--------------
Hmmm... nyam-nyam..
Mangap Suhu..
Jujur, Nubi ngerasa ada 'sedikit pemaksaan' pada char Maya pada awal-awal cerita.
Mungkin selaras.. dengan tujuan Suhu mengalihkan perhatian reader agar tidak dulu 'menebak.. siapa' si tokoh 'aku' yang di akhir-akhir cerita baru ketahuan 'keperempuanannya'.
But Nice. Terutama kejutan lesbiola-nya.. Haha..
Trus.. ada beberapa typo. Tapi ga terlalu mengganggu, sih.
Seperti misalnya:
Dina mendelik padaku dan mengayunkan parang itu kearah tubuhku. -ke arah- (kata sambung ke, di etc. 'menunjukkan tempat')
Dina bereaksi, wajahnya memerah, wajahnya menunjukan kejijikannya padaku. -menunjukkan-
"Makan nih, makan! Loe lebih suka toket itu kan?! Makaaaaan!" -seharusnya tanda seru (!), baru diiringi tanda tanya (?)-
Sebab, setiap kalimat langsung yang 'berisi seruan dengan nada tanya' diakhiri dengan tanda seru (!) baru diikuti tanda tanya (?) sebagai penegasnya.
Menurut KBBI dan Pedoman Penulisan Tanda Baca, sih.
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
• Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
• Bersihkan meja itu sekarang juga!
• Sampai hati ia membuang anaknya!
• Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia.
Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
• Kapan ia berangkat?
• Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
• Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
• Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
Overall ceritanya
Jiaahhh.. ngomong opo aku..