Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ustazah Diana

Chapter 2 || noquote

Aku sekarang sedang mengajar pelajaran PAI di kelas 12. Karena sekolah ini sekolah islam tentu saja muridnya dipisah antara ikhwan dan akhwat, dan kali ini aku sedang mengajar kelas yang isinya akhwat semua.

“Kemarin kita mempelajari bab apa?” tanyaku pada murid-murid.

“Bab Menjauhi Zina Ust” kata salah satu dari mereka.

“Oh..” Aku terdiam sejenak, aku teringat kejadian aku ‘diperkosa’ tadi malam. Diperkosa tapi malah keenakan, apakah yang salah sebenernya Iqbal atau malah aku karena aku yang mancing dia juga.

“Ust?”

“Ah iya” Aku terbuyar dari lamunanku “Nah, anak-anak silahkan buka buku paket kalian halaman 27”

Aku mulai menjelaskan materi tentang zina, mulai dari dalil ,penjelasan dan hukuman akibat berzina. Semakin lama menjelaskan materi aku menyadari bahwa memekku mulai basah. Tapi aku tetap berusaha profesional dan melanjutkan penjelasan materi kepada murid-murid. Ketika materi sudah selesai aku jelaskan, aku memberi tugas kepada mereka untuk mengerjakan latihan soal.

“Ustazah ke kamar mandi dulu yaa, kalian mengerjakan dulu sama jangan ramai” kataku

“Iya Ust” Jawab beberapa dari mereka

Aku kemudian berjalan di lorong menuju ke kamar mandi sebelum akhirnya aku dikagetkan oleh kehadiran Iqbal di ujung lorong.

“Iq..Iqbal ngapain disini?” aku bertanya

“Ustazah lagi ngajar kelas 12 ya?” Tanya Iqbal balik menghiraukan pertanyaanku.

“I..Iya emang kenapa?” tanyaku gugup

“Ustazah ikut aku sebentar ke belakang gedung yuk”

“Ta..Tapi Ustazah lagi ngajar..” Iqbal tetap berjalan menuju ke belakang gedung tidak mempedulikan suara protesku. Aku pun terpaksa mengikuti Iqbal ke belakang gedung. Ketika sampai di belakang gedung Iqbal langsung menarik tubuhku dan memepetkan tubuhku ke tembok gedung.

“Ustazah sange ya?” Kata Iqbal, satu tangannya mencengkram erat tanganku sementara tangan yang lain meraba memekku dari luar gamisku.

“E..en..enggak” Kataku mengelak.

“Terus ini kok basah Ust?” Iqbal mulai menggesek jari-jarinya dari luar gamisku

“Mppphh….mmppph” Aku cuma bisa mendesah dan tidak menjawab pertanyaan Iqbal.

“Ustazah tadi ngajar materi apa di kelas 12?” Kali ini Iqbal mengangkat gamisku dan mengikatnya di pinggangku, aku kini telanjang dibagian bawah tubuhku karena aku tidak memakai daleman sama sekali. “Ustazah ngga pake daleman ya…dasar lonte” Bisik Iqbal ke telingaku sambil memasukkan 2 jarinya ke lubang memekku

“ahh..Ustazah lagi ngajar materi menjauhi zina..” Wajahku memerah ketika mengatakan kata ‘Zina’. Murid-muridku di kelas lagi pada belajar materi menjauhi zina eh malah gurunya disini lagi berzina.

Clek….Clek….Clek

Iqbal mengobel memekku dengan 2 jarinya cukup lama hingga 3 menit hingga aku mendekati orgasmeku. Desahanku makin lama mulai mengeras hingga aku sampai harus menutupi mulutku dengan satu tanganku. Tapi persis sebelum aku mau muncrat Iqbal mengeluarkan 2 jarinya dengan tiba-tiba. Aku langsung hendak protes kenapa Iqbal menghentikanku dari orgasme tapi sebelum aku bisa membuka suara Iqbal udah menampar pipiku dengan keras.

Plak!

“Ustazah masih gapaham ya situasinya” Bentak Iqbal. Aku cuma bisa menatap bingung karena aku sama sekali ngga paham apa yang dimaksud Iqbal.

“Aku itu udah punya foto-foto ustazah tadi malem, Ustazah tau gimana jadinya kalo foto-foto itu aku sebarin? Ustazah bakalan dipecat” Kata Iqbal

Aku cuma bisa terdiam lagi. Mulai paham apa yang dimaksud Iqbal.

“Makanya mulai dari sekarang Ustazah bakalan jadi budak sex pribadi ku, paham?!” Tegas Iqbal

“Pa..paham Ustazah mulai sekarang bakalan jadi budak sex kamu” Aku terpaksa menuruti apa yang Iqbal katakan. Aku nggga punya banyak pilihan karena konsekuensinya kalo fotoku yang ada di Iqbal tersebar aku bakalan dipecat.

“Nah sekarang aku bakalan ngasih tugas pertamanya Ustazah sebagai budak sexku, Ustazah bakalan aku pakein ini dulu” Iqbal mengeluarkan sebuah vibrator berbentuk sedikit lonjong dari kantongnya lalu memasangnya di memekku. “Ustazah tau kan ini apa? Ustazah sekarang harus pake ini sampe nanti sore selesai ngajarnya”

“Tapi kan Ustaza—”

“Ssstt! Inget ga? Ustazah mulai sekarang udah jadi budak sexku yang berarti harus nurutin semua perintahku”

Iqbal lalu langsung menyuruhku balik ke kelas tanpa menyempatkan aku untuk berbicara sepatah katapun. Aku berusaha berjalan dengan biasa dan keliatan normal dari luar karena bisa aja vibrator yang dipasang di memekku ini dihidupin tiba-tiba sama Iqbal yang entah apakah aku bisa nahan desahan agar ngga keluar dari mulutku ini. Semoga aja bisa.

“Gimana anak-anak udah selesai latihan soalnya?” Tanyaku ketika aku kembali ke kelas

“Belum Ustt… soalnya banyak sama agak susah” kata mereka

“Yaudah ustazah kasih waktu 15 menit lagi ya buat ngerjain, terus kita koreksi bareng”

“Iya Ustt..”

*Brrrtt* Aku merasakan getaran vibrator di memekku.

Aku langsung beranjak duduk di kursiku. Posisi meja dan kursiku di depan kelas menghadap ke murid-murid tetapi setidaknya meja ku menutupi bagian perut kebawah sehingga yang terlihat cuma dada dan tangan keatas.

*Brrrtt* Aku merasakan kalo getaran vibratornya menjadi lebih kencang sekarang. Aku berusaha memasang wajah yang kalem dan menutup mulutku sekuatnya akan tetapi lama kelamaan aku ngga sanggup menahan suara desahan keluar dari mulutku. Aku sadar bahwa aku bisa mencopot vibrator yang terpasang di memekku ini, toh Iqbal juga gaakan tahu. Akan tetapi entah kenapa aku ngga mau ngelakuin hal itu karena Iqbal sekarang adalah Tuanku dan aku adalah budak sexnya yang harus patuh sama perintahnya. Aku akan melakukan segala cara apapun agar suara desahanku ngga kedengaran sama muridku dengan tetap mematuhi perintah Iqbal untuk memakai vibrator ini sampai pulang. Akhirnya aku putuskan untuk membaca materi zina tadi untuk mengalihkan pikiranku.

“ahh…”

“ahh…”

Aku mengeluarkan desahan kecil di sela-sela aku membaca materi ini. Aku menyadari ada beberapa murid yang menengok kearahku ketika aku mendesah, semoga saja mereka tidak mencurigai yang aneh-aneh. Semakin aku lama membaca materi ini justru pikiranku semakin buyar dan aku udah ngga fokus membaca materi lagi. Aku bentar lagi mau muncrat dan aku gabisa ngalihin pikiranku dengan membaca lagi. Aku segera berpikir mencari alternatif lain. Aku lalu sedikit membungkuk kedepan dan mencubit serta menarik kedua putingku sekeras-kerasnya hingga aku merasa kesakitan. Dengan begini, aku harusnya bisa melawan kenikmatan yang aku alami dengan rasa sakit sehingga aku ngga bakalan muncrat di depan kelas penuh murid-muridku.

“Eh..” Aneh! harusnya aku bisa meredam getaran vibratornya dengan rasa sakit, tapi putingku yang aku cubit dengan keras ditambah dengan getaran vibrator di memekku malah membuat aku blingsatan keenakan. Tanpa aku sadari aku malah semakin kencang mencubit putingku. Kepalaku kini sudah kujatuhkan ke meja dan aku mulutku menggigit ujung meja sekeras-kerasnya untuk meredam desahanku.

“Grrrhhh…” Aku cuma bisa menahan tubuhku agar ngga orgasme sekitar 30 detik.

Gubrak!

Aku sengaja menjatuhkan diriku kesamping dari kursiku dan membuat suara yang cukup keras. Semua murid pada melihat ke arahku dan membuat suara-suara gaduh. Aku seketika itu juga langsung orgasme dengan kencang, seluruh tubuhku bergetar hebat dan aku squirt hingga membasahi bagian bawah gamisku dan lantainya juga. Beberapa murid langsung maju kedepan dan membantu aku duduk dilantai.

“Ustazah kenapa sakit?” Tanya muridku

“Kayaknya iya deh, itu wajahnya merah” Kata murid yang lain

“I..iiya kayaknya” kataku pelan. Tubuhku menjadi lemas setelah orgasme tadi dan kakiku menjadi kaku.

“Kita anter ke UKS ya Ust”

Mereka lalu mengantarku menuju UKS untuk beristirahat. Aku harus dibantu berjalan oleh salah satu muridku karena kakiku yang lemas tidak sanggup berjalan. Mereka entah bagaimana tidak menanyai dan heran tentang gamis dan lantai yang basah oleh cairan orgasmeku, mungkin mereka mengira itu air putih yang tumpah bersamaan dengan aku jatuh tadi. Yah, namanya masih gadis polos, mereka ga bakalan mikir yang aneh-aneh.

“Kita tinggal disini ya Ust, Ustazah tidur aja dulu” Kata muridku lalu beranjak kembali ke kelas.

Aku sekarang cuma diam berbaring di ranjang UKS tetapi pikiranku melayang-layang memikirkan Iqbal dan kontolnya yang tadi malem habis memperkosa aku. Karena aku sekarang yang posisinya udah jadi budak sexnya pasti cepet atau lambat aku akan ngerasain kontolnya yang besar itu masuk ke lubang memekku lagi. Aku udah gasabar.

BERSAMBUNG
 
akhiran ada update ceritanya. menarik. lanjut lagi bang @miesedaap
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd