Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Si Boy Anak Mesum (Lanjutan Jurus Melepas Sukma)

Kalo dalam realita, mereka yg bisa meraga sukma trus dipakai buat ngintip, sukmanya secara otomatis kesedot kembali ke raganya. Ga tau sih kalau black magic, biasanya selalu menuntut imbalan atau tumbal.

Yuk Boy lanjut! Gw tau kok ini sekedar imanginasi.
 
Cerita ini adalah cerita lanjutan dari thread Jurus Melepas Sukma https://www.semprot.com/threads/jurus-melepas-sukma.1359316/

Di cerita sebelumnya : Boy seorang anak SMA mempelajari jurus melepas sukma hanya untuk iseng-iseng saja,dari keisengannya ini Ia menjumpai hal baru dan cerita tentang silsilah keluarga yang bahkan tidak diketahui sebelumnya. Hal inilah yang akhirnya mendorong dia untuk mengenal dan mempelajari ilmu dan mengetahui cerita serta silsilah keluarganya secara mendalam. Dan tentu saja untuk berpetualang mengikuti naluri dan jiwa mudanya yang membara.



Petualangan Dimulai (Si Boy Anak Mesum)



Sabtu pagi (setelah segala kehebohan yang terjadi gara-gara Jurus Melepas Sukma yang saya pelajari), sekian lama tidak bangun pagi akhirnya saya bisa merasakan sejuknya udara pagi lagi. Pukul 05.00 saya sudah memakai sepatu dan bersiap-siap lari pagi.

“Tumben bangun pagi Tong, masih ada yang nyambet di badanmu ya??”, kata Ibu saya.

“Aman Bu, tenang saja” saya jawab sambil berlari keluar halaman rumah.

Dengan penuh semangat saya berlari-lari keliling kampung, jalanan sudah terlihat ada kendaraan berlalu-lalang tapi belum ramai. Ada sekitar 15 menit saya berlari tetapi seperti tidak merasakan capek, sangat aneh dikarenakan saya termasuk orang yang jarang berolahraga apalagi lari pagi, mungkin ini yang pertama kalinya sejauh saya ingat. Nafas saya masih stabil dan badan masih terasa bugar. 30 menit berputar-putar mengelilingi kampung dan saya putuskan untuk kembali ke rumah, “capek enggak laper ia”. Sampai depan rumah saya langsung stretching seperti gerakan orang pemanasan, tarik kepala tangan dan kaki. Lanjutkan dengan push up dan sit up, saya hitung masing-masing 50 kali dan otot sama sekali tidak terasa pegal dan capek. Saya sendiri sampai merasa heran dengan kemampuan tubuh saya, amazing sekali ini.

“Pagi Mas Boy.., rajin amat pagi-pagi udah olahraga, biasanya jam 10 baru bangun.” terdengar suara Kak Sinta dari teras kontrakannya. Kak Sinta ini adalah pegawai bank no 46 yang ngontrak di samping rumah saya.

“Ha ha.. biasanya juga bangun pagi Kak, ngrokok sama ngopinya saja yang jam 10” jawabku ngeles. “Kak Sinta kok udah bangun juga, belum ada jam 6 ini, biasanya bangun siang kalau hari Sabtu?”

“Langsung balik semalem, gak ada yang ngajakin nongkrong. Lagi hilang orangnya” katanya sambil menyapu teras.

Lalu kak Sinta agak menungging mengambil tempat sampah plastik di depan kontrakannya, mengikat kresek dan memakai sandal. Walaupun hanya beberapa detik tapi mata saya yang tajam langsung mengamati pantat bulat di dalam daster kaosnya. CD nya tercetak jelas dan hampir saja terlihat, sayangnya hanya sampai paha putih mulusnya saja.. apes. Saat berjalan menuju tempat sampah besar pun terus saya amati pergerakan pantatnya, megal-megol kiri kanan seperti bebek. Pantat besarnya naik turun berayun seirama. Dari belakangnya saya berhayal dan dengan gerakan iseng berpura-pura meremas pantatnya yang semok, khas gerakan cowok-cowok kalau lagi pada ngumpul, sekali lihat cewek bohay pasti gitu semua (yang biasanya nglakuin ngaku hayoo..).

“Auw..” tiba-tiba kak Sinta menjerit pelan dan menoleh kebelakang melihat pantatnya.

“Kenapa Kak? Ada tikus?” kataku

“Gak tau tu, tadi kayak ada yang nepokin pantat gw.” Jawabnya dengan keheranan.

“Angin kali kak, niup kaosnya.” Jawabku

“Mungkin.” Kata Kak Sinta sambil berjalan ke arahku.

Melihat tubuh bohay dan senyumannya ditambah adrenalin yang mengalir sehabis berolahraga tiba-tiba pikiran mesum saya pun muncul. “Kira-kira kalau ngentotin langsung lebih enak gak ya dari ngentotin pakai sukma?” hati mesumku berkata. Rasanya pengen juga nee nyobain, auwwwwww.. otak kotorku meraung-raung. Seperti ada angin yang menerpanya, tiba-tiba rambut kak Sinta seperti berkibar-kibar tertiup angin (mirip di film-film FTV kalau yang pernah lihat). Pandangannya tertuju kepada saya dan seperti ada makna didalamnya, mirip adegan cewek lihat cowok idamannya. Saya sampai malu dibuatnya.

“Kak Sinta ihh.. gitu amat ngliatnya..” kataku.

“Ternyata lw ganteng juga ya Boy, sudah punya cewek belum??” eitss sensitif nee pertanyaannya.

“Kemaren2 kemana aja Kak, dari bayi juga udah ganteng kali” jawabku penuh percaya diri.

“Huu.. dasar narsis.” Jawabnya sambil menyentil hidung saya. Aw aw aw aw.. Hidung yang disenggol, si Joni (Jorok Namun Nikmat) yang bereaksi.

“Nanti ada acara gak Boy? Jalan yuk, lagi bête ini.” Tanya kak Sinta.

“Acara sih gak ada Kak, tapi gak berani ah jalan ama Kak Sinta.”

“Kenapa.. takut ketahuan cewek lw ya he he” godanya.

“Ya takut sama cowoknya kak Sinta lah, entar gw di sikat ama dia.” Jadi cowoknya kak Sinta ini orangnya gede banget, mirip-mirip anggota TNI atau Polisi modelnya. Gak tau juga sih kalau satpam komplek, wkkk..

“Orangnya lagi ngilang tenang aja, makanya bête gw..” jawabnya sambil manyun.

“OK siap kak, brondong siap menemani tante-tante” kataku.

“Ihh… tante-tante.. sembarangan, masih cantik gini tante-tante!!”

“Ha ha ha.. Piss kak, becanda.” Kataku sambil tertawa-tawa.

“Nanti jam 10 ya, nunggu mall buka baru jalan kita.” katanya

“Ok Kak.., tapi traktir ya Kak he he..”

“Dasar anak sekolahan. Gampanglah, abis gajian ini” katanya

“Siapppppp Bosssss..”

“Sampai nanti ya Boy.., mmuachh” cium jauh dari kak Sinta mendarat di hati mesumku. Lalu Kak Sinta pun masuk ke dalam kontrakannya.

Deg deg deg deg deg deg.. hatikupun jadi kacau bunyinya.. Deg-deg an dan heran dengan apa yang terjadi. Pertama, saya hanya pura-pura remes pantatnya, tapi tadi kayaknya seperti beneran merasakan empuknya pantat kak Sinta. Dia pun tadi juga kayak kaget seperti ada yang menepuk pantatnya. Kedua, saya hanya berpikir mesum untuk wik wik kak Sinta dan secara tiba-tiba dia jadi seperti menggoda saya. Jangan-jangan ini ada kaitannya dengan Jurus Melepas Sukma kalau gak dengan kalung gaib pemberian nenek Kirana yang saya pakai. Bisa jadi seperti itu, batinku.



Jam 6 pagi. Tin tin.. mobil Kijang Hitam berpelat AB berhenti di depan rumah dan mengagetkan saya yang sedang melamun. Lalu keluar seorang pria tua dari dalamnya “Isuk-isuk kok wis nglamun to Le (pagi2 kok udah nglamun Nak)” katanya.

“Kakek Narto.. sehat Kek?” kataku sambil berjalan menghampiri untuk sungkem.

“Jelas sehat to, ini buktinya bisa sampai Jakarta he he..” jawab kakek ku dengan tertawa.

“Ada siapa Boy” teriak ibu ku sambil berjalan keluar rumah, mungkin mendengar suara bel mobil kakek.

“Ealah Pak Lik tebeh-tebeh saking Jogja kok mboten ngabari nek bade mriki? (Paman jauh-jauh dari Jogja kok tidak mengabari kalau mau ke sini)” ibu ku pun sungkem ke kakek. Jadi kakek Narto ini adalah adik kakek ku, paman nya ibu saya.

“Sehat gih Lik..? monggo-monggo mlebet (sehat ya paman?, mari-mari masuk)” kata ibuku sambil mempersilahkan kakek untuk masuk. Skip.

Setelah duduk dan menyeruput kopi yang dibuatkan oleh ibu saya, kakek Narto pun menjelaskan maksud kedatangannya.

“Gini lho saya itu berapa hari ini selalu dimimpiin Mas Sastro, bapak mu Nduk. Katanya suruh nemuin cucu laki-lakinya. Lha cucu laki-lakinya khan cuma Boy saja to Nduk, tidak ada yang lain. Makanya saya kesini, sekalian mau ke Bekasi nengokin cucu, kangen. Sebenarnya ada apa to?” Kata kakek ku.

Lalu ibu sayapun langsung menjelaskan tentang saya yang tidak sadarkan diri dan bertemu dengan istri spiritual kakek saya, Kirana.

“Owalah.. wis wayah e yo Nduk? (sudah waktunya ya Nak/ perempuan) . Yasudah sekarang aku tak ngobrol sama Boy berdua saja, boleh khan?” Tanya kakek ke ibu ku.

“Apa ndak istirahat dulu Lik?” kata ibu.

“Sudah tidur tadi di mobil, ngobrol-ngobrol dulu sambil ngabisin kopi” katanya.

“Yasudah, saya tinggal masak dulu ya Pak Lik”. Dan ibu saya pun kembali ke dapur untuk meneruskan masak.

Kemudian kita berdua ngobrol basa-basi tentang sekolah saya, dan tak lupa saya tanyakan kabar keluarga di Jogja.



Setelah ngobrol santai tertawa-tawa, nada bicara kakek Narto tiba-tiba menjadi serius : “Duduk sebentar ya Le, jangan kemana-mana dulu.” Lalu kakek duduk bersila di lantai, memejamkan mata dan mulutnya komat kamit seperti membaca mantra. Seketika suasana menjadi hening dan aura ruang tamu seakan berubah. Hampir tidak ada suara yang terdengar dari luar ruangan, persis suasana di studio musik. Seperti ada barrier atau penghalang di sekitar saya dan kakek.



Lalu kakek membuka matanya dan berkata “Sekarang sudah aman Le, coba pinjam tangan kananmu.”

Sayapun menurut dan memberikan tangan kanan saya. Kakek kemudian memegang tangan saya dengan tangan kirinya dan mengusap-usap lengan saya dengan tangan kanan nya. Secara ajaib tangan saya bersinar warna hijau seperti lampu lalu lintas, cahayanya terang tapi tidak menyilaukan. Lalu muncul naga hijau bermahkota emas dan menggigit bola cahaya berwarna putih, terbang meliuk-liuk di atas tangan dan secara ajaib berubah menjadi keris yang secara sekilas tampak seperti perwujudan naga tadi. Mungkin ada sekitar 13 luk atau bengkok an di keris itu. Keris itu kemudian berdiri secara seimbang dan stabil di lengan kanan saya. Bagus dan sangat artistik, pahatan-pahatan sisik dan guratan-guratannya sangat detail dan halus. Dan itu ada di badan saya, wow.. bisa bahaya ini kalau kena metal detector, wkkkk… Tiba-tiba tangan kakek Narto gemetaran dan genggamannya melemah, dan keris itupun kembali menjadi sosok naga bercahaya dan masuk ke tangan saya.

Sambil mengatur nafas dan tenaganya kakek berucap : “Wis Le, kuatku mung semono, sing penting kowe wis ngerti mujud e (sudah Nak, kuatku hanya segitu, yang penting kamu sudah tahu apa wujudnya)”. Kata kakek energi yang keluar dari keris itu sangat besar sekali, mungkin cukup untuk mengguncang satu Negara. Dan untuk membawa benda sekuat itu berarti jiwa dan raga saya pasti lah sangat kuat, bahkan kakek Narto yang sudah puluhan tahun menguasai ilmu kanuragan hanya bisa mengeluarkan dan melihat wujudnya sebentar saja mungkin hanya sekitar 10 detik di wujud kerisnya. Dan jika dipaksakan memegang, katanya nyawanya bisa lepas saat itu juga. Saya yang mendengarnya malah jadi ketakutan sendiri, betapa mengerikannya apa yang ada di tubuh saya. Lalu kakek Narto memejamkan matanya kembali dan menghembuskan nafasnya dengan kencang, wusss.. barrier pun menghilang dan kondisi menjadi normal kembali, suara-suara dari luar ruangan dan riuh kendaraan di jalan kembali terdengar.



Lalu kakek Narto memberi wejangan kepada saya untuk berhati-hati kalau berucap dan berkata, bertindak, dan berpikir. Karena orang dengan kondisi spiritual seperti saya apapun yang diucapkan bisa menjadi kenyataan karena ada kekuatan kodam yang mengerjakannya/ melaksanakan omongan itu. Dan kalau bisa atau berjodoh coba mencari guru spiritual untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu. Paling tidak agar tahu apa saja kekuatannya.

“Iya Kek semoga saya bisa, dan terima kasih sudah jauh-jauh dari Jogja untuk memberitahukan ini. Maturnuwun nngih Mbah.” Kataku berterima kasih kepada kakek Narto.



Setelah sarapan dan ngobrol-ngobrol, sekitar jam 9 an lebih kakek Narto pamitan kepada kami dikarenakan akan lanjut ke rumah anak cucunya di Bekasi. Lumayan dapat uang saku 500 ribu coyy, sudah dapat ilmu dikasih duit lagi. Ceria sekali pagi itu. Gimana nanti ya.. hah nanti.. “gawat hampir lupa jam 10 janjian sama Kak Sinta, harus cepet-cepet mandi dan lain-lain ini” kataku dalam hati. Segera saya bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap. Setelah setengah jam, berpamitan dengan ibu saya dan 5 langkah ke samping rumah saya ketok-ketok pintu kontrakan kak Sinta dan muncul lah dia.. hmmazing.. Cantik dan imut sekali, dengan perpaduan kaos yang dimasukkan ke dalam rok mini warna hitam agak abu-abu dengan lipatan khas korea dan legging tipis (hampir mirip stocking tapi kayaknya bukan) semakin membuat kaki jenjangnya terlihat sangat menawan. Sneakers bantalan tebal yang dipakainya semakin menambah kesan khas gaya cewek-cewek korea. Tinggi badan 165 cm dan bulatan dada 34 D tampak semakin menonjol karena kaos putih dan legging hitam yang dipakainya. Saya tertegun dan takjub dibuatnya, cewek umur 27 an tapi terlihat seperti ABG, cantik sekali.

“Woii.. kenapa bengong Boy.., aneh ya dandanan gw?” katanya mengangetkan saya.

“Enggak Kak.. cantik bener kak Sinta, kayak ABG. Sampai terpesona saya.” Jawabku

“Uh.. dasar gombal. Nanti kalau dandan kayak biasanya dikira tante-tante bawa brondong lagi..” Sambil menyubit hidung saya

“Beneran kak suerrrr.., mantul mantab betul.” Pujiku sambil tertawa-tawa.

“Ayo buruan, keburu siang.” Katanya.

“Siappp Bos, Hona Bete siap menanti.” Jawabku bersemangat.

Lalu saya kasihkan helm dan dia tampak kesulitan saat memakainya, saya lihat tali helm nya kecantol telinga. “Kesempatan ini, dicoba bisa gak ya?” kataku dalam hati. Sambil membenarkan posisi helmnya dalam hati saya berandai-andai kak Sinta suka dengan saya dan saat saya menyentuh belakang telinganya untuk membenarkan posisi tali helmya yang nyantol.. wuss.. angina sepoi2 berembus lagi. Lalu saya dan Kak Sinta pun naik ke motor.

“Ok siap Ka?” kataku

Lalu dia memegang pinggang saya seperti pelukan gak ikhlas dan berkata “Siap sayang..”

“Eitss.. udah sayang-sayang aja ni.. Kl sayang peluk dong” kataku

“Idihhh.. ngarep.” Katanya sambil ketawa-tawa. Tapi kemudian memeluk dengan lebih ikhlas.

Mantab kalau gini ma.



Di sepanjang jalan kak Sinta memeluk saya semakin erat, karena saya merasakan toketnya semakin tergencet punggung saya, mungkin kalau terus-terus an begini bisa lubang ini punggung saya wkkk.. enak. Saya merasakan para ojol dan cowok-cowok mengamati kami. Apalagi saat di lampu merah, hampir semua baik naik mobil atau motor yang sangar-sangar melihat dengan takjub ke seksi an kak Sinta. Atau mungkin melihat Hona Bete saya. Biar pun motor pasaran yang penting cewek mantab batinku. Daripada lw2 pada.. motor mobil bagus2 tapi duduk sendirian wkkkk , dan saya pun melaju dengan bangga. Saat di mall pun kami tak luput dari pandangan orang-orang, terutama para cowok-cowok mata trolly. Kadang ketika saya lihat cowok yang terus-terusan melihat susu atau pantat kak Sinta, tanpa sepengetahuannya tangan saya membikin gerakan seperti meremas pantat tapi tidak menyenggolnya untuk menggoda para laki-laki hidung belang itu. Wkk.. sangat membanggakan diajak jalan cewek cakep ternyata. Lalu saya shoping-shoping mengawal Kak Sinta belanja kosmetik dan baju kerja. Setelah itu kita makan dan bersenda gurau. Jam 1 siang saat makan dia menelepon temannya dan katanya akan ketemu sebentar di sini. Saat asyik menikmati makanan tiba-tiba muncul teman Kak Sinta, seorang cewek yang seksi dan cantik juga, tidak secantik kak Sinta tapi terlihat binal dan mesum. Mungkin karena baju terusan ketat yang dipakainya. Tidak terlalu saya perhatikan karena bukan type saya. Lalu setelah memberikan sesuatu dia langsung pergi.

“Dadahh semua” katanya

Saya pun tersenyum dan melambaikan tangan.

“Siapa itu kak, buru-buru amat sampai gak sempet kenalan?” tanyaku

“Rina, temen kantor, kenapa.. suka ya?” Tanya nya menggoda saya

“Bukan type gw .” kataku

“Gaya-gaya an lw, emang sukanya yang kayak gmn? Jangan jawab suka yang kayak gw ya, basi gombalan gitu.” Kata kak Sinta sambil manyun-manyun bibirnya.

“Ha ha.. males ama tante-tante..” kata saya.

“Tante-tante.. ihh dasar nyebelin ya anak ini” katanya sambil ngambek-ngambek manja.

“Ha ha ha.. katanya gak boleh bilang suka yang modelnya kayak Kakak” jawabku sambil tertawa karena melihat muka sebel kak Sinta.

“Cium nee, bikin gemes aja” katanya.

“Nee kl mau” jawabku spontan.

Dan benar saja Kak Sinta mencium pipiku, saya jadi merah padam dan malu dibuatnya. Secara saya belum pernah dicium cewek selain ibu saya dan saudara-saudara saya.

“Ihh.. malu-malu dianya, jangan-jangan belum pernah dicium cewek ya?” katanya.

“Iya Kak” jawabku polos

Kak Sinta pun tertawa ngakak dan hampir tersedak. Lalu sayapun ikut tertawa. Kami melanjutkan makan dan ternyata sudah jam 1.30 siang. Kak Sinta lalu membayar bill dan kita cabut dari situ, mau pulang. Ketika di dalam lift kak Sinta memencet no lantai atas dan bukannya turun ke parkiran, kirain mau pulang dalam hati saya. Setelah pintu lift terbuka ternyata ada lobby dan seperti ada kamar di belakangnya. Owalah.. ini di apartemennya mall ternyata. Memang saya sering ke Mall ini, tapi gak pernah ke apartemennya. Lagian ngapain ke apartemen.. hah.. lha ini mau ngapain donk. Otak dong2 saya pun bekerja.

“Mau ke apartemennya Kak?” Tanya saya kepada kak Sinta

“Istirahat sebentar ya Boy, mumpung tadi dititipin kartunya ma Rina. Lw gak ada acara khan?” kata kak Sinta

“Okayy santai aja Kak, asal gak kemalaman gak masalah, nanti kalaupun kemalaman saya telpon ibu dulu biar gak kuatir.” Jawabku dengan riang gembira

Akhirnya kita berdua sampai di apartemen teman kak Sinta. Bagus sekali menurut saya, perabotannya mewah dan pemandangannya sangat indah. Jauh sekali disbanding dengan rumah saya. Kasurnya kelihatan empuk sekali, mungkin kalau kita goyang sekali mantulnya bisa 2 kali ini ahayy otak mesumku bekerja. Lalu tanpa saya Tanya Kak Sinta bercerita kalau kak Rina adalah teman sekantornya yang menjadi simpanan nya salah satu direktur di kantor pusat Jakarta. Sudah menjadi rahasia umum katanya. Pantas saja fasilitasnya bagus, batinku.



“Santai dulu ya Boy, gw ke kamar mandi bntar” kata kak Sinta sambil berlari, mungkin dia kebelet pipis.

“Okay kak, gw lurusin badan dulu di sofa” kataku sambil molet-molet di kursi. Empuk dan nyaman sekali kursinya, lumayan buat rebahan setelah jalan-jalan tadi.

Setelah dari kamar mandi kak Sinta menghampiri dan bilang ke saya kalau mau tidur kasur saja, lebih nyaman katanya. Sambil saya lihatin dari atas ke bawah, saya ingat-ingat kayaknya ada yang hilang ini dari kak Sinta. Tetot.. rok mini nya ternyata sudah dilepas, menyisakan legging yang hampir transparan seperti stoking dan hmm pantatnya bulat memberontak.. camel toe nya.. kliatan coyy.. apem anget apem anget. Langsung si Joni berontak dan menendang-nendang celana saya. Kak Sinta yang mengetahui saya melihat apemnya langsung bilang “Lihat ini ya Boy” sambil menunjuk benjolan melipat di selangkangannya.

“Dasar mesum” katanya.

“He he..” jawab saya kikuk karena ketahuan.

“Rok nya gw lepas Boy, biar enak rebahannya” katanya

“Kok gak celananya aja yang dilepas, khan lebih adem pakai rok saja?” jawabku ngasal

“Adem sih adem, ntar lw nepsong lagi. Bisa-bisa gw diperkosa lagi” katanya sambil molet-molet di kasur.

“Ya enggaklah, gituan aja gw belum pernah”kataku

“Gituan apa Boy?” Tanya nya sambil menggoda saya

“Ya gituan.. ML.. kentu” kataku

“Ha ha ha ha ha.. “ kak Sinta tertawa dan semakin menambah manisnya “Polos amat lw jawabnya, sini gw ajarin kalau mau” sambil melambai-lambai memanggil saya.

“Serius kak?” tanyaku dengan lugunya

“Iya beneran” katanya.

Seperti banteng dikibasin bendera, saya pun lansung bergerak menghampiri sasaran. Dan saya pun naik ke atas kasur dan menghampiri kak Sinta. Kak Sinta langsung menggeser posisi badannya dan tiduran di paha saya sambil menatap mata saya. Sampai malu saya dibuatnya. Dia kemudian bercerita kalau lagi bête karena cowoknya jarang ngubungin dan nemuin dia, seharusnya hari ini mereka ada rencana jalan-jalan ke Bandung tapi tiba-tiba dibatalkan. Dan ini sudah yang ketiga kalinya batal-batal terus katanya. Dan saya pun hanya mendengarkan tanpa berkomentar apa-apa. Lalu tadi pagi, begitu melihat saya katanya dia langsung terpesona dan berinisiatif mengajak saya jalan-jalan. Dan begitu naik motor nafsunya tiba-tiba membara, mungkin karena sudah lama tidak dijamah cowoknya atau mungkin karena toketnya kegesek2 punggung saya. Lalu saya mulai berani mengelus-elus rambut dan telinganya dengan lembut sambil melihat celah putih diantara toketnya. Mata saya arahkan ke bawah, dan terlihatlah lembah berlubang lurus diantar pahanya. Saya langsung membayangkan rasanya anu saya kejepit dua-duanya, mmmmmppphhhh pasti nikmat sekali. Kak Sinta lalu bangun dan mencium bibir saya. Saya kaget dan pasrah menerima ini semua. Walaupun saya sudah sering melihat bokep dan mengintip dengan sukma saya, tapi secara nyata baru kali ini saya dicium di bibir. Berbekal naluri dan film-film yang saya lihat saya langsung mengikuti ciumannya, lidah kak Sinta yang liar say kejar-kejar dengan lidah saya dan saling bertautan tarik menarik di dalam mulut kami. Mmmmppphhh.. hanya ciuman saja sudah membuat saya deg-deg an dan ngos-ngos an, sensasinya sungguh jauh berbeda dari hayalan saya dan saat saya menyentuh kak Sinta dengan sukma saya. Ini real Boy, ini… ahhhh nikmat pokoknya. Kak Sinta kemudian menarik tangan saya ke arah dadanya dan meminta saya untuk meremas-remas dadanya. Sambil tetap berciuman, dari luar kaosnya saya remas-remas dadanya dengan gemas dan tidak beraturan.

Lalu “aoww.. sakit Boy pelan-pelan dong sayang” katanya manja

“Maaf kak, gemes” kataku dan langsung kucium lagi bibirnya

Dengan gerakan yang lebih pelan dan lembut saya elus-elus toketnya dari luar sambil merasakan tonjolan putingnya, begitu ketemu langsung saya coba cubit-cubit dari luar dan putar-putar. Kak Sinta tampak keenakan dan dengan gerak cepat melepas kaosnya. Terpampanglah susunya yang masih terbalut BH warna putih senada dengan kaosnya. Saya remas-remas susu dari luar behanya dan elus-elus punggungnya. Sambil mencari kaitan BH kayak di film-film bokep. Setelah dapat saya coba lepas tapi ternyata susah, asemm teori tidak sesuai kenyataan kataku dalam hati. Mengetahui ini, Kak Sinta tersenyum dan dengan 1 kali click.. terlepaslah BH dan terpampanglah isi di dalamnya. Payudara yang putih membulat 34 D langsung saya remas-remas dengan gemas kiri dan kanan secara bersamaan. Putingnya berwarna pink agak kecoklatan dan langsung saya puntir-puntir seperti membesar kecilkan volume speaker. Mmmmmmpphhh ciuman dan gerakan lidah kak Sinta semakin liar dan basah. Lalu secara tiba-tiba dia melepaskan ciumannya dan merebahkan diri di kasur.

“Emutin Boy..” katanya sambil memuntir sendiri putting susunya

Tanpa berkata-kata langsung saya emut putingnya. Saya jilat-jilat dan kadang saya gigit-gigit kecil ujungnya. Kak Sinta semakin blingsatan dan dengan bersamaan saya rasakan putting susunya semakin tegak dan membesar, mungkin hampir sebesar ujung jari manis saya. Semakin gemas saya garap putingnya. Gigit emut elus dan saya puntir-puntir dengan lidah saya. Dadanya naik turun diikuti dengan gerakan pantat yang semakin tidak teratur. Pantatnya kemudian diangkat dan srutt.. terlepaslah celana kak Sinta. Cepat sekali gerakan kak Sinta saat menarik celana leggingnya. Langsung saya lihat CD nya, walaupun berwarna hitam tetapi terlihat sekali kalau basah di depannya. Sambil menjilat jilat putingnya secara naluri tangan saya bergerak ke bawah dan mengelus-elus memeknya. Sungguh halus dan tidak ada tonjolan-tonjolan jembut yang terasa di CD nya. Saya elus dengan jari tengah saya mengikuti garis hangat belahan memeknya yang tembem. Saya remas-remas gemas bibir memeknya dan memang tembem terasa. Hangat dan sedikit basah. Lalu saya sisipkan tangan saya dari balik CD nya, semakin hangat dan basah. Secara pelan-pelan saya telusuri pintu masuk memeknya (takut kalau kesakitan kayak waktu saya remas-remas teteknya) perlahan dari atas ke bawah dan balik lagi dari bawah ke atas. Saya masukkan perlahan jari saya, setelah tenggelam sekitar 1 cm saya elus lagi ke atas dan bawah secara perlahan. Saat dibagian atas memeknya saya gerakkan jari telunjuk saya, dengan gerakkan seperti membuka saya sibakkan secara perlahan bibir vaginanya, dan jari tengah saya pun dengan leluasa bisa bergerak mencari klitorisnya. Setelah menemukan kacang ajaibnya langsung saya putar-putar dengan lembut searah jarum jam. Pantat kak Sinta pun bergerak-gerak liar seirama dengan gerakan jari saya, persis seperti menggerakkan tombol analog PS. Kemudian saya ganti jari tengah saya dengan jempol, pergantian pemain lah kalau main bola, sementara jari tengah saya sisipkan masuk menyusuri liang vaginanya yang hangat dan sudah sangat basah. Saya gerakkan masuk keluar dan saya selingi dengan gerakan memutar membentuk angka 8 menelusuri semua dinding vaginanya. Uuuuuhhhh.. Kak Sinta melenguh keenakan. Di bagian atas vaginanya saya elus-elus koin yang mungkin adalah G-spot nya. Saya kocok-kocok maju mundur dan tiba-tiba seluruh bagian vagina kak Sinta berkedut-kedut dan menyedot-nyedot jari saya. Dan.. “Boyyyy.. mmmmmppphhhhhh…” kak Sinta mendongak dan badannya melengkung ke atas, tangannya memegangi tangan saya menahan tangan saya supaya menghentikan kocokan di vaginanya. Tampaknya kak Sinta sudah orgasme dengan hebat. Saya pun berhenti sejenak dan memandangi mukanya yang penuh dengan kepuasan.



Setelah 2 menit an menikmati orgasmenya, kak Sinta lalu membuka CD nya menghampiri dan mencium saya. “Gantian ya Boy..” sambil mendorong badan saya. Saat badan saya sudah rebah, Kak Sinta lalu membuka kaos dan resleting celana saya. Dengan gerakan halus dan mudah dia menarik lepas celana saya. Untung saya pakai CD yang baru, jadi saya PD saja. Coba kalau pakai CD bolong-bolong yang biasa saya pakai harian, bisa tengsin sendiri gw bray.. Dari luar CD sambil berciuman kak Sinta mengelus-elus si Joni, dan sedikit meremas-remas biji kemenyan saya. Rasanya bergetar-getar seluruh badan saya. Secara perlahan tapi pasti, diam-diam bagai maling tangan kak Sinta menyusup kedalam CD saya dan mengelus-elus ujung tombak perjuangan. Geliiiii… lebih geli dari sabun rasanya. Sekarang jadi saya yang blingsatan dan kak Sinta Nampak menikmati dan semakin menggoda saya. Mmmmpphhhh.. gesekan dan kocokan tangannya nikmat sekali saya rasakan. Setelah 3 menit an kak Sinta melepaskan ciumannya dan kepalanya bergerak menyusuri badan saya, kebawah menuju Joni. Dan clup.. mulutnya dengan mudah melahap Joni saya yang berukuran panjang skitar 16 cm. Anjrittttt… nikmat nikmat geli saya rasakan. Kocokan tangannya dan gerakan maju mundur mulutnya sambil menjilat dan menyedot kontol saya sangat nikmat rasanya. Semakin menggelinjang saya jadinya. Dengan gerakan menarik nafas sederhana dan teratur saya mencoba menahan agar tidak cepat muncrat, harus dinikmati lama-lama ini batinku. Setelah berjuang menahan nikmat yang sangat ini, kak Sinta melepas Joni saya dan kemudian mengangkangi tubuh saya. “Masukin ya Boy, udah ga tahan ini” katanya sambil mengelus-elus Joni di bibir vaginanya. Bagai kerbau dicocok hidungnya saya pun mengangguk. Perlahan tapi pasti Joni melesak masuk ke dalam vagina tembem kak Sinta. Memeknya gundul tanpai sehelai bulu, bibirnya agak pink kecoklatan dengan bagian dalam warna merah merekah dan Nampak mencaplok Joni dengan rakusnya, hap.. Joni pun masuk seluruhnya kedalam memeknya. Setelah itu, dalam hati saya berkehendak dalam hati agar Joni mengembang di dalam memeknya, dan secara spontan saya rasakan kulit-kulit Joni seperti menyentuh semua bagian vagiana kak Sinta, bahkan saya juga merasakan ujung palkon saya menyentuh lubang rahimnya. Kak Sinta pun sampai menengok ke vaginanya dan langsung Joni langsung saya kedutkan untuk mengalihkan perhatiannya. Kak Sinta langsung mencium saya dan vaginanya di kempot-kempotkan menghisap kontol saya. Mmmmpphhh.. dia mulai bergerak naik turun secara perlahan, bagai dijepit dan diurut secara bersamaan, saya rasakan sensasi yang luar biasa. Clop clop clop.. suara pertemuan kedua kelamin kami. Semakin basah dan hangat saya rasakan saat terhimpit memek kak Sinta. Gerakan kak Sinta pun semakin cepat dan liar. Tidak hanya naik turun retapi juga maju undur menggesek-gesek klitorisnya. Tangannya kemudian diletakkan di dengkul saya untuk menyangga badannya. Gerakannya berputar dan naik turun secara cepat dan beraturan, toket kak Sinta berayun-ayun dengan indahnya. Sangat sensual pemandangan yang saya saksikan, muka memerah menahan birahi, toket besar dan bundar berayun-ayun, memek yang merah merekah dan basah seperti bernyanyi dengan merdunya. Ahhhhhhh… memek kak Sinta bedenyut kencang, tubuhnya melemas dan memeluk saya. Kontol saya pun merasakan pijitan yang luar biasa, memeknya berdenyut-denyut dengan frekuensi yang lebih lama dari sebelumnya.



Sambil saya elus-elus punggungnyabiarkan kak Sinta untuk menikmatinya, sangat romantis suasananya. Sesekali saya cium pipi dan elus mesra rambutnya. Kak Sinta tampak menikmati sentuhan-sentuhan saya dan kemudian mencium saya.

“Kamu kok belum keluar-keluar sih Boy, katanya belum pernah kentu?” Tanya kak Sinta sambil menjatuhkan badannya ke kasur.

“Tidak tau kak, mungkin karena nervous jadi malah gak keluar-keluar” kataku. Padahal saya tahu ini pasti karena kekuatan fisik dan stamina saya yang meningkat.

“Gantian di atas ya Boy, lemes banget ini” katanya dengan maya yang sayu dan manja.

Langsung saya berpindah dan posisikan rudal mini balistik saya di pintu surganya kak Sinta, tanpa kesulitan saya menerobosnya. Saya diamkan sambil saya pompa dengan kekuatan saya, mengembang dan mengisi sempurna memenuhi liang vaginanya. Kak Sinta melenguh pelan uhhh… dan kemudian saya pompa secara perlahan maju mundur dengan gerakan teratur. Sangat rapat dan seret kontol saya memenuhi memeknya, lalu saya angkat dan rapatkan kakinya dan semakin terasa dijepit memek kak Sinta. Saya gerakkan maju mundur dan memutar dengan semakin cepat dan cepat, saya sodok sampai mentok dinding rahimnya. Mmmmpphhhhh ahhhhh ah ah ah… erang kak Sinta tidak saya gubris. Setelah kira-kira 5 menit saya hajar dengan rpm tinggi, jebol dan meledaklah orgasme kak Sinta. Ahhhhhhhhh…Boyyyyy…ampunnnnnnnn… memeknya kembali berkedut dengan kuat, lalu saya katakana ke Kak Sinta untuk menahan sebentar karena saya juga mau keluar.

“Cepetan Boy.. mmmpphhh aduhhh… geli banget Boy.. ahhhh….” Desah Kak Sinta

2 menit kemudian saya cabut Joni dan arahkan ke mulut kak Sinta. Dengan sigap dia menangkap dan mengulum kontol saya. Lalu Joni di emut dan dikocok dengan cepat di dalam mulutnya.. geli-geli nikmat dan ahhhhhhh…. Kak Sinta…. Crotttt.. sambil merem saya menahan nikmat yang baru pertama kali saya rasakan di hidup saya. Setelah 17 tahun berlalu, akhirnya saya merasakan nikmatnya kentu. Entah berapa kali sperma saya muncrat di dalam muutnya, dengan sabar kak Sinta menunggu semua sperma saya tertumpah dengan sesekali mengocok dan menyedot-nyedot kontol saya. Setelah Joni selesai berkedut, Kak Sinta mengeluarkan Joni dari mulutnya dan menelan semua sperma saya.

“Sperma perjaka.., obat awet muda” katanya dengan senyum bahagia. Sambil terbaring lemas saya pun balas perkataannya dengan senyuman penuh arti. Walaupun sebenarnya, sebelumnya sukma saya sudah pernah menyetubuhi Kak Sinta.



Nikmat sekali rasanya bersetubuh langsung dengan kak Sinta, jauh lebih nikmat daripada bersetubuh dengan sukma. Tubuh dan seluruh indra saya bersentuhan langsung dan itu terasa sangat nikmat sekali. Rasanya sangat nyaman bercengkrama tanpa berkata-kata di kasur ini, hanya pelukan dan sentuhan-sentuhan lembut dari kami berdua. Dan kamipun tertidur…



-Bersambung-

Update 1 hal 5 : https://www.semprot.com/threads/si-boy-anak-mesum-lanjutan-jurus-melepas-sukma.1360064/page-5
Update 2 hal 7 : https://www.semprot.com/threads/si-boy-anak-mesum-lanjutan-jurus-melepas-sukma.1360064/page-7
Update 3 hal 8 : https://www.semprot.com/threads/si-boy-anak-mesum-lanjutan-jurus-melepas-sukma.1360064/page-8
Update 4 hal 11 : https://www.semprot.com/threads/si-boy-anak-mesum-lanjutan-jurus-melepas-sukma.1360064/page-11
Update 5 hal 14 : https://www.semprot.com/threads/si-boy-anak-mesum-lanjutan-jurus-melepas-sukma.1360064/page-14
Update 6 hal 19 : https://www.semprot.com/threads/si-boy-anak-mesum-lanjutan-jurus-melepas-sukma.1360064/page-19
Update 7 hal 25 : https://www.semprot.com/threads/si-boy-anak-mesum-lanjutan-jurus-melepas-sukma.1360064/page-25
Mantulll mantap jiwa mesum mesum mu suhuu
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd