Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Sisi Lain Seorang Idola - [One Shoot] : Announcement

Melanggar Golden Rules


“Aku gamau lagi ya denger ada skandal-skandal yang terjadi,”

“Kita kan sama-sama tau nama grup ini udah ga sebesar dulu tahun 2012-2015. Dan saat ini kita sedang berusaha untuk naikin nama grup ini lagi. Kalo disaat seperti ini malah ada skandal gimana fans mau dukung kita?”

Suasana saat ini cukup menegangkan. Kak Melody selaku General Manager terlihat begitu marah begitu salah satu diantara kami membuat ulah. Aku bisa memahaminya karena tugas Kak Melody saat ini lebih berat harus menaikan nama grup ini lagi. Selain itu Kak Melody adalah pioneer grup ini, dia dan kakak-kakak generasi 1 yang telah berjuang dari titik nol yang membuat grup ini dikenal banyak orang.

“Jadi tolong mengerti ya.. ayo kita sama-sama berjuang untuk grup kita ini supaya bisa lebih dikenal masyarakat luas. Kalo kita semua satu visi satu misi.. aku yakin grup ini bakal bisa lebih sukses dari sekarang,” ucap Kak Melody

Setelah dirasa cukup, Kak Melody pun membubarkan kami. Beberapa member ada yang ikut rombongan kembali ke f(x) sementara ada juga beberapa yang dijemput. Oiya aku sampai lupa belum memperkenalkan diri...


Hai semuanyaaa... semanis coklat selembut sutera


Kalian pasti tau siapa aku kan?




Yaa namaku Shani...

Aku adalah seorang member idol group terbesar di Indonesia. Saat ini aku dan member-member lainnya baru saja menyelesaikan konser yang skalanya cukup besar. Setiap ada konser besar tentu effort yang dikeluarkan juga lebih besar dibanding perform di theater karena penampilan kami tentunya juga pasti berbeda. Banyak yang mengatakan menjadi seorang personil idol group atau girlband hanya bermodalkan tampang dan joget-joget saja. Aku tak setuju dengan statement itu, karena diluar itu kami belajar sekaligus mengorbankan banyak hal seperti contohnya adalah waktu. Kami menghabiskan masa remaja kami untuk latihan dan menjadi seorang idol yang baik, setidaknya itu yang ku rasakan di Idol Group ini.

Terkait kemarahan Kak Melody tadi apalagi kalau bukan karena ada yang melanggar Golden Rules. Aku tak sepenuhnya menyalahkan member yang melanggar sih, karena menurutku wajar di usia-usia muda ini seorang perempuan menyukai lawan jenis. Namun yang ku sayangkan adalah kenapa mesti blunder sehingga ketahuan fans.

Aku memiliki pandangan berbeda terkait Golden Rules, meskipun pandanganku ini juga tak bisa dibenarkan. Menurutku tak apa seorang member dekat dengan laki-laki, namun member juga harus menyadari posisinya sebagai idol. Yang terpenting adalah bisa menjaga perasaan fans dan menghargai fans, salah satunya dengan tidak mengumbar hubungan didepan publik. Jangankan mengumbar, melakukan hal yang bisa berakibat fatal seperti foto berdua pun seharusnya tak dilakukan.

Jadi menurutku tak apa dekat dengan seorang laki-laki selama masih tahu batasannya dan rela menjalani hubungan tidak seperti pasangan pada umumnya. Seperti yang sedang ku rasakan saat ini...



DRRRTTTT DRRTTTT

HP ku bergetar, langsung saja ku ambil HP ku dari dalam kantong celana yang ternyata adalah Kak Farrel. Baru saja ku berbicara tentang dekat dengan seorang laki-laki, ehh yang ku maksud langsung menelefon..

“Hallo kakk?” ucapku pelan

“Hai Shani.. kamu masih di venue acara kan?”

“Iyaa kakk kenapa?”

“Aku di parkiran yaa.. B2 deket lift,”

“Ooh iya sebentar ya kakk ini aku baru selesai evaluasi. Ini udah selesai kok.. aku siap-siap dan langsung kebawah yaa,” ucapku

“Okeee,”

Dia adalah Kak Farrel, kakak tingkatku di kampus. Sebenarnya di kampus kami berbeda jurusan.. aku jurusan komunikasi sementara Kak Farrel kuliah manajemen bisnis. Awal mula kami bisa kenal adalah karena saat itu aku tampil di acara fakultasnya dimana dia menjadi ketua pelaksana acara tersebut. Sampai akhirnya kami menjadi dekat dan serasa seperti berpacaran, walaupun sebenarnya kami tak ada ikatan apapun..

Tak ingin membuatnya lebih lama menunggu lagi, aku segera membereskan barang-barang bawaanku dan turun ke basement dimana Kak Farrel telah menunggu. Sesampainya di B2 aku langsung mencari mobil Kak Farrel.


Tok Tok Tok

Sebagai perempuan yang sopan aku tentunya mengetok pintu mobilnya terlebih dahulu. Beberapa saat kemudian terdengar suara kunci pintu mobil yang terbuka dan dari dalam aku melihat Kak Farrel melambaikan tangannya memberi kode untuk menyuruhku masuk.

“Haii kakk udah lama yaa? Maaf ya buat Kak Farrel nunggu,” ucapku sesaat setelah masuk mobil

“Engga kok Shan aku baru sampe juga abis dari kantor,”

Kak Farrel saat ini memang sudah mulai bekerja. Walaupun belum wisuda, namun dia sudah dinyatakan lulus beberapa bulan yang lalu dan langsung di terima di salah satu perusahaan besar. Dia orang yang pekerja keras, terbukti dia masih mau bekerja kantoran walaupun sebenarnya dia telah memiliki usaha sendiri.

“Capek ya pasti abis konser besar?” ucap Kak Farrel sambil mengelus-elus rambutku

“Yaa namanya juga kerja kak.. oiya Kak Farrel udah makan belum? Tadi di venue aku beliin makanan buat kamu kak,” tanyaku

“Bagi dua kah?”

“Engga kakk aku udah makan tadi.. ini buat Kak Farrel aja,”

“Iyakah udah makan? Kamu kalo konser besar kan suka lupa makan.. nih makan gaboleh engga,” ucap Kak Farrel sembari menyodorkanku sesuap nasi

“Iyaa kok bener aku udah makan,”

“Yaudah aku makan yaa,”

“Selamat makan kakk,” ucapku dengan memberi senyuman termanisku

Selagi menunggu Kak Farrel makan aku cuma bermain HP aja sambil colok AUX untuk mendengarkan musik. Sesekali aku melihat ke arah Kak Farrel, terlihat jelas kalau sebenarnya dia capek. Bingung juga kenapa dia tiba-tiba jemput aku hari ini padahal aku tak memintanya..

“Kakk...”

“Hmmm?” jawab Kak Farrel yang melihat kearahku sambil makan

“Kok tiba-tiba jemput? Padahal kan aku ga minta jemput, Kak Farrel abis ngantor pasti capek,”

“Hahaha shann,” ucapnya sambil memegang pipiku

“Emangnya ga boleh kalau aku jemput kamu?” tambahnya sambil menatapku

Pipiku merah dibuatnya.. tatapannya membuatku spontan membuang muka karena tak kuat menatap matanya lama-lama. Entah kenapa walaupun dia sering melakukan hal romantis seperti ini tapi aku masih saja tak kuat dibuatnya..

“iiihh bukannya gitu.. maksudnya kan kamu abis kerja terus juga arah apartementku sama rumahmu juga berlawanan. Capek-capekin badan aja,” ucapku masih membuang muka

“Hahaha shanii.. mana mungkin sih aku biarin kamu pulang malem-malem gini naik taksi online? Bahaya kan? Biarlah aku capek sedikit toh juga besok hari sabtu,”

Apakah semua laki-laki seperti ini? Atau cuma hanya beberapa saja? Entahlah, sejak masuk idol group ini aku sama sekali belum pernah dekat sampai seperti ini dengan laki-laki. Yang pasti... aku merasa nyaman sekali dengannya. Kak Farrel juga terlihat bahagia setiap bertemu denganku, walaupun aku sebenarnya juga kasian padanya...

“Kakk....”

“Haaa..? ga abis-abis nih makananku dipanggil terus,”

“Maaf yaa...” ucapku menundukan kepala

Mendengarku berbicara seperti itu seketika Kak Farrel menghentikan makannya dan menatap bingung ke arahku..

“Kenapa??” ucapnya Kak Farrel melihat bingung kearahku

Aku melihat Kak Farrel meletakan makannya di dashboard mobil dan menyampingkan posisi badan menghadap ke arahku.

“Shann?” ucapnya yang kini tangannya meraih daguku

Kini kami saling bertatapan dengan daguku yang dipegang olehnya. Aku memandanginya dengan perasaan bersalah..

“Kenapa shann? Cerita sama aku,” ucapnya sambil menatap mataku

“Maaf karena aku kamu gabisa jalanin hidupmu seperti layaknya cowok yang lagi deket sama seorang perempuan.. kamu gabisa share apapun kalau lagi sama aku di sosmed,” ucapku

“Bahkan... untuk quality time pun kita cuma bisa dimobil ataupun apartementku,” tambahku

Mendengarnya Kak Farrel hanya tersenyum...

“Haha terus?” ucapnya

“Kok terus?” tanyaku bingung

“Emang segitu pentingnya ya temen-temenku harus tau kita deket?” tanya Kak Farrel

Aku pun terdiam mendengarnya, memang sebenarnya tidak ada pentingnya orang lain tau kita dekat. Tapi aku merasa dengan kondisi seperti ini Kak Farrel sudah terlalu sabar..

“Tapi kak.. aku masih lama loh di JKT. Impianku belum semuanya terwujud,” ucapku

“Kalau gitu bertahanlah,” ucap Kak Farrel

“Fokus dengan impianmu.. aku juga punya rencana yang ingin ku kerjakan. Aku bener-bener gapapa kita jalin hubungan kayak gini,” tambahnya

“Nanti ketika saat itu tiba.. aku mau kita langsung serius,” ucap Kak Farrel mengakhiri

Aku cuma bisa tersenyum mendengar omongannya tersebut. Sungguh beruntung aku bisa kenal dan dekat dengannya, seorang laki-laki yang tak pernah mengeluh dengan pola hubungan seperti ini. Kak Farrel menyandarkan kepalaku di bahunya.. benar-benar posisi favoritku ketika berada di mobil bersamanya.

“Makasih yaa kakk,” ucapku tersenyum melihat kearahnya sembari menyandar di bahu

Setelah Kak Farrel menyelesaikan makanannya, kami pun langsung berangkat menuju apartementku. Saat ini jam sudah menunjukan pukul setengah 1 pagi. Kasian Kak Farrel habis pulang kerja malah pulang malem jemput aku gini, nanti ku ajak nginep aja deh...

Di perjalanan, aku terus menyandar pada bahunya. Sesekali aku rangkul tangan kirinya dengan erat dan dibalas dengan elusan pada pipi dan rambutku. Benar-benar nyaman, rasanya tak ingin aku cepat sampai ke apartement..

Sampai akhirnya ditengah perjalanan aku merasakan fokusnya berubah...


NGEEEEENNNNGGGGG NGEEEENNGGGG

Suara bising dari mobil yang di modifikasi terdengar. Kami tiba di sebuah jalan besar yang sering dipakai anak muda untuk balapan liar. Aku melihat ke arah Kak Farrel seperti fokus memerhatikan mobil-mobil tersebut.. kecepatan mobil yang di kendarai oleh Kak Farrel pun menurun...

“Kamu masih suka kesini kak?” tanyaku

Tak ada respon darinya karena ku lihat dia begitu fokus dan antusias melihat mobil-mobil tersebut sedang melakukan balapan. Aku pun melepaskan senderanku pada bahunya, Kak Farrel pun akhirnya notice ketika aku melepaskan senderan..

“Eehh shann?” ucapnya melihat ke arahku

“Jawab aku! Kakak masih suka kesini?” ucapku dengan nada serius

“Hahh?? Emmm engga kok,” ucap Kak Farrel gugup

“Aku gasuka yaa kamu balapan liar kayak gitu,” ucapku menatapnya tajam dan menyilangkan tangan

“Ii..iyaa engga shann.. orang aku udah ga pernah balapan liar,”

Aku tahu Kak Farrel sedang tidak jujur tapi aku tak mau berdebat dengannya. Akhirnya aku pura-pura percaya dan lebih memilih sedikit mengancamnya agar dia mau berhenti..

“Pokoknya sekali lagi aku tau kamu kesini.. aku bakal pergi,” ucapku mengancam

“Jangan ih... iyaa aku gaakan kesini lagi,”

Mood ku menjadi tidak beres, hasilnya selama perjalanan aku hanya memainkan Hpku dan kami sama sekali tak mengobrol. Kak Farrel pun paham bahwa satu-satunya cara membuat moodku membaik adalah dengan berdiam diri sejenak, oleh karena itu dia tak mengajakku berbicara selama sisa perjalanan kami.

Setelah 20 menit terjebak dalam suasana awkward ini, akhirnya kami tiba di apartementku..

“Mmmm shani.. udah sampe nih,”

“Iyaa.. makasih ya udah nganterin aku malam ini. By the way udah malem nih.. kamu nginep aja di apartementku kak.. bahaya pulang jam segini,” ucapku

“Aku pulang aja deh.. kalau mood kamu udah membaik chat aku yaa,”

“Mau ngapain? Balik ke tempat balap tadi?” tanyaku sinis

“Eeehhh eengg...engga shann.. kan aku udah janji ga kesana lagi,” ucapnya gugup

Kalau memang dia tak ingin kembali ke tempat balapan liar, kenapa dia menjawab dengan gugup seperti itu. Aku yang sudah tak ingin berdebat pun akhirnya memilih untuk menyilangkan kedua tanganku, menatap dia tajam seolah-olah ingin berkata “nginep atau aku benar-benar marah”. Tapi seolah-olah tatapanku tak berguna karena Kak Farrel tak bergeming...

“Yaudah terserah kamu kakk,” ucapku sambil mengambil seluruh barangku dan hendak keluar

“Eehh tunggu shan...” ucapnya cepat dengan menahan tanganku

Aku pun melihatnya sinis...

“Iyaa aku nginep,” ucapnya

“Yaudah aku naik duluan.. 15 menit dari sekarang kamu naik ke atas,”

Aku keluar dari mobil Kak Farrel dan langsung menuju kamarku yang berada di lantai 21. Walaupun ini sudah jam setengah 2 pagi, tapi aku tetap berjaga-jaga dan tak ingin blunder. Terlebih tadi malam Kak Melody baru saja marah besar. Sesampainya di apartement aku melihat kondisi apartementku yang berantakan..

“Wahh udah lama ga di beresin berantakan banget,”

Maklum akhir-akhir ini aku sedang sibuk-sibuknya sehingga tak sempat untuk membereskan apartement. Sembari menunggu Kak Farrel, aku pun berniat membereskan apartementku. Setidaknya baju-baju yang berserakan di sofa dan piring yang belum ku cuci saja.

“Oiya ganti baju dulu,”




Aku pun mengganti pakaianku dengan pakaian yang agak santai. Setelah menaruh pakaianku di tempat baju kotor, aku pun mulai membereskan apartementku seadanya. Mulai dari pakaian yang ku taruh di gantungan sampai piring-piring yang belum ku cuci.


TOK TOK TOK

“Shann??”

Itu suara Kak Farrel, ternyata 15 menit tidak terasa ya ketika kita sedang merapihkan sesuatu. Aku pun tak menoleh ke arahnya dan lebih memilih untuk fokus mencuci piringku saja. Namun tiba-tiba...

“Maafin aku yaa,” ucap Kak Farrel yang langsung memelukku dari belakang

Kepala Kak Farrel berpangku pada bahu sebelah kiriku. Aku terdiam sejenak, entah sudah berapa kali aku mengatakan nyaman ketika berada di dekatnya. Aku yang tadinya marah kini pun menjadi luluh, tangan kiriku bergerak ke belakang meraih pipi Kak Farrel..

“Kamu tau kan kak kenapa aku marah? Aku takut kakak kenapa-kenapa karna ikutan balapan ga jelas kayak gitu,” ucapku sambil mengelus pipinya

Aku merasa pelukan dari Kak Farrel makin erat..

“Iyaa shann,”

“Aku juga minta maaf kalo terlalu keras.. tapi aku harap Kak Farrel paham maksudku baik,”

“Iyaa aku paham shan.. makasih yaa udah mau galakin aku. Aku janji aku ga akan dateng-dateng kesana lagi,”

Bisa ku rasakan dari gestur dan nada bicaranya kalau omongannya kali ini tulus dan benar-benar jujur dari hati. Karena itu juga perlahan amarahku mulai redup..

“Maafin aku yaa,” ucapnya lagi

Aku pun mematikan keran air dan seketika membalikan badanku. Aku tak kuasa menahan diri untuk memeluk Kak Farrel begitu erat, kepalaku bersandar nyaman pada dadanya. Melihatku yang seperti ini, Kak Farrel pun balik memelukku dengan tangannya yang mengelus-elus rambutku...

“Jangan buat aku khawatir lagi yaa kak... aku sayang kamu,”

“Aku juga sayang kamu shann,”

Kami pun berpelukan sangat erat, tak ada lagi ucapan yang terlontar dari mulut kami berdua. Kami hanya ingin menikmati kenyamanan dari sebuah pelukan antara dua orang yang saling menyayangi. Cukup lama kami berpelukan sampai akhirnya kami sama-sama merenggangkan pelukan yang kami lakukan dan saling bertatapan. Perlahan wajah kami saling mendekat dan..

MMMHHH

Bibir kami saling bertemu dalam sebuah ciuman yang hikmat, begitu sunyi.. yang terdengar hanyalah detak jam dinding apartementku. Memejamkan mata membuatku semakin menikmati ciuman ini walaupu tak berlangsung lama. Kami melepaskan ciuman kami dan kembali saling bertatapan..

“Kamu pasti capek kan kakk.. istirahat gih,”

“Kamu juga yaa,”

Kak Farrel mengangkat tubuhku dan menggendongnya masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar, kami berbaring di ranjang yang sama. Kepalaku bersandar di antara ketiak dan dada Kak Farrel sementara ku rentangkan tanganku dan melingkari badannya. Dalam posisi ini Kak Farrel sesekali mencium kepalaku dan mengelus-elus rambutku.

“Aku nyaman banget kak kayak gini. Kak Farrel gabakal tinggalin aku kan?” ucapku random

“Gausah ngaco deh ngomongnya.. emang kamu kira ngambil hati kamu itu gampang? Dan aku lepas gitu aja? Engga lah,”

“Hehe iyaaa,” ucapku yang langsung memeluk Kak Farrel lebih erat lagi

Andai saja tiap hari aku bisa merasakan seperti ini. Tidur dalam posisi yang nyaman dipeluk laki-laki yang aku sayang hihi.. semoga aja kami benar-benar bisa mempertahankan hubungan kami sampai nanti aku graduate, walaupun hubungannya seperti ini.

Kalian percaya tidak walaupun Kak Farrel sudah beberapa kali menginap disini tapi kami sama sekali belum pernah berhubungan badan? Pasti tak percaya kan, tapi itulah kenyataannya dan itu pula yang membuatku nyaman berada di sampingnya. Dia tidak pernah sekalipun menanyakan bahkan memintaku untuk melakukan hal itu..

Walaupun sebenarnya... jujur aku penasaran bagaimana rasanya melakukan hubungan itu sih. Apa Kak Farrel tak penasaran juga? Atau aku kurang menarik untuknya? Rasanya tak mungkin.. tunggu dulu kenapa aku jadi berbicara ngelantur gini ya. Tapi saat ini aku jadi benar-benar penasaran. Apa sebaiknya ku tanya aja yaa?

“Kakk...”

“Iyaa shani?” balasnya sambil memanjakanku dengan mengelus-elus rambutku

“Boleh nanya sesuatu ga?”

“Apaa?”

“Pernah ga sih suatu kali terlintas di pikiran Kak Farrel buat ngajak aku berhubungan badan?”

Yaampun pertanyaan macam apa itu shani!! bodohbodohbodoh -_- tapi yasudahlah sudah terlanjur juga, daripada aku penasaran kan....

“Bohong kalo aku bilang gapernah shani.. sebagai cowok normal ya tentunya aku pernah berfikiran kayak gitu. Tapi....”

“Tapi??” tanyaku sambil melihat kearahnya dengan tatapan penasaran

“Aku menghargai kamu sebagai perempuan shani.. dan aku gamau kamu pergi. Jadi aku memutuskan untuk gapernah minta kamu itu,”

“Eemm kalo aku yang minta kamu mau ga kak?”

Mendengarnya Kak Farrel langsung melepaskanku dari pelukannya. Dia terduduk di tempat tidur ini dan memandangku aneh. Ya bisa ku pahami kenapa dia seperti itu sih, rasanya memang tidak mungkin kalimat itu keluar dari seorang Shani. Tapi aku saat ini benar-benar penasaran jadi ku beranikan diri menanyakannya.

“Ini aku lagi dikasih quiz yaa? Kalo jawabannya salah ngurangin poin penilaianmu ke aku gitu?” ucap Kak Farrel

“iiihh kenapasih kok malah dibilang quiz... aku serius kakk,”

Kami berdua terdiam sejenak.. Kak Farrel menatapku serius. Mata kami saling bertatapan yang membuat wajah kami kembali perlahan mendekat. Kedua tangan Kak Farrel meraih leher bagian belakangku dan sedikit menariknya mendekat..

MMMHHHHH

Kembali.. kami berciuman dan kali ini di tempat tidur. Sembari berciuman, Kak Farrel mengiringku untuk berbaring di tempat tidur sehingga posisiku sekarang berbaring sementara Kak Farrel sedikit menindihku. Seketika Kak Farrel menghentikan ciumannya..

“Kamu yakin Shani?” tanyanya memastikan

Aku hanya mengangguk tanda setuju. Kami kembali melanjutkan ciuman kami, seperti biasa aku memejamkan mataku untuk menikmatinya. Aku merasakan lidah Kak Farrel mulai menyelinap melewati bibirku untuk mencari lidahku dan setelahnya lidah kami saling berpangutan, air liur kami menyatu dalam ciuman yang romantis ini.

AAAHHH

Ditengah ciuman romantis ini, aku bisa merasakan tangan Kak Farrel mulai menyentuh bagian payudara sebelah kiriku. Geli rasanya karena ini adalah kali pertamaku merasakan sentuhan dari orang lain pada area payudara.

“Gapapa kan shani?” tanya dia memastikan

“Gapapa kakk,” ucapku

Mendapat persetujuan dariku, tangan Kak Farrel lebih berani lagi dengan meremas-remas payudaraku sembari kami terus berciuman. Dalam waktu singkat kini tangannya tersebut menyelinap masuk kedalam kaus putih dan bra yang ku kenakan. Putingku mulai mengeras dibuatnya, terlebih ketika telunjuknya memainkan puting sebelah kiriku. Merinding, geli, nikmat bercampur menjadi satu...

“Mmmhh kakkk,”

Tak berhenti sampai disitu, Kak Farrel mulai menyinkap kaus putihku keatas dada. Begitu juga dengan bra ku sehingga kini dia bisa melihat payudaraku secara jelas..

“Indah sekali shann... boleh aku isep?” tanyanya membuat birahuku semakin naik

Hanya dengan anggukan kepala aku memberinya izin. Kak Farrel sedikit menaikan posisinya agar wajahnya semakin dekat dengan payudaraku. Sebelum menikmati payudaraku, Kak Farrel mencium bibirku dan berkata “makasih sayang”...

SLUUUURRRRRPPPPPP

AAAHHHH

Rasanya... jauh lebih nikmat dibanding saat Kak Farrel memainkannya dengan telunjuk. Geli nikmat yang ku rasakan seakan 5x lipat lebih nikmat dibanding hanya memilinnya. Kak Farrel terus menghisap putingku seperti anak bayi yang haus dan ingin minum dari payudara ibunya..

“Enak shani?”

“Enak kakk mmmhhhh,”

Kak Farrel menghentikan hisapannya sejenak, dia menyuruhku untuk bangkit duduk sejenak dan kemudian dilepaskannya kaus dan braku sehingga kini dia bisa lebih leluasa lagi. Setelah berhasil melucuti bajuku, dia langsung menidurkanku kembali dan kembali menghisap payudaraku dengan bersemangat.

SSHHHH AAAHHH

Hisapan di puting kiri dan pilinan dengan tangan pada puting kanan benar-benar membuatku seakan terbang ke angkasa. Rasa nikmat yang belum pernah ku rasakan sebelumnya membuat tubuhku sedikit menggelinjang. Tanganku secara reflek memeluk kepalanya agar mulutnya lebih menekan putingku sambil memejamkan mata dan mendesah kecil. Kak Farrel benar-benar memperlakukan payudaraku seakan-akan adalah miliknya. Secara bergantian dia menghisap dan memilin putingku yang membuatku merasakan sedikit basah pada bagian vaginaku. Puas dengan payudaraku kini dia menciumi seluruh bagian tubuhku, perlahan tapi pasti kini Kak Farrel sudah berada di area sekitar vaginaku..

“Hotpantsmu basah shan.. kamu menikmati yaa?”

“Iyaa kakk mhhh,”

Kancing resleting hotpants jeansku mulai dijamahnya. Dalam waktu singkat kancing hotpantsku sudah terlepas dari bolongannya dan resletingku sudah turun menyebabkan Kak Farrel bisa melihat celana dalam warna hitamku yang telah basah.

“Aku lepasin yaa shan.. biar ga masuk angin,”

Dengan cepat hotpants jeansku telah turun dan dilepasnya. Diikuti oleh celana dalam warna hitamku yang dilepasnya. Vaginaku yang memiliki sedikit bulu-bulu halus itu pun kini terekspos sangat jelas. Aku melihat Kak Farrel begitu memperhatikan bentuk kewanitaanku itu. Tak pernah terbayangkan sebelumnya aku berada dalam kondisi telanjang bulat didepan seorang laki-laki yang bukan suamiku. Tapi aku tak menyesal, setidaknya aku melakukannya dengan laki-laki yang sangat ku sayangi..

“Emang ga salah fansmu bilang kamu sempurna shann,”

“iihh Kak Farrel gombal ihh,” ucapku sambil menutupi mukaku malu

“Haha kenapa ditutupin sih,” ucapnya menarik tanganku dari wajahku sendiri

“Maluu,” balasku seadanya

Kak Farrel kembali mengalihkan fokus ke vagina miliku yang tadi sempat menjadi perhatiannya. Dia memposisikan wajahnya tepat di vaginaku.. HHMMMPPPPPHHH aku bisa merasakan angin yang disebabkan oleh hirupannya pada vaginaku.

SLUUURRRPPPP

Tanpa pemanasan Kak Farrel langsung melumat vaginaku dengan penuh nafsu. Dia tahu kalau pertahananku sudah mulai goyah sejak permainan payudaraku tadi. Lidahnya dapat ku rasakan mengorek-ngorek bagian vaginaku mulai dari luar sampai dalam..

AAAAHHHHH KAKKK

Desahanku semakin membuat Kak Farrel bersemangat melumat vaginaku. Badanku mengejang. Dada dan perutku membusung keatas menahan nikmat ini, sementara kepalaku tersandar di bantal dengan posisiku memejamkan mata..


SLLUUURRRPPP

“KAAAKKKK...”

“AKUU MAUU MMPPHHH”

Kak Farrel menghentikan lumatannya pada vaginaku.. namun kemudian tangan kanannya mengambil alih dengan mengesek-gesekannya membuat aku merasakan hangat didalam dan seperti ada yang akan keluar

“KAKKKK”

“Keluarin aja shann,” ucapnya sambil terus menggesekan tangannya

“AAAAAHHHH”


CRRRRTTTTTT CRRRRRRTTTTT CRRRRRTTTTT

“Hahhh haaahhh hahhhh” Desahku ketika merasakan ada cairan yang keluar

Cairan tersebut keluar begitu banyak membasahi tangannya. Apa ini yang dinamakan orgasme? Sungguh rasanya luar biasa.. hangat dan yang pasti seperti lega ketika cairan itu keluar dari dalam vaginaku. Kenikmatan ini membuatku sedikit lemas, alhasil kini aku hanya berbaring di tempat tidur sembari mengatur nafasku. Kak Farrel kembali naik dan memeluk tubuhku yang sudah tidak dibalut sehelai benangpun. Dia mencium bibirku mesra saat aku dalam masa transisi setelah orgasme..

“Kamu suka shann?”

“Suka banget kak.. lega rasanya,” ucapku sambil menganggukan kepala

Sembari menungguku memulihkan kondisi, Kak Farrel terlihat keluar dan tak lama kembali dengan membawakanku segelas air mineral..

“Minum nih.. kasian kamu kecapean,” ucap Kak Farrel

“Makasih kakk,” jawabku yang langsung meminum air mineral tersebut

“Mau permen ga?” ucapnya menyodorkan satu bungkus permen mint

Tentu saja ku terima permen mint itu karena aku suka sekali hal-hal yang berbau mint. Kami beristirahat sekitar 5 menit dengan posisi duduk bersandar di bagian kepala tempat tidur. Sementar aku dalam keadaan telanjang bulat menyandarkan kepalaku di bahu Kak Farrel.

“Kakk ini belum selesai kan?” tanyaku tiba-tiba

Kak Farrel pun diam melihat kearahku, mungkin dia heran kenapa aku bisa jadi nakal seperti ini hihi...

“Masa cuma aku doang yang telanjang dan orgasme,” ucapku dengan nada manja sambil memanyunkan bibir dan mengelus-elus dadanya

“Sejak kapan Shani jadi nakal gini sih haha,”

“iiihh emang gaboleh nakal sama pacar sendiri? Aku kan juga mau bikin kamu puas kayak kamu muasin aku tadi,” ucapku yang masih bermanja dengannya

“Emang kita pacaran? Haha,” tanya Kak Farrel meledekku

“Ehh iyaa engga yaa,”

“Haha kita akan pacaran.. saat aku lihat kamu bisa mencapai apa yang kamu mau di karirmu dan ga terikat kontrak gaboleh pacaran lagi,”

Sebagai seorang perempuan, tentunya aku sangat senang bisa punya Kak Farrel. Yaa walaupun manusia tak ada yang sempurna, Kak Farrel pun sering membuatku kesal. Tapi.. saat ini dia lah laki-laki terbaik untukku..

“Kakk jadi kita mau ngobrol aja apa gimana ini?” tanyaku

“Haha ga sabaran banget sih.. aku nunggu kamu udah segeran dulu shani. Biar kamu ga capek nanti,” ucapnya sambil mengelus-elus manja rambutku

“Udah kok hihi,” jawabku sambil tersenyum manis menatapnya

Tak ingin menunggu lebih lama lagi, aku pun melepas pelukanku dan meraih bagian bawah kaos yang ia kenakan. Aku melepaskan kaosnya dan kembali memeluknya, perlahan aku mengarahkan wajahku ke puting milik Kak Farrel.

“Ooohh shanii...” desahnya ketika aku mulai menjilat-jilat putingnya

Hihi senang rasanya mendengarkan laki-laki mendesah keenakan ketika sedang kita ‘service’. Desahan itu semakin membuatku bersemangat mengerjai Kak Farrel. Aku jilat-jilat memutari areola Kak Farrel membuat putingnya mengeras yang sesekali ku jilat. Belajar dari apa yang Kak Farrel lakukan padaku tadi, kini tanganku mulai aktif memberi rangsangan pada puting sebelahnya. Saking bersemangatnya kini badanku naik menindih badannya, ku mainkan kedua putingnya bergantian dengan senangnya seperti anak kecil yang sedang memainkan mainan barunya. Namun tiba-tiba.... aku merasakan ada yang bergerak di bawah menyundul bagian vaginaku. Karena kaget aku pun sejenak menghentikan permainanku dan menatap Kak Farrel...

“Tolong yaa shanii..” ucapnya singkat

Kak Farrel menurunkan badanku dari atas tubuhnya. Aku terduduk menyaksikan apa yang akan dia lakukan. Ternyata dia langsung membuka celananya sehingga yang tersisa kini hanya boxernya saja. Aku yang penasaran hanya bisa terduduk dengan kaki terlipat kebelakang. Perlahan Kak Farrel membuka boxernya yang ternyata sudah tak mengenakan celana dalam lagi. Aku pun terpukau dengan pemandangan tersebut, ini kali pertama aku melihat penis laki-laki yang bukan keluargaku. Penis yang cukup panjang serta besar, dan yang paling penting adalah penis milik Kak Farrel terlihat bersih.

“Kok diliatin doang sih shan? Katanya mau bikin aku puas juga,” ucapnya

Aku memberanikan diri untuk menggenggam penisnya. Teksturnya aneh, kenyal namun dibagian dalamnya seperti ada yang menegang. Perlahan aku mulai menggerakan tanganku naik turun untuk mengocoknya. Terasa keset, dan sepertinya ekspresi yang dikeluarkan Kak Farrel aneh..

“Ahh shann ngilu.. ludahin dulu shann biar licin,”

Oohh pantas ekspresinya seperti itu, ngilu ternyata.. aku pun menurutinya dengan meludahi batang kemaluannya tersebut. Dan benar saja, tanganku bergerak lebih mulus dibanding tadi. Ku kocok-kocok batang kemaluannya dan melihat ekspresi Kak Farrel kini yang keenakan. Tak ingin monoton, ku coba meliuk-liukan tanganku mencoba mengocoknya dengan tangan memutar. Sesekali aku juga memainkan kepala penisnya menggunakan telunjukku..

“Shann..”

“Iyaa kakk?”

“Mau coba isepin ga?” tanyanya

Hihi dia benar-benar sudah terangsang dengan permainan tanganku ternyata. Aku tak menjawab pertanyaannya dan hanya tersenyum saja melihatnya. Walaupun sebenarnya agak jijik namun aku penasaran juga sih. Aku pun mendekatkan wajahku pada penisnya..

“Jangan kena gigi yaa shann hehe,”

Walaupun tak mengerti bagaimana caranya, tapi aku akhirnya mencobanya. Ku mulai jilat-jilat bagian kepala penisnya..

“Aahh geli shann,”

Aku melihat tubu Kak Farrel merinding ketika mendapat perlakuan di bagian kepala penisnya. Apa itu titik lemah laki-laki? Otak jahilku pun muncul, aku sengaja menjilat-jilat kepala penisnya sambil melihat ekspresinya kegelian. Aku merasakan tubuh Kak Farrel bergetar hebat menerima perlakuanku. Puas mengerjainya kini ku jilati seluruh permukaan batangnya agar basah merata. Aku juga menjilati sepasang biji kejantanan miliknya..

“Oouuhhh Shannn...”

Mendapatkan reaksi seperti itu aku mulai mengemut biji tersebut. Aku melihat reaksi Kak Farrel yang pahanya spontan naik membusung, apakah seenak itu yang laki-laki rasakan ketika di blowjob? Puas mengemut bijinya aku pun kembali keatas dan perlahan memasukan batang kemaluannya itu kedalam mulutku. Tak ku sangka batangnya membuat mulutku lumayan sesak dan penuh. Rasa penis laki-laki ternyata cukup aneh, tapi entah mengapa aku merasakan sensasinya ketika melihat ekspresi Kak Farrel yang keenakan itu. Setelah seluruh permukaan batangnya masuk kedalam mulutku, ku mulai gerakan mulutku naik turun.


SLUUURRRPPP

Tanganku ikut membantu merangsang penisnya dengan mengocok mengikuti irama gerakan naik turun mulutku. Aku memainkan tempo cepat dan lambat sebagai variasi serviceku pada Kak Farrel. Bisa ku lihat jelas ekspresi yang berubah dengan cepat dari raut mukanya ketika aku mengganti tempo. Namun sepertinya teknik blowjobku belum cukup membuat dirinya keluar. 15 menit berlalu Kak Farrel masih saja belum ada tanda-tanda ingin keluar..

“Kakk... cara bj ku ga cukup buat kakak keluar yaa?” tanyaku

“Hahh baru juga 15 menit shann.. cara kamu bj aku suka banget kok,” ucapnya

Tapi tentunya aku ga ingin Kak Farrel sudah ‘kalah’ hanya dengan blowjob, aku belum merasakan bagaimana rasanya penisnya masuk ke dalam vaginaku. Berbeda dengan perempuan yang dapat orgasme berkali-kali, rasanya kalau laki-laki sudah sekali keluar akan butuh waktu lagi untuk mengeluarkannya kembali.

“Kakk.. masukin aja yukk,” ucapku nakal. Aku pun tak pernah berfikir akan berbicara senakal itu

“Ee..eehh shann?? Maksud kamu masukin....”

“Iyaaa kakk..”

“Emangnya kamu udah ga perawan?” tanya dia lagi

“Masih kak hehe,”

Aku bisa mengerti maksudnya bertanya seperti itu. Kak Farrel adalah orang yang sangat menghargai perempuan. Dia tak ingin ‘merusak’ seseorang dengan meminta hal-hal yang aneh. Tapi berbeda urusan kalau aku yang minta kan hihi...

“Lahh terus??”

“Aku percaya sama Kak Farrel... kalo sama kakak.. aku rela ngasih keperawanan ini,” ucapku sambil memeluknya kembali

“Shann kamu serius?” tanyanya masih tak percaya dan ingin memastikan

Seperti biasa aku menjawabnya dengan anggukan kepala. Walaupun ragu tapi akhirnya Kak Farrel memberanikan diri untuk mengarahkanku agar berbaring di tempat tidur. Dia mulai memposisikan dirinya untuk memasukan penisnya kedalam vaginaku. Setelahnya dia melumuri vaginaku dengan ludahnya untuk melicinkan jalan penisnya masuk. Dalam waktu singkat kini penisnya sudah berada di dalam pintu masuk vaginaku dan siap untuk menusuk kedalamn...

“Shann.. kamu yakin?”

“Yakin kakk,”

“Tahan sedikit yaaa,”

Secara perlahan Kak Farrel mulai memasukan penisnya kedalam vaginaku. Dia mengerti betul ketika keperawanan pecah akan sedikit sakit sehingga dia tak ingin sampai menyakitiku. Sedikit demi sedikit sampai akhirnya...


JLEB

“AAA!!! Perih kakk,”

Tak berselang lama aku melihat ada sedikit darah keluar dari vaginaku. Tak salah lagi selaput daraku telah ditembus oleh penisnya. Air mataku sedikit keluar, entah karena rasa sakit di dalam vagina atau karena keputusanku memberikan keperawananku. Aku tak tahu lagi bagaimana menjelaskan, tapi yang pasti inilah keputusan yang sudah ku ambil dan aku tak boleh menyesalinya..

“Are you okay shann?” tanya dia lagi

Aku mengangguk memastikan kalau aku baik-baik saja. Perlahan Kak Farrel mulai menggenjot penisnya dalam vaginaku. Rasa perih didalam vaginaku perlahan berubah menjadi rasa nikmat akibat gesekan antara vagina dengan penis. Sambil menggenjot, dia mulai memeluk tubuhku ingin memastikanku merasa nyaman.

“MMHHHH,”

Kak Farrel mencium bibirku, kami kembali berciuman mesra dengan penisnya yang terus menggenjot vaginaku. Sesekali aku merasakan vaginaku berkedut sehingga membuat penisnya semakin sesak. Keringat kami mulai mengucur walaupun ruang kamarku full AC. Lama kelamaan aku merasakan pinggulku bergerak sendiri menggeliat seperti ulat ikut membantu genjotan penis Kak Farrel..

“Aaaahhh kakk teruss mmhh,”

Dia melepaskan ciumannya, aku langsung memeluk Kak Farrel erat seakan memberikannya energi untuk terus menggenjot tubuhku yang mulai mengejang ini..


PLOK PLOK PLOK PLOK


Tiba-tiba tempo genjotannya semakin meningkat, tubuhku benar-benar dibuat kewalahan menikmati sensasi yang baru pertama ku rasakan ini..


“AAHH AHH AHH KAKK,”


PLOK!!


“Hahhh hahh hahh,” ku coba mengatur nafasku sesaat setelah Kak Farrel menghentikan genjotannya..

“Gimana shan? Kamu suka?” tanya dia

“Suka banget kak.. sakit di awal tapi habis itu enak,” jawabku

“Mau coba kamu diatas?” tanya dia lagi

Aku pun hanya mengangguk saja. Kak Farrel pun memintaku untuk bertukar posisi, aku duduk bertumpu lutut sementara dia berbaring. Aku pun mengarahkan vaginaku tepat diatas penis miliknya. Tanpa ragu lagi aku perlahan memasukan penisnya ke dalam vaginaku..

“oouuhhh shann,”

Kini aku berusaha melakukan gerakan naik turun dan gantian menggenjot penisnya.. PLOK PLOK PLOK! Posisi ini membuatku merasakan kenikmatan yang lebih dibanding tadi, penis Kak Farrel amat terasa pada setiap hentakannya menusuk vaginaku sampai mentok. Merasa genjotanku kurang, Kak Farrel membantunya dengan menggerakan pinggangnya naik turun membuat tempo genjotan kami mendadak meningkat. Hentakan ini membuat keseimbanganku goyang dan badanku condong ke belakang saat ini. Tangan Kak Farrel mulai aktif meremas kedua payudaraku. Tubuhku merinding seketika tak kuat menerima rangsangan yang luar biasa ini.

Sambil menggenjot Kak Farrel terus memainkan payudaraku... mengelus-elus areolaku.. memilin-milin putingku.. bahkan sesekali menarik lembut putingku membuat putingku mengeras. Kemudian Kak Farrel menarik badanku agar mendekat ke arahnya.. sambil terus menggenjot dia menghisap payudara milikku secara bergantian..

“aaahhh kakkk mmmhhh,” desahku

Puas menghisap payudaraku, Kak Farrel menciumku. Kami berciuman.. lidah kami kembali bersilat dan liur kami menyatu. Ciuman yang sangat panas ini secara tidak langsung mempercepat tempo genjotan kami berdua. Kami pun melepas ciuman dan kembali berpelukan erat menikmati tempo ini..

“ooohhh i love you shann...” ucapnya dengan hembusan nafas pas mengenai telingaku membuatku merinding menikmatinya

“Love you too kakk,” balasku


PLOK PLOK PLOK PLOK


“Mmhhh lebih cepet lagi kakk... aaahhhh”


PLOK PLOK PLOK


“AAHHH!!”


PLOK!

Hentakan ini membuat badanku ambruk dan lemas memeluk Kak Farrel. Saat ini aku berada dalam posisi diatas sambl memeluknya. Batang penisnya masih menancap di vaginaku. Aku bisa merasakan vaginaku dan penisnya sudah hampir mencapai batas akhir setelah aku merasakan kedutan hebat dari keduanya. Kami berdua beristirahat sejenak dalam posisi ini untuk sama-sama mengatur kembali nafas kami..

“Kamu capek yaa? Kita selesain sekarang aja yaa,” bisik Kak Farrel yang melihatku sudah kewalahan. Memang sebenarnya berhubungan badan setelah konser bukan ide yang bagus

Kak Farrel kembali mengganti posisinya, dia mengangkat dan menaruh kedua kakiku bertumpu pada bahunya. Dengan bertumpu pada lutut dan tangannya, kini penisnya yang cukup besar itu telah siap untuk kembali mengagahiku.. perlahan tapi pasti..

JLEBB

“Aaahh,” desahku pelan

Genjotan pelan mulai terasa menggesek-gesek bagian dalam vaginaku... meskipun dalam posisi ini aku tak bisa ikut aktif menggenjot, aku tetap suka karena setiap genjotannya begitu terasa dalam vaginaku mirip seperti ketika aku melakukan WOT tadi.

“AAAHH KAKK!!!”

Dengan gerakan tiba-tiba Kak Farrel langsung mempercepat genjotannya..

“Ooohh Shanii MMHHH!!” desah Kak Farrel kencang

Aku hanya bisa menatapnya yang sedang menggenjotku dengan penuh nafsu. Keringatnya menetes pada badanku membuatku semakin menikmati permainan ini. Ku mengadahkan kepala keatas sambil memejamkan mata menikmati setiap gerakan yang dilakukannya.

“Kakkk akuu.... AAHHH”


PLOK PLOK PLOK


Ku bisa melihat dari tatapan matanya kalau dia semakin bersemangat mendengar desahanku..

“Kaaakkk!!! Aku keluaaaarrrrr”


CRRRRRTTTTTT CRRRRRRTTTT CRRRRRTTTT

“Aaaaahhhh,” desahku ketika aku orgasme untuk yang kedua kalinya

Cairan orgasmeku keluar begitu banyaknya ditengah genjotan yang dilakukan oleh Kak Farrel. Aku merasakan kehangatan dalam vaginaku yang terus digenjot olehnya. Melihatku yang sudah lemas, Kak Farrel langsung mempercepat genjotannya agar kali ini dia mencapai klimaksnya juga. Aku hanya bisa pasrah dan membiarkan Kak Farrel mengenjotku yang sudah lemas ini supaya kami sama-sama mendapatkan yang kami mau..

“Aaaahh shanii...”

CPLEK CPLEK CPLEK

Suara genjotan yang bercampur dengan cairan orgasmeku membuat Kak Farrel hampir mencapai limit pertahanannya. Aku bisa melihat dari nafasnya yang semakin tak beraturan dan kedutan besar dari penisnya yang masuk terus bergerak maju mundur tersebut. Aaaahhh.. apakah ini pertanda....

“Shaniii aku mau keluarr!! Aarrrgghhhh!!!”

CPLEK!!

Dengan cepat Kak Farrel mengeluarkan penisnya dari vaginaku dan aku langsung membantunya dengan kocokan tanganku yang lembut ini...

“ARRGGGHH SHANIII!!!”

Ku kocok makin cepat....


CROOOTTTT CROOOTTTT CROOOOOTTT


“AAHH!!” teriakku ketika semprotan pertamanya mengenai mataku

Kemudian aku reflek mengarahkan penisnya kebawah sehingga semprotan-semprotan berikutnya mengenai bagian dada dan perutku. Waahh sperma yang dikeluarkan Kak Farrel begitu bayak sampai-sampai aku merasa badanku lengket karenanya..

“Hahhh hahhh hahhh,” nafas Kak Farrel tersengal-sengal

Setelah menyemprotkan semuanya Kak Farrel langsung membanting dirinya berbaring di tempat tidur. Aku yang beberapa saat sebelumnya juga orgasme memposisikan diri berbaring disebelahnya..

“iiihhh banyak banget keluarnya kakk... jarang main yaa? Hihi,” ledekku yang sebenarnya dalam kondisi yang sangat lemas

“Emangnya aku mau main sama siapa sih shann? Aku deket sama kamu jadi gamungkin nakal sama cewek lain. Mentok-mentok juga ke kamar mandi sendiri,”

“Hihi kasian,”

Permainan ini adalah pengalaman pertamaku, dan aku puas dengan itu. 15 menit setelah kami hanya berbaring akhirnya aku mengambil tissue untuk membersihkan sperma yang ada di dada, perut, dan juga wajahku. Tak lupa ku juga membersihkan sperma yang tersisa di penis Kak Farrel menggunakan tissue tadi. Setelah semuanya bersih, aku membuang tissue itu ke tempat sampah dan kembali ke tempat tidur untuk mendapatkan kenyamananku lagi. Memeluk Kak Farrel, dengan kepalaku bersandar pada dadanya, dan tanganku yang menyilang memeluknya. Yang membedakan adalah saat ini kami sama-sama dalam posisi tak mengenakan pakaian sama sekali. Sungguh pemandangan yang amat mesum sebenarnya..

“Kakk...”

“Iyaaa?”

“Kamu jahat... calon anak kita masa dibuang ke tissue,”

“Eehhh yang buang kan kamu ih,”

“Hehe iyaa juga... Makasih yaa kakk aku seneng banget hari ini,”

“Iyaa makasih juga yaa shani.. kamu hebat. Aku sayang kamu,” ucapnya sembari mencium kepalaku dan mengelus-elus rambutku

“Aku juga sayang kamu kakk... jangan tinggalin aku yaa,” ucapku yang mengeratkan pelukan

*****

KRRIIIIIINNNNGGGGG

“Hoaaamm selamat pagi Kak Farrel,”

Saat ku terbangun membuka mata, aku sudah dalam posisi mengenakan selimut dan aku tak melihat ada sosok Kak Farrel di sampingku..

“Lohh Kak Farrel mana yaa?”

“Apa kejadian tadi malam hanya mimpi?”

Segera ku tanggalkan selimutku dan bangkit dari tempat tidur. Aku keluar kamarku dan mencium baru harum di meja makan. Saat ku dekati meja tersebut ternyata ada satu porsi american breakfast di meja makanku, dan ada sebuah tulisan kertas :



Hai Shani
Maaf yaa aku ga pamit sama kamu, sebenernya aku mau bangunin kamu tapi ga tega kamu tidur pules banget hehe.. oiya sekali lagi makasih buat tadi malem yaa. Ini aku bikinin kamu american breakfast, maaf juga aku ambil bahan makanan di kulkas tanpa izin hehe...

Kabari aku kalo kamu udah bangun yaa... Aku siang ini mau futsalan sama temen-temen kuliahku makannya tadi buru-buru pulang hehe...

Love You – Yourbae Farrel




Bahkan disaat dia tak ada didekatku, dia masih bisa membuatku tersenyum-senyum kegirangan hihi... Love you too Kak Farrel..

-The End-
Sugeng ambal Warsa shani
 
Sebenernya "Sisi Lain Seorang Idola" itu judul partnya Shani sih aslinya yang akhirnya jd judul thread. Ganti jadi "Sisi lain seorang idola dan mantan-mantannya" kah? wkwk
Btw Stefi dan Erika dua2nya menarik sih :p
Ayo dong hu... Wkwkwk... Jarang nih mereka...
 
lah baru sadar trit ini belum ditandain hehe

erika setuju sihh, gaskan hu
 
makasih atas tamat :adek:
moga diteruskan dgn kisah ini atau yg baru hehe
 
Yang request Desy monggo....
Yang request Aya kita liat nanti yaa kalo malem ini kelar langsung posting :Peace:
Yang request Erika sama Stefi terpaksa ditunda nih sepertinya karena mandek ditengah-tengah hehe (tapi bakal dilanjutin sih karna sayang juga udh setengah jalan)
saya nungguin yang erika dehh suhuu hehehe
 
Yang request Erika sama Stefi terpaksa ditunda nih sepertinya karena mandek ditengah-tengah hehe (tapi bakal dilanjutin sih karna sayang juga udh setengah jalan)
@Marco_rp nih.., ini aja berani mau posting cerita erika stefi..
 
Bimabet
Wah, one shoot lagi... Saya suka yang modelan one shoot gini soalnya langsung tamat jadi gak terlalu berharap banyak kalo ceritanya gak lanjut.
Semangat, oom. Ditunggu cerita selanjutnya dengan ide-ide kreatif yang lainnya...
.
Ohiya, kalo boleh request member, ane request Frieska dong, oom? Bikin dia kesurupan member ke-17, tapi kesurupannya dia tiba-tiba jadi sange berat... Hehee...
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd