Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SUMPAH NAMAKU DILAN

Status
Please reply by conversation.

Cedih003

Suka Semprot
Daftar
22 Nov 2017
Post
7
Like diterima
0
Bimabet
SUMPAH NAMAKU DILAN


Namaku Dilan, Dilan Ahmad Ghazali, Sumpah itu namaku, tidak ada yang salah dengan nama itu, tapi sejak Negara Api menyerang melalui sebuah Mega Karya sang maestro PB dalam sebuah novel dengan judul novelnya sama dengan namaku serta novel itu difilmkan dan tokoh utamanya adalah seorang remaja kekinian yang memiliki jutaan fens, itu menjadi masalah buatku. Bukan masalah kecil, tapi……… hmmm… mungkin disinilah aku memulai cerita ini.


Aku baru duduk di kelas X di SMA Swasta MHD, sebuah SMA swasta yang terkenal dengan prestasi akademiknya. Ya… Sekolah ini menjadi pilihanku karena aku ingin fokus mengejar cita-citaku menjadi seorang Dokter seperti almarhum Ayahku. SMA MHD punya jalur khusus untuk menuju Universitas Kedokteran terbaik di Indonesia, dan aku ingin meraihnya.


Sudah lebih 3 bulan aku bersekolah di Sekolah ini, aku baru saja menyelesaikan ujian MID Semester dan Alhamdulilah aku meraih nilai tertinggi di kelas. Setelah ujian MID, Sekolah diliburkan selama 3 hari. Teman-temanku banyak yang sudah berencana mengisi rencana liburannya untuk pergi ke Bioskop, menonton film yang sedang hits belakangan ini, Dilan 1990. Sejak film ini akan direlease sudah mulai ada beberapa orang yang mebullyku.


“Masak Dilan SMA MHD kayak gini? Ngak banget ya! Hahahaha…..” seperti itulah nada-nada sumbang dari cewek-cewek kelas XI yang sering aku dengar ketika aku menuju kantin, atau Perpustakaan.


Aku tidak menghiraukan cemoohan mereka, karena wajar mereka berkata seperti itu. Dibanding Iqbal yang memerankan Dilan dalam film aku bukanlah apa-apa, aku hanya menang tinggi mungkin, tinggiku 176, aku memakai kacamata tebal minus 2,5. Rambut belah tepi dari kanan ke kiri, bajuku selalu masuk dengan kancing terpasang semuanya. Plus behel warna hijau kesukaanku, hmmm…. Kayak anak culun di film-film banget bukan?


“sampai kapan sih Lan penampilan lo bakalan selalu kayak gini? Telinga gw dah sakit nih denger celotehan cewek-cewek alay Sekolah kita” ujar Alvi kepadaku.


Alvi adalah teman dekatku, sejak SMP kita sudah dekat, Alvi adalah versi Dilan dalam dunia nyata menurut cewek-cewek di Sekolahku, dia ganteng, pintar, anak karate, jago Sepak Bola, tajir dan sangat dingin. Kurangnya Alvi hanya satu dibanding Dilan versi novel, dia sedikit malas bergaul dengan banyak orang, kalau nurutku dia lebih cendrung ke Rangga AADC sih, Dilan kan Rangga versi sociable. (tanggapan ini aku dapat dari sebuah diskusi grub W.A yang sangat rahasia) Kenapa aku jadi ngomongin cowok ya? Aku normal lo, tolong dicatat!


“Mau gimana lagi Vi, masa-masa remaja nurutku sudah habis, gak ada lagi cerita untuk gaya-gayaan, pacaran atau yang lainnya, lo sendiri dah tau kan alasan gw?” jawabku ke Alvi.


“iya, gw tau alasan lo, tapi penampilan lo gak mesti kayak gini kan? Tampil biasa-biasa aja kan bisa? Belum tentu juga dengan lo tampil biasa terus separoh cewek-cewek di Sekolah ini akan tergila-gila ama lo, atau lo terlalu pe de dengan ketampanan lo?”


“kegnya gak perlu kita bahas deh Vi, ini pilihan gw, asal lo masih mau berteman ma gw, masa bodo orang satu Sekolah bakalan ngehina gw.”


“terserah lo deh Lan, capek gw ngomong ama lo!”


Alvi sebenarnya gak salah, dia teman yang baik, cuman dia orangnya tempramen, dia paling sakit hati melihat temannya dihina, tapi saat ini dia tidak bisa berbuat banyak, karena yang menghinaku kebanyakan adalah cewek dan dia adalah type cowok yang sangat menghargai cewek, hal terakhir ini yang bikin cewek makin tergila-gila sama Alvi, tapi sayang, Alvi terlalu dingin.






Pagi ini, seperti biasa aku berangkat Sekolah jam 06.30, hanya butuh waktu 10 menit naik angkot untuk sampai ke SMA MHD, namun perjalananku belum selesai, aku harus jalan kaki kurang lebih 7 menit menuju Sekolah karena Sekolahku tidak dilalui jalur angkot, kebanyakan temanku memilih naik ojek, tapi aku lebih memilih jalan kaki, toh rutenya cuman dekat. Ketika aku berjalan sangat terasa kalau aku berangkat begitu pagi, masih sangat lengang jalan menuju Sekolah, aku sempat menolak dengan sopan ajakan tukang ojek Pangkalan yang masih sendirian nongkrong di Pangkalan. Udara pagi begitu sejuk Pagi ini, jalanan aspal yang dikiri dan kanannya ditumbuhi pohon mahoni rindang membuatku begitu menikmati pagi ini, ditambah lagi jalanan yang masih sepi, baru satu dua kendaraan yang lalu lalang.


“Hai….” Tiba-tiba seseorang menyapaku dari samping, membuatku kaget dari lamunanku.


“Kok kaget gitu?” kembali orang tersebut berkata, ternyata orang itu adalah seorang cewek berpakaian Sekolah, lebih tepatnya Seragam Sekolah SMA MHD, Sekolahku sendiri. Cewek tersebut sedang mengendarai motor metic warna pink, dia pelankan laju motornya mengimbangi kecepatanku berjalanku, kali ini dia tersenyum padaku, senyum yang sangat manis.


“Kamu Dilan kan?”


“Iii… iya…” jawabku gugup.


“Aku Mely…. Butuh tumpangan?”


“Ngak usah, terimakasih?”


“yah, kok nolok gitu? Aku gak makan orang kok!” jawabnya dan kembali tersenyum padaku


“bukan gitu, aku cuman mau nikmati udara pagi aja sambil jalan”


“Oooh… gitu, ya udah deh, aku duluan ya!”


“Ok…”


“Dilan….” Kembali cewek itu menyapaku sambil menoleh kebelakang.


“Aku ramal kita bakalan ketemu sebentar lagi di kelas” cewek itu kembali tersenyum kemudian meninggalkanku. Huuuffhhh…. Ternyata cuman cewek korban film Dilan, aku kira dia siapa, tapi tumben ya korban film satu ini gak ngehina aku? Kok dia ramah gitu? Trus kenapa dia pake ramal segala kalau bakalan ketemu dikelas? Bukannya dia bukan teman Sekelasku? Akh.. masa bodo, ngapain juga aku pikirin.


Kembali aku melanjutkan perjalanan, sesampai di Sekolah seperti biasa masih sangat sunyi, ada 3 nama yang menjadi langganan datang ke Sekolah selalu cepat. Yang pertama kak Dian kelas XII I.A 1, kak Dian adalah peraih juara umum di Sekolahku, dia kutu buku, jam 06.30 aja udah nyampe di Perpustakaan. Yang kedua adalah Dita kelas XI I.A 2, walaupun dia kakak kelasku tapi kita seumuran, Dita juga tetanggaku, Dita wanita yang cantik dan anggun serta pintar tentunya, Dita lebih suka menyendiri di kelas, belajar pagi hari di kelas menurut Dita adalah hal yang mengasikkan. Dan terakhir adalah Apit, Apit ini kelas X. 3, dia orangnya unik, dibilang upnormal ternyata normal, dibilang normal ternyata dia update status di dinding Sekolah, dia hobi sekali nulis-nulis gak jelas, setiap bulan orang tua Apit harus datang ke Sekolah untuk ngecat dinding Sekolah yang dicoret-coret Apit, walau demikian Apit orangnya jenius, dia selalu juara kelas, salah satu pesaingku untuk meraih juara umum di kelas X, Selain itu Apit orangnya juga aktif dan gesit, jalannya juga cepat dan sering melakukan gerakan akrobatik gak jelas. Pagi ini aja Apit lagi asiknya baca komix Giant Killing kesukaannya, baca komik sih hal yang biasa tapi cara baca komiknya yang luar biasa, Apit lagi baca komik di pohon beringin yang terkenal angker di Sekolahku, dia dengan santai bergelayutan di pohon itu sambil makan sosis sarapan pagi yang selalu disediakan Bundanya. Emang anak yang sangat aneh.


Selain kami berempat, masih ada satu orang lagi yang selalu datang pertama, namanya bg Prapto, dia si School Guard SMA MHD, begitulah bg Prapto menyebut dirinya, jangan panggil dia Penjaga Sekolah, tapi panggil dia School Guard . terserah lu deh bg Prap.


Kelas X.4 adalah kelasku, seperti biasa aku adalah orang pertama yang selalu datang di kelas ini, tapi tunggu dulu, kenapa pintu kelasku terbuka? Apakah sudah ada yang datang duluan?


“Pagi Dilan….” Kembali seorang cewek menyapaku, cewek yang sapa dengan yang tadi, katanya namanya Mely.


“Kamu kok disini?” tanyaku heran


“aku ingin mewujutkan ramalanku tadi, hihi…” jawab Mely sambil cekikikan.


“aku nanyanya serius!”


“aku jawabnya juga serius kok, lagian ini juga kelasku, apa aku gak boleh masuk ke kelas sendiri?” aku hanya bengong mendengar penjelasan Mely.


“gak usah bengong deh Dilan, aku Melya Novita Sari, pindahan dari Jakarta, udah tiga hari aku pindah kesini, tapi kamu masih aja gak menyadari keberadaanku, dasar cowok aneh,!!” jawab Mely sewot, tapi dia kok jadi sewot gitu ya? Aku gak salah apa-apa kok disewotin? Yang lebih membuatku heran ternyata Mely tapat duduk di desampingku, tepatnya aku duduk disamping jendela, disebelah kananku ada Alvi dan kemudian Mely.


“Vi, lo dah kenal ama cewek yang duduk disamping lo?”tanyaku ke Alvi sambil berbisik dijam pelajaran Matematika.


“siapa? Si Mely? Udah sih, emang kenapa?”


“beneran dia dah pindah tiga hari yang lalu ke Sekolah kita?”


“iya benar, jangan bilang lo gak menyadarinya?” aku hanya menjawab dengan menggelengkan kepala.


“ya ampun Lan, cewek secantik Mely dah tiga hari di kelas kita gak lo sadari?”


“apa lo bilang? Cantik? Tumben-tumben lo bilang seorang cewek cantik, lo naksir dia ya?”


“bukan type gw sih benarnya, tapi dia mang cantik, bukan hanya cantik fisikly tapi juga sikapnya, walau dia dari ibu kota, tapi dia sangat ramah, mau temenan ama siapa aja, dan dia juga memeliki senyum yang manis.”


“cie..cie… kayaknya teman gw beneran lagi jatuh cinta nih, cie… Alvi Habibi akhirnya menemui tambatan hatinya hihihi….”


“apa sih lo, ya ngak lah!!!”


“eh Vi, gw mau ngomong sesuatu.”


“apaan?”


“jatuh cinta itu berat Vi, biar aku saja hihihi…”


“apaan sih lo, sok ke Dilan-dilanan, hidup lo tu yang berat, soalnya nama lo kan Dilanda masalah hahaha….”


“dasar lo hahaha…” aku dan Alvipun tak sadar ketawa besar dalam kelas.


“Alvi, Dilan, ngapain kalian? Ini kelas bukan kantin!!” tegur pak Zarwan guru matematikaku


“berdiri kalian sambil angkat satu kaki dibelakang sana!!!”


“Lo pak, biasanya kalau pelajaran Matematika hukumannya ngerjain soal di depan pak? Kita kok ngak?” protesku


“kamu gak usah protes Dilan, Bapak tau kamu bisa ngerjain semua soal Matematika, jadi hukuman buat kalian beda, cepat lakukan atau kalian keluar kelas aja!!”


Aku dan Alvi dengan berat hati melakuka perintah pak Zarwan.


“benarkan bro, nama lo Dilanda masalah” bisik Alvi


“Lo tu yang bawa masalah, seumur-umur baru kali ini gw kena hukum, malas banget.”


“sabar bro, hukuman itu emang berat, biar aku saja, hihihi….”


Aku dan Alvi tepat berdiri dibelakang Mely, sepertinya 75 menit kedepan akan menjadi sesuatu yang berat bagiku. STOP!!! Tolong jangan bilang kata-kata berat lagi, karena dia akan selalu bersambung dengan kata-kata “biar aku saja” huuffh…



“Dilan…. Aku sudah berjanji dengan diriku, jika ada yang menyakitimu dia akan hilang, apa perlu aku hilangkan Pak Zarwan?” tiba-tiba Mely ngajakku bicara.


“eh anak baru, gak liat aku lagi dihukum, gak usah becanda deh!!”


“aku serius Dilan, sebegitu tak percayakah dirimu padaku?” ungkap Mely dengan gaya memelasnya.


“udah deh, jangan bercanda, aku lagi malas bercanda!”


“oh jadi begitu Dilan, jadi kamu anggap aku cuman becanda? Akan kubuktikan kalau aku tidak bercanda!!!” tiba-tiba raut muka Mely berubah menjadi serius, aku menjadi sedikit cemas, sepertinya Mely gak main-main. Mely kemudian mengangkat tangannya sambil berdiri, kemudian memanggil Pak Zarwan, aku dan Alvi beneran menjadi cemas, ternyata dia tidak main-main.


“ada apa Mely?” Tanya pak Zarwan melihan Mely mengangkat tangannya.


“Gini pak, si Dilan ganggu-ganggu aku terus, dia gombalin aku terus pak, masak dia bilang gini, Mely… kamu adalah Mileaku, gitu pak, aku kan jadi terganggu karna lagi konsen belajar!”


“Huuuuuuuuu……” seisi kelas langsung menjadi riuh.


“Dilan!!!!!!”


“gak pak, gak, dia bohong pak!!” jawabku gelabakan sambil melambai tangan tanda penolakan.


“Keluar Kamu!!!” Hardik Pak Zarwan


Aku tak bisa berkata-kata lagi, akhirnya aku lebih memilih keluar kelas, aku sempat melirik kearah Mely, dia hanya tersenyum, senyumnya kali ini bagiku mirip dengan senyuman iblis yang merayakan kemenangannya, sepertinya dia menantangku untuk berperang. Dan dalam hati aku berkata: “Mely, perang itu berat! Biar aku buktikan, padamu!!!!”
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ciaaaah neng ren nonggol disini.... Hahaha apa bayang bayang gemboknya ngejar ga yah??:bingung:



Nongkrong akh ...:baca: koling koling dulu akh.. @kuciah beserta kru tanjidor nya, @kelana678 @mtroyes dll yg ga bs ane sebutin atu atu maaf ,... Ini nich si neng ren muncul di sini


Lah bukannya nama lu rendang... Wkwkwkwk..!!!
 
updetnya RENDANG PADANG mana nihhh !!

om @rad76 om @kuciah tolong bawakan sekompi member tukang tagih updet.

kita pantau lalu sleeding pala nya kalo yg ini juga langganan warning
Hadir om panth, wah ada yang baru nih, kayaknnya nih yang berbau-bau rendang ane kenal, hehehe...

Teman-teman, yuk bareng-bareng nongkrongin trit suhu @Cedih003, kita pantau terus trit ini.
om@kuciah, @RSP27, @DianTemimbok, @RAYxy, @Yoed, @N4W1, @cung tangkil, @digule, @timo7, @ardhys74, @safety69, @praharabuana, @D 805 KI, @deqwo, @TIO12tt, @kelana678, @mamnu, @seravi_yvi, @Nicefor, @Sadsempak13, @Tj44, @bangkaim @ jodoaNG, @tecoomz, @Kusan6, @Pedjuank.

Yang tidak disebutkan mohon maaf, nanti tolong bantu yang lupa ane panggil.

Sudah ane siapin pasukan om panth, kita siap terus trit ini.
 
Hadir om panth, wah ada yang baru nih, kayaknnya nih yang berbau-bau rendang ane kenal, hehehe...

Teman-teman, yuk bareng-bareng nongkrongin trit suhu @Cedih003, kita pantau terus trit ini.
om@kuciah, @RSP27, @DianTemimbok, @RAYxy, @Yoed, @N4W1, @cung tangkil, @digule, @timo7, @ardhys74, @safety69, @praharabuana, @D 805 KI, @deqwo, @TIO12tt, @kelana678, @mamnu, @seravi_yvi, @Nicefor, @Sadsempak13, @Tj44, @bangkaim @ jodoaNG, @tecoomz, @Kusan6, @Pedjuank.

Yang tidak disebutkan mohon maaf, nanti tolong bantu yang lupa ane panggil.

Sudah ane siapin pasukan om panth, kita siap terus trit ini.
Ane paling pertama nongkrong dimari om...
Tapi msh trauma kena PHP.. :fiuh:
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd