aku sedang orgasme. Bisa makin malu aku.

Pak Maliq lalu mengajakku ke kolam renang. Aku yang memang sudah mengenakan bikini pun mengiyakan ajakannya. Suasana kolam renang tidak terlalu ramai di pagi ini. Hanya ada sekitar 3 orang di kolam. Huff, semoga tetap tidak ramai karena aku tahu niat pak Maliq mengajakku ke kolam renang ini bukan untuk berenang. Tapi karena mau menyetubuhiku di tempat umum begini.

Kami berdua pun sudah duduk di tepi kolam renang. Pak Maliq melihat ke area kolam renang dan tampak berpikir. Sepertinya ia sedang mempertimbangkan tempat di kolam renang yang cocok untuk menyetubuhiku. Dan beberapa detik kemudian ia pun berkata, “Nah disana aja yuk Selina. Hehe.”. Ia menunjuk ke area pojok yang ada pohon-pohon kelapa dan batuan-batuan. Ya, kolam renang hotel ini memang didesain seolah seperti di sebuah pulau dengan hutan sehingga memang area kolam ini dikelilingi pohon-pohon yang entah asli atau tidak. Yang jelas pak Maliq ingin aku dan dia ke sebuah pojok yang ada pohon-pohon serta bebatuan.

Hmm, guru bejatku ini sepertinya mau ML denganku di sana. Ya setidaknya area itu masih cukup tertutup. Walau sebenarnya jika ada yang berenang ke dekat sana dapat saja melihat dan mendengar suara persetubuhan kami. Jadi sebenarnya masih beresiko ketahuan oleh orang lain yang berada di kolam renang.

Aku pun pasrah saja menurutinya. Berhubung area pojok itu terletak paling ujung dari kolam renang hotel ini jadi jika berjalan kami harus agak memutar. Maka pak Maliq pun bilang lebih baik kami berenang saja kesana. Kami pun segera menceburkan diri ke kolam renang. Aih, air kolam yang dingin pun membuatku agak kedinginan.

Tubuhku pun dengan cepat basah oleh air kolam. Kulitku yang putih jadi agak berkilat terkena air dan juga cahaya matahari pagi. Sungguh seksi penampilanku di kolam renang ini. Bikini two piece hitam yang benar-benar mini ini ditambah putih mulusnya kulitku yang basah berkilau benar-benar akan membuat pria-pria yang melihatku jadi bernafsu. Benar saja, saat aku agak menolehkan pandangan, kulihat ada beberapa pasang mata pria mupeng yang melotot menatap tubuh *******. Pastilah mereka membayangkan tubuh telanjangku yang basah ini dan mereka ingin menikmati tubuhku secara langsung.

Aku jadi berfantasi nakal dengan membayangkan para pria yang nafsu ini memperkosaku di kolam renang. Mereka dengan buasnya menggenjot vagina dan anusku sekaligus di tepi kolam renang ini. Dan mulutku yang disumpal oleh kontol panjang salah satu turis kulit hitam. Oh, gila aku begitu binal sampai bisa berfantasi nakal begini. Bayangan porno itu malah membuatku jadi dilanda gairahku. Pria-pria yang melihatku itu dari turis dan petugas hotel. Aku pun kini berenang ke arah pojok bersama pak Maliq. Dan sekitar 5 menit kemudian kami pun sudah berada di kolam yang paling ujung. Pak Maliq pun tiba-tiba memeluk tubuhku dari belakang sambil menciumi tengkukku. Ohh, aku yang memang sudah sempat horny akibat fantasiku tadi kini makin naik libidoku.

Sepertinya pak Maliq ingin memamerkan bahwa ia yang memilikiku ke pria-pria yang ada di kolam renang ini. Pria keturunan arab ini memeluk erat tubuhku dan bahkan ia dengan liarnya meremasi buah dadaku yang hanya tertutup cup bikini yang kecil ini. Tangan kanannya mengenggam payudaraku dan meremas-remasnya. Tangannya yang kiri pun diarahkan ke celana bikiniku dan ia mengusap-ngusap area kewanitaanku. Ohh, aku pun jadi menggelinjang keenakan oleh stimulasi pak Maliq ini. Kugigit bibirku menahan desahan yang dapat keluar karena ulah liar guruku ini. Kucoba bilang ke guruku untuk stop karena kami masih berada di area yang tidak tertutupi. “Ehh pakhh.. berhenti dulu.. jangan disini pakhh.. nanti diliat orang-orang.. sshh..”, ucapku di sela rintihanku.

“Hehe, tenang aja ini kan kita ketutup air kolam. Jadi gak gitu jelas. Yang penting muka kamu jangan keliatan lagi sange aja Selina. Haha.”, timpal pak Maliq dengan seenaknya sambil tertawa mengejek.

“Eh ta tapi pakhh.. ssshh.. di balik pohon itu aja pakhh.. ahhh..”, aku kembali mencoba supaya guruku mau berhenti sejenak dan pindah ke area yang lebih terlindungi dari pandanga orang.

“Udah tenang aja Selina. Lagian kolam masih sepi begini. Just enjoy it, ok? Hehe.”, ujar pak Maliq dengan tenang seolah yang ia lakukan denganku ini adalah perbuatan yang normal di kolam renang.

Aku pun pasrah saja terus dirangsang oleh pak Maliq di kedua titik tubuhku. Aku tidak berdaya menolak keinginannya karena ia masih memegang kendali nilai Fisikaku. Mau tidak mau memang menuruti kegilaan yang ia inginkan ini. Setidaknya aku harus menahan ekspresi hornyku supaya tidak disadari oleh orang-orang yang berada di sekitar kolam renang. Memang posisi badan kami ada dalam air begini tapi tetap saja air kolam yang jernih memungkinkan orang untuk melihat apa yang sedang kami lakukan.

Belum selesai kecemasanku akan ketahuan oleh orang-orang, pak Maliq bertingkah lebih gila lagi! Tiba-tiba cup bikiniku yang kanan diangkatnya ke atas sehingga buah dadaku yang kanan pun terekspos jelas! Aku pun jadi panik karena payudaraku sebelah sudah terpampang walaupun masih dalam air.

Guruku pun memilin puting susuku yang sudah mancung keras ini dengan semangat. Gerakan jarinya memutar pentilku membuatku benar-benar blingsatan oleh rangsangan kuat di titik sensitifku ini. Apalagi jari-jari tangan kiri pak Maliq yang bercokol di area selangkanganku kini merangsek masuk melalui sisi kiri celana bikiniku. Jari-jari itu pun segera bergerilya memainkan bibir memekku.

Oh damn guruku ini benar-benar membuatku jadi sangat horny dan sekaligus aku juga malu karena ini di tempat terbuka! Hanya air bening kolam saja yang menutupi aksi mesum aku dan pak Maliq. Aku mengalami dua perasaan, yang satu adalah gairah seks menggebu yang ingin dituntaskan dengan penis memompa vaginaku. Yang satu lagi adalah rasa takut kepergok sedang bertindak mesum oleh orang-orang.

Pak Maliq lalu mengarahkan tangan kananku ke belakang dan segera saja aku tahu yang ia inginkan. Ya, guruku yang mesum ini ingin aku menghandjob kontolnya dalam air! Dan terasa kontol itu sudah cukup ereksi. Aku pun mulai mengocok-ngocok penis pria keturunan arab ini dengan tanganku.

“Nah gitu Selina.. ahhh mantap juga dikocokin di dalam air gini. Hehe.”, ceracau pak Maliq yang keenakan oleh servis handjobku.

Jadilah kini aku dan pak Maliq melakukan foreplay di tempat umum begini. Buah dadaku kini sudah terpampang karena cup bikiniku yang kiri juga sudah dinaikkan. Guruku ini pun dengan nafsu meremasi payudaraku. Sedangkan vaginaku terus diobok-obok oleh jari-jarinya. Sekuat tenaga aku menahan desahan dengan mengatupkan kuat-kuat bibirku walau tentu saja wajahku pasti sudah merah padam karena horny berat.

Apa yang sedang kami lakukan dalam kolam renang ini sungguh nekat. Apalagi kulihat sudah ada beberapa orang yang memasuki kolam renang. Tidak lama lagi kolam ini bakal makin ramai. Semoga guruku tidak cukup nekat untuk memaksa mau bersetubuh di kolam. Ia pasti juga melihat makin banyak orang yang berada di kolam renang.

Sayangnya justru yang aku takutkan malah terjadi. Guruku dengan seenaknya mengatur posisiku berpegangan ke tepian kolam dan ia lalu memposisikan dirinya di belakangku! Dan dengan cepat ia pun segera mempenetrasi vaginaku. Shit, guruku ini memang edan sepertinya! Padahal kami jelas-jelas di kolam renang yang dapat dilihat oleh orang-orang.

Terasa batang kejantanan pak Maliq yang sudah menerobos masuk ke liang memekku. Pak Maliq pun mengatur seolah-olah aku sedang belajar berenang dengan memegangi kedua pahaku. Ia lalu berbisik ke telingaku, “Nah kamu pura-pura sedang belajar berenang ya Selina. Kamu kecipakkan aja kaki kamu terus sambil aku pegangin. Supaya orang tidak curiga.”.

Hmm, ide guruku memang bagus juga untuk menutupi kecurigaan orang-orang kalau melihat ke kami. Tapi tetap saja kalau ada yang berenang ke dekat kami bisa melihat jelas kalau ia tidak sedang mengajariku berenang tetapi ngeseks denganku. Aku yang tahu tidak ada cara lain pun segera menurutinya. Aku mulai menendangkan kakiku seolah-olah melatih gerakan berenang.

Saat aku sudah menendangkan kakiku itu pak Maliq pun mulai menggenjot memekku dengan kontol panjangnya. Aku pun jadi merasakan sensasi nikmat dari gesekan batang berurat dari pria berdarah arab ini di dinding liang vaginaku. Tangan pak Maliq yang kiri diarahkannya ke depan ke payudaraku. Dimainkannya puting susuku yang pink ini membuatku makin keenakan.

Libidoku yang sudah begitu memuncak ini pun membuatku jadi sangat liar. Saat aku menendang ke belakang itu aku pun memundurkan pinggulku sehingga membuat tumbukan kelaminku dan pak Maliq makin terasa kuat. Kugigit bibirku menahan erangan yang ingin keluar.

“Ohh mantap Selina. Iya goyangin pinggul kamu juga. Ughh enakhh memekmu..”, ceracau pak Maliq dengan agak berbisik.

“Ngghh iyahh pakhh.. sshhhhh..”, aku menimpali di sela desisan lenguhan nikmatku yang sudah kuredam suaranya supaya tidak keras.

Kami sempat dikagetkan ketika ada yang berenang dengan gaya diving tidak jauh dari posisi kami. Dan tiba-tiba ia muncul dari bawah air. Kulihat ternyata itu adalah seorang cowo bule. Dari perawakannya sepertinya ia sekitaran usia 17 tahunan. Ia tampak melihat ke arah kami sambil tersenyum penuh arti. Oh damn sepertinya ia tahu apa yang sedang kami lakukan.

“Well, got to admit you guys are crazy horny to do it here. But don’t worry, I won’t tell. First time I see pool sex like this though. Haha.”, ujar si pria bule ini sambil tertawa lalu berenang menjauh.

Pak Maliq pun tersenyum dan bilang, “thank you man.”.

Aku pun jadi lega karena tidak kepergok orang yang bisa saja melapor ke petugas. Kami bisa kena masalah kalau begitu. Aku pun melihat lagi sekitar kami dan untungnya kondisi sudah lebih sepi. Aku dan pak Maliq pun kembali ngeseks dengan nikmatnya.

“Ahhh ahhh pakhh.. terus.. ahh ahhh..”, erangan sensualku tapi tentu saja dengan suara pelan.

“Ohh fuck.. enak juga kan Selina ngewe di kolam gini?”, tanya pak Maliq sambil terus menyodok vaginaku.

“Ngghh ahh iyahh pakhh.. ohh.. enakkhh ya.. ahh ahhh..”, timpalku di sela desahanku.

Saat aku dan pak Maliq sedang asyik bercinta begini, tiba-tiba ada suara anak kecil yang sedang berenang di dekat kami. Aku pun jadi menoleh dan kulihat ada seorang anak kecil yang sedang duduk di pelampung berbentuk bebek berwarna kuning. Sepertinya anak ini berusia sekitar 10 tahun. Ia terus mendekati kami sampai hanya berjarak sekitar 2 meter saja. Oh, aku antara panik dan horny di keadaan kepergok bocah ini.

Tapi pak Maliq tidak menghentikan sodokan kontolnya di memekku. Aku tetap menenang-nendangkan kakiku tetap di aktingku yang sedang belajar berenang. Terasa tempo sodokan pak Maliq yang terasa cepat membuatku makin kewalahan untuk tidak mendesah.

“Sshhh ngghhh sshh ahh ahhh..”, aku pun tidak bisa lagi menahan desahanku.

Anak itu tiba-tiba berkata, “Kakak lagi belajar berenang ya?”.

“Ehh iyahh dek.. sshhh kakakkhh.. lagi belajarhh.. berenanggghh.. ssshhh..”, jawabku sambil susah payah menahan desahanku.

Pak Maliq terus menghunjamkan batang kejantanannya keluar masuk vaginaku seolah tidak peduli ada seorang bocah yang tepat berada di sebelah kami. Anak itu tampak melihat ke arahku dan lalu ke pak Maliq. Ia tampak seperti bingung melihat kenapa pak Maliq yang posisi perutnya begitu menempel ke bagian pantatku.

“Om lagi ngapain?”, tanya anak ini dengan polos.

“Ohhh, om ya lagi pegangin kakak ini supaya bisa lebih mudah belajar berenangnya.”, ujar pak Maliq dengan tenangnya.

“Oh gitu. Om baik ya. Hehe.”, timpal si anak kecil itu.

“Haha, ya namanya kan membantu ya dek. Nah dedek mau bantu kakak ini biar lebih mantap lagi berenangnya gak?”, ujar pak Maliq dan pertanyaan dari pak Maliq membuatku curiga lagi dengan kegilaan berikutnya dari otak mesumnya.

“Mau om. Bantunya gimana?”, tanya si anak ini dengan polos.

“Nah, kamu pegangin badan kakaknya ya. Tangan kamu pegangin dada kakak ini ya.”, jawab pak Maliq. Seketika ucapan pak Maliq pun membuatku shock. Gila, guruku ini mau buah dadaku dipegang seorang anak kecil begini selagi kami bersetubuh??

“Oh ok om.”, anak kecil itu dengan antusias pun menyanggupi perkataan pak Maliq dan mulai memposisikan dirinya di samping dadaku.

“Nah, tangan kamu dijulurkan ke dada kakak ya lalu kamu gerakin jari-jari kamu begini.”, ujar pak Maliq yang lalu memperagakan gerakan meremas-remas untuk diikuti anak kecil ini.

Shit, pak Maliq benar-benar sangat gila. Anak kecil yang masih polos ini tentu saja tidak tahu bahwa yang barusan diajarkan pak Maliq adalah gerakan meremas buah dada yang tidak sepantasnya diajarkan ke seorang anak kecil. Pria asal arab ini yang padahal profesinya seorang guru ini sungguh bejat dan tidak bermoral.

Anak itu pun kini sudah tampak memajukan tangannya lewat bawah lenganku yang memang sedang memegang ujung tepian kolam. Maka terekspos lah buah dadaku yang bulat ini untuk dijangkau bocah ini. Aku coba menghentikan anak itu dengan menepis dan bilang, “Gapapa dek. Kakak gak perlu dipegangin koq.”. Sayangnya pak Maliq segera menangkap tanganku dan memeganginya supaya aku tidak bisa menepis tangan si anak kecil ini.

“Nah ayo dek bantuin kakak ini ya.”, ujar pak Maliq dengan cepat. Sepertinya guruku ini memang otaknya agak saklak karena ia ingin aku dirangsang seorang anak kecil selagi ia menyetubuhiku.

Anak kecil ini pun mulai mempraktekkan yang ia baru pelajari. Ia kini sudah menangkup payudara kiriku. Tapi pegangannya belum terlalu tepat karena ia baru memegang bagian samping kiri buntalan payudara kiriku. Lalu pak Maliq mengarahkan tangan anak itu lalu memindahkannya ke area tengah dari buah dadaku. Tangan anak kecil ini yang masih agak mungil pun hanya dapat menangkup 1/3 dari bukit payudaraku.

“Nah ini baru pas dek. Ayo dilakukan seperti ini.”, ujar pak Maliq yang menggerakkan tangan anak itu ke gerakan meremas.

Jadilah anak itu pun segera paham dan lalu ia mulai meremasi payudaraku! Uhhh, aku sebenarnya tidak terima diperlakukan begini oleh anak kecil. Tapi aku yang dipegangi guruku tidak bisa menepis tangan anak kecil yang sedang meremasi buah dada kiriku. Sensasi geli dari remasan tangan si anak kecil ini menimbulkan rasa enak.

Tangan anak kecil itu pun sesekali agak bergeser-geser karena tubuhku yang bergerak maju mundur saat sedang disodok pak Maliq. Dan sesekali jari anak itu mengenai puting susuku, membuatku makin merasakan sensasi geli nikmat. Oh tidak, aku sedang distimulasi seorang anak kecil! Sungguh malu dan aku seperti hancur harga dirinya karena merasa enak payudaraku dimainkan anak kecil.

Di tengah perasaan malu ini, aku mulai merasakan gelombang orgasme yang makin mendekat. Aku tahu tidak lama lagi akan mencapai klimaks dari seks dengan pak Maliq dan ditambah rangsangan dari tangan si bocah.

Sensasi takut ketahuan karena disetubuhi oleh Pak Maliq di dalam kolam renang begini ditambah rangsangan aneh dari tangan si bocah di buah dadaku membuatku diserbu gairah yang kuat dan membuatku takluk pada birahiku. Tidak sampai 3 menit kemudian, muncul rasa seperti tersetrum di memekku yang menandakan meledaknya klimaks seksualku. “Ooohhhhhhhhhh!”, aku tidak kuasa menahan jeritanku di saat gelombang orgasme ini meledak. Pegangan tanganku di tepi kolam ini pun jadi terlepas dan aku hampir masuk ke air semua hanya menyisakan kepalaku yang sedang mendongak ke atas saat aku melepaskan jeritan kepuasan seksualku. Memekku berdenyut-denyut menyemburkan cairan cintaku. Tubuhku berkelojotan dengan kuat mengiringi badai orgasme ini yang dashyat ini. Pak Maliq menghentikan genjotannya dan melepaskan pertautan kelamin kami. Tetapi ia tetap memegangi kakiku saat aku masih berkelojotan.

Pak Maliq sepertinya juga kaget saat aku menjerit cukup keras saat orgasme barusan. Tidak lama guruku itu pun melepaskan pegangannya di kakiku dan ia membantuku merapikan lagi posisi cup bikiniku yang tadi diangkatnya. Ia pun mengenakan kembali celana renangnya dengan cepat.

Anak kecil itu menatapku dengan pandangan bingung. Mungkin ia kaget kenapa aku menjerit begitu padahal hanya belajar berenang. “Kakak sakit ya tadi pas aku pegangin?”, tanyanya dengan amat polos.

Aku yang baru saja mencapai kepuasan birahi ini pun tersenyum pada anak itu sambil berkata, “Oh gak koq dek. Tadi kakak cuma kaget aja kirain ada serangga di dekat tangan kakak. Hehe.”. Aku membuat alasan yang harusnya tidak terkesan dibuat-buat. Hihi.

Lalu tidak lama datanglah seorang wanita yang sepertinya ibu dari anak itu. Huff, syukurlah kami tidak di posisi bersetubuh seperti tadi saat ibu bocah ini datang. Kalau tidak bisa berabe urusannya. Wanita itu tampak menatap kami dan minta maaf kalau anaknya merepotkan kami. Pak Maliq dan aku hanya bilang tidak direpotkan. Duh, semoga anak ini nanti tidak ngomong apa-apa ke orang tuanya tentang yang barusan terjadi.

Pak Maliq lalu berbisik, “Selina, disini udah ramai ni. Yuk kita naik ke pojok di balik bebatuan dan pohon sana.”. Aku dan pak Maliq pun segera naik ke atas dan berjalan ke belakang batu besar. Ya, sudah kuduga pak Maliq yang belum ejakulasi tentu saja mau menuntaskan nafsunya padaku. Aku pasrah saja ketika ia mulai menurunkan celana renangnya hingga kontol hitamnya mengacung gagah. Ia tersenyum mesum penuh arti menatapku sambil jarinya mengarah turun dari kepalaku ke penisnya. Aku pun segera tahu yang ia mau karena memang gestur jarinya ini bukan yang pertama kalinya ia lakukan saat aku melayaninya. Kugenggam batang kejantanannya yang berwarna coklat kehitaman dan amat berurat ini. Lalu mulai kukocok-kocok batang penis pak Maliq ini dengan cepat. Tidak lama segera kukulum kontol pria keturunan arab ini dengan mulutku dan kugerakkan kepalaku maju mundur memberikan oral seks sebaik mungkin.



Guruku pun jadi meracau menikmati servis blowjob dari aku, murid yang biasanya di sekolah ia ajarkan tentang ilmu Fisika. Teringat hal ini, ada rasa penyesalan di diriku. Seandainya saja aku lebih pintar di pelajaran Fisika maka aku tidak perlu harus memanjakan penis pak Maliq ini dengan mulutku, memekku dan anusku layaknya pelacur untuknya. Aku menukar servis seks diriku untuk kelulusanku. Tapi nasi sudah jadi bubur, semua yang kulakukan ini demi lulusnya diriku. Setidaknya aku sudah sangat dekat dengan kepastian lulus di mata pelajaran Fisika yang diajar pak Maliq yang sedang kublowjob ini.

Dengan cepat aku terus memaju mundurkan kepalaku yang sedang mengulum penis hitam pak Maliq. Pria berdarah arab ini terus menceracau seraya melampiaskan kenikmatan pada kontolnya dengan meremas-remas rambut panjangku yang basah ini. Tangannya yang kehitaman pun diarahkan ke bukit dadaku dan lalu meremas-remasnya. Aku merasakan nikmat dari sentuhan tangan pak Maliq itu.

Sekitar 5 menit kemudian, pak Maliq yang sudah puas dengan oral seks dariku pun ingin kembali menikmati memekku. Ia kemudian memposisikan diriku menungging di atas batuan kecil yang terletak di belakang pohon-pohon yang menghadap ke arah kolam renang. Ya, di posisi kami ini memang cukup terlindung dari pandangan orang walau tentu saja kalau ada yang mendekat dapat melihat kami.



Lalu guruku ini pun segera mendorongkan kontolnya memasuki lubang memekku dari belakang. Tubuhku ikut terdorong saat dia menghentakkan pinggulnya ke depan, menyebabkan buah dadaku agak menempel dengan batang pohon kelapa ini. Aah, muncul sensasi geli nikmat pada kedua puting susuku yang bergesekan dengan kasarnya kulit pohon ini. Pak Maliq dengan bernafsu menggenjotku sambil memainkan gunung kembarku dari belakang. “sshh.. aah.. ahh.. ngghh..”, desahan meluncur dari mulutku merespon setiap hunjaman batang kejantanannya di vaginaku.

Aku berpegangan pada batang pohon yang besar ini sambil mendesah pelan menikmati sodokan Pak Maliq di memekku. Aku tidak berani mendesah terlalu keras karena takut kedengaran oleh orang-orang yang sedang berenang di sekitar area kolam renang hotel ini. Tempo genjotan kontol pak Maliq di memekku begitu cepat sampai menimbulkan suara peraduan kulit yang khas.

Aku yang takut suara pertemuan kulit kami terdengar orang yang sedang berenang pun meminta pak Maliq untuk lebih pelan menyodok vaginaku. “Ehh pakhh.. aahh ahhh.. agak pelan sedikit.. nanti kedengaran orang-orang.. ahh ahhh..”, pintaku pada si pria keturunan arab ini.

Pak Maliq tidak menggubris permintaanku dan tetap saja memompa vaginaku dengan tempo cepat seperti tadi. Aku pun kini pasrah saja disodok-sodok di posisi doggy style ini. Payudaraku yang bergoyang seirama genjotan dari guruku ini membuat buntalan susuku terus bergesekan dengan batang pohon. Sensasi nikmat yang bercampur geli membuatku makin terbuai dalam birahi. Terutama saat pentil susuku yang merah muda ini terkena batang pohon. Oh, aku jadi blingsatan dengan stimulasi yang sangat unik ini.

‘Plok Plak Plok Plak!’, suara kulit pantatku yang beradu dengan kulit paha pak Maliq terus menimbulkan suara.

Aku melihat dengan was-was apakah ada yang berenang ke dekat kami. Untungnya tidak ada orang yang mendekati posisi kami, jadi kurasa kami masih aman. Gawatnya, disodok dengan cepat begini oleh kontol perkasa pak Maliq, aku mulai merasakan akan kembali orgasme. Aku pun kian tidak kuat menahan suara rintihanku yang kini jadi lebih keras.

“Ahh ahhh ahhhh ahhh..”, suara desahanku yang erotis saat aku terus disetubuhi oleh pria yang usianya lebih tua sekitar 40 tahun dariku ini.

Tangan pak Maliq yang hitam lalu meremas-remas buah dadaku yang putih ini. Dimainkannya puting susuku yang sudah keras ini dengan dipencet dan dipilin-pilin. Aku makin menggelinjang dan melenguh keras merespon rasa nikmat dari seks interracial dengan pak Maliq ini.

Saat aku begitu dekat dengan klimaks seksualku, tiba-tiba munculah sesosok pria yang dari seragamnya adalah petugas di kolam renang hotel ini. Aku pun kaget dan coba menutup dada dan vaginaku tapi gilanya pak Maliq tidak peduli dan tetap saja menghentakkan penisnya keluar masuk vaginaku! Kulihat si petugas kolam renang yang melongo menyaksikan persetubuhanku dengan pak Maliq.

Aku pun mencoba sekuat tenaga menahan orgasmeku yang sudah di ujung ini. Pak Maliq terus saja memompa memekku dengan kecepatan tinggi walau ada si petugas hotel yang menonton kami. Tapi sayangnya aku pun tidak dapat menahan klimaksku lagi.

Akhirnya badai orgasme itu datang menerpaku. Vaginaku pun berkedut-kedut dan disertai tubuhku yang bergetar-getar hebat. Kulampiaskan nikmat ini dengan mendongakkan kepala dan reflek aku pun melepaskan lenguhan, “Ooooooohh..”. Dan tidak lama pak Maliq melepaskan kontolnya dari memekku. Lalu ia segera mendorongkan penisnya ke mulutku yang menganga karena sedang terengah-engah.

Aku pun pasrah saja saat pak Maliq menjadikan mulutku liang senggama. Dengan cepat ia pun memaju mundurkan pinggulnya membuat penisnya menyodok-nyodok mulutku. Tidak lama ia pun menggeram, “Ugghhhh terima peju bapak..”. Terasa lendir kental yang hangat disembur ke dalam mulutku. Aku pun terpaksa menelan sperma pak Maliq karena terlalu banyak untuk kutampung dalam mulutku yang mungil.

“Kenapa mas sampe melongo gitu? Pengen juga ngewein amoy ini?”, ucap pak Maliq yang membuatku jadi shock dan sadar aku mesti ngeseks dengan si petugas kolam ini..





~ BERSAMBUNG ~


NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd