Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Orgy Club

Apakah Suhu sekalian butuh mulustrasi tokoh cerita The Orgy Club?

  • Ya

    Votes: 75 91,5%
  • Tidak

    Votes: 7 8,5%

  • Total voters
    82
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Ngasih saran buat suhu nih, minta tolong tiap chapter dibikin adegan full ngentot, chapter selanjutnya drama atau kentang2, dibikin alurnya biar enak, klo bisa fokus cerita jelas, ke tokoh atau ke aktifitas orgy
 
Bimabet
Chapter 4 : Rani si Lonte




Rani


Bimo



Kost Velo Oyenj (Kamar Mandi)

PLOK ... PLOK ... PLOK....

“Ahhh ... Bim, Bim, BIMOOO! Agrhhh ... kontol lo dalem banget masuk memek gue. Ugrhhh ... terus, Bim. Ahhh ... ahhh ... ahhh ... entot memek gue sepuas lo. Agrhhh ... ENTOGRHHH....” ucap Rani di sela-sela desahannya yang sudah tidak terbendung lagi.

“Owhhh ... memek lo juga enak banget, Ran. Ahhh ... gak pernah gue ngentot kayak gini,” timpaku sambil mencengkeram bongkahan semok pantat Rani dengan tempo goyangan pinggulku yang semakin cepat.

Aku sudah tidak peduli dengan keadaan sekitarku yang mana sedang mengentot seorang gadis cantik di dalam kamar mandi.

Aku yang sudah kalut dengan nafsu birahiku hanya mengikuti insting binatangku. Batang kontolku yang terjepit di antar dinding-dinding vagina Rani berdenyut dengan hebatnya. Secara maju mundur aku menggoyangkan pinggulku mencari kenikmatan dari liang kewanitaan Rani.

PLOK ... PLOK ... PLOK....

“Bim, BIMOGRHHH! Agrhhh ... kontol lo anjing banget. Ahhh ... enak banget ngentot sama lo. Shhh ... shhh ... shhh ... terus, Bim! Shhh ... tusuk yang dalem kontol lo! AGRHHHANJING!” umpat Rani yang mulai menggila.

Aku benar-benar tidak menyangka kalau Rani ternyata seliar dan sebinal itu. Sejak aku merasa lobang memeknya semakin becek, gadis cantik itu tanpa henti mendesah dan mengumpat.

Aku juga merasakan sensasi-sensasi yang begitu mengenakkan karena batang kontolku semakin mudah keluar masuk lobang memek Rani namun tetap dengan jepitan lobang memeknya yang membuatku seperti melayang.

Di saat aku dan Rani sudah terbalut nafsu birahi kami masing-masing, aku memeluk tubuh gadis cantik itu dari belakang. Aku dempetkan dadaku yang sudah penuh dengan peluh ke punggung putih mulusnya. Sambil memeluk Rani aku hantamkan terus batang kontolku di dalam lobang memeknya itu.

Aku juga melingkarkan tanganku di dada Rani hingga aku dapat meremas-remas ataupun memainkan puting payudara gadis cantik itu yang sudah menggantung dengan indah.

PLOK … PLOK … PLOK….

“Ahhh ... BIMO! Ahhh ... tarik yang keras putingnya, Bim. Egrhhh ... gila banget, ANJING! Owhhh ... owhhh ... owhhh ... NGENTOT, BIMO ANJING! Ahhh ... terusin, mentokin kontol lo sampe rahim gue BIMOOO....”

Rani benar-benar seperti kuda betina yang liar. Aku tidak tahu kalau ternyata gadis cantik itu sangat lah liar ketika berhubungan sex.

Aku yang awalnya malu-malu dan canggung terhadap Rani. Sekarang malah seperti lupa dengan sifat asliku. Nafsu binatang itu membuatku lupa diri dan hanya memikirkan memek, memek, dan memek saja.

PLAK ... PLAK ... PLAK.....

“Pantat bahenol, pantat semok, pantat yang buat gue sange, ANJING!” Aku mengumpat untuk pertama kalinya sambil menampar-nampar bongkahan pantat Rani. Ternyata umpatanku itu malah menyulut keliaran Rani yang semakin tidak dapat aku kendalikan.

Sambil melihat ke arahku, Rani memainkan bibir dan lidahnya. Gadis cantik itu memperlihatkan bagaimana dia begitu menikmati lobang memeknya sedang digaruk-garuk dengan batang kontolku.

“Ahhh ... iya, iya, iya gitu, Bim. Ugrhhh ... tampar terus pantat gue. Ahhh ... ahhh ... ahhh ... entot memek gue sepuas lo. Owhhh....”

Aku benar-benar dibuat gila dengan kebinalan Rani. Semakin keras dia mendesah nikmat dan memintaku untuk mengentotnya secara kasar, semakin keras pula aku bersikap kasar padanya.

BRAG!

Dengan posisi menungging dan bagian dadanya melengkung ke dalam, aku juga mendorong kepala Rani sampai mendempet ke tembok dengan tangan kananku.

“BIMGRHHH!” teriak Rani yang mana wajah gadis cantik itu menghadap ke samping kiri dengan terbentur tembok begitu saja. “AHHH ... GILA LO, BIM. UGRHHH ... KASAR BANGET, ANJING! AHHH ... AHHH ... AHHH....”

Tangan kiriku yang bebas tidak tinggal diam, sambil mencengkeram kepalanya itu, aku juga memeluk tubuh Rani dan meremas-remas dua bongkahan kembar di dadanya yang sudah menggantung indah.

“Shhh ... Ran. Owhhh ... memek lo enak banget. Ugrhhh ... Rani. Ahhh ... ahhh ... ahhh....”

“Ahhh ... kontol lo besar juga, Bim. Ugrhhh ... gak bisa gue kayaknya cuma ngentot sekali sama lo. Shhh ... entot, Bim. Owhhh ... entot gue sampe lo puas. Agrhhh … keluarin peju lo di memek gue.

Aku yang merupakan pria cupu dan tidak tahu apa-apa soal sex itu berubah ketika pertama kali mengentot bersama Rani. Insting binatangku memberitahu pada otakku untuk melakukan semua hal yang selama ini aku pelajari dari film bokep yang aku tonton. Ditambah lagi memang sejak pertama kali pindah ke kos Velo Oyenj aku sudah membayangkan tubuh montok Rani untuk aku entot.

“Agrhhh ... Bim, gue kayaknya mau keluar, deh. Ahhh ... ahhh ... ahhh ... kencengin, Bim!” pinta Rani dengan mulutnya itu megap-megap seperti ikan koi.

“Bareng, Ran. Shhh ... gue juga sebentar lagi mau keluar!” timpalku yang malah langsung mencengkeram pantat semok Rani dengan kedua tanganku.

PLOK ... PLOK ... PLOK....

Aku memacu batang kontolku dalam lobang memek Rani sekuat yang aku bisa. Di situ aku dan Rani menyatu dengan desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulut kami.

Aku juga merasakan kontraksi di dinding-dinding vagina Rani itu kian mengencang hingga membuatku kelabakan dengan rasa nikmat itu.

“AGRHHH ... BIMO! OWHHH ... GILA KONTOL LO. AHHH ... AHHH ... AHHH ... MEMEK GUE MUNCRAT, BIM. EGRHHH ... NGENTOT, ANJING! AHHH ... KONTOL GILA! AHHH ... BIMO, GUE KELUAR. UGRHHH ... BIMO GUE KELUAR. AGRHHH ... BIMOGRHHH....” Rani mengerang dengan keras sambil wajahnya itu menghadap ke samping langsung melihat ke arahku. Saat itu pandangan gadis cantik itu langsung menyorot ke mataku sampai aku bisa melihat dengan jelas bagaimana wajah binal Rani membuatku terkesima.

Rani berteriak dengan tubuhnya menggelinjang hebat. Kedua tangannya itu mengepal dan tetap bertumpu pada dinding yang ada di depannya. Sedangkan pantatnya sendiri seperti mendorong-dorong agar batang kontolku semakin masuk ke dalam lobang memeknya hingga menyentuh mulut rahimnya.

Aku tentu saja tidak tahan dengan rasa nikmat itu, berselang beberapa saat Rani yang mendapatkan puncak kenikmatannya. Aku kemudian menyemburkan lahar panasku di dalam liang kewanitaan Rani. “RANI ... AHHH ... GUE KELUAR, RAN. OUGRHHH ... RANI! EGRHHH ... MEMEK GILA, NGENTOTGRHHH!”

Aku memeluk tubuh Rani dari belakang dengan eratnya. Aku melingkarkan tanganku di dadanya sambil pinggulku mengentak-entak beberapa kali saat pejuku itu menyemprot di dalam lobang memek Rani.

Saat itu penisku benar-benar merasakan pijatan dari dinding-dinding vagina teman kosku itu. Rasanya otot-otot vagina gadis cantik itu berkontraksi dengan hebatnya sambil seperti tidak menginginkan bendar keras berada di dalam sana untuk dikeluarkan.

PLOP!

Untuk beberapa saat aku mendiamkan sejenak batang kontolku di dalam lobang memek Rani sampai akhirnya aku melepaskan benda keras itu yang bersarang di dalam liang kewanitaan gadis cantik itu.

Suara saat batang kontolku keluar dari lobang memek Rani begitu sensual. Dibarengi dengan cairan pejuku yang keluar dari dalam vagina gadis cantik itu yang begitu banyaknya.

HUHHH ... HUHHH ... HUHHH....

Aku bisa mendengar suara menderu dari nafas Rani yang seperti masih menikmati sisa-sisa puncak kenikmatannya. Hal yang membuatku kaget adalah saat batang kontolku itu terlepas dari lobang memek Rani, Rani malah langsung memutar badannya menghadap diriku dan berjongkok tepat di selangkanganku.

SLURP ... SLURP ... SLURP....

Tanpa aku duga-duga hal yang dilakukan Rani selanjutnya malah membuatku berteriak keras karena gadis cantik itu langsung memasukkan begitu saja batang kontolku yang dalam keadaan setengah tegak dan penuh dengan cairan cinta itu ke dalam mulutnya.

“OWHHH ... RANIGRHHH!”

Rani menjilati setiap lendir yang tertempel di batang kontolku. Dia membuka mulutnya selebar-lebarnya hingga 2/3 saja batang kontolku yang bisa masuk ke dalam mulut manisnya itu.

“Hmphhh ... mphhh ... phhhmmm.” Rani menjilati batang kontolku dengan wajahnya itu terangkat ke atas, memandang mataku.

Sorotan mata Rani itu benar-benar sangat lah menggairahkan di mataku. Wajah cantiknya itu tidak ada duanya. Bahkan aku tahu kalau pasti banyak teman prianya juga yang ingin merasakan lobang memek milik gadis cantik itu.

“Ahhh ... betapa beruntungnya diriku,” ucapku dalam hati sambil melihat raut wajah binal gadis yang sedang mengulum batang kontolku.

Rani sangat telaten dalam menjilati batang kontolku. Dari ujung pangkal buah zakarku hingga kepala batang kontolku disapu bersih dengan lidahnya yang menjulur keluar itu.

Aku hanya bisa mendesah merasakan nikmat dari isapan-isapan bibir manis Rani. Sampai hal yang dilakukan Rani selanjutnya malah membuat nafsuku bangkit kembali.

Rani memegang batang kontolku yang masih dalam keadaan setengah berdiri itu, lalu ditampar-tamparkannya benda keras itu ke wajahnya. Dia juga menatap diriku dengan pandangan seperti menginginkan lagi batang kontolku untuk bersarang di dalam lobang memeknya.

Aku menjambak rambutnya yang sedikit basah dan berkata, “Lo Lonte banget, Ran!”

Aku tidak tahu kenapa kata-kata kotor itu keluar begitu saja dari mulutku. Namun saat kalimat itu terucap begitu saja dari mulutku, aku merasakan hal panik karena takut menyinggung Rani yang mungkin merasa direndahkan.

DAG! DIG! DUG!

Jantungku berdetak dengan kencangnya sampai tanpa aku pegang dadaku pun aku bisa merasakan detak jantungku itu. Tetapi respons gadis cantik itu malah membuatku semakin yakin untuk mengentotnya berkali-kali.

“Hehehe ... lo masih mau ngentotin memek Lonte ini lagi?” tanya Rani sambil terkekeh dengan memperlihatkan gigi-giginya yang putih bersih.

“RANI!” Aku langsung membekap tubuh gadis cantik itu. Namun Rani seperti mendorong tubuhku untuk menjauh darinya.

“Sabar, Bim. Sabar, Sayang. Kita lanjut di kamar aja, yuk,” bisik Rani di telingaku lalu mengulumnya.



Bersambung....​



 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd