Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG TERBUAI GODAAN

sukma27

Suka Semprot
Daftar
14 Sep 2022
Post
18
Like diterima
990
Bimabet
PART 1.



Siang usai istirahat Ridwan menelusuri koridor kantor untuk kembali ke ruangan tempat kerjanya. Hawa dingin AC menerpa tubuhnya saat masuk ke ruangan. Terasa kontras dari terpaan terik matahari yang dia lalui saat jalan kaki dari warung depan kantor ke sejuknya ruangan dengan AC yang disetel ke tingkat paling dingin.
Ridwan memberikan beberapa bungkusan makanan yang dipesan teman-teman seruangan yang malas jalan kaki ke warung depan kantor. Biasa perempuan alergi kena sinar matahari siang yang menyengat.

“Nih titipan kalian.”
“Makasih ya mas Ridwan.”

Livy yang hari ini melepas jilbabnya menerima bungkusan itu dan membagikannya ke Aisah dan Nadya rekan lain yang memesan makanan itu.

“Mari makan Mas Ridwan.”

Ucap Aisah sembari juga melepas jilbab mengikuti Livy yang lebih dulu disusul oleh Nadya. Di ruangan bagian keuangan kantor ini hanya Ridwan dan kepala bagian keuangan saja yang laki-laki. Selebihnya perempuan. Pak Triadi Kepala bagian sedang dinas luar. Kalau kepala bagian dinas luar begitu biasanya rekan perempuan di ruangan yang semua memakai jilbab pada melepas jilbab kalau tengah hari. Meskipun ada Ridwan yang bukan muhrim mereka. Mereka adalah ibu-ibu muda yang cantik dan anggun.

“Aku sudah. Kan makan langsung di warung depan.”
“Oh iya lupa. Tapi siapa tau Mas Ridwan mau nambah lagi. Hehehhe.”
“Aisah maunya makan sepiring berdua ama mas Ridwan.” timpal Nadya.
“Sebungkus berdua nyonya kan gak ada piring!” sahut Livy.
“Oh iya yah.”

Ridwan hanya tertawa kecil mendengar candaan garing mereka. Entah kenapa mereka seperti menganggap Ridwan sebagai kakak atau saudara yang bisa bebas melihat rambut mereka. Kalau pak Triadi atau rekan kerja laki-laki bagian lain masuk pasti mereka buru-buru memakai jilbabnya karena bukan muhrim katanya. Ridwan tentu merasa bangga bisa melihat betapa sesungguhnya rambut Livy, Aisah dan Nadya begitu indahnya. Meski mereka bukan gadis lagi alias mamah-mamah muda yang cantik-cantik.

Ridwan harus berlagak seperti tidak tertarik padahal dia diam-diam begitu mengagumi rekan-rekan seruangannya itu. Mungkin karena kebersamaan sekian tahun seruangan dan Ridwan adalah sosok yang begitu baik menurut mereka dan siap disuruh-suruh karena satu-satunya staf lelaki di ruangan. Kan tidak lucu kalau mereka pengen pesan sarapan atau makan siang di warung depan kantor ke pak Triadi.

Di usianya yang memasuki 36 tahun Ridwan menjalani kehidupan rumah tangga yang normal-normal saja. Tidak pernah ada gejolak yang berarti dalam perjalanan pernikahannya dengan Farah istrinya yang telah berjalan sebelas tahun dan telah dikaruniai seorang anak lelaki berusia enam tahun bernama Devan. Ridwan Lelaki yang memiliki wajah lumayan tampan dan postur atletis ini bukan sosok lelaki yang doyan menggoda perempuan seperti beberapa laki-laki lain di kantor ini. Walau hanya sekedar bercanda atau ngegombal buat lucu-lucuan doang. Pokoknya Ridwan berlagak cool dan seperti tidak tergoda dengan kecantikan rekan kerja atau anak magang yang silih berganti datang dan pergi dikantor ini.

Makanya rekan seruangan menjadi tidak masalah meski melepas jilbab diruangan. Tentu saja ruangan keuangan itu mereka kunci kalau lagi lepas jilbab. Kalau ada yang mengetuk pintu buat masuk barulah mereka buru-buru pakai jilbab seadanya saja.
Kadang malah rekan-rekan perempuan seruangan bahkan rekan perempuan dari ruangan lain sering menggoda Ridwan sebagai suami takut istri, lelaki setia, lelaki idaman, bahkan pujia-pujian yang mengatakan bahwa sungguh beruntung istri Ridwan dapat lelaki seperti dia. Dan macam-macam pujian lainnya.

Ridwan hanya tertawa dalam hati karena sejujurnya dia bukanlah lelaki yang benar-benar baik. Tetap saja ada dalam benaknya pikiran-pikiran yang aneh-aneh. Semisal dia berangan-angan alangkah indahnya bila salah satu saja dari Livy, Aisah atau Nadya mau jadi selingkuhannya, atau lebih parah lagi seperti apa gaya Livy, Aisah dan Nadya kalau sedang bercinta.

Tapi semua hanya dalam angannya saja. Kalau ada jalan untuk membuat dia bisa menjalin hubungan dengan wanita idaman lain pasti dia akan menelusuri jalan itu dengan senang hati. Tapi untuk mulai membuka jalan sendiri Ridwan tidak berani karena dia bisa dibilang tipe lelaki pemalu sekaligus penakut. Malu dan takut untuk memulai tapi bukan berarti tidak mau.

Ridwan menyadari kalau saja wanita-wanita rekan kerjanya itu tahu apa isi otaknya tentu mereka akan menjauhinya. Bagaimana tidak kadang-kadang dalam otak Ridwan muncul pikiran nakal yang liar. Kadang dia mengkhayalkan sedang bercinta dengan Livy, juga berkhayal bercinta dengan Aisah atau Nadya. Lebih gila lagi dia berkhayal melakukan pesta sex dengan ketiganya dan dia satu-satunya lelaki dalam pesta sex itu. Sungguh sebuah pikiran mesum yang parah yang ada dalam benak Ridwan yang dianggap sebagai lelaki baik oleh teman-teman seruangan.



***
Ridwan mengerem sesaat mobil yang dia kendarai di depan pintu rumahnya. Maksud hati untuk memasukan mobilnya kedalam halaman rumah terhenti dan akhirnya Ridwan memarkir mobil di depan pagar rumah. Di halaman rumah sudah terparkir mobil mertuanya. Ridwan turun dari mobilnya dan berjalan menuju ke dalam rumah.
Sebenarnya hal yang biasa mertuanya datang ke rumahnya. Tapi saat melangkah mendekati teras dia mendengar suara tangisan perempuan. Bukan cuma satu tapi beberapa suara tangisan bersahutan.
Ridwan langsung berpikir ada apa yang terjadi. Apa sesuatu yang buruk telah menimpa keluarganya.

“Assalamualaikum..”

Ridwan mengucap salam saat memasuki pintu depan rumah. Suara tangisan masih terdengar. Terlihat di ruang tamu ayah mertuanya beserta ibu mertuanya yang terlihat menangis. Ada juga istri dari adik iparnya terlihat juga menangis dalam pelukan Farah istri Ridwan.

“Waalaikumsalam.” ayah mertua membalas salam Ridwan.

Ridwan dengan penuh tanda tanya menatap ke arah istrinya yang memeluk Erika istri dari adik ipar Ridwan. Farah istri Ridwan hanya mengangguk. Ridwan makin bingung dengan apa yang terjadi.

“Ridwan kita lagi kena musibah.” Ucap ayah mertua pelan.

Meski sudah menduga pasti ada sesuatu melihat Erika, Farah dan ibu mertua pada menangis tapi mendengar ayah mertua bicara soal musibah Ridwan tetap merasa kaget.

“Musibah apa pah?”
“Haikal ditahan polisi karena narkoba!”

Sungguh Ridwan benar-benar kaget kali ini. Haikal adik dari istrinya yang dia kenal sebagai pria religius dengan tampilan agamis dan memang terlihat taat beribadah tersandung narkoba. Ridwan menggeleng-geleng kepala tak habis pikir. Apa mungkin dia dijebak orang, Ridwan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.

“Untuk sementara kami, Erika dan anaknya tinggal sama kamu. Boleh kan?” Pinta ayah mertua Ridwan.
“Oh iya pah gapapa. Tinggal saja disini.”

Ridwan menatap kearah Erika. Wanita itu masih terisak-isak meratapi nasibnya. Bagaimana tidak belum dua tahun mereka menikah dan anak mereka masih bayi usia 8 bulan harus mengalami nasib seperti ini. Meski dalam keadaan sedih yang mendalam aura kecantikan Erika tetap terlihat. Ridwan geleng-geleng kepala, disaat kena musibah dia masih saja berpikir tentang kecantikan seorang wanita.

Mertuanya dan Erika memutuskan untuk tinggal sementara di rumah Ridwan karena malu dengan tetangga kompleks mereka yang doyan gosip. Apalagi kompleks mereka adalah gang yang sangat padat penduduk yang wanitanya sangat hobi berghibah. Tentu kejadian Haikal kena tangkap karena kasus narkoba bakal jadi trending topik di kompleks mereka.

***
Tak terasa sudah seminggu Erika dan kedua mertua Ridwan tinggal dirumah. Ridwan diam-diam merasa kagum dengan istri dari adik iparnya itu. Wajahnya sangat cantik dan tubuhnya cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita. Ridwan sangat kasihan Kenapa wanita secantik ini harus jadi istri pecandu narkoba. Dalam keseharian di rumah Wanita yang terlihat alim itu memakai jilbab dan gamisnya.

Padahal semula Ridwan berharap dia akan pakai pakaian rumahan semisal daster atau baby doll. Atau pakaian yang akan menampakan bayangan lekuk liku tubuh montok Erika. Lelaki itu sempat berharap Erika mau bermurah hati memperlihatkan rambutnya yang pasti indah kepadanya. Seperti rekan-rekan kantornya yang begitu dermawan mau memperlihatkan sebagian kecil auratnya itu. Namun Erika benar-benar wanita yang menjaga aurat kepada lelaki yang bukan muhrimnya.

“Mas Ridwan, Erika numpang mau jenguk Haikal!” Pinta Farah saat Ridwan hendak berangkat ke kantornya.
“Oh iya sekalian ngantar Devan kesekolah!”

Tumben wanita alim itu mau semobil dengan lelaki yang bukan muhrimnya, pikir Ridwan. Walau hanya seperti itu sudah membuat senang hati Ridwan. Karena sejujurnya Erika begitu cantik dan membuat Ridwan terobsesi pada wanita itu.

Bersambung
 
PART 2

Ridwan sangat bersemangat memenuhi permintaan istrinya Farah untuk mengantar Erika. Untungnya atau sialnya kantor Polsek tempat Haikal di tahan lebih dekat dari rumah ketimbang sekolah Devan. Jadi kesempatan cuma berdua saja bersama Erika di dalam mobil tidak akan terjadi. Sejak mulai berangkat dari rumah sampai ke Polsek Ridwan memilih diam saja tidak berusaha membuka pembicaraan. Padahal hatinya berdebar-debar seperti anak remaja yang baru jatuh cinta.

Mungin Ridwan ingin menjaga imej sebagai lelaki yang baik dan setia pada istri yang melekat pada dirinya, tapi dalam hatinya berbagai pikiran berseliweran mencari cara bagaimana agar bisa dekat dengan Erika. Apa mungkin gadis alim yang sudah bersuami itu mau padanya. Wangi Parfum yang dipakai Erika membuat Ridwan makin terbuai dengan pesona istri dari adik iparnya itu.

Erika memang begitu cantik di mata Ridwan, dengan tubuh tinggi berisi tapi tidak bisa dibilang gemuk. Ridwan memang terobsesi dengan wanita berisi dan montok karena Farah istrinya bertubuh langsing cenderung kurus. Tapi memang dasar laki-laki, Ridwan sebenarnya suka semua wanita cantik tipe apa saja meski itu cuma dalam hatinya. Andai saja ada wanita cantik yang terlihat memberi kesempatan padanya untuk didekati kesetiaan Ridwan sebagai seorang suami bisa dibilang akan luntur bahkan hilang.


Kantor Polsek sudah dekat Ridwan menurunkan kecepatan mobilnya. Tepat di depan kantor tersebut mobil berhenti.
“Terima kasih mas…!” ucap Erika sambil bersiap untuk turun dari mobil..
“Oh iya, aku antar Devan ya. Assalamualaikum!”
“Waalaikumsalam…"


Saat pamitan tadi sekian detik Ridwan menikmati menatap langsung mata Erika. Begitu indah mata wanita cantik itu. Hanya momen sebegitu saja dengan Erika sudah membuat Ridwan menjadi Baper. Benar-benar tidak layak disebut suami yang baik. Tapi semua yang kenal Ridwan menganggapnya sebagai lelaki yang setia dan sayang istri. Ridwan geleng-geleng kepala memikirkan obsesinya yang tidak sesuai dengan anggapan orang selama ini tentang dia. Ridwan melajukan kendaraan menuju ke sekolah Devan sambil membayangkan Erika. Dia mengkhayalkan Erika dari yang wajar-wajar saja sampai yang kurang ajar.

Tak terasa mobil sudah sampai di sekolah Devan. Setelah anaknya turun dan pamit masuk ke sekolah Ridwan melanjutkan perjalanan menuju kantor dengan khayalan tentang Erika sudah pada tahap yang meningkatkan libido. Ridwan segera mengusir pikiran ngeresnya soal Erika karena dia memikirkan wanita itu sedang kena musibah. Masak istri adik ipar kena musibah malah dia membayangkan hal yang tidak -tidak.


Mobil yang dikendarai oleh Ridwan sudah sampai di kantor tempatnya bekerja. Mungkin dia bisa sejenak melupakan soal Erika di kantor karena sejumlah kesibukan rutinnya sebagai staf keuangan dan juga rekan-rekan kerjanya yang cantik-cantik yang sering juga dia khayalkan.
“Wah mas Ridwan ceria banget wajahnya hari ini!” ujar Livy.
“Pasti dapet jatah semalam… hehehehheh!” Sahut Nadya yang terkadang suka ngomong vulgar.
“Ih apaan sih Nadya. Kasian tuh mas Ridwannya jadi malu. Eh tapi bener ya mas semalam dapat jatah?” Aisah ikut-ikutan menggoda.
“Gak dapet, istri lagi halangan!” Ridwan menjawab dengan kalem.


Dia pikir dengan menjawab begitu mereka akan berhenti menggodanya. Memang kalau pak Triadi sedang dinas luar suasana ruangan bagian keuangan terasa lebih santai. Banyak di isi dengan bercanda sesama staf.
“Kasian kalo gitu. Jadi nganggur atau gimana nih mas Ridwan?” Nadya masih terus menggoda.
Kali ini Ridwan berpikir untuk menanggapi candaan mereka. Biasanya dia hanya tertawa kecil atau tersenyum saja kalau menanggapi gurauan mereka.
“Iya nih jadi nganggur.” jawab Ridwan sekenanya saja.
“Terus kalo nganggur gitu mas Ridwan ngapain?”
“Ya mandiri aja sambil ngayal!” Ridwan menjawab dengan makin nyerempet. Dia sudah nekad kali ini.
“Ih mandiri itu gimana sih?” Aisah penasaran.
“Mainin punya dia pake tangan masak sih gak tahu!" ujar Nadya.
“Ih jorok!” celetuk Livy.
“Terus mas Ridwan ngayalin sapa hayooo?” Tanya Nadya lagi.


Sebenarnya Ridwwan ingin nekad menjawab bahwa dia menghayalkan mereka bertiga. Dia ingin tahu bagaiman reaksi mereka jadi bahan khayalan. Tapi Ridwan urung mengatakan itu karena ragu jangan sampai membuat mereka jadi hilang respek terhadapnya.
“Ngayalin personil blackpink palingan.” Ridwan menjawab dengan enteng.
“Yeeee fans k.pop om kita ini diam-diam!”
“Kadang ngayalin Raisa juga!” tambah Ridwan.
“ya ampun ternyata.”
“Ngayalin lagi ngapain ama blackpink?” taya Aisah.
“Ih kamu kepo, pastilah ngayalin pesta sex heheheheh!” jawab Nadya.
"Gila lo Nad!' seru Aisah sambil melolot ke arah Nadya.
“Beneran nih mas Ridwan ngayalin pesta sex?”
“Hehehehehhehe…” Ridwan hanya bisa tertawa.
“Wih suami teladan ini malah ngayalnya tingkat tinggi.” Nadya tersenyum memandang Ridwan yang terlihat tertawa malu.
“Btw pesta sex itu kayak gimana sih?” tanya Aisah sok polos.
“Ya ngesex rame-rame lah?”
“Emang ada kek gitu?”
“Adalah noh lihat di film bokep.”
“Di kenyataan nona!”
“Ada juga lihat di berita!” ucap Nadya
“Di berita yang aku tonton emang ada penggerebekan pesta sex di sebuah apartemen. tapi pesat sex gay hiyyyyyy.” ucap Livy seperti ngeri.
“Ih bikin ilfil aja lo nyebut-nyebut gay.”
“Kalo pesta sex laki perempuan yang aku penasaran. Kayak gimana ya bentuknya!” Aisah seperti penasaran dengan pesta sex.
Pikiran Ridwan langsung traveling mendengar mereka membahas soal pesta sex. Dia pengen bercanda dan bilang ke Aisah kalau mau tahu bagaimana pesta sex kita bikin saja sendiri pestanya dan kita ngesex bareng-bareng gitu. Tapi semua itu tertahan dikepalanya dan tidak jadi dia ucapkan. Nanti imejnya akan berubah jadi buruk dimata teman-teman cantiknya ini. Bisa-bisa mereka malah menjauh. Tapi mendengar semua itu membuat celananya menjadi sempit. Ada yang mengeras di dalam sana.

****
Tak seorangpun yang menyadari bahwa Ridwan terobsesi dengan Erika istri dari adik iparnya sendiri. Tak terasa sudah hampir sebulan wanita itu dan anak bayinya tinggal di rumah Ridwan. Akhir-akhir ini bayangan Erika terus menari-nari dalam benaknya.

Beberapa kali sewaktu berhubungan seks dengan Farah istrinya Ridwan selalu membayangkan sedang menggauli Erika, hal itu membuat nafsunya menjadi meningkat.
Hari sabtu pagi ini Ridwan berencana bangun sesiang-siangnya, pekerjaan seminggu lalu sungguh menyita pikirannya,bangun siang dan bermalasan satu hari penuh. Tiba-tiba istrinya membangunkannya dan mengingatkan bila mereka harus menghadiri pernikahan kerabat di kota lain yg jaraknya 150an kilo dari rumahnya. Hal itu benar-benar menjengkelkannya.


“Ayo dong pah…kan kita sudah janji nih…” rengek Farah.
“Aduh pusing banget nih mah. Aku takut ga bisa nyetir jauh” kata Ridwan sambil mengernyitkan wajahnya
‘Aah alesan .. selalu gitu deh.” kata istrinya bersungut-sungut, tepat ketika Ridwan hendak membuka mulutnya untuk membela diri, telpon rumahnya berdering keras sekali.
“Sudah ..pokoknya mamah gak mau tau, selesai aku angkat telepon , papa harus siap ke kamar mandi” sembur istrinya dengan suara melengking .
“Aaarrggh” erang Ridwan.. “Tuhan tidak adil, aku hanya meminta satu hari khusus untuk diriku, satu hari tidur sepanjang siang, Tuhan maha adil? Beuh !” gumamnya dalam hati..
“Pah..pah” panggil istrinya dari ruang tamu.
”iya..iya ..ini juga udah mandi” teriaknya dari kamar mandi sambil mengguyur tubuhnya dengan air sedingin es, matanya terbelalak ketika mendengar istrinya berkata.
“Pah.*** usah mandi, lanjutin deh tidurnya, aku, Erika, haidar dan Devan ikut bapak sama ibu, beliau ternyata sudah sewa mobil rental.”
Tuhan hari ini membuktikan ketidak adilannya dua kali , dirinya sudah terguyur air sedingin es dan diminta kembali ke ranjangnya.
“Sial….”desisnya , dengan cepat disambarnya handuk dan secepat angin ia memakai baju tidurnya dan masuk ke dalam selimut hangatnya kembali.

Entah berapa lama ia tertidur sampai akhirnya ia terbangun ketika suara dering ponselnya, dengan sumpah serapah ia menganggkat ponsel itu.
“Mas titip Erika ya. Dia gak jadi berangkat sama kita. Karena ada urusan mendadak dengan pengacara.”
“Oh iya. Terus dia sekarang ada di mana?”
“Langsung ke kantor polisi.”
“Oke mah.”

Memang rezeki orang yang dianggap lelaki baik-baik itu seperti ini. Istrinya begitu percaya bahwa dia tidak akan punya niat macam-macam sama Erika jadi tetap melanjutkan pergi keluar kota. Menjelang sore terdengar suara bel rumah berdentang. Ternyata Erika berdiri sambil menggendong anak semata wayangnya Haidar. Berarti dia sudah selesai dengan urursannya di kantor polisi.
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam… Erika? Bukannya mau ke kondangan?” tanya Ridwan seolah kasihan Erika tidak jadi ikut ke pesta keluarga padahal dia girang karena bisa berduaan dengan Erika.
“Iya mas. Tapi tadi mas Haikal nelpon dari polsek katanya aku harus kesana ada yang harus aku urus sama pengacaranya. Syukurlah sudah selesai.” Sahut Erika.
Erika kemudian segera masuk ke kamarnya. Ridwan merasa sangat senang bisa ada begitu dekat dengan Erika padahal dalam rumah tidak ada orang lain lagi.



Bersambung
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd