Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Home Part I - Miss You Dad..

nda ada yg sedekah cendol nih...:cool: padahal part VI uda mau jadi..:p
 
Ђм(•͡˘˛˘ •͡)м̤̣̲̣̥̈̇ṁ̭̥̈̅̄м̣̣̥̇̊м̲̣̣̥М̣̣̥̇̊M̲̣̣̣̥м̣̣̣̥ mau ngasih cendol tpi kgk tahu cara nya (˘o ˘")˚°ђύύƒſ...
 
tutorial cara kasi cendol/GRP

lihat di pojok kiri bawah post seseorang... ada tanda bintang...klik nanti kasi komen lalu add reputation...
ane tunggu cendolnya suhu....:semangat:
 
Cerita gini pantesnya dipndah ke cerbung gan... banyak master2 yg komen n ngasih sarn biasanya dsana...
 
sabar ya gan..... nanti kalo udah jadi ane posting part VI...
akhir bulan ini ane lagi ngejar target penjualan gan.. hahaha jadi ga sempet nulis.

mungkin nanti malam akan ane posting... udah mau jadi kok...:D

btw kalo ane repost di cerbung di delete ga yah.....
 
Part VI release....


jangan lupa komen n cendolnya suhu-suhu...
kritik dan sarannya ane tunggu...
selamat membaca....


Beberapa bulan berlalu. Rencanaku membuka bengkel modifikasi motor telah terwujud berkat kerja kerasku belajar dari sana sini. Well... sebenarnya sih aku tidak menjalankan usaha ini sendiri. melainkan berdua dengan sahabatku Andi, yang sama-sama hobi dengan dunia otomotif.
Usahaku berjalan cukup lancar. Kami mengawali usaha kami dari garasi rumah Andi. Dua bulan berselang, untung yang kami peroleh sudah cukup besar. Kami memberanikan diri menyewa sebidang tanah. Tidak terlalu luas, hanya sepuluh x lima meter. Setidaknya cukup untuk digunakan sebagai workshop.

Aku cukup puas dengan apa yang aku capai sekarang. Walapun kata orang kepuasan itu adalah musuh utama dalam bisnis, tapi yah... mau bagaimana lagi. Diusiaku yang kini menginjak 18 tahun aku sudah memiliki penghasilan setara manager di perusahaan swasta. Dan empat orang karyawan. Lumayan lah, pikirku.

Namun perasaanku sempat gundah beberapa minggu lalu, mama telat menstruasi dan positif hamil. Pukaku pucat pasi mendengar cerita dari kakakku Naya. Apa komentar para tetangga nanti kalau melihat perut mama yang kian hari kian membesar ketika ayah sudah tiada. :aduh:

Untunglah kami memiliki saudara seorang bidan. Adik mamaku, Shelly namanya. Oleh tante, mama diberi obat ********* kandungan. Rasa bersalahku muncul. Keluarga kami telah melakukan praktek ******. Ohh tuhan... cobaan apa yang kali ini engkau berikan kepada keluarga kami.
Ketika tante Shelly mendengar cerita mama tentang mengapa hal ini terjadi. Tante Shelly terdiam, tak tau apa yang harus di katakan. Tante berjanji untuk tutup mulut dan tidak menceritakan aib keluarga kami kepada siapapun, termasuk sanak family lain. Tante menyarankan agar mama memasang spiral sebagai pencegahan berikutnya. Mama selama ini rutin meminum pil kontrasepsi, namun tampaknya hari itu mama lupa. Mungkin karena kelelahan setelah bekerja, pikirku.

Jujur kukatakan. Aku sangat menikmati berhubungan sex dengan mama dan Naya kakakku. Tapi sejak kejadian itu, semua tidal lagi sama. Aku mulai kehilangan gairah. Entah karena trauma atau karena tekanan psikologis. Aku tak mau jika kejadian itu sampai terulang. Kasihan mama jika menderita karena cemoohan orang-orang, pikirku.
Aku duduk termenung di workshop. Memandang kosong ke awan yang entah berbentuk seperti apa. Apakah aku harus mengakhiri persetubuhan kami sampai disini, pikirku.

Tidak, kasihan mama. kini aku sudah seperti pengganti ayah bagi mama. Disamping wajah kami yang sangat mirip, sifat kami pun tak jauh berbeda. Namun bagaimana dengan kakak. Apakah aku harus meminta kakak mencari pacar dan segera menikah, pikirku. Aku tak rela jika kakakku yang sangat aku cintai harus menikah dengan laki-laki lain.
Pikiranku berkecamuk rasa bimbang menyelimutiku.

"lu kenapa sih bro..... belakangan ini sikaplu aneh.... Kalo begini terus kerjaan kita bisa berantakan..." Andi mengagetkanku, membuyarkan semua angan dan lamunanku.
"gapapa bro..... ada sedikit masalah... masalah kecil... ga usa diambil pusing.." kataku seraya bangkit.
Andi menarik tanganku untuk kembali duduk.
"sini dulu sih..... lu kalo ada masalah cerita lah... jangan kaya ayam kena tetelo gitu.... Diem... ngelamun..... aduh... risih gw ngeliatnya... masalah cewek?" tanya Andi.
"kepo banget si lu...." Kataku.
"udah si.......... Masalah cewe mah selow buat gw.... Lu ga usa takut... apa perlu gw cariin cewe? Mau yang mana... Tasya, Annisa, Marsha...... Ohhhhh.... Jangan-jangan lu keingetan sama Indah.... Ngaku lo..." Andi.
Perkataan Andi terasa menusuk dadaku. Indah, sahabatku di sekolah dulu yang sempat ingin memberikan keperawanannya padaku, namun aku tolak.
"Isshhhhh.... Apaan si pake bawa-bawa Indah...." Kataku.
"alah..... muna lu.... Indah masi suka BBM gw nanyain lo..... nih liat..." kata Andi seraya menunjukkan percakaannya dengan Indah.
"kaga lah bray....... Lu mah suka bawa-bawa orang si.... Lu tenang aja, kalo soal kerjaan lu bisa percayain ke gw. Mau ada badai, tsunami, gunung meletus, atau ada kebo beranak kek... bagi gw kerjaan ya tetep kerjaan." Kataku
"yaudah.... Yang penting lu jangan kebanyakan ngelamun, ntar kaya satpam depan komplek gw tuh... kesambet buto ijo.." kata Andi.
Aku tertawa terbahak-bahak mengingat apa yang Andi ceritakan tentang satpam itu. Bukan guyonan semata bahwa memang tiga hari yang lalu satpam perumahan Andi kesurupan. Sampai lari-lari sambil telanjang katanya.
"hahahaha... koplak lu ah...., perut gw sampe sakit. Dah ayo kerja lagi bray... deadline buat motor yang ini tinggal seminggu lagi." Kataku sambil berjalan menuju salah satu motor yang sedang dikerjakan.

Memang kebiasaan kami untuk bekerja sambil sesekali bercanda. Agar tak cepat lelah dan bosan, pikirku. Selain itu agar kekompakan kami dan para karyawan bisa berjalan dengan mulus. Terbukti kinerja kami yang rapi dan cekatan membuat kami memiliki banyak langganan. Tak hanya motor, pernah sesekali ada mobil yang datang minta di modifikasi. Tadinya aku ingin menolak, tapi karena pemilik mobil itu adalah langganan tetap kami, ya apa boleh buat. LIBASSSS.....

Siang pun berlalu, langit yang cerah kini mulai memerah. Aku memacu motorku menuju rumah.
Sesampainya di rumah kulihat mobil mama sudah terparkir di dalam garasi. Aku memasukkan motorku kedalam rumah dan mengunci pagar, seperti biasa.
Kulihat mama dan Naya sedang duduk berdua di sofa.

"Ehh.... Sayang. Udah pulang... gimana tadi kerjanya, capek ya.." kata Naya.
"sini sayang duduk sama mama sama kakak...." Kata mama.
Aku meletakkan kunci di meja, lalu kurebahkan tubuhku di antara mereka. Aku menghela nafas, mengusir rasa lelah.
"mau minum?" tanya Naya.
Aku mengangguk. Naya beranjak dari sofa dan mengambilkanku segelas susu dingin.

"kamu kenapa sayang.... Akhir-akhir ini kamu berubah sejak mama hamil...." Tanya mama.
Aku terdiam tak kuasa berbicara.
"kok diem sih..... bener kan dugaan mama..."
Aku mengangguk pelan dan menyandarkan kepalaku di bahu mama.
"Tomi ga mau mama hamil lagi...., aku juga ga mau kakak sampai hamil... apa kata tetangga nanti kalo sampe mama atau kakak hamil tanpa suami...." Kataku.
Mama merangkulkan tangannya ke bahuku. Mendekapku erat dan mengelus rambut di kepalaku.
"jadi karena itu... pantes kamu belakangan ini kurang gairah...." Kata mama.
Naya datang menghampiri kami. Disodorkannya segelas susu kepadaku.
"minum dulu sayang...... biar gak galau lagi..." kata Naya.
Aku tersenyum. Memang hanya mama dan Naya yang mampu menghiburku di saat-saat sulit.

Aku menenggak segelas susu yang diberikan Naya.
Rasa haus yang kurasakan kini menghilang. Kukumpulkan sisa keberanianku dan mulai berbicara.

"mah.... Kak.... Sampai kapan kita mau begini...?" tanyaku.
"kamu kenapa Tom.... Bosen ya..." kata Naya.
"bukan bosen kak.... Aku sih seneng... seneng banget malah punya mama dan kakak yang sayang sama aku. Tapi......" kata-kataku terputus.
"mama ngak akan hamil lgi sayang...." Kata mama berusaha menenangkanku.
"iya mah.... Mama kan uda pasang spiral...tapi kakak gimana?"
"kakak kan udah minum pil KB...." Kata Naya.
"yeee... kalo nanti kelupaan kaya mama gimana... aku ngerasa bersalah ma... gara-gara aku mama sampai harus ******. Aku ngerasa berdosa ngebunuh calon anak sendiri..." kataku.

Mama hanya bisa tersenyum mendengar perkataanku.
"anak mama udah tambah dewasa......"katanya.
Mama mengusap punggungku dan melanjutkan apa yang ingin dikatakannya.
"gini ya Tom... secara teknis mama memang melakukan ******... tapi waktu itu usia kehamilan mama bahkan belum sampai satu minggu, janinnya pun belum jadi..."
"masa sih ma...." Kataku.
Mama mengangguk.
"waktu keluar juga.... Kaya mens biasa aja.... Gak ada gumpalan yang besar.... Memang yang udah kita lakuin selama ini salah... tapi apa salah kalau kita sama-sama memberi kenikmatan satu sama lain... jujur, mama sangat menikmati apa yang kita lakukan sekarang. Kita saling melengkapi, mama butuh kamu.. kamu pun juga terhindar dari sex bebas yang ngak jelas bersih apa ngak." Kata mama.
"kakak juga Tom.... Kalau dipikir-pikir... kakak lebih suka berhubungan sama kamu. Kamu liat sendiri kan... diluar sana laki-laki baik dan setia udah mulai langka. Kakak takut kalau kakak menjalin hubungan sama mereka, yang ada justru sakit hati.... Hubungan antara laki-laki dan perempuan kan seharusnya saling memberi.. saling melengkapi... yah... seperti yang kita jalani sekarang..." kata Naya.
Naya tersenyum dan memelukku.
"jadi.... Kamu jangan galau lagi ya sayang..... kakak sedih ngeliat kamu terus ngelamun begitu..." kata Naya.
"oke... masalah mama udah clear... tapi kalo kakak sampe hamil gimana?" kataku.
"gampang..... kalian nikah aja... trus kita pindah dari sini...." Kata mama.
"ehhhh..... masa segampang itu.. nanti kalo ditanyain orangtuanya mana gmana?" kataku.
"halah.... Kamu ngaku aja jadi anaknya tante Shelly.... Gampang..." kata Naya seraya mengedipkan sebelah mata padaku.
"ihhh kakak...... aku ga berani ah..." kataku.

Naya menyergapku dan melucuti pakaianku.
"kamu jangan gitu donk sayang..... kita kan udah dua minggu gak ML bareng..... nanti lama-lama kakak perkosa nih" kata Naya sambil terus menggerayangiku dan berusaha melucuti semua pakaianku.
"ihh kakakk.... Hahaha.... Geli tu kak.. udah...udah.... Ampun..." kataku.
"wahhh ide bagus tuh Nay...... kita perkosa aja gantian hihihi...." Mama tersenyum nakal.

Mama bangkit dari sofa dan berjalan kedapur.
Waduh..... apa gerangan yang akan terjadi padaku.

Naya telah berhasil melucuti semua pakaianku. Kini aku sudah sepenuhnya telanjang.
Mama telah kembali dari dapur sambil membawa seikat tali di tangannya.

"aduh..... aku mau diapain nih....ampun...." kataku.
Naya mengecup bibirku.
"udah.... Kamu diem aja sayang.... Nikmati aja ya...." Kata Naya.

Mereka mengikat kedua tangan dan kakiku. Kini aku sama sekali tak bisa bergerak.
Mama dan Naya menanggalkan handuk kimono mereka di lantai.

"aduh mah.... Ampun.... Iya-iya nanti kita ML bareng lagi deh..." kataku.
"Sssssstttt.... Sandera yang sedang diikat berhak untuk diam...hihihi...." Kata mama.

Mereka mendekatkan wajah keselankanganku. Perlakuan mereka secara tidak langsung membuatku terangsang. Naya mulai meremas penisku dengan agak kasar. Tak butuh waktu lama sampai penisku menegang sempurna.
"nah..... sekarang kontol kamu jadi kekuasaan kita....hihihi" kata Naya.
Naya mengulum batang penisku dengan kuat.

"Ahhhh.... Shhhh... ampun kak.... Ahhhh......" desah itu tak kuasa kubendung dan keluar dari mulutku.
Mama memainkan buah penisku dengan lidahnya. Menciptakan rasa ngilu dan geli yang tak tertahankan. Tubuhku menegang menerima semua perlakuan mereka. Namun apa daya aku tak mampu melawan. Padahal aku ingin sekali mencium mereka, membelai rambutnya, mengulum putingnya. Tapi dalam keadaan diikat seperti ini apa yang bisa kulakukan.
Mereka benar-benar berniat memperkosaku sepertinya.

"Ohhh.....Ssssh....Ahhh.... maaahh... Auuhh.... Geli mah. Udah....." ceracauku.
Mama dan Naya tak menggubris protesku. Mereka tetap memainkan peran mereka dengan sangat baik.
"Ahhhh..... kak....udah kak...."
"Sssssshhhhhhh... kamu diam aja udah.... Nikmatin aja hihihi.." kata Naya.
Naya memasukkan penisku kedalam mulutnya. Dalam sekali hingga aku bisa merasakan penisku menyentuh pangkal lidahnya.
"kak.... Ahhh... nanti kalo dalem-dalem kakak muntah...." Kataku berusaha meredam perlakuan mereka. Naya diam saja, tetap melanjutkan aksinya.
Kurasakan rasa geli dan merinding menjalar ke seluruh tubuhku. Penisku mulai berdenyut. Cepat sekali aku akan orgasme, pikirku.
"Ahhhh.... Ahhhh.... Kakk...... udah ma.....Ssshhh..Ahhh...." ceracauku.
Naya dan mama tak berhenti, malah kini semakin menjadi-jadi.
Aku tak kuasa menahan luapan birah yang kurasakan. Tak berselang lama orgasmeku datang.

(sfx : Croooott....Croootttt.....Crooottt)
"Oooohhh....Oohhh...Ssssh....Aaahhh...."
Spermaku menyembur di mulut Naya. Banyak sekali.

"kok cepet banget sih....." kata Naya.
Mama meraih pipi Naya dengan kedua tangannya dan mereka berciuman. Naya meneteskan sebagian spermaku ke mulut mama dengan lidahnya, kemudian mereka menelannya.
Ohh...pemandangan ini membuat gairah sexku kembali. Mereka saling mengadu lidah dan menjilat bibir satu sama lain. Membersihkan sisa-sisa spermaku yang tersisa, seperti vampir yang haus darah.
"lagian sih.... Ditahan sampe dua minggu... jadinya numpuk semua deh nafsunya..." kata mama.

Mama meraih batang penisku yang tak lagi mengeras sambil mendekatkan payudaranya ke wajahku. Tanpa diminta segera kuhisap putingnya. Memang ini yang sudah kutunggu sedari tadi. Naya melakukan hal yang sama. Ia menekan payudaranya kewajahku. Membuatku sulit bernapas karena himpitan payudara mereka yang besar.

Aku menjilat kedua payudara mereka bergantian. Ingin sekali aku memasukkan jemariku kedalam vagina mereka jika saja tanganku tak dalam keadaan terikat.
Mama dan Naya mendekatkan kedua puting mereka. Kini aku menghisap keduanya sekaligus.
"Shhhh.... Ahhh... terus sayang... isepin teruss...." Kata Naya.
Mama dan Naya kini berpagutan. Saling bertukar ciuman. Tak lama penisku segera mengeras. Naya segera merubah posisi naik ke atas tubuhku. Diarahkannya penisku menuju lubang vaginanya. Dengan sekali hentakan penisku menerobos masuk kedalam vaginanya yang sudah basah oleh cairan kenikmatan.
Aku masih mengulum dan menghisap puting mama. mama menarik kepala Naya ke arah payudara sebelahnya. Naya segera menghisap payudara mama sambil jemari tangannya yang lembut di masukkan kedalam vagina mama.
Desahan kami bergema diruangan itu. Keringat di tubuh kami tak henti-hentinya bercucuran. Aku meronta berusaha melepaskan diri dari tali yang mengikat tubuhku. Tubuhku yang sudah beberapa hari absen dari kegiatan sex sudah tak mampu lagi menahan gelora hawa nafsuku. Kepalaku seakan ingin pecah. Penisku menegang dengan kuat, namun karena baru saja aku mengalami orgasme, tidak kurasakan denyutan pada penisku.
"Ahhh...... Shhh... Tom...." Naya mendesah lembut. Kurasakan cairan kenikmatannya meleleh dibatang penisku. Orgasme yang dicapai Naya nampak biasa saja.
"cepet amat Nay..." kata mama.
"ini baru pembukaan mah.... Santai aja.... Sini mah gantian... kontol Tomi keras banget loh.." kata Naya seraya menarik tubuh mama.
Mama dan Naya bergantian menyetubuhi diriku. Entah sudah berapa kali mereka orgasme sampai akhirnya akupun mencapai orgasmeku yang kedua. Penisku kini mengendur. Akhirnya orgasme yang kutunggu-tunggu datang juga. Dengan begini permainan kami pun berakhir. Sempat terbesit dalam pikiranku, mungkin aku akan pingsan jika tak segera mencapai orgasme. Berkali-kali mama dan Naya menyiksaku. Ketika hampir saja aku akan orgasme mereka segera mencabut penisku. Sungguh terlalu, pikirku.

(sfx : Rrrrrrrrr.......Rrrrrrr.......Rrrrrr.......)
Handphone mama bergetar. Mama meraih handphonenya dan mengangkat telepon masuk itu.
"halo.... Oh kamu... ada apa?" mama berbicara pada telepon yang di tempelkan di pipinya.
"apa.....?? serius kamu....?" Mata mama terbelalak. Wajahnya yang tadi santai kini berubah menjadi serius.

"oke-oke... kalo gitu kamu kesini aja sekarang ya...., iya... iya sudah jangan nangis gitu.... Nanti kita bicarakan kalo kamu sudah disini ya... atau mau aku jemput?........ ohh oke aku kesana sekarang."
(sfx : tut.. tut.. tut.. tut..)
Mama menutup telepon itu.

"siapa mah?" tanya Naya.
"tante Shelly mau cerai sama suaminya...."
"hah????" aku dan Naya memekik bersamaan.
"kok bisa sih.. emank ada masalah apa..... mereka kan belom ada dua tahun nikah.." kata Naya. Aku terdiam saja.
Mama mengangkat bahunya dan kini mengenakan pakaian.
"mama juga ga tau sayang.... Ini mama mau kesana jemput dia...."
"mama mau di temenin?" tanya Naya.
"ga usa sayang... kasian Tomi sendirian dirumah kalo kamu ikut..." kata mama.
"hati-hati ya mah.... Maaf Tomi capek banget... kalo ga cape pasti aku anterin...." Kataku.
"iya gpp.... Mama berangkat dulu ya..." mama yang telah selesai mengenakan pakaian lalu mengecup keningku. Diraihnya kunci mobil di meja dan bergegas menuju rumah tante.

"kak... lepasin aku donk..." pintaku memelas.
"oh iya.... Hampir lupa hihihi...." Kata Naya seraya melepaskan ikatan di tubuhku.
Ikatan tali itu cukup kuat sehingga meninggalkan bekas pada pergelangan tangan dan kakiku.
"nah... udah tuh....." kata Naya.
"huff.... Begini kan enak...... kakak sama mama tega banget sih, aku sampe di ikat begini.

Naya merangkulkan kedua tangannya di pundakku lalu menempelkan keningnya pada keningku.
"habis kamu nakal sih... kakak sama mama gak dikasih jatah berhari-hari...." Kata Naya
"iya kak... maaf ya... aku masih trauma..." kataku.
"ya udah gapapa... toh sekarang kan udah lega... ya kan..."
Aku mengangguk. Kami berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan diri.
Guyuran air pada tubuhku menghapus peluh yang menyelimuti kulitku. Segar sekali rasanya. Baru kali ini aku melakukan hubungan sex hingga hampir dua jam. Kedua kakiku sampai bergetar tak mampu menahan beban tubuhku. Beberapa kali aku hampir jatuh di kamar mandi. Untung ada Naya yang memegangiku.
Naya memapahku menuju kamar. Dibaringkannya tubuhku di ranjang berwarna krem itu. Naya menyelimuti tubuhku dengan bedcover tebal untuk menghangatkanku. Naya memelukku erat dan kami pun tertidur.

Pagi telah datang. Sinar mentari menerobos masuk melalui celah-celah gorden. Kurasakan udara mulai menghangat.
Aku masih mengejap-ngejapkan mataku ketika kusadari Naya sudah tak ada disampingku.
Aku bangkit dan duduk diranjang. Kurasakan rasa pegal yang teramat sangat. Aku merenggangkan badanku, melemaskan otot-otot yang masih menegang.
Terdengar sayup suara wanita yang membacakan berita di TV. Tampaknya mama dan Naya sudah terbangun. Aku masih duduk diranjang ketika kudengar suara minyak panas yang bergemerecik didapur. Mama sudah pulang rupanya. Sepertinya mama sedang memasak, pikirku.
Aku mengambil handuk kimonoku dan mulai berjalan menuju kamar mandi. Kubuka pintu kamar dan kulihat seseorang sedang duduk di depan TV.

"kapan pulangnya mah?" tanyaku.
Ia menoleh.
Ternyata itu tante Shelly. Aku salah orang, wajahku kini memerah. Memang bentuk tubuh dan gaya rambut mereka benar-benar mirip jika dilihat dari belakang.
"kamu udah bangun Tom..." kata tante.
"i... iya tante.... Hehehe.... Kupikir tadi mama...." kataku tersipu.
Kutengok ke arah dapur, ternyata mama dan Naya sedang memasak disana. Haduh... malu sekali.

"keliatannya capek banget Tom, emank semalam main beraparonde?... sini duduk...." Kata Tante. Hah??? Dia tau apa yang kami lakukan semalam, pikirku.
Aku duduk disampingnya.
"iya tante.... Kemaren aku diperkosa sama mama dan kakak.... Hiks hiks...." Kataku sambil pura-pura menangis seperti anak kecil.
"hahaha.... Kamu sih.... Mereka gak kamu kasi jatah beberapa hari.. jadi beringas deh..." kata tante sambil tertawa.
"wooo.... Ngadu nih ye sama tante..." kata Naya. Ia datang bergabung dengan kami sambil membawa dua piring nasi goreng. Mama menyusulnya membawa dua piring nasigoreng lainnya. Harum sekali bau masakan mama. mama memang jago masak, tampaknya kakak juga menuruni bakatnya.

"mulai hari ini tante Shelly tinggal sama kita Tom." Kata mama.
Aku menoleh ke arah tante.
"oh iya..... tante ada masalah apa, kok tiba-tiba mau cerai sama suami tante?" tanyaku.
Tante tertunduk diam. Ia membisu, seolah tak mampu lagi mengulangi ceritanya yang telah ia utarakan kepada mama kemarin.
"tan... maaf ya... yaudah ga usah dijawab...." Kataku.
Air mata tante menetes. Aku mengambilkan box tisu di meja dan kuserahkan padanya.
Ia mengambil dua lembar tisu dan menyeka air matanya.
"tante kamu dituduh mandul sama om...." Kata mama.
"tante ga tau harus gimana... hiks... harga diri tante sebagai wanita seperti di injak-injak sama suami tante sendiri. akhirnya tante minta cerai, sekarang lagi proses pengadilan..." lanjutnya sambil terisak.
"ohh gitu tan... yaudah tante tinggal sama kita disini aja... daripada tante gak ada yang nemenin...." Kataku.
"sekalian Tom.... Tante juga mau minta tolong katanya." Kata Naya.
Aku kembali menoleh ke arah tante.
Ia kembali menyeka air matanya. Diam sejenak lalu berbicara.

"tolong hamilin tante Tom...., buktikan bahwa bukan tante yang mandul, kembalikan harga diri tante yang udah diinjak-injak" kata Tante.
WTF..... apalagi ini. Haduh.... Satu masalah pergi sekarang datang lagi masalah berikutnya.

Aku tak dapat berkata-kata saat itu. Kami semua terdiam, apakah mama dan Naya telah setuju dengan permintaan tante, pikirku. Hatiku berkecamuk, aku yang baru sembuh dari trauma setelah menghamili mamaku sendiri kini dipaksa untuk menghamili tanteku, yang tak lain adalah adik kandung mama.
Kehidupan ini memang kejam. Entah apakah aku sanggup bertarung melawan kerasnya kenyataan. Mungkin hanya sang waktu yang bisa menjawab pertanyaanku. Aku menghela nafas panjang. Tak ada pilihan lain selain menjalani semua ini sepenuh hati. Aku percaya Tuhan punya rencana besar yang tak kami ketahui. Seperti iklan 'chitato', LIFE IS NEVER FLAT.... Setuju?

Part VI - END

nantikan part VII final....
sambil nunggu part VII...
baca ini dulu gan https://www.semprot.com/threads/1037735?-Silent-Mountain-megatron21?p=1888917226#post1888917226
https://www.semprot.com/threads/1037167?-Naughty-Maid-Megatron21
https://www.semprot.com/threads/1035344?-Sexy-Ghost-Reni-HORROR
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd