Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[ Tamat ] Nella's Story ( Lanjutan dari Aku lelaki biadab )

botakajaib

Guru Semprot
Daftar
5 Dec 2019
Post
597
Like diterima
7.272
Bimabet
Selamat siang saudaraku semua, saya akan coba kembali berkontribusi di forum tercinta ini. Cerita ini adalah lanjutan dari cerita sebelumnya, laki - laki biadab

Dimana sebelumnya diceritakan,
Nela merelakan Rudi untuk memilih Vita sahabatnya sebagai pendamping hidup pria ini. Meskipun Rudi adalah seorang pria yang dicintainya dan Rudi adalah suatu amanah dari Sinta keponakannya yang telah meninggal.

***

Nella's Story


PART I
PART II
PART III
PART IV
PART V
PART VI
PART VII ( Tamat )


Merelakan orang yang sangat kucintai kepada orang lain memang keputusan luar biasa berat yang harus aku tanggung. Tetapi keputusanku itu mungkin tak sebanding dengan pengorbanan dari orang – orang yang dekat dengan ku sekarang. Karena dari merekalah aku mendapat sesuatu yang baru dari makna kehidupan yang sebenarnya. Ketulusan dan pengorbanan Sinta keponakanku mengajarkanku sebuah makna apa itu arti ikhlas dengan sesungguhnya, dan pengorbanan Vita sahabatku telah mengajarkanku sebuah makna cinta dari sisi yang berbeda. Tetapi aku tak seperti mereka, aku tak setangguh mereka dalam menghadapi keputusan ini walaupun aku berusaha setegar mereka, aku seakan masih tak mampu. Seperti saat ini, hatiku seakan hancur melihat mas Rudi bersanding dipelaminan bersama Vita sahabatku. Airmataku seakan terus mengalir dengan sendirinya.

Aku sebenarnya orang yang tak mudah jatuh cinta, akan tetapi sosok mas Rudi yang aku kenal mengingatkan akan semua memori masa laluku disaat aku masih duduk dibangku kuliah, dimana waktu itu pertama kalinya hatiku terbuka untuk seseorang dan dimana pertama kalinya aku mencintai seseorang. Prasetya, orang yang pertama kali singgah dihatiku dan sampai saat ini pun aku masih tidak bisa menghilangkan perasaanku terhadapnya. Tapi apalah dayaku, aku adalah siti nurbaya di abad milenium, yang harus merelakan cintanya demi keputusan orang tua untuk menerima mas Naufal, orang yang tidak kucintai sebagai pendamping hidupku. Anggapan rumah tangga yang bahagia karena harta, ternyata kandas juga disaat aku mencoba belajar mencintainya sebagai pendamping hidupku yang sah.

Sikap santun, bijaksana dan dewasa yang dimiliki mas Rudi hampir mirip dengan mas Pras, seakan membuka kembali hatiku yang lama tertutup oleh ikatan perjodohan itu. Tapi terkadang aku tersadar bahwa kehendak Tuhan itu adalah yang terbaik untuk umatnya, walau itu tak akan selalu sama dengan apa yang kita harapkan. Orang yang sangat kucintai kini sudah menjadi suami sahabatku yang sah dalam ikatan perkawinan.

“Maafkan aku Sinta, aku tidak bisa memenuhi permintaanmu. Aku memang belum pantas untuk mas Rudi” Lirihku dalam hati

Entah keputusanku untuk melepas mas Rudi ini akan membuat Sinta tersenyum disana, atau malah sebaliknya. Air mataku kembali meleleh..

***

“Tok,tok,tok,”

Mata ini nyaris terpejam, letih sangat terasa ditubuh karena aktifitasku seharian di butik, terdengar pintu kamar diketuk. Aku lirik Jam dinding menunjukkan pukul 11.15 malam. Aku menggeliat merenggangkan otot tubuhku yang kaku.

“Tok.tok,tok” Suara ketukan itu terdengar sekali lagi

“Nela, aku tahu kamu belum tidur, aku Vita Nel...” Terdengar suara Vita dari balik pintu setengah berbisik

“Iya Vit, sebentar” dengan sedikit kupaksakan, aku beranjak dari tempat tidurku, kutarik pelan gagang pintu hingga pintu sepenuhnya terbuka, nampaklah Vita sedang berdiri disitu dengan berlinang air mata, setelah melihatku berdiri didepannya dengan tiba – tiba dia memelukku dengan erat.

“Kenapa kamu gak ceritakan semua sebelumnya Nel, sebelum pernikahan ini terjadi” Tiba – tiba tangisnya pecah dipelukannku

Aku terkejut dengan Vita kali ini, belum genap satu minggu mereka menikah kini dia sudah menangis terisak dipelukanku

“Ayo masuk dulu Vit, kita ngobrol didalam” Pintaku

Kulepas pelukannya dan kuraih tangannya untuk duduk di tempat tidurku, terlihat Vita masih terisak

“Ada apa Vit? Mas rudi mana? Apa dia menyakitimu?” Tanyaku heran

Dia menggelengkan kepala, air matanya terus mengalir

“Lantas?” Tanyaku sekali lagi dengan mengerutkan keningku

“Kenapa kamu gak cerita sebelumnya tentang permintaan Sinta, istrinya mas Rudi Nel?” katanya bergetar

“Sinta inginkan kamu kan untuk menjadi istri mas Rudi, bukan aku?” Lanjutnya dengan suara kembali terisak

Aku terdiam sesaat mendengar ucapan Vita kali ini, ku hela nafas panjang agar tangisku tak kembali jatuh didepan Vita

“Mas Rudi sudah cerita semuanya?” Tanyaku sekali lagi

Dia hanya kembali mengangguk, aku menghela nafas panjang dan diam sesaat.

“Vit, pengorbananmu sudah sangat luar biasa untuk menjaga cintamu kepada mas Rudi, dan mas Rudi juga sangat mencintaimu jauh sebelum dia mengenal aku bahkan sebelum dia mengenal Sinta, jadi inilah hasil dari pengorbanan kamu selama ini Vita.” Tanganku menyibakkan rambutnya yang hampir menutupi wajahnya. Kini terlihat jelas mata Vita sudah sangat basah

“Tapi gak seharusnya kamu yang merelakan mas Rudi buat aku Nel. Itu tak adil buat kamu” Ujarnya

“Karena kamu lah, aku bisa belajar ikhlas dan memaknai cinta dari sisi yang berbeda Vit” Kataku yang kini mataku sudah mulai berkaca – kaca

Mata Vita kini menatapku lekat dan masih terdiam

“Kalau misalnya aku ceritakan semuanya sebelum acara pernikahan kalian terjadi, pasti kamu gak akan menerima mas Rudi kan?” Tanyaku

Terlihat Vita hanya menunduk, air matanya terlihat menetes

“Gimana perasaan mas Rudi misal dia menikah denganku, tapi melihat kamu bersama Mahendra darah dagingnya disini? Gimana nanti nasib masa depan Mahendra melihat ayahnya bersama wanita lain yang bukan mamanya?” Suaraku sedikit tegas kali ini membuat Vita semakin terdiam

“Sinta meminta mas Rudi menikahi aku, karena dia tidak tahu kamu Vit, dia tidak tahu Mahendra. Andai saja Sinta tahu tentang hubungan kalian sebelumnya, pasti kamulah yang akan dimintanya untuk menjadi pengganti dia, bukan aku” ucapanku kini lirih, air mataku tak terasa sudah meleleh dipipi

Mendengar ucapanku, vita kembali memelukku dengan erat

“Kamu memang sahabat terbaikku Nel” suaranya terisak pelan

“udah – udah, kamu ini pengantin baru kok malah jadi begini sih” Ucapku menenangkan suasana

“Aku gak bisa tidur Nel dari tadi, setelah mas Rudi menceritakan semua ini tadi siang” katanya

“Ya sudah, sekarang kamu sudah tau semuanya kan? sekarang tugas kamu adalah menjadi ibu rumah tangga yang baik buat mas Rudi dan anak-anak kamu, Jessyca dan Mahendra ” Ucapku sembari melepaskan pelukannya dan kini mata kami saling bertatapan. Terlihat dia mengangguk

“Terima kasih ya Nel, aku tidak bisa membalas semua kebaikanmu.” Ucapnya

“Udah - udah, kamu sudah kenal aku dari semenjak kita sekamar kos waktu kuliah dulu Vit, gak usah berterima kasih gitu”

Aku mencoba tersenyum walaupun hati ini serasa gemuruh didalam sana. Kita kembali berpelukan erat.

***
Sudah hampir tiga bulan mas Rudi, Vita beserta Mahendra berkunjung ke Surabaya, tempat dimana mas Rudi tinggal. Sesuai rencana mereka akan menetap disana, karena pekerjaannya yang tidak memungkinkan untuk mas Rudi tinggal disini. Semua kebutuhan operasional toko kini di pasrahkan sepenuhnya kepadaku, dan sekarang aku sudah mempunyai dua orang pegawai yang dapat dipercaya membantuku disini, Amel dan Yuni.

Disaat aku sedang sibuk checking barang pesanan dari kustomer, Ponselku tiba – tiba berdering, mas Johan menelpon

N: “Ya Halo mas

J : “Hallo Nel,

J:”Malam ini ada acara nggak?”

N:”Gak ada sih, kenapa emangnya mas?”

J:”Kalau misal nanti aku ajak makan malam bareng mau gak?”

N:” Hm...makan dimana mas?” tanyaku

J:”Kalau dirumahku aja gimana biar lebih enak buat ngobrol”

Aku berdiam sejenak, karena sebelumnya setiap mas Johan menawariku untuk jalan keluar selalu aku tolak. Tapi entah kenapa kali ini aku tak kuasa untuk menolaknya, sepertinya aku juga membutuhkan teman untuk sekedar berbincang di sela kesibukanku dan berharap bisa melupakan sosok mas Rudi yang masih membekas di pikiranku

J:”Halo, Nel..kamu masih denger suaraku?”

N:”Eh,ii..iya mas. Ya udah gak papa, tapi tapi nanti jemput ya?”

J:”Terima kasih Nel..pasti aku jemput lah. Ya udah sampai ketemu nanti ya”

Klik, sambungan telepon terputus.

Perkenalan singkatku dengan mas Johan di acara pernikahan mas Rudi dan Vita serasa lucu. Karena kecerobohanku yang selalu melamun diacara itu sehingga disaat aku melangkah tak sadar ada sebuah meja didepanku, kakiku tersandung kaki meja sehingga gelas yang berisi air ditanganku tumpah tepat di kemeja mas Johan yang sedang duduk disitu, betapa malunya aku saat itu. Mas Johan ini adalah sahabat Vita selama di Jakarta dan dia yang membantu Vita mengurusi semuanya saat Vita pertama kali tinggal di Jakarta untuk meneruskan usaha suaminya sebelum aku berada disini.

Mungkin dari perkenalan yang tidak disengaja itu, kita lebih intens berkomunikasi, hampir setiap hari mas Johan ini mengirimkan pesan hanya untuk bercanda atau sesekali menelpon.

----
Mobil sedan berwarna merah maroon terlihat terparkir di depan toko disaat aku selesai berberes, kedua pegawai sudah naik kelantai atas untuk beristirahat dikamarnya. Kulihat mas Johan keluar dari dalam mobil, setelah pandangan matanya kearahku dia melambaikan tangannya dari luar toko. Kusambut dengan senyuman sembari meraih tas kecilku untuk keluar menemuinya

“Sudah siap berangkat cantik?“ kata mas Johan sambil tersenyum

“Dih, gombal banget sih” Ujarku

“Kamu memang terlihat cantik malam ini Nel” candanya

“Udah ah, jadi berangkat gak ni?” Kataku dengan pura – pura manyun

“Jadi dong, ayo silahkan cantik” katanya sambil membukakan pintu mobilnya

***

“Aku denger kamu juga baru pisah sama suamimu ya Nel?” katanya tiba – tiba disaat mobil sudah berjalan

“Vita sudah cerita semua ya tentang aku ke kamu mas?” kataku heran

“Maaf ya Nel, aku sering tanya tentang kamu pada Vita setelah perkenalan kita” Katanya yang sesekali arah matanya menatapku

“Ya begitulah mas, mas sendiri?” Tatapanku masih memandang ke depan

“Aku hampir 3 tahun hidup sendiri Nel”

“Istriku lebih memlih laki – laki konglomerat yang usianya hampir sama dengan ayahnya dan meninggalkanku” Ucapnya pelan

“Kalian sudah mempunyai anak?” Tanyaku kini menatapnya

Mas Johan hanya menggelengkan kepala

“Kenapa ya, sekarang cinta selalu kalah dengan harta” kataku sambil menghela nafas panjang

“Karena inta gak pernah melawan, coba kalau dia melawan saat diajak ribut, pasti menang tuh” Candanya

“Dih, dasar kamu ya, bisa aja mas” Aku cubit lengannya dengan gemas. Kita berdua tertawa

Tak terasa Mobilnya memasuki halaman sebuah rumah. Sekilas aku lihat rumah berlantai dua ini lumayan besar, dengan taman lengkap dengan pancuran air di depan dan samping rumah. Pepohonan dan tanaman bunga terlihat berjejer disamping rumah menjadikan suasana rumah ini begitu nyaman. Kita melangkah menuju pintu depan, sesaat mas Johan membuka pintu maka terlihatlah interior rumah yang luas dan sedikit mewah.

“Mas dirumah segede tinggal sama siapa?” tanyaku heran sambil kutebarkan pandangan mata melihat seisi ruangan

“Ada kok, aku tinggal sama hantu penunggu disini” Katanya dengan suara hampir tertawa

“iih dasar, ditanyai serius juga” Jawabku kesal

“Hehehe, ya sendirilah Nel, namanya juga duda” Jawabnya

“Mari silahkan duduk” lanjutnya

Tak terasa kini aku sudah berada diruang tengah, disamping meja makan yang diatasnya sudah siap beberapa jenis makanan, macam - macam jenis buah - buahan dan minuman, terlihat juga beberapa lilin dan hiasan bunga disana, terlihat suasana yang romantis saat itu. Membuat mataku sedikit terbelalak melihat itu semua.

“Serius kamu mas? Kayak nyambut presiden aja sih. Makan malamnya semewah ini” Kataku hampir terkejut setelah melihat apa yang ada didepanku

“Ya sesekali lah biar gk makan nasi bungkus melulu, lagian juga malam ini ada tamu spesial” katanya sambil tersenyum menggoda

“Tuh dasar, gombal banget” Kataku,

kita berdua sama – sama tertawa

***
“Kamu gak ada rencana buat menikah lagi Nel?” Tanya mas Johan tiba – tiba yang sekarang kita sudah duduk bersebelahan di sofa ruang tamu setelah makan malam

“Entahlah mas, aku seakan seakan masih trauma untuk mencintai seseorang lagi” Jawabku sambil aku menundukkan kepala

“Ya aku ngeti kok perasaanmu Nel, aku aja sebagai laki – laki hampir 3 tahun ini masih membekas luka dari perpisahan itu, apalagi kamu yang belum genap satu tahun” katanya

“mungkin aku bisa lebih lama dari itu kayaknya” Ucapku sembari tersenyum yang aku paksakan

“Berati kalau aku berterus terang akan perasaanku terhadapmu sekarang, sangat percuma ya Nel?” Pertanyaan mas Johan membuatku sedikit terkejut

“Maksud mas?” tanyaku heran sambil menatap matanya

“Gak tau kenapa setelah perkenalan itu, jujur aku selalu kepikiran kamu Nel” kini tangannya tiba – tiba menggenggam tanganku, posisi duduk kita semakin rapat. Aku juga tak tahu kenapa malam ini aku merasakan lain, remasan jemarinya di jariku membuat hatiku berdesir

“Maafkan aku mas, kita lihat waktu saja yang nentukan ya” Kataku sambil menatap matanya, kini kita saling berhadapan, wajah kita sangat dekat.

Entah kenapa malam ini aku merasakan sangat nyaman bersama mas Johan, tatapan teduh matanya, sikapnya yang romantis membuatku hatiku kembali berdesir. Desiran itu seakan membangkitkan gairahku yang telah lama sirna, sehingga tak kuasa aku menolak perlakuan itu.

Sampai beberapa saat kemudian sebuah ciuman mendarat dibibirku, membuat jantungku berdetak lebih kencang, bibirku serasa bergetar dan tubuh ini serasa melayang sejenak melupakan segala beban beratku akan keputusan melepas mas Rudi. Hati kecilku ingin mencoba meronta menolak ciuman itu, karena ini adalah sangat terlarang kita lakukan, tetapi disisi lain nafsuku yang telah lama padam seakan kini kembali menyala, belaian lelaki seperti ini sebenarnya yang telah lama aku rindukan. Dilepaskannya ciuman itu dari bibirku. Kini mata mas Johan menatapku kembali teduh, seakan meminta ijin kepadaku untuk melakukannya lebih jauh. Aku tak mampu berucap dan seakan tak mampu melihat tatapan itu. Nafsuku kini sudah menguasai segalanya. Tiba – tiba mataku menutup dengan sendirinya. Kembali kurasakan sentuhan bibirnya di bibirku. Dia lebih berani dengan sedikit menghisap bibir bawahku, darahku serasa semakin berdesir kembali sehingga bibirkupun seperti tertantang untuk membalasnya. Kita berciuman dengan begitu panasnya, lidah kami saling beradu sesekali gigitan pelan terasa di bibirku, lidahnya menyeruak masuk dengan kasar mengorek – ngorek dinding dan langit – langit mulutku.

“Slrruppppp...sllrrruuuuup,” Hanya suara bibir kami itu yang terdengar di ruangan itu

Ditengah kita beradu lidah dan saling melumat, terasa jemari kasarnya kini sudah menelusup kedalam baju yang aku pakai dan berusaha menyingkapkan BH yang ada di baliknya. Di remasnya payudaraku dan sesekali putingku yang sudah tegang menantang di pilinnya dengan lembut. Seakan mas Johan paham akan kelemahanku, nafsuku akan langsung membara apabila payudaraku diperlakukan seperti itu. Gejolak birahi yang tak terbendung membuatku mengeluarkan desahan yang seakan tak aku sadari

“Aaaaah........terus masssss...shhhhh” Suaraku yang tertahan oleh bibir mas Johan

Tanganku menekan tangan mas johan dari luar baju seakan mengisyaratkannya untuk semakin kencang dan semakin lama bermain disitu. Semakin keras desahanku, ciuman mas Johan semakin panas.

Bibirnya kini bergeser kearah leherku, dan sapuan lidahnya sangat terasa disana membuatku ku semakin menggelinjang..

“Oohhh......ssssh” kini tanganku mendekap erat kepala mas Johan

“Serr...” Terasa cairan merembes dicelah bibir vaginaku

Beberapa saat kemudian, tangan mas Johan sudah berhasil melepas baju dan BH ku, kini aku sudah setengah telanjang hanya bersisa celana Jeans yang aku pakai. Sapuan lidahnya kini kembali menyapu leherku dan semakin lama semakin turun kebawah, akhirnya berhenti di gundukan payudaraku, dihisapnya kedua putingku secara bergantian dengan sesekali lidahnya memainkan nya dengan cara memutar disana

“Aagggh....mas,,,jangan siksa aku massssss...oohhh” Desahanku semakin menjadi

Tanpa sadar tanganku kini sudah berada di atas penisnya diluar celana, ku elusnya dengan lembut. Terasa batang penisnya sudah sangat tegang dengan kerasnya. Di tuntun tanganku untuk menurunkan resletingnya. Nafsuku kini sudah sepenuhnya menguasai akal sehatku, sehingga tanggaku dengan sigap meraih ikatan pinggang celananya. Dengan sekejap celana berikut celana dalamnya kini sudah terlepas dari kakinya. Terlihat penisnya tegak menjulang dengan gagahnya. Tanganku mengelus dengan lembut dari pangkal sampai ujung. Kini bibir kami kembali beradu, mas Johan semakin lahap menghisap bibirku. Terasa tangan kasarnya kini meraih celana jeans yang aku pakai, entah seperti paham akan hal itu, pinggulku terangkat dengan sendirinya sehingga memudahkannya untuk melolosi celana dan celana dalam merah mudaku. Kini tangan kasar itu mengusap lembut belahan vaginaku yang semakin membanjir

“aaaaahhh..terrrrusss massss...” tanpa sadar aku kembali mendesah dan tak terasa kedua kakiku semakin membuka lebar sehingga jarinya lebih leluasa bermain disana

Diusap pelan keletitku dengan jari memutar, tubuhku semakin bergetar menerima rangsangan itu.

“Ohhh.. masss..jangan siksa aku massssss....ampun maaaasss...” ceracauku semakin keras

Mendengar itu, kini terasa salah satu jarinya mencoba memasuki liang vaginaku, dan memaju mundurkannya disana. Mendapat perlakuan itu, terasa cairan vaginaku semakin membanjir dan terasa telah meleleh di pahaku bagian dalam,

“Aaaahhh....Shhhhhh, teruuuus maassss, lebihh cepat ssaayyaaaanng....” Mulutku tak henti – hentinya mendesah

Mendengar itu, mas Johan semakin mempercepat kocokan jarinya, membuat tubuhku semakin bergetar. Serasa ada sesuatau yang akan meledak didalam rahimku, sekilas terlihat jarinya sudah kian membanjir. Dan...

“oooh...nikkmaaat saaayaaaannggg...” Suaraku sedikit menjerit tertahan bersamaan dengan itu, pinggulku terasa kejang untuk sesaat. Aku mengalami orgasme yang begitu nikmat yang lama telah aku rindukan selama ini.

Aku mengatur nafasku di dalam pelukan mas johan yang kini kita sudah sama – sama telanjang. Kita masih sam – sama terdiam. Beberapa saat kemudian, terasa lengan tangannya menarik leherku kebawah, aku seakan mengerti maksudnya. Kuarahkan bibir mungilku kearah batang penisnya yang semakin tegang, aku kecup kepala penisnya dan perlahan aku masukkan kedalam mulutku. Hanya separuh dari batang penisnya yang masuk serasa sudah mentok di tenggorokanku membuatku tersedak.

“Arrg...Arggh”

Aku maju mundurkan kepala, sehingga kini batang penisnya terlihat keluar masuk dari mulutku.

“Aaaah....enak sekali sayaaang, sepongam kamu enaaaaak saayaaang...aaaah” Mas Johan terdengar mulai mendesah

Kusapu ujung penisnya dengan lidahku, dengan gerakan memutar dan beberapa hisapan kecil membuat tubuh mas Johan menggelinjang tak beraturan.

“oooh...ternyata kamu binal sekali sayaaang” Ceracaunya

Disaat bersamaan terasa jari mas Johan menyeruak masuk kembali kedalam liang vaginaku, perlahan dia memaju mundurkannya disana, aku kembali mendesah.

Aku percepat kocokan mulutku di penisnya, beberapa saat kemudian terasa penisnya berdenyut. Sadar akan hal itu, mas Johan menarik kepalaku, sehingga terlepaslah dari mulutku

“Plup...”

Tubuhku diraihnya, dan ditidurkan kembali di sofa panjang itu. Kakiku dibukanya lebar, kulirik dia tertegun sesaat melihat vaginaku yang kini telah terbuka dihadapannya

“Memekmu menggoda sekali sayaang” Ucapnya pelan

Tak lama kemudian terlihat mas Johan menunduk, terasa lidahnya kini mengorek – ngorek vaginaku membuatku kembali mendesah sambil mataku terpejam

“Aaaah....masukin saaaayaaaang, aku saudah gak kuaaaat...”

Mataku masih terpejam, sesaat kemudian terasa penisnya yang sudah sangat keras sepeti kayu itu mencoba menyeruak masuk kedalam liang vaginaku, tubuhku kembali bergetar.

Setelah merasa tepat diliangya, mas Johan menghentakkan pinggulnya, otomatis batang penis yang keras itu masuk kedalam vginaku dengan kasar, dia diam beberapa saat

“Oooohhh, nakal kamu sayaaaaaannng” Suaraku kembali terdengar

Dia mulai memaju mundurkan pinggulnya perlahan dan semakin lama sekamin cepat

“Ah..aaaaah..memekmu sempit sekali Nel, enak banget sayaaang..sudah lama aku tidak ngentot” Mas Johan kembali mendesah

“plok.plok.plok” Suara paha kami beradu disertai suara gesekan vaginaku yang semakin membanjir.

Bersamaan dengan itu, kini tangan kasar mas Johan meremas dan memilin kedua payudaraku, membuat ku semakin menggeliat tak berturan

“teruss sayaaang,lebih cepaaat, lebih cepaaat...” desahku

Mas Johan terlihat seperti kesetanan, dia lebih mempercepat sodokannya. Terasa gesekan batang penisnya di dinding rahimku semakin cepat, membuat tubuh ini serasa semakin gemetar, didiringi desahan tertahan aku tak sadar kuku tajamku menamcap di punggungnya.

“aaah..aku nyampek lagi saaaaayyyyaang..” lenguhku di iringi kedutan terasa di vaginaku, tak lama setelah itu, terasa kaki mas Johan bergetar, di lebih mempercepat sodokannya dan kini bibirnya melumat bibirku.

“crot..crot..crottt.” Didalam vaginaku terasa cairan hangat menyembur dari ujung penisnya. Tubuh mas Johan bergetar dan tak lama kemudian merebah diatas tubuhku, kita tetap berciuman.

“Maafkan aku ya Nel...” kata – kata mas Johan setelah melepaskan ciumannya, dan posisi tubuhny amasih berada diatas tubuhku

Mendengar itu, aku hanya tersenyum

“Mas gak salah kok, dan gak perlu minta maaf segala” kataku

“Kamu gak nyesel, tubuhmu aku nikamti sekarang?” Tanyanya lagi

Aku hanya menggelengkan kepala dengan senyuman, dan kita kembali berciuman.

Tak terasa tiga kali sudah kita melakukan persetubuhan itu, dua tiga kali sperma mas Johan menyembur didalam vaginaku, dan sekali batang penis itu menyembur di wajahku.

----

“Aku ingin menikahi kamu Nel, aku merasa sudah jatuh cinta sejak perkenalan itu” Ucapan mas Johan tiba – tiba disaat kita sudah sama – sama lelah karena persetubuhan itu, kita masih berpelukan dengan telanjang.

“Kasih aku waktu ya mas? Jujur aku belum bisa mencintai seseorang lagi untuk saat ini” kataku pelan sambil menatapnya dengan senyumanku

Mendengar jawabanku, mas Johan hanya menghela nafas panjang,

“Baiklah Nel aku ngerti kok perasaanmu, aku akan selalu menunggumu ya sayang” Ucapnya lirih sambil kecupannya kini mendarat di keningku.

Berlanjut Kesini
 
Terakhir diubah:
udah ngentot semalaman nela masih belum nerima lamaran johan.... :mantap: semongko bos
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd