Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ternyata Ini (Bukan) Cuma Mimpi

kulo111

Suka Semprot
Daftar
21 Jul 2018
Post
5
Like diterima
175
Bimabet
Setelah lama menjadi silent reader, akhirnya diri ini memberanikan diri untuk menulis cerita. (DISCLAIMER) Cerita ini dibuat 90% real. Kenapa cuma 90%? Karena harus ada yang dijaga, nama, tempat dan waktu kejadian. Diluar itu saya jamin ini kejadian asli yang nubi alami.


Part I – Perkenalan

Nama saya Rio, mahasiswa tingkat akhir dan menunggu kepala didatangi toga walaupun entah kapan, tinggal di kota yang termasuk kota besar di Indonesia, tapi bukan yang terbesar. Silahkan kalian menebak sendiri dimana hehe. Setelah saya menjadi member di forum ini dan membaca beberapa orang yang memiliki tubuh dan bentuk “barang” yang wow. Saya agak malu dengan diri sendiri. saya termasuk memiliki tubuh yang sangat tidak sehat. Tinggi 180cm dan termasuk kedalam golongan PSK (Pria Seratus Kilo) maklum, setiap malam bermain game online selalu ditemani ayam goreng delivery yang mantap.Ukuran penis pun sangat biasa, termasuk SNI saja. Tapi, percaya atau tidak saya punya pacar yang bisa dibilang termasuk terbaik di umurannya. Rani namanya, secara umur kami hanya berjarak 1 tahun. Dengan tinggi 170an- cm, tidak putih kulitnya sama dengan umumnya kulit orang di negeri ini, rambut Panjang hitam dan yang paling saya suka wajahnya dia suka tertawa entah apa yang saya katakan, dan bagian tubuhnya yang saya paling suka itu sebenarnya pantat yang sangat bikin gaduh si “Joni” ukuran yang sangat pas untuk di remas-remas duh… Lalu, ukuran payudaranya sekitar 36 B tapi dia bilang kalau ukurannya sudah bertambah. Jujur, sex life kami baik-baik saja, menurutku. Entah menurut Rani, apakah bilang begitu hanya sekedar untuk menghibur hati saya.

Setiap weekend Rani selalu menginap di kontrakan saya, katanya ingin menemani saya mengerjakan “proyek” yang sebenernya ga bikin dompet tebel juga. Jumat sore seperti biasa, saya menjemput Rani, di kosan nya.

“halo, beb ini aku udah di depan” pesanku di chat

“Iya, iya bentar dong lagi dandan. 10 menit bentaar yaa” balasnya. Yah seperti wanita umumnya, dandan adalah garda terdepan untuk penampilan.

“selalu aja begitu, yaudah deh” balasku, tapi tidak dibaca lagi oleh Rani, sampai dia akhirnya datang.

“RIO!” Rani berteriak memanggilku. Hari itu Rani pakai blouse abu-abu dengan dada yang sedikit terbuka, terlihat jelas kalung emas dengan inisial “R” pemberian ibunya, ditutup cardigan hitam, jeans hitam dan sepatu putih.

“Aku laper nih beb, makan dulu ya sebelum ke kontrakan kamu. Aku udah dapet kiriman bulanan nih haha” sambil melihatkan saldo di e-banking hp nya.

“Yaudah ayok, aku lagi pengen makan yang bakar-bakar gitu tapi”

“oke, sate langganan kita aja yang di simpang Jalan Merpati”

“sip, berangkat!”

Saya tarik gas motor saya, motor pemberian bapak karena saya bisa masuk universitas yang bapak idamkan. Yah saya sebegai anak cuma bisa manut. 15 menit perjalanan dari kosan Rani, kami sampai di tempat makan. Terlihat cukup ramai, karena warung pinggir jalan yang punya meja makan terbatas.

“Ran, kamu mau makan disini?”

“Iyadeh disini aja, aku males cuci piring di kontrakan mu”

“gih kamu cari tempat duduk, aku yang pesan” aku menuju mas Imron, pemilik lapak sate ini, aku kenal mas Imron karena sudah jadi langganan sejak awal kuliah dulu, pegawainya pun saya kenal, Rojak, Anto dan Mbak Ani. Istri mas Imron. Sudah kaya Gold member gitu hehe.

“Mas Imron! Apa kabar mas? Saya mau pesan sate ayam nya, 20 tusuk, nasi 2 porsi dan soto ayamya 1 tanpa kol”

“Hoi mas Rio! kabar baik mas, sama mbak Rani toh? Kok tadi saya ga lihat ya? Rojak, bakarin sate ayam 20 buat mas Rio!” perintah mas Imron ke Rojak.

“Oke siap, special buat mas Rio” sambil mengambil setumpuk sate.

“Ada kok mas, itu Rani tuh dipojok. Abisnya warung mas rame sih jadi ga kelihatan kali. Loh mbak Ani mana mas?”

“lagi sakit dia mas, musim pancaroba begini tumbang dia. Jadi saya sama anak-anak aja nih yang jualan. Saya siapin pesanan mas Rio dulu, sampeyan duduk aja”

“oke, suwun mas”

Lalu, saya datangi Rani di meja. Dan kami makan sampai habis bersih satenya.

“ayok beb pulang, aku masih ada yang harus dikerjain”

“iya ayok, ini uangnya. Kamu yang bayar ke mas Imron”

Lalu kami datangi meja kasir, pos jaganya mas Imron

“Kenyang mas? Enak kan sate nya?” tanya mas Imron sembari menghitung uang pendapatan warungnya.

“Enak la mas, wong saya udah jadi langganan toh, susah pindah ke lain hati gitu. Setia saya orangnya. Mas, nih Rani tadi kan katanya ga ngeliat”

“Mas Imron apakabar?” tanya Rani

“Baik baik mbak, mbak makin cantik aja ni, masih betah toh sama mas Rio hahaha” tertawa pecah mas Imron membuat canggung karena pelanggan lain jadi memperhatikan kami.

“Waduh mas, jangan gitu dong! Saya juga setia orangnya loh” Rani sepertinya tidak nyaman dengan perkataan mas Imron

“Bercanda aja mbak, ini mas totalnya jadi 40 ribu.” memberi bon makan kami

“Nih mas, sekalian pecah uang ya buat beli gorengan nanti” saya memberikan uang 100rb

Setelah itu saya dan Rani langsung bergegas pulang ke kontrakan saya. Cukup jauh dari warung mas Imron, apalagi dari kosan Rani. Makanya Rani hanya mau menginap saat weekend saja di kontrakan saya. Saat sampai di kontrakan, Rani langsung masuk ke dalam. Sementara saya, memarkirkan motor dulu dan mengunci gerbang. Daerah kontrakan saya terbilang sepi karena rata-rata orang di sekitar kontrakan saya adalah pegawai kantoran yang pastinya tidak suka keramaian malam, apalagi jika sudah sampai rumah. Rasanya ingin segera tidur karena lelah bekerja. Saya juga merasakan itu, walopun masih nganggur-nganggur ga jelas

Saat saya masuk ke kontrakan ternyata Rani sudah mengganti bajunya, dengan piyama seperti biasa. Sementara saya sih gamau ribet kaos butut saja dengan celana pendek. Biar adem, dan tidur juga nyaman. Ku lihat baju, BH dan celana dalam Rani berserakan di lantai. Oiya, dia suka simpan bajunya di kontrakan saya karena malas untuk bawa baju dari kosan.

“Beb kamu ini lho, kebiasaan ga digantung baju sama dalemannya” saya sambil merapikan pakaiannya. Karena tingal berdua di kontrakan sebenarnya kami sudah biasa seperti itu, obrolan sudah seperti suami istri. Tidak ada batasnya lagi.

“Ya tolong la beb, cuma gantungin aja kok, kamu juga suka kan?” sebenarnya iya, saya suka melihat dan kadang memegang pakaian dalam Rani, apalagi yang baru dipakai, entah ini fetish saya. Entalah, saya sangat menikmati.

“Yaudah, aku lanjut proyek ku ya?” kataku pada Rani yang sedang rebahan di kasur, sambil melihat hapenya.

“Bawa sini aja laptopmu, di kamar aja. Biar aku ga sendiri”

“Iya, aku ambil laptopku dulu”



Bersambung……….
 
Terakhir diubah:
ada yg baru nih... ijin ninggalin jejak y hu... & semoga sampai perfix tamat...
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd