Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Senyum Manis Widya

Gelar kasur lantai dulu, sprei, kopi, udut. Di tunggu mas'e ceritane.
 
Babak 2

-iya sayang, sayang juga yah-
-nanti bisa ketemu?-

tidak seberapa lama
-liat sikon ya sayang, mas nanang katanya mau keluar kota sore ini-
Biasanya anak kost pada keluar cari makan, pacaran atau ngopi-ngopi, tapi itu pun belum pasti. Semoga saja bisa. Karena sudah dua hari pejuku terhambat pengeluarannya.

-okay sayang, moga-moga anak2 kost juga pada cabut jangan lupa dihapus yah chatnya-
-imu-

Dia membalas
-sayang juga yah, imu too-

tapi aku ga pernah hapus, lumayan buat obat kalo kangen. keseharian aku seperti ini sekarang. punya pacar. sih. cuman istri orang. ya mau gimana lagi harus dijalani, sudah terlanjur. Mbak Widya atau yang minta dipanggil Widya ini sekarang tambah berani untuk menggodaku, memancing birahiku dengan cara yang yang aku sangat halus.
Ternyata usut cerita, Mas Nanang hampir selalu menolak ajakan ngewe widya dengan halus, selalu. Aku belum pernah menjalani kehidupan sebagai selingkuhan. Aku harus membenahi kehidupan seks mereka. Mas Nanang sering banget keluar kota. Ketika pulang sering marah atau lebih tapatnya membuat masalah. Widya merasa down sebagai istri, sampai-sampai dia melalukan banyak hal untuk memperindah diri. Zumba, les MUA, membeli lingerie atau daleman yang seksi. Yah, meski bukan buatku tapi aku bisa ikut menikmatinya.
Ada yang cukup ekstrim menurutku yang dilakukan Widya. Dia sampai membeli obat kuat pria, dan dimasukkan ke minuman Mas Nanang, pada waktu menjelang tidur. Tapi malah lebih membuatnya menderita, karena karena sewaktu mereka melakukannya hanya sedikit peju yang keluar katanya. Hmmm. Fix ini. Mas Nanang kebanyakan jajan. Memang kata temanku spa sangat menggiurkan, karena apa yang ditawarkan sangat memuaskan hasrat lelaki. Kapan-kapan aku akan bercerita detail tentang ini.


-baik bu, ada apa ya?-
Bu Retno menjawab
-kamu bisa benarkan lampu? Dikamar mandi bawah. lampunya ambil di toko. Mksh-
jawabku pendek, -siap-
Kok tumben aku yang dimintain tolong. Oh iya biasa si Ryan. Tapi dia sedang pulang kampung katanya, Pakdhenya yang di Lamongan mau panen ikan dari tambak.
ibu kost terkenal seorang yang anggun, tegas dan berwibawa, karena dia seorang kepala sekolah salah satu SMA di Gresik. Namanya Bu Retno Tanoyo, umurnya kurang lebih 45, namun dia masih terlihat gesit. Badannya agak gemuk tapi berbentuk, mungkin karena rajin berolahraga khususnya Zumba. tapi aku hampir tidak pernah bertegur sapa kalau tidak sangat perlu, bisa dihitung dengan jari. sewaktu masuk kost, sebulan sekali ketika menyerahkan uang kost.

Karena itu masih pagi. Setelah mandi, aku langsung turun dan ke bawah, mencari Widya. Aku kangen senyumnya. Tapi aku tidak berani untuk WA duluan karena itu sudah perjanjian kami, harus Widya dulu yang memulai meski ada atau tidak ada orang dirumah. Demi keamanan. Aku ke toko ternyata kosong, kemudian aku ambil saja dan menulis kertas kecil di kasir.

Lampu 8 watt 1 biji
disuruh Ibu

Aku mengetok pintu yang berbatasan dengan rumah induk tapi tidak ada yg menjawab, kemudian aku memutar kebelakang melewati garasi. CRV Mas Nanang tidak ada, tumben kok pagi banget. Kemudian aku mengetok lagi pintu yang menuju ke ruang tamu. Kemudian suara lembut renyah menjawab. "Siapa?"
"Yudo Mbak Wid"
Dia menimpali dengan ceria " iya masuk say..eh....Mas Yud" dia hampir saja terpeleset lidah.
Aku masuk ke ruang tamu yang dihiasi guci guci bercorak kerajaan China. Meja ukir kayu jati senada dengan kursinya.
Ada juga 3 tombak dipajang dengan pangkonnya belum lagi wayang-wayang kulit berjajar menggambarkan perang Kuruksethra. Bapak Kost memang suka sekali dengan seni seperti ini.
"Liat apa Mas? Serius banget" suara renyah widya mengagetkanku.
"Eh Wid mbak anu..bagus ini Yudistira lawan Lu Bu" jawabku ngawur karena kaget.
"Lho? Emang bisa ketemu ya?"
"Kali aja mbak perang lewat sosial media"
widya tertawa kecil, bibir tipisnya merekah. Ahhh sungguh ayu.
"Mas bisa aja, itu mas kamar mandi disana yah dikamar ibu, sendiri berani kan? Aku mau lanjutin masak ditunggu orang mau antar ke ibu soalnya" Hari itu widya dapat pesanan pastel tutup untuk rapat dinas pertanahan didekat perumahan. Dia memakai daster rumah biasa, sandal hotel dan rambutnya kuncir keatas. Lehernya kelihatan berkeringat. Mataku tidak bisa ku tahan menerawang ke tubuhnya. Turun diantara pahanya. Terlihat samar samar menerawang bentuk V di sana. "Mas! Matanya" bentak lembut Widya. Kemudian aku bisa membaca bibirnya berkata tanpa suara "aku juga kangen mas" ahh manis sekali. "Masss Ituu" Widya menunjuk ke bawah. Ternyata kontolku sudah mengacung. "Maaf" segera aku kabur ke kamar untuk mengganti lampu kamar yg mati. Aku menaiki kursi dan kuraih lampu yg mati, aku taruh diatas lemari dekatku agar mudah untuk mengganti yg baru. Sip sudah. Aku mengambil lampu yang mati dari atas meja namun jariku menyentuh suatu benda lain. Tidak keras seperti lampu dan lonjong. Aku kaget karena benda itu agak basah. Ketika ku bau jariku tercium bau yang tidak asing, ini bau memek. Kudongakkkan kepalaku agak tinggi
Ternyata sebuah dildo! Punya widya kah? Wajar sih, tapi sebentar ini kan kamar ibu Kost. Oh! Pikiranku segera terbayang dikasur ini ibu kost memakainya. Duh kenapa sih mikirnya gitu-gitu mulu.
Kemudian suara widya terdengar memanggil. "Mas Yud"
Aku segera mengambil lampu bekas itu dan keluar kamar. Aku menuju dapur dan melihat widya sedang mengaduk adonan untuk pastel. "Mas maaf, mas pengen yah" dengan suara lirih "widya juga, tapi ga bisa ini ditunggu pastelnya" "soalnya ini temennya ibu yang pesen, kalo ga tepat waktu bisa kena marah Widya" terlihat widya kecapean tapi tetap menambah ke ayuan wajahnya. "Ngga kok Widya gapapa" jawabku lirih juga agar tidak terdengar orang. Meskipun tidak ada orang dirumah, tapi kami selalu berhati-hati.
"Ojo bohong Mas" "itu apa?"
Duhh ternyata kontolku ngaceng lagi setelah membayangkan ibu kost masturbasi memakai dildo tadi.
Tiba-tiba widya berkata, "Mas sini, tapi jangan lama-lama ya?" Muka ku nampak bodoh, karena aku tidak tahu apa maksud Widya. Tanpa berbalik badan dia menarik sedikit dasternya keatas dan terlihat dua bongkah pantat yang lembut tapi sekal, dibalut celana dalam satin tipis warna merah. Segera aku paham maksud Widya. Aku raba celana dalamnya. Lembut kain satin semakin memacu birahiku, aku remas pantatnya dan widya melenguh kecil "ehk mas" "masukin aja mas langsung"
Tanganku menelusup ke memeknya, sudah basah, namun tidak terlalu basah. Kasian pasti sakit kalo langsung dimasukin kontolku, kemudian aku berjongkok dibelakangnya dan kukumpulkan ludahku. Tercium bau keringat bercampur bau memek menusuk hidungku. Ku ludahi memeknya dari belakang. Juhhh. Widya tersentak sedikit dan terlihat menoleh kebelakang, mukanya merah dia tersenyum dan menggigit bibirnya. Ah senyum ini, aku tahu maksudnya. Segera aku berdiri dan mengeluarkan kontolku kuarahkan ke memeknya, dia menunggingkan pantatnya "dimemek dulu aja ya mas"
Aku mendengarnya tapi mengabaikannya, setidaknya untuk saat ini. Segera kontolku menemukan surganya, denyutan memek widya kurasakan mulai dari kepala kontol sampai ke batangnya, ku goyang pelan, ternyata memek widya basah karena ludahku tadi dan dia sangat suka dan terangsang saat diludahi. Kupacu kontolku dimemek Widya, pahaku beradu dengan pantatnya yang kenyal, tanganku memegang pinggangnya mengatur ritme goyangan agar widya juga bisa menikmatinya, "Mas buruan kluarin aja gapapa"
"Kamu gimana sayang?" Tanyaku.
"Yang penting Mas lega aku gapapa"
Tapi bukan tipeku untuk menikmati bercinta sendirian, tangan kiriku menelusup ke tubuhnya kearah susunya dari belakang. Jariku menelusup dan meremas serta memilin putingnya yang sudab mengeras. "Ehhk Mas" tertahan lenguhan Widya, tangan kananku menelusuri pinggang nya menuju ke memeknya. Jariku menemukan gundukan kecil yang sudah basah entah karena keringat atau cairan birahi Widya. Kumainkan itil Widya dengan telunjuk dan jari tengahku. "Massshhh" "massh" terputus-putus suara Widya. Tersengal-sengal nafasnya. Ku pompa memeknya semakin kencang, aku pengen dia dapat duluan. Kubisikkan ke telinga Widya
"Keluarin yah sayangnya Mas"
Tubuhnya bagai mendengar pintaku, mulai mengejang badan Widya, kemudian tangannya meremas-remas adonan dengan kuat. "Aahhh" "Widya kluar Mass" lututnya menyatu badannya meregang lemas, tangannya bertumpu pada meja dapur. Semakin kencang ku pompa memeknya "mass ampun" rintih Widya. "Mas sayang buruan kluarin pejumu"
Tak lama kemudian batangku rasa geli dan "aahhh" cairan pejuku menyemprot ke memek Widya. Ahhh kaki ku terasa lemas, aku memeluk Widya dari belakang, kontolku pelan-pelan terlepas dan cairan pejuku mengalir melalui paha Widya.

Widya menoleh tersenyum.
"Makasih Mas sayang"
Aku melihat matanya dan tersenyum kepadanya
"Makasih kembali sayangnya Mas"


Ting Tong
"KULANUWUN Mbak Widya"
Suara seorang cewek terdengar dari balik pintu.
Sudah lamakah dia? Dengarkah dia pertukaran peluh kami.
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd