Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Semua Karena Pandemi

Status
Please reply by conversation.
Terima kasih atas apresiasinya suhu-suhu semua. Sumpah saya ngedraft episodenya sambil ngaceng juga hehehe. semoga saya bisa rutin update. saya usahakan nanti malam akan ada update. Masih seputar kenakalan Dewo ke Bu Reni.... SALAM SEMPROT
 
[EPISODE - 3]

Setelah beberapa saat ditinggal oleh Pak Narko ke Pasar Induk, aku melanjutkan pekerjaanku. Sekarang ini aku belajar banyak selain angkat-angkat beras. Aku tahu sistem pembukuan penjualan dan cashflow Toko Beras Pak Narko belum rapi, ini kesempatanku untuk menerapkan ilmuku yang telah aku pakai sebelumnya saat bekerja di jasa keuangan.

"Bu Reni, untuk pembukuan toko sendiri bagaimana Bu? Apakah Ibu ada kendala?" Tanyaku ke Bu Reni yang baru saja melayani pembeli.

"Emm, itu Wo, Ibu sih biasanya cuma nulis di buku aja, buat hasil penjualan dan pengeluaran." Jawab Bu Reni.

"Ini saja Bu bukunya?" Aku bertanya sambil menunjukkan buku yang di maksud.

"Hooh itu Wo, itu."

"Kalau pegen tahu totalnya gimana donk Bu?" Aku mengernyitkan dahi.

"Bu di rumah ada komputer tidak Bu, kalau ada nanti saya ajari gimana cara pembukuan yang baik dan praktis, jadi nanti Ibu nanti ga bakal bingung. " Imbuhku.

"Ada Wo. Nanti tak suruh Pakne bawa komputeri di rumah dipasang di sini."

Beberapa hari berlalu, akupun bisa dengan cepat beradaptasi dengan pekerjaanku saat ini. Aku malah bersyukur karena Pak Narko dan Bu Reni pikirannya terbuka, sehingga saran-saran dari ku banyak diterima dan diterapkan di toko nya saat ini.

Pagi ini aku berangka ke toko seperi biasa. Namun ada yang berbeda hari ini, aku sengaja menggunakan pakaian elastis macam celana joger pants dan kaos gombrong. Aku niatkan hari ini untuk membuat Bu Reni bisa merasakan kontolku. Tanpa celana dalam, aku lipat kontolku aku posisikan senyaman mungkin dan untuk menyamarkan gundukan kontolku yang panjangnya 17cm dan diameter 5cm, aku yakin bakal membuat Bu Reni bersimpuh di depan kontolku.

Pagi ini Bu Reni jaga toko dengan menggunakan daster lengan panjang yang kainnya tipis dipadu jilbab instant. Jelas kontolku saat ini tidak dapat diajak kompromi.

"Bu Reni kelihatan beda banget hari ini. Cantik banget." Pujiku.

"Bisa aja to lee kamu. Perasaan Ibu dandannya biasa aja." Jawabnya

"(Iya Bu biasa, tapi toket sama bokongmu itu yang gak biasa)." Ungkapku dalam hati.

"Cantik dari mana to Wo, wong wanita tua gitu, udah turun mesin" Pak Narko menyambar.

"Yeee Bapak, namanya juga uda umur Pak." Gerutu Ibu Reni.

"Gapapa Bu jangan didengerin Pak Narko, biasanya umur segini mateng-mstengnya kok Bu, masih seger." bisikku di dekat telinga Bu Reni. Aku sengaja melakukannya karena Pak Narko terlihat sibuk dengan rekapan catatan stok beras.

Bu Reni agak tesontak dan menutup mulutnya. "Hahh... Dewo......." Dia setengah bingung menaggapi ku. Aku berlalu mengerjakan pekerjaan yang lain.

Setelah beberapa saat, Bu Reni tiba-tiba memanggilku.

"Wo, Ibu mbok diajarin komputernya, biar bisa canggih kayak kamu. Jadi nanti biar ga bingung."

"Eaalahh Bu, pegang keyboard aja tanganku keringatan, masa mau belajar komputer." Timpa Pak Narko.

Dalam hati, ini kesempatanku buat melancarkan aksi mesumku. Aku cuekin omongan suaminya yang terus mencela istrinya. karena kondisi toko masih pagi belum banyak yang beli, jadi aku bisa leluasa mesumin istri juraganku itu.

"Siap Bu cantik. Coba Bu nyalain komputernya dan bukan folder excel yang Dewo buat kemarin."

"Ih Dewo genit. Pakne aja bilang Ibu dah tua lho." jawabnya dengan malu.

"Kalo Pak Narko gamau, aku mau kok Bu. orang kasih seger." Jawabku.

Bu Reni kaget sambil mencubit pinggangku.

Saat aku berdiri disampingnya yang sedang duduk di depan komputer, ku beranikan untuk menempelkan tubuhku di lengan samping Bu Reni. Jelas tujuanku supaya lengan Bu Reni bisa merasakan hangatnya batangku. Aku sudah tidak memperdulikan suaminya karena dia sibuk sendiri.

Sambil kugesekkan pelan kontolku menyentuh lengannya yang masih terhalang daster tipisnya. Hal ini yang membuat kontolku semakin keras. Aku gesek perlahan hingga beliau tidak sadar.

"Coba Bu, angka penjualan kemarin Ibu pindah ke excel ini. Sudah Dewo buat segampang mungkin." Perintahku.

Bu Reni pun menurut dan mulai memasukkan angka-angka penjualan kemarin. Karena dia terlalu serius, akupun beranikan diri untuk mengeluarkan kontolku untuk menempel langsung di kain dasternya. Saat aku gesek-gesek, tidak berselang lama kulihat Bu Reni seperti memejamkan mata, aku tidak tahu maksudnya. Apakah menikmati atau tidak. Namun aku tahu kalau sebenarnya dia menikmati sekali aksi mesumku.

"Wo ini gimana ya?" Tiba-tiba Bu Reni membuyarkan kenikmatanku dengan menoleh kesampinh, sontak kontolku menampar pipinya.

"Aiiiihhhhhhhh...Dewoooo" jeritnya.

"Maa.. Maaf Buuuuu Reni. Reno ga sengaja.." jawabku terbata-bata karena panik.

Namun kagetnya Bu Reni, dia tetap bersikap diam dengan posisi kontol hangatku masih menempel di dipipinya.

"Bukne.. Bu... Kenapa" Tanya Pak Narko panik.

"Emmm. gak ada apa-apa Pak. Ini ada tikus gede

"Hah tikus.. Mana Bu biar Bapak pukul Nanti kalau masuk ke karung beras bahaya." Tanya Pak Narko namun masih belum beranjak.

"Biiarin Dewo aja Pak." Seakan Bu De

"Iya Pak, biar Dewo saja. Soalnya ini tikus gede banget. Bu Reni yang tahu tempatnya." Jawabku sambil terus menggesek pipinya dengan kontolku.

Bu Reni pun seperti mati kutu tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah. Karena kalau dia berteriak suaminya akan tahu. Kesempatanku buat terus mesum ke dia.

Bu Reni masih terdiam dan memejamkan mata. Aku semakin leluasa untuk meremas toketnya. Karena posisi dia saat ini terlihat pasrah dan diam saja.

Sambil tanganku meremas-meremas toketnya, ku arahkan kontolku ke dalam mulutnya. terlihat Bu Reni tersontak, namun tak bisa menolak. Ku maju mundurkan kontolku ke dalam mulutnya.

"Gimana Wo tikusnya?" Pak Narko menanyakan.

"Ini masih di cari Pak. Bu Reni sampai nunduk-nunduk di tumpukan beras" Jawabku berbohong. Padahal aku sedang menikmati sepongan istrinya.

Gila Ibu Reni ini, walaupun baru pertama mengulumku, tapi rasanya nikmat sekali tidak kena gigi.

"Bukne Bu, piye tikuse. Ini Bapak mau ambil catetan penjualan kemarin."

"Mmmpphhh.. inhii pakhhh malah kaburrrhhzxszzxx" Jawabnya masih tetap mengulum kontolku.

Dilepasnya kontolku dari mulutnya sambil mengelap bibirnya yang basah.

"Emm.. sudah Dewo. Ada Bapak. Ibu takut ketahuan" jawabnya Panik.

"Hehehe, baiklah Bu, untuk permulaan cukup dulu, nanti kalau ada kesempatan lagi puasin aku yah." Pintaku

"Gilaaaa kamu.." Jawabnya dengan sebal sambil.meninggalkanku untuk memberikan catatan penjualan ke suaminya. Tapi aku yakin dia tidak marah, karena tadi saja tidak melepaskan kulumannya.

Ku masukkan kontolku kembali ke celana. Inilah awal yang kunantikan, perlahan Bu Reni mulai masuk ke dalam jebakan nikmatku. Dan untuk Pak Narko, tetap cela saja istrimu, nanti akan ku tunjukkan bagaimana binalnya istrimu sebenarnya....
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd