Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Si Badak Pembawa Nikmat

Eps 14

Selesai makan mbah karso pun kembali kehalaman belakang untuk merokok sementara badak pergi membersihkan diri dan hendak pergi kerumah pak RW untuk memberikan laporan mengenai apa saja yang perlu diperbaiki dari balai desa, tak lupa dia pun pamit ke mbah karso.

‘Mbah pergi dulu ya mau kerumah pak Rw’ sambil berjalan menuju pintu

‘Iya Le’ sahut mbah karso dari belakang.

Badak pun segera keluar dari rumah dan berjalan menuju rumah pak RW sambil memperhatikan kembali catatan yang dia buat dan mengeceknya kembali sambil mengingat ingat apakah ada yang terlewat yang dia tidak cek tadi, beberapa saat iya berfikir badak pun yakin bahwa tidak ada sudut yang terlewat dari pengamatanya tadi dan iya menaruh catatan kecil yang iya buat itu kedalam saku nya.

Setibanya di rumah pak RW badak pun langsung disambut pak rw yang sedang duduk menimkmati kopi panas di teras rumahnya, badak pun masuk kerumah pak RW dan mereka pun langsung terlibat perbincangan mengenai balai desa yang dimana sebelumnya badak di minta pak rw untuk mengecek keadaan balai desa apa saja yang perlu diperbaiki, pria berbadan besar ini pun memberikan catatanya kepada pak RW sambil menjelasakan area area yang perlu diperbaiki, pak rw yang melihat catatan itu pun tersenyum dan mengembalikan catatan tersebut kepada badak dan hendak masuk ke kedalam rumah.

‘Tunggu sebentar ya dak’ kata pak rw sambil melangkahkan kaki kedalam rumah, badak pun seakan kebingungan kenapa pak RW mengembalikan kertas catatannya, namun tak lama pak RW pun keluar kembali dengan membawa beberap lembar uang 50 ribuan, pak RW pun menghitung uang tersebut didepan badak, 750 ribu jumlah uang tersebut, pak RW pun memberikan kepada badak uang yang dipegangnya tadi.

‘Ini dak pegang uang nya buat membeli semua yang kamu butuhkan untuk membetulkan semua yang ada dicatatnmu’ ujar badak, Badak yang menerima amanah dari pak RW pun menerima uang itu dan memasukannya kedalam sakunya.

‘Baik pak, besok segera saya kerjakan’ ujar badak, dan mereka pun kembali berbincang membicarakan banyak hal, tak terasa sudah jam 10 dan badak pun segera pamit ke pak RW yang mengantarkanya sampai keluar pintu gerbang.

Badak pun melangkahkan kaki nya hendak pulang namun ketika sampai di persimpangan yang mengarah ke rumah Mbak wati ia pun penasaran kenapa mbak wati tidak membuka warung nasinya hari ini, ia pun mengambil keputusan untuk mampir sebentar untuk mengecek keadaan mbak Wati, ia pun melangkahkan kakinya dengan cepat karena memang dia mengkhawatirkan keadaan mbak wati.

Sesampainya disana ia pun mengetuk rumah wanita beranak dua tersebut.

‘Tok tok tok, mbak wati… ini saya mbak' badak mengetuk dan memanggil mbak wati.

Wati yang mendengar suara yang sangat dikenalnya itu pun sedikit berlari membukakan pintu, setelah badak masuk ke dalam rumah mbak wati segera menutup dan mengunci punti kemudian langsung memeluk badak dengan erat, badak pun membalas pelukan dengan kecupan mesra di kening wanita tesebut.

Melihat wati yang memeluknya dengan erat lega lah hati badak yang khawatir akan mbak wati, badak tidak mengetahui kalau mbak wati tidak membuka warung nasinya karena dia masih merasa lemas akibat pergumulanya degan badak malam sebelumnya dan pagi hari tadi.

Tangan pria besar itu pun dituntun ke meja makan tepat dimana sebenarnya wati sedang makan malam, ia pun kembali menawarkan badak untuk makan bersama, Badak sebenarnya masih berasa kenyang karena dia sudah makan 3 bungkus nasi goreng sebelum berangkat kerumah pak RW tadi tapi dia tidak mau mengecewakan wati jadilah dia makan kembali menemani wati makan, awalnya dia hanya mengambil sedikit tetapi masakan yang dimasak wati rasanya sangat enak, ikan gurami goreng, sayur kacang panjang, sambel goreng kentang dan tahu goreng membuat badak pun menikmati makanan yang dimasak wati tersebut dan diapun sekarang sudah menambah nasi di piringnya.

Mbak wati yang sudah selesai makan sebelum badak menambahkan nasi dipiringnya pun pergi kedapur untuk membuatkan Teh Jahe untuk pria besar yang sedang makan di meja.

Ia pun kembali ke meja tidak lama setelah Badak menyelesaikan makanya dan wati menyodorkan teh jahe dihadapanya, mereka pun berbincang bincang sejenak, wati yang haus akan kasih sayang seorang pria dengan manja duduk di pangkuan badak menghadap ke arah wajah badak yang sedang kekenyangan tersebut, namun badak tidak mempersoalkan hal itu dan hanya tersenyum melihat kelakuan wanita berusia 35 tahun yang sedang berada di pangkuanya.

Suara tawa mereka pun menggema diruang makan tempat mereka berada, kedua insan tersebut nampak bahagia seperti sepasang suami istri, sesekali mereka merapatkan hidung hidung mereka, terkadang mereka saling memberikan kecupan ringan dibibir masing masing, badak pun terlihat menikmati teh jahe buatan tangan mbak wati yang sangat pas diminum di malam hari yang udaranya sangat dingin seperti saat ini.

Tangan wati bergelayut manja dia leher badak yang kekar, wati saat ini seperti benar benar sudah melupakan kalau dia masih memiliki suami yang sah, dia tidak malu lagi untuk menyenderkan kepalanya di bahu badak yang disambut badak dengan belaian dirambut dan kecupan dikening wati.

Kecupan kecupang ringan diantara mereka membuat mereka lupa diri dan mulai menimbulkan gairah birahi, kecupan kecupan yang sebelumnya hanya mendarat di pipi ataupun kening kini berganti menjadi cumbuan cumbuan panas yan dilanjutkan dengan permainan lidah dari keduanya yang saling membelit.

‘cuphhhhhh…..Hmmmmfff….hmmmmfff….hmmfff….’ cumbuan cumbuan antara seorang wanita beranak dua dan seorang penebang kayu berbadan besar ini pun semakin lama semakin memanas.



-Bersambung-
Updatenya bisa lebih panjang suhu
 
Eps 14

Selesai makan mbah karso pun kembali kehalaman belakang untuk merokok sementara badak pergi membersihkan diri dan hendak pergi kerumah pak RW untuk memberikan laporan mengenai apa saja yang perlu diperbaiki dari balai desa, tak lupa dia pun pamit ke mbah karso.

‘Mbah pergi dulu ya mau kerumah pak Rw’ sambil berjalan menuju pintu

‘Iya Le’ sahut mbah karso dari belakang.

Badak pun segera keluar dari rumah dan berjalan menuju rumah pak RW sambil memperhatikan kembali catatan yang dia buat dan mengeceknya kembali sambil mengingat ingat apakah ada yang terlewat yang dia tidak cek tadi, beberapa saat iya berfikir badak pun yakin bahwa tidak ada sudut yang terlewat dari pengamatanya tadi dan iya menaruh catatan kecil yang iya buat itu kedalam saku nya.

Setibanya di rumah pak RW badak pun langsung disambut pak rw yang sedang duduk menimkmati kopi panas di teras rumahnya, badak pun masuk kerumah pak RW dan mereka pun langsung terlibat perbincangan mengenai balai desa yang dimana sebelumnya badak di minta pak rw untuk mengecek keadaan balai desa apa saja yang perlu diperbaiki, pria berbadan besar ini pun memberikan catatanya kepada pak RW sambil menjelasakan area area yang perlu diperbaiki, pak rw yang melihat catatan itu pun tersenyum dan mengembalikan catatan tersebut kepada badak dan hendak masuk ke kedalam rumah.

‘Tunggu sebentar ya dak’ kata pak rw sambil melangkahkan kaki kedalam rumah, badak pun seakan kebingungan kenapa pak RW mengembalikan kertas catatannya, namun tak lama pak RW pun keluar kembali dengan membawa beberap lembar uang 50 ribuan, pak RW pun menghitung uang tersebut didepan badak, 750 ribu jumlah uang tersebut, pak RW pun memberikan kepada badak uang yang dipegangnya tadi.

‘Ini dak pegang uang nya buat membeli semua yang kamu butuhkan untuk membetulkan semua yang ada dicatatnmu’ ujar badak, Badak yang menerima amanah dari pak RW pun menerima uang itu dan memasukannya kedalam sakunya.

‘Baik pak, besok segera saya kerjakan’ ujar badak, dan mereka pun kembali berbincang membicarakan banyak hal, tak terasa sudah jam 10 dan badak pun segera pamit ke pak RW yang mengantarkanya sampai keluar pintu gerbang.

Badak pun melangkahkan kaki nya hendak pulang namun ketika sampai di persimpangan yang mengarah ke rumah Mbak wati ia pun penasaran kenapa mbak wati tidak membuka warung nasinya hari ini, ia pun mengambil keputusan untuk mampir sebentar untuk mengecek keadaan mbak Wati, ia pun melangkahkan kakinya dengan cepat karena memang dia mengkhawatirkan keadaan mbak wati.

Sesampainya disana ia pun mengetuk rumah wanita beranak dua tersebut.

‘Tok tok tok, mbak wati… ini saya mbak' badak mengetuk dan memanggil mbak wati.

Wati yang mendengar suara yang sangat dikenalnya itu pun sedikit berlari membukakan pintu, setelah badak masuk ke dalam rumah mbak wati segera menutup dan mengunci punti kemudian langsung memeluk badak dengan erat, badak pun membalas pelukan dengan kecupan mesra di kening wanita tesebut.

Melihat wati yang memeluknya dengan erat lega lah hati badak yang khawatir akan mbak wati, badak tidak mengetahui kalau mbak wati tidak membuka warung nasinya karena dia masih merasa lemas akibat pergumulanya degan badak malam sebelumnya dan pagi hari tadi.

Tangan pria besar itu pun dituntun ke meja makan tepat dimana sebenarnya wati sedang makan malam, ia pun kembali menawarkan badak untuk makan bersama, Badak sebenarnya masih berasa kenyang karena dia sudah makan 3 bungkus nasi goreng sebelum berangkat kerumah pak RW tadi tapi dia tidak mau mengecewakan wati jadilah dia makan kembali menemani wati makan, awalnya dia hanya mengambil sedikit tetapi masakan yang dimasak wati rasanya sangat enak, ikan gurami goreng, sayur kacang panjang, sambel goreng kentang dan tahu goreng membuat badak pun menikmati makanan yang dimasak wati tersebut dan diapun sekarang sudah menambah nasi di piringnya.

Mbak wati yang sudah selesai makan sebelum badak menambahkan nasi dipiringnya pun pergi kedapur untuk membuatkan Teh Jahe untuk pria besar yang sedang makan di meja.

Ia pun kembali ke meja tidak lama setelah Badak menyelesaikan makanya dan wati menyodorkan teh jahe dihadapanya, mereka pun berbincang bincang sejenak, wati yang haus akan kasih sayang seorang pria dengan manja duduk di pangkuan badak menghadap ke arah wajah badak yang sedang kekenyangan tersebut, namun badak tidak mempersoalkan hal itu dan hanya tersenyum melihat kelakuan wanita berusia 35 tahun yang sedang berada di pangkuanya.

Suara tawa mereka pun menggema diruang makan tempat mereka berada, kedua insan tersebut nampak bahagia seperti sepasang suami istri, sesekali mereka merapatkan hidung hidung mereka, terkadang mereka saling memberikan kecupan ringan dibibir masing masing, badak pun terlihat menikmati teh jahe buatan tangan mbak wati yang sangat pas diminum di malam hari yang udaranya sangat dingin seperti saat ini.

Tangan wati bergelayut manja dia leher badak yang kekar, wati saat ini seperti benar benar sudah melupakan kalau dia masih memiliki suami yang sah, dia tidak malu lagi untuk menyenderkan kepalanya di bahu badak yang disambut badak dengan belaian dirambut dan kecupan dikening wati.

Kecupan kecupang ringan diantara mereka membuat mereka lupa diri dan mulai menimbulkan gairah birahi, kecupan kecupan yang sebelumnya hanya mendarat di pipi ataupun kening kini berganti menjadi cumbuan cumbuan panas yan dilanjutkan dengan permainan lidah dari keduanya yang saling membelit.

‘cuphhhhhh…..Hmmmmfff….hmmmmfff….hmmfff….’ cumbuan cumbuan antara seorang wanita beranak dua dan seorang penebang kayu berbadan besar ini pun semakin lama semakin memanas.



-Bersambung-
Hahahaha ane kira dapet mangsa Bu RW
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd