Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[TAMAT] Work From Home with Benefit

Terima kasih ceritanya suhu....seneng baca cerita yg akhirnya happy ending...

Ditunggu karya selanjutnya suhu.....terus berkarya...
 
liar banget ya jo, ngews di alam liar...untung ga gancet endingnya karena udah ijin.... Love & Lust :coli: :adek:
 
selamat TS atas tag TAMAT nya, alur cerita nya ringan dan enak di baca sebagai cerpensex, untuk SS nya juga ga lebay2 bgt. nice work TS @Bantengamuk
 
Terima kasih suhu sudah memberi kepuasan imajinasi mba hanna
 
Mantaaap sudah tamaat kereeen bangett suhu ceritanya
Ayo bikin lsgii
 
FINALE - TUTUP BUKU


"Hanna, kali ini papa mohon kamu nuruti permintaan papa & mama"
"Nggak bisa pa, gimana mungkin aku mau nikah sama orang yang gak kucinta sama sekali"
"Mau sampai kapan kamu jadi perawan tua terus ? Papa malu tau gak !"
"Please pa, kali ini aku sudah deket sama laki-laki lain...."
"Ah nggak nggak, dari dulu juga kamu alesan gitu ! Terus ujung-ujungnya kandas juga kan ???"
"Pa, kali ini nggak akan kayak dulu..."
"NGGAK ! Pokoknya habis lebaran acara lamaran sama akad nikah sudah papa rencanakan !"

BEEP.

Sambungan telepon diputus oleh orang yang sedang berbicara dengan Mbak Hanna pagi ini, yaitu papanya sendiri. Mendengar rencana dari papanya yang akan menjodohkannya dengan anak salah satu koleganya, membuat ia tertekan. Lebih tertekan dibanding masalah pekerjaan. Bagaimana mungkin ia harus menikah dengan laki-laki yang tidak pernah ditemuinya ? Memang ada pepatah "witing tresno jalaran soko kulino" atau cinta tumbuh karena terbiasa. Tapi mana mungkin kedua insan yang telah diikat pernikahan kemudian dipaksa untuk saling mencintai karena sudah berstatus sebagai suami istri ? Gila memang pola pikir baby boomer, generasi yang pola pikirnya kolot, konservatif, dan ketinggalan zaman bagi anak milenial atau generasi Z. Padahal mereka tak tahu bahwa nama "Mahbub Ubaedi Alwi" alias Ubay kini telah terpatri di hati putrinya. Air mata yang sedari tadi sudah menggenang di mata bidadari cantik ini sekarang sudah mengucur bak air terjun.

Ubay yang baru bangun dari mimpi indahnya kemudian terkejut melihat Mbak Hanna yang disayanginya menangis sesenggukan di sofa. Kemudian ia duduk di sebelah Mbak Hanna lalu memberikan rangkulan pada pundaknya berusaha menenangkan tuan putrinya yang menangis pilu. Berulangkali ia ditanyai ihwal kesedihannya tak ada jawaban darinya. Seperti tak punya pilihan lain, Ubay mengambilkan segelas air putih dan meminta Mbak Hanna untuk meminumnya agar lebih tenang.

"Sayang, kamu kenapa sih ? Cerita dong ke aku" bujuk Ubay.
Merasa lebih tenang, Mbak Hanna pun mulai bersuara, "Tadi papa nelpon aku, dia bilang aku sudah dijodohin sama anak koleganya dan bakal nikah habis lebaran nanti...."
"Terus kamu jawab gimana ?" tanya Ubay penasaran. Entah harus bersikap seperti apa ia mendengar kabar dari Mbak Hanna.
"Ya aku nolak lah. Masak aku nikah sama cowok yang bahkan belum kutemui sama sekali ? Dan...." jawab Mbak Hanna.
"Dan apa ?" tanya Ubay merespon perkataan Mbak Hanna yang terputus.
"Aku sayang sama kamu ! Nggak mau pisah dari kamu !" tegas Mbak Hanna.
"Terus kenapa papa kamu maksa sampai segitunya ?" tanya Ubay bak detektif.
"Pertama, umurku udah 29 tahun. Kedua, dari yang udah-udah hubungan asmaraku selalu kandas. Namanya juga orangtua, pasti gak sabar lihat anaknya pengen nikah. Tapi gak gini juga sih caranya" jelas Mbak Hanna.
Aku paham perasaanmu yang” ucap Ubay sembari memeluk erat tubuh Mbak Hanna.

Menjadi sebuah dilema memang ketika perasaan berbenturan dengan keinginan orangtua. Jika lebih mengutamakan perasaan dibandingkan keinginan orangtua, maka cap ‘anak durhaka’ bisa jadi menempel pada dirimu seumur hidup. Sebaliknya ketika lebih mengunggulkan keinginan orangtua dibanding perasaan maka sisa umurmu diliputi penderitaan dan bisa jadi perceraian akan terjadi. Kini Mbak Hanna harus menentukan pilihan untuk menentukan masa depan.

Kamu sayang aku kan hun ?” tanya Mbak Hanna pada laki-laki yang memeluknya.
Tentu. Kenapa kamu tanya begitu ?” jawab Ubay.
Sampai kapan kamu stay di law firm ?” tanya Mbak Hanna kembali.
Hmmmm.... Mungkin sampai nanti ada penerimaan calon hakim dan aku sudah keterima” jawab Ubay lugas.
Kenapa kamu mau jadi hakim ?” tanya Mbak Hanna penasaran akan visi hidup lawan bicaranya ini.
Pertama itu pengabdian ke negara, yang menurutku mulya. Kedua, mau ada kasus atau nggak gaji tetap sama. Ketiga menurutku jadi abdi negara lebih settle dibandingkan kerja di swasta yang bisa diputus hubungan kerja” jawab Ubay mengenai alasannya. Senyum pun mengembang di wajah Mbak Hanna, seolah menemukan jawaban yang mengesankan.

Can you stay with me here ?” tanya Mbak Hanna menanyakan kesediaan Ubay.
Maksudnya tinggal disini sama kamu ? Kalau itu yang kamu inginkan aku bersedia” jawab Ubay.
Satu lagi yang mau kuminta. Hamili aku” pinta Mbak Hanna pada Ubay.
HAAAA ???? Kok kamu minta gitu ??” tanya Ubay disertai rasa kaget.
Biar perjodohan batal” jawab Mbak Hanna dengan lugas.

Sesungguhnya Ubay tak mengerti apa yang dipikirkan oleh perempuan cantik ini. Menghindar dari perjodohan dengan cara hamil duluan. Sungguh metode paling gila yang baru pertama kali didengar oleh anak fresh graduate ini. Biasanya sepasang kekasih akan kawin lari atau bunuh diri bersama dalam kasus paling ekstrim. Lah, ini malah minta dihamili, kan harus tanggung jawab pikir Ubay.

Sayangku, aku cinta banget sama kamu. Tapi kalau kamu minta dihamili, artinya aku harus tanggung jawab kan ? Aku sendiri kan belum settle secara karir” ucap Ubay memberi pengertian pada perempuan cantik yang dipujanya ini.
Pokoknya kita tanggung bareng-bareng resikonya !” dinyatakan dengan tegas oleh Mbak Hanna.
Kalau kamu nggak mau, ya udah mau gimana lagi, aku bakal terima perjodohan dari ortuku” pasrah Mbak Hanna dimana terkandung ancaman halus.
Kasih aku waktu buat berpikir” jawab Ubay, kemudian dia keluar menuju balkon dan menyalakan rokok.

Sambil menghisap dan mengebulkan asap rokok di udara, laki-laki yang baru berusia 22 tahun ini memikirkan permasalahan yang cukup sulit untuk usianya yang masih belia. Untuk menjadi suami orang, ia sendiri merasa masih belum matang. Ditambah Ubay sendiri masih baru meniti karir, masih panjang prosesnya untuk mencapai kesuksesan. Boro-boro buat menafkahi Mbak Hanna secara lahiriyah, dia saja masih merasa gajinya pas-pasan buat mencukupi kebutuhannya sendiri. Di sisi lain, ini adalah keputusan penting dalam kisah cintanya. Jika ia tak bersedia maka Ubay harus merelakan Mbak Hanna jatuh ke pelukan lelaki lain yang akan menjadi jodohnya. "Bismillah" gumam Ubay seraya masuk ke dalam untuk menyampaikan jawabannya.

"Okay, i'll do it" tegas Ubay pada Mbak Hanna.
"Nanti malem ya, sekarang mending kita selesaiin kerjaan dulu" jawab Mbak Hanna.

Kini mereka membuka laptop dan larut dalam pekerjaan mereka masing-masing. Work From Home.

_________________________________________________________________________________________________________________________

Malam Hari

Kedua pasangan beda usia itu kini sedang mengisi perut kosongnya. Sedari matahari menyingsing hingga menjelang terbenamnya, mereka disibukkan dengan urusan pekerjaan, kalaupun istirahat itupun hanya makan siang dan mandi. Obrolan mereka berdua pun sedari tadi hanya membahas mengenai pekerjaan saja, belum ada percakapan mengenai romansa seperti pagi tadi. Setelah selesai menyantap hidangan, kedua insan yang akan menyalurkan hasrat seksual berjalan bersama menuju ke kamar mandi. Di bawah pancuran air hangat, keduanya berpelukan dan berciuman mesra. Kedua bibir mereka saling beradu, lidah pun saling membelit satu sama lain. Sungguh romantis jika dipandang oleh orang ketiga. Baik Ubay maupun Mbak Hanna saling menyabuni dan menggosok tubuh masing-masing. Kadang tangan nakal Ubay memberi rangsangan pada bagian sensitif tubuh perempuan yang dicintainya ini. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh dengan handuk, mereka berdua berangkulan dengan mesra menuju peraduan untuk melakukan rencana yang disepakati. Menghamili Mbak Hanna atas permintaannya sendiri.

"Belum apa-apa, tititmu udah bangun" goda Mbak Hanna.

Pertama-tama ia mengecup bibir Ubay dengan lembut. Kecupan itu untuk mewakili rasa sayang pada pasangan. Itu kenapa kecupan lembut Mbak Hanna mendapat sambutan hangat dari Ubay. Ubay membalas dengan lembut dan penuh kemesraaan. Selanjutnya, kemesraan itulah yang memancing rangsangan untuk meningkat lagi. Mbak Hanna pun mengecup lebih keras dan menyentuhkan lidahnya. Hingga mereka berpagutan. Mbak Hanna kini menggunakan lidahnya untuk meraba seluruh wajah Ubay. Namun perlahan lidahnya turun ke leher dan berhenti di dada. Di sana Mbak Hanna berusaha memancing Ubay dengan jilatan-jilatan kecil di bagian putingnya. Jilatan di puting Ubay memang tidak memberikan rangsangan berarti, selain rasa geli. Namun itu memberikan efek lain, Ubay merasa apa yang dilakukan kekasihnya memiliki sensasi tersendiri. Baru kali ini ada perempuan yang berusaha menyenangkan dirinya hingga harus melakukan itu.

Tapi itu belum seberapa, jika Ubay tahu apa yang akan dilakukan Mbak Hanna selanjutnya. Puas menjilati dada laki-laki yang disayanginya, Mbak Hanna mengarahkan lidahnya terus ke bawah. Saat tiba di pusar, lidahnya memutar lubangnya. Tak hanya itu, tangannya mulai mengelus-elus penis Ubay yang sudah ereksi. Kali ini Mbak Hanna tak mengocoknya seperti pada saat mandi, tapi menjilati penis Ubay. Dari ujungnya hingga ke pangkal bawahnya.

"Aaahhhh...." Ubay merasakan sensasi yang luar biasa saat Mbak Hanna menjilati penisnya. Setelah puas menjilati penis Ubay hingga penis yang kecoklatan itu penuh dengan air liurnya. Ia pun melangkah ke tahap berikutnya, memasukan penis Ubay ke dalam mulutnya. "Ooooohhhhh....sayang..." lenguh Ubay yang merasa dirinya terbang ke awan. Mendengar lenguhan nikmat Ubay, ia malah ketagihan melumat penis lelaki yang disayanginya. Seakan-akan ia sedang makan es krim yang tak pernah habis. Setiap kali bibir bidadarinya yang turun naik mengurut penisnya, Ubay merasakan kenikmatan yang luar biasa. Sejenak Mbak Hanna menghentikan aksinya, ia ingin melihat hasil kerjanya.
"Aku masukin ya hun ?" tanyanya pada Ubay yang kemudian hanya dijawab dengan anggukan kepala.

Kemudian Mbak Hanna mengambil posisi agar penis Ubay bisa masuk ke lubang vaginanya. Tangan kanannya menggenggam batang kenikmatan milik Ubay dan menggesekkannya pada liang surgawinya yang sudah basah. BLESSSS. Separuh kontol Ubay sudah ditelan oleh vagina Mbak Hanna, ia pun terus mendorong tubuhnya dan penis lelakinya bersarang penuh di vaginanya. Kakinya ia lipat ke bekalang. Perempuan ini menggerakkan pantatnya maju dan mundur.

"Mmmhhh..." ia mendesah sangat pelan. Dipalingkannya wajahnya dan menatap langit-langit, merasakan betapa nikmatnya bercinta dengan laki-laki yang lebih muda ini. Terkadang Mbak Hanna tak hanya melakukan gerakan maju mundur, ia menggerak-gerakkan pantatnya bagaikan sedang mengulek bumbu. Ubay menempatkan kedua tangannya pada pantat Mbak Hanna menikmati setiap momen penisnya bergesekan dengan dinding vagina perempuan pujaan hatinya ini. Ubay menikmati pemandangan yang ada dihadapanya, payudara sang hawa membentuk indah dengan bulat walaupun tak sebesar milik Anggi. Sesekali tangan Ubay meraba payudara nan indah tersebut.

Mbak Hanna kini mencondongkan tubuhnya, menaruh tangannya pada dada Ubay. Rambutnya berjatuhan ke depan, gerakannya memelan untuk sesaat dan ia menggerakkan kembali.
"Ahh gosshh.....aku sampai....arrghhhh....." desah Mbak Hanna mendapatkan orgasmenya yang pertama. Tak sampai sepuluh menit ia menggoyang. Kemudian ia menjatuhkan diri di samping Ubay.
"Sekarang gantian, aku mau manjain kamu" ujar Ubay.

Ubay memosisikan tubuhnya di atas Mbak Hanna. Ia mulai mencium bibir Mbak Hanna dengan lembut, sama seperti yang dilakukan kepadanya. Kini lidah Ubay beranjak ke bawah. Ia menelusuri leher Mbak Hanna yang jenjang. Ubay menandai leher tuan putrinya dengan cupangan. Tangan Ubay mulai meraba payudara kanan Mbak Hanna. Ia tahu bahwa bagian itu adalah salah satu bagian sensitif perempuan, maka ia tak mau terburu-buru dan coba memancing Mbak Hanna. Sambil menjilati lehernya, jari Ubay melingkari payudara Mbak Hanna. Jarinya mengikuti lingkar luar payudara Mbak Hanna yang menantang.

"Aaaahhhh..." lenguh Mbak Hanna. Tangan Mbak Hanna pun mengusap rambut Ubay. Rabaan tangan Ubay membuat gairah Mbak Hanna bangkit lagi. Kini ia memegang tangan Ubay untuk menyentuh payudaranya lebih intensif lagi. Mbak Hanna ingin tangan Ubay yang lebar meraup payudaranya. Ubay tak kuasa menolak itu, karena ia memang menginginkannya juga.

"Aaaahhhhh..." lenguh Mbak Hanna saat tangan kekasihnya meraup payudaranya. Putingnya yang menonjol tertekan saat Ubay meremasnya. Berkali-kali Ubay meremas payudara Mbak Hanna, kiri dan kanan berulang-ulang. Ia bahkan melepaskan lidahnya dari lehernya, dan menggunakan kedua tangannya untuk mengerjai payudara Mbak Hanna, kiri dan kanan secara bersamaan. Hasilnya, leguhan yang tiada henti. "Ooohhhh...oohhh...ooohhhh.."

Ubay puas melihat kekasihnya mendapatkan kenikmatan. Wajah Mbak Hanna menggeleng ke kiri dan kanan. Matanya terpenjam menikmati kenikmatan itu. Namun Ubay merasa belum maksimal, ia mengganti tangannya dengan lidahnya. Kini rangsangan muncul lewat sapuan lidah Ubay. Lidahnya juga menyapu dari pinggir luar ke bagian tengah. Perlahan namun pasti lidahnya mendaki bukit bidadarinya. Saat akan mencapai puncak bukit, Ubay coba mengitari lingkaran areola di sekitar putingnya. "Aaaaaahhhhh...."

Rintihan yang keras itu membuat Ubay menjilat puting Mbak Hanna. Mbak Hanna terkejut dengan pelakuan itu, badannya melengkung. Ubay menambah serangannya lagi, ia menghisap puting perempuan tersayangnya. "Ooooohhhhh....enakkkk, terus isepppp" Mbak Hanna mulai berani meminta. Puas dengan puting kiri, Ubay pindah ke kanan. Ia tak peduli jika Mbak Hanna sudah merintih keenakan. Ia juga mengabaikan meski badan Mbak Hanna sampai melengkung ke atas menahan kenikmatan. "Huuunnn....aku gak kuat...." Mbak Hanna merasa tak bisa menahan kenikmatannya. Tapi sebenarnya itu belum seberapa, karena Ubay masih memiliki jurus yang lainnya lagi.

"Masukin aja....aku pengen tititmu" ujar Mbak Hanna memelas.

Kali ini ia bersiap-siap untuk melakukan penetrasi. Kedua kaki Mbak Hanna dikangkangkan dan ia memegang penisnya ke lubang vagina perempuannya. BLESSSS. Vagina Mbak Hanna terasa lebih licin, batang kenikmatannya pun seakan tanpa halangan masuk menuju dasar vagina Mbak Hanna.

"Ooooohhhh...." Mbak Hanna melenguh sambil menggoyang pinggulnya sedikit. Ia memperbaiki posisi vaginanya agar penis Ubay terasa pas menyentuh dinding vaginanya. Ubay menekannya dengan penuh perasaan. Ia ingin memberikan cinta lewat tekanan penisnya. Sekali tekanan lagi penis Ubay sudah mencapai dasar vagina Mbak Hanna, tenggelam dalam remasan dinding vaginanya. Sesaat, Ubay sangat menikmati momen itu. Ia merebahkan tubuhnya, berusaha mencium bibir Mbak Hanna.

"Hanna sayang, aku cinta kamu" ujarnya ketika bibirnya lepas dari pagutan pasangannya.
"Aku juga Mahbubku sayang. Jangan tinggalkan aku, kita akan bersama-sama sampai tua, sampai punya cucu..." balas Mbak Hanna.
"Iya sayang" Ubay mengecup kening Mbak Hanna, wanita yang ingin dimilikinya. Mbak Hanna pun membalasnya dengan memeluk punggung Ubay. Pasangan itu benar-benar mabuk cinta, cinta yang tulus, yang menerima satu sama lain, dan membiarkan yang lain menguasai dirinya. Mereka saling memberi dan saling menerima secara bersamaan. Pelukan di punggung Ubay menjadi rabaan lembut dari Ubay. Ubay belajar kalau hal itu mengisayaratkan bahwa kekasihnya ingin lebih dari sekadar penis yang tertanam di vagina. Maka perlahan-lahan Ubay mulai memompa vagina perempuannya. Dengan konstan Ubay memompa penisnya lebih dalam. Kini ia tak lagi hanya memaju mudurkan saja, ia menggunakan kekuatan panggulnya untuk menyodok lebih dalam. Akibatnya badan Mbak Hanna ikut berguncang ketika penisnya menghujam vagina Mbak Hanna. Ia ingin Mbak Hanna mengetahui kalau dia adalah laki-laki sejati.

"Terusss hunnn....uhhhh......" racau Mbak Hanna.

Saat Ubay terlihat memburu nafas, Mbak Hanna kemudian berimprovisasi dengan mengaitkan kakinya di bekalang pantat Ubay. Tapi kemudian, Ubay mengendurkan kaitan kaki Mbak Hanna, agar tubuhnya berada pada posisi yang tepat. Ia ingin meraba payudara kekasihnya sambil terus memompa. Saat jarinya memainkan puting Mbak Hanna, ia seperti orang kelojotan.

"Oooooohhhh.....Hunnn...."
"Iya sayang, aku ingin kamu dapet kenikmatan lagi...." ujar Ubay.
"Iya Hun...enakkkk....nenenin akuuu.." pinta Mbak Hanna.

Maka Ubay pun menghisap puting Mbak Hanna tanpa melepaskan penisnya dari vagina Mbak Hanna. Mbak Hanna meracau kembali. Ia merasakan kenikmatan tiada tara. Sungguh, saat vaginanya dijejali penis lelaki idamannya yang cukup besar, putingnya mendapat rangsangan yang hebat. Ubay benar-benar menikmati kepuasan Mbak Hanna. Sementara penisnya dicengkram erat oleh vagina Mbak Hanna, ia pun lega bahwa kekasihnya mendapat kenikmatan yang sama. Ubay terus menghisap puting Mbak Hanna kiri dan kanan bergantian. Namun pada akhirnya, Ubay merasakan urat-urat di bagian bawah penisnya memberikan isyarat kenikmatan yang luar biasa. Badannya menegang, rasa panas menjalar di seluruh tubuhnya. Ia merasa sebentar lagi akan orgasme.

"Sayang....aku mau keluar....mmhhh...." ujarnya memberitahu Mbak Hanna.
"Iyaaa.....kerasin lagi....." ujar Mbak Hanna.

PLOK PLOK PLOK.
Ubay pun memfokuskan pada sodokannya. Ia benar-benar membenamkan penisnya sedalam-dalamnya. Berat tubuhnya digunakan untuk membantu hal itu. Efeknya, tempat tidur mereka berderit-derit. Sepuluh menit kemudian, ia benar-benar ingin memuntahkan spermanya di dalam mulut rahim Mbak Hanna. Sodokannya tak terkendali, yang penting dalam dan keras. Dan sekali sentak menyeburlah sperma Ubay.

"Oooooooohhhhhhhhh......." teriak Ubay merasakan dahsyat sekali klimaksnya. Cairan spermanya kini tertampung di liang surgawi Mbak Hanna. Hal yang sama juga dirasakan Mbak Hanna. Dinding vaginanya berkedut keras, dan menyusul teriakan Ubay, "Aaaaaahhhhhh......"

Ubay langsung menyosor bibir Mbak Hanna, meski penisnya yang kian melemas masih menghentak-hentak vagina Mbak Hanna. Mbak Hanna juga membalas memberikan ciuman ganas, karena ia tak ingin kehilangan kenikmatan orgasme keduanya. Lebih dari tiga kali, hentakan penis Ubay dan kedutan vagina Mbak Hanna terjadi bersamaan. Kini mereka berada di surga dunia.

"Hhhhmmmmm....Ubayku hebat !" ujar Mbak Hanna setelah mereka lebih tenang.
"Kamu juga sayang. Punyaku seperti diremas-remas, enak banget, hehehe..." balas Ubay.

Setelah melakukan hubungan seks, mereka larut dalam percakapan asyik. Mulai dari impian masing-masing, rencana hidup ke depan, bahkan rencana ingin punya anak berapa. Malam itu mereka tidur berpelukan tanpa mengenakan pakaian. Bahagia menyelimuti keduanya. Mereka sangat bersyukur dengan perjalanan hidupnya kini.

_________________________________________________________________________________________________________________________

Keesokan Pagi

Beberapa hari ini Mbak Hanna belum merasakan tanda-tanda 'tamu bulanan' alias menstruasi. Biasanya mendekati akhir bulan, ia selalu merasakan pusing, perut kembung, kram di perut, nyeri di payudara, dan tentu emosinya yang naik-turun. Apa gue udah positif hamil ya ?Kan ini udah mau akhir Maret, pikir Mbak Hanna dalam hati. Mengingat sperma Ubay sudah tiga kali mengisi liang senggamanya. Segera ia mengambil test pack untuk menguji apakah telah mengandung buah cintanya dengan Ubay. Namun setelah melakukan tes, hasilnya masih negatif. Ya, mungkin Tuhan belum mengkaruniai untuk sekarang.

"Mungkin harus dicoba lagi nih. Tapi gimana ya biar segera hamil ?" gumam Mbak Hanna.

Pikirannya menerawang jauh dalam memori masa remajanya. Mbak Hanna mengingat kalau di kampung halaman papanya, tepatnya di Sukabumi, terdapat curug atau air terjun yang terkenal keindahannya sekaligus sakral. Warga setempat menamakan "Curug Pengantin", konon sebelum jaman berubah menjadi modern seperti sekarang, curug tersebut dipergunakan oleh sepasang suami istri untuk bercinta sekaligus mendapatkan keturunan. Sekalipun Mbak Hanna adalah bagian dari masyarakat modern namun sugesti yang dipercaya oleh masyarakat tradisional membuatnya ingin mencoba sensasi berhubungan seks di alam lepas. Back to Nature.

Di hampiri Ubay yang baru saja bangun dan duduk di sofa. Mbak Hanna kemudian mengungkapkan keinginannya untuk mengajak Ubay bertamasya ke Curug Pengantin hari Sabtu esok.

"Yang, kamu yakin mau jalan-jalan di saat kondisi lagi kayak gini ?" tanya Ubay heran mendengar ide liar Mbak Hanna.
"Iya gapapa, emang kamu nggak bosen apa disini terus ? Lagipula tempatnya sepi kok" ujar Mbak Hanna berusaha meyakinkan. Lebih terkejut lagi ketika ia mendengar penjelasan Mbak Hanna mengenai Curug Pengantin dan ajakannya untuk bercinta disana.
"Emang kamu nggak takut kualat apa begituan disana ? Salah-salah nanti burungku yang hilang" kata Ubay cemas.
"Nanti kita izin dulu ke sesepuh desa, kebetulan papaku kan asal sana. Semoga aja dibolehin" sahut Hanna menghapus kekhawatiran Ubay.
"Ya udah sayang, aku ngikut kamu aja" jawab Ubay pasrah, lagipula ia sudah bosan dikurung di apartemen ini.
"Okay, no sex sampai hari Sabtu nanti. Biar sperma kamu bagus" ucap Mbak Hanna yang hanya ditanggapi ekspresi kecewa dari Ubay.

_________________________________________________________________________________________________________________________

Hari Sabtu pukul setengah 5, pasangan beda usia ini melaju dari Jakarta menuju ke Sukabumi. Sebetulnya lokasi yang dimaksud Mbak Hanna bukan Kota Sukabumi, melainkan sebuah desa yang terletak di selatan Kabupaten Sukabumi. Setelah menempuh waktu dua setengah jam perjalanan, mereka memutuskan istirahat di Kota Sukabumi untuk sarapan. Suasana kota seperti biasa, tidak seperti Jakarta yang sepi akibat pandemi. Mobil yang dikemudikan Ubay kini merapat ke rumah makan yang menyediakan nasi tutug oncom yang menjadi makanan khas Sukabumi.

"Masih berapa lama lagi kita sampai curug ?" tanya Ubay sambil melahap makanan yang dihidangkan.
"Tiga jam lagi hun. Emang jauh lokasinya" jawab Mbak Hanna santai.

Sejujurnya ini jauh di luar dugaan Ubay yang mengira lokasinya sudah dekat. Kalau ditotal berarti sekitar lima setengah jam akan mereka habiskan dalam perjalanan menuju Curug Pengantin. Ini melebihi waktu tempuh Solo ke Surabaya, pikir Ubay. Tapi tak ada salahnya menempuh jarak yang jauh dan waktu yang lama, asal air terjunnya indah seperti yang diceritakan Mbak Hanna. Setelah menyelesaikan santap pagi dan membayar makanan, keduanya berangkat ke Curug Pengantin.

Benar saja, tiga setengah jam perjalanan dari Kota Sukabumi barulah mereka sampai di desa yang menjadi kampung halaman papa dari Mbak Hanna sekaligus lokasi Curug Pengantin. Mbak Hanna tak langsung mengarahkan Ubay menuju air terjun, melainkan menuju sebuah rumah sederhana yang terletak dekat dengan hutan. Mbak Hanna menjelaskan bahwa rumah tersebut adalah rumah dari sesepuh desa ini yang masih terhitung kerabat papanya. Dengan sopan Mbak Hanna menggunakan bahasa Sunda halus dan memperkenalkan Ubay sebagai suaminya. Akhirnya lelaki sepuh yang dipanggil Uwa oleh Mbak Hanna mengizinkan keduanya untuk mandi di Curug Pengantin. Sebelum berangkat, Mbak Hanna diminta oleh perempuan tua yang dipanggil Ateu untuk membawa kain dan bekal yang diperlukan di tempat itu. Kemudian dimasukkan ke dalam tas dan dibawa Ubay.

Dengan didampingi oleh Uwa mereka memasuki hutan menuju Curug Pengantin. Belum sampai lokasi, gemuruh air terjun sudah terdengar. Ubay penasaran dengan tempat yang jadi tujuannya, perlahan-lahan ia mulai melihat air terjun dati balik rerimbunan pohon.

"Wooowwww, indahnya..." ujar Ubay.
"Tuh kan aku bilang juga apa" jawab Mbak Hanna.

Mereka tidak sabar untuk segera menuju air terjun itu. Mereka harus menuruni jalan setapak ke lokasi jatuhnya air. Setelah sampai di sana, Ubay yang baru pertama kali kesana benar-benar mengagumi keindahannya. Di pinggir kolam air terjun itu ada sebidang tanah terbuka yang hanya ditumbuhi rumput. Mereka menggelar alas plastik di sana. Kemudian Uwa menaruh tungku yang berisi pembakaran dupa dan kemudian pamit untuk meninggalkan mereka berdua.

"Kalau kamu mau berenang, duluan aja. Aku mau rebahan dulu di sini" ujar Mbak Hanna.
"Yakin say boleh berenang ? Nggak ada yang ngintip gitu ?" Ubay ragu-ragu.
"Boleh, si uwa bilang begitu. Bahkan lebih dari berenang juga boleh. Tenang aja gak ada yang intip, paling monyet sama burung. Kalau manusia mah, biasanya datang ke rumah uwa dulu sebelum ke sini. Nah dari kemarin tidak ada yang datang untuk minta izin ke sini, jadi cuma kita yang ke sini" jelas Mbak Hanna.

Ubay kemudian menanggalkan pakaiannya satu persatu, kini ia telanjang bulat dan berenang di kolam air terjun. Mbak Hanna kemudian mengambil kain di dalam tas mereka. Ateu menyuruh Mbak Hanna menggenakan kain jika akan berenang di kolam air terjun, agar lebih nyaman. Kalau pun kainnya terlepas saat berenang, hal itu tidak melanggar aturan apa-apa.

"Justru saya suruh pakai kain saja supaya lebih mudah melepasnya, kalau pakai baju pasti butuh waktu" goda Ateu sebelum berangkat.

Mbak Hanna kemudian berganti pakaian di balik batu besar. Mbak Hanna keluar dengan hanya mengenakan kain yang melilit tubuhnya. Ubay tersenyum melihat kecantikan tuan putrinya yang menambah indah pemandangan di air terjun itu. Mbak Hanna kemudian menyusul menyeburkan diri ke kolam. Airnya yang dingin langsung menyegarkan seluruh otot tubuhnya. Sembari berenang Ubay masih menikmati keindahan alam itu. Ditambah lagi ia melihat Mbak Hanna berenang ke sana ke mari dengan kain yang membungkus tubuhnya. Ia melihat kekasihnya sangat senang berenang di kolam itu. Kadang kala Mbak Hanna bermain-main dengan ikan yang ada di kolam itu. Ubay dan Mbak Hanna bercengkrama di kolam itu. Mereka berenang ke sana kemari sambil bermain dengan ikan-ikan yang ada. Sesekali mereka saling berpelukan dan berciuman di kolam itu.

"Kita kaya Tarzan sama Jane ya" ucap Mbak Hanna.
"Iya, kapan lagi ya bisa begini. Makanya aku bersyukur kamu paksa ke sini, berasa lagi honeymoon" ujar Ubay sambil merangkul tubuh Mbak Hanna agar lebih rapat. Mereka berpelukan di dalam air. Ubay mencium kekasihnya dengan lembut. Ciuman itu ternyata cukup untuk membangkitkan birahi mereka. Apalagi alam sekitarnya juga mendukung. Sekejap saja keduanya sudah terlibat dalam pagutan dan rabaan memancing birahi. Ubay dan Mbak Hanna sama-sama merintih-melenguh namun suara mereka tertutupi suara air terjun. Tak disadari, kain yang dikenakan Mbak Hanna terlepas. Sehingga mereka berdua telanjang bulat disana.

Meskipun air kolam itu dingin, namun penis Ubay bisa ereksi dengan sempurna. Mbak Hanna yang merasakan penis kekasihnya menegang langsung mengarahkan ke vaginanya. Dengan berdiri di dalam kolam seperti ini, Mbak Hanna ingin mengikuti salah satu gaya yang dia lihat di film porno. Tangan Mbak Hanna bergelantungan ke leher Ubay, dan meminta digendong dari depan. Kedua kaki Mbak Hanna pun membelit pinggang Ubay. Ia pun membisikan agar Ubay memasukkan penisnya karena vaginanya sudah terbuka. Meski agak susah, namun penis Ubay bisa masuk ke lubang surgawinya. Mbak Hanna pun mulai menaikkan dan menurunkan tubuhnya. Jika melihat dari atas kolam, kedua orang itu hanya terlihat leher dan kepalanya saja di atas air. Tapi kalau mencermati di bawah permukaan air, vagina Mbak Hanna sedang menikmati sodokan penis Ubay.

Dengan tubuh di dalam air, berat tubuh Mbak Hanna terasa lebih ringan, sehingga Ubay dengan mudah membantu mengangkat dan menurunkan untuk meyesuaikan irama sodokannya. Mbak Hanna sangat menikmati percintaannya di alam bebas itu. Ia memeluk erat lelakinya, dan pasrah untuk mendapatkan kenikmatan. Tak sampai 15 menit, keduanya seperti akan mendapatkan orgasmenya. Benar saja, Ubay ingin segera mengeluarkan spermanya di dalam vagina Mbak Hanna. Mereka berpelukan erat, karena Mbak Hanna juga mengalami kontraksi yang hebat di dinding vaginanya. Mereka hanya berpagutan ketika mendapatkan orgasme bersamaan. Sejenak mereka menikmati orgasme di alam bebas. Keduanya pun merenggangkan pelukannya.

"Apa tadi itu hun ? Cepet tapi kok kayanya nikmat banget, aku puas banget sih" ujar Mbak Hanna masih merasakan orgasme.
"Aku juga begitu. Mungkin bener apa yang kamu bilang, tempat ini memang unik" ujar Ubay.

Ubay kemudian mengajak bidadarinya untuk ke pinggir kolam, menepi untuk istirahat. Namun saat tangan Mbak Hanna menyentuh penis Ubay di dalam air, tiba-tiba gairah muncul lagi. Mbak Hanna menghentikan langkah Ubay, menarik tangannya, dan langsung mencium bibir kekasihnya.

"Hun, aku pengen lagi. Di balik batu itu yuk" ajak Mbak Hanna tanpa basa basi.
"Ha ? Lagi ?" Ubay sempat bingung namun tak menolak ajakan kekasihnya. Ia ingat pesan Uwa pada saat perjalanan tadi, bahwa di balik air terjun itu ada ruangan seperti goa yang cukup lebar. Di tengah ruangan itu ada batu yang berbentuk seperti meja panjang. Di dalam ruangan itu energinya sangat besar. Ubay pun mengajak Mbak Hanna ke tempat itu. Meski harus sedikit bersusah payah, namun mereka berhasil menyelinap ke balik air terjun. Ternyata memang benar ada ruangan yang cukup besar, di tengah ruangan itu ada batu kotak memanjang yang mirip meja.

Keduanya awalnya ragu untuk tetap berada di tempat itu. Selain agak gelap, ruangan itu dipenuhi suara gemuruh air terjun. Mereka tak bisa mendengar apa-apa kecuali suara jatuhnya air deras. Hanya melihat Mbak Hanna yang berdiri mematung memperhatikan ruangan itu dengan tubuh telanjang, gairah Ubay langsung naik. Ubay langsung memeluk dan meraba payudara kekasihnya ini. Ubay mencumbu tubuh Mbak Hanna sambil berdiri. Ia meraba dan mengusap bagian-bagian pentingnya saja.

Ubay menyuruh Mbak Hanna untuk rebahan di atas batu meja itu dan mengarahkan penisnya menuju sasaran. Tanpa basa basi, Ubay langsung memompa vagina kekasihnya. Entah suara apa yang mereka keluarkan karena tak terdengar, kalah dengan suara air terjun. Ubay memompa vagina perempuan yang diaku sebagai isterinya dengan nafsu yang menggebu bak banteng ketaton. Kaki Mbak Hanna dikangkangkan, dirapatkan, atau ditekuk agar ia mendapatkan sensasi cengkraman yang maksimal dari vagina pasangannya. Ubay seperti memiliki tenaga ekstra ketika memompa vagina dengan sodokan yang keras dan dalam. Gerakan maju mundurnya lebih cepat dari biasanya dan ia mempertahankan kecepatan sodokannya dengan konstan. Mbak Hanna pun tak jauh berbeda. Meski tubuhnya langsung bersentuhan dengan batu yang keras, namun ia seperti tidak merasa kesakitan. Ia seperti tak peduli dengan kulit punggungnya yang bergesekan dengan batu. Ia ingin mendapatkan hujaman yang lebih keras. Ia ingin penis lelakinya mendobrak rahimnya. Hingga kemudian keduanya terengah-engah.

Tapi itu hanya sejenak saja, puas dengan gaya missionaris, Ubay berganti posisi dengan Mbak Hanna. Kali ini Ubay yang tiduran di meja batu dan Mbak Hanna naik ke atas tubuh pasangannya. Setelah lubang vagina Mbak Hanna terasa pas pada tempatnya, tubuhnya naik turun. Kali ini Mbak Hanna yang sepertinya lupa diri, ia menjadikan tubuh atletis Ubay seperti mainan kuda-kudaan. Selain naik-turun, Mbak Hanna juga memaju-mundurkan pinggulnya. Sensasinya luar biasa, penis Ubay terasa mengganjal vaginanya. Gesekan batang penis itu ke dinding vaginanya membuat Mbak Hanna tak bisa menahan kenikmatannya. Ia pun memutar pinggulnya untuk memberikan sensasi yang lebih hebat.

Akhirnya setelah Mbak Hanna terengah-engah, Ubay mengajak untuk mengubah posisi. Kali ini Ubay mengajak Mbak Hanna mendekati dinding ruangan, kemudian memintanya untuk menungging dan bertumpu pada dinding itu. Ubay membukan kaki Mbak Hanna sedikit lebih lebar, dan langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina Mbak Hanna. Sensasinya tidak berubah. Dengan leluasa, penisnya menyodok vagina pasangannya. Pinggul Mbak Hanna menjadi kemudi Ubay untuk mengarahkan irama sodokan. Semua gelora birahinya ia tumpahkan saat itu. Sodokan-sodokan Ubay tak berubah, keras, dalam, dan cepat. Seakan-akan penisnya adalah linggis yang ingin menjebol tembok rahim permaisurinya. Ia hamtamkan sekeras-kerasnya dan berulang-ulang. Cukup lama mereka melakukan gaya itu, sampai akhirnya Ubay menyerah dan mengajak Mbak Hanna keluar dari ruangan itu.

"Ya ampun nggak nyangka" ujar Mbak Hanna ketika mereka sudah menceburkan diri kembali ke kolam.
"Iya, kok bisa ya ?" tanya Ubay terheran-heran. Mereka mengaku bahwa sebenarnya saat di dalam ruangan tadi mereka sudah beberapa kali orgasme. Ubay mengakui sudah tiga kali menyemprotkan spermanya. Sementara Mbak Hanna ternyata juga mengakui jumlah yang sama. Tapi setelah selesai orgasme, insting mereka meminta untuk terus memasukkan penis ke vagina.
"Aku kayak nggak puas-puas. Udah orgasme, masih minta dimasukin lagi. Semua gaya sudah dipakai, tapi terus saja pengen lagi. Penismu keras banget, enak banget. Vaginaku juga gak mau lepas-lepas, maunya disodok terus, hehehe" ujar Mbak Hanna.

Ubay dan Mbak Hanna tak malu-malu untuk telanjang di alam bebas. Mereka menuju tempat penyimpanan tasnya sambil bergandengan tangan. Setelah mengeringkan badan dengan handuk yang dibawa dari apartemen, mereka mengenakan pakaian kembali. Sadar bahwa waktu telah menunjukkan pukul setengah dua, Ubay mengeluarkan kompor gas portable yang dipinjamkan Uwa dan Ateu, sedangkan Mbak Hanna mengeluarkan bekal makanan mereka. Dengan kompor gas itu mereka tidak perlu membuat api untuk mendapatkan makanan yang hangat. Teh hangat menjadi minuman yang sangat spesial. Nasi dengan lauk pauk sederhana buatan Ateu terasa sangat lezat. Makanan itu pun memberikan tenaga baru untuk Ubay dan Mbak Hanna. Sambil makan mereka bercakap-cakap tentang tempat itu. Ubay mengaku sangat terkesan, meski tetap banyak pertanyaan yang belum terjawab. Mereka kemudian membereskan perlengkapan makan dan melipat alasnya plastiknya. Meskipun aura tempat ini membuat birahi keduanya menggebu-gebu, namun mereka sepakat untuk pulang ke rumah Uwa dan Ateu. Sekali lagi tempat ini memang sakral.

Keduanya tiba di rumah Uwa dan Ateu, lalu berpamitan untuk kembali ke Jakarta. Tak lupa Mbak Hanna mengucapkan terima kasih dan memberikan amplop yang berisi lima lembar uang bergambar Soekarno-Hatta, meskipun awalnya Uwa sempat menolak namun dengan bujuk rayu Mbak Hanna akhirnya diterima amplop tersebut. Hari sudah malam ketika mereka sudah tiba di Kota Sukabumi, sehingga menginap di salah satu hotel di kota tersebut untuk beristirahat. Singkat cerita, keesokan hari baru mereka kembali ke Jakarta dan sampai di apartemen siang hari.
_________________________________________________________________________________________________________________________

1 Minggu Kemudian

"Yeyyyyyy...... hunn, lihat iniiii" teriak girang Mbak Hanna menunjukkan test pack kepada Ubay.
Ubay yang melihat test pack yang menunjukkan kekasihnya telah positif hamil, kemudian ia memeluknya dan mencium bibirnya.

"Kita tanggung ini bareng-bareng ya hun..." ucap Mbak Hanna dalam pelukan Ubay.
"Iya..... sebagai laki-laki aku nggak bakal lari dari amanah Tuhan" kata Ubay.

Kedua insan yang dilanda kebahagiaan yang mendalam ini tak memikirkan terlalu jauh masa depannya. Jalan mereka masih panjang dan semoga selalu dilimpahi ridho-Nya.

THE END. TANCEB KAYON.

========================================

Sesungguhnya ane tidak menyangka respon baik para suhu menanggapi cerita 'amatiran' yang ane sajikan.
Sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan, ane meminta maaf jika terdapat kekurangan dalam cerita yang ane buat. Semoga menjadi semangat bagi ane buat terus berkarya di forum kita tercinta. Mohon cendol, like, serta kritik & saran para suhu disini, agar ane bisa terus belajar menulis cerita dengan baik.

Matur Sembah Nuwun atas kesabaran para suhu disini.


:ampun: :ampun: :ampun:
Selamat hu


Ceritanya mantabesss tenan


Di tunggu karya selanjutnya 👍👍💦💦💦
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd