Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

The Story

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Hay apa kabar Admin, Moderator dan All Suhu-suhu? Semoga semua masih diberi kesempatan dan kesehatan. Jumpa lagi dengan TS, Selama beberapa bulan ini TS memang mem-Vacuum kan diri sementara dari Forum tercinta. Karena beberapa bulan terakhir (tepatnya) 3 bulan ini TS berada di kota lain untuk mengemban tugas dari perusahaan untuk menghandle sementara disini.
OK langsung saja ini cerita yang terjadi beberapa hari yang lalu​





Selama Pandemi ini aku mendapat tugas khusus dari perusahaan untuk membantu sementara di sebuah pergudangan baru yang terletak 1 provinsi dengan pusat perusahaan. Yah tepatnya berada di tenggara dari Pusat perusahaan. Aku sendiri di awal bulan sampai bulan kedua (bulan puasa) aku masih disibukkan dengan ulah dan tingkah karyawan yang memohon dan meminta agar tidak di berhentikan bekerja selama pandemi yang masih berjalan sampai saat ini. Aku disini bertugas sebagai pengolah data gudang yang barusaja beberpa bulan yang lalu di Lounching oleh perusahaan. Sebuah pergudangan yang akan di kembangkan sebagai pen-Destribusi barang pasokan untuk diperdagangkan di wilayah ini. Selama 2 bulan terakhir, lebih tepatnya masa masa pandemi aku dan kepala gudang sama sama memikirkan cara agar karyawan tidak sampai di PHK masal seperti yang terjadi di beberapa perusahaan dan bahkan di beberapa wilayah yang ada di indonesia. Aku dan kepala gudang sering bertemu dan saling bertukar pikiran dengan beliau di kala waktu senggang dan bahkan dikala sedang libur bekerja. Bahkan sesekali jika ada hal yang mendesak aku dan kepala gudang sering menggunakan vidio conference untuk sekedar meeting ringan membahas mengenai tenaga karyawan.

Hari demi hari aku jalani dengan berbagai kepusingan dan kejenuhan. Pada suatu hari tepatnya hari jum'at aku di undang oleh kepala gudang untuk sekedar ngopi di teras rumahnya. Oh ya nama kepala gudang adalah Pak Thohir lulusan sarjana ekonomi di universitas keren dimasa nya. Beliau sudah berumur 49 tahun dan memiliki 2 orang anak, anak pertamanya cowok yang sudah berumah tangga dan tinggal di kota sebelah sedangkan anak yang no 2 cewek yang sudah berumur 25 tahun dan juga sudah menikah, Diwilayah ini yang membuat unik adalah ketika anak sudah menginjak 22 tahun di haaruskan untuk segera menikah, maka tak heran jika pak thohir di usia 49 ini sudah menikahkan kedua anaknya. Istri pak thohir adalah seorang pegawai desa yang usianya tidak terpaut jauh dengan pak thohir, nama istrinya adalah ifa, atau sering di panggil Bu Ifa. Aku pun tak lupa sering berterimakasih dengan keluarga ini karena selama aku disini sudah di berikan tempat tinggal yang lumayan sederhana dan tidak jauh dari Gudang. pada malam itu (saat diundang untuk ngopi) aku dan pak thohir banyak membahas masalah tentang kesejahteraan karyawan, ujung punya ujung hasil dari ngobrool kami berdua, dicetuskanlah sebuah gagasan yang membuat sedikit kelegaan kami berdua. kami memutuskan agar mulai minggu depan (hari senin) akan diberlakukan System Libur Bergantian yang di atur oleh jadwal dan sudah di pertimbangkan matang-matang.

Hari senin pun tiba, Saat itulah aku dan pak thohir berdiri didepan beberapa karyawan yang bekerja digudang saat B.A.K atau Brifing Awal kerja, Pak thohir dengan berat hati menyampaikan rencan yang sudah kami susun sejak Jum'at lalu. Selesai membacakan Rencana yang di buat, Pak Thohir berterimakasih banyak kepada semua karyawan yang dimana semua dari yang ada bekerja disini menyetujui Rencana ini Sampai akhir libur Lebaran dengan Berlapang dada ( istilah lain: Rejeki dibagi-bagi). Raut senyum sumringah dari pak thohirlah yang aku lihat setelah BAK selesai. Dan alhasil Rencana berjalan mulus sesuai dengan Apa yang diharapkan.



Hari ini adalah Hari Rabu, Hari dimana awal kerja semua karyawan setelah libur lebaran. Meskipun tampak lesu dari sebagian karyawan yang tidak bisa Mudik (TS juga gak mudik). Setelah selesai bekerja (pekerjaan yang masih belum efektif setelah lebaran) Aku kembali ke kontrakan dan ingin bersantai sejenak. Aku selama ini tinggal di Rumah Milik Pak Thohir yang memang sengaja di kontrakkan, namun Aset kepemilikan masih di pegang oleh Kakak dari istri pak thohir yang sudah menjanda sejak 5 tahun yang lalu, Beliau bernama Bu Listinah. Bu listinah adalah kakak kandung Asli dari istri pak thohir, Bu Ifa. Selama tinggal disini aku tak jarang bertemu dengan Beliau, karena rumah beliau juga dekat dengan kontrakan yang aku tempati. BU Listinah atau sering di panggil Bu Listi hanya memiliki 1 anak perempuan yang sudah tergolong berumur , Bu Listi sendiri menurut pengakuan berumur sama dengan Pak Thohir 49 TH dan sedangkan anaknya sudah berumur 31 tahun yang masih belum mendapatkan Jodoh dia bernama Furiah, atau sering akrab di panggil Mbak Furi. Aku dan keluarga Bu Listi sudah seperti keluarga sendiri di tambah dengan kepercayaan dari Pak Thohir dan Bu Ifa untuk menempati kontrakan ini.

Jam 17:43 WIB, Aku sedang santai di dalam rumah dan duduk di kursi sampil menikmati alunan lagu Baru melalui Sound System yang memang sudah ada di Rumah ini. Tak lama ada sebuah ketukan pintu dari depan,
'Tok....tok...tok..'

"Permisi mas......", Sahutnya

"Ya.....", Sahutku sambil berdiri dan berjalan menuju sumber suara.

"Repot ya mas...."
"Ech Bu Listi, Ada apa bu? Lagi santai saja", Jawabku
"Ini lo ada sedikit masakan tadi si furi masak kebanyakan"
"Wduh....kok pake ginian segala sich bu... bikin repot saja."
"Ah enggak, tadi memang kebanyakan masaknya"
"Oh lupa , monggo bu masuk dulu duduk dulu"

Beliau hanya mengangguk saja dan mengikutiku masuk dan duduk di kursi yang berhadapan dengan beliau.

"Jadi bersih ya setelah Mas tempati."
"Ah byasa saja bu, Bukanya sudah bersih ya.... hehehehe"
"Ya beda, dulu gak tertata rapi dan sekarang rapi semenjak mas disini."
"Ya gimana ya bu, kalo ndak di tata ya kurang nyaman jadi ya maaf kalo saya obrak abrik ini rumah..."
"heheheh bisa saja mas ini."
"Kok tumben Mbak Furi kok pake acara masak banyak segala bukannya sudah tau kalo hanya ibu dan mbak furi saja di rumah."
"Alah gak papa mas sekali sekali kan gak papa"
"Saya yang nggak enak, nanti keterusan loh"
"Ya gak papa mas kalo keterusan tinggal bilang saja nanti biar dimasakin lagi"
"Waduh... hehehehehe"

Dari arah pembicaraan Bu Listi aku mencium bau-bau perjodohan. Mungkin saja dugaanku saja tetapi di kesempatan yang jarang ini aku ingin sekali mengorek kehidupan beliau dan anaknya dari masa kemasa.

"Ya jangan lah bu kalo dimasakin terus nanti bisa bisa saya ketagihan dengan masakan pemberian jadi susah saya nanti cara membalasnya."
"Ah Ngomongnya kok ngelantur, Ya di buat santai saja mas. Mas kan orang jauh jadi perlulah saling membantu."
"Ya dech, sampaikan terimakasih kepada mbak furi ya bu, Atas masakanya. Ech ngomong ngomong Kapan ibu Mantu? Aku dengar dengar katanya mau Mantu ya bu.... Atau hanya Gosip aja sich bu?", Pancingku agar Bu listi bercerita tentang Anaknya yang sampai saat ini masih belum mendapatkan jodoh.

"Ah kata siapa mas, Belum mas pacaran aja belum pernah katanya trus juga siapa yang mau dengan Furi yang sudah kelewat umur."
"Ya sapa tau saja bu, cepet dideketkan. Tapi memang gitu ya bu, disini kalo sudah berumur apa memang rada-rada minder gitu?"
"Ya gimana mas ya, maklum orang tidak berada tanpa jaminan apa apa jaman sekarang susah di tambah banyaknya tuntutan ekonomi jaman sekarang jadi ya gitulah."

"Oh gitu"
"Mas e umur berapa?"
"Lah kan ada fotokopi KTP yang saya kasi ibu!!!"
"Gak ibu lihat jadi enek tanya aja langsung. hehehehehe"
"28 ke 29 Bu"
"Oh kok belum menikah? atau sudah punya pacar?" tanya Bu Listi.

"Iya bu, Masih belum nemu. Lagian saya ini Nakal bu. Jadi minder bu kalao ketemu dengan wanita yang baik baik."
"maksudnya ?"
"Ya dulu saya sering ketempat karaoke lokalisasi masa masa di kota sana, Cuman sudah sekitar 6-7 tahuna gak lagi bu. Mulai mikir kedepan"
"Oh gitu, Ya gak papa mas, Masa lalu biar berlalu."
"kalo ibu ini pisah cerai Mati atau cerai hidup?"
"Saya ? Saya sich cerai mati mas, Bapak dulu sakit sakitan mikirin si furi gak dapet jodoh dan sering jadi omongan orang. Sejak Furi umur 24 dulu sakit sakitnya."
"hmmmmm, Kasihan Bapak. Tapi saran saya ibu jangan terlalu mikirin ya bu. Biar awet muda kayak gini", Pujiku sekaligus pancing Reaksi Wanita yang sudah berumur 49 TH ini.

"Ah sudah tua mas, Awet muda darimananya, mas bisa saja.", tampak sedikit reaksi.
"Lha ibu ini umur berapa?"
"47 mas selisih 2 tahun dengan Bu Ifa"
"ha? 47? Ibu menikah umur berapa?"
"Dulu kalo gak salah 16 an tahun cuman di tuakan agar dapet KTP mas. maklum jaman dulu faktor ekonomi sehingga Bapak saya dulu memutuskan untuk menikahkan anaknya."

"Wah 16 TH, Masih kecil donk bu, hmmmmmmm"
"Kenapa mas", tanya keheranan dengan mimik wajahku
"Ya gak bisa bayangin aja bu, menikah umur 16, dan belum waktunya gituan. Tapi ibu sudah, hehehehe gak bisa membayangkan aku bu", candaku
"Ya gak di bayangin mas, di jalani aja"
"hehehehehe"
"kok ketawa sich mas. ih pasti ngeres nich"

"hehehehe iya bu maaf. Dah lama soale hehehehehe" jawabku sekenanya
"Ya nikah mas, biar bisa berduaan dengan istrinya. Apa menikah dengan anak ibu?"
"ha, anak ibu?", kagetku.
"Iya si Furi. Anak ibu kan cuma satu."
"Saya gak bisa jawab bu, jarang ngobrol beda sama ibu sering ngobrol begini. Trus juga saya kayaknya belum siap beneran"
"Oh, paling Mas nya gak mau dan sudah punya pacar kan di kota sana."
"Nggak bu, memang belum kepikiran masih seneng goda goda saja saya."
"mange disini lo siapa mas yang digoda? apa sudah ada yang di goda?", tanya nya

"Ada donk"
"siapa?"
"Ya ibu."
"Ibu siapa?"
"Ya ibu listi ini yang saya goda hehehehe buktinya kesini to hehehehehehe"
"Ah senengnya kok sama yang sudah peyot".
"Kan cuma menggoda bu.... bukan mencinta, kalo goda ya sekedar iseng atau apa kalo mencinta ya gitu lah."
"Goda kok gini modelnya, hmmmm akal akalan mas aja biar bisa nolak tawaran ibukan hayo ngaku......"
"Ya gak gitu juga bu..... cuman saya ingin membersihkan dulu. Membersihkan pikiran negatif saya dulu."
"maksudnya?"

"Hmmmm, ibu kayak e penasaran terus dech."
"Iya soalnya ndak paham."
"Tapi Rahasia bu ya..... jangan sampai Furi tau atau orang lain"
"heem iya iya. Kenapa?"

terpaksa aku jelasin dengan jurus awur agar beliau tidak lagi penasaran dan akan menganggap aku sebagai Pria ber-OTAK KOTOR.

"jadi begini. Dulu saya sering menggoda beberpa pembantu, teman kost dan beberpa ibu ibu waktu di kota sana, Al hasil aku terjerumus kedalam lubang hitam bu.... Saya pernah menjalin hubungan dengan Ibu seumuran ibu listi ini. sampai sampai hampir setiap 1 bulan sekali janjian hanya untuk sekedar gituan bu. Apa itu gak kotor dan hina bu.....? dan juga ya terkadang masih suka saja goda goda cuman ini berusaha untuk menghindari sesuatu hal seperti ini."
"Waduh....... kok bisa bisanya mas bisa sampai berhubungan seperti itu. Apa gak ketahuan suaminya?"

"Ya gak tau bu,"
"disini apa ada juga yang kamu goda dan sampai di ajak gitu?" tanya nya yang serius
"Ada lah cuman saya takut keterusan dan juga itu lo, ya kalo bisa dan mau kalo nggak gimana dan kalo juga bisa jaga rahasia kalo enggak? saya bisa celaka."

Jawabku asal dan ingin aku kerucutkan masalah pembahasan ini ke beliau. Bu Listi perawakan sederhana dan terlihat masih bisa dinikmati. Terlihat juga samar samar bongkahan dada yang memang menyembul dan terlihat masih bisa dinikmati.

"Kalo ibu boleh tau siapa?"
"Nggak ah nanti ibu cerita bisa bisa saya di usir nich."
"Siapa sich penasaran", wajah terlihat serius penuh tanda tanya.

"Ibu pingin tau siapa?", tanyaku tambah penasaran.

Beliau hanya mengangguk saja dan sedikit mendekat.

"Namanya Ibu Listinah. DIa sekarang ada di depan saya", nadaku pelan.

dengan sekejab beliau kembali bersandar di tempat duduk dan memalingkan muka kekiri sambil melipat kedua tangannya tepat di bawah dadanya. Aku berhenti dan berdiam sejenak melihat reaksi Bu Listi dan apa yang akan di katakan beliau.

"Kok diam bu, sudah gak penasaran lagi?", tanyaku pelan.
"Mas itu aneh, Peyot gini di sukai. Apa coba untungnya?"
"Masih mending Mas ini dengan anak Ibu, Furi juga gak setua itukan. Nah saran ibu furi anak ibu saja, mas nikahi beres kan bisa gituan Resmi lagi." jawabnya sambil memastikan ke wajahku.

"Saya jujur belum bisa bu, dengan Mbak Furi. Saya lebih suka dengan ibunya. Kalo gak percaya sini ibu berdiri" ajakku sambil memegang dan menuntun ibu listi didepan Kaca almari yang besar berada tak jauh dari tempat duduk.

"Ibu berdiri disini coba lepas kerudungnya."
tanpa babibu beliau melepas kerudungnya.

"Nah sekarang ibu sisir rambut ibu sekarang....." sambil memberikan siisir kepada Bu Listi.

Sambil menyisir aku berdiri dibelakangnya

"Lihat ibu masih kelihatan muda kan. Coba ini lebih di ketatin" sambil aku tarik kebelakang Daster yang dipakainya.
"Tuch masih baguskan badan ibu. Apa lagi ini masih terlihat besar" sambil aku menunjuk kearah dada sebelah kananya, namun padanganku dengan padangan bu listi tertuju bersama di depan kaca. Terlihat jelas Bu listi tampak tersipu malu Sampai sampai terdiam lama.

Aku sendiri kembali ketempat duduk menyalakan sebatang rokok, sambil terus memperhatikan Bu Listi yang masih terpaku didepan kaca. tak lama tersadar dan dikenakannya kerudung yang baru saja aku suruh lepas.
Bu listi kembali duduk dan dengan sedikit Salah tingkah ketika aku pandangi. Melihat gelagat yang serba salah aku mulai mencairkan suasana.

"Sebenarnya yang membutuhkan kasih sayang itu Ibu. bukan anak ibu. Saya tahu kok bu, kalo ibu sudah lama sekali ingin bermanja-manjaan dengan sosok lelaki. Cuman ibu lebih pintar menyembunyikan semua ini."

"Kamu kok tau hal seperti itu.?", tanyanya penuh penasaran
"Ya tau saja bu, Dulu pernah saya belajar pada Dokter Psikologis jadi saya paham gerak gerik yang di inginkan soosok wanita." (omong kosongku, padahal aku belajar SSI dari Forum ini hehehehehehehe)

"Ya kamu benar kalo saya terkadang rindu sama sentuhan dan kasih sayang laki-laki. Tapi saya juga sadar diri mas. Faktor Usia yang menghalangi, Belum lagi malu sama tetangga."
"Nah .....disinilah peran saya bu, mewujudkan apa yang ibu pendam selama ini.", Jawabku penuh bahagia dengan hasil SSI yang aku jalani.
"Kamu serius dengan ini? gak bercanda kan gak ngibulin orang tua seperti aku ini kan?"

"Saya gak ngibulin kok. Apa ibu setuju dengan keadaan ini, ku harap sich ibu setuju. Kalo setuju kapan kapan bisa direncanakan. Bisa disini bisa juga dirumah ibu."
"tapi........"
"Gini aja bu... ibu percaya sama saya Rahasia Aman. Ibu coba sekarang pulang sampai dirumah ibu ganti pakaian ya, pakai BH dan celana dalam saja trus di tutupi Handuk atau selendang ibu coba sekarang sana dirumah. Pantas apa nggak, kalo kurang jelas ya malam nanti bayangin ibu dengan bapak dulu pas mesra-mesraan coba aja dulu nanti ya.... Saya tak makan dulu dan makasih banyak lo bu sudah mampir dan memberi sedikit rejeki. Oh ya besok pagi saya libur jadi saya akan main dan berterimakasih kepada anak ibu. Besok saya ijin main kerumah ibu ya. jadi titip pesan kepada furi." cerlotehku panjang dan tidak memberi ruang obrolan lagi kepada Bu Listi

"Yawes besok pagi kerumah lo tak bilang Furi nanti."
"Gak usah repot repot saya besok cuman mau berterimakasih saja. jangan lupa habis ini ibu bercermin di depan cermin seperti saran saya baruusan nggeh."
"hmmmm, yawes makasih banyak ya."

Aku hanya mengangguk saja dan melepas kepergian Bu Listi menuju rumah beliau.
Setelah Bu Listi pergi aku menikmati masakan yang dibawa Bu Listi, sambil tersenyum penuh kemenangan karena Hari ini adalah hari dimana SSI tingkat STW aku luncurkan lagi setelah beberpa Bulan Vacum. Dan besok rencana aku akan berkunjung kerumah Bu Listi, namun aku akan bertemu dengan Anaknya. harapan kecilku seperti peribahasa jaman dulu Satu Tepuk Satu Sampai Dua Lalat Mati diTangan.

next Day
Pagi hari jam 08:11 WIB, dengan pakaian santai aku berjalan menuju rumah Bu Listi untuk menemui anaknya, Seperti yang sudah aku janjikan kemarin sore. Sampai di sebuah pelataran yang agak luas, Aku berjalan santai sampai di depan pintu sebuah rumah yang hampir sama modelnya dengan kontrakan yang aku tempati.

"tok...tok...tok" aku ketuk pintu yang memang sudah terbuka,

"Ya...., ech sudah datang, ayo masuk", sahutan dari Bu Listi yang masih mengenakan Daster motif batik lengan pendeknya.

Aku hanya mengikuti ajakan Bu Listi untuk duduk sambil pasang akting, memeperhatikan seluruh gerak gerik beliau yang seakan-akan aku terpesona dengan penampilannya.

"Furi nya sedang di belakang sebentar saya panggilin ya,"

dan lagi lagi jawabanku hanya mengangguk saja sambil memeperhatikan Bu Listi, dan memebuat beliau makin salah tingkah. Tak lama Furi keluar dan menemuiku bersalaman denganku dan duduk tepat di kursi berseberangan denganku.

"Dari tadi mas?"
"Belum, baru saja duduk.", jawab singkatku.
"Mas minum apa?"
"Ndak usah repot repot kok, Aku kesini tadi cuman mau berterimakasih sama Mbaknya Masakan kemarin,"
"Oh iya mas sama sama, Gimana enak?"
"Kalo tanya enak enggaknya ya ... apa ya gak tau"

"Loh, Gak enak ya mas?"
"Enak tapi ya itu masih kurang."
"Kurang apa mas, nanti bisa furi tambahin, soalnya belajar masak yang model kayak kemarin.", tanya furi penuh harap dengan jawabanku.

"Ya kurang sip, aja soalnya saya makan sama ibu bukan sama tukang masaknya hehehehehehehehe"
"Ah, e..mas ini bisa saja." jawabnya sedikit malu.
"ngomong-ngomong kok tumben pakai acara masak dan aku kok dikasi"
"Ya gak papa mas, pingin aja."
"Ah masak kepingin kok sampai masakain aku. Hayo ada apa....... mau masakin pacarnya ya, trus di cobain dulu keaku?"
"Ah enggak mas..... pacar siapa juga. JONES mas."
"kamu.........", sambil aku melihat kesana kemari melihat keadaan sekitar jika ada Bu listi tak akan aku teruskan aksi SSI ku.

"Ada apa mas kok, bingung gitu."
"Ada ibu kan di belakang....? sungkan mau tanya."
"Sebentar tak lihate mas.", sambil Furi berdiri menuju kebelakang.

Tak lama Furi kembali.

"Ibu, jemur baju mas gak dengerkok. kalo bicara dari sini. Jadi mas mau tanya apa tadi."
"Jadi gini, kemarin aku ngobrool banyak sama ibu intinya gini, Aku di suruh seneng sama kamu, dan apa bener itu kemauan kamu? atau hanya kemauan ibu saja?"
"Tuch bener kan ibu pasti gitu, nawar nawarin anaknya kayak dagangan saja."
"Mange mbaknya gak pingin nikah? kok sampai ibu itu kepikiran dan sampai curhat gitu ke aku."

"ya pingin mas, cuman sudah tua mas.. trus cantik juga enggak, di tambah siapa juga yang suka mas, cuman dulu salahku sendiri mas, pake acara nolak segala."
"Trus sekarang? sama siapa atau gimana?"
"Iya gak sama sapa sapa, dan yang jelas gak bakalan bisa mas? soalnya sudah tua mas....."
"kalo di lihat belum tua kok hanya saja kurang dandan aja jhehehehehe"
"Ah mas bisa aja, Mas sendiri gimana? apa udah ada pacar?"
"ya masih belum. Aku jauh rumahnya jadi ya gak mungkin dapet dapet sini. Toh juga bekas orang nakal., jawabku.

"Nakal? Masak mas ini nakal."
"Iya nakal sering nebak nebak barang milik Wanita, dan blagak sok tau gitu. Pokoknya Mesum lah "
"Itu dulu atau masih?"
"Ya masih lah, lihat Gini ae sudah On hehehehehehe"

"On? Mang lampu mas… Pake On segala?"
"Ya kapan kapan aja di bahas kalo Gak sibuk sich!"
"Dimana?"
"Gak tau hehehehe kan bukan warga sini"
"Maunya dimana mas?"
"Ya dimana gitu yang penting bisa ngobrol bebas."
"Oh iya."
"Punya No Wa?"
"Ya ada mas simpen aja ya, soalnya Lagi di cas"
"Ya"

Aku berhasil mendapatkan No milik Furi dan aku yakin jika nanti atau besok dia akan aku dapatkan. Selesai dia mengetik No ponsel,Dia lantas berdiri dan kebelakang menghilang begitu saja dari depanku, sedikit malu dan canggung, di tengah sedang menerka nerka Furi Bu Listi datang dan langsung duduk membuat anganku berubah arah dan condong ke Bu Listi.

"Gimana sama Furi kok cuma sebentar?"
"malu katanya, mungki sudah punya kali Bu......"
"Ah masak sich"
"Gak pernah ngobrol kah? Ibu sama anak?"
"Ya kalo gak penting ya nggak....."
"Nah itu bu...., Oh ya gimana rencan kemarin? Jadi? saya sudah siap lo", sambil memandang tajam.

"Yang mana?"
"Yang kemarin loh......."
"Oh......"
"Lah, kok oh saja sich bu, gimana jawaban ibu."
"Ibu gak punya yang warna hitam jadi belum nyoba.....", jawabnya sedikit malu.
"ya beli mumpung kamis, kan ada pasar kamis."
"ya nanti tak beli, ada sich cuman sudah jelek."
"Ya gak papa itu saja. Oh ya aku nanti sore gak kemana mana kalo ibu mau konsultasi datang aja gak papa"
"Masalah apa?"
"Yang kemarin pokoknya....., yaudah saya pamit dulu bu."
"Kok buru-buru"
"Ya kan urusannya sudah beres sama Furi, dia juga malu dan kayaknya gak mau. Jadi ya kapan kpan tak kesini lagi"

Aku berdiri dan berjalan aku bersalaman di samping pintu dengan Bu Listi dan mendekatkan mulutku ke samping telinganya.

"Nanti aku tunggu kalo ibu mau, saya penasaran dengan punya Ibu." setelah itu aku pergi begitu saja walau dalam dada ku terasa deg-degan yang berlebihan. Namun aku sudah puas bisa mengungkapkan kemauanku yang aku ingin utarakan.

AKu kembali kekontrakan, namun sebelum kembali kekontrakan aku menyempatkan mampir ke Toko untuk membeli rokok.
Waktu dijalan (sambil ngerokok) aku melihat bapak-bapak tua yang sedang kesusahan membawa tumpukan Rumput. Karena merasa kasihan aku membantunya mengangkat dan beliau berterimakasih. Aku membantunya menuntun sepeda yang berisikan Tumpukan rumput pakan ternak yang melebihi beban semestinya. Dalam perjalanan aku sempatkan berbincang-bincang santai untuk membuat suasana tidak merasa capek. Cukup jauh juga aku dan Bapak tua ini berjalan menuju rumahnya.

Sampai disana Aku dipersilahkan duduk santai di sebuah Rumah Kuno (mirip seperti gubuk tua) bersama beliau. Baru kuketahui beliau bernama Pak Marno yang keseharian mencari rumput untuk pakan ternak kambingnya yang memiliki sekitar 14 kambing. Dalam sebuah obrolan santai, Pak Marno bertanya asal usulku dan beliau juga bercerita Asal usulnya. Beliau ternyata hanya hidup bersama anak perempuanya. Beliau memiliki anak 2 yang pertama merantau kePulau seberang sudah hampir 10 tahun tanpa kabar. Beliau bercerita sambil menangis karena Hidupnya dimasa Tua tergolong sangat terbebani. Terlebih Anak ke-2 yang adalah wanita KDRT yang ditinggal oleh suaminya beserta anaknya kekota lain.

Dalam hatiku "kasihan sekali ya bapak ini sama anaknya, sudah tua tapi masih kerja keras, Anaknya juga begitu sudah KDRT ditinggal suami dan anaknya". Lamunanku buyar ketika seorang wanita membawa nampan berisi teh dan di letakkan dimeja kami.

"Ini anakku, jumiyanti panggilannya Yanti", Kata Pak Marno.

Aku berjabat tangan denganya, Dia terlihat Biasa tapi akal sehat berkata lain, Dia kutaksir memiliki 38 B atau C dari balik daster sederhananya.

"Saya Awan,", jawab singkatku.
“Silahkan Diminum mas, maaf adanya Teh.”, kata yanti.

Aku hanya tersenyum dan memandangi sorot matanya. Dia terlihat membuang muka dan Salah tingkah. Tak lama Dia pergi begitu saja.
Kesan pertama harus terlihat sempurna. Aku meneruskan obrolan dengan Pak Marno yang banyak cerita masa sukses hingga kelam. Dan ternyata pak marno dulunya adalah seorang pemilik usaha meubel, namun seiring jaman usaha nya bangkrut akibat anak pertamanya yang kini pergi entah kemana. Merasa cukup bercerita dengan Beliau, karena sudah hampir Jam 11 siang aku berpamitan, dan beliau juga akan beristirahat. Dan tak lupa aku juga berpamitan dengan Anaknya yang bernama Yanti. Hanya permainan mata saja yang aku dapat, dan juga lontaran kata dari Pak marno saat waktu senggang aku dipersilahkan kesini, aku juga tak lupa memberi tahu jika aku kontrak di rumah Bu listi kepada mereka berdua.


Sore hari, Aku sedang santai di rumah setelah merapikan semua yang ada, Aku duduk santai hingga mahrib tiba. Jam 18:10 an Terdengar ada yang mengetok pintu. Aku berharap Bu Listi yang datang sesuai dengan apa yang aku omongkan tadi pagi. Setelah aku lihat ternyata Benar Bu Listi namun beliau tertunduk ketika aku menemuinya di depan pintu.

"Masuk Bu, aman masih mahrib kok"

beliau hanya lewat saja tanpa berbicara di tangannya tampak sebuah kresek yang di tentengnya. Beliau duduk sama persis dengan kemarin.

"Itu apa bu?", Tanyaku sambil duduk.
"Baju,"
"Baju, Buat apa?"
"Nggak ini tadi cuman buat alasan keAnakku mau jahitin baju di seberang sana, dan bilang pulange gak tentu. Nunggu selesai jahit"
"Oh, sudah jahitnya?", tanya ku
"Buat alasan aja kok, katanya suruh sini gimana sich mas.......?"
"Jadi jahitnya pake jarum beda nich?"
"Iya", Jawabnya singkat.
"Yawes sana siap-siap aku tak juga habisin kopi, Ibu tunggu di kamar sebelah ini. Tadi udah tak tata. Lampunya jangan dimatikan."
"Pakai yang kemarin?"
"Ya gak papa, pokoknya yang bawah dibersihin lo."

"maksudnya?"
"Ya dicuci pakai sabun. Biar keset, hehehehehe"

Tanpa ada jawaban Bu Listi berdiri dan masuk perlahan kekamar. Yab..... sebuah degdegan yang mulai merasuk ketubuhku. (mungkin para pembaca akan merasa deg-degan juga kali ya hehehehehe).
10 menit kurasa sudah cukup, aku masuk kekamar mandi mencuci Senjataku. dan mengganti CD serta hanya mengenakan celana pendek saja.
Aku masuk kedalam kamar yang sudah dimasuki Bu Listi terlebih dahulu. Aku menutup pintu dan melihat Bu Listi sedang duduk dipinggir Ranjang dan melipat Baju yang dia kenakan sewaktu kesini. Dia mengenakan Baju tanpa lengan dan terlihat tidak memakai Tali BH, Aku langsung saja duduk jongkok didepannya,

"Bu Lihat aku, Senyum donk......"
"Hmmmm, ayo keburu malam."
"Ibu tiduran aku mau lihat Jepitannya sebentar saja."

Bu Listi rebahan dan masih tetap memegang baju yang dia bawa, aku lihat lubang berwarna coklat tua agak hitam, menandakan bahwa Lubang surgawi yang sudah berumur. Namun yang membuat aku sedikit heran, bentuknya masih Rapi tanpa keriput. Hilang akalku membuat aku langsung menciumi tepaat dilubang surgawi milik Bu Listi

"OH...... geli,,,,, Jangan mas itu kotor. Gak boleh dijilati" Sambil berusama menjauhkan kepalaku dari lubang Surgawi nya.

Namun disinilah sensasinya, aku sedikit memaksa agar tercipta sebuah penyiksaan birahi ke Bu listi, Aku terus berusaha mempertahankan ciuman lumatan serta jilatan kepada Bu Listi, lama semakin lama mulai ada pelonggaran dari perlawanan terus berganti dengan remasan dikepalaku. Aku merasakan kejutan beberapa kali disekitar pantat Bu listi serta keluarnya cairan di barengi desahan erangan yang membuat semakin seru.

Aku menaiki Bu Listi dan sedikit memaksa untuk berciuman bibir bertemu dengan bibir hingga turun keleher aku menurunkan tali bajunya dan terpampang lah daging kembar yang memang sudah menunjukkan penurunan. Tetapi masih sangat enak untuk diremas, aku mulai meremas dan melihat expresi Bu Listi yang memejamkan mata.

"Bu, Nikmati ya jangan dilawan tapi Rasakan sentuhan dan ibu boleh kok membayangkan masa masa dengan Bapak dulu, anggap aja Saya seperti bapak."

mendengar ucapanku, bu Listi hanya memandang sayu, aku mulai kembali dengan remasan dan jilatan pada Daging kembar milik Bu Listi, remasan sedikit gemas karena sampai detik ini masih saja menahan gairah dari seranganku. Aku berdiri menanggalkan semua yang menempel di badan, Bu listi dengan pandangan sedikit pasrah tetap dalam kondisi terlantang.

"Bu di buka donk..... katanya buru buru..", perintahku.

Tak lama Bu listi berdiri dan melepas Kain yang menutupi tubuh STW nya, Aku mendekat dan memandang kearah mata bu listi. AKu Rebahkan badan bu listi dan aku ikut menjatuhkan badan tepat di atasnya.

Sedetik kemudian, aku arahkan senjataku yang sudah siap untuk bersarang ditempatnya, tidak sulit menemukan lubang milik bu Listi yang sudah sangat becek,

"uh........", suara erangan Bu Listi ketika senjata kebanggaan sudah masuk kedalam lubang. Dan entah aneh bin Ajaib, Lubang bu Listi sedikit berbeda dengan Lubang yang pernah aku rasakan. Milik Bu Listi terasa biasa saja dengan lumuran lendir yang terasa sangat banyak. Namun sesekali ada cengkraman cengkraman mendadak seperti gigitan kecil di seluruh Senjataku.
Aku terus menusuk-nusuk lubang milik bu listi dan sesekali eluhan dan erangan secara mendadak yang membuat daya pacu penetrasi semakin cepat. Sekitar 5 menit aku segera melepaskan diri dari jepitan milik Bu Listi aku berdiri sambil melihat reaksi bu listi yang sudah beberapa kali mengeluarkan cairanya.

"Udah? udah keluar?", tanya penuh keheranan ketika aku berdiri.
"Belum"
"kenapa gak di keluarin?"
"Ibu kayaknya gak menikmati, apa ibu capek?"
"nggak kok, aku udah keluar banyak, enak kok...., Kenapa gak di keluarin?", Tanyanya penuh keheranan.
"gak papa,", sambil aku duduk di pinggir ranjang.

Bu listi nampak seperti orang salah dan kebingungan. Ditengah aku sedang memikirkan sesuatu agar bisa cepat keluar, Bu listi memeluk dari belakang menempelkan kedua dadanya di punggung dan terasa kaku di ujung putingnya. Sebenarnya aku kurang selera dengan Jepitan Milik Bu Listi, entah kenapa dan mengapa. sampai detik ini masih saja aku kurang bergairah walau sedikit lagi akan Orgasme

"Punya mu ini hebat, selain besar nampak seger didalam,", katanya sambil memegangi senjataku.
"keluarin ya... habis ini aku pulang nanti dicari anakku."

Bu listi menarikku dan memposisikan seperti diri untuk siap tembak, dengan sedikit terpaksa aku memulai kembali penetrasi dilubangnya. Lama semakinlama tusukanku semakin keras, aku mendekatkan bibirku menciumi bibir bu listi. erangan dan keringat mulai menetes kembali......, dan Bu listi juga sudah mengejut ngejut beberapa kali menandakan sudah orgasme. Aku dengan sedikit mempercepat kembali tusukan tusukan didalam lubangnya, dan aku harus segera menuntaskan kegairahanku aku mempercepat tusukan sampai bunyi deritan ranjang terdengar sangat keras.

AH..............
cairan spermaku memenuhi lubang milik bu listi. Aku menjatuhkan diri tepat di samping kanannya. Memejamkan mata dan tanpa sadar aku tertidur....

Jam 20:12 aku terbangun dengan kondisi masih tidak berpakaian, aku terbangun dan sedikit tersadar mencari Bu listi. Di dalam rumah tidak ada seorangpun kecuali Aku.
yah benar Bu Listi sudah pulang kerumah meninggalkanku tanpa membangunkanku. Aku duduk di ruang tamu menyalakan rokok dan merenungi apa yang telah terjadi,

disini aku pendatang, tetapi kenapa ya aku selalu begini? Salah Bu Listi apa? sampai aku tega ngajak dan godain, nanti kalo orang tau gimana? Wah gawat nich, pah Thohir atau Bu Ifa tau bisa gawat dadurat nich, Tapi kenapa ya? dalam pikiranku. Namun inilah yang terjadi sebuah keisengan yang memaksa orang lain untuk memenuhi Hasrat Bejatku.


Pagi yang cerah mengawali sesuatu yang baru, Yah jelas Baru. Baru saja bergumul meskipun tidak seperti dulu. Pagi ini aku hanya di temani Kopi Panas dan 2 potong Roti dan aku duduk diteras. Memikirkan hal-hal yang tidak pasti, Aku berencana hari ini untuk melakukan hal baru dan hal gila lagi seperti perlakuanku kepada Bu Listi. Yah benar saja aku ingin sesuatu yang baru, menggoda dan SSI untuk perawan tua Furi, anak kandung semata wayang Bu Listi. Sebenarnya dari pertemuan kemarin dan perlakuan dia sudah bisa aku tebak jika dia juga menyukaiku. Dalam pikiranku "Apakah aku akan membodohinya seperti ibunya semalam?" Sebuah pertanyaan dalam pikiranku. Namun disisi lain ada juga yang namanya Yanti alias Jumiyanti yang kemarin juga tanpa sengaja bertemu.

Beberapa hari kemudian, Aku sempat bertemu dengan Bu Listi kembali di sebuah toko, namun sikapnya seperti berjaga jarak dan tidak mengenal dengan aku. Aku pun juga bersikap sama dengan apa yang dilakukannya. Dan aneh nya menunjukkan sikap seperti tidak atau bahkan ogah bertemu denganku. Rasa bersalah dalam pikiranku menjadi-jadi. "Apakah dia bocor? atau dia cerita kepada anaknya?" Sebuah pikiran yang berkecamuk didalam pikiranku.

Inilah kisah yang aku jalani dan inilah yang terjadi. Sampai masa tugas selesai aku tidak lagi bertemu dengan mereka yang aku kenal. Entah sengaja atau tidak.

Sekian,
 
yeeaaa...pilingku bener. om anu bakal naik cetak..wwuuhhuuu
 
Anjirr jgn lama lama updatenya pelanggan setia nih, tiap hari mantengin, mudah mudahan nanti mlm update
 
Komen dulu sebelum baca.
Makasih mas awan atas updatenya.
Sehat terus
 
welcome back suhu @anunemas
selalu menyajikan pengalaman luar biasa, ditunggu updatean selanjutnya suhu, terimakasih dan tetap jaga kesehatan suhu
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd