Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Titi Kamal dan Aku

AKI UJANG

Guru Besar Semprot
Daftar
25 Aug 2011
Post
2.312
Like diterima
261
Lokasi
UG BANDUNG
Bimabet
Seperti biasa, kalau ada libur pada hari Jum’at, aku selalu memanfaatkan waktu untuk menyalurkan kegemaranku, naik gunung atau sekedar jalan-jalan ke daerah yang jauh dari perkotaan. Pada liburan kali ini, iseng aku memilih mau jalan kaki dan berkemah di daerah Bandung Selatan sehingga ku siapkan perbekalan untuk 3 hari dua malam.
Ku bawa mobilku sampai ke rumah temanku di perkebunan lalu ku titipkan disana, selanjutnya aku lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melewati jalan-jalan di perkebunan. Udara yang sejuk disertai pemandangan yang indah membuatku bersemangat melewati tanjakan demi tanjakan di tengah kebun teh yang luas ini hingga akhirnya aku tiba di sebuah pos tempat penimbangan. Ku lepas ranselku dan sambil menikmati sebatang rokok kretek serta soft drink, ku edarkan pandanganku melihat keindahan alam ciptaanNYA.
Ketenanganku tiba-tiba terusik mendengar ada langkah kaki di jalan berkerikil lalu ketika ku tengok, tampak seorang perempuan sedang berjalan dengan membawa ransel dan di tangannya memegang tongkat dari ranting. Wajahnya tidak terlalu jelas karena tertutup topi dan berkaca mata. Ketika jarak kami sudah dekat, perempuan itu memandang padaku dan aku tersenyum saja sambil sedikit menganggukkan kepadaku, ternyata dia malah menghampiriku.
“ Selamat Siang, Kang ….. “, katanya sambil melepas ranselnya kemudian duduk.
“ Selamat Siang juga, Teteh …. “, jawabku sambil ku tatap wajahnya. Rasa-rasanya … aku seperti mengenal wajah ini tapi ….. dimana yaa …….. aku sempat berpikir
“ Hey … Kang ? Kenapa bengong begitu ? “ tanyanya sambil mengibaskan tangannya.
“ Oh .. maaf … hehehe ….. mau kemana Teteh ? “ kataku sedikit malu karena sempat bengong melihat wajahnya ……
“ Aku mau ke Kawah …, masih jauh yaa ? “ tanyanya sambil melepas topinya.
Nah …. baru aku ingat …. Ini Titi Kamal !
“ Eh …. Kawah ? … Oh, ya lumayanlah “, jawabku agak gugup karena tidak menyangka bakal ketemu selebritis di daerah begini.
“ Kenapa Akang seperti yang bingung sih ? “ katanya sambil menatapku.
“ Bukan …. Teteh … Titi Kamal yaa ? “ tanyaku, penasaran.
“ Kalau Iya kenapa ? “ dia balik bertanya sambil mengeluarkan minuman dari ranselnya.
“ Titi Kamal ? “ aku meyakinkan.
“ Iyyyaaa, saya Titi Kamal “, sambil menepuk-nepukan tangannya ke dada terus dengan santainya dia minum air mineral dari botolnya.
“ Gak nyangka aja, ternyata Teteh suka begini “, kataku lalu ku hampiri dia dan ku sodorkan tanganku untuk berjabat tangan dan dia sambut tanganku dengan disertai senyum.
“ Adi “ kataku sambil menjabat tangannya yang lembut.
“ Titi “ katanya singkat lalu dia melepaskan tangannya dari genggamanku dan aku kembali duduk, mengeluarkan kembali rokokku.
Kami diam sejenak menatap pemandangan yang ada di daerah ini kemudian kulihat Titi membuka sehelai kertas lalu dia bertanya
“ Kang Adi suka main di daerah ini ? “
“ Ya gitulah … di saat ada libur aja …. Kenapa ? “
“ Kalau ini namanya daerah apa Kang ? “
“ Ini daerah Tenjo Laut, Afdeling Barusell, Perkebunan Patuhahwattee “
“ Aih .. aihh … sampai hapal gitu”
“Namanya juga suka main kemari, ya pasti hapal atuh”
Titi meneliti kertas yang dipegangnya lalu ku hampiri dia pelan-pelan dan dia perlihatkan kertas yang dipegangnya, ternyata peta wilayah perkebunan ini.
“ Nah … kita ada disini Teh “ kataku sambil menunjukkan satu titik di peta itu.
“ Berarti ke Kawah masih jauh yaa ? “
“ Ya lumayanlah …. Satu jam jalan kaki dari sini “
“ Waaahhh ….. aku pikir udah dekat “
“ Dekat dekat jauh deh ….. “ candaku
Titi tertawa renyah mendengar jawabanku dan dia keluarkan bungkusan dari ranselnya, lalu dia tawarkan isinya padaku. Ku ambil beberapa potong sambil menggumankan terima kasih lalu ku nikmati saja biskuit pemberiannya.
“ Kang Adi aslinya dari mana ? “
“ Saya mah urang Bandung pituin, tinggal di daerah Bandung Utara “
“ Pituin itu apa ? “
“ Asli “
“ Ohhh …… “ jawabnya
“ Nah Teteh sendiri koq mau-maunya main ke daerah ini … sendirian lagi. Emang Teteh suka melakukan kegiatan begini ? “
“ Iya sih. Aku suka diam-diam pergi ke daerah-daerah wisata yang tidak terlalu terbuka. Aku senang aja menikmati alam tanpa diganggu oleh kehadiran pers “
“ Padahal kan pers yang bikin Teteh jadi ngetop “
“ Betul tapi aku juga butuh kesempatan untuk bisa menikmati privaciku dong “
“ Iya … sih dan sekarang Teteh sedang menikmatinya “
Hening sejenak, ku lihat dengan ekor mataku, Titi sedang menatapku.
“ Kang Adi ….. “
“ Ya ? “
“ Keberatan ndak kalo nemenin aku ? “
“ Ya berat sih kalau harus bawain juga ranselnya “
“ Aaahhhh … Kang Adi ini becanda melulu ….. mau kan ? “
“ Ya ayo aja … lagian siapa yang mau nolak kalau nemenin seleb “
“ Kang Adi … sekarang aku cuma seorang Titi Kamal, bukan seleb dan aku minta kesediaan Akang untuk nemenin aku “
“ Ya kalau Teteh percaya sama aku, mangga teh teuing “
“ Bahasa Sunda Akang kadang suka lucu deh, aku suka tuh dengar orang Sunda kalau berbicara pakai bahasanya “
“ Ya kudu bangga atuh menggunakan bahasa sendiri “
Kami kemudian ngobrol tentang daerah yang terlihat dari tempat kami istirahat. Kebetulan tempat kami beristirahat memang ada di daerah pedataran tinggi sehingga hampir semua terlihat. Apalagi saat ku sodorkan padanya teropong, Titi begitu antusias menanyakan daerah demi daerah yang tampak jelas dari teropongku. Otomatis posisi dudukku jadi dekat dengannya. Tercium olehku harum rambut dan tubuhnya namun karena aku tidak mau dikatakan kurang ajar, aku tetap membuat jarak agar tubuhku tidak bersinggungan dengannya. Rupanya Titi menaruh simpati padaku dengan sikapku ( ge-er nih ), hal itu terbukti dengan sikapnya yang makin terbuka seolah aku ini kawan lama buatnya.
“ Sekarang rencana Teteh bagaimana ? “
“ Kang, kalau aku lihat usia Akang ada di atasku, plis deh, jangan panggil aku Teteh … panggil saja namaku “
“ Takut aja aku mah, nanti dibilang tidak menghormati “
“ Akang jangan gitu ah. Dari tadi juga Akang baik tuh ….. “
“ Ya atuh … jadi aku panggil Titi aja “
“ Jangan pakai Aja “
“ Baik Titi Aja “
“ Ahhhh …. “ sambil dia cubit tanganku dan aku tertawa melihat gayanya.
Kami menjadi akrab lalu setelah lelahnya hilang, aku ajak dia untuk berjalan menuju lokasi yang dia inginkan. Sepanjang jalan kami saling bercerita dan dia banyak tertawa kaena aku sering menceritakan hal-hal yang lucu padanya. Kadang dia sampai menjerit-jerit minta aku menyudahi cerita karena tidak kuat menahan tawa …. Ah, ternyata seorang Titi Kamal bisa juga tertawa lepas oleh guyonanku yang bukan pelawak ini.
Akhirnya kami tiba juga di Kawah dan kebetulan tempatnya sepi, hanya ada beberapa turis lokal dan mereka tidak tahu bahwa yang sedang berjalan denganku adalah seorang selebritis yang terkenal sehingga Titi dengan santai dia dapat menikmati keindahan panorama Kawah yang sudah terkenal ini. Dia memotret berbagai objek termasuk memotret aku, kadang dia meminta aku memotretnya.
Puas memotret, tiba-tiba bb Titi berbunyi lalu ku dengar dia berbicara agak serius kemudian setelah selesai kulihat roman wajahnya seperti yang kesal tetapi aku pura-pura tidak tahu. Aku tetap anteng aja menghisap rokok kretekku sambil melihat gambar-gambar di kamera hasil pemotretan tadi.
“ Kang …… “ suara Titi di sebelahku
“ Ya ? “ jawabku sambil menoleh padanya
“ Rencana pengambilan foto diundur sampai hari Minggu …. Jadi aku tidak tau mesti mengisi hari besok dengan acara apa ….. “
“ Ya terserah kau saja. Kalau mau turun ke Bandung, nanti aku antar karena ada mobilku di bawah sana, tapi kalau mau jalan-jalan disini, tidak jadi apa, akan ku temani “ jawabku.
Tampak Titi berpikir lalu akhirnya dia kembali membuka bb nya dan menghubungi seseorang. Aku tidak mau nguping obrolannya jadi aku jalan agak menjauh lalu Titi memanggilku
“ Kang Adi …. Sini “
Ku hampiri dia, lalu Titi bilang dengan penuh semangat
“ Kang, barusan aku telepon managerku, ku bilang bahwa aku mau jalan-jalan aja di perkebunan sampai sabtu pagi. Managerku awalnya khawatir tapi setelah ku bilang ada yang nemenin, dia mengijinkan aku. Kang Adi mau kan nemenin aku ? “
“ Aku mah siap-siap saja, siapa nolak nemenin selebritis ….. “, jawabku.
“ Tuh .. mulai lagi deh “, jawabnya sambil memukul pelan tanganku. Lalu ku buka peta yang dibawanya, ku tunjukkan tempat-tempat bagus di sekitar daerah situ dan Titi dengan penuh semangat meminta aku untuk mengantarkannya ke tempat-tempat itu.
Dari kawah, kami kembali berjalan, kali ini ku bawa dia untuk menuju sebuah kawah kecil yang masih aktif. Jalan kesana memang agak terjal tapi Titi ikuti saja langkahku, kadang tangannya ku pegang bila jalan terlalu menurun atau mendaki dan kalau dia merasa lelah, ku suruh dia beristirahat bahkan pada akhirnya daypacknya aku bawakan.
Kami semakin akrab saja, sampai akhirnya kawah yang ku sebutkan terlihat di depan mata. Titi kembali memotret objek-objek yang menarik, kadang dia memotret aku hingga tak terasa waktu bergerak menuju senja. Ku ingatkan dia untuk segera keluar dari wilayah ini karena bila senja hari, disini kabutnya suka tebal. Setelah dia menyimpan kameranya, ku ajak dia berjalan menuju jalan utama perkebunan namun ternyata apa yang ku khawatirkan akhirnya terjadi juga. Kabut tebal datang menyergap kami saat waktu sudah magrib, otomatis jalan menjadi tidak terang hingga kukeluarkan senter untuk membantu menerangi jalan.
Satu sisi aku senang bias jalan-jalan dengan seorang selebritis, tapi di sisi lain aku khawatir terjadi hal-hal yang tidak enak dan aku pasti akan menjadi sorotan karena sudah berlaku gegabah membawanya ke daerah yang asing tetapi ketika ku lihat, Titi tenang-teang saja ku bawa ke daerah itu sehingga aku jadi ikut tenang.
Jalan utama yang menuju kea rah afdeling terdekat ternyata masih belum tergapai sedangkan malam sudah keburu datang.
“ Ti …. “, panggilku saat ku suruh dia beristirahat di batang pohon yang roboh.
“ Ya, Kang ? “
“ Hari sudah gelap nih, kau masih kuat gak kalau aku bawa jalan barang dua jam lagi. Di sana ada perkampungan perkebunan, kau bisa istirahat di salah satu rumah penduduk “, kataku dengan rasa khawatir akan keselamatannya.
“ Kang Adi, tadi kan aku sendiri yang memilih untuk jalan-jalan dengan Akang, jadi Akang gak usah sekhawatir itu … nyantai aja deh. Aku percaya, Akang bakal jaga keselamatanku “
“ Beneran nih ? “ tanyaku untuk meyakinkan diriku sendiri.
“ Beneran. Suer “, katanya sambil mengacungkan tanda V dengan kadu jarinya.
“ Oke. Sekarang, karena aku lihat kau sudah lelah, maka di depan sana ada pedataran …, kita pasang tenda disana saja. Kebetulan di tempat itu ada sumber airnya, lumayan untuk bersih-bersih “ tawarku.
“ Beneran ? Aku mau Kang … aku mau “ jawabnya spontan sehingga menggembirakan aku.
Ku sodorkan padanya jaket karena ternyata dia cuma bawa switer dan Titi mengenakan jaket pemberianku lalu setelah beberapa saat, ku ajak dia berjalan menuju tempat yang ku rencanakan. Karena jalan gelap serta hanya diterangi senter, otomatis Titi tidak melepaskan tangannya bahkan beberapa kali dia malah memeluk tanganku sehingga tanpa sengaja dadanya membentur lenganku. Titi sama sekali tidak canggung bersikap padaku sehingga aku jadi terbiasa saja menggamit tangannya bila jalan agak sulit.
Tiba di tempat yang ku katakan, segera ku dirikan tenda lalu setelah berdiri, ku persilahkan dia untuk istirahat di dalam tenda, sementara aku menyalakan unggun untuk mengusir rasa dingin. Setelah unggun menyala, ku panaskan air mineral dari botol lalu kubuatkan minuman hangat untuknya. Selama aku bekerja, Titi hanya menatapku, sesekali memberikan komentar dengan apa yang ku kerjakan. Setelah dia minum beberapa teguk, ku minta dia untuk ku tinggal sebentar karena aku mau mengambil air bersih di sumber tapi ternyata dia tidak mau ku tinggal sendirian.
“ Gak ah … aku atut ditinggal sendiri “
“ Disini mah tidak ada apa-apa Ti, aman-aman saja “ kataku
“ Gak mau … aku ikut ke sumber air aja “ jawabnya sambil keluar dari tenda lalu berdiri disisiku sambil memegang tanganku. Aku kalah, ku tuntutn saja dia menuju sumber air yang jalannya agak curam sehingga jalan kami jadi sangat perlahan karena Titi belum terbiasa menyusuri jalan seperti itu dan setelah beberapa lama, tibalah kami di sumber air.
“ Aih … koq tempatnya begini ? “ Titi bingung menatap sumber air yang hanya di kelilingi rimbunan pohon teh dan alang-alang.
“ Ya namanya juga di gunung. Kalau ada showernya mah ya di hotel atuh “ jawabku nyantai sambil ku serahkan senter padanya lalu aku mencuci muka.
“ Akang mau mandi ? “ tayanya
“ Ya mau, tapi bagaimana mau mandi kalau kau diem disitu ? “ jawabku sambil menatapnya.
Titi tertawa perlahan lalu jalan agak menjauhiku dan setelah posisinya agak jauh di balik gerumbul, aku segera membuka pakaianku dan mandi. Beerrrrrr, dingin air gunung membuat tubuhku menggigil tapi karena tubuhku seharian sudah mandi keringat, aku bela-belain mandi. Selesai mandi, aku pakai kembali bajuku dank u panggil Titi. Ku tawarkan dia untuk mandi, tapi ternyata dia tidak mau …. Takut katanya, Ku ambilkan saja air dari sumber, ku simpan di jerigen terus ku ajak dia kembali ke tenda. Tiba di tenda, ku panaskan air dan setelah mendidih, ku campurkan air dingin. Ku suruh dia untuk membasuh wajahnya supaya segar. Titi turuti mauku, saat dia sedang membersihkan wajahnya, ku siapkan makanan kaleng perbekalanku …. Ku bakar di unggun, setelah panas, kubuka kalengnya dengan pisau lalu ku tawarkan makan malam sederhanaku padanya.
Titi terlihat senang menikmati makanan orang hutanku dan dia banyak bertanya tentang makanan itu. Kami makan dengan lahap dan setelah makan sambil menikmati minuman hangat sambil duduk berdampingan, kami saling bertukar cerita tentang pengalaman masing-masing. Dari ceritanya aku dapat pengetahuan bahwa tidak semua selebritis itu bahagia dengan kehidupan selebnya. Ada sisi-sisi kehidupan orang kecil yang mereka rindukan.
“ Aku kadang suka ingin bisa jalan dengan santai tanpa orang harus melihatku sebagai seleb Kang “
“ Lha, hari ini kau bisa mengalaminya. Aku tidak melihatmu sebagai seleb koq “, jawabku.
“ Tapi tadi kan Akang sempat begitu …. “ jawabnya
“ Hanya beberapa saat, sesudahnya kan tidak Ti “ jawabku.
Ku keluarkan harmonica kesayangku lalu ku mainkan beberapa lagu dan sepertinya Titi terhanyut dengan permainan harmonikaku. Tiba-tiba saja kepalanya bersandar di bahuku …. Aku sempat kaget tapi ku tenangkan saja hatiku dank u teruskan permainan harmonikaku. Saat aku alunkan lagu Annie Song-nya John Denver, Titi seperti sangat menghayati dan aku kaget juga ketika ku dengar dia mengisak …. Ku hentikan tiupan harmonikaku.
“ Ti ? …. Kenapa ? “ tanyaku.
“ Lagu itu …. Mengingatkan aku pada seseorang Kang “ katanya sambil mengusap air matanya.
“ Duh .. maaf atuh … aku tidak tahu “, kataku menyesal.
“ Gak apa …. Akang tidak salah koq …… “ jawabnya lalu dia tersenyum. Aku jadi tidak enak untuk melanjutkan permainan harmonikaku jadi ku hentikan saja dan ketika ku lihat jam, ternyata sudah mau jam 22 dan kulihat Titi beberapa kali menguap sehingga ku persilahkan dia untuk masuk ke tenda. Ku keluarkan sleeping bagku dan ku serahkan padanya.
“ Lho … terus Akang tidur pakai apa ? “ tanyanya saat dia menerima sleeping bagku.
“ Gampang, aku masih mau duduk-duduk dekat unggun “, jawabku sambil keluar dari tenda dan kututupkan pintunya agar angin tidak masuk.
Aku naikan sleting jaketku hingga ke leher, ku pakai balacalvaku dan kaos tangan wool dan ku jerang kembali air untuk menghangatkan perutku. Ku nikmati rokok kretekku sambil ku lihat jutaan bintang di langit yang tidak berbulan.
Udara malam semakin menggigit sehingga ku besarkan nyala unggun untuk melawan dingin, pantas, sudah jam 1. Ku buka flysheet untuk ku jadikan selimut lalu aku berbaring di atas matras … lumayan hangat dan perlahan kesadaranku mulai menghilang menuju ke alam mimpi tetapi tiba-tiba ku dengar pintu tenda dibuka lalu …… muncul kepala Titi.
“ Kang ? “
Aku bangun
“ Koq bangun Ti ? Ini masih jam 1 malam ….. “
“ Aku gak bisa tidur, dingin sekali dan aku tidak enak sama Akang. Akang yang punya barang, koq aku yang pakai lalu Akang malah tidur di luar begini …… “
“ Ya tidak apa Ti, disini juga hangat … ada unggun “ jawabku
“ Gak mau, Akang tidurlah di tenda sama aku “, jawabnya sambil menghampiriku lalu menarik tanganku untuk masuk ke tenda.
Aku manut saja … ku singkirkan fly sheet yang sudah basah oleh embun lalu aku turut masuk ke dalam tenda.
Ku tutup pintu tenda lalu aku berbaring di sampingnya tapi justru aku malah tidak bisa tidur. Di sebelahku, saat ini, terbaring seorang selebritis, Titi Kamal dan berbagai perasaan berkecamuk di sampingku hingga semakin sulitlah aku untuk tidur.
“ Koq Akang jadi melamun ? “ Tanya Titi memecah keheningan.
“ Ndak Ti, cuma bingung aja …. Mimpi apa aku koq sampai bisa tidur setenda denganmu ?’
“ Emangnya kenapa dengan aku ? “
“Ya bingung, ya gak percaya .. koq bisa-bisanya aku tidur bersebelahan dengan sele ..” tiba-tiba Titi menutup bibirku dengan tangannya dan berkata “ Stop, jangan diteruskan lagi “. Aku mengangguk-anggukan kepala, baru dia lepaskan tangannya lalu dari mulutku keluar kata-kata “ ..britisssss “ sambil ku miringkn tubuh memunggunginya dan …..Titi langsung menyerbuku dari belakang, mencubiti dadaku dan entah sadar atau tidak, bibirnya begitu dekat dengan telingaku … ku raih saja tangannya ….. dan ku putar tubuhku sehingga sekarang poisisi titi berhadapan denganku ….. bibirnya begitu dekat, begitu menggoda …. dan matanya yang semula menatapku sekarang mulai meredup dan akhirnya perlahan ku tempelkan saja bibirku ke bibirnya …. 1,2,3.4.5 detik … ku jauhkan wajahku, mata Titi tetap terpejam dan tangannya malah memelukku sehingga tanpa pikir panjang lagi … kusatukan lagi bibirku dengan bibirnya dan ku baringkan tubuhnya dan ku tindih dia. Kami berciuman dengan lembut, lidah kami berpilin dan karena aku tidak merasakan adanya penolakan, maka ciumanpun ku tingkatkan, ku gigit lembut bibirnya, ku hisap lidahnya dan tanganku mulai bergerak ke arah dadanya. Saat tersentuh, ku remat dengan perlahan …. Sementara mulutku sudah mulai bergerak ke lehernya yang jenjang, lidahku bermain disana dan Titi merintih serta melenguh kenikmatan ….. tubuhnya kadang mengejang kadang melemas dan tanganku semakin nakal di dadanya.
Lidah saya terus bergerak menuju celah antara kedua payudaranya. Titi sudah tidak menentu gerakan kepalanya, kadang menggeleng kekiri-kekanan kadang sedikit terdongak menatapku kadang meregang ke belakang karena kegelian oleh tarian lidahku. Baju yang dia kenakan sudah terbuka, pengait bhnya sudah ku lepaskan sehingga terbentanglah tubuh setengah telanjangnya ……. Perlahan lidahku mulai turun menjelajah perutnya yang mulus. Kadang ku gigit lembut disitu hingga Titi semakin menggelinjang .
“ Kanggggggg ….. oooohhhh …… Kang Addddiiiiiiiiiii “
Perlahan celananya kuturunkan sekaligus dengan celana dalamnya lalu lidahku bergerak turun lagi menuju selangkangannya. Aku ciumi rambut yang menutupi kemaluannya, ku cari celahnya dan Titi pun membuka pahanya. Aku ambil posisi di antara kedua kakinya. Kedua tanganku mencoba membuka lubang kemaluan Titi sampai lubangnya terlihat. Aku ciumi dan jilati celah kenikmatan Titi yang sudah tidak perawan ini dengan penuh nafsu. dan Titi kegelian sehingga sesekali mendorong atau menekan kepalaku. Rintihannya sudah tidak menentu dan nafsunya sudah terlihat jelas. Dari lubang kenikmatan telah keluar cairan yang menandakan Titi sudah siap untuk menerimaku sehingga segera ku buka bajuku hingga kami bertelanjang bulat. Lalu aku teduhi tubuh telanjangnya dan perlahan namun pasti batang kemaluanku bergerak masuk. Setelah terbenam seluruhnya, ku diamkan sejenak sambil ku cium bibirnya. Titi memelukku dan kakinya membelit pinggangku dan mulailah ku ayun pinggulku dan Titi bekerjasama dengan menggoyangkan pinggulnya.
Dari mulut kami terdengar desah, rintih dan lenguh mengiringi gerakan kami lalu Titi berguling ke samping dan kini Titi sudah berada di atas tubuhku. Aku bisa melihat keindahan tubuhnya perutnya yang rata. Buah dadanya yang masih kencang dengan puting susu yang mengacung ke atas mengundangku untuk meraih puting susu itu lalu ku jilat dan ku kulum.
“Ooouuuhhhh … Kang Adi … teruskan … Kangggggg ” desah Titi sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya memainkan batang kemaluan yang berada di dalam lubang kemaluannya.
Tanganku meremas buah dadanya yang tak terlalu besar tapi pas dengan telapak tanganku. Kadang tanganku meremas pantatnya yang masih kenyal, bibirku melumat bibirnya
dan membuat goyangan pinggul Titi semakin liar naik turun maju mundur tak karuan.
“Adduuuhhh ….. Kang Addddiiiiiiiiiii” lenguh Titi dengan gerakan yang kian tak teratur dan akhirnya

tubuh Titi mengejang, kurasakan ada cairan hangat mengucur deras membasahi batang kemaluanku. Titi menggelepar dan menggelinjang liar dengan nafasnya yang tersengal. Lalu segera ku balikkan lagi tubuh telanjangnya dan aku ayunkan dengan cepat pinggulku, mengayunkan batang kemaluanku keluar masuk di lubang kemaluannya yang masih terasa sempit tapi sudah licin karena Titi sudah menggampai puncak kenikmatannya dan ketika aku sudah mulai merasa akan tiba di puncakku, ku peluk tubuh Titi, ku hujamkan batang kemaluanku se dalam-dalamnya dan ku lepaskan cairan kenikmatanku menyirami kedalaman lubang kemaluan Titi ….. ada 3-4 kali kedutan nikmat yang ku rasakan. Ku rengkuh tubuhnya dalam pelukan yang sangat kuat dan Titipun menggigit dadaku … rupanya kembali dia mencapai puncaknya bersama dengan letupanku …..
Tubuh kami mengejang beberapa saat kemudian akhirnya aku ambruk di sisinya. Ku kecup bibirnya sebagai ungkapan bahagia dan terima kasihku, Titi menatapku sejenak sambil tersenyum lalu dia peluk tubuhku dan membelitkan kakinya ke tubuhku sehingga kurasakan kemaluannya yang basah menempel tubuhku. Kutarik sleeping bag menutupi tubuh telanjang kami dan akhirnya kami tertidur kelelahan tapi dengan perasaan yang sangat tenang dan bahagia …..
( masih mau dilanjut ? )
 
nah kan titi kamal udah nikah kok suaminya dak ikut ki ?? Ane kirain ntar diperkosa di depan suaminya ki :D tapi te2p :jempol: ki
 
mantap nih ki.
Lbh mantap laki kalo Titi nya diperkosa di dpn si suami
 
Ah...cerbung neyh?
Melibatkan artis atw tokoh utamany artis?
Mantebh dahhh...
 
Cerita aki memang hebat,, lanjutin lg ki... mungkin cerita ini kisahnya sebelum dia nikah ya ki????
 
Titi Kamal emang geulis ki. Ditunggu sambungannya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd