Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [TRUE STORY] BOBO SAMA CEWEK TERCANTIK BUAT DAPAT RUMAH

Bimabet
Suhu kalo nulis cerbung emang mantap bgt. Dimulai dari kisah ojol dan dokter yang ga ngebosenin, alur ceritanya selalu bikin penasaran
 
selamat malam agan agan semua
maafkan apdetnya lamaaa banget
soalnya ini cerita masih dalam tahap pengembangan
berhubung pandemi dan segala psbb-nya jadi wawancara tiap orang juga butuh waktu lama banget
ane pun harus jalin trust mereka juga dan tentunya berusaha mengclosingkan asuransi haha

eniwei

7

Amanda menelepon Lusi dengan angkara murka. Saking marahnya, Amanda lupa dia ngomong apa sama Lusi. Intinya, sih, Amanda bilang kalau si Riki ini cowok tidak baik dan cuma mau seks doang setiap kali dia pacaran. Semua kata-kata yang keluar dari mulut Amanda soal Riki juelek semua.

Tapi cinta memang buta.

Semua omongan Amanda mentah dikembalikan Lusi.

“Aku tahu Riki orangnya kayak apa. Dia bukan cowok kayak yang kamu bilang. Kami mau menikah. Jangan telepon saya lagi,” dan telepon ditutup.

Amanda diam membeku.

Wuanjeeeeeeng!

Amanda misuh-misuh dan uring-uringan. Kesal sampai ke ubun-ubun pokoknya. Rencana dia buat balas dendam sama Riki gagal sudah.

Untungnya kekesalan dia tidak berlangsung lama karena di akhir bulan, Dodi setor uang bagi hasil sebesar 13 juta (kalau tidak salah).

Mood Amanda langsung membaik. Model bisnis sebagai investornya berprospek bagus.

Seminggu kemudian Amanda mengundang Dodi ke kotanya untuk menandatangani kontrak baru. Mereka bertemu di sebuah kafe dan mereka langsung ngobrol bisnis. Di kontrak yang baru ini Amanda punya andil dalam operasional bisnis. Dia bisa ikut memutuskan ke mana bisnis makanan Chinese Food Dodi berjalan. Tapi Amanda tahu diri. Dia pebisnis amatir dan masih butuh banyak belajar. Amanda tidak langsung terjun, tapi dia buat perjanjian.

“Di cabang yang ketiga, aku enggak akan ikut campur. Semua Dodi aja yang urus. Tapi aku berniat pindah ke kota kamu terus kos di sana. Aku mau belajar kelola bisnis. Nanti kalau aku rasa aku siap, aku pegang cabang keempat. Itu syarat yang aku mau sebelum setor uang untuk investasi lanjutan,” kata Amanda.

Dodi setuju. Dia malah senang karena selain dapat uang, dia dapat partner bisnis. “Deal.”

Pindahlah Amanda ke kota Dodi. Dia mengambil kos-kosan sederhana di daerah kampus. Kosannya cuma dihias kasur tanpa ranjang dan lemari dengan kamar mandi di luar. Kosannya campur cewek dan cowok. Dia sengaja memilih yang begitu supaya Dodi bebas datang untuk meeting (rapat di kosan tidak butuh biaya jajan. Palingan seduh pop mie).

Dalam waktu tiga bulan, Amanda mempelajari cara berbisnis Dodi. Bulan keempat, Dodi dan Amanda membuka cabang keempat. Cabang itu full dipegang Amanda dan perkembangannya lumayan pesat. Resep kesuksesan bisnis kuliner Dodi nanti bakal saya ceritakan di belakang-belakang. Menurut saya strategi bisnis Dodi lumayan menginspirasi dan bisa ditiru.

Kembali ke cerita.

Bisnis Dodi dan Amanda maju sehingga pembukaan cabang kelima bisa dipercepat. Sayangnya, cabang kelima ini tidak sesukses keempat sebelumnya. Alasan ketidaksuksesannya juga akan saya ceritakan nanti. Yang jelas cabang kelima ini terseok-seok. Setiap bulan, omset penjualan cuma cukup untuk siapkan bahan bulan depan dan gaji karyawan. Cabang itu tidak memberikan profit sama sekali.

Amanda dan Dodi rapat sampai malam di kosan Amanda membahas apa yang salah dengan cabang itu. Mereka baru selesai memikirkan strategi baru sekitar pukul 2 malam. Dodi pamit dan Amanda masuk ke kamarnya. Dia mengambil perangkat mandi lalu mandi dan berganti baju. Amanda siap tidur sekitar jam 3 ketika dia mendengar suara tertawa dari halaman kosan. Amanda iseng mengintip keluar dan melihat Dodi sedang tertawa-tawa dengan satpam kosan.

“Kenapa dia belum pulang?”

Amanda keluar dari kosan dan memanggil Dodi.

“Kok, kamu masih di sini?” tanya Amanda.

“Motor mogok,” kata Dodi.

“Oh, mau kuantar pulang?”

“Jam 3, loh, ini. Enggak apa-apa saya temani Pak Satpam saja sampai pagi.”

“Jangan. Besok kita, kan, mau ketemu orang. Aku antar pulang saja.”

Dodi setuju dengan satu syarat, “Tapi saya yang nyetir mobilnya.”

“Deal.”

Dodi akhirnya pulang dengan mobil Amanda. Selama perjalanan, mereka ngobrol panjang lagi seakan-akan obrolan waktu meeting strategi tadi belum cukup. Mereka tertawa bercanda dan saling menceritakan soal diri masing-masing.

Rupanya Dodi tinggal di kos-kosan juga. Kosannya jauh lebih sederhana dari Amanda tapi terlihat hangat karena banyak orang yang duduk-duduk di depan kamar bermain gitar sambil meminum kopi. Banyak pedagang kaki lima di sepanjang jalan menuju kosan Dodi. Sesampainya di sana, Dodi mengucapkan terima kasih pada Amanda lalu turun.

Amanda merasa senang. Menurutnya, ini pertama kalinya dia punya teman bicara yang sangat-sangat asik diajak bicara dan saling nyambung. Amanda pulang lalu tidur.

Besoknya Dodi datang ke kosan Amanda untuk memperbaiki motornya sekitar pukul 9 pagi. Hari itu mereka punya jadwal untuk bertemu seorang pedagang roti bakar. Rencananya, Dodi dan Amanda ingin menyerap ilmu pedagang itu untuk memajukan bisnis mereka. Tapi motor Dodi rusak parah dan harus dibawa ke bengkel. Kebetulan juga si pedagang roti bakar tiba-tiba berhalangan. Maka jadwal mereka ditunda. Dodi pergi ke bengkel dan Amanda kembali masuk kamar.

Sekitar jam 3 sore, Amanda dapat telepon dari nomor yang tidak dia kenal. Ketika diangkat, rupanya itu nomor rumah Lusi.

“Lusi? Ada apa telepon?”

Lusi langsung menangis terisak-isak.

Amanda menunggu sampai Lusi tenang lalu bertanya kenapa dia menangis.

“Amanda… si Riki memang berengsek. Waktu itu saya percaya banget sama dia tapi dia enggak pernah ada niatan buat nikahin saya. Padahal kami udah have sex. Itu juga dia yang maksa. Saya mau karena dia janji mau nikahin saya. Tahunya dia punya cewek lain. Saya stres!”

Amanda mengembuskan napas panjang. Sudah dibilang Riki bukan cowok baik-baik, masih saja. Tapi Amanda mendengarkan curhatan Lusi sampai selesai. Sekitar 2 jam dia curhat. Amanda sampai pegal mendengarnya. Setelah selesai menelepon, Amanda bersiap untuk pergi ke kedai. Dia berkoordinasi dengan Dodi. Dodi sedang otw ke kedai satu, dua, dan tiga pakai motor temannya karena motor dia masih di bengkel.

Malam itu berjalan biasa. Setelah menyiapkan kedai keempat, Amanda berangkat ke kedai kelima dan diam di sana sepanjang malam. Karena kedai kelima ini paling sepi, jadi Amanda memprioritaskan untuk berada di sana.

Sekitar jam 12, Amanda memutuskan untuk menutup kedai dan tidak lama datanglah Dodi. Ketika para karyawan membereskan kedai, Amanda dan Dodi menghitung omset malam itu.

“Tadi ada pacar kamu ke kedai,” kata Dodi.

“Pacar?”

“Yang waktu itu kamu bawa ketemu saya pertama kali.”

“Riki?”

“Riki, ya, namanya? Dia datang nanya-nanyain kamu sekarang ada di mana terus tinggal di mana.”

“Dikasih tahu enggak sama kamu?”

“Enggak. Saya bilang langsung saja tanya sama kamu.”

“Bagus.”

“Kenapa? Putus?”

“Sudah lama. Dia orangnya kacau. Suka main cewek. Tadi sore mantannya curhat panjang sama aku.”

Kedai rapi sekitar jam 1. Amanda dan Dodi berpisah jalan. Dodi mengembalikan motor temannya lalu masuk kamar kosnya. Dia mandi lalu mengobrol dengan para penghuni kos selama kurang lebih 2 jam. Ketika azan pertama berkumandang (berarti sekitar jam 3 setengah 4 subuh), Dodi mendapat telepon dari Amanda.

“Halo?”

“Dodi…,” suara Amanda lemah dan kecil sekali.

“Amanda? Ada apa?”

“Bisa ke kosan?”

“Sekarang?”

Tidak ada jawaban.

“Amanda?”

“Iya….”

“Sekarang?”

“He eh.”

“Oke,” tanpa pikir panjang Dodi menutup telepon. Dia menggedor teman sekosnya dan meminjam motor lagi. Cus dia ke kosan Amanda dan bertemu dengan satpam kosan. Dia bilang mau ketemu Amanda.

“Tadi dia telepon saya kayak sakit gitu, Pak.”

“Masa? Ayo, cek.”

Dodi dan Pak Satpam bergegas ke kamar Amanda lalu mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. Dodi mencoba membuka pintu tapi terkunci. “Bapak punya kunci kamarnya?”

“Enggak ada. Bisa minta ke yang jaga kos, sih.”

“Di mana yang jaga kos?”

“Rumahnya di ujung jalan.”

“Duh, Pak, kelamaan,” kata Dodi. Dia mundur lalu menendang pintu sampai copot dari engsel.

Pak Satpam kaget tapi dia biarkan karena ternyata Amanda sedang terkapar di lantai kosan di dekat kasur. Ada darah di mana-mana. Dodi mendekati Amanda dengan cepat. Mata kanan Amanda bengkak sampai tidak bisa membuka. Hidungnya berdarah dan bibirnya luka. Satu gigi depan Amanda terbelah dan menusuk bibir dalamnya. Rambutnya acak-acakan dan ada lebam di dahinya. Bajunya amburadul dan terlihat melar seperti sudah ditarik.

Dodi melihat ke sekeliling kamar. Ada bekas darah di tembok.

“Bawa ke UGD, Pak,” kata Dodi cepat.

Pak Satpam sigap. Dia menyambar kunci mobil Amanda lalu lari ke parkiran. Di belakang Pak Satpam, Dodi menggendong Amanda ala-ala pahlawan super menggendong korban terluka. Pak Satpam membukakan pintu mobil dan membantu Dodi memasukkan Amanda. Dodi menyetir ke rumah sakit.

Di UGD, Amanda tidak pingsan tapi tidak bisa diajak komunikasi. Bajunya dibuka oleh perawat dan hanya disisakan bra saja. Di badan Amanda banyak luka memar. Tindakan pertama yang dilakukan perawat dan dokter adalah mencabut gigi Amanda yang pecah karena darah dari gusinya tidak mau berhenti. Lalu mereka memberi salep ke mata Amanda. Habis itu dibawa ke ruangan lain untuk rontgen. Paginya Amanda masuk kamar perawatan dan harus menginap selama beberapa hari.

Amanda lupa semua kejadian di rumah sakit dan bangun sehari kemudian. Badannya nyeri-nyeri parah. Bahkan bicara pun ngilu. Waktu dia bangun, Dodi sudah ada di sampingnya tapi dia tidak bertanya apa-apa. Berhubung Amanda masih sakit, dia tidur seharian. Besoknya dia bangun dan Dodi masih ada.

“Gimana kedai?” tanya Amanda.

“Aman.”

“Sip.”

Amanda tidur lagi.

Hari ketiga Amanda sudah lumayan segar. Barulah Dodi bertanya apa yang terjadi.

Ternyata eh ternyata, semua itu ulah si Riki. Amanda tahu belakangan setelah semua kejadian itu terjadi kalau ternyata si Riki ini selain fakboi, dia juga matre.

Begini kronologisnya:

Waktu Amanda menelepon Lusi memberi tahu kalau Riki ini berengsek, Lusi kepikiran soal itu walaupun dia tidak percaya. Gara-gara telepon Amanda, Lusi terus mendesak Riki untuk menikahinya. Rupanya si Riki tidak cinta sama si Lusi. Dia suka Lusi karena Lusi ini anak konglomerat. Terus si Lusi tahu kalau si Riki punya selingkuhan selain Amanda. Diputuskannyalah Riki sama Amanda. Putusnya parah karena mereka putus di rumah Lusi. Bapaknya Lusi dengar dan memaki-maki Riki plus mengancam kalau dia datang lagi, bapaknya Lusi bakal panggil polisi.

Riki dendam kesumat sama Amanda gara-gara ini. Dia datang ke kota Dodi karena setelah bertanya ke keluarga Amanda, dia dapat info Amanda pindah ke sana. Riki datang ke kedai Dodi untuk bertanya tempat tinggal Amanda. Untung tidak dikasih tahu. Tapi Riki tidak habis akal. Dia membuntuti Dodi sampai ke kedai kelima tempatnya bertemu Amanda. Lalu dia mengikuti Amanda sampai ke kosan. Di sana, dia masuk ke kamar Amanda dan memukulinya habis-habisan.

Lebih parahnya lagi: Riki tidak datang sendirian. Dia datang bersama tiga orang teman. Satu orang memegangi badan Amanda dari belakang sementara sisanya memukuli Amanda habis-habisan. Dan yang bikin Amanda trauma adalah orang yang memegangi badannya dari belakang bukan hanya menahan badannya tapi juga meremas-remas payudaranya.

Amanda bercerita kepada Dodi sambil menangis. Dodi mendengarkan dengan saksama.

Amanda pulang dari rumah sakit di hari keempat dan istirahat total selama tiga minggu. Dia tidak berani mengabari orang rumah jadi Dodilah yang mengurusnya selama tiga minggu itu. Dari mulai operasi gigi, kontrol ke dokter, dan lain-lain. Dodi juga yang ambil alih operasional kelima kedai.

Pada tanggal 14 April di hari Rabu, Amanda ingat sekali, Dodi meminta ijin satu hari untuk pergi keluar kota. Ada urusan katanya. Amanda mengiyakan dan menyanggupi mengawasi kelima kedai. Bagaimana bisa menolak, wong Dodi sudah mengurus Amanda selama tiga minggu?

Ternyata pada hari itu Dodi pergi ke kota G. Di kota G itu ada lokasi penambangan pasir tempat Riki bekerja. Dodi meminjam mobil Amanda dan mendatangi lokasi tambang itu. Dia bilang ke security mau ketemu Pak Riki dan diantar ke kantor berlantai dua yang terbuat dari kayu triplek sederhana. Kantor sederhana yang dipakai selama penambangan.

Ketika masuk, Riki sedang bicara dengan satu karyawan. Riki melihat Dodi lalu menyuruh karyawan itu pergi. Ketika mereka tinggal berdua, wajah Riki berubah galak.

“Mau apa lo ke sini?” tanya Riki sambil memegang helm proyek di tangan kanan. Dodi tahu Riki siap memukulnya kapan saja.

Dodi tidak bicara apa pun. Dia berjalan mendekat dan tahu-tahu Riki sudah kolaps ke lantai. Dua gigi rontok, rahang bergeser, dan tulang pipi retak. Apa yang terjadi? Dodi melayangkan satu tonjokan yang luar biasa keras.

Habis itu Dodi meludahi Riki dan bilang, “Jangan datang ke Amanda lagi.”

Dan dia pergi.

KEREEEEEN ANJIIIIIR.

Begitulah kira-kira reaksi saya pas dengar cerita ini.

Bagaimana Dodi bisa sekuat itu? Saya ceritakan di update berikutnya.
 
Terakhir diubah:
8

Dodi dilahirkan di keluarga biasa-biasa. Bapaknya kerja di perusahaan BUMN dan ibunya PNS guru di SMA Negeri. Dodi anak satu-satunya tapi berbeda dengan anak lainnya, dia tidak dimanja secara berlebih. Bahkan diperlakukan biasa saja karena orang tuanya sibuk bekerja. Dodi lebih sering diasuh sama pembantu mereka yang sebut saja namanya Merry.

Merry usianya 20 tahunan. Berasal dari tanah Pasundan berambut panjang dan kulit kuning langsat. Anaknya baik dan sopan. Dodi senang diasuh sama Merry.

Waktu beranjak SD, suatu malam Dodi bangun dari tidurnya karena pengin pipis. Dia keluar kamar dan pipis di WC. Setelah pipis, dia berjalan melewati kamar Merry yang ada dekat dapur. Dari dalam kamar terdengar suara-suara orang ngobrol. Penasaran, Dodi memanjat lemari dekat pintu dan mengintip lewat lubang di atas kusen pintu kamar Merry.

Yang dilihat sama Dodi adalah bapaknya dan Merry sedang telanjang, bapaknya di atas Merry dan Merry terlentang di bawah bapaknya. Dulu Dodi tidak tahu apa yang mereka lakukan, sudah besar dia baru sadar kalau bapaknya dan Merry itu sedang ngewe.

Ternyata Bapaknya itu rutin ngewe sama Merry, Dodi tahu itu tapi karena dia masih polos, dia cuek saja.

Kelas 6 SD, terjadi keributan besar di rumah Dodi. Rupanya bapak Dodi memergoki ibu Dodi berselingkuh sama guru di SMA tempat dia mengajar. Bapak Dodi murka dan membentak-bentak ibu Dodi sampai menghancurkan barang-barang di rumah.

Enam bulan kemudian orang tua Dodi resmi cerai. Dodi ikut dengan bapaknya karena di mata keluarga besar yang salah pada perceraian mereka ada ibu Dodi yang selingkuh. Padahal bapaknya juga main sama Merry. Cuma rapi.

Dodi dan bapaknya keluar dari rumah karena rumah mereka itu pemberian orang tua ibunya. Mereka pindah ke rumah sederhana yang dibeli bapaknya. Merry resign karena keributan keluarga itu dan Dodi diasuh penuh sama bapaknya.

Masalahnya si bapaknya ini tidak bisa urus anak. Dia pulang malam setiap hari. Bahkan Sabtu dan Minggu pun jarang di rumah. Dodi lebih sering sendiri. Di sana dia belajar masak, mencuci, membereskan rumah, de el el. Sudah dewasa Dodi baru tahu kalau si bapaknya itu selalu main perempuan jadi tidak pernah pulang cepat.

Skip ke usia SMP, Dodi jadi anak yang pintar bergaul. Di usia ini Dodi sudah tahu apa itu seks, onani dan sebagainya. Dia pun sudah bisa onani dan dilakukan dengan rutin. Anak sama bapak tidak jauh kelakuannya.

Suatu hari Dodi tidak sengaja menemukan tumpukan VCD porno punya bapaknya. Deng. Dodi langsung binge watch bokep dari pagi sampai petang.

Apes, bapaknya pulang dan Dodi kepergok lagi coli depan TV. Bapaknya murka lagi. Dodi ditampar, dilempar ke kamar mandi, disiram air dingin, ditendang ke kamar, terus dikunci. Seminggu kemudian, Dodi dipindahkan dari SMP ke pesantren di kota S.

Dodi mulai memiliki kekesalan dan kebencian pada bapaknya. Tapi sampai SMP, dia belum bisa meluapkan kemarahannya.

Di pesantren ini Dodi belajar agama, pengetahuan umum, dan pencak silat. Pencak silat ini satu-satunya pelajaran yang Dodi paling kuasai. Dia sampai dikirim kejuaraan dan menang untuk divisi regional.

Dodi senang di pesantren tapi kesenangannya dinodai oleh bapaknya yang tidak pernah menjemputnya kalau pesantren lagi libur. Jadi selama 3 tahun penuh, Dodi tinggal di pesantren.

Satu waktu ketika pesantren libur dan semua santri pulang kampung, Dodi tinggal sendiri di sana kayak Harry Potter. Di pesantren itu kalau liburan cuma ada penjaga pesantren 2 orang (aki-aki semua), terus kepala pesantren (aki-aki juga), dan guru yang tinggal tidak jauh dari pesantren. Salah satu guru yang suka bolak balik ke pesantren adalah Bu Diana. Bu Diana masih muda, mungkin awal 30an. Badannya langsing dan kulit putih. Dia lumayan tinggi dan selalu pakai jilbab yang menjuntai sampai ke pinggang terus disambung rok.

Bu Diana ini adalah satu-satunya guru yang Dodi suka bahkan Dodi suka berfantasi soal dia. Tapi berhubung Dodi menghormati Bu Diana dan kesibukan pesantren, dia jadi tidak pernah onani.

Tapi semua itu berubah ketika suatu sore Bu Diana datang ke pesantren. Dodi lihat Bu Diana datang dari kamarnya. Bu Diana mengobrol sama kepala pesantren lama sampai malam. Kalau malam, biasanya Dodi menemui kepala pesantren untuk pamit tidur. Waktu Dodi datang ke kantor kepala pesantren, ternyata pintunya dikunci. Dodi mencari jendela dan mengintip ke dalam. Kantor itu kosong. Tapi di pintu dalam yang terbuka sedikit, Dodi melihat ada orang bergerak-gerak. Dodi berputar ke belakang kantor terus mengintip dari jendela yang menuju ke kamar kepala pesantren.

Jreng.

Kepala pesantren lagi merokok di atas ranjang sambil telanjang. Terus Bu Diana sedang duduk di depan meja dengan cermin. Bu Diana tidak pakai jilbab karena dia sedang menyisir rambutnya yang hitam panjang. Kulitnya bersih mulus dan montok. Dodi tahu karena dia juga telanjang.

Anjir, anjir.

Dodi diam mematung di jendela itu. Bu Diana dan kepala pesantren ngobrol sebentar terus Bu Diana berjalan mendekati kepala pesantren. Terus dia berjongkok di depan kepala pesantren yang sudah aki-aki itu dan melumat penisnya.

GUOBLOK!!

Sepong, cok! Sepong!

Dodi langsung buka celana dan mengocok penis kecilnya. Matanya melihat Bu Diana yang mengulum penis aki-aki tanpa berkedip. Tidak lama dia crot sambil merem melek. Walaupun sudah selesai onani, Dodi masih mengintip karena adegan sepang sepong terus berlanjut. Sekitar 10 menit kemudian, Dodi mendengar bunyi-bunyi yang membuatnya takut. Sepertinya penjaga pesantren lagi cek kunci. Dodi lari ke kamar dan tidur.

Tengah malam dia bangun terus dia mengendap-endap ke kamar kepala pesantren. Tapi Bu Diana tidak ada. Cuma ada aki-aki ngorok.

Jijik.

Dodi ke kamar lagi dan membayangkan kalau yang sedang disepong Bu Diana adalah dia. Onani lagi, deh. Crot. Tidur.

Setiap kali Bu Diana datang ke pesantren pas libur dan malam-malam, Dodi suka mengintip ke kamar kepala pesantren. Sayangnya jendelanya sekarang ditutupi tirai jadi sudah tidak ada kesempatan buat lihat Bu Diana nude lagi.

Rupa-rupanya Bu Diana dan kepala pesantren itu suami istri. Jadi si kepala pesantren ini istrinya empat. Yang satu ada di kota, yang satu itu Bu Diana, satunya janda di desa dekat pesantren, yang terakhir adalah anak pesantren yang dakwah di desa lain. Tapi itu semua rahasia karena kalau ketahuan publik dia beristri empat, bisa memengaruhi ke reputasi pesantren.

Dodi tahu ini dari obrolan sama warga ketika dia lulus dari pesantren 3 tahun kemudian.

Waktu lulus, Dodi tidak dijemput bapaknya. Dodi cuek karena dia sudah tidak mau ketemu bapaknya lagi. Dia jalan ke desa dekat pesantren terus cari kerja di sana. Dia dapat kerja di bengkel otomotif. Yang punya bengkelnya orang keturunan Tiongkok dan, walaupun galak, dia mengajarkan banyak hal pada Dodi. Sekitar setahun di sana, Dodi menumpang mobil angkutan umum ke kota kelahiran tapi tidak pulang. Sampai di terminal, dia cari kerja lagi.

Dodi bertemu sama saudagar angkot yang punya belasan angkot. Dodi disuruh jadi pencuci angkot dengan imbalan tempat tinggal berupa lapak kecil dan makan 2 kali sehari. Beberapa minggu cuci mobil, si saudagar dari Arab yang punya belasan angkot itu mengijinkan Dodi untuk belajar menyetir.

Seminggu kemudian, Dodi jadi sopir tembak angkot sebagai sambilan. Sekitar 1 setengah tahun dia jadi sopir tembak dan pencuci mobil. Trayek angkotnya melewati daerah rumah bapaknya dan ajaibnya, bapaknya itu belum pernah mencarinya sejak kelulusan dari pesantren.

Selain dapat pekerjaan menyetir, ada pengalaman hebat juga yang didapat Dodi. Salah satunya dari seorang laki-laki bernama Anwar. Anwar ini orang terminal yang disegani warga. Badannya besar dan berotot. Kerjanya menarik jatah preman dari pedagang dan sopir. Tapi orangnya baik. Anwar ini yang menjaga ketertiban di terminal.

Dodi kenal dengannya melalui saudagar angkot. Anwar senang dengan Dodi karena tahu kalau dia bisa bela diri. Mereka berdua sering sparring santai kalau sedang tidak ada kegiatan. Dodi dikenal orang terminal sebagai anak yang bisa menandingi Anwar. Dodi pun dapat beberapa tips dan trik untuk berkelahi dari Anwar.

Anwar juga mengenalkan Dodi dengan penjaga toko yang bernama Nina. Buuuh. Nina ini cewek aduhai banget. Rambut panjang, langsing, pokoknya perfect. Paling tidak buat standar Dodi waktu itu. Nina ini adalah pasangannya Anwar. Pasangan dalam hal mesum.

Setiap malam setelah terminal sepi, mereka biasa tidur di belakang musala terus ngewe. Suatu hari, Anwar mengajak Dodi untuk menonton dia dan Nina ngewe.

Dodi duduk dengan inosen melihat Anwar berciuman dengan Nina, lalu melucuti bajunya satu per satu. Itu kali pertama Dodi melihat perempuan telanjang secara langsung tanpa ngintip.

Indaaah, gaaan. Payudara perempuan itu indaaah.

Tapi Anwar melarang Dodi untuk pegang-pegang Nina.

"Nonton aja. Masih kecil."

"Nanti kalau udah gede baru aku kasih," kata Nina.

Dodi menurut. Dia menonton Anwar melumat bibir Nina terus turun ke payudara. Lidah Anwar habis menjilati puting Nina yang kecokelatan. Lalu tangannya masuk ke selangkangan. Nina melebarkan kakinya dan vaginanya terpapar jelas oleh mata Dodi.

Nina mendesah lalu berbaring di tikar. Anwar mencopot celana dan Dodi tercengang melihat ukuran penis Anwar.

Giant.

Penetrasi dimulai. Desahan Nina makin kencang seiring gerakan Anwar. Penis Dodi berdiri maksimal. Dia pegang-pegang penisnya lalu Nina tertawa.

"Udah bisa coli?"

"Udah.."

"Sok, coli."

Dodi mengeluarkan penisnya dan mulai mengocok. Anwar menggenjot Nina makin kencang. Anwar mencabur penisnya dan crot di perut. Dodi hampir crot. Nina menarik badan Dodi dan menyuruhnya untuk crot di payudara.

Sensasi menumpahkan sperma di payudara membuat Dodi bergetar seluruh badan. Lalu mereka bertiga tertawa.

Kegiatan itu kemudian menjadi rutinitas setiap tiga kali seminggu.

Setelah puas jadi sopir angkot, Dodi memutuskan untuk pindah lagi lebih mendekati rumah bapaknya. Dia ingin tahu apa bapaknya memang sengaja tidak mencari Dodi atau pernah mencarinya ke pesantren tapi tidak ketemu karena Dodi kabur ke desa.

Dodi mencari kerja di dekat sana dan dapat kerja sebagai pembantu di sebuah kedai chinese food yang dipunyai orang Tiongkok paruh baya.

Sebutlah orang ini Koh Ang. Koh Ang mewarisi bisnis masakan Tiongkok dari orang tuanya. Kedai Koh Ang ini memang sudah punya nama sejak lama dan ramai banget setiap hari. Jadi Koh Ang tinggal meneruskan. Tapi banyak etika bisnis yang Dodi pelajari dari Koh Ang.

Begini cara bisnis Koh Ang:
  1. Delegasi pekerjaan. Koh Ang punya sebelas karyawan yang pembagian kerjanya jelas. Lupa detailnya apa saja, yang saya ingat adalah: penerima pesanan/waiter, orang yang siapkan bahan untuk dimasak, koki, plating, dan kasir. Kesebelas karyawan itu tiap hari ganti profesi supaya bisa semua kerjaan. Koh Ang cuma berdiri di tengah kedai mengawasi semuanya.
  2. Model pembayaran karyawannya bukan gaji tapi bagi hasil. Lupa pembagiannya gimana, tapi lumayan. Tentunya Koh Ang paling besar. Kata Koh Ang, sistem bagi hasil begini membuat karyawan punya rasa kepemilikan sama kedai. Ketika kedai sepi, para karyawan nongkrong di luar kedai nawar-nawarin buat makan di kedai. Pastinya Koh Ang juga ikut koar-koar di depan kedai.
  3. Transparensi proft kedai. Jadi semua karyawan tahu berapa uang yang bakal diterima di akhir bulan kalau mereka rajin.
  4. Koh Ang tidak pelit ilmu. Semua resep dia bagikan. Kalau ada karyawan mau resign buat bikin lapak sendiri, diijinkan, bahkan dibantu.
  5. Kelemahan model bisnis begini adalah kita butuh modal besar atau sudah ada sustainable financial status.
Kelemahan terbesar Koh Ang adalah dia suka judi. Tapi itu, mah, kelemahan orang, bukan kelemahan bisnis.

Dodi pun diterima sebagai pembantu yang tugasnya ngepel kedai, ngelap meja, dan membuang sampah. Bayarannya lebih kecil ketimbang kerja di saudagar angkot, tapi Dodi diajarkan cara memasak dan menjalankan bisnis. Jadi buat Dodi itu adalah pembayaran yang lebih berarti.

Di ulang tahunnya yang ke-17, Dodi iseng mendekati rumah bapaknya. Tampang Dodi sudah jauh berbeda dari waktu dia pergi ke pesantren dan sudah banyak warga perumahan yang berganti sehingga dia tidak dikenal.

Dodi nongkrong di warkop dekat rumah bapaknya lalu mengobrol. Kata yang punya warkop, bapak Dodi masih kerja dan pulang malam. Dia dikenal sebagai duda keren dan dermawan. Banyak yang suka tapi tidak ada yang nyantol. Anaknya katanya tinggal di pesantren.

Hmm.

Berarti memang bapaknya tidak pernah mencari Dodi. Dodi kecewa, kesal, dan campur aduk.

Dodi meluncur ke kantor bapaknya tapi tidak masuk. Lagi-lagi dia nongkrong di warung dekat kantor bapaknya. Sekitar jam 4, bapaknya keluar dari kantor dan pulang pakai mobil. Dodi ikuti pakai motor sampai ke sebuah rumah tapi bukan rumah bapaknya. Bapaknya masuk ke rumah itu dan tidak keluar lagi sampai magrib. Berhubung Dodi harus kerja di Koh Ang, dia pergi dari sana tapi berjanji nanti pagi akan ke rumah itu lagi untuk tahu siapa penghuninya.

Sesuai rencana, pagi sekali Dodi sudah nangkring di depan rumah itu. Sekitar jam setengah 7 pagi, seorang wanita cuantik nan jelita keluar dengan pakaian necis. Setelan jas dan rok mini. Rambut panjang dicat cokelat. Dia pergi pakai mobil dan langsung Dodi ikuti. Rupanya dia kerja di bank swasta.

Dodi kemudian kembali ke kedai Koh Ang dan berpikir. Kemungkinan besar perempuan itu adalah pacar bapaknya. Atau bisa saja selingkuhannya. Dodi berjanji akan mencari tahu hubungan mereka.

Oh, iya, satu lagi. Dodi mau ke terminal lagi buat tagih janji Nina. Dia sudah besar sekarang.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd