Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT THREESOME, DRAMA DAN DILEMA

Bimabet
Nice Suhu
Selamat atas title tamat nya

Keren dan luar biasa
Bisa secara teratur update saja sudah sangat luar biasa
Apalagi ceritanya menarik, sedikit masukkan,kalau diperkenankan
Konflik dg Fani perlu digoreng sedikit biar semakin panas dan seru Hu...

Overall NICE
:mantap: :wow::mantap::panlok2:
Trmksh suhu, pujian suhu penyemangat kami 🤭
 
CHAPTER 1

Wulan menghela nafas dalam .. lega .. hari yang melelahkan berakhir juga.
Mengerjakan 12 pasien bukanlah hal yang mudah untuk seorang dokter gigi. Ia melirik jam di dinding. Pukul 1 siang. Tak terasa sudah 5 jam ia bekerja.
Wulan meraih HandPhone yang tergeletak diatas meja kerjanya. Ada desir hangat dalam hatinya ketika melihat notifikasi BBM dilayar HP nya. Dari Rio. Wulan tersenyum kecil, mulai membuka aplikasi dan membaca pesan singkat.
"Bunda sayang, Ayah datang terlambat yaa .. masih ada yang harus diselesaikan di kantor. Sampai ketemu nanti, sayang'
Senyum Wulan semakin lebar. Pikirannya melayang pada sosok Rio yang sangat ia sayangi. Tak terasa angan Wulan kembali melayang ke saat pertama ia mengenal Rio.
Rio seorang pria berkeluarga dengan istri yang sangat sempurna dan 2 orang anak yang cantik dan tampan. Wulan mengenal Rio tanpa sengaja, saat ia tengah mengambil kursus bahasa untuk persiapan sekolah spesialisnya 4 tahun yang lalu.
Rio dan Wulan berada di kelas dan program yang sama.
Hang out setelah jam kursus selesai awalnya hanya kegiatan membunuh waktu bagi Wulan dan Rio. Mereka berdua menyukai kopi, menghabiskan waktu menunggu kemacetan terurai sebelum pulang kerumah masing-masing.
Awalnya tidak ada yang istimewa. Wulan sedikit menjaga jarak karena Rio telah berkeluarga. Namun lambat laun pesona Rio semakin menyusup ke dalam hatinya. Penampilan Rio yang sederhana namun bersahaja, ketenangannya dalam berpikir dan berbicara, membuat Wulan semakin terhanyut dalam gelombang asmara. Rio pun ternyata merasakan hal yang sama.
Namun keadaan tidak membiarkan mereka untuk bersatu menjalani hidup selayaknya. Wulan menyerahkan diri untuk rela menjadi wanita kedua di kehidupan Rio. Wulan sangat menghargai keputusan Rio untuk tidak meninggalkan keluarganya. Tak apa, pikir Wulan. Selama Cinta mereka tetap bersatu . Rio pun terlihat sangat menyayangi Wulan dan berusaha untuk memberikan cinta dan perhatian semaksimal yang ia bisa.
Wulan dan Rio menyewa satu apartemen untuk mereka bertemu. Hubungan rahasia yang harus mereka jaga, karena komitmen mereka untuk melindungi reputasi Rio sebagai pegawai di sebuah instansi pemerintah dengan karir yang sangat cemerlang. Wulan sudah berikrar untuk tetap mendahulukan kepentingan karir dan keluarga Rio, walau terkadang sangat sulit ia lalui.

Hari ini tepat 4 tahun pernikahan rahasia mereka. Rio menyempatkan diri untuk menemui Wulan di sela-sela kegiatan rapatnya yang padat. Wulan sangat bahagia. Sudah 3 bulan semenjak terakhir Rio mengunjunginya.
Wulan melirik koper merah disudut ruangan. Ia sejenak mengingat kembali persiapan melewati akhir pekan bersama Rio .. adakah yang terlewat?
Gaun untuk makan malam, Baju santai, dan ... Lingerie cantik untuk menggoda Rio nanti malam .. all done!
Wulan bangkit, tak sabar segera menuju Apartemen mereka. Rio menjanjikan malam spesial untuknya .. entah apa gerangan, Wulan tak bisa menebak pasti. Rio selalu memanjakannya .. sangat tau bagaimana memperlakukan seorang perempuan dengan sangat romantis.
"Lin, aku pulang dulu ya.." pamit Wulan pada Lina asistennya
"Lho .. ga makan dulu Dok? Sudah siang, nanti telat makan perutnya sakit lagi lho" desak Lina mengingatkan
"It's OK .. aku mampir makan nanti sebelum pulang" ujar Wulan ingin segera mengakhiri pembicaraan. Lina mengangguk. Wulan bergegas menuju mobilnya, memasukkan koper merah kedalam bagasi dan mulai melaju membelah ibu kota ke apartemen mungil miliknya dan Rio. Sejenak berhenti untuk membeli makan dan snack, Wulan tiba di Apartemen. Tepat waktu, karena jalan ibu kota tidak terlalu ramai saat itu.
Apartemen mungil mereka berada di lantai empat. Sebelumnya Wulan sudah meminta seorang Cleaning Service untuk terlebih dahulu membersihkan apartemennya. Maklum, apartemen yang sehari-hari dibiarkan kosong, hanya terisi jika ia dan Rio akan bertemu.
Wulan melangkah masuk. Disapukannya pandangan ke seluruh ruangan. Apartemen dengan satu kamar ini terasa sangat nyaman. CS telah menatanya dengan sangat rapi. Wulan melangkah membuka pintu kearah balkon yang menampilkan set taman belakang apartemen yang cukup indah. Dibiarkannya pintu terbuka agar udara segar taman dapat masuk memenuhi ruangan.
Notifikasi HP berbunyi lagi. Wulan membaca teks pada display. Dari Rio lagi.
"Bunda .. sudah di apartemen? Ayah On The Way yaa .."
Wulan terkesiap. Entah mengapa walau sudah 4 tahun bersama, ia masih selalu gugup bila akan bertemu Rio. Wulan melirik jam tangannya. Kalau jalan lancar seperti tadi, Rio akan tiba tidak lebih dari 1 jam yang akan datang. Masih ada waktu untuk bersiap, bisik Wulan.
Ia melangkah ke kamar mandi. Lelah seharian bekerja, akan dipulihkan dengan berdiri dibawah siraman shower air hangat selama 20 menit. Wulan ingin ia berada dalam kondisi fit dan segar saat bertemu Rio. Dibawah siraman air hangat, pikiran Wulan melayang, memberinya ide untuk membuat kejutan manis untuk Rio juga. Wulan tersenyum membayangkan reaksi Rio bila melihatnya nanti.
Berbalut handuk yang hanya menutupi batas dada dan pinggulnya, Wulan berjalan kearah dapur. Apartemen mereka memang tidak luas tapi Rio menyediakan sebuah kitchen set untuk Wulan bereksperimen membuat masakan. Wulan hobby memasak. Dapur apartemen mereka dilengkapi satu meja panjang dari kayu mahoni yang cukup kokoh, dengan 2 kursi bulat tinggi berkaki empat sebagai pelengkapnya. Wulan memanaskan air, menyeduh teh, menyiapkan kue coklat kesukaannya dan duduk tenang menunggu Rio...

Sambil menikmati kue coklat perlahan, jemari Wulan mulai mengetik pesan untuk Rio melalui HP nya. "Ayah Bunda keluar sebentar ya.. ada sesuatu yang harus di beli .. Ayah ada kunci cadangan kan? Nanti masuk aja kalau Ayah datang Bunda belum ada ya .. Miss You sayang, can't wait to see you.." Wulan tersenyum senang. Trik nya untuk menyambut Rio sudah siap. Dirapikannya handuk yang melingkar ditubuhnya. Tanpa sehelai benangpun dibaliknya, Handuk putih lembut itu hanya menampakkan sebagian buah dada dan kedua kaki serta pahanya. Ia meletakkan ikatan handuk di bagian dada, sehingga belahan handuk tepat berada di depan perut dan kedua pahanya.
Wulan kini menata duduknya. Dilipatnya kaki nya bersilang sehingga Handuk yang menutupnya makin tersingkap. Wulan menarik nafas, menghirup teh hangatnya perlahan mencoba menenangkan diri. Diperhatikannya tubuhnya sendiri dalam dalam . Hm, masih cukup menarik untuk wanita usia 40, batinnya dalam hati.
Entah berapa menit berlalu, Wulan mendengar suara di pintu Apartemennya. Bunyi anak kunci dibuka. Itu pasti Rio, bisiknya dalam hati. Degup jantungnya berdebar makin kencang. Ditegakkannya punggungnya, membuat siluet tonjolan buah dadanya semakin nyata dibalik handuk putih yang menutupnya. Disingkap sedikit handuk di bagian pahanya, membuat paha putih mulusnya terlihat jelas.


Bersambung.... (nunggu respon pembaca dulu)
Nyimak suhu....@@
 
CHAPTER 40

Rio memompa penisnya keluar masuk mulut Wulan, sesekali melakukan deep troath kedalam pangkal tenggorokan Wulan. Sensasi berbeda ia rasakan dalam posisi ini. Wulan berusaha melakukan gerakan menghisap kuat kuat penis Rio dalam mulutnya. Rio bergidik menahan birahi
"Ooohhhh ... Bundaaaa ...." ia bergumam seraya terus memompa penisnya dalam mulut Wulan "Mmmhhh uuhh .. enaknyaaa Buun ..."
Ratna memperhatikan aksi dihadapannya dengan takjub. Ia tidak pernah bisa melakukan Oral Sex terhadap Rio. Bukan tidak mau, tapi ia merasa tidak cukup pandai menservis Rio dalam hal ini. Ia memperhatikan betapa Wulan begitu serius memberikan kenikmatan pada Rio melalui layanan Oral Sexnya. Ia tampak menikmati hal tersebut. Mata Wulan terus mengawasi ekspresi Rio, sinar matanya terlihat sangat puas saat Rio melenguh menikmati sensasi yang ia berikan. Sesekali Ratna melihat Wulan tersedak saat Rio membenamkan penisnya terlalu dalam, namun Wulan tampak tidak memperdulikan hal tersebut. Ia terus menerima serangan serangan Rio yang semakin membuat Rio larut dalam kenikmatan.
Ratna bangkit, memposisikan dirinya dihadapan Rio. Ia melumat bibir Rio, meraih tangan Rio dan meletakkannya pada payudaranya. Rio meremas remas payudara Ratna, mulai merasa kewalahan menahan kenikmatan pada penis dan sensasi pada bibirnya bersamaan
"Mmmhh ... mmbbnhmmnnhhh ..." racaunya tak terkendali. Wulan mengerti, Ratna memiliki tujuan yang sama dengannya, ingin membawa Rio ke puncak kenikmatan kali ini.
Wulan mengkombinasikan service sex nya pada Penis Rio dengan gerakan tangannya. Sesekali di genggamnya penis Rio, mengocoknya lembut dan cepat, menggigit ujungnya perlahan sebelum kembali membiarkan Rio melakukan penetrasi di dalam mulutnya. Terus berulang ulang. Lidahnya lincah membelai belai ujung penis Rio dan menghisap kuat saat Rio melakukan penetrasi lebih dalam.
Rio mengakui kehandalan Wulan dalam melakukan Oral Sex, namun kali ini, dua serangan kenikmatan harus ia rasakan sekaligus. Ia menyerah. Kali ini ia akan membiarkan dirinya mencapai puncak di mulut Wulan. Ia menikmati layanan sex yang diberikan Wulan. Ia merasakan hisapan kuat, belaian lembut dan tekanan tekanan dari permainan tangan Wulan mengocok penisnya. Ia menikmati lidah Ratna yang bermain dalam mulutnya serta kenyalnya payudara Ratna dalam genggamannya.
"Uuuuhhhhhhhhh Bundaaaaaaaa .." Rio berteriak saat sesaat berhasil terbebas dari dekapan mulut Ratna. Ratna tidak membiarkannya berlama lama, kembali meraih kepala Rio dan membenamkan kembali mulutnya pada mulut Rio. Rio hampir kehabisan nafas menahan serangan membabi buta Ratna pada mulutnya dan permainan lidahnya yang mengunci seluruh otot mulutnya. Di waktu yang bersamaan ia harus menahan serangan mulut Wulan yang semakin liar memainkan penisnya
"Mmmnhhhhh .... mmmmmmmmhhhhhhh ......." Rio tidak dapat lagi menahan puncaknya. Ia mendekap Ratna erat erat, seluruh tubuhnya mengeras dan cairan mani mengalir deras dari penisnya kedalam mulut Wulan. Wulan terus menghisap penis Rio kuat kuat, menelan seluruh cairan hangat yang mengalir dalam mulutnya dan menjilatnya bersih sampai tetes penghabisan.
Rio menghempaskan dirinya terlentang diatas kasur, dengan Ratna rebah pada sisi kirinya dan Wulan pada sisi kanannya. Ketiganya kemudian tertidur puas dalam kenikmatan, saling berpelukan tanpa busana sampai pagi menjelang.

Lobby Hotel pagi ini cukup ramai. Wulan dan keluarga sudah bersiap kembali ke Jakarta. Semua barang sudah diturunkan, dikumpulkan menjadi satu di sudut ruangan. Wulan menimang Duma yang merengek gelisah dalam gendongannya. Ia sedikit demam sejak semalam. Wulan sudah mencoba menenangkannya dengan memberinya ASI, tapi Duma tidak juga tenang.
"Jam berapa flight kita mba?" tanya Fiska
"Masih 3 jam lagi .. Mas Rio akan mengantar kita sampai ke Bandara." jawab Wulan "Hanya 15 menit menuju Bandara. Kita tunggu mas Rio ya ..."
"Mas Rio tidak ikut mengantar sampai Jakarta?" tanya Fiska lagi. Wulan menggeleng.
"Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Mas Rio. Mungkin dia akan menyusul kita minggu depan ke Jakarta." jawab Wulan masih terus menimang Duma, membelainya lembut, berusaha menenangkannya.
Lima menit berlalu, Rio datang bersama Ratna, Bima dan Putri. Rio segera mengecup kening Wulan dan tersenyum
"Sudah siap Bun? Kita berangkat sekarang?" tanya Rio "Barang bawaannya cukup banyak. Mungkin perlu waktu lama untuk memasukkan ke bagasi saat check in nanti"
Wulan tertawa "Ini karena perlengkapan untuk seserahan Juna" ucapnya menggoda Juna. Juna akan melamar pujaan hatinya Bulan depan. Momen ini ia manfaatkan untuk membeli beberapa perlengkapan untuk acara lamarannya nanti. Juna menyeringai canggung. Beberapa dus besar memang hanya berisi perlengkapannya.
"Duma kenapa?" tanya Rio melihat Duma merengek gelisah dalam gendongan Wulan. Rio meraih Duma dan mendekapnya lembut "Astaga .. Bun .. Duma demam .."
Wulan mengangguk "Iya Ayah .. dari semalam .. mungkin Duma kelelahan "ujar Wulan tidak dapat lagi menyembunyikan kecemasannya.
"Minumkan ASI banyak banyak .." ujar Ratna yang ikut memegang kening Duma dalam gendongan Rio "Duduklah di Sofa sana Wulan .. beri Duma ASI yang banyak. Biar aku ke apotik seberang .. ada kompres siap pakai khusus bayi"
Tanpa menunggu lama Ratna bergegas pergi. Wulan menuju Sofa untuk memberi Duma ASI. Rio tampak cemas duduk disampingnya
"Biar Ayah ikut ke Jakarta ya Bun ..." ujarnya "Besok pagi Ayah bisa pulang lagi kesini dengan pesawat pertama. Ayah kuatir Duma ..."
"Tidak usah Ayah .." jawab Wulan seraya tersenyum "Duma hanya kelelahan. Besok kalau demamnya tidak turun juga, Bunda bawa ke dokter"
"Tapi Bun .. Ayah kuatir. Duma masih sangat kecil ..." bantah Rio
"Ayah ..." ujar Wulan lembut sambil memegang lengan Rio "Ayah selalu menepati janji. Nanti malam adalah konser piano tunggal Putri yang pertama, Ayah janji akan hadir. Penuhi dulu janji Ayah. Bunda dan Duma baik baik saja, percayalah ..."
Rio melirik Putri yang berpura pura asik bermain game pada HP nya. Rio menghela nafas, menatap Wulan dengan gundah
"Tidak ada yang berubah .. Ayah janji itu. Kita sudah melewati hal seperti ini cukup lama, dan semua baik baik saja . Maka semua akan tetap seperti ini" lanjut Wulan
"Pikirkanlah untuk tinggal dan menetap di kota ini Bun ..." bujuk Rio "Supaya Ayah tenang dekat dengan Bunda"
Wulan tersenyum penuh arti "Tidak Ayah .. Lebih baik Bunda tinggal di Jakarta. Kita sudah pernah membahas hal ini bukan?" ucap Wulan tenang "Kehidupan Bunda ada disana .. pasien2 Bunda, ibu, Fiska, Juna .... Terlalu banyak yang berubah kalau Bunda tinggal disini"
Rio mengangguk, membelai rambut Wulan dengan sayang. Ia tau apa yang akan dikatakan isterinya semua benar adanya. Rio percaya Wulan bisa menjaga dirinya baik baik di Jakarta.
Ratna datang dengan membawa kompres khusus bayi yang dibelinya. Ia segera membukanya, menempelkannya pada dahi Duma yang mulai tenang dipelukan Wulan.
"Kurasa ia rindu Ayahnya" ujar Ratna sambil tersenyum menatap Duma "Lihatlah .. Ayah datang, dan dia langsung tertidur lelap"
Wulan dan Rio tersenyum. Rio mengelus rambut Duma perlahan. Duma sedikit bergerak, namun kembali tertidur sambil mulutnya sibuk menghisap ASI dari payudara Wulan.
"Ayo kita berangkat sekarang" ujar Rio "Mana tas tas Bunda dan Duma? Biar Ayah angkat"
Rio sibuk membawa beberapa koper, tas jinjing dan kereta dorong Duma. Ia melirik Fiska dan Juna yang juga sibuk dengan bawaan masing masing ditambah tas milik ibu mereka.
"Bun .. serepot ini nanti .. Bunda bagaimana nanti?" tanya Rio cemas "Bunda harus menggendong Duma juga"
"Ada porter Yah .." jawab Wulan santai "Sudahlah .. tasnya dibawa dua kali bolak balik saja ke mobil sekarang .. nanti di Bandara Bunda panggil porter untuk membantu"
Rio mengeluh, namun tetap membawa tas Wulan satu demi satu ke mobil.
"Hati hati dijalan ya Wulan. Aku tidak ikut mengantar, mobilnya tidak cukup nanti" ujar Ratna
"Mba Ratna pulang dengan siapa nanti?" tanya Wulan kuatir
"Kami naik taksi saja .. tidak usah kuatir" jawab Ratna sambil tersenyum "Jaga Duma baik baik ya .."
"Main ke Jakarta kapan kapan mba .. ajak Puteri dan Bima juga .." jawab Wulan sambil memeluk erat Ratna "Terimakasih .. "
Ratna tersenyum. Tanpa sepengetahuan mereka, Putri memperhatikan seluruh kerepotan yang terjadi didepannya. Saat Wulan berpamitan menuju ke mobil, tiba tiba Putri berkata
"Tante ... Biar Ayah mengantar sampai Jakarta saja. Kasian tante repot begitu ..."
Rio dan Ratna terperanjat. Mereka memandang Putri dengan takjub. Selama ini Putri satu satunya yang belum dapat menerima keberadaan Duma dan Wulan. Ucapan yang keluar dari mulut Putri tadi merupakan suatu hal yang tidak pernah mereka duga sebelumnya. Wulan tersenyum, mendekati Putri
"Tidak Putri ..." jawab Wulan "Nanti malam adalah saat terpenting untukmu. Ayah harus hadir. Kamu yang terpenting, Tante dan Duma akan baik baik saja ...."
Mata Putri berkaca kaca. Wulan ternyata tidak seperti dugaannya. Ia memeluk Wulan erat erat seraya berkata "Maafkan aku tante ...."
Wulan tersenyum, mendekap Putri dengan satu tangannya "Tante yang minta maaf sayang .. Tapi Tante berjanji, tidak akan ada yang berubah untuk Putri dan keluarga ..."
Ratna dan Rio berpandangan dengan tatapan lega. Putri tersenyum pada Wulan "Jangan lupa kabari Putri ya Tante .. Semoga dek Duma lekas sembuh .."
Wulan mengangguk "Terimakasih sayang .. kabari tante juga hasil konsernya ya ..." jawab Wulan.
Wulan melangkah menuju ke mobil untuk berangkat ke Bandara. Ia menoleh dan melambai pada Ratna, Putri dan Bima saat mobil mulai melaju. Wulan menggenggam tangan Rio disampingnya dan tersenyum bahagia. Semua telah selesai dan ia dengan lega dapat melanjutkan hidupnya bersama Rio sebagai sepasang suami isteri. Keadaan memang tidak selalu seperti yang ia inginkan. Namun ia yakin, bersama Rio, ia dapat melewati apapun dengan penuh kebahagiaan.

Konser Putri berjalan lancar. Penampilannya sangat bagus dan mendapat Standing Ovation dari seluruh penonton di gedung kesenian malam itu. Setelah menyelesaikan penampilannya, Putri bergegas menjumpai Rio dibawah panggung.
"Ayah! Telepon Tante Wulan! Tanyakan kabar Dek Duma Yah!" ujarnya cepat
"Ya .. nanti kita telepon setelah sampai di rumah ya" jawab Rio santai. Sebetulnya ia sudah mengetahui keadaan Wulan. wulan sudah tiba dengan selamat di Jakarta. Duma masih demam dan Rio sudah meminta Wulan untuk segera membawanya ke dokter.
"Sekarang Yah!! Jangan nanti!!" desak Putri sedikit resah.
Rio tersenyum, meraih HP nya dan menelepon Wulan. Ia memasang set on air saat nada sambung mulai terdengar
"Tante !! Bagaimana kabar Dik Duma??" tanya Putri saat suara Wulan terdengar diujung sana.
"Hallo mba Putri ... Dik Duma baik baik saja .. sudah dapat obat dari dokter dan demamnya sudah mulai turun .." jawab Wulan. Ratna dan Rio berpandangan sambil tersenyum melihat tingkah Putri
"Apa kata Dokter tante? dik Duma kenapa?" desak Putri lagi
"Tidak apa apa mba .. Dek Duma hanya kelelahan .. ini sekarang sedang tidur nyenyak ..." jawab Wulan lagi "Mba Putri bagaimana konsernya?"
"Sempurna" jawab Ratna "Ia dapat banyak pujian dari pengamat tadi"
Wulan tertawa "Waah hebat! Selamat ya mba Putri ..." ujarnya lagi.
Putri tertawa senang "Libur sekolah nanti aku ke Jakarta ya Tante .. mau ketemu Dek Duma" ujarnya sebelum mengakhiri telepon dengan Wulan.
Rio tersenyum, mengamati kejadian yang sangat membuatnya bahagia dihadapannya ini. Entah bagaimana ia harus bersyukur atas semua karunia Tuhan yang didapatnya dengan dua keluarga kecilnya. Tuhan telah mengatur segalanya dengan sangat sempurna untuknya. Ia berjanji dalam hati, akan selalu menjaga kerukunan dua keluarganya sekuat tenaga. Ia sangat menyayangi keduanya. Dan sampai hembusan nafas terakhirnya, tidak akan ada yang bisa mengganggu keutuhan dan kebahagiaan keluarganya. Ia akan pertaruhkan segalanya, termasuk nyawanya sendiri, untuk keselamatan keluarga yang sangat ia cintai .....

THE END
Keren... Keren... Keren.... D tunggu yg selanjutnya....
 
3some mmf adalah variasi seks yg luar biasa, namun ada beberapa syarat untuk meraih kepuasan yg maksimal, salah satunya adalah jangan pernah melibatkan siapapun yg memiliki hubungan perkenalan. Kalau ini dilanggar, maka hasilnya akan seperti awal cerita diatas, lebih baik memilih partner asing dan mungkin takkan bertemu kembali. Never do it with the same person. Anyway,ini adalah cerita terbaik yg pernah saya baca. Alur cerita yg tertata rapi dan bahasa yg simple. Salut buat penulis. Anda hebat.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd