Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Vivi: Jurnal Perselingkuhanku [CGU]

Siapakah fucking hero CGU favorit kalian?


  • Total voters
    66
Bimabet
Wah bentar lagi tayang ni updatenya. hehe

Bantu gas dulu

:motor4:
 
mantap ayo di update.

buat suhu caligula mau tanya, disini ada lagi ga ya genre cuckold kbb, tp yang uda tamat / di lock / uda tenggelem, yang suhu2 masih inget judulnya. amoy/bukan amoy boleh dah.

caligulaverse uda dibaca semuahhhh...
 
FINAL BONUS A

Suatu malam
Pukul 21.50



Malam tahun baru, Darren dan Boby diundang ke suatu pesta tahun baru bagi kalangan terbatas di kampusnya di sebuah villa di pinggiran kota Perth. Mereka berangkat menumpang mobilnya Arief, turut bersama mereka Kania (20 tahun), mahasiswi asal Makasar, putri pejabat daerah, TTM-nya Arief, juga ada Noinar dan Ploy, dua gadis Thai yang tinggal di flat yang sama dengan Darren dan Boby. Dasar orang Indo memang nekat dan tidak taat aturan, mobil Arief sebenarnya kapasitas maksimal lima orang, ini dipaksa enam, alhasil Darren, Boby dan dua gadis Thai itu di belakang duduk berdesakkan. Boby harus menunduk dan bersandar pada paha mulus Noinar ketika melintasi perempatan yang ada polisi. Untungnya mereka tiba di tujuan dengan selamat tanpa kena tilang polisi. Setelah menunjukkan undangan pada security berbadan besar di pos depan, mereka diharuskan menitipkan semua smartphone di pos, juga alat dokumentasi seperti kamera. Setelah semua menyerahkan barang yang dilarang masuk, petugas security itu menyerahkan kartu untuk tanda pengambilan kembali. Arief memasukkan mobilnya ke pelataran parkir, di sana sudah terparkir beberapa mobil lain. Semua, selain Arief, yang baru pertama kali ke sini, terkagum-kagum dengan keindahan villa mewah ini, pekarangan luarnya saja sudah berupa taman yang tertata indah dengan kolam kecil dan tempat duduk-duduk di depannya. Mereka langsung bertemu tuan rumah, Gary (21 tahun), bule Australia berambut pirang, yang adalah senior sefakultas Darren dan Arief. Keluarga Gary adalah keluarga berpengaruh yang memiliki sejumlah hotel, klub, dan restoran, beberapa di antaranya ada di Bali. Konon mereka bekerja dengan cara-cara mafia, tidak jarang menyenggol aturan hukum. Awalnya yang mengenal Gary adalah Arief lalu ia memperkenalkannya pada Darren, mereka cocok karena sama-sama suka main gila.
“Yo.... bro!” sapa Arief pada Gary yang didampingi pacarnya, Rachel (20 tahun), sedang ngobrol di serambi depan dengan tamu lain.
“Arief, finally you come!” balas Gary, “you too dudes!” sapanya pada Darren dan Boby.
Mereka memperkenalkan para gadis pada tuan rumah yang lalu mempersilakan mereka masuk ke dalam. Di ruangan tengah yang agak luas, telah disusun sedemikian rupa jajaran sofa besar dan kecil ukuran triple maupun single yang dibuat menghadap kearah bagian ruangan yang kosong dengan lampu menyala remang-remang. Musik mengalun memainkan lagu slow. Makanan, snack, dan minuman sudah tersedia bagi para tamu di meja panjang. Di sana sudah ada lusinan tamu laki-laki dan perempuan, semuanya anak muda dengan dandanan yang keren untuk menyambut pergantian tahun. Lebih dari setengahnya adalah wajah-wajah yang sudah familiar di kampus, banyaknya wajah bule, tapi juga ada wajah-wajah Asia bahkan orang kulit hitam.
“Keliatannya orang Indo cuma kita berempat yah” kata Darren
“Gary banyak koneksi Indo, tapi kayanya nih hari belum liat yang lain” kata Darren, “atau belum datang kali”
“Arief!” panggil seseorang.
“Mike!” sapa Arief dan menghampiri seorang pria bule di sofa yang bersama seorang gadis.
Arief memperkenalkan mereka pada Mike dan Catherine (19 tahun) yang adalah pacarnya itu. Arief memang memiliki lebih banyak teman dan koneksi di sini karena ia sudah sekolah di negeri kangguru ini sejak SMA. Mereka pun duduk di rangkaian sofa itu karena Mike dan pacarnya itu juga baru sepuluh menitan tiba dan belum ada orang lain di situ. Mereka pun mulai berbincang sambil menikmati makanan dan minuman.


Noinar berbisik pada Boby, lalu Boby bertanya pada Arief.
“Bro,toiletnya dimana yah?” tanya Boby
“Belakang, lu lewat sana, lurus pasti ketemu!” jawab Arief menunjuk.
“Oke thanks!” kata Boby, “come on!”
Boby menggandeng tangan gadis Thai itu ke belakang. Di koridor nampak beberapa pasangan tengah mojok bermesraan, ada yang saling cium atau raba dengan cueknya. Bahkan ada sepasang muda-mudi masuk ke kamar yang sudah terbuka dan bebas dipakai lalu menutup pintu.
“Are you happy?” tanya Boby.
“Happy, because.. with you” jawab gadis itu mempererat genggaman tangannya.
Mereka saling pandang dan tersenyum, Boby mendekap pinggang ramping Noinar. Mereka tiba di sebuah kamar mandi, sepertinya ini yang dimaksud Arief. Noinar masuk ke dalam dan Boby menunggu di luar. Tak lama pintu membuka...
“Boby, come here!” panggil Noinar
“Yup... what’s up?” ia mendekati pintu.
Tiba-tiba gadis itu menariknya ke dalam dan menghimpitnya ke tembok lalu memagut bibirnya. Mereka pun berpagutan dengan penuh gairah, tangan Boby mengelus paha gadis itu sambil menyingkap gaun malam selututnya. Noinar juga meraba-raba penis pemuda itu, namun ketika menyusup masuk lewat atas...
“Not now Noinar! Save your energy for later!” kata Boby melepas pelukan.
“Later! But you with me, promise?” gadis itu menatapnya
“Promise!” dikecupnya bibir gadis itu, “I’ll be with you!”
Keluar dari toilet, mereka jalan-jalan melihat sekeliling, saling sapa dengan beberapa orang yang sudah dikenal di kampus. Tempat ini memang keren, pas untuk pesta pribadi seperti ini, keseluruhannya terdapat delapan kamar, tiga di antaranya berukuran besar dan memiliki kamar mandi di dalamnya. Mereka naik ke lantai dua, ada sebuah area dan meja bilyard di sana.
“Nat!” sapa Boby pada Natasja, si mahasiswi Polandia, teman seangkatan kakaknya, “I tought you’ve returned to Warsaw!”
“No, I’ll return at February to attend my sister marriage, ” katal Natasja yang sedang bermain bilyard bersama beberapa teman, “Is Darren coming too?”
“Down there...” Boby lalu memperkenalkan Noinar pada Natasja, mereka sebenarnya sudah pernah ketemu di kampus tapi baru kenal sekarang.
Natasja juga memperkenalkan mereka pada teman-temannya yang sedang main bilyar, dua cewek dan dua cowok, semua orang Australia, seorang pemuda cepak memeluk pinggang Natasja bernama Dan adalah cowok yang sedang dekat dengan gadis itu. Ia mengajak Boby dan Noinar bergabung main bilyar. Tantangan diterima, Boby menunjukkan keahliannya menyodok bola dan memasukkannya ke lubang membuat Dan dan yang lain terkesan. Sementara Noinar yang baru pertama main seperti ini, gayanya amat sangat cupu, Boby banyak mengajarinya menyodok bola yang benar.


Malam semakin larut dan tamu lain semakin banyak berdatangan, kini sudah dua puluh lebih di rumah ini. Ada yang menikmati makanan dan minuman, ngobrol, menari mengikuti irama lagu, bahkan ada yang sudah mulai di kamar. Mereka sudah tahu akan ada acara gila sehingga mulai sekarang pun hanya quickie saja agar tidak buang tenaga.
“Aahh... aahh!! Deeper!! Harder!!” desah Kania sedang menikmati doggie style di ranjang bersama Ron, seorang pemuda Australia yang baru dikenalnya ketika mengambil makanan.
Gaun malam Kania masih menyangkut di tubuhnya hanya saja sudah tersingkap dimana-mana, sepasang payudaranya juga sudah keluar dari cup bra-nya dan tengah diremasi dari belakang oleh Ron. Penis bule itu bergerak semakin cepat menyodok-nyodok vaginanya.
“You like it sweety?” goda Ron sambil menyodok dengan keras vagina gadis Indonesia itu.
“Yeah... love it! do me more !” desah Kania
Tempo genjotan Ron semakin cepat hingga akhirnya berhasil membobol pertahanan Kania, gadis itu mengejang dan mendesah nikmat merasakan gelombang nikmat itu menerpa tubuhnya.
“Uuuhh... coming soon!!” erang Ron yang semakin keenakan dengan kontraksi dinding vagina Kania yang meremasi penisnya.
Vagina Kania begitu becek sehingga gerakan batang penis Ron menimbulkan suara berdecak. Pria bule itu mendengus-dengus ketika orgasmenya akan segera tiba. Kania ingin memanfaatkan moment ini sebaik mungkin, maka ia menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga liang vaginanya seolah membesot penis bule itu.
“Ooooh yeeesshhh!” Ron mendesakkan batang penisnya kuat-kuat, spermanya menyembur dan tertampung di dalam kondom.
Setelah kelamin mereka terpisah, Kania mengecup bibir Ron
“Nice job! thanks…” katanya sambil memakai kembali pakaiannya.
“Will we continue it later?” tanya Ron yang masih terbaring lemas.
“Depend on the situation, see you!” jawab Kania cuek lalu meninggalkan pria itu.
“Darimana? Kok lama?” tanya Arief ketika Kania duduk di sebelahnya.
“Menikmati appetizer” jawabnya
“Appetizer yah?” goda Arief memberi tanda kutip dengan jarinya.
Kania tersenyum sambil menyikut pelan lengan Arief.
“Dancing?” tawar Darren pada Ploy ketika musik slow mengalun.
“Ok!” gadis Thai itu menyambut tangan Darren, ia sudah merasa agak naik setelah minum dua sloki wine.
Mereka pun melantai, berpelukan hingga buah dada Ploy terhimpit di antara mereka dan membuat penis Darren menegang.
“Darren” panggil Ploy
“Ya?” keduanya saling pandang sambil terus berdansa mengikuti irama lagu.
“Phm rhak khun!” kata gadis itu dalam bahasanya yang artinya ‘I love you’
“What’s that?”
“No... nothing, unimportant!” kata Ploy mempererat pelukan dan menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu di samping kepala Darren.
Darren mencium belakang telinga Ploy dan ia teruskan ke lehernya, gadis itu pun menggumam nikmat. Beberapa pasangan yang berdansa nampak berciuman dan saling raba tanpa malu-malu. Akhirnya Darren memberanikan diri mencium bibir Ploy yang membalas kulumannya.

“Hey guys, do you see Rachel?” tanya Gary menjatuhkan diri ke sofa di sebelah Kania.
Semua menggeleng. Arief menuangkan minum dan mengajaknya ngobrol. Sementara itu Rachel yang dicari Gary itu sedang berasyik-masyuk dengan dua pemuda negro di sebuah kamar lantai satu. Ia sudah terbaring telanjang di ranjang, kulit putihnya nampak begitu kontras dengan Siof dan Sani, dua mahasiswa asal Mali, Afrika, yang begitu hitam legam. Gadis Australia itu dengan penuh nafsu sedang mengulum batang penis Siof yang hitam, panjang dan ujungnya bersunat, tangan kirinya mengelus-ngelus zakarnya, sementara tangan kanannya meremas-remas kepala botak Sani yang asyik melumat vaginanya yang berbulu jarang, kadang-kadang terlihat pantat gadis itu terangkat menyambut hisapan mulut Sani serta sodokan jari di vaginanya. Siof mendengus-dengus merasakan kenikmatan yang tiada duanya dari selomotan dan jilatan Rachel di penisnya. Tangan kokoh pemuda itu memegang kepala Rachel, kadang mendorongnya, akibatnya penisnya hampir masuk semuanya di dalam mulut Rachel dan membuatnya tersedak, sementara tangan kanannya meremas-remas kedua payudara montok gadis itu bergantian kiri dan kanan, dan ditingkahi dengan memilin-milin kedua putingnya. Rachel mendesah tertahan merasakan vaginanya makin banjir oleh hisapan dan permainan jari Sani.
“Hhhmm… ssslllrrppp… what a delicious pussy… ssslrrpppp!!”gumam Sani sambil asyik menghisap-hisap klitoris Rachel
Sani yang merasakan vagina Rachel semakin basah kemudian berlutut di antara kedua belah paha indahnya. Ia tempelkan kepala penisnya ke bibir vagina gadis Australia itu lalu ditekannya.
“Uuuhh!!” desah Rachel melepaskan sejenak penis Siof dari mulutnya
Tubuh gadis itu menggeliat merasakan penis negro botak itu menerobos masuk ke dalam liang senggamanya. Begitu sesak dan keras sehingga dinding vaginanya dapat merasakan kedutan batang itu. Ia kembali mengulum penis Siof sementara Sani mulai menggenjot vaginanya. Rintihan tertahan tidak berhenti keluar dari mulut Rachel, matanya merem melek menikmati sodokan penis Sani pada vaginanya. Dua pemuda negro itu juga mendesah-desah merasakan nikmatnya persetubuhan interacial mereka. Hisapan dan sapuan lidah Rachel membuat Siof dilanda kenikmatan yang luar biasa, ia merasakan penisnya akan segera memuncratkan isinya. Demikian pula Sani, pergesekkan batang penisnya dengan dinding vagina Rachel sangat terasa. Tak lama kemudian, sodokan-sodokan penisnya yang bertenaga akhirnya berhasil mengantar Rachel ke puncak kenikmatan.
“Ooohh god!! I’m commiiinnggg!!” erangnya dengan tubuh menggelinjang.
Cairannya pun muncrat membasahi vaginanya, kontraksi dinding vaginanya yang semakin cepat membuat Sani semakin mendaki ke atas hingga akhirnya...
“Ooougghh… take my semen!! Aaaahh!!” Sani mengejang dan menancapkan penisnya dalam-dalam serta memuntahkan spermanya.
“Sit and lean on there!” perintah Rachel pada Siof setelah Sani mencabut penisnya.
Gadis itu segera menaiki selangkangan Siof yang duduk bersandar pada kepala ranjang. Tangannya mengarahkan penis hitam perkasa itu ke vaginanya.
“Aaahhh!!” desahnya ketika menurunkan badan hingga benda itu melesak masuk.
Rachel mulai bergerak naik-turun. Siof melumat payudaranya yang tersaji di depan wajahnya, ia remas dan lumat kedua gunung kembar itu bergantian. Kurang lebih sepuluh menit Rachel memicu tubuhnya di pangkuan si negro itu, ia menceracau tak karuan. Siof yang sudah bertahan mati-matian sejak dioral tadi juga sudah mulai mendekati orgasmenya. Gerakan Rachel semakin cepat dan desahannya juga semakin keras hingga akhirnya badan mereka mengejang bersamaan. Penis Siof menyembur-nyemburkan sperma di dalam vagina gadis itu, sebagian meleleh keluar karena banyaknya sehingga membanjiri selangkangan mereka. Rachel terkulai lemas di antara kedua tubuh hitam dua pemuda Mali tersebut.

Suara music disco berkumandang dan banyak yang asyik melantai menjelang countdown pergantian tahun. Noinar, Boby, Natasja, Dan, dll sudah turun dari tingkat dua dan berjoget mengikuti irama lagu. Noinar yang berwajah melankolis itu ternyata seorang pedisco yang hot karena pengaruh alkohol juga, gerakan-gerakan tubuhnya benar-benar membangkitkan gairah. Beberapa kali buah dadanya di tempel dan digoyang-goyangkan di dada Boby dengan sengaja. Sementara meja bilyar lantai dua, kini Arief, Gary, Mike, Kania, Catherine, dan seorang gadis bule lain bernama Carmen, mahasiswi asal Sydney, sedang bermain bilyar dengan taruhan erotis. Mereka semua termasuk expert dalam bilyard sehingga pertandingan menjadi menarik dan menjadi tontonan para tamu di sekitar situ. Masing-masing mengajukan tantangan pada peserta berikutnya yang bila gagal maka harus ditebus dengan melepas satu pakaiannya. Kania melepaskan bra hitamnya terlebih dulu sehingga putingnya terlihat menonjol pada gaun malamnya, Carmen sudah melepaskan setelan luar menyisakan kaos tanpa lengan warna hitam, nampak ia tidak memakai bra di baliknya sehingga putingnya agak menonjol. Paling parah Mike, ia tinggal memakai celana dalam boxernya saja, karena sebelumnya minum terlalu banyak, akurasinya menyodok bola jadi turun dan sering gagal. Para penonton pria tentu saja terpaku pada tiga gadis itu dan berharap mereka segera bugil.
“Ooohh ffuuucckk!!” umpat Gary ketika pantulan terakhirnya menyenggol rintangan dan gagal masuk lubang, yang disambut sorak dan tawa yang lain.
Mau tidak mau, si tuan rumah itu membuka kaosnya. Catherine, pacar Mike, pembawaannya tenang dan ternyata ia jago bermain bola sodok. Sudah tiga tantangan berhasil dilalui sehingga mengundang decak kagum yang menonton, sekaligus mereka kecewa karena gagal melihat tubuh gadis itu. Berikutnya Arief juga gagal sehingga ia harus melepas kaos singletnya dan telanjang dada.
“Wait... wait!!” Mike menahan sebelum Carmen memulai gilirannya, “let’s make it more challenging!”
“Wow, I like challenge, how?” tanya Carmen.
“Here!” pria itu mengambil celananya di sofa, lalu mengeluarkan AUD 300 dari dompetnya, “this will be yours if you win”
“and... if i lose?” tanya Carmen lagi.
“then get naked and you... whats your name?” tanyanya sambil menunjuk seorang pemuda Chinese
“Henry” jawab pemuda bernama lengkap Henry Cho, seorang keturunan Chinese Australia itu.
“Oke Henry, you are one lucky bastard!” Mike kembali beralih ke Carmen, “you and Henry must make love there... in front everybody!” menunjuk ke sofa dekat situ.
Carmen mengangkat alis mendengar tawaran itu, cukup seru dan menggiurkan, membuat gadis itu berpikir sejenak sambil memandang Mike, Henry dan uang itu bergantian. Yang lain juga menahan nafas menunggu jawaban.
“You can skip it if don’t agree, up to you!”
Yang menonton mulai menyoraki agar gadis itu menerima.
“Deal... I take it!” kata Carmen yang segera disambut tepuk tangan dan suitan.
Mike mulai menyusun rintangan di meja hijau itu
“I won’t make it difficult, just relax!” katanya pada Carmen, “no need to hit anything, but you must pass without hit the any cup!”

Pola yang disusun Mike berbentuk huruf W dengan rintangan dengan tingkat kesulitan sedang. Carmen mulai mengamat dan menimbang-nimbang dari sudut mana ia harus menyodok. Semua yang menonton terdiam menahan nafas ketika gadis itu mulai membidik. Ctokk... tak... takk... bola menghantam tepi meja dua kali melewati dua rintangan, tak... lolos lagi namun menyenggol gelas yang menjadi rintangan terakhir yang disambut sorakan penonton.
“Damn!” umpat Carmen menepuk jidatnya.
“Now how?” tanya Mike sambil senyum-senyum melihat kegagalan gadis itu.
Carmen tersenyum kecut, “Promise is promise! We all come here to get wild, don’t we?” ia melepas sabuknya dan memeloroti celana panjang jeansnya.
Penonton terbengong menyaksikan Carmen melepas satu-persatu pakaiannya hingga polos, menampakkan tubuhnya yang langsing dengan payudara C-cup berputing coklat dan selangkangan ditumbuhi bulu yang dicukur rapi memanjang. Ia meraih gelas wine di meja dan meneguknya habis sebelum menghampiri Henry dan menarik tangan pemuda itu diiringi sorakan yang lain.
“Hope you will not disappoint me!” kata Carmen lalu mendorong pemuda itu hingga terduduk di sofa.
Carmen langung naik ke pangkuan Henry dan menarik lepas kaosnya.
Tiba-tiba Henry menggerakkan badan hingga Carmen jatuh terduduk di sebelahnya. Segera bibirnya memagut bibir gadis itu sambil meremas payudaranya, keduanya pun berpagutan dengan panas disaksikan banyak mata.
“I go down first, it’s about to countdown!” kata Gary pada Arief setelah melihat jam dan harus membuka acara.
Kini sudah sepuluh menit menjelang pergantian tahun, Gary tampil di tengah lantai disco bersama Rachel memegang mic untuk menyampaikan kata-kata sambutan dan membuka acara. Saat itu jumlah tamu sudah empat puluhan lebih. Melihat situasi mulai liar, mereka mengulangi peringatan dan beberapa peraturan yang mesti dipatuhi dalam acara ini yang sudah tertulis jelas lewat undangan di WA, di antaranya adalah tidak boleh ada pemaksaan seksual, tidak boleh membahayakan tamu lain, tidak boleh merekam, sebisa mungkin memakai kondom, pelanggaran akan ditindak oleh security. Sementara di lantai dua, Carmen telah membuka celana dan celana dalam Henry mengeluarkan penisnya mengundang sorak-sorai yang menonton.
“Aaaahh...” erang pemuda Chinese itu merasakan jilatan Carmen pada penisnya.

“... five.... four... three... two... one.... !!!”
Semua menghitung mundur menjelang detik-detik pergantian tahun diakhiri dengan sorak-sorai diiringi letusan confeti berhamburan dan suara terompet, hingga ada yang melempar celana dalam atau bra ke atas.
“Happy new year!!”
Mereka saling mengucapkan selamat tahun baru, ada yang disertai ciuman baik dengan pasangan ataupun lawan jenis lain di dekatnya. Gelas-gelas berdentingan disusul minuman beralkohol yang memanaskan tubuh dan memicu gairah. Ploy menggerak-gerakan tubuhnya mengikuti alunan musik yang menghentak-hentak, gadis Thai itu sudah setengah sadar akibat pengaruh minuman keras yang sudah cukup banyak masuk ke tubuhnya dan ia juga terhanyut dalam histeria suasana pesta sehingga gerakannya menjadi lebih berani dan terkesan erotis
“You’re drunk!” kata Darren di belakang gadis itu sedang mengimbangi gerakannya.
“What drunk? Nonsense... #####” protesnya ngelantur bercampur bahasa Thai, “let’s dance!”
Dekat mereka terdengar teriakan-teriakan untuk membuka pakaian terhadap beberapa gadis yang sudah tipsy dan bergerak erotis. Beberapa menyambut tantangan itu dengan membuka pakaian, ada yang hanya sampai pakaian dalam tapi ada juga yang sampai telanjang. Tindakan itu pun disambut dengan tepuk tangan dan teriakan riuh rendah dari para tamu. Melihat itu, Ploy semakin terpacu, ia membalik badannya menghadap Darren lalu meraih belakang kepalanya.
“Hhhmmmh!!” dipagutnya bibir pemuda itu dengan penuh nafsu, Ploy memang liar bila sedang mabuk, itu sudah terlihat sejak pertama kali mereka bercinta dulu.
Darren yang sudah agak tipsy juga membalas pagutan Ploy. Dipeluknya tubuh gadis itu sambil mengelus punggung hingga meremas pantatnya. Tamu lain ada yang sudah masuk kamar atau mencari spot yang enak untuk bercinta. Tak lama berselang sudah terlihat adegan-adegan seperti film bokep secara terang-terangan, dari yang paling soft seperti menari-nari sambil telanjang baik pria maupun wanita hingga bercinta di deretan sofa. Yang belum terlibat seks memilih berkeliling saja melihat-lihat apa yang tamu lain lakukan sambil ngobrol mengomentarinya.
“Wow... look at Ploy!” kata Boby pada Noinar melihat kakaknya dan Ploy berciuman sambil saling menggerayangi di lantai dansa.
“She must be drunk again” kata Noinar.
“Will we do it too?” tanya Boby menatap wajah gadis itu.
Gadis itu tidak menjawab, namun meraih tangan pemuda itu dan menariknya naik ke lantai dua. Boby membiarkan dirinya digiring oleh gadis itu entah kemana. Puas berdansa sampai berkeringat, Darren dan Ploy kembali ke meja tempat mereka berkumpul. Saat itu Gary sudah tinggal mengenakan celana dalam boxernya berciuman dengan seorang gadis cantik berambut pirang. Gary nampak mengelusi paha indah gadis itu menyingkap rok gaun terusan mini yang dikenakannya hingga meremas pantat gadis itu.
“Darren! This is Ashley!” kata Gary memperkenalkan gadis itu ketika Darren menjatuhkan pantatnya sebelahnya, “we had been lover, hadn’t we?” sambil meremas payudara gadis itu.
“Hi! Happy new year!” sapa Darren sambil mengulurkan tangan.
“Happy new year!” balas gadis itu menyalaminya
Ia juga berkenalan dengan Noinar. Sementara itu di sofa yang satunya Rachel yang sudah telanjang sedang dimanja oleh tiga pria, satu orang berkulit agak gelap yang berdarah Latin sedang berpagutan bibir sambil meremasi payudara kirinya. Satu orang yang bertampang Chinese sedang mengenyoti payudara kanannya sambil menggerayangi tubuh mulusnya, satu lagi yang bule sedang berlutut di antara kedua belah paha indah gadis itu dan melumat vaginanya.
“Hhhmm.... eeenngggghh!!” desah Rachel tertahan di sela percumbuannya dengan si pria Latin.
“One is never enough for her” kata Gary tentang pacarnya itu pada Darren ditanggapi ketiganya dengan mengangkat alis.


Noinar menarik tangan Boby ke sebuah kamar yang pintunya terbuka di lantai dua dan langsung menutup pintunya. Akhirnya dapat kamar kosong juga di ujung lorong setelah dua kamar sebelumnya sudah ada yang menempati. Mereka tertawa-tawa lalu berpelukan dan berciuman. Tanpa melepas pagutan bibir, Boby menggiring gadis itu dan merebahkannya di ranjang. Tubuh mereka mulai menghangat karena gairah yang menggelora, beradu lidah, saling raba dan saling remas. Noinar berguling sehingga posisinya di atas, ia bangkit sejenak dan melepaskan gaun malamnya lalu bra hitam tanpa tali pundaknya sehingga yang tersisa di tubuhnya tinggal celana dalam hitam. Ia lalu melucuti pakaian Boby hingga tidak tersisa apapun di tubuh pemuda itu.
“Happy new year!” kata Boby pada Noinar, wajah mereka sangat berdekatan tidak sampai sejengkal
“Happy new year!” balas gadis Thai itu.
“How to say it in Thai?”
“Swasdi pi him!”
“Swasdi pi him!” tiru Boby
“And in Indonesia?” tanya Noinar.
“Selamat tahun baru”
“What? selama... taa... too long!” Noinar mencoba meniru tapi kesulitan.
“It’s okay, not important!” Boby berguling dan menindih gadis itu dan langsung melumat payudaranya.
“Aaahhh” erang Noinar merasakan hisapan dan remasan pada payudaranya.
Boby menghisap-hisap putingnya yang kenyal, sementara tangan kirinya mengusap pinggang dan buah pantatnya. Aroma parfum yang lembut menguar dari tubuhnya, dari payudara bibir pemuda itu merambat ke arah ketiaknya yang bersih. Noinar mengangkat lengannya untuk memudahkan bibir Boby menciumi ketiaknya. Ia pun menggelinjang kegelian sambil mendesah, matanya terpejam dan kepalanya menengadah. Boby menarik lepas celana dalam gadis itu, kemudian menggeser dirinya ke bawah. Noinar mengerti maksudnya sehingga ia membuka lebar kedua belah pahanya. Kini Boby dapat melihat vaginanya yang berwarna kemerahan dengan bulu-bulu hitam lebat. Jari tengah dan ibu jarinya membuka bibir vagina gadis Thai itu. Mulailah ia menciumi bibir vaginanya, sekujur bibir luar dan bibir dalamnya hingga liang vaginanya.
“Oh... Boby.... aahh... aahhh....” desah Noinar kadang dalam bahasanya.
Pemuda itu mempermainkan klitorisnya yang mengembang sebesar biji kacang tanah. Seperti orang yang sedang berciuman, bibirnya merapat di labia mayora gadis itu dan lidahnya terus berputar-putar di dalamnya.
“Mmmhh.... oooh yess... more!!” Noinar kian menceracau merasakan vaginanya semakin berdenyut.
Ia menekan kepala Boby dan menjepitnya dengan kedua pahanya. Tubuhnya menggelinjang dan cairan lendir yang keluar dari vaginanya semakin membanjir. Tangannya meremas rambut Boby yang menyeruput cairan itu dengan lahapnya. Saat itu tiba-tiba pintu dibuka dari luar....

Di dance floor, suasananya sudah sangat liar. Di tengah music disco yang mengentak-entak, beberapa pasangan sudah bercumbu dengan cueknya, beberapa sudah melakukan handjob dan blowjob kepada pasangan mereka tanpa malu-malu lagi walaupun dilihat banyak orang. Ada seorang gadis sudah telanjang dan dituangi red wine hingga basah, beberapa pria maju dan menjilati tubuhnya yang bermandikan wine. Semuanya begitu lepas, begitu bebas. Natasja dan Dan sudah berpagutan dengan penuh gairah, lidah mereka beradu dengan liarnya. Dan melepas ciuman merayuu Natasja untuk melepas bajunya.
“Let’s find a room!” kata gadis Polandia itu.
“Why not here like everybody? It must be more exciting!”
Walaupun Natasja berusaha menolak karena risih melakukan ramai-ramai begitu, tetapi karena pemandangan erotis di sekitarnya dan ulah tangan Dan yang meremasi seluruh bagian tubuhnya membuat gadis itu menjadi tidak kuasa menahan libidonya sendiri. Ketika Dan mendekapnya dari belakang, ia merespon dengan menggesekkan pantatnya ke selangkangan pemuda itu. Ia membiarkan tangan Dan menyusup masuk ke atas celana pendeknya.
“Hhhmm!” desis Natasja merasakan tangan pemuda itu mulai merabai permukaan vaginanya serta tangan yang satunya meremas payudaranya.
Natasja membalas dengan meremas selangkangan Dan di belakangnya, digenggamnya batang itu dari luar celananya dan mulai dikocok lembut. Ia mencoba lepas dari segala beban pikiran, membiarkan insting primitifnya mengambil alih. Gadis itu membiarkan Dan melucuti pakaiannya satu-persatu hingga polos, nampak mata para pria sekitarnya tertumbuk padanya.
“Come on!” Natasja tersenyum pada Dan serta menarik pergelangan tangannya.
“Hei... where are we going Nat?”
“I’m thirsty!”
Gadis itu ternyata menuju meja panjang tempat makanan dan minuman. Diambilnya dua gelas berisi red wine lalu diberikanya yang satu pada pemuda itu.
“Happy new year!” katanya mengajak toast.
“Happy new year baby!” balas Dan menempelkan gelas mereka.
Natasja segera meneguk isi gelasnya dan segera menahan tangan Dan sebelum gelas itu menyentuh mulutnya. Gadis itu menggeleng sambil tersenyum nakal, diambilnya gelas itu dan dituangkannya isinya ke dadanya sehingga red wine itu membasahi payudara terus turun ke perut dan selangkangannya. Adegan itu membuat nafsu Dan meluap dan segera melumat payudara gadis itu merasakan manisnya red wine dan kekenyalan payudaranya.
“Aaahhh!!” desah Natasja mendudukkan pantatnya pada pinggiran meja.
Jilatan Dan semakin turun ke bawah hingga sampai pada vaginanya. Diseruputnya vagina Natasja yang berlumur wine itu, lidahnya bergerak liar menyapu-nyapu dinding vagina hingga menemukan klitorisnya.
“Ooohh... Dan.... yeaahh!!” erang Natasja ketika Dan mulai menjilat dan menghisap klitorisnya.


Sepasang muda-mudi bule muncul di ambang pintu dan agak kaget melihat Boby dan Noinar sudah telanjang dan berasyik-masyuk di ranjang. Yang pemuda berbadan agak gempal, yang gadis berparas cantik dengan rambut coklat panjang.
“Oouuchh... “ sahut si pemuda.
Noinar secara refleks meraih bantal untuk menutupi ketelanjangannya.
“Eerrr... excuse me guys... do you mind to share place with us? All rooms are full already” tanya pemuda gempal itu meminta ijin.
Boby tidak langsung menjawab, saling tatap dengan Noinar beberapa detik.
“It’s... okay... “ jawab gadis itu mengangguk.
“What? You?”
“As long as you with me” kata Noinar tersenyum menatap Boby.
Jawaban yang manis, membuat Boby pun akhirnya mengangguk pada pasangan itu.
“There is extra bed down here!” kata Boby sambil menarik ranjang di bawah ranjang mereka.
“Oh... thanks guys! Happy new year!” kata pemuda itu, “Call me Tom!”
“Hi, I’m Brooke!” sapa si gadis.
Boby dan Noinar juga memperkenalkan diri. Brooke ternyata dari kampus yang sama tapi beda fakultas.
“Chinese? Vietnamese?” tanya Tom
“Yea... Indonesian Chinese” jawab Boby.
“Thai Chinese” jawab Noinar.
“I’d been in Bali once... nice country, wanna visit it again” kata Brooke, “senang bertemu kamu!” sapanya dalam bahasa Indonesia, “saya pernah belajar Indonesian at high school”
Semua tertawa mendengar Brooke memperagakan kemampuan Bahasa Indonesianya yang lumayan juga.
“Okay... let’s rock this new year guys!” ajak Tom setelah mereka berkenalan basa-basi sejenak.
Tom segera merebahkan dan menindih tubuh Brooke di ranjang. Mereka segera berpagutan dan saling melucuti pakaian. Noinar menarik wajah Boby yang menengok ke samping ke arah pasangan itu, lalu memagut bibirnya. Mereka pun kembali berpagutan dan melanjutkan pertarungan yang sempat tertunda. Dengan posisi telentang di ranjang, Boby membentangkan kedua paha Noinar hingga terlihat jelas bibir vagina gadis itu yang sudah basah kuyup. Batang penis Boby segera menerobos masuk vagina gadis Thai itu.
“Akhh… ” Noinar mendesah dan menceracau dalam bahasanya.
Boby mulai menggenjoti vagina gadis itu. Tangannya menggerayangi sepasang payudara Noinar dengan liarnya. Sementara di ranjang bawah, Tom dan Brooke yang sudah bugil tengah bergaya 69, mengoral kelamin pasangan masing-masing. Tom menyapu-nyapukan ujung lidahnya di antara labia mayora Brooke, lalu ia mengangakan bibir vagina gadis itu disusul dengan jilatannya yang mulai menggasak bagian dalam dinding vagina, sementara jarinya menyodok-nyodok ke dalam liang tersebut. Pada saat yang sama, Brooke yang posisinya di atas mengulum penis Tom sembari kedua tangannya mempermainkan buah pelirnya. Permainan lidahnya di ujung penis Tom membuat pemuda gempal itu semakin ganas menghisap vagina Brooke yang mulus tidak berbulu.

Kania sudah terbaring telanjang di meja bilyar lantai dua, Mike membenamkan wajahnya di selangkangan gadis itu melumat vaginanya. Sementara di kanannya seorang pria negro sedang memagut bibirnya sambil meremas payudara kanannya dan kirinya seorang pria bule sedang menggerayangi tubuhnya sambil mengenyoti payudara kirinya dengan rakus. Kania pun mendesah dan menggeliat-geliat merasakan rangsangan di sekujur tubuhnya itu.
“Eempfff... nngghh.” desahan Kania tertahan saja saat tangan Mike memainkan bibir kemaluan dan klitorisnya.
Mike menggesek-gesekan jari tengahnya di klitoris Kania yang membuat gadis itu menggeliat-geliat dalam kenikmatan. Jilatan, hisapan dan permainan jari pemuda bule itu akhirnya berhasil mengantar Kania pada orgasme pertamanya. Gadis Indonesia itu menceracau dan menggelinjang tak karuan, vaginanya mengucurkan banyak sekali cairan kewanitaan yang langsung diseruput oleh Mike. Kini kedua payudaranya tengah dikenyoti oleh si pria negro dan bule di kanan kirinya. Mike membuka celananya lalu dengan perlahan ia arahkan penisnya ke arah bibir vagina gadis itu. Kania nampak pasrah setelah orgasme yang membuatnya lemas tadi. Dan tak lama kemudian kepala penis Mike mulai melesak masuk ke vaginanya diiringi desahan gadis itu. Mike mendorong batang penisnya lebih kuat hingga Kania setengah membelakak menahan nyeri dan tubuhnya mengejang ketika batang penis itu akhirnya mentok ke dasar rahimnya. Mike pun mulai menggenjot dengan perlahan dan semakin lama semakin cepat. Kania mendesah makin tak karuan, terlebih kedua payudaranya sedang dikerjai kanan dan kiri. Sementara di sofa dekat mereka, Henry masih keenakan menikmati kuluman Carmen pada penisnya ketika seorang pria berdarah Amerika Latin berkulit gelap mendekati mereka. Ia mendekap pinggang Carmen yang sedang berlutut lalu menariknya hingga posisi gadis itu kini menungging.
“Hi, I’m Juan, may I join?”sapa pemuda kekar itu ketika Carmen menengok ke belakang menghentikan sejenak oral seksnya.
“Sure... but please be gentle please!” kata Carmen.
“I see!” jawab Juan mulai mencucuk-cucukkan jarinya ke vagina gadis itu agar basah.
Carmen pun meneruskan sepongannya terhadap penis Henry. Setelah mengocok beberapa saat hingga vagina gadis itu becek, Juan memeloroti celananya dan mengarahkan penisnya ke vagina gadis itu.
“Eeenngghh!!” desah Carmen tertahan saat sedang mengulum penis Henry
Juan menggenjot vagina Carmen dengan penuh gairah nafsu. Payudara montok Carmen bergoyang goyang liar seiring dengan genjotannya, Henry menangkap yang kanan sambil mendengus-dengus menikmati hisapan gadis itu pada penisnya, sementara yang kiri ditangkap oleh Juan.

Di sofa ruang utama, Darren dan Ploy saling melucuti hingga tidak ada yang tersisa di tubuh mereka. Demikian pula Gary dan Ashley yang sudah telanjang, Ashley kini sedang mengulum penis sang tuan rumah.
“Uuugghh... I miss your blowjob!” desah Gary memegangi kepala Ashley yang bergerak naik-turun.
Mulut Ashley juga mengulum-ngulum penis Gary sambil tangannya mengelus-ngelus zakarnya. Di sebelah, Darren membaringkan Ploy di sofa, lalu ciumannya merambat ke telinga, leher, pundak hingga payudaranya.
“Uuuhh.... ooohh!!” Ploy mendesah ketika Darren mengulum putingnya sambil meremas payudara yang lain, ia merasakan sensasi enak dan geli saat kedua putingnya itu di pilin-pilin dan dihisap.
Sambil terus melumat payudara gadis Thai itu, tangan Darren merayap turun ke selangkangannya dan jemarinya mulai menari di sana. Ploy semakin mendesah akibat jemari Darren yang mengelus-elus bibir vagina dan masuk ke dalam mengorek-ngoreknya. Darren turun lagi ke selangkangan Ploy, tangannya membuka dan memegangi bagian dalam paha gadis itu, mulutnya mendekati bibir vaginanya dan ccruuuppp… crruuppp… diciuminya wilayah kewanitaan itu, lidahnya menjulur menjilati belahan bibirnya. Ploy merasakan geli dan enak saat bibir dan lidah Darren mulai menyentuh klitorisnya, desahannya pun meramaikan suara musik dan desahan para pasangan lain. Kepala Ploy bergoyang ke kanan-kiri, kadang-kadang terangkat saat klitorisnya dihisap-hisap kuat oleh Darren, pantatnya kadang terangkat saat pemuda itu meneroboskan lidahnya ke dalam liang senggamanya. Sebuah tangan lain mendarat di payudara kanannya dan meremasinya. Ternyata tangan itu milik Gary yang sedang keenakan karena hisapan Ashley pada penisnya. Tangannya yang satu membelai punggung gadis pirang itu hingga menyentuh vaginanya. Gary menggerakkan jemarinya di klitoris dan bibir vaginanya, dua jari mengocoknya. Ashley menggeliat dan mendesis, kulumannya semakin bersemangat.
“Ssshh... Darren!!” desah Ploy mendorong kepala pemuda itu, mereka bertatapan sejenak lalu gadis itu menganggukkan kepala.
Mengerti apa yang diinginkan gadis itu, Darren berlutut di antara kedua belah pahanya dan menempelkan kepala penisnya yang sudah dipakaikan kondom ke bibir vaginanya yang sudah basah. Perlahan ia mendorong penisnya memasuki liang senggama Ploy sambil menikmati expresi kenikmatan di wajahnya yang manis. Wajah Ploy memerah selain karena alkohol, juga karena merasakan kenikmatan yang ia berikan sedikit demi sedikit hingga akhirnya mentok. Darren mendiamkan sejenak untuk menikmati kehangatan yang menyelimuti batang penisnya, remasan otot vagina Ploy yang seret seakan memeras penisnya. Mata Ploy memandangnya dengan pandangan sayu dan penuh gairah. Darren pun mulai bergerak menggenjot vaginanya, semakin lama kecepatannya semakin naik. Darren paling suka menikmati wajah Ploy yang dilanda birahi tinggi karena nampak makin cantik, suatu kecantikan yang tersembunyi jauh di balik kesehariannya yang kalem dan tanpa pengaruh alkohol. Di sebelah mereka, Ashley baru saja naik ke pangkuan Gary sambil mengarahkan penis pemuda itu ke vaginanya. Gadis itu menurunkan tubuhnya perlahan diiringi desahan saat penis itu membelah masuk ke liang senggamanya.

Di sofa yang satunya, Rachel juga makin asyik dengan tiga pejantannya. Si pemuda bule bernama Tonny masih bermain di vaginanya, jemari dan lidahnya bergerak liar di vagina gadis itu. Rachel menikmati permainan lidahnya sambil berciuman penuh nafsu dengan Raul, si pria Latin asal Meksiko yang penisnya ia kocok. Di sebelah kirinya, Shawn, si pria Chinese Australia yang penisnya juga dikocok oleh gadis itu, masih asyik menyusu dari payudaranya membuat kedua gunung kembar itu kini basah oleh liur dan nampak bekas cupangan memerah. Tak lama, Rachel melepas ciumannya dan menarik kepala Shawn, ganti menciumnya. Raul kini menciumi leher, pundak, ketiak, hingga payudaranya. Tiga pasang tangan mereka pun tak pernah absen menggerayangi tubuh mulus gadis itu.
“Stand up!” perintah Rachel setelah berciuman sebentar dengan Shawn.
Tanpa disuruh lagi, pemuda Chinese itu menegakkan badannya dengan satu kaki berpijak di sofa. Rachel meraih penisnya yang sudah mengeras, ukuran standar Asia, tak bersunat. Segera dilahapnya benda itu membuat Shawn merem-melek keenakan. Shawn menggerakkan pinggulnya seolah menyetubuhi mulut Rachel. Sementara di bawah sana, Tonny semakin intens melumat vagina gadis itu, permainan lidah dan jarinya semakin mengantarnya ke puncak kenikmatan, belum lagi ditambah remasan dan lumatan Raul pada payudaranya. Rachel pun merasakan vaginanya berdenyut semakin cepat dan tubuhnya mulai bergetar. Tidak tahan dengan sensasi berlebihan akibat rangsangan di semua penjuru tubuhnya, akhirnya Rachel mencapai orgasme duluan sebelum penetrasi.
"Mmgghh... mmgh.. uugh..!" desahnya tertahan karena mulutnya dijejali penis Shawn
Mulut Tonny tidak beranjak dari vaginanya, diseruputnya cairan kewanitaan yang mengucur di kala orgasme itu dengan rakus. Setelah habis, lidah pemuda bule itu naik menelusuri perut Rachel yang rata dan berhenti di payudara kirinya yang ia kulum dan hisap sehingga payudaranya kini sedang dihisap oleh Tonny dan Raul. Sebentar saja birahi Rachel sudah naik lagi setelah orgasme barusan. Ia meminta mereka berhenti sebentar untuk membentangkan sofa yang bisa dilipat itu. Tonny menggeser meja, Shawn dan Raul membuka sofa itu sehingga memberi space lebih lebar seperti ranjang. Rachel berbaring dan meletakkan kepalanya pada bantal kursi.
“I want to have you first!” perintahnya pada Shawn
“Sure my lady!” kata Shawn segera memposisikan dirinya di antara kedua belah paha mulus gadis itu.
Setelah memasang kondom, ia segera mengarahkan penisnya dan didorongnya hingga masuk ke liang senggama Rachel yang sudah becek.
"Aagh.. yess... fuck me now!!" kata Rachel lirih
Wajah Shawn menegang mulai memaju-mundurkan penisnya makin lama makin cepat. Sambil menikmati sodokan Shawn, Rachel menggenggam penis Tonny dan Raul yang berlutut di kanan dan kirinya, secara bergantian ia menjilat, mengulum, dan mengocok dua batang penis itu. Dua pemuda itu juga aktif meremasi payudara gadis itu. Shawn lalu mengangkat kaki kanan gadis itu dan ditumpangkan di pundaknya sehingga penetrasinya semakin dalam Kocokan Rio semakin cepat dan keras, diselingi goyangan pantat menambah sensasi yang kurasakan. Dibakar rasa cemburu melihat pacarnya, Gary, yang tengah asyik main pangku-pangkuan dengan Ashley, Rachel makin bersemangat mengulum dua penis di genggamannya bergantian. Kadang ia juga menggerakkan pinggulnya sehinga vaginanya memelintir penis Shawn.


Arief dan Catherine berpagutan liar dan saling menelanjangi di sebuah kamar yang memiliki ranjang king size. Tak lama, dua orang gadis juga masuk kamar yang tidak ditutup pintunya itu. Dengan cuek mereka naik ke ranjang dan berciuman.
“Hi!” sapa Arief yang tengah dilucuti celana dan celana dalamnya oleh Catherine, “happy new year!”
“Happy new year!” dua gadis itu balas menyapa, juga Catherine setelah melepas celana Arief hingga pemuda itu telanjang.
Mereka berkenalan, yang Chinese Australia bernama Crystal, ia datang bersama Henry yang tengah sibuk dengan Carmen di tempat bilyar, gadis satunya yang bule berambut pendek bernama Shannon. Setelah ngobrol basa-basi sebentar mereka pun telanjang dan mulai bergumul foursome. Catherine mengulum penis Arief yang berpagutan dan beradu lidah dengan Crystal, sementara Shannon menjilati vagina Crystal yang menungging. Setelah agak lama berpagutan sampai nafas memburu, Crystal menarik bibirnya dan menyodorkan dadanya ke atas wajah Arief yang berbaring. Pemuda itu segera menangkap kedua gunung kembar Crystal yang berukuran sedang lalu melumatnya. Tangan pemuda itu yang bebas bergerak mengeluasi punggung dan pantat gadis itu. Crystal melenguh-lenguh nikmat karena lumatan dan remasan pada payudaranya, juga jilatan dan hisapan Shannon di vaginanya. Ujung penis Arief akhirnya mulai basah dan bercampur dengan air liur Catherine.
“Slurp… clap… slurp.. muachh…” lidah dan mulut Catherine yang mempermainkan penisku membuat suara-suara erotis yang memanaskan suasana.
Dari caranya memperlakukan penis Arief, terlihat jelas gadis itu mahir dalam hal ini. Merasa penis itu sudah cukup siap, Catherine menghentikan sepongannya lalu memasang kondom pada penis itu.
“Uuuhh...” erangnya ketika menurunkan tubuhnya di atas penis itu hingga melesak masuk ke vaginanya.
Arief yang merasakan sensasi nikmat semakin kencang menghisap puting Crystal sehingga gadis itu pun melenguh. Tanpa menunggu lama, Catherine mulai bergerak naik-turun memburu kenikmatannya.
“Now with me!” Shannon mendorong Crystal agar menyingkir lalu naik ke wajah Arief.
Tanpa disuruh lagi, Arief segera melumat vagina gadis itu yang berbulu jarang. Kulihat liang senggamanya sudah mengeluarkan cairan cinta yang cukup banyak. Ia arahkan lidahnya untuk menelusuri liang senggama gadis bule itu. Ia mainkan klitorisnya dengan ujung lidahku. Semakin liar gerakan lidah Arief semakin liar pula reaksi Shannon. Saat itu Crystal berpagutan dengan Catherine yang sedang memacu tubuhnya. Kedua gadis itu beradu lidah dan saling menggerayangi tubuh masing-masing. Belum sepuluh menit Arief menghisap vagina Shannon, gadis itu sudah tidak tahan dan mencapai klimaksnya. Shannon melenguh panjang dengan tubuhnya mengejang, vaginanya mengucurkan cairan kewanitaan yang segera diseruput oleh Arief.

Kini Natasja berlutut di dekat meja makanan dan minuman dikerubuti oleh Dan serta dua pemuda lain, Ron yang sempat bercinta dengan Kania dan Ken, seorang mahasiswa asal Jepang. Gadis Polandia itu mengulum dan mengocok tiga penis yang mengacung ke arahnya itu bergantian. Seiring dengan naiknya gairah Natasja, kulumannya terhadap penis Ron makin cepat bergantian dengan penis Dan. Sementara Ken mulai memeluknya dari belakang, meremas payudara dan menggerayangi selangkangannya. Ketika matras-matras mulai dihamparkan, ketiga pemuda itu membaringkan Natasja di tengah sebuah matras, kakinya dikangkangkan lebar-lebar. Ken langsung menyerbu vaginanya dan menjilati klitorisnya. Lidah mahasiswa Jepang itu berputar-putar di klitorisnya lalu menjelajahi bibir dan rongga vagina gadis itu. Mulut Natasja masih bergantian menghisap penis Dan dan Ron, payudaranya digerayangi oleh keduanya, putingnya dipenceti dan dipelintir. Puas melumat vagina gadis Polandia itu hingga basah oleh air liur dan cairan vagina, Ken bangkit berlutut dan menempelkan kepala penisnya di depan vagina gadis itu. Sslleepp... penis Ken melesak masuk ke vagina Natasja. Tanpa menunggu lama, Ken mulai menggerakkan pantatnya maju-mundur menggenjoti vagina gadis itu. Natasja semakin bergairah melumat dua penis di kanan dan kirinya. Ken semakin bernafsu menggenjoti Natasja ketika melihat sekitar tujuh meter dari posisinya, Naoko, pacarnya yang juga dari Jepang, sedang disetubuhi oleh Sani, si pemuda negro asal Mali. Gadis Jepang itu berdiri bersandar pada dinding, gaun malamnya telah dipeloroti hingga ke bawah dada sehingga dua payudaranya terekspos dan sedang diremasi Sani yang mengangkat paha kiri itu sambil menggenjoti vaginanya. Naoko menoleh ketika Sani mencium lehernya, matanya yang sayu bertemu pandang dengan Ken yang tengah menyetubuhi Natasja di matras, mereka saling tersenyum melihat pasangan masing-masing sedang melakukan kenakalan. Rasa cemburu dan horny membuat Ken semakin ganas menyodoki vagina Natasja hingga akhirnya berhasil membuat gadis itu menggelinjang. Ken terus membombardir vagina Natasja yang dindingnya semakin berkontraksi meremasi batang penisnya.
“Ooouuhh.... aaahh... yesss... cominggg!!” Natasja menceracau mencapai orgasmenya.
Vagina gadis itu segera mengucurkan banyak cairan orgasme yang membuat penis Ken semakin lancar menyodokinya.
“How about triple penetration?” tanya Dan setelah memberi waktu break sejenak bagi Natasja untuk minum dan memulihkan tenaga.
“Why not?” tantang Natasja yang sudah tipsy dan terpengaruh suasana sekitar yang sudah sangat liar, desah kenikmatan dan suara kelamin beradu terdengar begitu jelas.
Keempatnya pun mengatur posisi, Natasja naik ke selangkangan Dan hingga penisnya terbenam seluruhnya, kemudian Ron memasukkan penisnya ke dubur gadis itu.
“Uuugghh... gently... aaahh!!” erang Natasja merasakan agak nyeri.
Ron terus mendorong penisnya hingga akhirnya menancap. Mereka pun mulai bergoyang pelan, kemudian Ken menjejali mulut gadis itu dengan penisnya yang masih belepotan cairan kewanitaan. Tiga penis mengisi ketiga lubang Natasja, gadis itu baru pernah melakukan yang seliar ini dalam pesta orgy seumur hidupnya, ia pun menggoyang tubuhnya melampiaskan segala hasrat binal dalam dirinya.

Boby dengan penuh semangat memompa penisnya di dalam vagina Noinar yang dibuatnya merintih-rintih keenakan akibat sodokan-sodokan penisnya. Suara kecipak beradunya kelamin mereka dan erangan keduanya bersahutan dengan erangan Tom dan Brooke yang sedang saling oral kelamin.
Setiap mendorong batang penisnya, Boby menekan kuat-kuat sehingga ujung kepala penisnya mengenai dinding rahim gadis Thai itu.
“Ooohh... yeesshhh!!” erang Brooke mencapai orgasme, cairannya mengucur deras seperti kencing ke wajah Tom yang langsung menyeruputnya.
Tubuh Brooke menggeliat-geliat sambil terus mengocok penis pemuda itu hingga akhirnya lemas setelah gelombang orgasme itu surut. Pada saat yang sama, di ranjang atas....
“Oouughhh…. Boby... I.... aaahh... ###,” Noinar melenguh bercampur dengan bahasanya ketika mencapai puncak kenikmatannya
Tubuh Noinar bergetar hebat, pahanya mengejang, pantatnya mengejut-ngejut saat vaginanya menyemburkan lahar kenikmatannya. Sssssrrrr… ssrrrr… cairan itu membuat selangkangan mereka semakin basah. Boby menghentikan sejenak genjotannya agar setelah Noinar melemas lalu diciumnya mesra bibir tipisnya.
“Wwoow... it must be great!!” Tom bertepuk tangan membuat keduanya menengok.
“Have you finished dude?” tanya Boby.
“We’ve just warmed up, wanna swap?”
Boby menatap Noinar sebelum menjawabnya.
“What? Swap?” tanya gadis itu
“He means change partner, you with him and I with her”
Noinar terdiam bergantian memandangi Boby dan pasangan itu.
“It’s okay if you don’t want, I understand not all people can do it” kata Tom melihat keraguan gadis itu.
“No, let’s swap!” kata Noinar.
“Are you sure?” tanya Boby.
Noinar mengangguk, “It is party, it’s fine, go... go down there!”
Boby dan Tom akhirnya bertukar tempat, masing-masing mengagumi partner wanita baru mereka, Noinar dengan kulit kuning lembut khas Asianya, Brooke dengan tubuh indah dan payudara montoknya. Brooke menindih Boby hingga payudara montoknya terasa menghimpit dada pemuda itu. Mereka berciuman dengan penuh gairah sejenak, lalu mulut Boby merambat turun melumat payudara montok itu dengan gemas.
“Let’s do it now!” kata Brooke meraih batang penis Boby dan mengarahkan ke vaginanya.
Tanpa basa-basi, gadis berambut coklat itu memasukkan penis itu dan mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Boby merasakan lubang vagina Brooke semakin basah dan lembab sehingga gesekan kelamin mereka terasa begitu nikmat. Ia meraih payudara gadis itu yang membusung dan meremasinya.
“Oohhh… aahhh… sshhh… ” desah Brooke penuh kenikmatan.
Tidak hanya pasif, Boby juga mengayun penisnya dari bawah, membalas setiap bantingan pinggul yang dilakukan pasangan mainnya. Alhasil, gadis itu menjerit-jerit histeris akibat sodokan yang lebih keras itu.

“Aaaahhh…!” Henry mengerang dengan tubuh berkelejotan di sofa
Sepongan Carmen yang membuai itu membuat pemuda Chinese Australia itu tidak tahan lagi, spermanya pun menyemprot beberapa kali ketika gadis itu sedang mengocoknya sehingga cairan putih itu membasahi wajah dan rambutnya. Carmen yang sedang fokus pada genjotan Juan di belakangnya segera memasukkan kembali penis Henry ke mulutnya menikmati semburan-semburan sperma itu mengisi rongga mulutnya.
“Hngghhh… hngghhh… hngghhh…,” Henry tersengal-sengal merasakan hisapan Carmen pada penisnya
Carmen berkonsentrasi melahat semua sperma yang tertumpah di mulutnya, desahan tertahan terdengar dari mulutnya karena genjotan Juan semakin cepat disertai remasan-remasan pada payudaranya. Penis pemuda Chinese itu mulai menyusut di mulut Carmen, namun gadis itu terus menjilat dan menghisapinya.
“Henry!” panggil suara wanita membuat pemuda itu menengok, “aahh... here you are, I saw Crystal having foursome in a room”
Iris, seorang gadis Chinese Australia berparas cantik dengan rambut diikat ke belakang, pacar dari teman Henry mendekat.
“Iris! Where is Shawn?” sapa Henry.
“Having fun down there” jawab Iris duduk di sebelahnya dengan cuek, juga menyapa Juan dan Carmen.
“Have you two just come?”
“Yea, half an hour, Shawn messaged you but your phone must have been at depostit box”
Penis Henry mengeras lagi di mulut Carmen melihat tubuh indah Iris yang terbungkus gaun malam selutut warna pink dengan potongan dada rendah.
“What are you waiting for, come on join us!” ajak Henry sambil meletakkan tangannya di lutut pacar temannya itu.

“I.... mmmhhh!!” gumam Iris memejamkan mata ketika tangan Henry mulai menyingkap roknya dan membelai pahanya makin ke dalam.
Tangannya yang satu mendekap tubuh gadis itu dan bibirnya langsung menyosor ke bibir tipis Iris. Iris membuang muka namun Henry mengejarnya kembali memagutnya. Iris tak bisa menyangkal libidonya yang sudah mendidih di tengah pesta seks yang makin liar ini. Di sekitar mereka saja ada empat pasangan bergumul, setiap pasangan terdiri lebih dari dua orang. Ia pun balas memeluk Henry dan memainkan lidahnya. Tangan Henry yang mengelusi paha dalamnya membuat darah Iris makin berdesir, terutama ketika sampai di selangkangannya yang terututup celana dalam. Dengan lincah, jemari pemuda itu menarik karet celana dalam itu dan menariknya. Iris menggerakkan kaki indahnya membiarkan celana itu lepas darinya. Tangan Henry yang satu menurunkan resleting di punggung gaun Iris. Gadis itu melepaskan sejenak pagutannya untuk membuka gaunnya berikut bra tanpa tali pundaknya. Kini tubuhnya yang indah dengan payudara C-cup berputing merah dan selangkangan berbulu lebat telah terbuka. Juan yang sedang menggenjot Carmen semakin bersemangat melihat bergabungnya Iris. Sodokannya semakin cepat... kencang... hingga....
“Aaakkhhh... ooohhh!!” Juan dan Carmen mendesah panjang berbarengan mencapai orgasmenya.

Sementara di dekat mereka, di meja bilyard....
"Aaarghh... I can’t hold it anymore.... aahhhh!!” Kania mengerang, tubuhnya mengejang dan vaginanya memancar cairan hangat yang banyak sekali.
Cairan itu membuat sodokan penis Mike semakin lancar dan cepat serta menimbulkan bunyi decakan. Kontraksi dinding vagina Kania yang meremasi penisnya membuat pemuda bule itu pun tak tahan lagi dan akhirnya.
“Uuugghh... take thiiiss!!” erang Mike menyongsong orgasmenya.
Spermanya menyembur-nyembur memenuhi karet kondom yang membungkus penisnya.
“Hoosshh... sshhhh.... !” Mike terengah-engah dan mencabut penisnya, “take your time guys, I need a break for a while!” katanya lalu meninggalkan mereka.
Kini tinggallah Kania bersama pemuda negro dan bule yang tadi menggerayangi dan menjilati tubuhnya.
“Do you need break too baby?” tanya si pria bule.
Kania menggeleng lemah, “no need, it’s ok!” ia mengangkat tubuhnya bangkit dan turun dari meja bilyard.
“Let’s move there!” kata si pria negro menggandeng tangan gadis itu ke sofa yang masih kosong.
Si negro menjatuhkan pantatnya ke sofa bersama gadis itu.
“I’m Robert, what’s your name?” tanya si negro mengenalkan dirinya
“Kania” jawab gadis itu.
“I’m Carl!” si bule mengulurkan tangan yang disambut gadis itu lemas.
“Are you two Australian?” tanya Kania.
“Yes I am” jawab Carl
“Nope... South African, and you?”
“Lemme guess... Bali, right?” tebak Carl.
“Yup, but not really correct, Bali is part of Indonesia, but I’m not from there, I’m from Sulawesi” Kania mencoba mengoreksi pemahaman beberapa orang asing yang mengira Bali adalah negara sendiri.
“Wow...so we have various nations here!” kata Robert
“Yea, sex unites us dude!” kara Carl.
“Eeerrr... shall we continue?” tanya Kania.
“Wait... “ Robert meraih celananya yang ia letakkan di dekat situ dan mengeluarkan kondom dari sakunya.
Kania membantunya memasangkan karet pengaman lalu kembali naik ke pangkuannya dengan posisi memunggungi sambil membuka kedua bibir vaginanya dengan jari. Robert memegangi penisnya agar pas memasuki liang senggama gadis itu.
“Nnngghhh!!” desah Kania merasakan vaginanya mulai terisi lagi
Penis hitam Robert begitu keras dan panjang, lebih besar dari milik Mike tadi sehingga Kania merasakan sedikit nyeri. Untungnya vaginanya sudah sangat becek sehingga cairannya membantu, ia terus menurunkan tubuhnya diiringi desahan keduanya hingga akhirnya mentok. Tanpa menunggu lagi, Kania mulai menggoyang tubuhnya di pangkuan Robert dan meraih penis Carl dibawa ke mulutnya untuk dioral

Di sofa ruang utama....
Ashley yang terhanyut dalam birahi begitu bergairah bergerak liar di atas pangkuan Gary, antara naik turun dan berputar pantat mengocok penis Gary. Kuluman pemuda itu pada payudaranya dan remasan pada pantatnya semakin membawanya terbang ke surga kenikmatan, puncak kenikmatan sudah di depan mata dan sebentar lagi diraihnya. Tangan Gary meremas payudara Ashley dan Ploy yang berbaring di sebelahnya secara bersamaan, mungkin dia hendak membandingkan. Gerakan Ashley semakin cepat tak beraturan, suasana sekitar yang sudah sangat liar menimbulkan gairah tersendiri baginya. Tak kuasa menahan lebih lama, rontoklah pertahanan Ashley, jeritan orgasme diiringi tubuh mengejang, bersamaan dengan denyutan kuat pada otot otot vaginanya disertai kucuran cairan orgasme. Gerakan gadis itu melemah hingga akhirnya berhentii dengan nafas terengah-engah, Gary memberikan ciuman ringan di bibirnya sebelum melepaskan dan membaringkannya di sofa. Setelahnya, segera ia beralih ke Ploy yang tengah disetubuhi oleh Darren. Ia berlutut di lantai dan memagut bibir Ploy sehingga meredam desahannya. Gadis Thai itu menyambut dengan memeluk kepala Gary dan turut memainkan lidahnya. Dalam keadaan normal, ia tidak akan mau dengan mudah bercinta dengan orang lain selain Darren yang mengambil keperawanannya dulu. Namun dalam keadaan tipsy seperti sekarang ia begitu liar dan tidak mengenal risih. Ada rasa cemburu dirasakan Darren melihat gadis ini dijamahi dan dicium pria lain, namun ia juga menikmatinya dan semakin bergairah, ia sudah siap untuk ini sejak awal ketika mereka diundang oleh Gary. Setelah puas berpagutan dengan Ploy selama hampir lima menitan, Gary naik ke sofa dan meletakkan kepala gadis itu di pahanya. Dilepasnya kondomnya yang sudah basah lalu ia arahkan ke wajah gadis Thai itu. Ploy menggenggam penis itu dan mengerti apa yang harus ia lakukan. Dijilatinya sekujur batang penis Gary hingga ke pangkal lalu ia masukkan ke mulutnya sehingga membuat pemuda bule itu mendesah keenakan. Sementara Darren makin liar menggenjot vaginanya, semakin membawanya melambung tinggi, desahan kenikmatan tertahan terdengar dari mulutnya yang sedang mengulum penis Gary. Kedua payudaranya masing-masing diremas dan dipilin-pilin putingnya oleh dua pemuda itu.
Kedua kaki gadis itu melingkari pinggang Darren, terasa penisnya semakin dalam melesak di vagina, lebih nikmat rasanya. Tiga orang berbeda bangsa itu benar-benar terhanyut dalam buaian birahi bersama tamu lain di rumah ini. Akhirnya Ploy tak bisa bertahan lebih lama lagi, ia meraih orgasme pertamanya, kontraksi vaginanya dan cairan hangat yang mengucur membuat Darren menyusulnya ke puncak, mereka mendesah bersahutan dengan tubuh mengejang. Sperma Darren tertumpah mengisi kondomnya.
“Ooohh... yes, greatt!!” desah Gary sekitar lima menit setelahnya karena tak mampu lagi menahan kuluman dan kocokan Ploy yang makin bersemangat ketika mencapai orgasme.
Sperma si bule itu muncrat di dalam mulut gadis Thai itu hingga meluap keluar, disusul cipratan berikutnya yang membasahi wajah cantiknya. Darren makin bergairah melihat pemandangan itu dan ia terus menggenjotkan penisnya dalam vagina gadis Thai itu hingga menyusut dan lepas dari vaginanya. Ketiganya pun lemas terengah-engah menyelesaikan ronde ini. Ploy menggerakkan lidahnya menjilati sperma yang belepotan di sekitar mulut, juga menyeka dengan jarinya, lalu ia jilati atau kulum jari itu. Cairan Gary lumayan banyak tertumpah di mulut dan wajah Ploy membuatnya nampak semakin seksi.
“Where are you going?” tanya Gary melihat Ashley berdiri dan meninggalkan mereka.
“I need to pee” jawab gadis itu lalu berjalan ke arah kamar mandi melewati pasangan lain yang bercinta.

Di sofa yang satu, Sambil menikmati sodokan penis Shawn pada vaginanya, Rachel bergantian mengulum penis Tonny dan Raul, sesekali kedua penis itu bersentuhan di bibirnya, bahkan kadang sengaja ia adu kepalanya. Perbedaan ukuran diameter kedua penis itu menambah sensasi tersendiri bagi Rachel, baik saat diremas maupun saat memasuki mulutnya. Itulah yang membuat Rachel suka bercinta dengan lebih dari seorang pria, karena dapat mencicipi berbagai cita rasanya. Sementara Shawn semakin cepat memompa vagina gadis itu, ia mendengus-dengus sambil menyeringai nikmat.
“Uuugghh... take thisss!!” erang Shawn saat mencapai orgasme, ia menekan penisnya hingga mentok, spermanya muncrat dan tertahan di kondom
“Now you!” perintah Rachel menepuk paha Tonny.
Shawn menyingkir dan Tonny langsung menggantikan posisinya. Rachel selalu menjadi sex queen, ia suka mendominasi pria yang menjarah tubuhnya. Ia begitu menikmati perannya, terutama saat pergantian antara satu penis dengan penis lainnya, terasa sekali perbedaan sensasinya. Kali ini Rachel menungging dalam posisi doggie, Tonny mengarahkan penisnya yang sudah berkondom ke liang senggamanya. Rachel pun mengejang merasakan penis itu menerobos masuk mengisi liang basah kenikmatannya. Ia meraih penis Raul yang berlutut di depannya dan memasukkannya ke mulut. Raul menggerakkan pinggulnya mengocok penisnya di mulut gadis itu sehingga kini Rachel mendapat dua kocokan yang bersamaan dengan posisi kebalikan. Tidak sampai seperempat jam dalam posisi dikeroyok dua arah begitu, akhirnya pertahanan Rachel runtuh juga, meledaklah jeritan kenikmatannya, diremasnya penis Raul dan dikocok lebih cepat. Tonny menyusulnya beberapa detik kemudian, penisnya berkedut-kedut dan menyemburkan sperma di dalam kondom. Setelah gelombang kenikmatan itu mereda, pemuda itu mencabut penisnya, melepas kondom lalu menumpahkan isinya di bongkahan pantat gadis itu sambil mengusapkan penisnya di belahannya. Masih tersisa satu penis tegak di tangannya.
“Darren!” panggil Rachel melihat Darren sedang nganggur, istirahat sebentar sambil minum air, “Come here! Help me!... and you lay down!” perintahnya pada Raul.
“Go dude! She demands more cocks!” kata Gary menepuk lengan Darren.
Darren pun bangkit dan menghampiri gadis itu. Saat itu Ploy sedang ke kamar mandi untuk kencing dan membersihkan mukanya yang terasa lengket-lengket terciprat sperma. Rachel baru saja bergoyang sebentar di atas penis Raul ketika Darren berlutut di sampingnya, menunduk lalu memagut payudaranya. Wajah gadis itu menengadah dan matanya terpejam menikmati hisapan dan remasan pada payudaranya sambil terus menaik-turunkan tubuh di selangkangan Raul. Ciuman Darren lalu merambat ke pundak, leher dan telinga memberikan sensasi geli pada gadis itu. Sesaat kemudian ia bangkit berdiri di samping Rachel menyodorkan penisnya ke wajah gadis itu. Rachel meraih benda itu dan memulai aksinya dari zakar, lalu menjilati seluruh batang hingga basah oleh ludahnya, kemudian kepala penis hingga akhirnya ia masukkan ke mulut dan lidahnya menjilati lubang kencing yang tentunya membuat Darren mendesah dan menggeliat nikmat.

“Hhhoosshh.... ssshh... aaaahhh... “ Arief melenguh nikmat sambil terus merojok-rojokkan penisnya ke vagina Catherine yang kini berbaring telentang.
Sambil terus menggenjot, tangan kanan pemuda itu mengobok-obok vagina Crystal yang menungging dan tengah mengulum payudara Catherine yang pada saat yang sama sedang melumat payudara Shannon yang disodorkan ke wajahnya. Desahan erotis sahut meyahut di kamar itu. Tubuh bugil mereka yang sedang bersatu padu itu pun basah bersimbah keringat. Catherine merasakan betapa liang senggamanya semakin tidak terkendali menghisap dan melahap penis Arief. Akhirnya pertahanan gadis itu pun bobol, ia terpekik agak keras mencapai puncak kenikmatannya. Arief sendiri masih tetap tegar dan perkasa menghujam-hujamkan penisnya, namun tidak sampai lima menit ia pun tiba juga pada puncaknya. Dengan mimik wajah yang sangat luar biasa ia mencabut penisnya dari vagina Catherine lalu melepas kondomnya.
“Uuugghh!!” lenguh Arief melepaskan puncak orgasmenya dengan menyemprotkan seluruh spermanya hingga bercipratan di perut dan dada Catherine. Crystal pun terkena cipratan cairan putih kental itu. Ia dan Shannon segera mendekati selangkangan Arief yang masih menyemburkan isinya sehingga muka mereka terkena cipratan. Keduanya dengan rakus berebutan penis itu, menjilati dan menghisapnya hingga tetes sperma terakhir dan benda itu menyusut. Saat itu tiba-tiba pintu terbuka.
“Ooowwhh... dude, here you are” sahut Mike yang sudah telanjang, “you got my girlfriend heh?”
“Come and join us, there is still space here!” panggil Arief.
Mike menutup pintu dan naik ke ranjang.
“Hei Cath!” sapanya sambil mencium bibir Catherine yang masih lemas, “and hei... you looks familiar” katanya pada Shannon yang sedang membersihkan cipratan sperma pada wajahnya.
“Aahh.. ya, ya.... Mike... from #### “ tebak Shannon menyebut sebuah nama sekolah.
Ternyata keduanya adalah teman ketika SD, mereka pun bertegur sapa karena sudah lama sudah tidak bertemu.
“Oohh... what a reunion” kata Arief pada Catherine sambil menyodorkan air minum pada gadis itu.
Dari obrolan, Shannon mengaku ia sebenarnya lesbian, pacarnya sedang pulang ke Sydney.
“Oh, I tought this is your girlfriend!” kata Mike menunjuk pada Crystal.
“Nnooo... we’ve just known half an hour ago, right?” kata Shannon
“Yah, she flirted me, then we came here” kata Crystal, “I’m Crystal” gadis itu mengulurkan tangan.
“Hi Crystal” Mike menjabat tangannya, “from China?”
“My grandparents are” jawab gadis itu.
“Have you guys finished the reunion?” tanya Arief.
“Well... let’s get wild again” kata Mike lalu memeluk dan menindih Crystal.
“Uuuhh...” desah gadis Chinese itu ketika Mike melumat payudaranya sambil tangannya menggerayangi tubuhnya.
Crystal menggelinjang-gelinjang saat ciuman dan jilatan Mike merambahi lekuk-lekuk tubuhnya sambil jarinya mengobok-obok vaginanya. Pemuda itu lalu membaringkannya menyamping dan mendekap dari belakang. Sambil menciumi pundak Crystal, ia mengarahkan penisnya ke vagina gadis itu. Crystal membuka pahanya serta meraih penis itu membantunya memasuki liang senggamanya. Ini pertama kalinya liang kewanitaannya dimasuki penis bule yang lebih besar dari penis Asia. Untungnya liang vaginanya sudah basah, sehingga Crystal tidak terlalu nyeri ketika penetrasi itu. Mike mulai menggeser-geserkan batang penisnya hingga bergesekkan dengan klitoris gadis Chinese itu. Sementara di sebelah mereka, Arief menggenjoti vagina Shannon yang menungging menindih tubuh Catherine. Nampak kedua payudara montok dua gadis bule itu saling berhimpit, mereka juga berpagutan dan bermain lidah.

To be continued....
 
Nice update suhu @caligula1979
thanks :)

Panjang Gila 9,3k. Haha.
Baca dulu
Finale yg panjang..tp horny..hehe
Makasih suhu
Emang di luar perkiraan, awalnya target 2000an word malah jadi 19rb words, abis tanggung cerita orgy sekilas2
Nice update suhu @caligula1979
Orgy sex nya benar-benar hot :genit:
Tetap berkarya suhu
:beer:
Cerita u juga hot, ditunggu berikutnya
Engga kuat engga kuat.
Tunggu lanjutannya, biar crot abis
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd