Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Warung "MBAK FITRI"

Setelah Bu Jum pergi dari depan warung, Agus teringat hapenya berada di dalam kamar. Lalu Agus segera pergi ke kamar, dan Agus menemukan pakaian ibu mertua Fitri di tempat tidur.

Ibu mertua Fitri mandi, sedangkan pakaiannya ditanggalkan di kamar, berikut BH dan celana dalamnya, sehingga Agus pun menikmati bau tetek ibu mertua Fitri, atau yang dipanggil Agus dengan Bibi Lilies ini, dari BH-nya yang lumayan besar, sedangkan di celana dalam Bibi Lilies menempel 3 lembar bulu zembut yang hitam panjang dan ikal.

Agus menyedot bau memek yang menempel di celana dalam warna biru muda itu, baunya pesing dan asem...

Setelah itu celana dalam Bibi Lilies oleh Agus diusap-usap ke kontolnya.

Puas Agus dengan BH dan celana dalam Bibi Lilies, Agus naik ke gudang dan ia masih bisa melihat tubuh Bibi Lilies yang telanjang.

Wawww...

Di bawah guyuran air shower Agus melihat Bibi Lilies sedang meremas-remas teteknya sendiri dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya mengusap-usap selangkangannya.

Bibi Lilies masturbasi!

Agus terus menyaksikan tontonan gratis bak video porno yang membangkitkan syahwatnya itu sambil Agus mengeluarkan kontolnya yang tegang untuk dikocoknya.

"Huu..uufff... aaahhh... ahhh... sstthhh... ooohhh..." Agus bisa mendengar suara Bibi Lilies mendesah, merintih meluapkan kenikmatannya membuat Agus semakin cepat mengocok kontolnya.

Uugggh... aagghhh... erang Agus...

Selesai Agus mengeluarkan spermanya, Aguspun menunggu Bibi Lilies keluar dari kamar mandi.

Agus punya alasan, sehingga Bibi Lilies tidak bisa menuduhnya segaja. Dan sewaktu Bibi Lilies masuk ke kamar, Agus segera menghitung waktu.

Tik... tik... tik... tik... tik...

Setelah dirasakan Agus waktunya sudah tepat, Agus lalu pergi membuka pintu kamar yang tidak dikunci Bibi Lilies dari dalam.

"E... Bibi Lilies... maaf..." seru Agus pura-pura kaget.

Tetapi Bibi Lilies yang sudah memakai celana dalam tetap membiarkan dadanya telanjang, karena pikirnya buat apa malu, suaminya sendiri aja sudah nggak peduli dengan tubuhnya, apalagi anak muda ini yang baru datang dari kampung... dan lagi pula wajahnya polos begitu...

"Nggak papa, Nak Agus..."

"Maaf, Bibi Lilies... sekali lagi Agus minta maaf, Agus mau nganter telor, nggak ada yang jaga warung..." kata Agus sambil matanya melirik buah dada Bibi Lilies yang montok menggantung dan pentilnya mencuat besar itu.

Sungguh nikmat dikulum pentil itu... desah Agus dalam hati.

"O... ya... ya... ya... boleh..." jawab Bibi Lilies segera meraih kaosnya untuk dipakai.

"Bibi Lilies..." panggil Agus.

Bibi Lilies memandang Agus, lalu Agus berkata pada Bibi Lilies. "Jangan ditutup dulu, boleh nggak Bibi Lilies... Agus masih pengen melihat... bagus banget... indah..."

"Ha...haa... Agus... Agusss...!" kata Bibi Lilies gemes. "SINI KALAU MAU LIHAT, JANGAN BERDIRI DI PINTU SITU..."

Dengan jantung berdebar Agus melangkah masuk ke kamar, berdiri di depan Bibi Lilies yang sedang bertelanjang dada. Pelan-pelan tangan Agus terangkat memegang tetek Bibi Lilies, lalu dicium Agus.

Agus berlari keluar dari kamar, rasanya ia mau pingsan...

Buru-buru ia menimbang telor ayam 2 kilogram pesanan Bu Jum dan setelah ia melihat Bibi Lilies sudah keluar dari kamar, ia segera minta izin dengan Bibi Lilies. "Bibi Lilies, Agus pergi dulu, ya..."

"E... e... e..." Bibi Lilies berusaha menahan Agus. "Tunggu sebentar Gus, Bibi mau nitip..."

Sebentar kemudian Bibi Lilies datang ke warung memberikan duit pada Agus. "Tolong Bibi beliin es cendol ya, Gus... di depan gang situ kan sering ada gerobak abang-abang yang mangkal jual es cendol... jangan kemanisan, ya... kalau kamu mau juga beli aja..." kata Bibi Lilies membiarkan Agus pergi dengan sepeda motornya, namun begitu di teteknya Bibi Lilies masih merasakan dengus napas Agus yang penuh napsu ketika tadi menciumi teteknya.

Bu Jum, wanita paruh baya yang mengenakan daster panjang dan selembar kerudung berwarna coklat menutupi kepalanya itu menerima Agus di dalam dapurnya.

"Kok sepi Bu Jum...?" tanya Agus.

"Iya... iyalah... pada kerja semuaaa..." jawab Bu Jum. "Suami kerja, anak kerja..."

"Sudah ya, Bu... ini telornya 2 kilo ya, Bu..."

"E... e... e... jangan pergi dulu." tahan Bu Jum. "Ini... ada kolak pisang, dimakan dulu... baik nggak, Ibu...?" goda Bu Jum genit pada Agus.

Sambil mengambil mangkok dari tangan Bu Jum, Agus menjulurkan bibirnya mengecup bibir Bu Jum yang pucat.

"Ngghh...ahhh..." desah Bu Jum mengejar bibir Agus sewaktu Agus melepaskannya, sehingga Agus segera meletakkan mangkok berisi kolak pisang di atas meja lalu memeluk Bu Jum dan mencumbui Bu Jum di dapur sambil berdiri.

Setelah dibuatnya Bu Jum melayang-layang....



Bersambung...
 
Kita lanjutkan juragan,


Agus segera membalik tubuh Bu Jum ke depan meja makan. Agus menaikan daster panjang Bu Jum dan Bu Jum sudah tidak mampu menolak Agus sewaktu celana panjang dibalik dasternya ditarik turun oleh Agus.

Agus segera menyelusupkan hidungnya ke belahan pantat Bu Jum... awwhh... aroma dubur Bu Jum... tapi Agus tidak jijik.

Dubur Bu Jum dijilat Agus...

"Aaaahhh...." desah Bu Jum. "Nakal ya kamu, Tong... sseeshh... uuhh... uuhhh... uuhhh..."

Suara desahan Bu Jum semakin menjadi-jadi saat ujung lidah Agus menusuk-nusuk lubang berwana hitam dan mempunyai bentuk bergerigi di bagian luar itu.

"Oooo... Tong... ngentot Ibu, Tong..." seru Bu Jum tak tahan lagi.

Tapi Agus belum mau menghentikan kegiatannya. Warung sudah dijaga Bibi Lilies...

Agus segera mematok lubang memek Bu Jum dari belakang sementara Bu Jum tertelungkup di atas meja makan membiarkan memeknya yang sudah kering dan seret itu dijilat dan disodok lidah Agus sampai, sampai Bu Jum menjerit dan terkapar lemas, Agus baru melepaskan mangsanya itu.

Kontol Agus kemudian menusuk lubang memek Bu Jum yang sudah merekah basah... bleesss... bleesss... bleesss... luar biasa...

Bu Jum hanya bisa tertelungkup di atas meja dan pantatnya yang telanjang itu nungging, sementara lubang memeknya ditusuk-tusuk kontol Agus.

Peju hangat kemudian terasa oleh Bu Jum menyembur kuat ke rahimnya. "OOOOUUGGGG.... TOOOOO...OOONGGGGGG..." lenguh Bu Jum nikmat.

Agus mencabut kontolnya. Kontol Agus yang basah bau memek Bu Jum.

Agus memberikan kontolnya pada Bu Jum untuk dijilat bersih, baru Agus merapikan celananya.

-------------------------------------------------------------------

Malam pun tiba...

Agus segera melupakan Bu Jum dan Fitri saat ia berbaring berdua dengan Bibi Lilies di tempat tidur.

"Kamu mau, Gus...?" tanya Bibi Lilies memecah kesunyian.

"Mau Bibi Lilies, tapi Agus belum bisa. Ajar Agus ya, Bi..."

"Ya... ayo, lepaskan celanamu..." suruh Bibi Lilis berbaring masih memakai daster.

Setelah kontol Agus bertelanjang bulat, Bibi Lilies memberikan tubuhnya dicumbui Agus. Biar Agus semakin penasaran Bibi Lilies sengaja tidak mau melepaskan dasternya.

Kemudian sewaktu Agus sudah tidak tahan lebih lama lagi dan menindih Bibi Lilies, Bibi Lilies baru menaikkan dasternya, melebarkan pahanya dan mengambil kontol Agus untuk dicucukkan ke lobang memeknya.

Lobang itu terasa seret oleh kontol Agus saat Agus memasukkan kontolnya, lalu Agus mencabut kontolnya.

"Kenapa dilepas, Gus... sudah enak-enak kok dilepas...?" kata Bibi Lilies.

Agus membuka lebar paha Bibi Lilies, lalu memek Bibi Lilies dijilatnya. "OOO... AGGUU..UUSSS... ENN...NAKKK..." Bibi Lilies langsung merintih. "OUUUGGHH... OOOUUUGGHH... OOOUUGHH..." lenguhnya ketika jari pejantan itu merogoh lobang memeknya, sementara biji kacangnya dihisap dan dijilat bertubi-tubi, "AAAAAHHHH... AAAHHHH... AAAHHHH... AAAHHHH... AASSSSHHHH... AAHHHH..." rengek Bibi Lilies manja karena dirasakannya begitu nikmat... sangat nikmat. "OOOHHHH... AGUUU...UUUSSSS... GUUSS... BIBB... BIIII..IIIHHH.... AAAGGGGHHHHHH.....!!!!"

Bibi Lilies mengerang orgasme.

Agus segera menyarungkan kontolnya kembali menusuk lobang memek Bibi Lilies... dipompanya dengan ritme pelan, juga kemudian cepat.

Mereka, yang beda generasi itu, berciuman dan ngentot bak suami istri... Bibi Lilies membiarkan tubuhnya ditelanjangi Agus dan Agus juga melepaskan kaosnya, lantas kontol Agus menggenjot lagi lubang nikmat besannya itu.

Saat Agus sedang mengejang di dalam lobang memek Bibi Lilies....

KLEKKK...

"AGUUU...UUUSSSS... ASTAGAAAAAAAAA....!!!" jerit Fitri saat dilihatnya adiknya itu berada di atas tubuh ibu mertuanya dan sedang menggenjot tubuh ibu mertuanya yang telanjang dan berkeringat basah.

Fitri mau menyalahkan ibu mertuanya atau Agus?

"Mamah yang salah Fit, Mamah yang ngajak..." kata ibu mertuanya setelah Agus turun dari tubuh telanjangnya.

"Ya Mah..." jawab Fitri menarik pegangan pintu kamar dengan lemes.

Tetapi berhubung ibu mertuanya tidak tau hubungannya dengan Agus, apalagi disertai dengan cemburu, Fitri tetap memberikan lubang vaginanya untuk ditusuk kontol Agus, meski Handoko sudah pulang dari tugasnya di luar kota.

Biasanya mereka melakukannya pagi-pagi setelah Handoko pergi ke kantor dan ibu mertuanya pergi ke pasar.

Malamnya kontol Agus menggenjot lubang memek Bibi Lilies.

Tak hanya itu, terkadang Agus yang sudah punya duit membawa Bu Jum ke losmen untuk digenjot lubang memeknya, karena di losmen mereka bisa bertelanjang bulat melakukannya.

Lebih memuaskan tentu saja. Tetapi resiko harus diterima. Bibi Lilies hamil...

Bu Jum juga hamil....

Rumah tangga Fitri hampir berantakan kalau Handoko tidak menenggarai, karena bapak mertua Fitri mau menceraikan bininya yang telah berzina sampai hamil.

Memalukan, usia 45 tahun masih hamil menyaingi menantunya.

Tetapi akhirnya semuanya berjalan baik-baik saja. Bapak mertua Fitri bisa menerima benih Agus tumbuh dan berkembang biak dengan subur di rahim istrinya.

Kapokkah Agus?

Nggak juga, karena secara sembunyi-sembunyi lubang memek Fitri sudah ketagihan kontol adiknya sehingga mereka masih saja bersetubuh menjelang hari H Fitri mau melahirkan, apalagi Handoko ditugaskan keluar kota lagi dan Bibi Lilies sudah pulang ke rumah.

Kakak dan adik itu bersanggama ria sampai suatu malam Fitri merasa perutnya mules setelah ia disanggamahi Agus...

Setelah membersihkan memeknya dengan peju Agus, Fitri menyuruh Agus memesan mobil untuk mengantarnya ke bidan Ria.

Bidan Ria dan petugasnya mengizinkan Agus menemani Fitri di ruang bersalin.

Agus bisa menyaksikan bagaimana lubang yang sering disiraminya dengan peju itu kini berdarah-darah dan mengeluarkan bayi, sedangkan Fitri menjerit histeris... kesakitan...

Setelah Fitri melahirkan beberapa jam, Handoko baru datang. (20052024)




f.i.n.i.s.h.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd