Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

COMEDY - TAMAT Slamet kan aku

KAMU SEPERTI JOGJA


Wuaaaa malem-malem gini kok aku disuruh metikin kelapa. Mbak Maya itu lama-lama kok jadi aneh gini sih. Apa dikiranya aku monyet gitu, disuruhnya malem-malem panjat pohon kelapa. Mungkin karena lama tidak aku beri jatah jadi dia berubah menjadi Aneh. Atau dia masih terbayang-bayang dengan kehebatan pare berototku dan mulai melupakan ulet bulu mas Parmin.

"Emang dibelakang rumah ada pohon kelapa gitu mbak?, lagian kan aku bukan monyet, masa disuruh panjat pohon." jawabku

"Kalau kelapaku kamu mau Met?"

Asem, jawaban yang cukup membuatku shock, bayangkan saja kelapa mbak Maya minta aku petik. Bukan aku gak mau kalau ini, cuma kenapa tidak dari kemaren. Pasti aku sudah memberikan dia segenap kenikmatan yang dia butuhkan.

"Ya udah mbak Maya kebelakang dulu aja." balasku

"Oke, cepet ya Met."

Mbak Maya segera beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah belakang rumahnya. Aku yang tidak tahu apa-apa masih saja bingung kenapa mbak Maya minta tolong untuk memetikkan kelapa malam-malam begini. Apa penting banget itu kelapa sampai-sampai harus sekarang di petik.

Ternyata dari tadi Sekar terus saja memandang penuh nafsu kepadaku. Sorry to say nih ya, bukannya aku GR tapi memang Sekar memandangku dengan tatapan sayu. Sepertinya dia juga ingin merasakan kehebatan pare berototku. Hanya mungkin lho ya, aku sih gak mau buat berspekulasi tentang itu. Tapi untuk kali ini aku sangat yakin kalau dia benar-benar sudah takluk dengan ajian kontol geongku. Buktinya pandangannya tidak pernah lepas dari diriku. Coba saja aku belum mendapatkan Janah, pasti adik mbak Maya ini sudah aku pacari.

Ngomong-ngomong tentang mbak Maya, sepertinya dia sudah menunggu di belakang rumahnya. Aku harus segera menyusulnya. Jangan sampai dia diperkosa oleh kolor ijo karena terlalu lama menungguku. Sekarang aja udah dapet sisa mas Parmin masa iya mau dapet sisa kolor ijo lagi. Amit-amit jabang bayi dah.

"Aku ke belakang bentar ya Kar, kebeles pipit soalnya." pamitku kepada Sekar.

"Iya mas, jangan lama-lama ya, aku takut sendirian."

"Apa mau ikut?"

"Ah, mas Slamet bisa aja." kata Sekar sambil tersenyum

Senyumannya itu lho, senyuman yang membuat aku sempat tergila-gila. Sampai-sampai menggunakan ilmu Kontol Geong yang agung untuk berusaha mendapatkannya.

Aku berjalan menuju belakang rumah mbak Maya, tempat yang cukup gelap sampai aku susah untuk menemukan keberadaan mbak Maya. Aku menyalakan HP untuk membantu penerangan. Tampak mbak Maya duduk di pojokan dengan menyilangkan kedua kakinya. Ya ampun untuk kali ini dia benar-benar seksi dan menggairahkan. Ingin rasanya aku berlari untuk memeluk mbak Maya dan meremas kedua kelapa yang menggantung di dadanya.

"Mana mbak pohon kelapanya?" tanyaku

"Ini." katanya sambil menunjuk kedua dada nya

Juooohhh sekali rasanya, terus gimana cara petiknya itu kelapa?, bisa-bisa aku dipukuli mas Parmin karena menghilangkan kelapa yang ada di dada mbak Maya.

"Serius ini mbak, mana pohon kelapanya?"

"Iya ini Met." jawab mbak Maya sambil kembali menunjuk buah dadanya.

Aku masih belum tau apa maksud mbak Maya sebenarnya. Iya memang bener sih itu buah dada sebesar kelapa. Tapi kan bisa dijadiin es kelapa muda, paling mentok juga cuma keluar santen kalau kelapa itu diperas. Santen yang biasa diminum anak tanteku yang masih bayi.

Melihat aku yang masih kebingungan tiba-tiba mbak Maya mendekat dan memelukku dengan sangat erat.

"Kamu penjahat Met." kata mbak Maya

Ya ampun aku tidak tau apa-apa, jahat dibagian apa coba. Permintaannya untuk membantu memetik kelapa malam-malam saja aku sanggupi. Tapi kenapa aku masih dibilang orang jahat.

"Kamu Jahat." kata mbak Maya sekali lagi

Mbak Maya masih saja memelukku dengan sangat erat. Bahkan lebih erat dari pelukan pertama yang aku dapat tadi. Kali ini ditambah lagi dengan isak tangis yang keluar dari bibirnya.

Haduh salah apa lagi aku?, sejahat itukah aku terhadap istri mas Parmin ini hingga dia menangis dan menuduhku sebagai seorang penjahat. Perasaan aku juga gak pernah berbuat macam-macam terhadapnya. Apalagi sampai kurang ajar. Paling juga cuma sekali waktu aku nganterin dia mudik itu ajakan. Itupun sebenarnya bukan karena kemauanku, tapi kondisi si Pare berotot yang berontak karena kedinginan, ditambah lagi kepasrahan mbak Maya yang menerima perlakuanku kala itu.

Dan dapat aku pastikan itu bukanlah suatu kejahatan hingga aku bisa diberi predikat penjahat kan. Bukannya aku sedikit membantu menghangatkan badan mbak Maya yang waktu itu sedang kedinginan.

"Kamu kemana aja Met?, kamu kok hilang, aku kangen sama kamu."

Mbak Maya mengencangkan pelukannya dan kembali menangis, kali ini tangisnya semakin kencang. Kalau terus-terusan begini dan ada yang mendengar, bisa-bisa aku dituduh akan memperkosa istri tetanggaku ini. Padahal saat ini aku yang mungkin akan dia perkosa.

"Sudah mbak, jangan nangis lagi." kataku menenangkan

"Tapi kamu kemana aja Met, kok tiba-tiba ngilang gitu aja?, kamu anggap aku ini apa?, Terminal??, jadi kamu bisa singgah sesuka hati kamu?" cerocos mbak Maya

"Aku kangen banget sama kamu Met, aku sayang banget sama kamu." lanjut mbak Maya

Waduh, kok malah jadi katakan cinta gini, biasanya kalau udah kaya gini orang-orang akan keluar dari persembunyiannya dan akan bersorak "terima-terima". Namun untuk kasus yang sekarang aku pikir sedikit berbeda ya. Mungkin orang-orang yang bersembunyi melihat mbak Maya mengatakan cinta kepadaku akan keluar dari tampat persembunyiannya dan tentunya mereka juga akan teriak "terima-terima" tapi tentu saja dengan sedikit tambahan terima saja kalau mau dijadiin ganjel Ban Bus oleh mas Parmin.

Aku masih bingung harus menjawab apa pernyataan dari mbak Maya. Bisa saja aku menolak pernyataan cinta itu, tapi masa iya mau menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati belaian yang sudah lama aku dambakan. Tapi jika aku terima resiko yang aku terima sepertinya tidak sepadan dengan kenikmatan yang aku dapatkan. Paling mentok aku cuma "nananina" dengan mbak Maya, sedangkan resikonya aku paling mentok aku akan digantung di depan angkringan jika sampai ketahuan berselingkuh dengan dia.

Kalau saja "nananina" dengan mbak Maya tanpa dilandasi dengan cinta, pasti tidak perlu disuruhpun pasti aku minta. Namun kalau udah pakai yang namanya cinta, aku akan berpikir 1000 kali untuk menerima itu. Tapi kalau sampai aku tolak bisa-bisa dia akan nekat ngomong ke mas Parmin kalau aku memperkosanya saat ku antar mudik kemaren.

Wuaahhhh pilihan yang sulit, bahkan sangat sulit. Dua pilihan yang jika boleh aku abstain aku akan gunakan pilihan itu. Atau mungkin ada phone a friends pasti juga sangat membantu. Namun itu kan cuma dalam kuis, sedangkan ini kasus ini tidak ada pilihan bantuan sama sekali.

"Iya, mbak aku tau, aku juga sayang kok sama mbak Maya." jawabku

"Kenapa kamu sayang sama aku Met, aku kan istri orang?"

Ya ampun, kenapa mbak Maya pakai acara tanya kaya gitu sih, aturan sayang ya sayang aja, gak usah pakai pertanyaan tambahan.

"Karena mbak Maya itu seperti Jogja." jawabku

"Bukan Met, aku Gunung Kidul."

Waduh kok malah sampai Gunung Kidul lho, kalau mbak Maya dari Gunung Kidul aku juga udah tau kok, bahkan sampai rumahnya dimana aku juga udah tau. Tapi ini kan aku mau sedikit ngegombal, harusnya dia jawab kok bisa.

"Iya mbak Maya itu seperti Jogja."

"Bukan Met, asalku itu Gunung Kidul." sanggah mbak Maya lagi

Sudahlah biarin aja mbak Maya mau ngomong apa, yang jelas malam ini aku sudah resmi menjadi pasangan selingkuh istri orang. Istri mas Parmin, seorang supir bus Jakarta-Surabaya yang merupakan tetangga yang sangat baik terhadapku. Tapi kita lihat aja apa yang bakal terjadi nanti. Aku sudah terlanjur masuk ke dalam kolam dan menentukan pilihan. Yang jelas apapun hasilnya harus tetap aku nikmati.

Aku mengecup kening mbak Maya dan menyeka air mata yang dari tadi menetes di pipi cantiknya. Seorang yang mau tidak harus aku berikan sedikit ruangan di hati ini.

"Ya udah mbak, aku ke depan dulu ya, gak enak kalau yang lain nanti curiga." kata

"Iya sayang, hati-hati ya." jawabnya sambil tersenyum sumingah.

Dan akhirnya 2 malam ini aku mendapatkan 2 manusia yang seperti Jogja di hatiku. Janah dan juga mbak Maya, keduanya sangat Istimewa.

Kamu
yang setiap hari kupandang
Tiada sedikitpun rasa bosan
yang datang kepadaku

Kamu
indahkan setiap hari-hariku
Nyamankan setiap hirup nafasku
hanya dengan dirimu

Biarkan orang berkata beda
Kau tetap yang utama
Biarkan orang berkata beda
Kau tetap istimewa

Kamu yang cantik yang istimewa
Seperti Jogjakarta
Kamu yang cantik tetap istimewa
Seperti Jogjakarta

Braves Boy "Kamu Seperti Jogja
Kalau Maya Jogja, Sekar Aceh dan Janah DKI 🤣
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd