Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Orgy Club

Apakah Suhu sekalian butuh mulustrasi tokoh cerita The Orgy Club?

  • Ya

    Votes: 75 91,5%
  • Tidak

    Votes: 7 8,5%

  • Total voters
    82
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Chapter 5 : Welcome To The Orgy Club




Rani


Bimo


Bagas


Billa



Kost Velo Oyenj (Kamar Mandi)

“Sabar, Bim. Sabar, Sayang. Kita lanjut di kamar aja, yuk,” bisik Rani di telingaku lalu mengulumnya.

Rani sangat tahu kalau nafsu birahiku itu sudah menggebu-gebu dan sengaja mempermainkan diriku dengan permainan nakalnya.

“Shhh ... Rangrhhh....” Aku mendesis karena rasa geli itu menjalar ke seluruh tubuhku.

Aku dorong kedua pundak Rani ke depan dan menatap wajah gadis cantik itu dengan pandangan penuh nafsu.

“Hehehe ... lo udah sange banget ya, Bim?”

Aku mengangguk dan berkata, “Iya, gue udah pengen banget ngentot memek lo!”

Aku seperti tidak mengenal dengan diriku lagi. Aku yang sangat pemalu apabila dekat dengan wanita dan bahkan jarang sekali berkontakan langsung dengan lawan jenisku itu, malah sekarang begitu frontal mengucapkan kata-kata kotor.

Rani menyunggingkan sebuah senyuman penuh arti di wajahnya. Entah kenapa gadis cantik itu seperti membuatku mengikuti gaya nakal dan frontalnya.

“Yaudah sabar, Bim. Lo boleh puas pake badan gue pas kita di kamar,” bisik Rani yang kembali membawa desiran pada tubuhku dengan bayangan badan gadis cantik itu berada di dalam dekapanku.

Aku awalnya berpikir mungkin memang lebih baik melanjutkan hubungan sex dengan Rani itu di dalam kamarnya. Tetapi nafsu birahiku seperti tidak bisa diajak berkompromi. Aku dengan kasar membalikkan kembali tubuh gadis cantik hingga menungging dan memasukkan batang kontolku ke dalam liang kewanitaannya.

“Bimgrhhh ... lo mau ngapain lagi!? Bim di kamar gue ajagrhhh … BIMOGRHHH....” Rani mengerang karena lobang memeknya itu tertancap lagi dengan batang kontolku. Rasanya benar-benar plong karena alat kelaminku itu terjepit dengan otot-otot vagina milik Rani.

“Agrhhh ... Ran, kita lanjut ngentotnya di kamar lo. Tapi gue pengen pergi ke kamar lo sambil ngentot!” ucapku entah dari mana ide gila itu muncul di otakku. Padahal sebelumnya aku sangat takut kalau kegilaanku bersama Rani itu diketahui oleh penghuni kos atau orang lain. Tetapi entah dari mana keberanianku itu muncul, mungkin karena nafsu birahiku itu membuatku gila dan diotakku hanya berpikir untuk ingin merasakan betapa nikmatnya lobang memek Rani.

“Egrhhh ... lo gila banget, Bim. Ahhh ... ahhh ... ahhh ... tapi gue suka!” ucap Rani yang menengok ke arahku dan saat itu wajah gadis cantik itu benar-benar sangat lah binal di mataku.

MUACHHH ... MUACHHH ... MUACHHH....

Aku kemudian melumat bibir Rani begitu saja dengan cumbuan yang begitu liarnya. Untuk sesaat aku bercumbu kembali dalam posisi batang kontolku itu masih tertancap di dalam liang kewanitaan Rani. Semua bagian tubuh gadis berusia 20 tahun itu aku gerayangi tak terkecuali payudara besarnya yang menjadi titik di mana rangsanganku itu secara intens berjalan. Sampai akhirnya aku yang sudah sange berat lalu mengentot gadis cantik itu sambil berjalan ke arah kamarnya.

“Ahhh ... ahhh ... ahhh ... Bim. Shhh ... kok kontol lo makin dalem masuknya. Agrhhh ... mentok banget di memek gue. Shhh ... enak.”

“Owhhh ... gak tahu gue. Agrhhh ... memek lo juga makin sempit, Ran. Shhh ... shhh ... shhh ... kontol gue enak banget ngentot memek lo, Ran.”

Dalam otakku saat itu sudah tidak memikirkan sama sekali kalau ada orang yang melihat perbuatan gilaku bersama Rani. Aku hanya tahu kalau nikmat yang aku rasakan saat itu adalah yang aku cari-cari selama ini.

“Agrhhh ... Bimo. Shhh ... gue pengen keluar lagi. Shhh ... shhh ... shhh ... Bim. Ugrhhh ... kontol lo enak banget, ANJING! Ahhh ... memek gue. Owhhh ... memek gue dientot kontol gede!”

PLOK ... PLOK ... PLOK....

Aku sudah tidak peduli meskipun ada yang memergoki sedang mengentot Rani. Desahan gadis yang aku entot itu sudah tidak terbendung lagi. Dia mendesah gila tanpa bisa aku bungkam mulutnya.

Aku dan Rani sudah terombang-ambing di dalam kenikmatan duniawi yang kami rasakan. Aku sudah gila karena tubuh gadis cantik itu memberikanku hal yang selama ini tidak pernah aku rasakan.

“Ahhh ... Ran. Shhh ... memek lo tambah becek banget. Owhhh ... enak banget kontol gue ngentot memek lo. Ugrhhh ... NGENTOT!”

“AHHH … BIMOGRHHH … MEMEKGRHHH … OWHHH … OWHHH … OWHHH … MEMEKGRHHH GUE ENAKGRHHH … BANGETGRHHH … NGENTOTGRHHH….” Rani melenguh nikmat dengan kedua tangannya itu berada di belakang dan memegang pinggulku seperti tidak ingin kalau batang kontolku tercabut dalam lobang memeknya.

Aku bisa begitu jelas merasakan bagaimana bendar keras yang kutancapkan di liang kewanitaan Rani tersembur air begitu derasnya.

HUHHH … HUHH … HUHHH….

Saat aku bisa mendengar deru nafas Rani yang memburu dan sudah tinggal beberapa meter lagi dari kamar gadis cantik itu, tiba-tiba saja pantatku ditendang oleh seseorang.

BRAG!

Aku terdorong ke depan dengan batang kontolku semakin tertancap masuk di dalam lobang memek Rani.

DAG! DIG! DUG!

Jantungku saat itu sudah berdetak tidak karuan karena sudah membayangkan kalau diriku akan dihajar oleh masa dan diarak keliling kosan. Namun saat aku menengok ke belakang dengan wajah pucat pasi dan berteriak untuk berniat meminta maaf karena perbuatan salahku itu, tiba-tiba kalimat di ujung lidahku itu terhenti. “Maaf, Ba—”

“HAHAHA ... BIMO, WELCOME TO THE ORGY CLUB!” teriak Bagas dengan tersenyum menyeringai dan di sebelahnya telah berdiri seorang wanita cantik dengan pakaian yang begitu sexy.

Aku saat itu terbengong karena tidak tahu apa yang terjadi tiba-tiba tersadar dengan keadaanku sekarang. Dengan sebisaku, aku menutupi tubuhku begitu saja dengan tingkahku yang konyol.

HAHAHA….

“Woi, woi, woi! Santai aja, Bim. Gak usah malu-malu gitu!” ucap Bagas yang tertawa kecil karena melihat sikap bodohku. Padahal batang kontolku itu masih menancap di dalam liang kewanitaan Rani.

“Gas, maksudnya ini apaan?” tanyaku yang tidak mengerti dengan maksud perkataan sahabatku sebelumnya. Wajahku pada saat itu pasti lah sangat terlihat konyol karena aku benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Jadi gini, Bim—” Bagas kemudian menjelaskan tentang The Orgy Club yang mana itu adalah komunitas di mana semua orang yang tinggal di Kos Velo Oyenj bebas untuk melakukan kegiatan sex di mana pun dan kapan pun mereka mau.

“Lo serius?” tanyaku dengan tidak percaya apa yang baru saja aku dengar.

“Gue serius, semua cewek yang tinggal di kos ini bebas lo entot kapan pun lo mau. Pas lo sange dan lo mau perkosa mereka, itu fine-fine saja. Semua pria penghuni Kos Velo Oyenj bebas gunain memek yang ada di kos ini. Jadi intinya cewek-cewek yang tinggal di sini itu BUDAK KONTOL!” ucap Bagas menekankan kalimat terakhirnya dengan senyum menyeringai.

Aku terbengong seperti orang bodoh dengan otakku bekerja keras mencerna semua informasi yang baru saja masuk ke otakku. Semua hal yang aku dengar barusan itu begitu membuatku sangat terkejut.

Aku tidak pernah berpikir sekali pun kalau ada club seperti itu. Apalagi aku yang selama ini hanya bisa membayangkan tubuh wanita-wanita cantik dan berfantasi liar dengan menonton bokep saja.

“Hehehe ... lo kaget ya, Bim?” tanya Rani berbisik di telingaku yang kini batang kontolku telah terlepas dari lobang memeknya dan gadis cantik itu memelukku dari belakang. “Semua cewek di sini bebas lo entot, Bim. Gue, Rossa, Mella, Rina, Anna, dan semua cewek yang tinggal di kos ini bisa lo entot kapan saja,” lanjutnya dengan intonasi suara yang begitu sangat lah menggairahkan.

“Iya, Bim. Lo tahu kan yang punya kos ini Pak Raden. Nah ... itu bosnya,” timpal Bagas dengan tersenyum simpul. “Pak Budi, Pak Bayu, Pak Surya, Pak Hidayat, sama Pak Yoga udah sering ngentot sama anak kos ini,” lanjut sahabatku itu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sekarang di Kos Velo Oyenj

“Huh?” Otakku masih saja terus mencerna dengan informasi-informasi yang begitu mencengangkan untukku.

“HAHAHA....” Rani dan wanita yang tidak aku kenal itu tertawa kecil mungkin tertawa karena menertawai sikap bodohku.

PLAK!

“Lo hah, huh, heh! Udah sadar belum lo?” tanya Bagas dengan mengeplak kepalaku.

“Awww ... ANJING LO, GAS!” umpatku sambil memegang kepalaku yang dipukul oleh Bagas.

HAHAHA....

Aku benar-benar malu dengan keadaanku sekarang. Ditertawai oleh 2 orang wanita cantik dan baru menyadari kalau tubuhku sedang dalam keadaan telanjang bulat, membuatku ingin mengubur diriku hidup-hidup.



Bersambung....​



 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd