caligula1979
Semprot Addict
- Daftar
- 24 Jun 2012
- Post
- 486
- Like diterima
- 2.804
Hari itu aku tidur lelap sambil tersenyum dan tak sempat kurasakan apapun, tapi ketika aku terjaga karena alarm pada BB-ku berbunyi tepat pukul enam sore sesuai yang telah kustel sebelumnya. Baru terasa badanku pegal-pegal terutama lutut dan pinggangku, bahkan untuk bangun dari tempat tidurpun berat sekali rasanya. Jika saja Indra tidak meneleponku tak lama setelahnya mungkin aku tertidur lagi
Hai Bro, congrats ya! Hehehe!! sahut Indra di seberang sana
Tau darimana Dra? Lu udah di kost emang? tanyaku masih setengah ngantuk
Belom hari ini gua maleman balik, cuma tadi si Hany udah ngabarin di SMS
Hehe...thank you nih udah ngajak masuk ke sini, asyik gila!
Katanya lu udah main sama Hany, Angel sama Amel ya tadi? Wah maruk juga lu, baru masuk udah embat tiga sekaligus hehehe...
Aku senyum-senyum dan berterima kasih pada Indra karena telah diajak ke kost ini yang mengubah pandanganku tentang seks. Setelah ngobrol beberapa saat akhirnya kami menutup pembicaraan. Setelah ngobrol, dengan memaksakan diri aku bangun dari tempat tidur, namun saat kuberdiri terasa lututku lemas dan bergetar, hampir aku jatuh terduduk. Baru setelah mandi badanku terasa agak segar. Aku keluar dari kamar hendak mengambil beberapa snack yang kusimpan di kulkas bersama dekat dapur. Saat itu hujan lebat sekali disertai sesekali petir dan guntur. Kamar Alex, salah satu teman kost yang juga seuniversitas denganku sudah menyala, ia pasti sedang sibuk dengan komputernya seperti biasa. Hanny masih belum pulang, ia memang biasa pulang malam, kalau tidak sedang bersama teman prianya paling sedang bareng teman-teman ceweknya. Demikian juga Amel, dari yang kuketahui ketika ngobrol waktu makan siang tadi ia hendak ke tempat temannya. Sebelum aku sampai ke kulkas tiba-tiba aku terpancing oleh suara desahan dan adegan yang terjadi di ruang tengah yang terlihat sekilas melalui jendela yang menghubung ke halaman samping. Aku pun sedikit berputar dan hati-hati melongok ke dalam. Pemandangan di dalam sana sungguh membuat penisku mulai bereaksi. Gila, lagi-lagi adegan hot sedang berlangsung. Sabrina bersandar di sofa dengan Pak Somad, si tukang nasi goreng langganan anak-anak di kost ini, di sebelahnya sedang sibuk menyusu dari payudaranya dan tangannya mengelusi paha mulus gadis itu. Tubuh bagian atas Sabrina sendiri sudah terbuka, kaos ketat tanpa lengannya telah tersingkap ke atas, demikian juga dengan cup branya warna pink-nya. Sabrina memiliki payudara yang ideal, kencang, cukup besar dan menantang ditambah dengan tubuh yang langsing dan putih mulus. Saat itu penisku juga tidak tanggung-tanggung langsung bangun dan mengeras.
Sabrina
"Hhhggg... hggg..." terdengar desahan Sabrina sambil meremas rambut Pak Somad.
Aku tidak tahu bagaimana permulaan mereka main, kan aku tidak lihat. Tapi nampaknya mereka belum lama mulai. Di meja depan sofa itu nampak sebuah piring kosong bekas nasi goreng dan sebuah gelas, pasti Sabrina baru menghabiskan nasi goreng dari Pak Somad pikirku. Televisi yang masih menyala sedang menayangkan sinetron membosankan tapi banyak digandrungi itu sepertinya sudah diabaikan.
"Aaaccchhh..." desah nikmat Sabrina seraya mendongakkan kepalanya ke atas saat tangan Pak Somad membelai-belai selangkangannya dari luar celana pendeknya.
Kemudian tangannya menyibakkan rambutnya ke belakang memperlihatkan leher jenjangnya yang menggiurkan. Sungguh suatu paduan gerakan alami nan menawan. Sejurus kemudian ia menyilangkan kedua tangan dan meloloskan kaos yang telah tersingkap itu lalu meletakkannya di meja. Pak Somad juga kemudian bangkit dan melepaskan celana yang dikenakannya termasuk celana dalamnya. Segera menyembullah penisnya yang kepalanya disunat. Sabrina tanpa malu-malu menggenggam batangnya dengan tangan kanan, dikocoknya perlahan lalu ia membuka mulut dan melahapnya hingga tertelan oleh mulutnya yang dihiasi bibir mungil itu. Milik si tukang nasi goreng itu kelihatannya ukurannya kurang lebih sama dengan punyaku hanya saja lebih hitam sedikit.
"Non... achhh... ach...!!" erang Pak Somad yang memuncak nafsunya.
Tanganku mulai meraba-raba selangkanganku sendiri. Kira-kira tak sampai sepuluh menit Sabrina mengoral penis Pak Somad, ia mengeluarkannya batang itu dan segera si tukang nasi goreng itu berjongkok di depan Sabrina lalu menarik celana pendek serta celana dalamnya hingga terlepas seluruhnya. Sekarang Sabrina sudah bugil total, dia tidak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya sementara Pak Somad tinggal memakai kemeja lusuhnya saja. Bulu-bulu hitam lebat menghiasi kemaluan Sabrina, sungguh menggairahkan. Aku sebenernya bisa saja nongol di depan mereka dan ikut bergabung, tapi aku sedang ingin menyaksikan adegan beauty and the beast ini dulu, rasanya ada sensasi tersendiri yang tidak kalah seru seperti tadi siang menyaksikan Amel dikerjai oleh Pak Kasimun si penjaga kost. Pak Somad perlahan membelai dan menciumi tubuh mulus itu. Mulutnya nampak menggelitik telinga kanan Sabrina, turun ke leher, lalu menyusuri bahu berputar-putar di sana sejenak dan terus turun mendekati bukit nan menjulang sebelah kanan. Dia membiarkan kedua payudaranya dimainkan pria setengah baya itu, malah dengan tangannya dia mengarahkan sebelah tangan pria itu yang satu lagi untuk menggerayangi vaginanya.
"Ssshhh... achhh...ya Pak!" sayup-sayup aku dapat mendengarkan rintih nikmat Sabrina.
Sekarang jari-jari Pak Somad menyibakkan rumput hitam lebat itu dan mulai mencucuk-cucuk ke lubangnya.
"Eennhh....terus Pak...gitu eeemm!!" tangan kanan Pak Somad sibuk tepat di pusat itu dan nampak Sabrina sangat menikmatinya.
Lagi seru-serunya mengintip sambil menggosok-gosok selangkanganku tiba-tiba saja bahuku ditepuk dari belakang membuatku sedikit kaget.
Hei...ngapain?
Haduh...Kak Angel, ngagetin aja, itu Kak, si Sabrina tuh, lagi rame nih! kataku dengan suara pelan
Ternyata Angel, si pramugari cantik yang tadi siang bercinta denganku, yang menyapaku dari belakang. Dia tetap cantik meskipun baru bangun tidur, apalagi saat itu ia memakai gaun tidur tipis warna pink ditambah sebuah cardigan putih.
Kok gak masuk aja? Yuk ikutan aja, kan kamu udah anggota klub Angel menarik pergelangan tanganku dan mengajakku masuk.
Eh, entar...entar aja Kak, gua masih pengen ngeliatin Sabrina dikerjain Pak Somad, lagian mereka lagi enjoy duaan, kita nonton aja dulu Kak kataku sambil menarik kembali tangan Angel, omong-omong Kak, waktu sebulan sebelum gua jadi member, kok gua ga pernah liat yang terang-terangan gini ya? Apa kalian emang sengaja puasa seks dulu kalau ada orang luar?
Eeemmm, berarti si Hany belum jelasin ke kamu Ric, gini loh tandanya...itu tuh kamu liat lukisan Bali di sana itu kan? tunjuk Angel ke arah lukisan wanita Bali bertelanjang dada sambil memikul buah-buahan di atas kepalanya.
He-eh, lukisannya emang sebelumnya beda sih, tadinya penari Bali duaan itu kan?
Nah itu dia tandanya, kalau lukisan yang digantung yang itu, tandanya kondisi di sini safe for sex, jadi kamu boleh ngentot di mana aja di kost ini, mau di dapur, ruang tengah, koridor, terserah karena saat itu cuma ada orang dalam di sini jelas Angel
Berarti kalau yang dipasang lukisan dua penari jadi sebaliknya dong ya?
Yup betul, kalau lagi ada orang luar, tamu, atau penghuni baru yang masih masa seleksi seperti kamu dulu, yang dipasang ya lukisan penari itu. Kalau gitu artinya kita harus liat sitkon kalau mau gituan, minimal jangan di tempat terbuka lah, di kamar masing-masing aja. Itu tugasnya Pak Kasimun sih, dia yang memantau situasinya
Ooo...gitu toh kodenya, baru ngerti gua sekarang kataku mangut-mangut.
Ya udah kalau lu masih pengen nonton mereka lanjut aja dulu kata Angel, biar nontonnya lebih enak....gimana kalau...
Angel meneruskan kata-katanya dengan berlutut di depanku lalu tangannya dengan lincah menarik turun celana beserta celana dalamku. Penisku yang sudah tegang itu segera mencuat tegak di hadapan wajahnya. Jemarinya yang lentik dan lembut itu segera menggenggam batang kemaluanku. Diremas-remas sebentar dan dikocok lembut, serta dieluskan pada pipinya.
Angeline
Uhhh....Kak, tempo lambat aja yah, biar ga buru-buru ngecrot! aku mengerang-ngerang kenikmatan.
Sambil menikmati pelayanan oral Angeline, kembali aku melihat ke dalam sana. Wow, Sabrina dan Pak Somad kini sudah bergaya 69, Sabrina berada di atas dan sedang mengulum penis Pak Somad yang sesekali ia kocok dalam genggamannya, sementara Pak Somad sedang asyik menjilati dan mengobok-obok vaginanya. Wajah Sabrina memerah menahan gejolak nafsunya yang sudah tak tertahan lagi, sesekali keluar desahan sensual dari bibir mungilnya. Ia mengocok batang kemaluan si tukang nasi goreng itu hingga terlihat kepala penis itu terkadang menyembul di antara kulit kelaminnya. Batang kemaluan Pak Somad nampak berwarna merah ketika darah beserta nafsunya terpompa akibat kocokan tangan Sabrina. Sementara Pak Somad menghujani klitoris gadis itu dengan jilatan dan gesekan jemari tangannya, bibir vaginanya juga ia jelajahi dengan jilatan lidah yang mengelilingi liang kenikmatannya itu. Mungkin kira-kira seperti itu lah karena aku melihatnya tidak dari dekat, yang jelas Sabrina mendesah hebat sampai tubuhnya berkelejotan. Sementara di luar jendela, aku juga berjuang menahan suaraku agar tidak mendesah terlalu keras menahan rasa geli campur nikmat dari pelayanan oral Angel supaya tidak ketahuan sedang mengintip.
Akhhh enak Kak tapi pelanin please desahku lagi sambil memegang kepalanya, aku memintanya agar tidak terlalu heboh memperlakukan adikku.
Angel cukup pengertian, ia melambatkan gerak maju-mundur kepalanya, namun hisapan-hisapannya tetap memberikan kenikmatan padaku. Pak Somad menepuk pantat Sabrina dan gadis itu turun lalu membaringkan dirinya telentang di sofa. Sambil nyengir mesum Pak Somad membuka kedua kaki Sabrina dan mengambil posisi siap di antara kedua pahanya. Perlahan pria itu mulai melesakkan batang kemaluannya hingga menembus dan membuka liang sorgawi Sabrina. Perlahan tetapi pasti, seiring dengan kaki Sabrina yang panjang menekuk menyambut batang yang memberikan kenikmatan birahi itu. Pak Somad melakukan penetrasi tanpa kesulitan berarti, tak lama setelahnya mulailah ia bergerak perlahan memompa. Sebentar saja gerakannya sudah seirama dengan gerakan Sabrina yang diiringi nafas memburu pria itu dan desah lirih tiada henti dari mulut si gadis. Adegan persenggamaan di atas sofa itu membakar birahiku yang masih mengintip di luar. Penisku yang sedang dilayani oleh Angel terasa semakin berdenyut-denyut di dalam mulutnya. Kalau tidak kuhentikan juga aku mungkin sudah ejakulasi, padahal ini baru pembukaan, maka aku pun segera memintanya berhenti,
Kak...udah Kak, udah dulu sepongnya...bisa keluar duluan nih! kataku dengan berusaha memelankan suara.
Kok berenti sih!? Tanggung amat, makanya dibilang kita gabung ke dalam aja! Angel protes.
Eee...kan saya bilang juga nanti kita bakal masuk, tapi sekarang nonton dulu Kak! kataku, yuk sekarang gantian Kak! kupegangi lengannya dan menariknya hingga ia berdiri.
Gantian apanya Ric?
Gantian tadi kan Kakak yang kocokin saya, na sekarang saya yang ngocokin Kakak! kataku sambil memutar tubuh Angel ke arah jendela lalu menghimpitnya dengan tubuhku dari belakang.
Kedua tanganku menggerayangi payudaranya dari luar, ia tidak memakai bra sehingga aku dapat merasakan putingnya. Pramugari cantik ini mendesah ditahan ketika biji kecil di payudaranya itu kupilin dengan kedua jemari tanganku. Ia nyaris tak dapat lagi menahan libidonya, hal itu nampak dari mukanya yang memerah dan putingnya yang mengeras. Dengan kakiku aku menggeser kakinya sehingga membuka lebih lebar untuk memberiku ruang menggerayangi bagian bawahnya. Tangan kiriku turun meraba-raba paha mulus Angel yang masih tertutup gaun tidur yang menggantung kira-kira sejengkal di atas lututnya. Kuusap perlahan kemudian naik menuju ke atas yaitu selangkangannya.
Ughhh Ric rintih Angel ketika jemariku dengan nakalnya mulai membelai selangkangannya dari luar, mulutnya mendesah perlahan ketika jemariku dengan lembut membelah bibir vaginanya
Celana dalam itu sebentar saja telah basah seiring dengan semakin liarnya permainan jariku di bibir vaginanya. Sementara tangan kananku kini menyusup ke kerah gaun tidurnya dan langsung mencaplok payudara kanannya.
Uuuhh....anak baru udah nakal banget kamu yah! desahnya menggigit bibir bawah.
Hehe...ya gimana gak nakal kalau lingkungannya bikin jadi nakal Kak? balasku
Jemari tangan kananku meremas payudaranya bergantian dan memilin putingnya sementara itu tangan kiriku menggesek klitoris dan bibir vagina Angel sehingga membuatnya semakin lemas tak kuasa menahan sentuhan-sentuhan erotisku .
Di dalam sana, pertarungan Pak Somad vs Sabrina juga makin seru saja, Pak Somad masih dengan perkasanya membombardir vagina Sabrina tanpa ampun sehingga tubuh gadis itu terguncang-guncang akibat sodokan ganas pria itu. Hujan di luar semakin deras ditambah dengan sesekali sambaran kilat dan bunyi gemuruh, suara desahan nikmat di dalam masih terdengar sedikit ke tempat kami. Semakin lama genjotan penis Pak Somad terlihat makin cepat mengobok-obok vagina Sabrinya sampai membuat payudara gadis itu tergoncang-goncang seperti terlanda gempa bumi. Sabrina meraih kepala si penjual nasi goreng itu yang langsung memagut bibirnya. Mereka nampak saling melumat dengan ganas yang disebabkan gelombang dahsyat yang menerpa birahi mereka.
Angel tidak dapat berdiri tegak lagi, tubuhnya terus menggeliat dalam dekapanku. Celana dalamnya sudah melorot dan kini menggantung di pahanya yang mulus itu. Aku dapat merasakan nafas Angel terengah-engah ketika ia menggelinjang keenakan dengan rangsangan kedua tanganku di vagina dan payudaranya.
Akhhh aaahh...!! Angel tersentak ketika merasakan jariku menyodok ke vaginanya.
Sodokan jariku berlanjut lagi, kali ini telunjukku ikut masuk menyusul jari tengahku yang sudah masuk sebelumnya. Kugerak-gerakkan kedua jariku mengaduk-aduk liang kenikmatan Angel, liang itu pun semakin becek dan menimbulkan bunyi berdecak karena kukocoki seperti itu.
Rico...oohhh...pelan-pelan...aaahhh...aahhh!!desah Angel sambil tangan kirinya memegangi tanganku meminta agar aku menurunkan kocokanku.
Namun aku justru mempercepat kocokanku, jariku bukan saja melakukan gerakan menusuk-nusuk, tapi juga diselingi dengan gerakan mengaduk sehingga Angel merasakan vaginanya seperti dimixer.
Aaahh...Rico...gila! ia orgasme, cairan kewanitaannya mengucur deras sampai membasahi tanganku dan ia tidak bisa lagi menahan desahannya sehingga kali ini suaranya tidak terkendali, ditambah lagi tangannya tanpa sengaja menggebrak jendela, brak! memang tidak kencang tapi tentu orang dari dalam terkejut sehingga mereka pun menoleh ke arah kami.
Pak Somad
Hi....hehehe...! aku menyapa sambil cengengesan ke arah mereka.
Mengetahui yang mengintip ternyata orang dalam juga, Sabrina pun tersenyum dan tanpa canggung melambaikan tangan ke arah kami agar masuk.
Kak Angel...Rico...ayo sini, ngapain di sana? panggilnya
Masuk yuk, di sini kan nyamukan! Angel menarik pergelangan tanganku setelah menaikkan kembali celana dalamnya.
Nah sekarang nih pesta yang sebenernya mulai, yes...yes...yes!! kataku dalam hati dengan girang.
Kami masuk lewat pintu samping tidak jauh dari jendela tempat kami mengintip.
Kak Angel...kapan pulang!? Sabrina menyambut kami tanpa sehelai benang pun di tubuhnya begitu kami tiba di tengah ruangan.
Tadi siang, terus tidur sepanjang hari cape banget jawab Angel
Mereka cipika-cipiki sejenak lalu disusul berpagutan bibir selama beberapa saat, lidah mereka juga ikut main. Kedua wanita ini melakukannya di depanku dan Pak Somad tanpa malu-malu.
Na... sahut Angel setelah melepas ciuman mereka, nih anggota baru, baru resmi masuk tadi siang!
Yea, I know, Pak Kasimun udah ngomong kok, Hany yang melantik ya kata Sabrina sambil menghampiriku, gimana Ric? Lu enjoy di klub ini? tanyanya padaku dengan senyum yang nakal, tangannya membelai dadaku
Ya enjoy lah masa ada yang asyik-asyik gini ga enjoy Na hehehe jawabku, belaian Sabrina telah sampai ke tonjolan di selangkanganku begitu aku menyelesaikan kalimatku.
Hhhmmm...udah keras gara-gara ngintipin kita tadi ya? tanyanya, aku mengangguk dan senyum-senyum saja menjawabnya Ric, gua kasih tau ya...di klub ini ga ada ngintip-mengintip, kalau mau liat ya liat aja langsung, kalau mau ngentot ya ngentot langsung, paham? katanya dengan wajah dekat sekali dengan wajahku.
Iya, paham bos aku mengangguk dan cengengesan lagi.
Dan gua ga suka diintip Ric...karena itu lu harus dihukum! lanjutnya dengan suara lebih tegas tapi menggoda.
Emang hukumannya apa Na? tanyaku
Puasin gua, puasin sampe gua takluk! jawabnya, suaranya mendesah sehingga membuatku semakin bergairah.
Kutatap tubuhnya yang indah dan padat berisi, tingginya sepantaran denganku. Sungguh karya agung dari Sang Pencipta, melihatnya saja membuat penisku semakin tegang. Sabrina (21 tahun) juga sama-sama anak kuliahan seperti aku dan kebanyakan penghuni di sini, tapi berasal dari universitas yang berbeda. Gadis berdarah Jawa-Tionghoa-Australia ini memang memiliki kecantikan khas blasteran dengan rambut kecoklatan dan mata yang indah. Dengan modal itu, sambil kuliah ia juga tengah merintis karir sebagai model dan foto-fotonya telah terpampang di beberapa majalah. Sejak awal masuk kost ini aku sudah tergiur dengannya apalagi ia sering berpakaian seksi sehingga membuat mupeng, hari ini akhirnya fantasiku menjadi kenyataan. Tanganku mendarat di bahunya, turun ke bawah merasakan kulitnya yang halus, payudaranya begitu kenyal dan bentuknya indah, belaianku terus ke bawah. Sabrina tersentak dan melenguh ketika tiba-tiba jariku menusuk ke vaginanya.
Uuuhh...yes, ayo lagi...lu ga cuma bisa segitu kan? tantang Sabrina dengan suaranya yang menggoda dan tangannya melingkar ke leherku.
Merasa tertantang, aku pun semakin mengintensifkan serangan pembukaanku.
Ah, empfff, enak Ric .. desahannya semakin menjadi saja saat jari-jariku memainkan bibir kemaluannya dan juga klitorisnya.
Aku gesek-gesekan jari tengahku di klitorisnya yang membuat dia menjadi kalang kabut menerima luapan hasrat nafsunya sendiri. Tak butuh waktu lama sebelum akhirnya dia lemas dan mungkin sudah tersungkur kalau tidak kudekap tubuhnya. Kubaringkan dia di sofa , payudaranya kujilati tanpa melepaskan jari-jariku dari vaginanya. Desahan-desahan mulai keluar dari mulutnya makin tak terkendali. Sementara tanganku yang satunya mulai beroperasi di lekuk-lekuk tubuhnya yang lain, mulai punggung , pantat hingga paha Sabrina. Diperlakukan seperti itu akhirnya Sabrina pun mau tak mau semakin terbuai, desahannya mulai disertai jeritan kecil menahan rasa nikmat ketika puting susunya kugigit-gigit. Payudara montok itu pun kurasakan mengeras dan putingnya mencuat seolah-olah meminta lebih.
Rico ackhhh lu udah pernah entotin berapa..ackhhh cewek sebelum masuk ini..ackchh...ahhh! desahan maupun rintihannya sudah tidak dapat dibedakan lagi.
Sabrina tampak sangat menikmati pemanasanku seutuhnya. Setiap kali aku menyodokkan jariku dan mengorek-ngorek dalamnya, ia langsung menggelinjang dan mendesah yang semakin lama semakin keras saja volumenya.
Baru sama mantan gua aja kok Na, kenapa emang? jawabku sambil tersenyum yang kemudian dengan rakusnya dia mulai mengenyot payudaranya dan mengorek-ngorek vagina Sabrina yang berbulu rapi itu dengan.
Aku memang paling suka melakukan pemanasan yang hot, berdasarkan pengalaman dengan mantanku serta bacaan dan film-film bokep, aku sudah banyak mencoba macam-macam gaya. Mantanku juga mengakui ia sangat puas dengan foreplayku sehingga ke sananya permainan lebih panas. Hasilnya sudah dapat ditebak, Sabrina pun tidak akan tahan dengan cumbuan dan sentuhan erotisku pada tubuhnya. Dia menyerah dan akhirnya mengikuti kemana nafsuku membawanya pergi. Setelah beberapa saat lamanya jari-jariku bergerilya di daerah vaginanya, cairan kewanitaanya sudah mulai berleleran membasahi daerah kewanitaannya.
Sementara aku sibuk dengan Sabrina, Angeline pun berailh ke Pak Somad untuk mereguk kenikmatan birahi bersamanya.
Non Angel, kemana aja nih, lama ga keliatan...sini dong sama Bapak! sahut Pak Somad sambil menepuk pahanya, kangen nih!
Ya ginilah profesi saya Pak, kalau di luar bisa lama, baru pulang tadi siang jawab Angel sambil berjalan ke arah dispenser dekat situ, dituangkannya air ke gelas dan diminumnya.
Jalan-jalan ke mana aja Non kemaren? Pak Somad masih tetap duduk di sofa sambil sesekali melihat ke arahku dan Sabrina yang sedang asyik.
Deket-deket aja kok, Singapur, Malay, Thailand, Filipina, Australia...
Asyik ya Non jadi pramugari, jalan-jalan terus kerjanya hehehe
Yang asyik mah penumpang pesawatnya Pak, kita sih banyaknya di pesawat sama bandara, paling ada waktu dikit-dikit aja buat nyantainya Angel menuangkan air lagi dari dispenser dan kembali menghabiskannya.
Non kangen sama Bapak ga? Bapak asli kangen loh hehehe seloroh Pak Somad
Angel hanya tersenyum sambil berjalan menghampiri Pak Somad di sofa. Ia akhirnya berdiri di hadapan pria itu yang menengadah memandangnya dengan tatapan mesum.
Jadi bapak kangen sama saya? Apa buktinya kalau bener kangen Pak? suara Angel mendesah menggoda si penjual nasi goreng.
Ya kangen contohnya ngelusin paha Non yang bagus ini jawab Pak Somad, tangannya meraih paha luar Angel dan mengusapnya, tangannya semakin ke atas akhirnya menurunkan celana dalamnya.
Angel menggerakkan kakinya membiarkan celana dalamnya dilolosi. Pak Somad meletakkan celana dalam tersebut di sofa. Disibakkannya bagian bawah gaun tidur Angel yang pendek itu. Tubuh Angel bergetar saat pria itu mencium kemaluannya dan tangan satunya meremas bokongnya. Akhirnya dia juga malah merapatkan kemaluannya ke bibir Pak Somad dan mengangkat kaki kanannya di sandaran tangan sofa.
Bapak juga kangen sama memek Non yang wangi ini....mmmmhh! ujar Pak Somad lalu menciumi wilayah kewanitaan Angel
Secara naluriah Angel mulai menggoyangkan pinggulnya supaya pria itu lebih leluasa menciumi kemaluannya dan ia sendiri semakin menikmati jilatannya. Wajah cantiknya menengadah dengan mata terpejam dan mulutnya mengeluarkan desahan merasakan nikmat lidah Pak Somad yang mengais-ngais vaginanya. Ia mengelus-elus kepala Pak Somad dan semakin merapatkannya ke selangkangannya. Rupanya si penjual nasi goreng itu tanggap bahwa Angel akan mencapai puncak. Maka dihisapnya wilayah kewanitaan Angel kuat-kuat sampai terdengar bunyinya, ssrrrpp....sssrrrppp...
"Uuhh!!" lenguhan Angel dengan merapatkan kakinya dan tubuh mengejang.
Setelah Pak Somad melumat kemaluan Angel, tidak ketinggalan seluruh sisa cairan yang masih ada di sekitar wilayah kenikmatan itu, dibersihkan dengan lidahnya. Oh enak sekali kelihatannya sampai aku makin bersemangat mengocoki vagina Sabrina. Selesai menikmati jilatan dan hisapan pada vaginanya, dengan gerakan menggoda Angel naik ke pangkuan Pak Somad. Setelah menyibakkan rambutnya yang agak kusut ke belakang dia meraih penis Pak Somad yang sudah benar-benar tegang dan membimbingnya memasuki liang kenikmatannya. Sejurus kemudian Angel menggerakkan pinggulnya memainkan gerakan indah berirama turun-naik berulang-ulang. Tangan Pak Somad melepasi cardigan yang dipakai Angel dan menjatuhkannya ke lantai. Kemudian disusul kedua tali bahu yang menyangga gaun tidurnya itu, dipelorotinya hingga ke bawah dada sehingga kedua payudara montoknya menyembul di depan wajah pria itu. Kepala Pak Somad langsung nyungsep ke ketiak Angel. Diciuminya lembah ketiak Angel yang bersih tak berbulu itu. Sambil menggarap Sabrina, kusaksikan bagaimana Angel menggeliat-geliat di atas pangkuan Pak menerima nikmatnya kecupan dan jilatan pria itu serta sodokan-sodokan penisnya pada vaginanya. Tanpa ragu Angel mendesah dan merintih menahan derita birahi yang sedang melandanya. Hal itu memberikan pemandangan indah tersendiri, terlebih ketika ia mendongakkan kepalanya meresapi gelombang kenikmatan yang datang menerpanya. Pak Somad juga melenguh dan mendesah merasakan penisnya diremas-remas dinding kewanitaan Angel. Dia mengelusi punggung Angel dan mengenyoti payudaranya dengan rakus. Tak lama mulutnya naik dan memagut bibir Angel, keduanya pun berciuman dengan penuh birahi sementara tangan pria itu tetap bergerilya di sekujur tubuh Angel. Seksi sekali Angel saat itu, dengan gaun tidur pinknya masih menyangkut di perut ia naik-turun di pangkuan Pak Somad. Lenguhan dan desahan nikmatnya yang tak jarang berupa teriakan.
Sekarang posisiku dan Sabrina berbaring menyamping di sofa, aku mendekapnya dari belakang dengan tangan kanan meremasi payudaranya dan tangan kiri mengobok-obok vaginanya. Sesekali kami berpagutan mulut, telinga dan lehernya tak luput dari jilatan dan ciumanku. Setelah kurasakan vaginanya sangat basah, kutarik jariku dari liang kenikmatan itu. Cairan bening berleleran di jariku dan kusodorkan ke mulutnya. Sabrina membuka mulut dan mengemuti jariku yang berlumuran cairan kewanitaanya sendiri. Dari caranya menjilat saja aku sudah merasakan dia sangat ahli dalam bermain oral seks.
Gua tusuk sekarang ya Na! kataku dekat telinganya
Daritadi juga gua udah pengen...ayoh...aahh....jangan bacot terus! Sabrina nampak sudah tidak tahan, itu terlihat dari vaginanya sudah sangat becek.
Kuangkat betis kirinya sehingga kakinya membuka, lalu segera kulesakkan penisku sedikit demi sedikit kedalam vaginanya. Bibir vagina Sabrina mulai membelah membuka lebar menerima tusukan penisku.
Ahhhhh, achh, ahhhh Ric!!! ia mendesah sejadi-jadinya,
Aku meneruskan proses penetrasi, tidak terlalu sulit sih karena vaginanya sudah sangat berlendir karena sebelumnya sudah main dengan Pak Somad.
Aaagghhh!!! erangan Sabrina berakhir keras saat seluruh penisku masuk ke dalam liang kewanitaannya.
Tanpa buang waktu lagi, aku memulai dengan sodokan-sodokan ringan disertai beberapa kali gerakan memutar. Secara bertahap aku semakin menaikkan frekuensi sodokan penisku dan membuat Sabrina menjadi kalang kabut. Setiap kali penisku menusuk lebih dalam maka semakin erat pula jepitan vaginanya.
"Aaahhh....aaahh....iya gitu Ric...aaahh...aahh!", Sabrina semakin menggila, tubuhnya semakin menggelinjang dan sesekali rambutku dijambaknya.
Vaginanya semakin basah dan berkedut-kedut seakan-akan memijat penisku, nikmat sekali.
"Argh..", desahku keenakan merasakan persenggamaan ini, dengan irama kocokan yang semakin cepat, suara gesekan dan benturan yang basah.
"Aduh Ric, gua nggak tahan lagi, mau keluar nih rasanya....eeeemmmhh....aaahhh", desah Sabrina yang merasakan g-spotnya tergesek dengan penisku
Aku dapat merasakan vaginanya semakin berkedut-kedut dan lendirnya juga semakin banyak sehingga pahaku basah oleh cairan kewanitaan yang keluar sangat banyak. Sebenarnya aku juga sudah nggak tahan ingin keluar, apalagi mendengar desahan erotis dan melihat wajah cantik yang sayu itu ketika di ambang klimaks, maka aku pun mempercepat genjotanku. Dan akhirnya spermaku mendesir ke batang penisku dan aku mencapai orgasme yang diikuti pula dengan orgasme Sabrina.
"Ough...keluar nih Na... Ahh..", erangku saat air maniku keluar dengan derasnya di dalam vagina Sabrina.
Sabrina terbaring dalam dekapanku masih dalam posisi menyamping seperti sebelumnya. Vaginanya berkedut seakan-akan memeras sisa spermaku. Sementara di sofa sebelah, Pak Somad dan Angel sudah berganti posisi, kali ini Angel berbaring telentang dan Pak Somad di antara kedua kakinya sibuk menggenjoti vagina si pramugari cantik itu.
"Asyik kan ML rame-rame gini?" kata Sabrina padaku, lu pernah ga sebelumnya?
Belum lah...gua ga nyangka ada klub ginian dan gua bisa masuk di dalamnya, lu sendiri udah dari kapan jadi member Na?
Dua tahun lebih...lumayan lama, diajak temen yang tadinya kost disini juga
Kalau udah ga kost disini masih terhitung member orgy club ga Na? Maksudnya masih bisa gituan lah tanyanya
Mmm...ya tergantung, ada alumni sini yang memang masih suka ikut acara kita kok, tapi biasa kalau yang dari luar kota udah lulus gitu ya biasa susah kontaknya lagi
Aku mangut-mangut sambil mengelus punggungnya yang mulus. Setelah lima menitan istirahat dan ngobrol ringan dalam posisi ini, aku bangkit hendak mengambil minum. Aku berjalan ke dispenser mengambil dua gelas plastik dan menuangkan air ke dalamnya. Saat itu Pak Somad semakin gencar menggempur vagina Angel. Ditindihnya tubuh pramugari itu dan gerakan pinggulnya semakin gencar. Mereka juga bercumbu dengan ganas sehingga dari sela-sela mulut mereka terdengar bunyi desahan tertahan. Aku kembali ke sofa tempat kami tadi dan menyodorkan gelas pada Sabrina.
Thanks sahutnya seraya menyambut gelas itu dan meneguknya, lu masih pengen lagi? Atau udahan? tanyanya
Pengen lagi dong, masa udahan...tapi kumpul tenaga dulu ya kataku sambil menjatuhkan pantatku di sebelahnya.
Sabrina lalu menggeliat bangkit dan duduk di sampingku, ia menjilati penisku yang telah mengendur lalu membersihkannya dengan lidahnya.
Hai Bro, congrats ya! Hehehe!! sahut Indra di seberang sana
Tau darimana Dra? Lu udah di kost emang? tanyaku masih setengah ngantuk
Belom hari ini gua maleman balik, cuma tadi si Hany udah ngabarin di SMS
Hehe...thank you nih udah ngajak masuk ke sini, asyik gila!
Katanya lu udah main sama Hany, Angel sama Amel ya tadi? Wah maruk juga lu, baru masuk udah embat tiga sekaligus hehehe...
Aku senyum-senyum dan berterima kasih pada Indra karena telah diajak ke kost ini yang mengubah pandanganku tentang seks. Setelah ngobrol beberapa saat akhirnya kami menutup pembicaraan. Setelah ngobrol, dengan memaksakan diri aku bangun dari tempat tidur, namun saat kuberdiri terasa lututku lemas dan bergetar, hampir aku jatuh terduduk. Baru setelah mandi badanku terasa agak segar. Aku keluar dari kamar hendak mengambil beberapa snack yang kusimpan di kulkas bersama dekat dapur. Saat itu hujan lebat sekali disertai sesekali petir dan guntur. Kamar Alex, salah satu teman kost yang juga seuniversitas denganku sudah menyala, ia pasti sedang sibuk dengan komputernya seperti biasa. Hanny masih belum pulang, ia memang biasa pulang malam, kalau tidak sedang bersama teman prianya paling sedang bareng teman-teman ceweknya. Demikian juga Amel, dari yang kuketahui ketika ngobrol waktu makan siang tadi ia hendak ke tempat temannya. Sebelum aku sampai ke kulkas tiba-tiba aku terpancing oleh suara desahan dan adegan yang terjadi di ruang tengah yang terlihat sekilas melalui jendela yang menghubung ke halaman samping. Aku pun sedikit berputar dan hati-hati melongok ke dalam. Pemandangan di dalam sana sungguh membuat penisku mulai bereaksi. Gila, lagi-lagi adegan hot sedang berlangsung. Sabrina bersandar di sofa dengan Pak Somad, si tukang nasi goreng langganan anak-anak di kost ini, di sebelahnya sedang sibuk menyusu dari payudaranya dan tangannya mengelusi paha mulus gadis itu. Tubuh bagian atas Sabrina sendiri sudah terbuka, kaos ketat tanpa lengannya telah tersingkap ke atas, demikian juga dengan cup branya warna pink-nya. Sabrina memiliki payudara yang ideal, kencang, cukup besar dan menantang ditambah dengan tubuh yang langsing dan putih mulus. Saat itu penisku juga tidak tanggung-tanggung langsung bangun dan mengeras.
Sabrina
"Hhhggg... hggg..." terdengar desahan Sabrina sambil meremas rambut Pak Somad.
Aku tidak tahu bagaimana permulaan mereka main, kan aku tidak lihat. Tapi nampaknya mereka belum lama mulai. Di meja depan sofa itu nampak sebuah piring kosong bekas nasi goreng dan sebuah gelas, pasti Sabrina baru menghabiskan nasi goreng dari Pak Somad pikirku. Televisi yang masih menyala sedang menayangkan sinetron membosankan tapi banyak digandrungi itu sepertinya sudah diabaikan.
"Aaaccchhh..." desah nikmat Sabrina seraya mendongakkan kepalanya ke atas saat tangan Pak Somad membelai-belai selangkangannya dari luar celana pendeknya.
Kemudian tangannya menyibakkan rambutnya ke belakang memperlihatkan leher jenjangnya yang menggiurkan. Sungguh suatu paduan gerakan alami nan menawan. Sejurus kemudian ia menyilangkan kedua tangan dan meloloskan kaos yang telah tersingkap itu lalu meletakkannya di meja. Pak Somad juga kemudian bangkit dan melepaskan celana yang dikenakannya termasuk celana dalamnya. Segera menyembullah penisnya yang kepalanya disunat. Sabrina tanpa malu-malu menggenggam batangnya dengan tangan kanan, dikocoknya perlahan lalu ia membuka mulut dan melahapnya hingga tertelan oleh mulutnya yang dihiasi bibir mungil itu. Milik si tukang nasi goreng itu kelihatannya ukurannya kurang lebih sama dengan punyaku hanya saja lebih hitam sedikit.
"Non... achhh... ach...!!" erang Pak Somad yang memuncak nafsunya.
Tanganku mulai meraba-raba selangkanganku sendiri. Kira-kira tak sampai sepuluh menit Sabrina mengoral penis Pak Somad, ia mengeluarkannya batang itu dan segera si tukang nasi goreng itu berjongkok di depan Sabrina lalu menarik celana pendek serta celana dalamnya hingga terlepas seluruhnya. Sekarang Sabrina sudah bugil total, dia tidak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya sementara Pak Somad tinggal memakai kemeja lusuhnya saja. Bulu-bulu hitam lebat menghiasi kemaluan Sabrina, sungguh menggairahkan. Aku sebenernya bisa saja nongol di depan mereka dan ikut bergabung, tapi aku sedang ingin menyaksikan adegan beauty and the beast ini dulu, rasanya ada sensasi tersendiri yang tidak kalah seru seperti tadi siang menyaksikan Amel dikerjai oleh Pak Kasimun si penjaga kost. Pak Somad perlahan membelai dan menciumi tubuh mulus itu. Mulutnya nampak menggelitik telinga kanan Sabrina, turun ke leher, lalu menyusuri bahu berputar-putar di sana sejenak dan terus turun mendekati bukit nan menjulang sebelah kanan. Dia membiarkan kedua payudaranya dimainkan pria setengah baya itu, malah dengan tangannya dia mengarahkan sebelah tangan pria itu yang satu lagi untuk menggerayangi vaginanya.
"Ssshhh... achhh...ya Pak!" sayup-sayup aku dapat mendengarkan rintih nikmat Sabrina.
Sekarang jari-jari Pak Somad menyibakkan rumput hitam lebat itu dan mulai mencucuk-cucuk ke lubangnya.
"Eennhh....terus Pak...gitu eeemm!!" tangan kanan Pak Somad sibuk tepat di pusat itu dan nampak Sabrina sangat menikmatinya.
Lagi seru-serunya mengintip sambil menggosok-gosok selangkanganku tiba-tiba saja bahuku ditepuk dari belakang membuatku sedikit kaget.
Hei...ngapain?
Haduh...Kak Angel, ngagetin aja, itu Kak, si Sabrina tuh, lagi rame nih! kataku dengan suara pelan
Ternyata Angel, si pramugari cantik yang tadi siang bercinta denganku, yang menyapaku dari belakang. Dia tetap cantik meskipun baru bangun tidur, apalagi saat itu ia memakai gaun tidur tipis warna pink ditambah sebuah cardigan putih.
Kok gak masuk aja? Yuk ikutan aja, kan kamu udah anggota klub Angel menarik pergelangan tanganku dan mengajakku masuk.
Eh, entar...entar aja Kak, gua masih pengen ngeliatin Sabrina dikerjain Pak Somad, lagian mereka lagi enjoy duaan, kita nonton aja dulu Kak kataku sambil menarik kembali tangan Angel, omong-omong Kak, waktu sebulan sebelum gua jadi member, kok gua ga pernah liat yang terang-terangan gini ya? Apa kalian emang sengaja puasa seks dulu kalau ada orang luar?
Eeemmm, berarti si Hany belum jelasin ke kamu Ric, gini loh tandanya...itu tuh kamu liat lukisan Bali di sana itu kan? tunjuk Angel ke arah lukisan wanita Bali bertelanjang dada sambil memikul buah-buahan di atas kepalanya.
He-eh, lukisannya emang sebelumnya beda sih, tadinya penari Bali duaan itu kan?
Nah itu dia tandanya, kalau lukisan yang digantung yang itu, tandanya kondisi di sini safe for sex, jadi kamu boleh ngentot di mana aja di kost ini, mau di dapur, ruang tengah, koridor, terserah karena saat itu cuma ada orang dalam di sini jelas Angel
Berarti kalau yang dipasang lukisan dua penari jadi sebaliknya dong ya?
Yup betul, kalau lagi ada orang luar, tamu, atau penghuni baru yang masih masa seleksi seperti kamu dulu, yang dipasang ya lukisan penari itu. Kalau gitu artinya kita harus liat sitkon kalau mau gituan, minimal jangan di tempat terbuka lah, di kamar masing-masing aja. Itu tugasnya Pak Kasimun sih, dia yang memantau situasinya
Ooo...gitu toh kodenya, baru ngerti gua sekarang kataku mangut-mangut.
Ya udah kalau lu masih pengen nonton mereka lanjut aja dulu kata Angel, biar nontonnya lebih enak....gimana kalau...
Angel meneruskan kata-katanya dengan berlutut di depanku lalu tangannya dengan lincah menarik turun celana beserta celana dalamku. Penisku yang sudah tegang itu segera mencuat tegak di hadapan wajahnya. Jemarinya yang lentik dan lembut itu segera menggenggam batang kemaluanku. Diremas-remas sebentar dan dikocok lembut, serta dieluskan pada pipinya.
Angeline
Uhhh....Kak, tempo lambat aja yah, biar ga buru-buru ngecrot! aku mengerang-ngerang kenikmatan.
Sambil menikmati pelayanan oral Angeline, kembali aku melihat ke dalam sana. Wow, Sabrina dan Pak Somad kini sudah bergaya 69, Sabrina berada di atas dan sedang mengulum penis Pak Somad yang sesekali ia kocok dalam genggamannya, sementara Pak Somad sedang asyik menjilati dan mengobok-obok vaginanya. Wajah Sabrina memerah menahan gejolak nafsunya yang sudah tak tertahan lagi, sesekali keluar desahan sensual dari bibir mungilnya. Ia mengocok batang kemaluan si tukang nasi goreng itu hingga terlihat kepala penis itu terkadang menyembul di antara kulit kelaminnya. Batang kemaluan Pak Somad nampak berwarna merah ketika darah beserta nafsunya terpompa akibat kocokan tangan Sabrina. Sementara Pak Somad menghujani klitoris gadis itu dengan jilatan dan gesekan jemari tangannya, bibir vaginanya juga ia jelajahi dengan jilatan lidah yang mengelilingi liang kenikmatannya itu. Mungkin kira-kira seperti itu lah karena aku melihatnya tidak dari dekat, yang jelas Sabrina mendesah hebat sampai tubuhnya berkelejotan. Sementara di luar jendela, aku juga berjuang menahan suaraku agar tidak mendesah terlalu keras menahan rasa geli campur nikmat dari pelayanan oral Angel supaya tidak ketahuan sedang mengintip.
Akhhh enak Kak tapi pelanin please desahku lagi sambil memegang kepalanya, aku memintanya agar tidak terlalu heboh memperlakukan adikku.
Angel cukup pengertian, ia melambatkan gerak maju-mundur kepalanya, namun hisapan-hisapannya tetap memberikan kenikmatan padaku. Pak Somad menepuk pantat Sabrina dan gadis itu turun lalu membaringkan dirinya telentang di sofa. Sambil nyengir mesum Pak Somad membuka kedua kaki Sabrina dan mengambil posisi siap di antara kedua pahanya. Perlahan pria itu mulai melesakkan batang kemaluannya hingga menembus dan membuka liang sorgawi Sabrina. Perlahan tetapi pasti, seiring dengan kaki Sabrina yang panjang menekuk menyambut batang yang memberikan kenikmatan birahi itu. Pak Somad melakukan penetrasi tanpa kesulitan berarti, tak lama setelahnya mulailah ia bergerak perlahan memompa. Sebentar saja gerakannya sudah seirama dengan gerakan Sabrina yang diiringi nafas memburu pria itu dan desah lirih tiada henti dari mulut si gadis. Adegan persenggamaan di atas sofa itu membakar birahiku yang masih mengintip di luar. Penisku yang sedang dilayani oleh Angel terasa semakin berdenyut-denyut di dalam mulutnya. Kalau tidak kuhentikan juga aku mungkin sudah ejakulasi, padahal ini baru pembukaan, maka aku pun segera memintanya berhenti,
Kak...udah Kak, udah dulu sepongnya...bisa keluar duluan nih! kataku dengan berusaha memelankan suara.
Kok berenti sih!? Tanggung amat, makanya dibilang kita gabung ke dalam aja! Angel protes.
Eee...kan saya bilang juga nanti kita bakal masuk, tapi sekarang nonton dulu Kak! kataku, yuk sekarang gantian Kak! kupegangi lengannya dan menariknya hingga ia berdiri.
Gantian apanya Ric?
Gantian tadi kan Kakak yang kocokin saya, na sekarang saya yang ngocokin Kakak! kataku sambil memutar tubuh Angel ke arah jendela lalu menghimpitnya dengan tubuhku dari belakang.
Kedua tanganku menggerayangi payudaranya dari luar, ia tidak memakai bra sehingga aku dapat merasakan putingnya. Pramugari cantik ini mendesah ditahan ketika biji kecil di payudaranya itu kupilin dengan kedua jemari tanganku. Ia nyaris tak dapat lagi menahan libidonya, hal itu nampak dari mukanya yang memerah dan putingnya yang mengeras. Dengan kakiku aku menggeser kakinya sehingga membuka lebih lebar untuk memberiku ruang menggerayangi bagian bawahnya. Tangan kiriku turun meraba-raba paha mulus Angel yang masih tertutup gaun tidur yang menggantung kira-kira sejengkal di atas lututnya. Kuusap perlahan kemudian naik menuju ke atas yaitu selangkangannya.
Ughhh Ric rintih Angel ketika jemariku dengan nakalnya mulai membelai selangkangannya dari luar, mulutnya mendesah perlahan ketika jemariku dengan lembut membelah bibir vaginanya
Celana dalam itu sebentar saja telah basah seiring dengan semakin liarnya permainan jariku di bibir vaginanya. Sementara tangan kananku kini menyusup ke kerah gaun tidurnya dan langsung mencaplok payudara kanannya.
Uuuhh....anak baru udah nakal banget kamu yah! desahnya menggigit bibir bawah.
Hehe...ya gimana gak nakal kalau lingkungannya bikin jadi nakal Kak? balasku
Jemari tangan kananku meremas payudaranya bergantian dan memilin putingnya sementara itu tangan kiriku menggesek klitoris dan bibir vagina Angel sehingga membuatnya semakin lemas tak kuasa menahan sentuhan-sentuhan erotisku .
Di dalam sana, pertarungan Pak Somad vs Sabrina juga makin seru saja, Pak Somad masih dengan perkasanya membombardir vagina Sabrina tanpa ampun sehingga tubuh gadis itu terguncang-guncang akibat sodokan ganas pria itu. Hujan di luar semakin deras ditambah dengan sesekali sambaran kilat dan bunyi gemuruh, suara desahan nikmat di dalam masih terdengar sedikit ke tempat kami. Semakin lama genjotan penis Pak Somad terlihat makin cepat mengobok-obok vagina Sabrinya sampai membuat payudara gadis itu tergoncang-goncang seperti terlanda gempa bumi. Sabrina meraih kepala si penjual nasi goreng itu yang langsung memagut bibirnya. Mereka nampak saling melumat dengan ganas yang disebabkan gelombang dahsyat yang menerpa birahi mereka.
Angel tidak dapat berdiri tegak lagi, tubuhnya terus menggeliat dalam dekapanku. Celana dalamnya sudah melorot dan kini menggantung di pahanya yang mulus itu. Aku dapat merasakan nafas Angel terengah-engah ketika ia menggelinjang keenakan dengan rangsangan kedua tanganku di vagina dan payudaranya.
Akhhh aaahh...!! Angel tersentak ketika merasakan jariku menyodok ke vaginanya.
Sodokan jariku berlanjut lagi, kali ini telunjukku ikut masuk menyusul jari tengahku yang sudah masuk sebelumnya. Kugerak-gerakkan kedua jariku mengaduk-aduk liang kenikmatan Angel, liang itu pun semakin becek dan menimbulkan bunyi berdecak karena kukocoki seperti itu.
Rico...oohhh...pelan-pelan...aaahhh...aahhh!!desah Angel sambil tangan kirinya memegangi tanganku meminta agar aku menurunkan kocokanku.
Namun aku justru mempercepat kocokanku, jariku bukan saja melakukan gerakan menusuk-nusuk, tapi juga diselingi dengan gerakan mengaduk sehingga Angel merasakan vaginanya seperti dimixer.
Aaahh...Rico...gila! ia orgasme, cairan kewanitaannya mengucur deras sampai membasahi tanganku dan ia tidak bisa lagi menahan desahannya sehingga kali ini suaranya tidak terkendali, ditambah lagi tangannya tanpa sengaja menggebrak jendela, brak! memang tidak kencang tapi tentu orang dari dalam terkejut sehingga mereka pun menoleh ke arah kami.
Pak Somad
Hi....hehehe...! aku menyapa sambil cengengesan ke arah mereka.
Mengetahui yang mengintip ternyata orang dalam juga, Sabrina pun tersenyum dan tanpa canggung melambaikan tangan ke arah kami agar masuk.
Kak Angel...Rico...ayo sini, ngapain di sana? panggilnya
Masuk yuk, di sini kan nyamukan! Angel menarik pergelangan tanganku setelah menaikkan kembali celana dalamnya.
Nah sekarang nih pesta yang sebenernya mulai, yes...yes...yes!! kataku dalam hati dengan girang.
Kami masuk lewat pintu samping tidak jauh dari jendela tempat kami mengintip.
Kak Angel...kapan pulang!? Sabrina menyambut kami tanpa sehelai benang pun di tubuhnya begitu kami tiba di tengah ruangan.
Tadi siang, terus tidur sepanjang hari cape banget jawab Angel
Mereka cipika-cipiki sejenak lalu disusul berpagutan bibir selama beberapa saat, lidah mereka juga ikut main. Kedua wanita ini melakukannya di depanku dan Pak Somad tanpa malu-malu.
Na... sahut Angel setelah melepas ciuman mereka, nih anggota baru, baru resmi masuk tadi siang!
Yea, I know, Pak Kasimun udah ngomong kok, Hany yang melantik ya kata Sabrina sambil menghampiriku, gimana Ric? Lu enjoy di klub ini? tanyanya padaku dengan senyum yang nakal, tangannya membelai dadaku
Ya enjoy lah masa ada yang asyik-asyik gini ga enjoy Na hehehe jawabku, belaian Sabrina telah sampai ke tonjolan di selangkanganku begitu aku menyelesaikan kalimatku.
Hhhmmm...udah keras gara-gara ngintipin kita tadi ya? tanyanya, aku mengangguk dan senyum-senyum saja menjawabnya Ric, gua kasih tau ya...di klub ini ga ada ngintip-mengintip, kalau mau liat ya liat aja langsung, kalau mau ngentot ya ngentot langsung, paham? katanya dengan wajah dekat sekali dengan wajahku.
Iya, paham bos aku mengangguk dan cengengesan lagi.
Dan gua ga suka diintip Ric...karena itu lu harus dihukum! lanjutnya dengan suara lebih tegas tapi menggoda.
Emang hukumannya apa Na? tanyaku
Puasin gua, puasin sampe gua takluk! jawabnya, suaranya mendesah sehingga membuatku semakin bergairah.
Kutatap tubuhnya yang indah dan padat berisi, tingginya sepantaran denganku. Sungguh karya agung dari Sang Pencipta, melihatnya saja membuat penisku semakin tegang. Sabrina (21 tahun) juga sama-sama anak kuliahan seperti aku dan kebanyakan penghuni di sini, tapi berasal dari universitas yang berbeda. Gadis berdarah Jawa-Tionghoa-Australia ini memang memiliki kecantikan khas blasteran dengan rambut kecoklatan dan mata yang indah. Dengan modal itu, sambil kuliah ia juga tengah merintis karir sebagai model dan foto-fotonya telah terpampang di beberapa majalah. Sejak awal masuk kost ini aku sudah tergiur dengannya apalagi ia sering berpakaian seksi sehingga membuat mupeng, hari ini akhirnya fantasiku menjadi kenyataan. Tanganku mendarat di bahunya, turun ke bawah merasakan kulitnya yang halus, payudaranya begitu kenyal dan bentuknya indah, belaianku terus ke bawah. Sabrina tersentak dan melenguh ketika tiba-tiba jariku menusuk ke vaginanya.
Uuuhh...yes, ayo lagi...lu ga cuma bisa segitu kan? tantang Sabrina dengan suaranya yang menggoda dan tangannya melingkar ke leherku.
Merasa tertantang, aku pun semakin mengintensifkan serangan pembukaanku.
Ah, empfff, enak Ric .. desahannya semakin menjadi saja saat jari-jariku memainkan bibir kemaluannya dan juga klitorisnya.
Aku gesek-gesekan jari tengahku di klitorisnya yang membuat dia menjadi kalang kabut menerima luapan hasrat nafsunya sendiri. Tak butuh waktu lama sebelum akhirnya dia lemas dan mungkin sudah tersungkur kalau tidak kudekap tubuhnya. Kubaringkan dia di sofa , payudaranya kujilati tanpa melepaskan jari-jariku dari vaginanya. Desahan-desahan mulai keluar dari mulutnya makin tak terkendali. Sementara tanganku yang satunya mulai beroperasi di lekuk-lekuk tubuhnya yang lain, mulai punggung , pantat hingga paha Sabrina. Diperlakukan seperti itu akhirnya Sabrina pun mau tak mau semakin terbuai, desahannya mulai disertai jeritan kecil menahan rasa nikmat ketika puting susunya kugigit-gigit. Payudara montok itu pun kurasakan mengeras dan putingnya mencuat seolah-olah meminta lebih.
Rico ackhhh lu udah pernah entotin berapa..ackhhh cewek sebelum masuk ini..ackchh...ahhh! desahan maupun rintihannya sudah tidak dapat dibedakan lagi.
Sabrina tampak sangat menikmati pemanasanku seutuhnya. Setiap kali aku menyodokkan jariku dan mengorek-ngorek dalamnya, ia langsung menggelinjang dan mendesah yang semakin lama semakin keras saja volumenya.
Baru sama mantan gua aja kok Na, kenapa emang? jawabku sambil tersenyum yang kemudian dengan rakusnya dia mulai mengenyot payudaranya dan mengorek-ngorek vagina Sabrina yang berbulu rapi itu dengan.
Aku memang paling suka melakukan pemanasan yang hot, berdasarkan pengalaman dengan mantanku serta bacaan dan film-film bokep, aku sudah banyak mencoba macam-macam gaya. Mantanku juga mengakui ia sangat puas dengan foreplayku sehingga ke sananya permainan lebih panas. Hasilnya sudah dapat ditebak, Sabrina pun tidak akan tahan dengan cumbuan dan sentuhan erotisku pada tubuhnya. Dia menyerah dan akhirnya mengikuti kemana nafsuku membawanya pergi. Setelah beberapa saat lamanya jari-jariku bergerilya di daerah vaginanya, cairan kewanitaanya sudah mulai berleleran membasahi daerah kewanitaannya.
Sementara aku sibuk dengan Sabrina, Angeline pun berailh ke Pak Somad untuk mereguk kenikmatan birahi bersamanya.
Non Angel, kemana aja nih, lama ga keliatan...sini dong sama Bapak! sahut Pak Somad sambil menepuk pahanya, kangen nih!
Ya ginilah profesi saya Pak, kalau di luar bisa lama, baru pulang tadi siang jawab Angel sambil berjalan ke arah dispenser dekat situ, dituangkannya air ke gelas dan diminumnya.
Jalan-jalan ke mana aja Non kemaren? Pak Somad masih tetap duduk di sofa sambil sesekali melihat ke arahku dan Sabrina yang sedang asyik.
Deket-deket aja kok, Singapur, Malay, Thailand, Filipina, Australia...
Asyik ya Non jadi pramugari, jalan-jalan terus kerjanya hehehe
Yang asyik mah penumpang pesawatnya Pak, kita sih banyaknya di pesawat sama bandara, paling ada waktu dikit-dikit aja buat nyantainya Angel menuangkan air lagi dari dispenser dan kembali menghabiskannya.
Non kangen sama Bapak ga? Bapak asli kangen loh hehehe seloroh Pak Somad
Angel hanya tersenyum sambil berjalan menghampiri Pak Somad di sofa. Ia akhirnya berdiri di hadapan pria itu yang menengadah memandangnya dengan tatapan mesum.
Jadi bapak kangen sama saya? Apa buktinya kalau bener kangen Pak? suara Angel mendesah menggoda si penjual nasi goreng.
Ya kangen contohnya ngelusin paha Non yang bagus ini jawab Pak Somad, tangannya meraih paha luar Angel dan mengusapnya, tangannya semakin ke atas akhirnya menurunkan celana dalamnya.
Angel menggerakkan kakinya membiarkan celana dalamnya dilolosi. Pak Somad meletakkan celana dalam tersebut di sofa. Disibakkannya bagian bawah gaun tidur Angel yang pendek itu. Tubuh Angel bergetar saat pria itu mencium kemaluannya dan tangan satunya meremas bokongnya. Akhirnya dia juga malah merapatkan kemaluannya ke bibir Pak Somad dan mengangkat kaki kanannya di sandaran tangan sofa.
Bapak juga kangen sama memek Non yang wangi ini....mmmmhh! ujar Pak Somad lalu menciumi wilayah kewanitaan Angel
Secara naluriah Angel mulai menggoyangkan pinggulnya supaya pria itu lebih leluasa menciumi kemaluannya dan ia sendiri semakin menikmati jilatannya. Wajah cantiknya menengadah dengan mata terpejam dan mulutnya mengeluarkan desahan merasakan nikmat lidah Pak Somad yang mengais-ngais vaginanya. Ia mengelus-elus kepala Pak Somad dan semakin merapatkannya ke selangkangannya. Rupanya si penjual nasi goreng itu tanggap bahwa Angel akan mencapai puncak. Maka dihisapnya wilayah kewanitaan Angel kuat-kuat sampai terdengar bunyinya, ssrrrpp....sssrrrppp...
"Uuhh!!" lenguhan Angel dengan merapatkan kakinya dan tubuh mengejang.
Setelah Pak Somad melumat kemaluan Angel, tidak ketinggalan seluruh sisa cairan yang masih ada di sekitar wilayah kenikmatan itu, dibersihkan dengan lidahnya. Oh enak sekali kelihatannya sampai aku makin bersemangat mengocoki vagina Sabrina. Selesai menikmati jilatan dan hisapan pada vaginanya, dengan gerakan menggoda Angel naik ke pangkuan Pak Somad. Setelah menyibakkan rambutnya yang agak kusut ke belakang dia meraih penis Pak Somad yang sudah benar-benar tegang dan membimbingnya memasuki liang kenikmatannya. Sejurus kemudian Angel menggerakkan pinggulnya memainkan gerakan indah berirama turun-naik berulang-ulang. Tangan Pak Somad melepasi cardigan yang dipakai Angel dan menjatuhkannya ke lantai. Kemudian disusul kedua tali bahu yang menyangga gaun tidurnya itu, dipelorotinya hingga ke bawah dada sehingga kedua payudara montoknya menyembul di depan wajah pria itu. Kepala Pak Somad langsung nyungsep ke ketiak Angel. Diciuminya lembah ketiak Angel yang bersih tak berbulu itu. Sambil menggarap Sabrina, kusaksikan bagaimana Angel menggeliat-geliat di atas pangkuan Pak menerima nikmatnya kecupan dan jilatan pria itu serta sodokan-sodokan penisnya pada vaginanya. Tanpa ragu Angel mendesah dan merintih menahan derita birahi yang sedang melandanya. Hal itu memberikan pemandangan indah tersendiri, terlebih ketika ia mendongakkan kepalanya meresapi gelombang kenikmatan yang datang menerpanya. Pak Somad juga melenguh dan mendesah merasakan penisnya diremas-remas dinding kewanitaan Angel. Dia mengelusi punggung Angel dan mengenyoti payudaranya dengan rakus. Tak lama mulutnya naik dan memagut bibir Angel, keduanya pun berciuman dengan penuh birahi sementara tangan pria itu tetap bergerilya di sekujur tubuh Angel. Seksi sekali Angel saat itu, dengan gaun tidur pinknya masih menyangkut di perut ia naik-turun di pangkuan Pak Somad. Lenguhan dan desahan nikmatnya yang tak jarang berupa teriakan.
Sekarang posisiku dan Sabrina berbaring menyamping di sofa, aku mendekapnya dari belakang dengan tangan kanan meremasi payudaranya dan tangan kiri mengobok-obok vaginanya. Sesekali kami berpagutan mulut, telinga dan lehernya tak luput dari jilatan dan ciumanku. Setelah kurasakan vaginanya sangat basah, kutarik jariku dari liang kenikmatan itu. Cairan bening berleleran di jariku dan kusodorkan ke mulutnya. Sabrina membuka mulut dan mengemuti jariku yang berlumuran cairan kewanitaanya sendiri. Dari caranya menjilat saja aku sudah merasakan dia sangat ahli dalam bermain oral seks.
Gua tusuk sekarang ya Na! kataku dekat telinganya
Daritadi juga gua udah pengen...ayoh...aahh....jangan bacot terus! Sabrina nampak sudah tidak tahan, itu terlihat dari vaginanya sudah sangat becek.
Kuangkat betis kirinya sehingga kakinya membuka, lalu segera kulesakkan penisku sedikit demi sedikit kedalam vaginanya. Bibir vagina Sabrina mulai membelah membuka lebar menerima tusukan penisku.
Ahhhhh, achh, ahhhh Ric!!! ia mendesah sejadi-jadinya,
Aku meneruskan proses penetrasi, tidak terlalu sulit sih karena vaginanya sudah sangat berlendir karena sebelumnya sudah main dengan Pak Somad.
Aaagghhh!!! erangan Sabrina berakhir keras saat seluruh penisku masuk ke dalam liang kewanitaannya.
Tanpa buang waktu lagi, aku memulai dengan sodokan-sodokan ringan disertai beberapa kali gerakan memutar. Secara bertahap aku semakin menaikkan frekuensi sodokan penisku dan membuat Sabrina menjadi kalang kabut. Setiap kali penisku menusuk lebih dalam maka semakin erat pula jepitan vaginanya.
"Aaahhh....aaahh....iya gitu Ric...aaahh...aahh!", Sabrina semakin menggila, tubuhnya semakin menggelinjang dan sesekali rambutku dijambaknya.
Vaginanya semakin basah dan berkedut-kedut seakan-akan memijat penisku, nikmat sekali.
"Argh..", desahku keenakan merasakan persenggamaan ini, dengan irama kocokan yang semakin cepat, suara gesekan dan benturan yang basah.
"Aduh Ric, gua nggak tahan lagi, mau keluar nih rasanya....eeeemmmhh....aaahhh", desah Sabrina yang merasakan g-spotnya tergesek dengan penisku
Aku dapat merasakan vaginanya semakin berkedut-kedut dan lendirnya juga semakin banyak sehingga pahaku basah oleh cairan kewanitaan yang keluar sangat banyak. Sebenarnya aku juga sudah nggak tahan ingin keluar, apalagi mendengar desahan erotis dan melihat wajah cantik yang sayu itu ketika di ambang klimaks, maka aku pun mempercepat genjotanku. Dan akhirnya spermaku mendesir ke batang penisku dan aku mencapai orgasme yang diikuti pula dengan orgasme Sabrina.
"Ough...keluar nih Na... Ahh..", erangku saat air maniku keluar dengan derasnya di dalam vagina Sabrina.
Sabrina terbaring dalam dekapanku masih dalam posisi menyamping seperti sebelumnya. Vaginanya berkedut seakan-akan memeras sisa spermaku. Sementara di sofa sebelah, Pak Somad dan Angel sudah berganti posisi, kali ini Angel berbaring telentang dan Pak Somad di antara kedua kakinya sibuk menggenjoti vagina si pramugari cantik itu.
"Asyik kan ML rame-rame gini?" kata Sabrina padaku, lu pernah ga sebelumnya?
Belum lah...gua ga nyangka ada klub ginian dan gua bisa masuk di dalamnya, lu sendiri udah dari kapan jadi member Na?
Dua tahun lebih...lumayan lama, diajak temen yang tadinya kost disini juga
Kalau udah ga kost disini masih terhitung member orgy club ga Na? Maksudnya masih bisa gituan lah tanyanya
Mmm...ya tergantung, ada alumni sini yang memang masih suka ikut acara kita kok, tapi biasa kalau yang dari luar kota udah lulus gitu ya biasa susah kontaknya lagi
Aku mangut-mangut sambil mengelus punggungnya yang mulus. Setelah lima menitan istirahat dan ngobrol ringan dalam posisi ini, aku bangkit hendak mengambil minum. Aku berjalan ke dispenser mengambil dua gelas plastik dan menuangkan air ke dalamnya. Saat itu Pak Somad semakin gencar menggempur vagina Angel. Ditindihnya tubuh pramugari itu dan gerakan pinggulnya semakin gencar. Mereka juga bercumbu dengan ganas sehingga dari sela-sela mulut mereka terdengar bunyi desahan tertahan. Aku kembali ke sofa tempat kami tadi dan menyodorkan gelas pada Sabrina.
Thanks sahutnya seraya menyambut gelas itu dan meneguknya, lu masih pengen lagi? Atau udahan? tanyanya
Pengen lagi dong, masa udahan...tapi kumpul tenaga dulu ya kataku sambil menjatuhkan pantatku di sebelahnya.
Sabrina lalu menggeliat bangkit dan duduk di sampingku, ia menjilati penisku yang telah mengendur lalu membersihkannya dengan lidahnya.