Saat ini aku dan rina sudah berada di kelas 2 SMA negeri 1 Palembang yang merupakan salah satu sekolah negeri yang bergengsi baik karena prestasi akademik nya maupun karena status sosial para orang tua siswa dari kalangan menengah keatas.
Aku masuk di jurusan IPA sedangkan rina mengambil jurusan IPS. Cita-cita ku sedari kecil ingin menjadi akuntan yang menurut ku merupakan profesi yang sangat menantang dan dipenuhi dengan hitungan angka-angka dan perlu keakuratan dalam penyusunan nya.
Sementara rina yang memang menyukai ilmu agama dan pendidikan lebih tertarik untuk menjadi guru agama (uztadzah) atau menjadi pendidik (guru).
Walaupun kehidupan aku dan rina sudah mulai lebih baik dari anak-anak panti asuhan as-salam tetapi kami tidak lupa diri, setiap seminggu sekali sejak aku dan rina tinggal sama mama di kompleks elite kami selalu meluangkan waktu untuk bersilaturahmi dengan ibu yanti dan anak-anak panti asuhan yang lain.
Hubungan aku, rina dengan mama dan papa tiri ku sangat baik, mama dan papa yang berprofesi sebagai dokter selalu bisa mengayomi kami berdua ditambah lagi dengan ada nya adik bayi membuat rumah tangga mama dan papa semakin harmonis.
Di sekolah aku tidak seaktif rina yang menjadi pengurus OSIS, tetapi prestasi sekolah kami tetap terjaga, aku lebih banyak menghabiskan waktu di ruang perpustaaan dibandingkan ngumpul dengan sesama teman perempuan hanya untuk bergosip, membicarakan sosok lelaki dan lain-lain.
Sebenarnya di sekolah ku banyak anak-anak cowok yang lumayan cakep, tajir dan keren yang mencoba untuk melakukan pdkt dengan ku, tetapi mungkin karena aku orang nya pendiam, selalu mementingkan prestasi akademik dan lebih cenderung kutu buku maka pelan-pelan mereka kaum adam sedikit demi sedikit menjauh dari ku karena menilai aku susah untuk di dekati.
Diantara sekian banyak teman baik cowok maupun cewek aku hanya dekat dengan satu orang cowok yang kata teman-teman sekelas ku tampan, jago main basket serta salah satu idola cewek-cewek kelas 2.
Nama cowok tersebut Agung Febriansyah (agung), dia anak seorang pejabat pemda prov.sumsel, lelaki muda dengan segudang prestasi olah raga basket sejak di SMP menjadi idola baru dikalangan kaum hawa.
Aku menganggap biasa pertemanan ku dengan agung seperti aku berteman dengan yang lain, tetapi banyak teman-teman sekelas menganggap kami berpacaran melihat interaksi kami berdua yang sangat akrab.
Hingga memasuki semester kedua di kelas 2, agung menyatakan perasaan nya padaku, aku bingung harus ngomong apa? siapa sih yang tidak menyukai agung, cowok kece yang menurut teman-teman cewek sekelas ku idaman wanita, baik ketampanan, kepintaran, dan merupakan anak tajir.
Aku tidak memberikan jawaban iya atau tidak pada agung saat itu, dan hanya memberikan senyuman saja, hati ku merasa tidak bergetar saat berada di sisi nya tetapi untuk mengatakan tidak mau, tidak bisa, atau tidak mungkin adalah jawaban yang bisa menyakiti perasaan dia.
Aku menceritakan hal ini pada saudara angkat ku yakni rina, hari itu setelah pulang dari sekolah.
"Bell, apa kamu mempunyai perasaan suka dengan agung?". Rina menanyakan hal itu pada ku.
Aku menggelengkan kepala.
"Terus apa yang akan kamu jawab nanti nya pada agung, usahakan jawaban penolakan mu jangan sampai menyakiti perasaan agung, biar kalian berdua tetap berteman baik dan tidak bermusuhan gara-gara ini". Ucap rina memberikan masukan dan nasehat nya.
"Iya rin, itu yang jadi pikiran ku, aku bingung harus ngomong apa? Takut nanti nya dia benci dan memusuhi ku".
"Gini aja, kamu ajak ketemuan di perpus dan beri jawaban yang logis tentang penolakan kamu bell, bilang aja kamu belum bisa pacaran karena berkonsentrasi kepada pendidikan (sekolah), semoga agung bisa menerima nya". Ucap rina memberikan beberapa masukan nya pada ku.
"Iya rin, bener juga kata mu barusan, nanti aku coba deh dan doain ya biar agung bisa menerima keputusan ku ini". Ucap ku senang setelah mendapatkan beberapa saran dari saudara angkat ku.
"Udah deh, lebih baik kita bantu-bantu bik sum masak buat nanti malam, kasihan juga beliau pasti capek ngurusin pekerjaan rumah ini". Ucap rina mengajak ku untuk membantu bik sum masak.
"Ok rina cantik, senang deh punya saudara seperti kamu". Ucap ku mengiyakan ajakan nya.
Kami berdua turun ke bawah menuju dapur untuk membantu bik sum, sedari kecil aku dan rina sudah terbiasa hidup mandiri di panti maka pekerjaan rumah bukanlah suatu yang memberatkan kami malah membuat bik sum seperti tidak enak hati karena merasa terbantu oleh kami berdua.
Keesokan hari nya, di pagi yang cerah itu belum banyak yang datang ke sekolah karena masih jam 6.30 wib, sementara jam masuk sekolah jam 7.00 wib, aku sudah berada di dalam kelas dan sudah duduk manis di bangku ku, cowok yang bernama agung saat itu melangkahkan kaki nya masuk ke kelas kami yang sama, dia duduk di barisan ke tiga dari bangku ku.
Sebelum dia mau ke tempat duduk nya, dia sempat menyapa ku dengan senyum manis nya.
"Pagi bella, kamu cantik nian (sekali) hari ini". Ucap agung menggoda dengan candaan gombal nya khas cowok-cowok.
"He..hehe... pagi jugo gung (pagi juga gung), biso bae kamu gung (Bisa aja gung), pagi-pagi sudah ngegombal". Ucap ku membalas sapaan nya dengan ramah.
"Makmano apo sudah ado jawaban dari kamu, mumpung katek wong yang masuk kelas (Gimana apa sudah ada jawaban dari kamu, mumpung tidak ada orang yang masuk kelas)?". Tanya agung meminta jawaban nya yang belum ku jawab dari kemaren.
"Makmano ye (Gimana ye), kito (kita) ngobrol nyo kagek (ngobrol nya nanti) pas jam istirahat, di perpus bae yo (di perpus aja), tapi janji dulu apapun jawaban ku, kamu harus biso terimo(bisa terima), makmano deal ngga (gimana deal ngga)?". Ucap ku menjawab perkataan nya tentang peristiwa kemaren.
"Ok deal, Apapun jawaban mu aku terimo (terima) dengan hati lapang". Ucap agung dengan mantap dan yakin.
Setelah jam istirahat aku jalan duluan ke perpus, menyerahkan kartu anggota perpus kepada penjaga perpus, dan segera mengambil buku di rak yang isi nya buku-buku yang beraneka ragam banyak nya.
5 menit kemudian agung datang, segera ia mendekati ku mengambil tempat duduk di sebelah ku.
"Nah sekarang aku minta jawaban kamu bell". Ucap agung setelah dia telah duduk manis di samping ku.
"Bella minta setelah bella ngomong ini kamu mau nerimo (nerima), baik bella setuju atau bella menolak". Ucap ku memulai obrolan serius.
"Kamu tau kan kalau bella sampai sekarang jomblo, karena bella belum mau pacaran sama siapapun, bella mau fokus ke sekolah dan pendidikan, maafin bella jika jawaban bella ini membuat agung kecewa dan sedih, jujur bella mau nya kita hanya berteman saja". Ucap ku menjawab semua nya dengan tegas dan jelas biar agung tidak merasa di gantung dalam situasi ini.
"Yaudah bell, kalau itu keputusan kamu, jujur aku suka dan simpati sama kamu, tapi agung hargai keputusan kamu, dan agung tetap anggap bella sebagai teman". Ucap nya dengan sedikit kecewa karena aku menolak nya.
"Kalau gitu agung pamit dulu, bella mau bareng ngga ke kantin sudah lapar nih". Bisik agung saat mau akan keluar dari ruang perpus.
"Bella mau di perpus dulu gung, nanti pas jam istirahat kedua kayak nya bella ke kantin, tanggung mau baca buku ini nih". Ucap ku menolak halus ajakan nya untuk ke kantin.
Setelah hari itu, pertemanan kami seperti biasa, tetapi agung sedikit mulai menjauhi ku mungkin dia sudah mulai move on dari ku dan mencoba mendekati cewek lain, "dasar cowok gitu aja sudah ciut kelihatan kalau ngga serius dengan hati nya", gumam ku dalam hati.
Prestasi sekolah ku cukup membanggakan aku mendapat ranking pertama lagi di kelas 2, dan itu juga membuat mama dan papa semakin sayang dan bangga atas usaha dan keuletan ku dalam belajar.
Memasuki kelas 3 SMA, aku dan rina makin giat untuk belajar dan mewujudkan impian kami masing-masing, kami saling dukung akan cita-cita kami berdua bahkan saling membantu satu sama lain.
Kelulusan SMA pun diadakan cukup meriah, banyak diantara teman-teman seangkatan ku dan rina membawa pasangan nya, termasuk agung yang kulihat datang dengan seorang gadis cantik sebaya kami.
Di hari perpisahan sekolah diadakan acara pelepasan/perpisahan siswa kelas 3 dan dihadiri oleh orang tua/wali murid dan saat itu kebetulan mama bisa menghadiri acara tersebut.
Setelah Kepsek memberikan kata sambutan nya dan diakhiri salam penutup, beliau kemudian mengumumkan siswa-siswi kelas 3 yang lulus dengan nilai tertinggi.
"Bella Septiawati", tolong naik ke panggung". Ucap kepsek saat itu di ikuti oleh suara tepuk tangan gemuruh seluruh yang hadir di ruangan tersebut.
Aku sempat tidak mempercayai nya, hampir 10 detik terdiam, terpaku saat nama ku di panggil pak kepsek, kemudian aku sadar dan mengucapkan rasa syukur di dalam hati dan mama ku memeluk ku sambil membisiki, "mama bangga sama kamu, anak mama yang cantik dan pintar".
Aku lalu melangkah naik ke podium dengan wajah bahagia, semua usaha dan kegigihan ku dalam belajar terbayarkan dengan hasil yang sempurna.
"Ini dia, BELLA SEPTIAWATI siswi terbaik dengan nilai tertinggi di sekolah". Ucap pak kepsek meneriakkan nama ku sembari memberi selamat padaku.
Aku menerima penghargaan tersebut dengan bahagia, piagam beserta hadiah dari sekolah di berikan untuk ku dan diserahkan langsung oleh pak kepsek.
Setelah lulus SMA, sebetulnya aku mendapatkan undangan dari universitas lain nya dari pulau jawa yakni dari UGM di fakultas FIKIP matematika dan UI di fakultas teknik melalui jalur bakat dan prestasi.
Tetapi semua itu aku abaikan setelah meminta masukan mama, papa dan rina dan bilang aku ingin ambil fakultas ekonomi jurusan akuntansi dan mereka mendukung ku untuk mengikuti dan mendaftar melalui jalur tes UMPTN, aku mengambil jurusan akuntansi UNSRI dan Akuntansi UGM.
Sementara rina mendaftar diri di IAIN Raden Fatah mengambil jurusan tarbiyah dan dakwah. Tenyata setelah mengikuti serangkaian tes masuk di perguruan tinggi aku lulus di 2 universitas itu, dan rina di terima juga di jurusan tarbiyah sesuai cita-cita awal nya ingin menjadi guru agama.
Mama meyarankan aku kuliah di UNSRI aja biar tidak perlu kost dan jauh dari keluarga, aku pun menerima usulan mama ku dan mulai hari itu aku dan rina resmi menjadi seorang mahasiswi.
Aku juga dekat sama keluarga besar mama, nenek ku (mama nya mamaku) bernama Hj. Aminah Ali merupakan nenek yang sayang sama cucu-cucu nya, setelah beliau mengetahui ku anak nya mama, beliau selalu meminta aku dan rina setiap seminggu sekali tidur di rumah beliau yang besar dan tidak jarang beliau sering memberikan nasehat buat kami berdua dan sering beliau bercerita tentang masa lalu yang penuh perjuangan hingga bisa meraih sukses seperti sekarang ini.
Selama kuliah aku bisa menyelesaikan pendidikan S-1 ku dalam waktu 3,5 tahun dan lulus dengan predikat cumlaude, di usia ku 20 tahun 6 bulan dan kebetulan aku memenuhi persyaratan beasiswa untuk meneruskan pendidikan S-2 Akuntansi di UI Jakarta.
Mama mengharapkan aku meneruskan kuliah S-2, dan setelah kupikir-pikir kenapa tidak sekalian aja lanjutin S-2, tetapi aku bingung harus meninggalkan orang-orang yang ku sayangi, mama, papa, rina, adik lelaki ku Fajar Gemilang, nenek, ibu yanti dan anak-anak panti asuhan.
Akhirnya setelah berdiskusi dan musyawarah dengan mama, papa, rina aku akhirnya memilih untuk meneruskan pendidikan S-2 ku di ibukota Jakarta melalui program beasiswa.
Sementara rina lulus dari IAIN dengan nilai yang sangat baik, dia sangat bersyukur dan berterima kasih sama mama ku dan papa yang telah mengasuh serta mendidik nya hingga ia bisa menjadi sarjana dan dia tidak akan melupakan jasa baik kami sekeluarga.
Saat aku mempersiapkan semua untuk keberangkatan ku ke Jakarta, kami sekeluarga di kejutkan dengan kabar meninggalnya K.H.Abdullah Mustafa yang merupakan teman kakek, sekaligus pimpinan pondok panti asuhan as-salam yang merupakan ayah mertua dari ibu yanti yuniarsih yang mengurusi panti asuhan sejak aku bayi dan tinggal disana.
Kami sekeluarga melayat ke rumah duka yang saat itu jenazah beliau berada di panti asuhan, saat itu suasana begitu ramai, jumlah pelayat sangat ramai bahkan untuk memasuki panti asuhan sangat susah karena begitu banyak nya orang yang merasakan kehilangan panutan bagi kami karena sosok nya yang bersahaja, santun dan di senangi seluruh lapisan masyarakat.
Anak-anak panti asuhan se-angkatan ku pun berdatangan bahkan diantara mereka ada yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak, aku dan rina beserta anak-anak panti selain ingin melayat juga saling melepas kangen dengan cipika-cipiki dan saling menanyakan kabar masing-masing dengan suara pelan karena di panti dalam suasana duka.
Mama ngobrol sesaat dengan ibu yanti, ada keakraban diantara mereka, dan selama ini aku dan rina selalu diminta mama untuk mengunjungi panti asuhan as-salam minimal 1 bulan sekali untuk memberikan donasi buat panti yang rutin mama dan keluarga besar mama lakukan sejak dulu.
Aku dan rina mendekati ibu yanti, cipika cipiki sebentar kemudian saling memeluk untuk saling memberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan berupa kematian.
Saat sedang ngobrol ibu yanti seperti ingat dengan 2 orang anak nya yang di culik hingga sekarang, hampir 20 tahun lebih kejadian tersebut membuat beliau hanya bisa bersabar dan terus berharap mukjizat itu ada dia bisa menemukan kedua anaknya sebelum ia meninggal. Ibu yanti mulai menua, kulit nya mulai terlihat berkeriput, maklum saat ini usia beliau sudah memasuki usia 50 tahun lebih.
Ibu yanti hanya mengingat beberapa mengenai ciri anak nya, anak lelaki nya mempunyai ciri di telapak kaki nya ada tanda hitam dan mempunyai saat perampokan terjadi usia nya sudah 10 tahun, sementara anak perempuan nya yang bernama Putri Az-zahra mempunyai ciri / tanda lahir di telinga sebelah kanan ada tanda hitam dan saat bayi ia memakaikan kalung emas ber inisial nama YY.
Setelah melayat di panti asuhan as-salam, 1 minggu kemudian aku berangkat ke Jakarta untuk meneruskan pendidikan S-2 ku di bidang Akuntansi Manajemen.
Aku diantar mama, papa, rina dan fajar ke bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, "selamat tinggal Palembang, mama, papa, rina, fajar dan nenek ku, jaga diri kalian", gumam ku dalam hati sambil mengeluarkan air mata menuju gate pemberangkatan pesawat yang akan ku tumpangi ke ibukota RI.
(bersambung)