Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Supir Birahi

pujasejagat

Semprot Lover
Daftar
29 Jun 2015
Post
277
Like diterima
1.121
Bimabet
Halo selamat malam agan2 sekalian, pada hari ini ane sekali lagi akan membagikan cerita copas/repost karangan om jakongsu, tulisan ini termasuk salah satu tulisan terbaru yg dpt dilihat di tahun 2018, semoga agan2 tidak bosan membaca cerita karangan beliau. Oke langsung aja gan.

Copas/Repost

Supir Birahi
By. Jakongsu

Umurku sekarang 28 tahun masih bujangan, baru mendapat pekerjaan menjadi supir. Tadinya aku juga nyupir bawa mobil taxi online, namun mobil yang biasa aku bawa ditarik oleh pemiliknya untuk dijual, akhirnya aku nganggur.

Dalam keadaan nganggur ada teman grup taxol nawari lowongan supir untuk rumahan. Daripada nganggur, tawaran itu aku terima. Sebuah rumah sangat besar menurut ukuranku di daerah mahal. Pemiliknya bisa diduga adalah orang yang sangat kaya. Aku disambut oleh satpamnya. Setelah dia tahu bahwa aku mau menjadi supir di rumah itu, aku di suruh menunggu, karena aku akan ditanya-tanya oleh majikannya yang kebetulan belum berangkat ke kantor.

Seorang pria yang dari penampilannya saja sudah kelihatan kalau dia bos. rambutnya klimis, perlente, kulitnya putih bersih. Aku ditanya-tanya latar belakang keluargaku, pendidikanku dan pekerjaan. Dia tanya juga apakah aku pernah belajar bela diri. Aku pernah sekitar 3 tahun ketika masih kuliah dulu ikut-ikutan wushu. Aku pernah kuliah tapi tidak lanjut. Di tahun ke 4 menjalang skripsi, ayahku di jawa meninggal karena jantung. Aku terpaksa berhenti kuliah dan bekerja serabutan untuk membiayai diriku.

Setelah bekerja, tidak ada lagi waktu untuk kuliah, karena badan sudah lelah, sehingga sulit mengerjakan tugas-tugas. Selama tidak kuliah lagi aku bekerja sebagai office boy di sebuah lembaga kursus bahasa. Aku memanfaatkan kesempatan di situ untuk belajar sedikit-sediki berbagai bahasa.
Ada guru bahasa inggris yang mengajariku memberi tahu bahwa jika aku ingin menguasai satu bahasa, cukup kuasai 100 kosa kata bahasa itu dan belajar cara menucapkannya secara benar.

Awalnya aku coba menghafal kata-kata bahasa Inggris. Sekitar 100 kata aku hafal, memang benar aku bisa berbahasa Inggris yang lumayanlah, untuk pergaulan sehari-hari. Jika dibutuhkan aku akan mencari kata-kata lain.

Selama 2 tahun aku bekerja sebagai office boy aku bisa berbahasa mandarin, Jepang, korea, perancis dan Jerman. Namun ya hanya menguasaI 100 perbendaharaan kata saja. Aku pikir, untuk iseng saja cukuplah segitu. Jika ada waktu luang aku mencoba membaca buku berbahasa macam-macam itu.

Bos yang mewancaraiku kelihatannya tertarik, dia langsung mempekerjakan aku dan diserahi membawa mobil mercedes benz S 500. Hari itu juga aku langsung bekerja membawa bos baru ke kantornya. Mantan supir Taxol, aku sangat menguasai jalan-jalan di Jakarta.

Di sepanjang jalan dari rumah bos ke kantornya aku ditanya bermacam-macam, sampai-sampai masalah pribadi, apakah aku pernah melakukan hubungan dengan cewek. Aku jawab saja seadanya tanpa beban. Eh dia malah tertarik menanyaiku soal kehidupan sex ku, sampai-sampai aku diminta masuk ke ruangannya untuk melanjutkan ceritaku.

Bosku tertarik ketika aku ceritakan aku mampu membuat setiap pacarku berteriak histeris dan muncrat setiap kali aku setubuhi. Mungkin itu karena aku dikaruniai penis yang panjangnya 16 cm dan cukup tegap serta kalau ngaceng keras sekali seperti kayu. Aku tidak pakai jamu macam-macam, hanya sesekali memakan buah pinang muda atau buah palm putri yang masih hijau.

Kata temen-temenku di kampung buah itu membuat kontol ngacengnya keras sekali seperti kayu. Bos ku yang baru langsung memerintahkan aku mencari buah itu dan dia ingin mencobanya. Aku diminta menggunakan taksi online untuk ke pasar membeli pinang muda.

Buah pinang itu aku kupas sehingga tingga buahnya seperti kelapa, atau lebih mirip buah lontar. Rasanya tawar. Aku kupas 2 buah lalu aku berikan ke bosku. Dia langsung makan semuanya.

Aku minta dia mencoba selama seminggu, untuk merasakan manfaatnya buah pinang muda. Aku duga bos ku ini suka main perempuan, dan mungkin dia punya simpanan. Sebelumnya aku diperkenalkan kepada pegawai-pegawai kantor bosku, sebagai pengemudi baru.

Selama perjalanan pulang ke rumah aku diajak bicara berbahasa inggris. Dengan lancar aku jawab semua pertanyaannya. Dia mencoba pula bahasa mandarin, karena dia orang Cina. Aku bisa menjawabnya. Dia puji kemampuan bahasaku.

Pengalaman hari pertama kerja cukup menyenangkan. Yang lebih menyenangkan, aku sempat bertemu istri majikanku yang sangat cantik, putih, rambut agak kepirangan, mungkin dia juga orang cina. Di rumah itu ada 3 supir dan 4 pembantu. Supir itu untuk melayani dua anaknya yag bersekolah, untuk nyonya majikan serta aku untuk majikan.

Pembantu yang 4 orang satu orang diantaranya laki-laki yang bertugas untuk melakukan pekerjaan memperbaiki bagian rumah, kalau ada yang kurang bagus, mengganti lampu-lampu dan berbagai pekerjaan berat lainnya termasuk merawat kolam renang dan membersihkan kebun. Di pintu masuk bekerja 2 orang satpam, yang kelihatannya pensiunan tentara. Ketika aku tanya memang benar mereka pensiunan PM. Ada seorang lagi yang mungkin keamanan seorang tentara aktif katanya dari kesatuan Paspampres.

Semua pembantunya tinggal di dalam. Di lantai basement memang ada beberapa kamar dan kamar mandi yang diperuntukkan untuk pembantu di rumah itu. Mobilnya jika terparkir semua ada 6 mobil, 4 mobil tersimpan dalam garasi dan dua mobil di carport.

Istri majikan menggunakan mobil BMW seri 6 terbaru, anak-anaknya diantar mobil Velfire, 3 mobil lainnya ada toyota Inova, mobil sport Ferrari dan Jeep Rubicon. Majikanku usianya kutaksir sekitar 40 tahun dan istrinya sekilas terlihat masih cukup muda mungkin sekitar 35 tahun, anaknya dua orang laki-laki baru kelas 2 SD dan perempuan masih taman kanak-kanak.

Aku bergaul dengan supir-supir lainnya mereka mengatakan bos laki galak sering marah, bos perempuan bawel. "Aku sih kalau gak mikirin gaji, udah cabut dari dulu. Gaji untuk supir di sini memang diatas rata-rata dan ditambah uang lembur, jadi cukup lumayanlah,” kata pak Kasno.

Selama seminggu aku nyupiri si bos, kelihatannya dia anteng-anteng saja, bahkan sering bercanda dengan aku. Candaannya apa lagi kalau gak soal perempuan. Dugaan ku semakin kuat jika di memang punya simpanan perempuan.

Satu hari aku ditanyai bosku, "Kamu kalau jadi supir yang bawa saya harus jaga rahasia, jangan sampai rahasia saya diketahui siapa pun, apa kamu sanggup jaga rahasia," tanyanya.

"Siap pak sanggup, tidak ada kepentingan saya membocorkan rahasia bos," kataku sigap.

"Bagus," katanya. Pembicaraan ini menggunakan bahasa mandarin.

Setelah dialog itu aku diminta mengarah ke alamat di Pondok Indah. Sebuah rumah yang tidak terlalu besar, tetapi kelihatan asri. Menjelang mobilku masuk, pintu pagar terbuka otomatis. Seorang pembantu perempuan usia kutaksir sekitar 30 tahun membuka pintu rumah. Dari dalam keluar perempuan muda usia kutaksir sekitar 25 tahun.

"Supir baru ya Pa, tumben ke sini bawa supir," katanya seperti terdengar oleh ku.

Cewek yang menyambut itu putih, cantik, kelihatannya bukan orang cina.

Sekitar 3 jam aku menunggu bengong saja, sambil menghabiskan hidangan air putih, kopi dan jajanan. Pembantu istri simpanan bos ku kelihatannya genit, tampang orang sunda, pengakuannya dia janda tanpa anak.

Kutanya sudah berapa lama kerja di sini. Dia bilang sudah lebih setahun. "Enak gak kerja di sini," tanyaku.

"Enak-enak aja, kerjaan gak banyak, gajinya gede," kata dia sambil bergaya genit.

"Gila kalau aku sering kemari bisa kena anak ini ," batinku.

Aku tidak berani macam-macam pada kunjungan pertama, tetapi mencoba aja lebih akrab biar berikutnya aku mudah mengarapnya.

Sekitar 3 jam kemudian bos ku keluar, tampangnya klimis seperti habis mandi. Pasti mereka habis "main".

Di dalam mobil aku dijelaskan bahwa itu adalah salah satu simpanannya. "Gila ramuanmu hebat banget, biasanya aku hanya bisa main satu ronde, tadi aku bisa 3 ronde dan mainnya lama, kontolku keras banget, cewekku sampai menjerit-jerit keeenakan," katanya.

Aku diam saja tidak berani menanggapi apa lagi bertanya. Aku hanya menjawab apa yang dia tanya.

"Coba aku mau coba lagi," katanya sambil mengarahkan aku ke gedung apartemen di daerah Setiabudi. Aku tentu saja tidak bisa melihat simpanan bosku yang diapartemen itu, karena dia tidak menjemput keluar ke lobby.

Sekitar 2 jam kemudian HPku berbunyi berisi perintah agar aku segera menjemput di lobby. Dalam perjalanan kembali ke kantor, bos kembali memuji, "Hebat memang, kontolku bisa tetap keras dan ngaceng sampai aku bisa main 2 ronde, cewekku sampai ampun-ampun minta berhenti karena kecapean," katanya.

Bos ku bicara denganku sudah tanpa tedeng aling-aling lagi. Aku harus menjaga kerahasiaannya agar aku bisa lama bekerja di situ. Selama sebulan sekali pun aku belum pernah dimarahi bosku, bahkan dia sering memberi uang tambahan yang menurutku cukup besar, karena kalau dikumpul-kumpul bisa lebih dari 2 kali gaji. Mungkin itu biaya tutup mulut.

Bosku ternyata mempunyai 3 simpenan di tempat-tempat yang berbeda. Gila juga orang ini, bininya sudah cantik banget masih sempet-sempetnya piara simpanan. Tapi apa lah peduliku, yang penting bosku memberi tip besar.
 
Kesibukan bosku memang cukup tinggi, dia sering keluar kota, kadang menginap, kadang pulang hari.

Satu kali bos bicara dia akan keluar negeri dalam waktu agak lama sekitar 2 minggu. Meski begitu aku diminta setiap hari stand by di rumah membantu jika ada yang memerlukan, aku harus siap.

Baru dua hari menganggur, aku diminta nyonya majikan untuk nyupiri mobilnya. Tujuannya ke mall dan salon. Aku diinterogasi dan kelihatanya istri majikan berusaha mengorek rahasia suaminya dari ku. Aku dengan gaya polos, tetap menutup rahasia bosku.

Setelah sekali aku supiri, kelihatannya istri bos ingin aku terus yang melayaninya. Aku selalu bersikap sopan, corect dan berusaha ramah. "Kata bapak kamu bisa macam-macam bahasa ya," tanya nyonya majikan.

"Ah cuma sedikit-sedikit bu," kataku.

"Hebat ya kamu, meski supir tapi bisa macam-macam bahasa, kenapa kamu gak cari kerja yang lebih bagus dari supir," tanyanya.

"Belum ada bu lowongan seperti itu, jadi supir pun tidak apa-apalah, yang penting saya bisa bekerja untuk membiayai hidup saya," kataku.

Dari sorot matanya aku tahu bahwa nyona majikan itu agak tertarik padaku. Bukan hanya sorot matanya, tetapi gesture atau gerak tubuhnya terlihat sekali jika dia ingin dekat denganku. Aku agak hati-hati bersikap agar tidak keliru dan dianggap kurang ajar.

Satu hari pulang dari salon dia memilih duduk di depan. Aku tentu saja agak kikuk duduk berdampingan dengan bos perempuan. "Aku perhatikan tubuh kamu bagus dan kamu merawatnya dengan baik, gak kayak supir ibu si Kasno, yang badannya bau kurang enak," kata nyonya majikan.

"Orang tua saya mengajarkan agar saya menjaga tubuh tidak mengeluarkan aroma tidak sedap," kataku.

"kata bapak kamu juga jago bela diri, ya," tanyanya lagi.

"Ah sedikit-sedikit saja bu, hanya sekedar olah raga untuk kesehatan bukan untuk berantem," kataku sangat merendah.

"Sebetulnya kamu lebih cocok jadi supir ibu, sekaligus mengawal ibu, bapak biar di jaga si Florindo," katanya menyebut tentara pengaman rumah.

"Eh kamu belum kawin ya, udah dewasa gitu gimana kalau kamu lagi pengen," tanya bos cewek.

Aku sempat terkesiap mendengar pertanyaannya yang agak vulgar. "Yah kalau gak tahan lagi saya terpaksa onani bu, tapi sering kurang berhasil karena susah keluarnya," kataku rada lirih.

"Masak sih, biasanya cowok kalau dikocok sebentar saja sudah keluar," katanya makin vulgar.

"Mungkin saya gak pandai bu jadi gak bisa keluar," kataku.

"Ah mana mungkin gak pandai, mungkin kamu kalau main sama cewek bisa tahan lama, sudah pernah kan main sama cewek," tanyanya.

"Dulu pernah bu waktu masih SMA dan waktu kuliah, sama temen cewek," kataku lirih.

"Terus gimana," tanyanya agak penasaran.

"Saya takut bu, cewek itu lalu ngejar-ngejar saya minta dipuasin," kataku polos.

"Wah hebat kamu, ngomong-ngomong ukuranmu berapa sih," tanya bos ku makin berani.

Aku sempat berpikir sejanak, bosku ini arahnya kemana nanya-nanya hal begituan, apa dia ingin main sama aku apa gimana. Ah kalau pun dia cuma tanya biari saja dia tahu, gak masalah bagiku hal pribadiku diketahui bosku.

"Saya jarang ukur bu, tapi waktu SMA dulu saya pernah ukur sama teman-teman panjangnya `16 cm," kataku polos.

"Wah termasuk panjang itu, pantas kalau cewek-cewek pada ingin minta kamu puasin," kata bosku makin nyinyir.

Pembicaraan berakhir karena sampai di rumah. Aku jadi makin tanda tanya, apa yang dimaui bos cewek ini kok sampai nanya begituan. Jarang banget ada cewek berani nanya soal itu ke cowok. Bahkan aku belum pernah ditanyai cewek soal begituan. Udahlah aku simpan saja, sambil menunggu kelanjutannya .

Keesokan harinya bos cewek minta aku supiri lagi. Dia menyebut salah satu alamat yang ternyata mal dan diatasnya ada hotelnya. Dia tumben menyuruhku memarkir di area Valet dan memerintahkan aku untuk mengawalnya.

Dia masuk ke salah satu salon di mall itu dan aku diminta menunggu di luar. Selesai nyalon aku masih diminta menunggu di kedai kopi Bean. Bos ku berjalan sendiri entah kemana dan tidak mau aku kawal.

Tak lama kemudian dia kembali dan memberiku kartu akses ke hotel. Dia minta aku masuk ke kamar yang dia tunjuk dan aku diperintahkan mandi membersihkan diri lalu membersihkan mulutku dengan sikat gigi dan pasta gigi yang dia siapkan.

Aku terima dengan lagak polos tanpa berkomentar apa-apa kecuali menyatakan, " siap"

kartu akses itu ternyata memberiku sebuak kamar hotel yang mewah. Kuduga kamar itu tipe suite room, karena ada seperangkat sofa selain ranjang yang lebar. Seperti perintahnya aku langsung mandi membersihkan badanku lalu gosok gigi sampai mulutku segar. Tengah aku asyik berendam aku dengar pintu kamar dibuka. Aku tidak bisa melihat siapa yang masuk. Buru-buru aku selesaikan mandiku lalu menyambar kimono yang tersedia.

Tanpa daleman aku keluar melongok sipa yang masuk. Ternyata bos ku yang cewek . "Kamu sudah mandi, sudah gosok gigi," katanya merepet.

"Siap bu sudah," kataku.

"Sini" perintahnya agar aku mendekat ke tempat dia duduk. " Aku ingin periksa kamu punya," katanya.

Disibaknya kimonoku sehingga kemaluanku langsung terlihat. Posisi kemaluanku sedang nervous, jadi belum berdiri. " Gila matinya saja udah segini," katanya sambil menggenggam-genggam batang penisku yang segera bereaksi memuai.

Bos cewekku tanpa canggung langsung melahap penisku yang mulai ngaceng sampai nganceng banget karena dijilati dan disedot-sedot. " Wah kalau begini gak ada cerita lain kecuali aku bakal menggenjot memek bos ku yang perempuan," kataku dalam hati.

Selama dia mengenyot penisku, aku melepas pakaiannya satu persatu sampai tinggal BH dan celana dalamnya. Tubuhnya putih mulus tanpa cela dan noda sedikitpun. Teteknya cukup lumayan besar juga. Pelan-pelan aku copot BHnya, lalu aku remas-remas.

Bos ku berdiri dan menarik tubuhku yang sudah telanjang ke ranjang. Dia minta aku melepaskan celana dalamnya. Ketika celana dalamnya terlepas, terlihatlah kemaluannya yang ditumbuhi jembut lumayan lebat, tetapi tidak terlalu keriting, malah cenderung lurus.

Ditariknya tubuhku untuk menciumi teteknya. Aku paham benar gerakan tubuh cewek yang lagi pengen. Aku remas teteknya lalu yang sebelah aku hisap dan jilati pentilnya yang berwarna merah jambu. Bos Cewekku yang minta dipanggil namanya saja ''Rere" padahal namanya Margareth. menggelinjang dan mendesah desah oleh jilatanku.

Tanganku melorot kebawah mensurvai keaadaan perangkat yang selalu terjepit. Jari tengahkku menerobos masuk ke belahannya , terasa banjir oleh lendir yang licin. Aku mainkan itilnya dengan bantuan lendir yang membasahi itilnya membuat Rere makin kelojotan.

Secara curi-curi aku cium tanganku yang basah berlendir, baunya harum. Mungkin sebelum ini dia sudah sempat membersihan alat vitalnya dan menyemprot pengharum khusus untuk memek.

Kepalaku didorongnya kebawah. Aku tahu, dia ingin aku jilati pepeknya. Aku turuti kemauannya. Begitu lidahku menyentuh itilnya dia langsung menggelinjang. Aku kokop terus bagian itilnya dan memainkan lidahku di bagian itu sampai dia menggelinjang gak karuan. Jariku ku jebloskan kedalam lubang memeknya sambil kugerak-gerakkan merangsang Gspot nya.

Rere makin gak karuan sambil menggelinjang sambil mengerang-erang cukup keras. Terakhir dia menjerit panjang cukup keras karena memeknya nyemprot cairan kental beberapa kali. "Gila kamu pinter banget muasin cewek," katanya.

Dia minta aku memasukkan kontolku yang sudah tegang sempurna ke memeknya. Pelan-pelan ya, punya mu gede banget," katanya.

Kontolku selain gemuk, kepalanya yang bentuknya seperti topi baja agak melebar. Aku desakkan kepala kontolku ke lubang memeknya yang sudah licin. Kepalanya bisa masuk. "Pelan-pelan memekku rasanya gak muat," katanya sambil mengerang.

Aku tekan lagi perlahan-lahan agak susah masuknya dan Rere nyengir-nyengir seperti menahan sakit. " Gila gede banget memekku rasanya rada sakit," kata Rere.

Aku tarik sedikit lalu tekan lagi, begitu berkali kali sampai pelumasan lubang vaginanya merata sehingga melicinkan jalan masuknya kontolku. Seluruh kontolku akhirnya ambles. "Aduh memekku rasanya penuh banget, baru kali ini aku ngrasain memekku sesek," kata Rere.

Aku mulai memainkan genjotan perlahan-lahan. Setiap gerakan Rere mengerang. makin cepat aku genjot makin cepat irama erangannya. " Aduh gila aku gak kuat aku gak kuat, Katanya sambil berusaha menjepit tubuhku dengan kedua kakinya. Rere mencapai orgasme sekaligus nyemport cairan hangat di dalam memeknya.

Rere terkial-kial ketika mendapat orgasme. Aku ciumi bibir dan wajahnya sambil aku belai rambutnya. Kelihatan dia nyaman sekali aku perlakukan begitu karena dia lalu merangkulku erat sakali. "Luar biasa supirku ini, kamu gak mungkin aku pecat," katanya.

Setelah agak reda aku mainkan kembali genjotanku . Rere kembali mengerang-erang pada setiap gerakan ku. Orgasmenya datang kembali malah kali ini lebih cepat dari yang pertama. Dia mengerang panjang dan memeknya berdenyut denyut serta siraman hangat di dalam memeknya.

"Hebat banget, kamu belum keluar juga ya," katanya setelah orgasmenya usai.

Aku tidak menjawab kecuali meneruskan genjotanku. Makin lama makin cepat orgasmenya sehingga aku bisa memberi 5 kali orgasmenya baru aku ejakulasi. Jika di ronde pertama saja dia sudah kewalahan mendapat 5 orgasme, kalau dia minta main di ronde ke dua, bakal termehek-mehek dia karena di ronde kedua aku bisa main cukup lama, bisa- sejam biasanya.

Usai permainan ronde pertama Rere tidur memeluk tubuhku. Terlihat kontras sekali. Tubuhku yang berwarna relatif hitam ditempel tubuh dengan kulit putih mulus. Rere tertidur memelukku. Aku tidak berani mengubah posisinya, dia kan bosku yang harus aku turuti dan aku hormati.

Sekitar setengah jam dia tertidur. Ketika terbangun tangannya langsung mencari batang penisku. Di gengam-gengamnya membuat penisku jadi bangun lagi. "Aku puas banget main sama kamu, rasanya kalau sudah ngrasai kontol kamu aku gak kepengen lagi main sama bapak, abis kontolnya kecil dan pendek, paling panjangnya cuma 12 cm, cuma nafsunya saja yang menggebu-gebu, mainnya paling lama juga 5 menit udah game," kata Rere buka rahasia tanpa aku tanya.

Rere bangkit, dia menaiki tubuhku sambil berusaha memasukkan kontolku yang sudah tegang ke memeknya. Perlahan-lahan dia ambleskan kontolku ke memeknya lalu dia bergerak sesuka hatinya sambil mengerang-erang sendiri. Baru sekali orgasme dia sudah tidak sanggup meneruskan lagi. Aku diminta menindihnya . Aku genjot lagi dengan aku posisi di atas tubuhnya. Sampai 10 kali dia mengerang panjang, kontolku masih tetap tegang dan bertahan tidak ejakulasi.

"Sudah-sudah berhenti, aku gak kuat lagi sudah lemes banget, badanku rasanya lemes," katanya minta aku menghentikan permainan. Mau tidak mau aku harus menurutinya. Kami melanjutkan dengan mandi bersama dikamar mandi. Dari ranjang Rere minta aku gendong ke kamar mandi. manja sekali bos ini batinku.

Setelah kami membersihkan badan dan tubuh kami wangi oleh sabun mandi, Rere mengajakku istirahat tidur dalam satu selimut. Rere merangkul tubuhku sampai dia tertidur. Sementara aku agak susah tidur, karena penisku masih ngaceng.

Kami chekout sekitar jam 4 sore. Rere masih minta dipuaskan dan mendapat beberapa orgasme, namun aku masih menahan diri tidak ejakulasi.Di dalam mobil Rere manja mengelendot tubuhku.

Aku jadi agak canggung, karena bagaimana pun dia ada istri bosku. Sebelum sampai rumah kami berhenti sebentar, karena Rere pindah ke tempat duduk belakang. Selama ditinggal bos cowo keluar negeri Rere setiap hari mengajakku "main". Istri bosku ternyata maniak sex, dan kurang puas permainan suaminya. Meski suaminya kurang memuaskan tetapi punya 3 simpanan.
 
Setiap kali bos cowo yang terkenal dengan nama Hendra, menggilir simpanan pertamanya dengan panggilan Tantri, aku selalu bengong nunggu. Pembantunya yang genit Teh Nini, selalu terasa menggoda. Pernah aku lagi ngopi dia duduk di sebelahku, "Kang bos lagi ngapain ya,"

"Emang gak tau," tanyaku.

"Lagi main ya, asyik banget ya ," katanya.

"Teteh udah lama gak main ya," tanyaku langsung.

"Ya sejak cerai sama suamiku yang geblek itu," katanya.

"Sayang amat, dianggurin cuma buat kencing doang ya," kataku meledeknya.

"Sialan, emang situ barangnya sudah dimanfaatin, selain untuk kencing, masih bujangan kan," tanya kepo.

"Ya dipakai lah sama cewek aku ," kataku berbohong.

"Enak ya jadi cowo bisa nyari cewe, kalau cewek kan susah, masak kita nyari cowok," katanya.

"Emang Teteh lagi pengen ya," tanyaku.

"udah dari dua hari lalu rasanya memekku gatel pengen disodok," katanya terus terang.

"Sini saya bantu, tapi jangan berisik ya nanti ketauan bos," kataku.

"Emang situ mau sama saya," tanyanya.

"Udah ayo kita ke mobil, biar kalau bos tiba-tiba manggil saya ada di garasi. Kutarik tubuh Teh Nini ke garasi lalu, aku buka pintu belakang mobil. Bajunya aku angkat dan BHnya aku tarik ke atas. Teteknya besar banget nyembul langsung aku remas dan aku kenyot-kenyot sampai dia kelojotan nikmat. Aku baringkan dia di bangku belakang dengan kaki menjuntai keluar. Dengan posisi begitu langsung aku timpa.

Jembut Teh Nini lebat sekali sehingga belahan memeknya tidak terlihat. Teh Nini sempat kaget melihat barangku yang besar dan panjang. "Pelan-pelan ya mas, punya mu gede banget tau," katanya.

Aku langsung sodok dan genjot. Memeknya terasa ngempot, gak aku sangka Teh Nini punya barang yang istimewa. "Teh suami mu termasuk orang bodoh," kataku sambil menggenjotnya.

"kenapa, " katanya terbata-bata karena terbawa kenikmatan dientot.

"Barang begini enaknya, ngempot kenapa disia-sia," kataku.

"Ah si masnya muji-muji mulu," katanya tersanjung.

Barang Teh nini benar-benar legit banget, kalau tidak aku tahan, mungkin aku bisa crot duluan.

"Mas-mas aku mau nyampe mas, ayo mas genjot terus katanya meracau lalu dia menjepitkan pahanya yang besar ke tubuhku. Memeknya makin licin dan di dalam terasa hangat. Teh Nini sepertinya muncrat juga di dalam.

Aku merasa hampir nyampe sehingga aku genjot terus sampai akhirnya kulepaskan spermaku di dalam vaginanya. Beberapa saat kemudian Teh Nini nyambung dengan orgasmenya yang membuat dia harus tutup mulut dengan tangannya karena menahan suara erangan.

"Mas kontol mu enak banget, kapan-kapan aku mau lagi ya," kata Teh Nini bangkit merapikan pakaiannya. Aku ke kamar mandi membersihkan bekas pertempuran. Setelah itu secangkir kopi dan kue di hidangkan Teh Nini di ruang belakang. Nikmat sekali rasanya menghirup kopi tubruk sambil menghisap rokok.

Bos keluar dari kamar dengan baju yang sudah rapi. Dia diikuti Tantri yang kelihatan agak kusut. Dia manja menggelendot Bos Hendra. Duduk di ruang tengah Bos didampingi Tantri juga minta dibuatkan kopi panas.

Sekitar 15 menit kemudian aku diminta mempersiapkan kendaraan untuk meninggalkan kediaman Tantri. "Bos, Bu Tantri cantik banget ya," kataku memuji."


"Dia dulu salah satu nominasi Ratu kecantikan, tapi ongkosnya mahal, saya lama-lama merasa diperah," kata si Bos.

"Kalau servicenya bagus kan gak masalah bos," kataku.

"Ah servicenya biasa aja, mukanya aja cantik, tapi di ranjang kurang melawan," kata bos Hendra.

"Mungkin bos perlu variasi, untuk meningkatkan gairah," kataku.

"Variasi gimana, semua model dan posisi sudah saya coba, tetapi tetap saja rasanya kurang menggairahkan, menurut kamu variasi apa lagi," tanyanya membuat aku bingung.

"Wah saya agak kurang pantas kalau memberi saran, ya bos kan bisa lihat permainan di video-video," kataku.

"Ah saya kurang ngerti variasi gimana lagi," katanya.

"Coba kamu terus terang saja, nggak usah segan, kita kan sudah saling terbuka," kata bos.

"Maaf ya bos, mungkin variasi itu seperti swinger, trisome dan sebagainya," kataku.

"Bagus juga ide mu, tapi saya ini kan orang terkenal, kalau saya swinger dengan orang, siapa yang saya ajak, saya di luar kan bisnis man yang terbormat, masak tiba-tiba ngajak swinger. Begitu juga tri some, kalau cewenya dua orang , saya rasanya gak sanggup, tapi kalau lakinya dua orang, sama siapa ya. Lagian Tantri apa mau digarap begitu," katanya.

"Maaf bos saya cuma saran saja, yang belum tentu bisa diwujudkan," kataku.

Kami berdua kemudian terdiam sepanjang jalan, kelihatannya bos tertidur. Besok pagi-pagi aku harus antar bos ke airport, dia mau ke Amerika selama seminggu. Bos Rere tadi sempat mengedipkan matanya ke aku secara sembunyi sembunyi. Aku tau maksudnya, karena selama suaminya pergi ke luar negeri dia berkesmpatan main denganku.

Bos Rere punya asisten pribadi namanya Rini. Dia adalah sekretaris profesional. Saking profesionalnya dia gak kawin-kawin padahal umurnya sudah 30 tahun. Sebetulnya mukanya manis, tetapi tubuhnya agak gemuk. Dia piawai sekali kelihatannya meladeni berbagai keperluan Bu Rere. Bos memberinya kendaraan dinas Honda Jazz untuk mondar mandir. Mungkin gajinya gede, karena asesorisnya kelihatan berkelas.

Dia memanggilku dengan nada berbisik. "Mas ibu suka kalau disupiri mas, kenapa ya," tanyanya.

"Supirnya pak Kasno badannya bau kurang enak," kataku ngasal.

"Ah masak sih, ibu pernah minta bapak untuk tukeran supir, tapi bapak nggak ngasi," kata Rini.

"Tanyalah ke Bapak," kataku enteng.

"Ah gila aja kali nanya gituan ke Bapak, si mas kali jampe-jampe bapak," katanya becanda.

"Tuh si mas nya dipanggil ibu, pasti dia mau pergi disupiri si mas," katanya.

Benar juga bu Rere minta aku supiri, pakai mobilnya. Dari rumah dia pasang action sebagai bos besar duduk di belakang. Kira-kira 1 km, Bos Rere minta berhenti karena dia mau pindah ke depan. Dia mengajak aku ke satu apartemen yang berada di kawasan pinggir pantai Pluit. Kata dia baru beli apartemen yang menghadap laut.

Seperti biasa kami masuk ke unit apartemen tidak bersamaan, menghindari ada orang yang melihat atau memergoki. Apartemennya tertata dengan baik dan suasananya sangat romantis. Aku masuk ke apartemennya Bos Rere sudah telanjang, Dia hanya mengenakan celana dalam tanpa BH langsung memelukku. Kelihatannya dia sudah sangat haus karena aku langsung di geret ke ranjang dan dia mencopoti semua bajuku sampai aku bugil.

Tanpa menunggu lama, kontolku dirangsangnya dengan mengoral sampai penis ini benar-benar sekeras kayu. Seharian kami bugil berdua dan melakukan pertempuran diberbagai tempat, mulai di meja makan, di sofa sampai di balkon.

Dari tempat itu kami pulang pada sore hari dengan posisi kelelahan. Naluri wanita agak susah dicuri. " Mas sini deh," kata Tini.

"Ibu kok kelihatannya capek banget ya, kenapa sampai begitu," tanya Tini.

"Mungkin dia rapat yang melelahkan, sampai energinya terkuras. " kataku.

"Rapat apa, kalau ada kegiatan rapat, pasti saya tahu dong, kan ujung-ujungnya selalu saya yang ngrapiin" katanya.

"Mas ibu gak mas apa-apa in kan," tanya agak misterius.

"Gila dia kan istri bos, mana berani saya macam-macam, emangnya kamu berani goda Pak Hendra," tanyaku berbalik.

"Ya kagak lah, mau mati saya godain bos gede," kata Tini.

Dengan jawaban itu kelihatannya Tini bisa memahami jawabanku.

"Eh mas kamu selesai kerja jam berapa," tanyanya.

"Kayanya ibu gak ada acara lagi, mungkin jam 7 saya sudah bisa pamit," kataku.

"Eh mas tolong in aku dong, kepalaku pusing banget, gak kuat nyetir sendiri pulang ke apartemen, supiri saya mas, tolong dong plis," katanya menghimbau.

Aku sarankan naik taksi, tapi dia menolak dan tetap minta aku mengantarnya pulang.

Untuk menjaga agar hubungan kami tetap baik ,aku terpaksa sanggupi permohonannya. Sesampai di apartemen dia minta dibimbing ke atas, karena pandangannya terasa muter.

Aku memapah tubuhnya sampai masuk ke apartemen. Dia minta dibaringkan di ranjangnya. Ketika aku baringkan tangannya malah menarik tubuhku dan mukaku diciuminya lalu bibirku disosor. Tini seperti cewek kehausan . Aku ladeni saja dari pada dia malu jika aku tolak, kasihan dia.

Aku balas ciumannya dengan ciuman yang juga ganas. Tanganku dibimbingnya untuk meremas teteknya yang tidak terlalu besar, tetapi terasa kenyal. Dia bukai sendiri kancing bajunya dan tanganku dibimbingnya langsung memegang teteknya.

Tini kelihatan haus sex banget sampai aku tidak sadar entah kapan dia bukai bajunya sendiri, tiba-tiba tanganku ditarik ke bawah di sana sudah tidak ada penutup lagi. Memeknya sudah basah kuyup. Tangan Tini sibuk membukai celanaku dan memelorotkannya. Sampai dia terkejut ketika memegang batang kontolku. "mas besar banget punyamu," katanya.
 
Aku agak malas mengoral memeknya, karena pasti baunya tidak enak, karena habis kerja tadi dia belum sempat bersih-bersih di rumah sudah langsung menyerangku. Aku pikir anak ini pasti minta dientot. langsung saja aku tindih tubuhnya dan kontolku kuarahkan ke lubang vaginanya.

Terasa basah dan hangat. "Mas pelan-pelan ya aku belum pernah," katanya.

"Kamu masih virgin Tin," tanyaku.

Dia mengangguk. Memang benar susah sekali memasukkanbatang kontolku ke lubang vaginanya.Tini sempat mengeluh memeknya perih ketika aku hunjamkan batang penisku.

Namun aku tidak peduli aku tekan saja sekuat tenaga sampai akhirnya seluruh batangku ambles. Tini mendelik tanpa mengeluarkan kata-kata. Aku pompa perlahan-lahan.

"Mas sakit tapi enak banget ya mas, ajari aku mas , " katanya sembil menciumi wajahku.

Aku pompa terus sampai Tini megerang dan mendesis menikmat hunjaman batang kontolku yang keras seperti pasak kayu. " Aduh mas kenapa saya ini kok rasanya bingung enak, dan aduh enak banget aaaaaah," jeritnya.

Tubuh chubynya memelukku erat sambil memeknya berkedut-kedut. Aku beri waktu jeda untuk dia menikmati orgasme nya yang pertama berkat olahan kontol. Barangku sebenarnya agak imum setelah tadi siang sepanjang hari main dengan bos cewe. Aku ejakulasi dua kali.

Tini akan aku hajar habis-habisan sampai anak ini gak bisa berdiri kecapaian, karena aku yakin bisa menahan ejakulasiku. Memeknya yang empuk tapi masih sempit karena baru pertama kali dientot aku embat terus sampai entah berapa kali dia orgasme dan ampun-ampun minta aku sudahi permainan. Aku tetap menggenjotnya dan dia orgasme kembali meskipun dia sudah ampur-ampun

Lama lama aku ingin ejakulasi juga di memek yang baru aku perawani, bagaimana rasanya membenamkan semprotan maniku di memek tembamnya yang empuk dan sempit. "Ampun mas aku udah gak kuat lagi, kalau diteruskan aku bisa pingsan kecapean mas." katanya.

Aku pun merasa lelah karena sekitar 1 jam aku menggenjotnya. "Mas tidur disini aja," kata Tini.

Aku memang sudah lelah untuk berjalan pulang. sehingga tawaran Tini aku turuti. Kami berdua tidur dalam keadaan telanjang sampai pagi hari. "Mas jujur, saya hari ini rasanya cape banget, kalau boleh bolos saya ingin deh gak kerja, tapi hari ini saya ada janji sama bank untuk ngurusi rekening ibu," katanya.

Pagi itu aku muncul agak siang, sekitar jam 9 aku baru sampai. Bu rere sudah menungguku. Dia langsung memanggilku masuk ke ruang kera. " Dari mana kamu kok kesiangan," hardiknya.

"Maaf bu, pagi-pagi ada saudara saya datang ke kos-kosan jadi terpaksa saya temui dia dulu," kataku berbohong.

"Gini kamu harus kawal saya ke Bali siang ini, kamu peking baju-baju kamu dan langsung ke terminal 3 domestik, kita ketemu di sana. Tiketmu sudah saya wa ke HP kamu," kata Bu Rere.

Di Airport ternyata bukan hanya Bu rere yang muncul si Tini mengawalnya. Wah bakal berabe ini pikirku, si Tini bisa-bisa tau nanti hubunganku dengan Bu rere. Aku pasrah saja lah, kalau dari pihakku gak ada masalah, tapi di pihak Bu Rerelah yang yang bisa bermasalah.

Di lounge khusus di airpot kami duduk makan snak dan ngopi bertiga. Bu Rere kirim pesan ke aku, " tanang saja, saya sudah jinakkan si Tini agar menyimpan rahasia kita, tapi kamu tolong layani Tini juga ya biar dia bisa menjaga rahasia juga"

"Siap bu saya menjalankan perintah ibu," jawabku menjawab pesan teks itu.

Benar juga sesampai di Bali, Bu Rere hanya memesan satu kamar untuk kami bertiga. Kepergiannya ke bali bersamaku diketahui oleh Pak Hendra. Alasan Bu Rere ke Bali mengurus investasi hotel baru di daerah Seminyak. Aku dibawa untuk mengawal, sedang Tini untuk menyelesaikan masalah administrasi. Tini memang bagai kantor berjalan.

Sesampai di Bali kami bertiga menggunakan mobil sewaan dengan aku yang mengendarai , kami bertemu dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Cukup lama juga aku menunggu mereka menyelesaikan prosesnya sehingga kami kembali ke hotel sudah cukup senja.

Kami menginap di hotel di tepi pantai juga di daerah Seminyak. Sebuah kamar cukup besar dengan tempat tidur yang lebar dan kamar yang lega. Badan kami terasa penat karena seharian kami menyelesaikan pekerjaan. Bu Rere memerintah aku dan Tini untuk melepas semua pakaian kami untuk secara bersama-sama mandi.

Aku segera melepas semua pakaianku dan untungnya senjataku belum bangun, masih menggantung lemas. Tini yang berbadan agak chuby agak ragu melepas semua pakaiannya dan menyimpannya ke dalam lemari. Bu Rere menyusul mebugilkan diri. Akhirnya kami bertiga bugil lalu bersama-sama masuk ke kamar mandi. Kami bertiga mengguyur badan dan bersabunan saling menggosok, tanpa rasa canggung.

Bu Rere malah aktif memelukku dan minta aku melumat bibirnya. Tini masih agak canggung, dia hanya melirik aksi kami. Aku meremas tubuh Bu Rere lalu menarik tangan Tini untuk masuk ke dalam rangkulanku. Aku berganti melumat bibir Tini sampai dia terengah-engah-engah. Jakuzi yang sudah disiapkan dengan air hangat ,kami bertiga nyemplung dan bercanda sambil saling meremas. kemaluanku diremas Bu rere dan Tini secara bergantian membuatnya memuai.

Tensi sudah agak tinggi akibat saling melumat dan meremas di kamar mandi. Setelah mengeringkan tubuh dalam keadaan tetap bugil Bu Rere menarik tubuhku ke ranjang. Aku diminta melumat kemaluan Bu Rere yang membuat dia terkial-kial keenakan sementara Bu Rere memerintahkan staf pribadinya meghisap kemaluanku.

Bu rere makin tiggi birahinya menarik tubuhku agar menindihnya. Tini melepas kuluman senjataku lalu aku mengarahkan ke lubang kenikmatan Bu Rere. "Aduh kontolmu memang juara, nikmat banget, sesak memekku, ayo genjot yang kenceng. Aku ikuti kemauannya sehingga gerakanku makin aku percepat. Bu Rere mengerang cukup keras tidak peduli dengan kehadiran Tini di situ. Aku genjot terus sampai akhirnya dia mencapai orgasmenya yang paling puncak. Nafasnya terengah-engah. " Sekali lagi , " pinta Bu Rere yang membuatku kembali memompa memeknya yang lumayan hangat dan agak menjepit. Mungkin tidak sampai 5 menit Bu Rere kembali menjerit nikmat sambil memelukku.

Dia minta aku menyudahi permainan bersamanya dan memerintahkan aku meneruskan genjotan ke memek Tini. Tini yang telentang di samping Bu Rere langsung memelukku dan memegang kontolku memasuki lubangnya. " Mas pelan-pelan mas aku belum terbiasa, kontolmu gede banget," kata Tini.

Pelan-pelan aku benamkan kontolku sampai akhirnya kandas. Aku pompa perlahan-lahan, Tini mulai meracau dan mengerang. Bu Rere tidur miring menonton kami bertempur. " Ayo genjot yang kenceng biar Tini makin kelojotan. Aku genjot dengan ritme cepat membuat Tini tidak sempat berpikir macam-macam kecuali mengerang dan mendesis-desis seperti ular kobra.

Tiba-tiba Tini mengaduh-aduh karena dia hampir mencapai orgasme, aku mainkan genjotanku makin cepat sampai akhirnya dia berteriak, "Aaaahh enak banget mampus aku enak banget," katanya.
Tubuhnya seperti bergegar dan teteknya yang lumayan chubby bergetar-getar. " Aduh bu tolong bu enak banget ini bu, sumpah bu enak banget bu, aku gak kuat," kata Tini meracau gak karuan, sampai akhirnya dia berhenti karena memeknya berkedut-kedut.

Aku pompa lagi memeknya yang tembam tapi masih sangat sempit karena baru aku perawani. Tini kembali meracau gak karuan dan akhirnya dia orgasme lagi. Aku lelah sehingga akhirnya aku cabut lalu tidur telentang diantara kedua perempuan itu. "Gila kontol lu keras dan enak banget rasanya kalau nyesek ke memek," kata Bu Rere.

Aku diam saja karena tubuhku lelah dan keringat membasahi seluruh tubuhku di ruang AC yang sebenarnya cukup dingin. Aku sengaja menahan ejakulasiku, karena mengingat tugas di depan masih cukup berat. Kami menginap di Bali 3 malam sehingga aku harus memuaskan kedua perempuan ini setiap saat.

Tidak ada lagi bos dan tidak ada anak buah. Bu Rere dan Tini bahkan sudah bagaikan istriku. Aku dilayani dengan membuatkan kopi, menyiapkan sarapan pagi dan Bu Rere aku minta dia memijatku, dengan senang hati dituruti juga kemauanku. Tubuhku dipijat oleh dua makhluk cantik , membuat aku mengkhayal bagaikan raja yang dilayani oleh dayang-dayangnya.

Kami sepakat menjaga rahasia ini dan Bu Rere telah memberi izin aku melayani Tini juga jika sewaktu-waktu Tini menginginkan. Hadiah uang dari Bu Rere sudah sulit aku tampik dan sulit pula aku hitung. Sampai-sampai gaji ku tidak ada artinya dibanding besarnya tips .
 
Aku selalu menjadi rebutan antara bos Hendra dan Bos Rere. Aku berusaha netral saja agar perselingkuhanku dengan Bos Rere jangan sampai tercium oleh Bos Hendra. Feeling laki-laki umumnya tumpul, beda dengan feeling cewek. Bos Rere selalu berusaha mengorek rahasia suaminya. Dia menangkap gejala bahwa suaminya punya cewek lagi, tetapi tidak bisa membuktikan.


Aku tetap menjaga dengan ketat rahasia Bos Hendra, sehingga dia suka denganku dan tidak menutupi semua perbuatannya di luar. Itu pula lah yang membuat aku sering mendapat tips darinya.

Bos Rere sejak aku puaskan bahkan sampai termehek-mehek, kelihatannya dia tidak peduli lagi dengan suaminya yang dia curigai punya simpanan. Aku menyarankan ke Bos Rere agar dia berinvestasi dalam berbagai bentuk mulai dari properti sampai bisnis. Investasi itu tidak perlu diberitahu ke suaminya, karena suaminya juga terlalu sibuk dengan bisnisnya.


Jika sehari saja Bos Hendra keluar kota, bos Rere tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk mencari kepuasan dariku. Tini yang juga ketagihan diam-diam selalu minta aku embat.


Suatu hari aku dipanggil ke ruang kerja bos Hendra. Aku gentar juga, was-was banget kalau sampai dia menanyakan perselingkuhanku dengan istrinya. Aura khawatir di wajahku sulit disembunyikan.


Bos Hendra wajahnya serius dia mengajakku duduk di sofa. “Hendra saya pikir-pikir pendapatmu tempo hari ada benarnya, saya memang perlu variasi untuk meningkatkan gairah saya dengan Tantri, saya ingin minta bantuan kamu untuk itu,” katanya yang membuat aku agak lega.

“Siap pak, perlu bantuan apa pak,” tanyaku penasaran.

“Gini saya ingin melakukan trisome dengan Tantri bersama kamu. Saya sudah diskusikan dengan dia, awalnya dia tidak mau, tetapi setelah dibujuk-bujuk akhirnya dia mau mencoba. Namun jika kelak mengecewakan dia tidak mau lagi. Jadi Hendra kamu harus berusaha sebaik mungkin melayani Tantri, gimana kamu sanggup. Saya sih percaya kamu sanggup,” kata Bos Hendra bersungguh-sungguh.


Terbayang olehku Tantri yang cantik dan sexy dengan tetek yang membeludak. Dari sorot matanya dan wajahnya, Tantri sebenarnya gampangan dan nafsunya besar. Mungkin dia jaga wibawa di hadapan suaminya dengan berpura-pura keberatan.


“Kalau kamu siap, kita sekarang jemput Tantri di rumahnya lalu kita melakukannya di hotel, saya sudah book hotel di jalan Thamrin,” katanya.


Dari hotel aku dan bos meluncur ke kediaman Tantri di wilayah Selatan Jakarta. Sesampai di rumahnya Tantri sudah siap sehingga kami tidak perlu menunggu lama. Teteh kelihatannya pengen juga aku embat, tetapi waktunya tidak ada.

Aku dan bos serta Tantri meluncur ke hotel yang dimaksud. Bos naik dulu ke reception hotel untuk mengambil kunci. Dia kembali ke mobil menyerahkan kartu akses ke aku dan minta aku mengantar Tantri ke kamar. Bos akan menyusul beberapa saat kemudian.


Tantri sikapnya agak kaku, mungkin dia malu terhadapku yang dia ketahui akan melahap dirinya. Sesampai di kamar, aku menghidupkan AC, Tantri masuk ke kamar mandi. Korden yang tadi dibuka oleh bell boy kembali aku tutup sehingga ruangan jadi agak temaram. Aku duduk di sofa menonton TV.

Tidak lama kemudian muncul Bos Hendra, Tantri baru keluar dari kamar mandi hanya mengenakan kimono handuk langsung memeluk bos Hendra. Mereka berdua langsung menuju ranjang dan melanjutkan cumbuan.

Aku menyelinap ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku dan mencuci mulutku dengan sikat gigi yang disediakan hotel. Tubuhku sudah bersih. Kontol mulai agak ngaceng karena membayangkan sebentar lagi akan menggarap barang bagus.

Aku keluar dari kamar mandi hang mengenakan celana dalam yang menyimpan senjata yang sudah agak siap. Tubuhku bagian atas yang berotot terekspos. Bos rupanya sudah mulai menggenjot Tantri yang dari desahannya kelihatan Tantri sudah terangsang. Namun apakah desahan itu asli atau dibuat-buat aku kurang begitu memperhatikan.

Aku duduk di dekat tempat tidur sambil memperhatikan pertempuran bosku dengan simpanannya. Tidak lama kemudian ketika bos sedang asyik menggenjot dia memberi kode ke aku agar mendekat dan dia mengkode agar aku segera menggantikan posisinya menggenjot Tantri.

Aku segera melepas celana dalam dan kontolku yang sudah tegang langsung melesat. Bos Hendra sempat terbelalak melihat kedigdayaan kontolku.

Aku naik ke ranjang dan bos Hendra buru-buru melepas batangnya dari lubang Tantri dan aku segera mengambil alih posisinya. Aku arahkan penisku memasuki lubang Tantri. Dia menjerit, aduh memekku perih , ini barang gede banget, katanya. “ Mas pelan-pelan mas, nanti memekku robek,” kata Tantri yang sadar penis yang menyodoknya sudah beda.


Aku tekan penisku pelan-pelan ke memeknya yang sudah licin. Terasa sempit dan nikmat banget. “Gila memek gua jadi sesek, kata Tantri yang langsung mengerang ketika mulai aku genjot. Dia tidak lagi berpura-pura ketika goyanganku makin cepat. Baru sebentar saja dia sudah orgasme dengan hebatnya dengan jeritan keras dan memeluk diriku.

Cairan hangat membasahi batanku di dalam memeknya. “Aduh enak banget kontol ini,” katanya.


“Mas belum keluar ya, aku mau sekali lagi ya mas, katanya terengah-engah.

Aku tunggu sebentar sampai itilnya tidak terasa ngilu lagi baru aku genjot. Tantri langsung mengerang-erang seperti orang disiksa, tapi nadanya seperti orang keenakan. Dia termasuk cewek yang cepat orgasme, karena tidak lama kemudian dia orgasme kembali dengan hebat sampai dia mengejang dan berteriak panjang.
 
Bos Hendra mengusap-usap rambut simpanannya menanyakan, “ Gimana sayang kamu suka,’


“Enak banget pap aku suka, papap pinter milih orang, aku jadi pengin lagi.”


Aku tawarkan Bos Hendra untuk melanjutkan permainan, tetapi Tantri menolak dia ingin aku puaskan lagi. Aku diberi kode oleh Bos Hendra untuk kembali melanjutkan permainan. Kali ini aku genjot keras dan cepat membuat Tantri makin tidak berdaya dengan erangan nikmatnya. Dia kembali orgasme, tetapi aku tidak berhenti langsung aku genjot terus.

Tantri sampai ampun-ampun minta berhenti karena dia merasa kecapean dengan orgasmenya yang berkali-kali. Namun memeknya yang sempit itu membuatku akan segera crot makanya aku tancap terus sampai aku menjelang crot, Tantri sudah mendahului dengan kelojotan. Aku tarik batang penisku tetapi ditahan Tantri sehingga aku tidak bisa menahan lagi lepaslah spermaku di dalam memeknya.


“Gila gue lemes banget pap, papap masih mau lagi, aku istirahat dulu ya rasanya capek banget dan ngantuk,” kata Tantri yang langsung tertidur dan mendengkur halus.


Ditepuk-tepuk punggungku oleh Bos Hendra, “ Kamu hebat banget, Tantri tidak pernah sampai kecapean seperti ini selama main sama saya,” katanya.


Aku ke kamar mandi kembali membersihkan diri dan berendam sejenak di bath tub lalu aku mengenakan pakaian.

Bos Hendra masih mengenakan kimono menunggu Tantri. Aku ingin pamit keluar tetapi dicegah, katanya dia masih ingin main lagi sama simpanannya sekaligus main bertiga denganku.

Bos Hendra mendekati Tantri dan mencumbunya dengan menciumi wajah dan meremas-remas teteknya. Tantri terbangun, kelihatannya bos berbisik minta jatah. Tantri hanya mengangguk.

Bos Hendra ingin sensasi baru dia ingin Tantri dikeroyok. Aku diminta kembali telanjang dan kontolku diarahkan agar dihisap Tantri sementara Bos menggenjot dari bawah.

Tantri dengan lahapnya memjilati kontolku sementara Bos Hendra asyik menggenjot, istrinya. Tidak lama kemudian dia sudah melenguh menandakan ejakulasi. Bos bangkit dan menggantikan posisikua minta kontolnya yang belepotan mani dikenyot Tantri, sementara itu aku diminta meneruskan permainan dengan Tantri.

Saat kontolku masuk ke vaginanya, Tantri menjerit. Aku langsung genjot karena memeknya terasa licin, namun masih tetap sempit. Entah berapa kali Tantri mencapai orgasme sampai akhirnya dia tidak bersuara lagi. Aku kira dia pingsan, ternyata malah tertidur. Gila ini batinku dientot kok malah tidur.


Aku dan bos bergantian mandi dan berpakaian lengkap. Tantri minta waktu untuk istirahat, dia akan chek out besok karena malas kembali ke rumah, aku diminta nya untuk mengambil beberapa baju ganti di rumahnya katanya Teh Nini sudah tahu karena sudah di telepon.

Bos aku turunkan di kantor, aku lalu melanjutkan ke rumah Tantri. Anda pasti bisa menduga apa yang aku lakukan bersama Teh Nini.

Teh Nini sudah membukakan gerbang. Rupanya dia sudah ditelpon bosnya. Turun dari mobil aku langsung digandeng. “Mas aku udah kangen banget, ayo mas ke kamar aku ya,” aku langsung digeret.

“ Mas aku sudah bersih lho,”katanya sambil mendorong aku rebahan di kasurnya. Celanaku langsung ditarik sekaligus dengan celana dalamnya, Senjataku belum siap tempur masih lemes. Teh Nini yang sudah telanjang bulat dengan tubuh gempal, paha besar tetek mengkal dan jembut sedikit terlipat di bawah perut. Aku pasif saja. Kontolku dilumat dan di kocok-kocok sampai akhirnya berdiri.

Meski belum terlalu keras, Teh Nini sudah tidak sabar, langsung dia duduk diatas tubuhku sambil meraih batangku lalu dijebloskan kedalam lubang memeknya.

Untungnya bisa masuk karena belum terlalu tegang. Di dalam memeknya aku merasa penisku dipijat-pijat oleh otot vaginanya. Nikmat banget rasanya membuat kontolku makin keras.


“Aduh sesek banget kontolmu mas, memekku rasanya penuh,” kata Teh Nini sambil mulai bergerak naik turun. Dia memuji kontolku yang keras seperti pukulan kasti.


Teh Nini terengah-engah sendiri dan makin lama makin cepat gerakannya lalu dia amburk ke dadaku. “ Gila mas aku puas banget ama kontolmu, boleh sekali lagi gak mas,” tanyanya.

“Sepuluh kali lagi juga boleh kalau kuat,” kataku meledek.

“Bener ya, awas lho kalau bohong,” katanya sambil mulai bangkit dan menggenjot lagi. Kali ini gerakannya maju mundur sehingga bagian itilnya tergerus-gerus oleh jembutku. Baru sebentar bergerak dia sudah mengerang lalu menjerit panjang banget dan keras. “Aduh mas gila enak banget sih kontolmu mas, boleh ditinggal di sini enggak sih mas, biar aku gampang kalau lagi pengen,” katanya bercanda.


Dia masih ingin tetapi tidak kuat lagi berada di posisi atas, Teh Nini minta aku yang menindihnya. Aku turuti saja keinginannya lalu kugenjot dari atas. Teh Nini mulai mengerang lalu dia mengejang kaku dan menahan teriakannya. Ternyata dia mencoba menahan orgasme tetapi tidak mampu sehingga ankhirnya lepas lah teriakan membarengi denyutan orgasmenya.

Aku berhenti sebentar lalu genjot lagi mengerang lagi, terus berulang-ulang dan aku tidak berhenti saat dia orgasme membuat dia bingung antara menikmati coblosan kontolku dengan ngilu di ujung itilnya. Akhirnya Teh Nini pasrah tidur telentang saja dan terlihat dia sudah lemas.

Aku menahan diri agar tidak ejakulasi, karena Tantri mungkin masih akan minta lagi. Aku sudah menduga nanti malam dia akan minta jatah lagi, karena ketagihan kontolku.


Setelah Teh Nini lemas, aku segera meninggalkan dia membawa koper kecil pesanan Tantri. Untung jalan lancar sehingga dalam waktu tidak lama aku sudah sampai di kamar Tantri.


Aku masuk Tantri masih tertidur nyenyak. Aku tidak ingin mengganggunya. Pelan-pelan kutaruh barang-barang pesanannya. Baru saja aku akan keluar kamar, Tantri memanggilku. “ Mas nanti kalau sudah selesai tugas kesini ya, temani aku sampai besok pagi,” katanya.

“Siap bu,” jawabku.
 
Aku kembali ke kantor dan melapor ke bos bahwa aku sudah kembali. Aku dipanggilnya ke ruang kerja. “ Kamu memang hebat, kamu ini ternyata tipe-tipe laki-laki yang menarik bagi perempuan. Aku lihat kamu tidak ganteng, tetapi memang terlihat smart, bersih dan sehat, dibalik itu kamu punya kontol besar dan tahan lama mainnya,” kata bos.


“Saya ingin Moniq dan Pamela bisa seperti Tantri,” kata Bos.

Dua nama itu adalah simpanan bos yang lain lagi, yang aku belum pernah lihat, karena mereka berdua tinggal di apartemen.


Bos pulang dari kantor agak telat sehingga baru jam 10 aku sampai di rumah. Aku langsung pamit pulang, karena menyadari Tantri sudah menunggu di hotel. Tiba di kamar Tantri sedang duduk di ranjang sambil menonton TV. Aku merasa badanku penuh peluh sehingga aku minta izin ke kamar mandi.

Dari kamar kubuka semua bajuku sampai aku telanjang, lalu menuju ke kamar mandi. Tantri melompat dari tempat tidur lalu menubrukku. Dia memeluk dan minta aku lumat bibirnya. Tantri juga dalam keadaan telanjang.

Aku katakan aku mau membersihkan badan dulu dengan mandi air dingin agar segar. Tantri malah menggelendot. Di kamar mandi dia ikut mandi bahkan dibiarkan rambutnya basah karena dia jongkok mengulum kontolku ketika aku sedang mengguyur di shower.


Kontolku langsung bangun membesar dan ini membuat Tantri girang, dia nungging minta disodok dari belakang. Badan kami masih basah. Aku turuti kemauan Tantri sambil aku menyabuni diriku dan badan Tantri.Aku genjot dari belakang, Tantri mengerang-gerang. Aku pegel karena seharian penuh dengan pertempuran. Aku tarik Tantri dan aku duduk di wc. Tien beada di pangkuanku dengan posisi membelakangi. Dia memutar-mutar pinggulya sampai akhirnya dia berteriak karena orgasme. Tidak puas dengan posisi dari belakang Dia mengubah duduk dipangkuanku dengan posisi berhadap-hadapan. Tantri aktif bergerak memutar-mutar dan maju mundur sampai dia kembali orgasme. “ Asli kontolmu enak banget buat gua gak tahan lama-lama langsung muncrat,” kata Tantri.


Badanku lelah sekali dan hari sudah makin larut. Tantri kelihatanya masih segar. Tanpa malu-malu aku minta dia memijat tubuhku. Tantri tidak keberatan aku disuruh telungkup dalam keadaan telanjang kami berdua asyik mijat dan dipijat.

Aku tertidur karena memang sudah sangat ngantuk, sehingga aku tidak tahu kapan Tantri mengakhiri pijatannya. Pagi sekali sebelum matahari terbit aku sudah terbangun. Aku ingat hari ini Bos harus berangkat pagi. Aku minta izin Tantri untuk langsung beangkat ke rumah Bos. Dia kelihatannya gak berat melepasku. “Padahal aku masih pengen sekali lagi mas,” katanya manja.

Aku tiba di rumah Bos jam 6 pagi. Bos sudah selesai sarapan dan langsung memberi aba-aba ke aku agar aku mempersiapkan mobilnya. Ada koper kecil dibawa, seperti biasanya kalau bos keluar kota. Sebelumnya tidak ada pemberitahuan kalau hari ini beliau akan keluar kota.

Aku diminta langsung ke kantor dan kendaraan diparkirkan di basement. Bos meminta aku segera ke ruang kerjanya. “Kita naik taksi saja ke bandara, kamu ikut saya ke Surabaya,” katanya singkat.


“Bos saya tidak bawa baju ganti,” kataku.


“Nanti beli saja di Surabaya, kita tinggal di hotel yang dibawahnya mall, jadi kamu bisa cari baju ganti di sana,” jawab bos singkat.


Di airport bos langsung minta diurusi chek innya dan kami berdua duduk di eksekutif lounge bandara. Lumayan juga banyak variasi sarapan pagi. Aku makan sekenyangnya lalu ngopi. Nikmat banget hidup ini, batinku.


Aku duduk berdua dengan bos di kelas eksekutif. Kursinya lebar dan nyaman, ada hidangan lagi, padahal perutku sudah kenyang. “Nanti di Surabaya kita akan ketemu istriku Pamela, kamu belum pernah ketemu kan. Dia akan menyusul dengan penerbangan lebih siang. Aku mau menyelesaikan urusanku, kamu cari saja baju ganti, “ kata bos sambil memberiku uang segepok pecahan seratus ribu.


“Siap bos, apa perlu di kawal sampai ke kantor client bos,” tanyaku.

Gak usah kamu muter-muter aja dulu di mall sampai jam 2, lalu langsung chek ini, sebut saja namaku . Chek in hotel baru bisa jam 2 siang,” kata bos.


Bosan juga aku muter-muter mall, sehingga setelah semua baju yang kuperlukan terbeli, aku duduk di kopi shop sambil melepas pandangan ke orang yang ramai hilir mudik. Banyak cewek-cewek cantik mondar mandir.


Setelah mengisi perut di jadwal makan siang, aku lalu menuju kamar hotel. Ketika aku masuk ada cewek yang masuk ke lift bersamaan dan ternyata dia membuka kamar disebelah kamarku. Cantik banget, tinggi, putih, rambutnya hitam lurus sebahu. Tubuhnya ideal sekali, dengan bokong tonggek dan payudara mendongak keatas, meski ukurannya tidak jumbo. Kelihatan sekali barang mahal. Aku tidak berani memandang lama-lama karena terus terang agak minder juga. Tinggi nya hampir sama dengan aku yang 177 cm. “Gimana rasanya ngembat cewek secantik itu ya,” kata hatiku.

Di dalam kamar aku langsung ganti baju tidur berupa kaus oblong putih dan celana boxer pendek. Perut kenyang, ruangan sejuk dan yang paling aku suka sprei dingin ketika diraba. Tidak pernah aku mempunyai waktu yang longgar seperti ini.

Di kamarku terlihat ada pintu yang mungkin menghubungkan dengan kamar sebelah tadi. Berarti aku bisa dong masuk ke kamar cewek itu melalui pintu ini. Aku buka pelan-pelan pintunya bisa terbuka. Ternyata ada pintu lagi yang tidak bisa aku buka dari sisi kamarku, mungkin harus dibuka dari sisi kamar sebelah. Ah aku memang bodoh, kelak aku baru tahu bahwa itu adalah conneting door.

Aku mandi dengan beredam air hangat. Kontolku menegang ketika terendam air hangat. Apa malam ini aku mendapat pelampiasan ya, aku masih bertanya-tanya untuk apa bos mengajakku ke Surabaya, sedangkan dia jalan sendiri tidak mau aku kawal.


Selesai mandi aku tidur dengan hanya mengenakan celana dalam. Dibalik selimut tebal, rasanya nyaman sekali. Mungkin sekitar satu jam aku tertidur, terkejut bangun karena ada suara bel. Aku bangun buru-buru dan membukakan pintu. Ternyata bos yang datang.

“Kamu habis ngapain kok pakai celana dalam doang,” tanyanya heran.

“Tidur bos,” kataku singkat.

Bos menelepon seseorang minta dibukakan pintu. Aku mendengar suara kunci pintu dari pintu penghubung itu. Bos lalu membuka pintu juga sehingga terlihatlah cewek cantik tadi. Eh ternyata itu simpenan bos yang namanya Pamela. Pantas aja cantik, simpanan konglomerat.

Untung aku sudah mengenakan celana panjang dan kaus oblong, kalau tidak grogi banget aku dikenalkan dengan cewek cantik tadi.Aku diperkenalkan, Pamela menyalamiku dan matanya menatapku lekat seperti dia sedang mengamatiku.


“Mas pegawainya papi ya,” tanyanya.

“Iya benar mbak,’ jawabku.


“Maaf mas, punya nya seberapa besarnya,” tanya Pamela.


Aku masih bingung mau jawab apa, karena aku kurang ngerti soal apa yang ditanyanya. Bos membantu,” Itu barang kamu panjangnya seberapa,”


“Normal saja mbak, Cuma 16 cm ,” kataku.


Bos menyuruh aku berdiri dan dia perintahkan aku telanjang. “ buset apa sih mau nya si bos ini, aku disuruh telanjang di depan ceweknya, mentang-mentang bos, dia kasi perintah suka-suka , bagaimana pun aku rada nervous juga,” batinku.


Aku ikuti perintah bos sehingga dalam waktu singat aku sudah telanjang bulat. Kontolku ikut nervous sehingga dia kuyu, tergantung lemas. Si mbak minta aku mendekat. Dipegangnya penisku lalu diangkat keatas dan di belek-belek untuk melihat dalamnya.

Tangannya lembut sekali membuat aku jadi terangsang pula. Pelan-pelan penisku membengkak. “Boleh juga nih pap,” katanya ke bos.


“Kamu bisa main berapa lama biasanya,” tanyanya agak ketus.


“paling lama sih 5 menit,” kataku merendah dan berbohong.

“Ah masak sih, kelihatannya dari badannya kamu model yang kuat lama,” kata Pamela.


“Bener koq , saya jujur,” kataku merendah. Aku berpikir sombong amat sih cewek ini, pakai nanya-nanya aku kuat berapa lama mainnya. Aku bertekad akan menghajar habis-habisan kalau ada kesempatan nanti.


“Gimana mau coba, kamu pasti suka deh, kalau sudah nyoba,” kata bosku berusaha mempromosikan diriku.


“Bolehlah, tapi kalau dia mainnya sebentar aku gak mau lagi ya,” katanya.

Aku diperintahkan membersihkan tubuhku dan menggosok gigi. Dengan santai sambil tetap telanjang aku berjalan ke kamar mandi. Aku jadi merasa agak dendam sama si Pamela yang lagaknya tinggi amat.

Setelah aku selesai bos menggiringku ke kamar Pamela. Ternyata dia sudah berbaring di bawah selimut. Dia membuka kan sedikit selimutnya menyuruh aku masuk. Aku langsung menyuruk ke dalam selimut dan menemukan tubuhnya yang telanjang. Lampu kamar diterangkan oleh bos, mungkin dia ingin menonton permainanku. Aku menciumi pipinya dan menahan diri tidak langsung meremas teteknya. Tanganku justru aku gunakan untuk membelai rambutnya dengan menyibakkan bagian yang turun ke dahi.


Siapa pun cewek jika dicium dahinya dia akan merasa dirinya dilindungi oleh laki-laki yang menciumnya. Aku memang ingin mendapatkan perasaan itu dari pamela. Saat aku cium dahinya Pamela memelukkan tangannya ke tubuhku dan menarik mukaku ke arahnya yang maksudnya aku diminta melumat bibirnya. Aku julurkan lidahku mengenai bibirnya langsung dia menangkap bibirku dan kami pun bergumul dalam lumatan bibir. Kedua tanganku memegang kepalanya kiri dan kanan sehingga memberi rasa nyaman baginya.


Puas melumat bibirnya aku merosot sedikit menciumi leher lalu naik lagi ke telinganya. Nafasnya mulai memburu memberi signal bagiku untuk melanjutkan cumbuan. Setelah leher aku menjilati bagian tengah dadanya. Selimut aku singkap sedikit sampai kedua payudaranya yang putih bening dengan urat biru membayang. Aku jilati puting kiri terlebih dahulu dan aku kenyot-kenyot. Teeknya kenyal banget dan masih nikmat diremas-remas. Bos pandai juga memilih mainan, batinku berkata begitu.


Setelah tetek kiri pindah ke tetek kanan lalu aku remas perlahan lahan. Pamela menggelinjang entah karena menahan geli atau merasa nikmat. Atau mungkin keduanya. Aku turun ke bawah menjilati pusarnya dan perutnya yang rata.


Tidak terlalu lama di bagian itu, karena aku penasaran bagaimana pusat pesonanya di bawah sana. Aku singkap, terlihat memek yang mentul dengan jembut yang dicukur rapi. Sayang bentuknya agak kurang cantik tidak secantik wajahnya. Di belahan memeknya bagian bawah ada nongol kerutan daging yang merupakan bagian bibir dalam. Kerutan itu kalau di cewek cewek lain sering aku jewer sambil menjilati itilnya. Aku kuak belahan pepeknya dengan menjewer gelambir kiri dan kanannya. Itilya masih agak tenggelam, tetapi warna merah jambunya sudah terlihat.


Pamela mengerang-erang ketika itilnya aku serbu dengan jilatan. Lubang vaginanya aku colok dengan 2 jari dan aku kocok. Kedua tangannya meremas sprei sambil merintih-rintih sampai akhirnya tercapai lah orgasme.Dia buru-buru menyingkirkan kepalaku dari selangkangan lalu sambil menutup selangkangannya dia keluar dari selimut lalu kakinya dikangkangkan dan menghadap ke pinggir tempat tidur. Dia mengerang-erang dan aku memperhatikan ternyata dia squirt tetapi terkencing-kencing.


Karpet di tepi tempat tidur basah oleh lelehan kencingnya. Dilapnya bagian yang basah di paha dan selangkangannya dengan selimut lalu dia tidur mengangkang di atas selimut. Ditariknya tubuhku untuk menindihnya. Aku mengerti sehingga segera aku arahkan batang penisku menerobos masuk ke vaginanya. “Aduh pelan-pelan mas, punyamu gede banget, memekku gak muat ,” katanya sembil merintih.


Aku tekan kontolku karena bagian kepalanyanya sudah terbenam. Aku tarik lalu tekan begitu berulang ulang sampai seluruh batangku terlumasi oleh lendir vaginanya. Seluruh batangku masuk. “ Gila ini barang gede bener ya memekku jadi sesak banget,” kata Pamela.
 
Aku pompa pelan-pelan. Setiap gerakanku dia mendesis, makin lama desisannya makin cepat, karena gerakanku juga makin cepat. Desisan berubah menjadi erangan lalu dia merangkul tubuhku erat-erat dan terasa kontolku hangat oleh semburan yang mungkin sebagian adalah air kencing. Aku biarkan saja sampai lubang vaginanya berhenti berdenyut.

Pamela terengah-engah. Aku tawarkan bos untuk melanjutkan tetapi pamela melarang dia ingin sekali lagi. Pantatnya bergerak-gerak mendorong aku agar memompa kembali. Aku kembali mengayuh dengan irama yang cepat, diikuti erangan-erangan yang merangsang. “aaaaah gua gak bisa nahan, nikmat banget, gua keluar lagi aaaaaah,” teriaknya sambil keluar semburan hangat dari dalam memeknya dan kembali pijatan vaginanya seolah-olah menyedot batang penisku.


“Papi sekali ya pi, katanya lalu mengguncang tubuhku agar aku genjot lagi. Aku turuti kemauannya dia mencoba melakukan gerakan memutar pinggulnya, namun makin lama gerakannya makin kacau gak karuan karena memeknya makin mencekat menandakan dia hampir orgasme. Benar juga dia kembali menjerit mendapatkan orgasme. “ Gila lu mas kuat banget gak keluar-keluar, gua udah lemes lu masih kayak pentungan kontolnya keras banget,” katanya.

Aku tarik kontolku lepas dari memeknya dan kupersilakan bos menerus permainan. Kontol bos tanpa halangan dan kesulitan langsung nancep habis. Dia genjot. “ Memek kamu rasanya enak banget makin sempit, mungkin kalau habis dapat memek makin mengkerut ya, kata bos yang dengan semangat memompa sementara Pamela diam saja tidak mendesah, tidak juga merintih dia diam saja seperti mayat. Namun Bos tidak lama kemudian mengerang menandakan dia ejakulasi.


Aku tawari bos untuk genjot lagi satu ronde, dia geleng-geleng “ Gak kuat rasanya udah capek banget, “Kamu aja terusin ,” katanya.

Tanganku ditarik Pamela untuk kembali menindihnya. Kontolku tanpa dituntun langsung melesak masuk ke memeknya yang licin tetapi terasa masih mencekat. Aku mulai memompa lagi Pamela mulai merintih dan mengerang-erang seperti menangis. Aku sempat berhenti sebentar karena kukira dia menangis, tetapi ditepuknya pantatku,” kenapa berhenti, gua udah hampir nyampe,” katanya.


Pamela aku genjot terus berkali-kali karena makin lama makin cepat dia mendapat orgasme sampai akhirnya aku pun ejakulasi, yang kulepas saja dalam benaman memeknya.


Bed cover yang menjadi alas kami main, basah kuyup oleh kencing Pamela. Aneh banget orang ini, kalau orgasme sampai terkencing-kencing.


Setelah kurapikan tempat tidurnya sehingga layak di tiduri pamela memilih tidur dalam keadaan tetap telanjang setelah sebelumnya dia mandi membersihkan badannya dari bekas air kencingnya sendiri. Bos diajaknya tidur satu selimut.


Aku kembali ke kamar tanpa menutup pintu penghubung. Mandi dengan air hangat rasanya memulihkan tenagaku kembali, Kontolku ngaceng lagi saat aku berendam air panas. Aku pikir persiapanku untuk bertempur pada sesi berikutnya masih memadai.


Aku tidur di dalam selimut dengan keadaan telanjang. Rasa penat tubuhku dan segarnya setelah mandi berendam air panas, membuat mata makin redup.


Entah berapa lama aku tertidur sampai aku terbangun karena merasa kemaluanku dihisap-hisap. Aku lihat ke bawah, ternyata pamela yang masih dalam keadaan bugil melomoti kontolku. “ Mas udah bangun ya, adeknya malah udah bangun duluan tuh, gua demen banget gede, keras lagi,” katanya.

“Mas gua ketagihan ama kontollu yang enak banget, katanya sambil menaiki tubuhku dan memasukkan batang penisku ke memeknya. Dia bergoyang di atas sesuka hatinya sementara aku tetap berbaring dan meremas teteknya yang berguncang-guncang mengikuti gerakan tubuhnya.

“Tenang mas aku gak bakal terkencing-kencing lagi, soalnya sudah aku keluarkan tadi sebelum main,” katanya.


Pamela berusaha menahan suara erangannya dengan tetap melompat-lompat diatas tubuhku, lama-lama dia gak kuat lalu ambruk mendekap tubuhku sambil ngos-ngosan. “Aduh aku dapet mas , enak banget rasanya kontollu itu lho bikin gua nafsu dan gak bisa tahan lama, katanya setelah siuman dari orgasmenya. Setelah itu dia masih melakukan gerakan berputar-putar sampai dapat lagi orgasmenya.


Nafsunya besar banget, dia masih minta digenjot dengan posisi aku menindihnya. “ Mas aku masih mau lagi, rasanya enak banget, ayo mas genjot lagi mas sampai aku lemes,” katanya.


Aku ikuti kemauannya lalu aku genjot terus tanpa memberi waktu dia istirahat meskipun dia orgasme. Entah berapa kali dia orgasme akhirnya dia seperti pingsan. Rupanya dia tertidur karena kecapean, padahal entotan belum selesai. Aku sudahi saja lalu aku pun tidur satu selimut dengannya.


Besok paginya kami sarapan di kamar setelah mandi dan berpakaian rapi. “Pap aku boleh ya kalau lagi pengen carter si Mas, pokoknya aku tetap ngelayani papi deh, yang penting aku boleh pakai si mas sekali-sekali ya,” kata Pamela.


“Boleh saja kamu pakai dia, asal kamu beri tahu saya, jangan diam-diam kamu main sama dia di belakang saya,” kata bos Hendra.
 
Update lagi gan, sumpah baru ini nubi baca seru bgt alur nya...
 
Koleksi lubangku makin banyak, Istri bos, sekretaris pribadinya, simpanan pertamanya, pembantunya dan simpanan keduanya. Melayani 5 perempuan yang kadang kala waktunya berbenturan membuat aku pusing. Aku terpaksa sering berbohong untuk tidak menyakiti hati mereka. Akibanya hampir setiap malam, aku bergantian melayani para wanita-wanita cantik.

Cewek kalau sudah terpuaskan main sama kita, apa pun yang kita mau dia nurut saja. Kalau bicara soal materi aku sulit mengungkapkan, dari istri bos aku dapat satu rumah di daerah Depok, di satu cluster. Lumayan aku pasarkan untuk dikontrakkan setiap tahun laku 40 juta. Dari istri bos ke dua aku belikan sebidang tanah kebun di kampungku dapat dua hektar, dari bos aku bisa beli tanah sawah. Rumah orang tuaku juga sudah aku bangun menjadi bertingkat dan lebih besar.


Di Jakarta aku berusaha tampil sederhana, kemana-mana mengendarai motor yang anti macet. Aku berusaha tampil apa adanya agar rekan-rekan ku sesama supir di rumah bos tidak curiga, dari mana aku dapat duit banyak.


Salah seorang pegawai bos dikantor memanggilku, dia mengajakku ke kantor imigrasi untuk membuatkan aku pasport. Aku turuti saja tanpa berani bertanya ke Bos, aku ini mau dibawa kemana.

Seminggu pasportku selesai. Bos memanggilku ke ruang kerjanya. “Besok kita berangkat ke Amerika semua dokumen sudah selesai, kamu bawa pakaian untuk perjalanan seminggu,” kata Bos.


Aku hanya menjawab siap, tidak berani bertanya mau ngapain ke Amerika.

Sore hari aku berdua dengan bos menggunakan taksi menuju air port. Kami terbang terlebih dahulu ke Singapura. Dari Singapura yang baru pertama kali kuinjak kami harus ganti pesawat. Pesawat yang membawa kami ke Amerika besar sekali. Ternyata di Singapura Bos membawa cewek yang kuketahui penyanyi terkenal di Jakarta, yang memiliki repurtasi Internasional.

Tidak kusangka dia adalah salah satu simpanan bos. Aku agak grogi diperkenalkan dengan penyanyi itu. Bagaimana tidak, dia penyanyi yang sangat terkenal, cantik dan namanya sudah masuk jajaran penyanyi internasional.


Kami bertiga duduk di kelas eksekutif yang mempunyai tempat tidur. Bos duduk berdampingan dengan sang penyanyi dan aku duduk sendiri di sisi jendela. Penerbangan dari Singapura menuju Hawaii cukup lama.

Sesampai di Honolulu kami dijemput oleh mobil sedan yang panjang menuju Hotel Hilton. Bos sekamar dengan sang penyanyi sebut saja namanya Moniq, dan aku menempati satu kamar sendiri di lantai yang sama.


Aku yakin nanti bos akan mengundangku ke kamarnya untuk menonton aku main dengan Moniq. Soal main sama cewek cantik udah bukan asing bagiku, karena simpenan bos memang cantik-cantik, tetapi main dengan penyangi terkenal, ini merupakan pengalaman baru.

Aku menyiapkan beberapa kamera hidden, ada yang berbentuk kancing, ballpoint dan korek api. Ketiga kamera itu akan aku letakkan secara terpisah dan benar-benar tersembunyi. Kalau sampai ketahuan mampus aku.


Benar juga sehabis makan malam, bos meneleponku untuk ke kamarnya. Pintu dibuka oleh Moniq yang hanya mengenakan baju tidur satin tipis sehingga gerakan payudaranya terlihat bebas dan selangkangannya meremang agak hitam. Pakaian tidurnya berwarna kuning muda sehingga bagian tubuh yang ditutupi agak membayang keluar.

Aku langsung dipeluk dan dicium oleh Moniq membuat aku gelagapan. “ Gendong dong,” katanya minta aku menggendongnya lalu aku rebahkan di tempat tidur. Pelukannya di leher tidak dilepas malah dia menarik tubuhku agar tidur di sisinya.

Bos hendra duduk di kursi mengamati kelakuan kami berdua. Moniq membuka kaus oblongku. Dia mengamati dadaku yang bidang dan ada bulu di tengahnya. Di belai-belainya dadaku lalu diciumi. Celana panjang piyamaku ditarik kebawah. Aku tidak mengenakan celana dalam, karena sudah tahu akan ditelanjangi juga nantinya.


Aku tidak menyangka penyanyi terkenal ini tidak sombong malah ramah sekali terhadap aku anak desa yang agak hitam. Aku ditindih setelah kami berdua dalam keadaan bugil. Dia melumat bibirku. Aku meresponnya dengan semangat.

Moniq bodynya putih, teteknya tidak terlalu besar dan kelihatan agak kendor, tapi mukanya cantik dan jembutnya tebal. Tingginya aku taksir sekitar 155 cm dan bhnya mungkin ukuran 34 A.

Moniq ganas sekali menciumi aku dari mulai bibir, telinga, leher sampai pentil susuku dia jilat. Ciumannya berakhir di penisku. Sambil digenggam dia jilati kepala kontolku yagn lebar serta ngemuti buah zakarku. Rasanya geli-geli nikmat. Mulutnya kekecilan untuk melahap batang penisku. Dia bilang mulutnya pegal karena mangap terlalu lebar.

Sekitar 5 menit dia lumat batang kontolku yang kerasnya seperti batang kayu. “ Barang sekeras ini kalau masuk ke dalam rasanya nikmat banget,” kata Moniq.

Dia menarik tubuhku agar menindih. “ Ayo sekarang gantian,” perintahnya.


Aku langsung menghisap teteknya. Terasa agak lembek, tetapi lengannya berotot, mungkin dia sering latihan angkat beban. Perutnya rata bahkan cenderung berotot. Aku raba pepeknya sudah berlendir. Aku gosok lembut itilnya dia menggelinjang.” Jangan pakai tangan dong, please,” katanya.


Aku meluncur ke bawah tiarap diantara kedua pahanya lalu menguak rimbunnya jembut untuk menemukan belahan memeknya. Bagian dalam memeknya berwarna merah muda dan mengkilat karena sudah basah. Aku langsung menjilati itilnya yang kelihatan sudah agak muncul.


Dia langsung mengerang ketika itilnya tersapu oleh lidahku. Moniq menanggapi jilatanku di itilnya dengan mengerakkan pinggulnya naik turun seperti sedang melakukan hubungan badan.


Makin lama makin seru erangannya, aku baru ingat untuk menusukkan dua jariku ke dalam lubang vaginanya dan mengocoknya. Eranganya makin seru sampai aku khawatir suaranya terdengar keluar kamar.


Moniq tiba-tiba bereriak keras sambil menjepit kepalaku dengan kedua pahanya dan tangannya menekan kepalaku sampai aku susah bernafas. Dia mencapai orgasmenya.

Setelah reda, aku bangkit dan mengarahkan kontolku ke memeknya. Tangannya menangkap kontolku diarahkan memasuki lubang kenikmatannya. Pelan-pelan aku dorong masuk sedikit demi sedikit. “ Aduh jadi sesak banget nih memekku, kontol besar banyak, kontol panjang juga banyak tapi kontol besar dan keras Cuma ini,” katanya.
 
Aku genjot dengan ritme konstan dan berusaha menggerus itil dan titik gnya atau Gspot nya. Responnya menunjukkan posisiku sudah benar sehingga aku memperkirakan dia tidak lama lagi akan mendapat orgasme. Tidak salah, dia menjerit lagi dan merangkul kan kedua kakinya ke pinggang dan tangannya memelukku erat. Kontolku di dalam rasanya seperti isiram cairan hangat dengan limpahan berirama berkali-kali.

“Ini top banget Pi, aku rasanya ingin sekali lagi boleh nggak pi,” tanya Moniq.


“Silakan saja, puaskan dirimu sepuas mungkin, sampai seberapa kuat,” kata Bos Hendra.


“Coba sekarang aku yang diatas ya, kamu tiduran di bawah saja,” katanya.

Kami bertukar posisi, Moniq langsung menduduki kontolku yang kaku. Dijebloskan ke memeknya lalu dia bergerak naik turun lalu menggerus dengan gerakan maju mundur. “ Aduh enak banget, penuh banget memekku,” katanya sambil mendengus-dengus.


Gerakan posisi dia diatas membuat tetek kecil yang lembek itu berguncang guncang. Aku remas memang terasa lembek, tidak padat dan kenyal. Dia memang menang cantik dan terkenal saja. Rasa memeknya biasa-biasa saja.


Baru sekali orgasme diatas dia sudah menyerah dan ingin kembali aku tindih. Aku mainkan gerakan memompa lebih cepat membuat Moniq menghiba-hiba dengan erangan terputus-putus. Orgasmenya datang lagi tidak lama aku genjot. Dia masih mengatakan rasanya masih ingin sekali lagi, padahal dia sudah orgasme berkali-kali.


“Mas yuk kita coba dengan posisiku nungging, aku pingin nyoba, boleh ya Pi, “ katanya sambil mengatur posisi nungging. Aku sodok memeknya dari belakang. Bongkahan pantatnya bergetar-getar aku tabrak setiap kali membenamkan kontolku. “Aku jarang bisa orgasme pada posisi ini, tapi ini kok enak banget ya kayaknya gak lama lagi aku dapat.. aaaah ah aku mau nyampe aaaaduh aku nyampe,” katanya mengerang.


Moniq termasuk cewek hiper, karena berkali-kali aku embat dia masih sanggup minta lagi. Kali ini aku dimintanya duduk bersandaran kepala tempat tidur lalu dia duduk dipangkuangku dengan kontol menancap. Kamu berposisi berhadapan. Moniq yang mengontrol semua gerakan, aku hanya menonton teteknya yang bergoyang-goyang. Dia mendapat orgasme kembali sambil memelukku erat.


“Kamu minum obat kuat apa sih mas, kok barangmu keras terus dan tahan lama banget, apa ditahan ya mas biar gak keluar-keluar,” tanya Moniq penasaran.


“Saya gak minum obat apa-apa kok, mungkin ini warisan,” kataku sambil senyum.


“edan warisan kok begituan, tapi hebat banget sih, barang kayak gini buat gua ketagihan nih Pi,” kata Monik yang berdiri melepas kontolku.


“Ayo pi, sekarang giliran Papi deh dari tadi nonton terus,” Moniq menggeret tangan bos Hendra.

Bos Hendra langsung menindih Moniq dan memompanya. Sekitar 5 menit bos sudah mengerang panjang tanda dia muncrat di dalam memek si Moniq.


“Gimana pi barangku masih enak kan,” tanyanya.

“Kalau gak enak masak aku bisa muncrat,” kata bos.


“nanggung nih tadi aku sebenarnya sudah hampir keluar, ayo terusin mas,” katanya.


Aku embat langsung dan kali ini aku embat maraton sampai dia 3 kali orgasme baru aku melepaskan maniku di pepeknya. Kelihatannya Moniq sudah terlalu lelah akibat didera orgasme berkali-kali yang menguras tenaganya.

“Pi si mas tidur di kamar ini aja, sofanya bisa diubah menjadi bed biar dia tidur disana, aku kalau kepengen lagi main, dia ada disini, boleh ya. Si bos mengangguk saja setuju.

Kami mandi bersama bertiga dengan guyuran air hanget. Setelah bersih dan kering perutku agak lapar, aku ingin makan yang bergizi mengganti energiku yang terpakai tadi. Moniq memesan steak dengan kentang dan hamburger. Sementara ia dan bos Hendra hanya memesan sandwich tuna.


Malam itu aku tidur nyenyak sekali. Pagi-pagi aku dibangunkan Moniq. Dia mengajakku ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi Moniq membuka semua bajunya sampai dia bugil lalu dia minta aku melepas celanaku saja. Moniq duduk di wc dengan posisi agak menyandar, aku diminta menyodok memeknya dari depan. Setelah kontolku terbenam, aku diminta diam saja. Sambil berlutut aku beralaskan handuk mengikuti kemauan simpanan bosku ini.

Gila dia ini aneh banget,rupanya dia berak tapi memeknya minta disumpel kontol. Baru sekali ini aku mengalami seperti ini. Mana tainya bau lagi. Berkali-kali aku minta tainya diflush agar tidak terlalu bau. Dia berak agak mencret dan bercampur dengan angin sehingga berbunyi.


Setelah selesai berak disemprot pantatnya sampai bersih lalu aku diminta menggendongnya dalam posisi kontolku tetap tertancap. Ia minta di dudukan di meja wastafel lalu aku genjot. Keenakan dia mengerang-erang. Suara itu membangunkan Bos sehingga dia menjenguk dari pintu melihat apa yang kami lakukan. Untung bos tidak melihat aku sedang mengentot Moniq lagi berak.

Setelah mendapat orgasme Moniq minta digendong dengan posisi kontolku masih tertancap, Tubuhnya tidak terlalu berat, tapi kalau lama-lama aku gak kuat juga menggendongnya. Aku pepetkan ke dinding lalu aku genjot berkali kali sampai akhirnya dia minta berhenti karena sudah mencapai orgasme.


Moniq termasuk cewek hiper, dia sehari minta dientot berkali-kali. Sehari semalam mungkin dia mendapat orgasme sekitar 20 kali, sedangkan aku membatasi diri sehari semalam hanya crot sekali saja.

Bos Hendra makin suka dengan aku karena mampu mengimbangi nafsu cewek simpanannya. “ Besok kita ikut kapal cruise keliling pulau-pulau di Hawaii.

Di kapal pesiar itu kami menempati sebuah kamar suite yang besar. Aku berkali-kali ngentotin Moniq sampai rasanya bosan juga meski dia cantik dan terkenal. Di kamar dalam kapal pesiar itu lah aku sempat mencuri membuat video aku mengentot dia. Sebanyak 3 kamera berhasil menangkap moment bagus ketika aku ngembat Moniq.

Dari Hawai bos masih mengajak ke Los Angeles menginap 2 malam di sana, lalu melanjutkan ke New York menginap 3 malam baru kami terbang pulang.

Moniq turun di Singapore, kami berdua meneruskan terbang ke Jakarta. Dalam perjalanan dari Singapore ke Jakarta kami ngobrol banyak hal. Tiba-tiba bos nyletuk. “ kasihan istriku jadi kurang dapat jatah, selain aku sibuk mondar mandir aku sudah puas main sama simpanan-simpananku, kamu bisa tolong saya enggak,” tanya Bos.


“Tolong apa bos,” tanya pura-pura bodoh.


“Kamu kan sudah berhasil memuaskan simpanan-simapanku sampai mereka bener-bener ketagihan, sekarang aku minta kamu memuakan istriku juga, tapi ini proyek top secret, jangan ada siapa pun yang tahu atur serapi mungkin jangan sampai bocor, gimana menurut kamu,” tanya bos.


“Saya selalu siap apa yang bos perintahkan, masalahnya istri bos mau gak sama anak kampung seperti saya,” tanyaku pura-pura bloon.


“Ah itu biar saya yang urus, 3 cewek sudah bisa aku bujuk masak yang ini gak bisa, pokoknya serahkan saja ke saya,” kata bos.


“Saya kadang-kadang bingung antara membagi waktu kerja dengan membagi kenikmatan ke istri dan cewek saya. Dulu saya penasaran banget pengen ngrasai mereka, setelah tau rasanya saya kadang-kadang bosan, tapi mau saya lepas, kasian juga mereka. Sekarang aku tugaskan kamu saja yang menservice mereka jika mereka sedang menginginkan, saya datang kalau saya lagi kepingin saja, saya izinkan kamu ngentotin cewe-cewe saya dan nanti juga istri saya, tapi kamu harus jaga rahasia, dan kamu tetap saya pekerjakan jadi supir saya, atau supir ibu, biar kita mudah berhubungan dan saling kontak,” kata bos Hendra.


Semiggu setelah ditiba di Jakarta dan aku baru saja ngembat istri bos, aku dipanggil ke ruang kerjanya. “Agak susah payah saya membujuk ibu agar mau main sama kamu, tapi sukses kok. Nanti malam kamu ke hotel XXX jam 8 malam. Bilang ke recepcionis minta titipan dari saya. Ada amprop dalamnya kartu akses. Kamu masuk saja, nanti saya dan istri saya munggu di situ.


Malam yang dijanjikan saya ambil titipan di resepsionis lalu aku menuju kamar bosku. Dengan kartu akses aku langsung bisa membuka pintunya. Bos duduk di pojok, dan kamar digelapkan. Aku agak meraba-raba karena mataku belum menyesuaikan kegelapan.


Bos memerintahkan aku membuka semua pakaianku sampai telanjang bulat lalu naik ke tempat tidur dan masuk ke dalam selimut. Semua perintah itu aku turuti, dan langsung menyuruk ke dalam selimut begitu aku masuk selimut. Istri bos langsung menarik semua selimut sehingga kami berdua tertutup selimut, istri bos langsung memelukku langsung menciumi aku. Kami berciuman hangat sekali seperti kekasih yang lama tidak ketemu.


Rupanya bos penasaran, dia ingin menonton istrinya diembat, sehingga ditariknya selimut penutup tubuh kami lalu dia menerangkan lampu kamar. Aku sudah menindih istri bos dan sudah memasukkan kontolku. Tanpa ragu aku langsung genjot dan istri bos langsung merintih nikmat.


“Gimana ma, enak ma,” tanya Bos Hendra.


“Iya pa enak pa, papa pinter milih orang,” kata istri bos terengah-engah.


Malam itu Bu Bos entah berapa kali aku buat dia orgasme lalu bos juga ikut-ikutan ngembat karena dia terangsang katanya.


Sejak itu bos menyiapkan sebuah apartemen mewah untuk aku memuaskan istrinya. Apartemen itu dihadiahkan untukku. Aku mendapat bonus banyak sekali dan bukan dari satu orang. Ketika pulang dari Amerika aku hampir pingsan karena menerima uang tunai di dalam kardus mi instan. “Ini dua milyar untuk kamu, saya bayar kamu sama dengan saya kasi duit buat Moniq,” kata bos.


Semua uang hasil kenikmatanku aku investasikan ke emas, properti lahan perkebunan, sawah dan sebagainya. Aku sendiri tidak puya mobil, tetapi aku bebas mau pakai mobil apa saja, dari mulai Mercy seri S, BMW seri 6, Ferrari sampai avanza. Kendaraan milikku hanya motor Honda matic.


Tidak setiap hari aku menjalankan tugas sebagai supir karena sering ada panggilan untuk ngentot. Bahkan Moniq kalau lagi ngebet dia memanggilku untuk terbang ke Singapura. Semua yang nanggung biaya adalah bos. Aku dilindungi oleh bos, sehingga kalau istri bos menanyakan ke bos Hendra dia selalu mengatakan, aku mendapat tugas khusus dan rahasia.


Aku sempat termenung, sekarang senjataku adalah kontol dan permainan yang tahan lama. Keadaan ini bisa berubah seketika, jika aku sakit atau kecelakaan yang membuat barang gak bisa bangun, atau main gak tahan lama. Kalau pun itu tidak terjadi, aku kan perlu juga berumah tangga. Kapan ya aku harus kawin, maksudku di umur berapa. Kalau aku menikah, apakah aku masih melayani orang-orang itu juga, kayaknya harus aku hentikan. Musim buah tidak seumur hidup, ada waktunya tidak berbuah dan ada waktunya layu juga.


Aku harus mempersiapkan diri untuk tidak menerima penghasilan dari kontolku. Mungkin aku harus berpikir investasi pasive income, agar aku tidak susah-susah bekerja mengejar gaji, mungkin buka warung makan sudah cukup bagiku.


Kalau bos bangkrut kayaknya gak mungkin, kekayaannya aja 70 keturunan gak bakal habis kalau gak dibakarin. Ah tapi bisa saja sih terjadi. Kalau sampai dia jatuh miskin aku berjanji akan mengurusnya. Oleh karena itu aku mengatur tidak pernah ada transfer uang melalui bank dari bos ke aku untuk urusan pribadi, agar kelak tidak terlacak, oleh aparat hukum.


Waduh aku lupa menyebut namaku, karena di sepanjang cerita aku tidak menyebut namaku. Aku diberi nama orang tuaku Dharma Dirga.


-----------TAMAT-----------
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd