Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Tidak Seperti yang Ku Bayangkan

diono_cilik

Semprot Baru
Daftar
6 May 2020
Post
30
Like diterima
1.719
Bimabet
Siang,

Ane hanya ingin berbagi cerita dan ini adalah tulisan pertama. Awal cerita memang agak slow, jadi semoga bisa dinikmati. Terima kasih.

Update Chapter :
Chapter 1 : Lawrence
Chapter 2 : Sayur Nangka
Chapter 3 : Menopause
Chapter 4 : Hantu Zifa
Chapter 5 : Ke Kota B "Yeah!"
Chapter 6 : Kentang 4 kg
Chapter 7 : Tahan!
Chapter 8 : "Halo?"
Chapter 9 : Terkunci
Chapter 10 : Slrrruppp

+++

Tidak Seperti yang Ku Bayangkan


Chapter 1 : Lawrence


Hari terasa terik dan kegiatan di dalam juga sangat membosankan. Setiap hari hanya tugas saja yang dikerjakan. Lelah tidak, pusing pun tak ada obatnya. Beberapa kali dicoba tak pernah menyenangkan rasanya. Terlebih, jika sepanjang bulan ini jarang hujan, rasanya ingin cepat pulang.

“Zim, nomor 5 Lo udah?” Aku menghampiri Arzima yang ada di bangku seberang. Aku mengalami kesulitan mengerjakan salah satu nomor.

“Oh, nih.” seraya memberikan bukunya

Sembari mengerjakan tugas, Ku lihat Zima sedang membaca – baca komik. Di sisinya Ku lihat ada beberapa DVD. Segera Ku ambil. “Wah, Lawrence of Arabia??”

“Hmm.” Ia hanya mengangguk.

“Ini kan keren Zim. Boleh pinjem gak?”

“Ada. Tapi ketinggalan CD-nya di rumah. Tadinya mau Gw pinjemin ke Sita. Dia juga pengen nonton. Jadinya, Gw kasih yang lain. Lo tahu juga?” masih membaca komik.

“Tahu lah. Ini kan cerita awal mula Arab jadi negara kan ya. Mantep. Boleh Zim gw kapan – kapan maen ke rumah Lo?”

“Lah, emangnya Lo gak punya DVD Player-nya apa?”

“Rusak. Lo kayaknya banyak koleksinya ya? Apa aja?”

“Ada The Godfather 1, 2, 3. Pulp Fiction, Reservoir Dog, Mulholand Drive, American Pie lengkap, The Bourne 1, 2, 3. Doraemon. Ya gitu lah.”

“Ooh. Keren kayaknya tuh.”

“Ntar aja klo mau ke rumah. Gak ada kegiatan kan Lo? Rumah Lo yang searah ke Utara kan?”

***​

“Siang Tante.” sembari diriku mencium tangan Ibunya Arzima.

“Oh, Dio ya?” dengan sedikit menurunkan kacamatanya, Ibunya Zima menyapa Ku. Ku lihat Ia sedang membaca majalah.

“Kok tahu Tante? Heranku.

“Iya, tadi Zima WA Tante. Katanya ada temennya mau main ke sini. Duh, jarang – jarang loh Zima kedatangan temennya.” jelasnya padaku.

“Mah, laper.” rintih Zima.

“Itu, Mamah sudah siapin makanan. Kalian makan dulu sana, tapi cuci tangan dulu ya.”

“Tante gak makan?” tawarku padanya.

“Sudah. Kalian makan sana.”

***​

Ku lihat sekeliling rumah Zima ternyata cukup luas di dalam. Dari luar sih terlihat kecil, ternyata dalamnya lumayan panjang. Beberapa foto terlihat di ruang tamu. Ku lihat ada foto Zima masih kecil bersama kedua orang tuanya dan kakaknya. Namun, foto keluarga di ruang lain hanya menampilkan Zima dan kedua orang tuanya.

“Oi, mau nonton gak?” mukaku diciprati air oleh Zima.

“Nonton lah!”

Sepanjang film Aku hanya fokus menonton film. Film yang sudah lama ingin ditonton akhirnya tersampaikan. Beberapa kali Zima keluar kamar mengambil cemilan dan sesekali terdengar sedang berbicara dengan Ibunya. Setelah selesai Aku pun mengobrol dengannya.

“Gw liat, foto keluarga Lo beda yang di ruang makan sama di ruang tamu?”

“Gak ada Kakak gw ya? Udah gak ada Kakak gw. Tiga tahun lalu udah gak ada. Sakit.”

“Ooh (salah bertanya sepertinya).”

Zima menjelaskan tentang Kakaknya yang sudah tidak ada. Dia juga mengatakan jika Ayahnya bekerja di luar negeri, di Jerman. Sesekali Ayahnya pulang. Ayahnya sangat sibuk. Di sana kerja ya kerja, berlibur ya berlibur. Banyak kontrak yang harus diselesaikan. Sekalinya libur bisa satu bulan dan itu ya untuk pulang ke rumah. Jadi selama ini Zima hanya tinggal bersama Ibunya di sini.

Setelah setengah jam mengobrol, Aku berpamitan dengan Ibunya Zima.

“Mah, Dio mau pulang.”

Shit! Ibunya tadi terlihat biasa saja saat menyapaku di awal. Ku lihat Ibunya Zima sedang latihan senam di teras belakang sambil mendengarkan audio. Wanita paruh baya ini yang tadi dengan santainya memakai daster panjang, sekarang mengenakan tank top dan celana hot pants. Aku tak berani lama – lama menatap, segeraku cium tangannya dan berpamitan. Ibunya Zima juga terlihat biasa saja.

“Oh, hati – hati Dio ya. Sering – sering ke sini. Kasihan Zima gak ada temennya.”

“Apaan sih, Mah.” protes Zima.

“Balik gw ya Zim.” pamitku pada Zima.
 
Terakhir diubah:
Ayo suhu diono_cilik - awal cerita menarik -

Bgmn nanti kejadian ibu teman yg ditinggal suami mau diajak ewer ewer - atau akan mengajak ewer ewer... ?

Kalo boleh usul - dibuat yg agak panjang - terus ada deskripsi ibu teman - posture tubuhnya langsung/gendut/sedang, kulitnya, rambutnya, hiding, mata, baju dll - lanjutken hu...
 
Ayo suhu diono_cilik - awal cerita menarik -

Bgmn nanti kejadian ibu teman yg ditinggal suami mau diajak ewer ewer - atau akan mengajak ewer ewer... ?

Kalo boleh usul - dibuat yg agak panjang - terus ada deskripsi ibu teman - posture tubuhnya langsung/gendut/sedang, kulitnya, rambutnya, hiding, mata, baju dll - lanjutken hu...
Diajak atau mengajak?? Ya...ditunggu saja Hu.

Siap Hu, ane pikir tadinya panjang, ternyata lumayan agak pendek, tapi ya memang sperti itu, awalnya agak slow. Untuk deskripsi memang tidak gamblang, tapi dalam dialog atau penjelasan saja, tapi makasih inputnya...
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd