Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MENGEJAR SHINKANSEN [by Arczre + Nona Violet] [TAMAT]

Akhirnnya lanjut juuuugaaaa......
Huaaaaa:((

#sweet apdet sist...:suhu:

Tolong typonya pas masakanku lebih enak dari masakanku...:ampun:
 
Rendesvouze With My Boy


Part II



"Kanon-chan, Sukaru-san aku mohon sekali ini lagi saja. Hari ini aku dan Fahmi-kun ingin pergi ke acara Cosplay," lagi-lagi aku merengek pada kedua temanku yang sedang bersiap pergi untuk kunjungan kami ke kebun binatang pagi ini. Entah sudah berapa hari aku selalu mengeluarkan rengekan yang sama pada mereka dan mulai membuat keduanya kesal.


"Iie.... Keiko-chan, kau sudah 3 kali tidak ikut rombongan. Bagaimana kalau nanti ketahuan?" jawab Kanon menjelaskan kekhawatirannya, dia pura-pura sibuk memasukan barang bawaannya kedalam tas punggungnya.


"Iya Fujiwara-san, kau kan bisa pergi dengan senior Fahmi nanti malam," tambah Sekar-san.


"Neee..." aku tarik tangan Kanon membuatnya menghadapku dan menggengamnya erat, memasang wajah penuh harap agar dia mengasihaniku, "tapi aku ingin pergi sekarang, aku ingin menghadiri acara Cosplay, aku ingin bertemu dengan Baozi dan Hana, kau juga tau kan ini kesempatanku untuk lebih dekat dengan Fahmi-kun sekaligus bertemu Cosplayer kesukaanku? Kanon-chan aku hanya ma-,"


"Cukup Keiko-chan!" bentak Kanon-chan menghentikan rengekanku dan membuatku cemberut. "Huuuhhhfffmmph!"lalu dia menghela nafasnya dalam-dalam, "Baiklah sekali ini saja, dan besok aku tidak akan lagi melakukan ini!"


"Hontouni Kanon-chan??" sorakku tak percaya sekaligus senang mendengar keputusan Kanon.


"Tapi Atsune-san..." Sekar-san yang merupakan guide kami terlihat keberatan atas keputusan sepihak Kanon padaku.


"Tenang saja Sukaru-san," ucap Kanon menatap yakin pada Sekar-san yang berada disamping kami.


"Huuh... baiklah, kalau ada apa-apa kuharap kalian bisa melindungiku."


"Yaaaayy! Arigato Sukaru-san!" ucapku sambil memeluk Sekar-san yang menggeleng pasrah karenaku.


Ini sudah kesekian kalinya, aku memohon pada Sekar-san dan Kanon untuk pergi bersama Fahmi-kun disaat seharusnya aku beserta rombongan melakukan Observasi di Objek yang akan kami kunjungi.


Tapi karena jadwalku dan Fahmi-kun yang tidak memungkinkan kami bisa bertemu dimalam hari, terpaksa harus membuatku membolos tidak mengikuti kegiatan grup. Sebagai gantinya, Kanon-chan akan mengacungkan tangannya saat namaku dipanggil nanti. dan selama ini rencana itu selalu berhasil.


"Ayo berangkat, nanti kita terlambat," Ajak Sekar-san sambil melangkah keluar kamar, diikuti Kanon dan aku dari belakang.


Sesampainya dipintu hotel, diluar sudah terlihat bis yang akan membawa rombongan kami ke kebun binatang Malang. Setelah berpamitan dan sedikit mengobrol, Kanon-chan dan Sekar-san tak beberapa lama kemudian meninggalkanku sendirian didepan pintu hotel dan menaiki bis.


Kemudian aku memandang sebentar Kafe disamping hotel dan mengedarkan pandanganku kesetiap sudut kafe, masih sepi. Mungkin hanya ada beberapa Mahasiswa yang sarapan, yah memang baru pukul 10.11 pagi. Fahmi-kun yang biasanya duduk disalah satu mejanya juga belum datang, padahal kami sudah sepakat akan pergi pagi ini.


Kudengar memang beberapa orang Indonesia suka sekali terlambat datang saat mempunyai janji, tapi kurasa Fahmi-kun tidak termasuk kedalamnya. Tapi entahlah, akhir-akhir ini dia jadi sering terlambat, katanya dia ada pekerjaan yang sering mendadak. Menyebalkan!


“Keiko-chan?”


“Huh?” aku menengok kaget saat seseorang memanggil dan menepuk bahuku saat aku sedang sibuk meneliti pengunjung Kafe. “Fahmi-kun...” aku langsung memasang wajah cemberut, entah dia sangat menyebalkan.


“Hehehehe... maaf ada sedikit pekerjaan yang harus aku selesaikan, jadi aku sedikit terlambat,” ya... yaaa... dia memang selalu begitu, setiap melakukan kesalahan dia selalu tersenyum sambil meminta maaf dengan senyuman yang telah membuatku jatuh cinta padanya. Dan sialnya senyuman sialan itu yang selalu membuat hatiku luluh.


“Kau harus dihukum!” jawabku ketus sambil menatapnya penuh dendam agar aku terlihat lebih seram. Dan kurasa aku sekarang sedang berwajah antagonis dan membuatnya takut.


“Ahahahaha! Hukuman apa- Rubah manis?” jawab Fahmi-kun tiba-tiba merendahkan kepalanya berhadapan dengan wajahku.


“Eh??” seketika tubuhku kaku, aku menjerit heboh dalam hati. Posisi wajahnya itu terlalu dekat dengan wajahku, bahkan aku bisa melihat pori-pori halus diwajahnya. Dia itu apa-apaan, memangnya aku tidak malu! Susah payah aku memasang wajah ketus agar dia takut, Fahmi-kun malah memanggilku imut! Dan ditambah aksinya yang nyengir tepat didepan wajahku. Jantungku rasanya mau melompat keluar.


“Miichan! Kau menyebalkan!” jawabku sambil mendorong tubuhnya asal, lalu aku pergi meninggalkannya menuju jalan raya. Sekilas dia malah tersenyum sambil menggaruk kepalanya, mengamati arah kemana aku pergi.


“Keiko-chan tunggu, aku kan sudah minta maaf...” kudengar Fahmi-kun mengejarku dibelakang, aku tidak peduli aku masih terus berjalan menjauh darinya. Yaah meski aku hanya menyembunyikan wajah salah tingkahku ini sebenarnya.

“Hei? Katanya kau mau menghukumku?”


“Tidak jadi, kau menyebalkan!”


“hahahaha... kau lucu, baiklah... kalau kau tidak jadi menghukumku biar aku saja yang menghukum diriku sendiri,”


“Ha?” aku berhenti dan berbalik kearah Fahmi-kun, sambil memasang wajah penuh tanya padanya saat mendengar pernyataannya itu.


“Iyaaa karena aku bersalah, karena selalu terlambat saat menemuimu, jadi pantas dihukum,”cengirnya polos.


“Hukum apa?!” jawabku masih ketus.


“Hukuman ini,”


“Kyaaaaah! Miichaaaan!” aku berteriak kaget saat tiba-tiba Fahmi-kun membelakangiku dan secepat kilat menarik pinggangku, membuatku terpaksa memeluk punggungnya kemudian dia mengangkat tubuhku dan menggendongku dibelakang punggungnya.


“Miichan kau menyebalkan!” lagi-lagi hanya itu yang bisa kuucapkan sambil berpura-pura cemberut saat Fahmi-kun melakukan hal yang membuatku kesal atau bahkan malu tapi mau seperti ini.


“Hahahaha... ini hukuman untukku, aku akan menggendongmu sampai ke Mall, jadi kau diam saja dibelakang sana,” balas Fahmi-kun santai sambil menggendongku. Padahal beberapa orang sedang melihat kami dengan tatapan yang bermacam-macam.


“Miiiichaaaan...” aku merengek manja menahan rasa malu, bahagia dan bangga. Aku tidak menyangka Fahmi-kun akan melakukan hal bodoh ini, tapi aku sangat menyukai Fahmi-kun, semakin hari aku semakin jatuh cinta padanya. Iyaaa aku sangat sangat mencintai Fahmi-kun, pemuda yang bisa membuatku merasa kesal sekaligus bahagia disaat yang bersamaan.


Mengejar Shinkansen


“Kau mau ganti kostum ditoilet atau dibackstage?” tanya Fahmi-kun saat kami tiba disebuah pusat perbelanjaan dikota ini.


“Umm... dimana saja,” jawabku yang masih menempel cantik dibalik punggungnya yang kokoh, sambil membawa paperbag yang berisi kostumku yang baru saja aku beli dari toko cosplay diseberang jalan. “Tapi sebelumnya turunkan aku Miichan, aku malu!”


“Hahahaha.... baiklah-baiklah, padahal aku masih ingin menggendongmu,” kata Fahmi-kun sambil menurunkanku dari punggungnya.


“Aku tidak mau membuat punggungmu patah kau tau!” jawabku ketus.


“Hahahaha... yasudah ayo masuk,” ajak Fahmi-kun sambil menggandeng tanganku.


Kami naik kelantai dua dimana Acara tahunan yang dikatakan Fahmi-kun ini diadakan, disana sudah banyak orang-orang dengan berbagai macam kostum berlalu-lalang. Suara dari panggung juga terdengar sangat meriah melalui speaker pengeras, lagu-lagu Jepang dan suara MC yang entah membicarakan apa.


Aku sudah tidak sabar untuk segera bergabung dengan mereka, tapi sebelumnya Fahmi-kun mengantarkanku ke Toliet untuk mengganti kostumku. Aku sangat antusias mengkuti acara yang pertama kalinya aku ikuti di luar Jepang ini, lagipula bintang tamu yang hadir adalah Baozi dan Hana, Cosplayer asal China yang sangat aku suka. Mereka sebenarnya adalah pria, tapi Hana sangat cantik ketika dia menggunakan kostum wanita, dan kabarnya mereka pacaran! Kyaaaah! Sebagai seorang Fujoshi aku sangat menyukai mereka.


Aku sudah memakai kostumku, kostum sederhana yang manis berwarna ungu dan biru. Kemudian aku keluar dari bilik toliet dan berkaca diruang tunggu. Sebenarnya aku ingin memakai kostum Mikasa Ackerman dari Anime Shingeki No Kyojin, tapi ternyata toko itu tidak menyediakan. Harus memesan terlebih dahulu, yaah... apa boleh buat kostum ini tidak buruk juga. Aku suka kostum ini, ada ekor yang mirip milik Lala Deviluke di Anime To Love Ru, juga tanduk kecil berwarna hitam. Hehehe... tidak buruk kan?

11898593_1039078529449966_7156920177579711969_n.jpg



‘Tok!tok!tok!’


Aku menoleh kearah pintu yang diketuk dari luar, mungkin itu Fahmi-kun yang sudah bosan menungguku diluar sana. Setelah memoles sedikit lipstik dibibirku dengan sedikit terburu-buru kemudian aku beranjak pergi, tapi ketika membuka pintu aku terkejut. Ada seorang yang memakai kostum Kamen Rider Kuuga berdiri didepanku.


“Kyaaaaaaahh!” aku menjerit keras saat pria bertopeng itu mengangkat tubuhku dan menggendongku ala pengantin, aku pukul kuat-kuat tubuhnya tapi tanganku yang terasa sakit karena bajunya cukup keras. Aku menoleh kanan-kiri mencoba mencari Fahmi-kun tapi dia tidak ada disana, lagipula kenapa tempat ini sepi sekali! Tidak ada orang, bagaimana kalau aku diculik?


“Rupas! Rupaskan aku! Teme! Itaaai dayo! Rupasss!” aku berteriak-teriak ketakutan sambil terus berusaha lepas dari tangannya. Tapi pria bertopeng jahat itu malah tertawa terbahak-bahak. Aku merengek hampir menangis saat dia terus membawaku kederetan kios-kios yang yang tertutup, perasaanku mulai tidak enak.


Tapi tiba-tiba... aku ingat siapa pemilik suara tawa itu, saat aku tersadar aku menoleh kearah wajahnya yang tertutup topeng Kuuga. “Miichaaaaan.....” rengekku mengetahui itu adalah dia. Kamen Rider Kuuga yang menculik gadis Jepang! Menyebalkan!


“Hahahaha! Kau lucu sekali kalau ketakutan begitu Keiko-chan,”


“Jahaaaat! Aku sangat takut!”


“Tapi sekarang tidak lagi kan?”


“Kau pikir lucu? Aku ketakutan setengah mati!” aku cemberut dan memasang wajah kesal pada Fahmi-kun.


“Yaa iyaa maaf,” kata Fahmi-kun sambil menurunkanku dari tangannya.


“Dari mana kau dapat kostum itu? Katanya kau tidak berminat ikut!” tanyaku, masih dengan nada yang ketus.


“Hahaha, sebenarnya aku sudah menitipkannya pada temanku Andika.”


“Begitu ya...”


“Ayolaaah... jangan cemberut lagi, Hana dan Baozi sudah datang. Kontesnya juga akan segera dimulai,” bujuk Fahmi-kun sambil mencubit kedua pipiku.


“Gendong!” aku membentaknya.


“Aaaaah gendong lagi! Pinggangku patah, kau kan gendut,”


“Tidak mau tau! Cepat berbalik!” ya Fahmi-kun yang menyebalkan memang harus dihukum lagi.


“Baiklah... baiklah...” dan akhirnya diapun menyerah, menghadap kedepan, merendahkan tubuhnya kemudian aku naik kepunggungnya.


“Hup!” aku melompat kecil, setelah aku mengalungkan kedua tanganku dilehernya Fahmi-pun membawaku ketempat dimana acara diadakan. Sepanjang jalan dia terus mengeluh pinggangnya patah karena terus menggendongku, huh! Memangnya siapa yang menyuruhnya menjadi orang yang menyebalkan?! Lagipula dia kan Kamen Rider, hahaha! Kamen Rider yang menculik gadis Jepang.


"Ayooo Kamen Rider-kun jangan malas!"


Tak lama kemudian Fahmi-kun menurunkanku ditengah gerombolan para Cosplayer yang berada didepan panggung, mereka sedang menunggu giliran tampil diatas panggung atau hanya sekedar menonton. Disana aku sempat berkenalan dengan teman-teman Fahmi-kun yang lain, mereka memakai kostum yang bermacam-macam, mereka juga terlihat sangat senang bertemu denganku. Kebanyakan menannyakan bagaimana kehidupan kami di Jepang sana, dan mereka sangat ingin pergi ke Jepang suatu hari nanti.


Saat kami asik mengobrol tiba-tiba dari pengeras suara terdengar suara pembawa acara memanggil nama Fahmi-kun dan Andika-san yang memakai kostum Satria Garuda Bima-X, dan Dimas-san dengan kostum Rasputin dari Bima-X, ternyata mereka mendapat giliran untuk tampil diatas panggung secara berkelompok. Setelah berpamitan denganku akhirnya Fahmi-kun segera naik kepanggung.


“Ganbatte! Ganbate kudasai Fahmi-kun!” teriakku sambil melambaikan tanganku dari barisan para penonton saat Fahmi-kun mulai bersiap-siap diatas panggung. Dan tidak aku sangka banyak juga ternyata yang mengenal Fahmi-kun, meneriakan nama Fahmi-kun. Terutama para gadis.


Tidak berapa lama kemudian Fahmi-kun dan teman-temannya mulai beraksi, Fahmi-kun dan Andika-san bertindak sebagai pahlawan yang melawan monster Rasputin yang diperankan oleh Dimas-san. Mereka battle diatas panggung, gerakan mereka sangat bagus, menendang memukul dengan pedang dan melompat seperti sungguhan. Semua penonton menyoraki mereka dengan sangat antusias, bahkan aku tidak mau sedikitpun berkedip untuk melewatkan penampilan Fahmi-kun yang sangat keren dan jantan. Aku juga melihat Hana dan Baozi yang bertindak sebagai juri didepan sana juga terlihat sangat kagum.


Tidak terasa sudah sekitar 10 menit berlalu, dan suguhan yang ditampilkan Fahmi-kun dan teman-temannya usai. Kurasa itu waktu yang sangat singkat untuk menyaksikan tampilan yang sangat keren dari mereka, bahkan suara tepuk tangan yang riuh juga masih terdengar saat mereka turun dari panggung.


“Kyaaaaaahh! Suggooi!” ucapku saat menyambut Fahmi-kun yang datang ketempat kami berdiri. Bahkan aku tak malu-malu lagi memberikan pelukan untuk Fahmi-kun yang masih bertopeng Kamen Rider Kuuga.


“Terima kasih Keiko-chan, aku sangat bersemangat karena kau menontonku dan memberi semangat,” ucap Fahmi-kun mengusap-usap rambutku.


“Ciiieeeee.... Fahmiiii,” sorak teman-temannya kompak.


“Hahahaha... gomenne...” aku yang salah tingkah langsung melepas pelukanku dari Fahmi-kun dan nyengir kearah mereka.


Tapi tidak lama kemudian aku mendengar namaku dipanggil diatas panggung, “Fujiwara Keiko-chan, silahkan naik ke panggung dan tunjukan penampilan terbaikmu!” kata pembawa acara yang terlihat sangat bersemangat itu.


“Apaaaa??! Aku??” tanyaku dengan wajah cengo pada Fahmi-kun dan teman-temannya. Aku benar-benar tidak mengerti.


“Iyaa kau, ayolah naik kepanggung,”


“Tap-tapi aku kan....”


“Keiko-chan! Keiko-chan! Keiko-chan!” sorak teman-teman Fahmi-kun yang mencoba mendorongku untuk naik kepanggung. Sedangkan Fahmi-kun, kurasa dia sedang nyengir senang dibalik topengnya karena berhasil membuatku gugup setengah mati.


“Ayolah... kau pasti bisa Keiko-chan,”


“Miichan!”


“Ayolaaah... aku antar ya,” ya dengan sangat terpaksa akupun menurut saja saat Fahmi-kun menggandengku dan mengantarkanku untuk naik keatas panggung.


Akhirnya aku berdiri diatas panggung tanpa persiapan apapun, dadaku berdebar memandang orang-orang yang menungguku untuk menampilkan sesuatu yang bahkan aku sendiri tak tahu. Aku mencoba terus tersenyum walau kurasa kini mirip seperti orang bodoh.


Dibarisan penonton aku melihat Fahmi-kun dan teman-temannya terus menyemangatiku, hhhh! Apa maksud mereka membawaku disituasi yang memalukan ini, lihat saja aku akan memberi Fahmi-kun pelajaran nanti!


“Silahkan Fujiwara-san,” kata pembawa acara membangunkanku dari lamunan.


“E---ee—baiklah,” jawabku. Kemudian aku berbisik pada pembawa acara itu, dia mengangguk-angguk mengerti sambil mengacungkan ibu jarinya. Setelah dia mengerti mauku, pria itu pergi kebelakang panggung dan keluar lagi dengan headset microphone.


Yeaaa! Sudah terlanjur diatas panggung, aku harus melakukan sesuatu. Setelah menerima microphone dan memakainya akupun memperkenalkan diri. Kemudian berbalik membelakangi mereka bersiap selayaknya penyanyi profesional yang akan mengguncang panggung.


“One! Two! Three! Four!” teriakku diiringi lagu Heavy Rotation dari AKB48, dan seketika suara riuh tepuk tangan ditujukan untukku.


“I want to...
i need you...
i love you...
Atama no naka
Gangan natteiru myuujiiku...
Hebii rooteeshon
”


Aku menari sekaligus menyanyi diatas panggung. Dengan penuh percaya diri aku bernyayi dengan bebas seakan ini sedang berada didalam kamarku, itu juga karena mereka semua suka dan menikmati, makanya aku sangat bersemangat.


“ I want to...
i need you...
i love you...
Kimi ni aete
Dondon chikadzuku sono kyori ni
Maakusu Hai tenshon....”


11880414_1039077269450092_8525630511680176918_n.jpg



Dan mereka semakin bersemangat menyorakiku, kulihat kearah Fahmi-kun yang melepas topengnya dan melambai-lambai senang kearahku. Jujur saja itu semakin membuatku merasa sangat bersemangat, lagipula lagu ini cukup mewakili perasaanku padanya.


”I want to...
i need you...
i love you...
Haata no oku
Janjan afureru itoshisa wa
Hebii rooteeshon...”



“Hebii rooteeshon....” aku mengakhiri laguku dengan senyuman manis kepada mereka semua sambil melambaikan tangan, haha aku merasa seperti Idol.


Suara tepuk tangan kembali riuh saat aku membungkuk berterima kasih dengan menggunakan bahasa Indonesia yang terbata-bata. Aku sangat merasa bahagia bisa sangat diterima oleh mereka.


“Miiichaaaaan!” aku berlari manja kearah Fahmi-kun setelah turun dari panggung lalu kembali memeluknya, dia mengusap lembut puncak kepalaku seperti memperlakukan kucing manis yang baru saja melakukan hal besar. Kemudian dia membisikan kata “I Love you” padaku, hihi sangat manis bukan?


Lalu beberapa saat kemudian rombongan kami didatangi beberapa pengunjung untuk sekedar berfoto, tidak hanya itu, kami juga diwawancarai oleh beberapa reporter majalah Online dan majalah Japan culture. Yaah... walau Fahmi-kun menyebalkan tapi dia memberikanku banyak pelajaran baru.


Mengejar Shinkansen


Pantai....aku dan Fahmi-kun memilih tempat ini untuk menghabiskan waktu kami hari ini. setelah seharian mengikuti acara Cosplay yang melelahkan aku dan Fahmi-kun bersantai sejenak disebuah gubuk dipinggir pantai sambil menikmati es kelapa muda, dan Sunset. Aku sebenarnya sangat lelah dan ingin langsung pulang, tapi Fahmi-kun dan teman-temannya mengajakku ikut kepantai untuk merayakan kemenangan kami dikontes tadi.


Fahmi-kun dan kelompoknya mendapat juara pertama, itu sangat keren dan tidak mengherankan. Lalu aku mendapat juara Favorit pertama pilihan penonton, hehehe... itu cukup membanggakan kan untuk peserta tanpa latihan?


Kami berdua duduk bersebelahan sambil mengobrol, aku juga memamerkan foto-fotoku bersama Baozi dan Hana yang baru saja aku dapatkan tadi. Fahmi-kun terus mengejekku dengan sebutan ‘FUJOSHI’ karena begitu girang bisa melihat pasangan Cosplayer itu secara langsung. Padahalkan itu wajar seorang fans sangat senang bertemu idolanya.


Angin laut terus berhembus semilir menerpa tubuh kami, rambutku juga sedikit berantakan karenanya. Langit juga sudah mulai berubah menjadi gelap. Aku sudah benar-benar lelah sebenarnya, tapi teman-teman Fahmi-kun masih asik bermain air dipantai.


“Kau lelah?” tanya Fahmi-kun sambil menata rambutku yang menghalangi wajahku. Dengan sedikit cemberut aku mengangguk pelan mengiyakan. “Maaf ya, sebentar lagi kita pulang. Kan tidak enak kalau meninggalkan mereka,” lanjut Fahmi-kun menjelaskan.


Akupun mengangguk dan tersenyum padanya, aku juga tidak mau menjadi gadis egois yang mementingkan kemauanku tanpa memikirkan citra Fahmi-kun didepan teman-temannya. Aku tidak mau menjadi gadis yang membatasi pergaulan kekasihku hanya untuk dikuasai olehku saja.


“Kalau kau lelah tidurlah,” kata Fahmi-kun memeluk pundakku dan menarik kepalaku untuk bersandar pada pundaknya. Akupun mengikutinya dan menyandarkan kepalaku, dengan lembut dia mencium pucuk kepalaku. Dan aku sangat senang berada disampingnya, apalagi sambil memandang Matahari yang seolah hampir tenggelam ditengah lautan.


“Miichan,” bisikku pelan padanya.


“Hm?” jawabnya tak kalah lembut.


“Kau tidak ingin melihat Greenflash?”


“Greenflash?” kata Fahmi-kun mengandung pertanyaan.


“Disana,” jawabku sambil menunjuk Matahari dengan semburat jingga dilangit sekitarnya.


“Aku tidak melihat apa-apa,”


“Mungkin sebentar lagi, saat Matahari hampir terbenam. Kau tidak boleh berkedip kalau ingin melihatnya,” kataku menjelaskan padanya.


“Oh yaaa...kenapa begitu?”


“Ikuti saja Miichan,”


“Baiklah...”


“Kalau kau melihatnya, beritahu aku,” ucapku sambil tersenyum dan mengeratkan pelukan tanganku pada lengannya.


Tapi setelah 15 menit kemudian Matahari mulai terbenam seluruhnya, dan hanya menyisakan awan kejinggaan yang mulai memudar. Dan Fahmi-kun yang tidak juga melihat cahaya Hijau itu mengatakan sesuatu, “Kei-chan? Matahari sudah terbenam, dan aku sama sekali tidak melihat Greenflash yang kau katakan.”


Aku mengangkat kepalaku dan tersenyum pada Fahmi-kun yang menatapku dengan sorot penuh tanya. “Miichan, aku saja melihatnya. Masa kau tidak? Sebenarnya kau melihatnya, hanya saja kau tidak menyadarinya. Greenflash itu hanya terjadi sekitar 2-3 detik. Sangat singkat bukan?” terangku pada Fahmi-kun yang masih terlihat tidak mengerti, “sama seperti alur kehidupan ini, sangat cepat, bahkan tanpa kita sadari. Sama seperti Greenflash yang berlangsung begitu singkat.”


“Begitu ya...” kata Fahmi-kun tersenyum menatapku, lalu menyilakan beberapa helai rambut pendekku kebelakang telingaku.


Akupun menarik tangan kanan Fahmi-kun dan menggenggamnya erat. “Miichan, aku senang berada disampingmu, aku sangat bahagia. Aku akan mengingat semua yang pernah kita lakukan bersama, walau mungkin kebersamaan kita singkat seperti Greenflash aku ingin mengabadikannya didalam hati dan otakku.” Ucapku dengan serius.


“Kei-chan apa yang kau katakan?” Fahmi-kun membalas genggaman tanganku dan membalas tatapanku dengan teduh. “Kita akan bertemu lagi nanti, aku akan berjuang untuk membuat kita bisa bersama-sama selamanya,”


“Dan aku juga tidak akan melupakan kebersamaan kita seperti aku melewatkan Fenomena Greenflash itu, aku janji Keiko-chan... aku sangat mencintaimu. Kau sangat berharga,”


“Hontouni??” jawabku lembut sambil mencari kejujuran dari sorot mata Fahmi-kun yang tengah menatapku. Ya... aku tau dia sangat mencintaiku, perasaanku mengatakan dia sangat mencintaiku dan semoga itu benar.


Fahmi-kun mengangguk tersenyum dengan senyuman khasnya yang selalu membuat jantungku berdebar, dia juga mendekatkan wajahnya sambil mengusap lembut pipiku yang mulai dingin karena udara pantai yang sudah berubah.


Semakin dekat dan semakin dekat wajahnya didekatkan kearahku, Fahmi-kun memiringkan kepalanya sedikit, bahkan nafas hangatnya dapat aku rasakan menerpa hidung dan bibirku. Aku tidak bisa bergerak, dadaku tiba-tiba berdetak dengan sangat keras, bahkan lebih parah dari saat pertama kali aku bertemu dengannya. Apalagi saat hidung Fahmi-kun menempel dihidungku, aku hanya memejamkan mataku erat-erat. Dan sedetik kemudian aku rasakan benda lembut dan sedikit hangat menyentuh bibirku yang dingin.


Hatiku terasa meleleh, pandanganku kabur, wajahku memanas dan tubuhku terasa ringan seperti melayang-layang diudara. Aku baru tersadar beberapa menit kemudian, saat itu aku sadar bahwa Fahmi-kun telah mencium bibirku. Apakah memang seperti itukah rasanya ciuman itu? Aku tidak percaya sekaligus bahagia, ciuman pertama yang selama ini aku impikan telah diwujudkan oleh Fahmi-kun. Pria yang sangat aku cintai, demi apapun aku tidak menyesal membiarkannya menciumku seperti itu.


Cukup lama kami saling menempelkan bibir berciuman, sampai aku merasa sedikit rilex dan debaranku mulai berkurang. Saat itu juga Fahmi-kun melepaskan ciumannya perlahan padaku, sampai terlepas seluruhnya. Kami saling tersenyum canggung saat bertatap muka, bahkan Fahmi-kun menggaruk kepala belakangnya sambil nyengir canggung. Aku yang masih sangat malu dengan kejadian barusan memilih memeluk Fahmi-kun dan menyembunyikan wajah tomatku didekapannya.


“Fahmiiiii! Keiko-chan, udahan ah pacarannya! ayooo kesini!” teriakan Andika-san dari pantai membuatku mengangkat kepala dan mendongak melihat respon Fahmi-kun. Saat dia tersenyum dan mengangguk itu artinya kami memang harus bergabung dengan teman-teman yang lain, bermain air dipantai.


Mengejar Shinkansen


Hari ke 9. Itu artinya masih ada sisa 3 hari lagi aku tinggal di Indonesia, itu waktu yang sangat singkat kurasa. Iyaaa itu artinya aku dan Fahmi-kun tak lama lagi akan segera berpisah, aku tidak tahu kapan lagi kami bisa bertemu setelah ini. Tapi yang aku ingat dia akan terus berjuang untuk membuat kami terus bersama.


“Keiko-chan, kau belum bersiap-siap?” tegur Kanon-chan saat keluar dari kamar mandi mendapatiku masih mengenakan kimono mandiku sambil melamun ditepi ranjang.


“Eee... maaf, aku...”


“Jangan bilang kau akan pergi lagi dengan Fahmi-senpai,” sahut Kanon menebak kebiasaanku.


“Iiiee Kanon-chan, aku kan sudah tidak pernah pergi dengannya lagi pada saat kegiatan. Kau jangan menuduhku yang macam-macam,” protesku pada Kanon-chan yang selalu curiga denganku. Lagipula memang benar aku sudah tidak pernah bolos, Fahmi-kun juga sibuk bekerja akhir-akhir ini jadi kami hanya bertemu jika malam hari.


“Hahahaha... begitu saja marah, kalau begitu cepat bersiap-siap. 20menit lagi kita berangkat ke pabrik minuman!” kata Kanon-chan bersemangat.


“Pabrik minuman?” tanyaku meyakinkan. Dan Kanon-chan mengangguk sembari menyiapkan pakaiannya. “Minuman apa?” tanyaku kembali.


“Huuuh! Apa kau tidak membaca jadwalmu Keiko-chan? Tentu saja pabrik minuman mineral, namanya Akua kalau tidak salah!” Kanon-chan mencoba mengingat-ingat.


“Akua?” gumamku dengan seribu hal yang berusaha aku ingat.


“Iya Keiko-chan! Kau jangan diam saja, cepatlah bersiap-siap dan ayo kita berangkat!” lagi-lagi Kanon –chan mencoba membuyarkan lamunanku.


“Aha! Aku ingat! Itu tempat dimana Fahmi-kun bekerja!” seruku melonjak kegirangan, “Baiklah aku harus cepat!” kemudian aku dengan sedikit tergesa-gesa mulai melesat ke lemariku mencari baju yang akan aku pakai hari ini.


“Jangan lupa gunakan seragam yang diberikan panitia,” sahut Kanon-chan seolah mengerti kalau aku memang lupa akan hal itu. Yah walau dia agak berisik, aku sangat beruntung mempunyai teman sepertinya.
 
Terakhir diubah:
Mengejar Shinkansen


Whoooaaaaa! Sugoooiiii! Itu yang pertama kali aku ucapkan saat turun dari bis dan melihat pabrik minuman tempat Fahmi-kun bekerja. Tempatnya besar dan luas, arsitekturnya juga keren dan sangat modern. Tapi tidak cukup berlama-lama aku mengagumi bangunan ini, Kanon-chan menyenggol lenganku memberi isyarat untuk terus berjalan mengikuti yang lainnya untuk menuju kedalam sebuah ruangan.


Kami memasuki ruangan yang ternyata isinya adalah beberapa petinggi dan Karyawan pilihan pihak pabrik. Setelah rombongan kami duduk, acarapun dimulai. Mereka memberikan info tentang air dan bagaimana pihak pabrik mengolah produknya agar tidak mengganggu kelestarian lingkungan.


Setelah presentasi usai, rombongan kami dibawa berkeliling pabrik. Melihat proses pengisian air sampai proses packing. Lalu setelah itu rombongan kami menuju sumur yang yang berada didalam bangunan mirip rumah yang dikelilingi oleh taman yang indah, katanya itulah sumber airnya.


Kemudian kami diberikan waktu sekitar 30 menit untuk berisirahat sebentar, sebelum melanjutkan perjalanan ke desa-desa yang berada di lingkungan pabrik. Mungkin perjalanan kami nanti akan memakan waktu sekitar 30-60 menit.


Aku mengambil ponselku dari saku jas cokelatku, kulihat pesan yang berisi aku ada di pabrik dimana Fahmi-kun bekerja yang aku kirimkan pada Fahmi-kun ternyata tidak terkirim. Padahal aku ingin bertemu dengannya disini.


Dengan perasaan yang sedikit kesal aku memasukan lagi ponselku kedalam saku. Memasang wajah muram sambil bersedekap dan mengawasi kalau-kalau Fahmi-kun ada lewat disekitarku. Tapi lebih dari 10menit aku tidak juga menemukannya, teman-temanku yang lain juga mulai pergi satu-persatu untuk pergi ke kantin atau sekedar ke toilet.


“Nee... Keiko-chan, aku akan pergi ke toilet sebentar. Kau ikut atau berdiri saja disitu?” tanya Kanon yang sedari tadi mengobrol dengan Sekar-san dibelakangku.


Kupikir aku tidak mau disini sendirian, lebih baik aku ikut dengan Kanon kekamar mandi. Aku juga ingin mencuci mukaku yang terasa kaku karena terlalu lama aku tekuk.


Dengan perasaan yang masih kesal aku mengikuti Kanon dan Sekar-san dari belakang mereka. Aku sebal akhir-akhir ini Fahmi-kun selain sering terlambat dia juga sering sekali mematikan ponselnya. Memangnya kenapa dia selalu seperti itu! Menyebalkan!


Belum hilang rasa kesalku, saat kami melewati area parkir, aku mendengar suara seseorang sedang bertengkar dalam bahasa Indonesia didepan sana, dan itu membuat Kanon dan Sekar sedikit takut untuk terus berjalan. Mereka berhenti dan menghadapku dengan tatapan tak mengerti. Sama seperti aku.


Entah apa yang mereka perdebatkan yang jelas itu semakin membuat perasaanku tidak nyaman, yang jelas aku mendengar pria itu mengatakan “Maaf” “Sayang” dan kata manis lainnya. Mungkin, aku juga tidak tahu mereka bicara apa, tapi setauku ketika gadis itu diam, dia sudah berhasil ditaklukan. Siapapun kau, selamat bagimu wahai pria penakluk.


Kanon-chan dengan isyaratnya yang mengatakan ‘ayo jalan lagi’ dengan telunjuknya, membuatku kembali berjalan mengikutinya yang berjalan dengan Sekar-san. Walau sedikit canggung saat kami melewati kedua pasangan itu, sang pria sedang bersandar dimobil dan sang wanita sedang dipeluknya dengan mesra sambil diusap-usap lembut rambut wanita itu penuh cinta.


Tapi ketika semakin dekat dengan kedua orang itu aku seperti melihat sosok pria yang aku kenal, meski dari belakang aku yakin itu Fahmi-kun. Untuk memastikan bahwa benar pria itu adalah Fahmi-kun, aku mempercepat langkahku tak sabaran sampai menabrak Kanon dan Sekar-san yang menatapku tak mengerti.


Saat itu dadaku sudah bergemuruh dengan perasaan yang bercampur aduk, mataku juga terasa sangat panas. Barulah ketika aku sudah berada disamping mereka, disusul Kanon dan Sekar-san yang memanggil namaku. Seketika Fahmi-kun menoleh kearah kami dengan tatapan tak percaya, saat itu pula tangisanku pecah begitu saja disana.


“Keiko-chan??!”


“Hiks... Fahmi-kun....” lirihku sambil menutup mulutku tak percaya. Meski secepat kilat Fahmi-kun melepaskan pelukannya pada wanita itu, tak lantas membuatku melupakan kejadian buruk ini. Dadaku terasa sangat sakit, melihatnya memeluk wanita lain didepan mataku sendiri.


“Hei Jepang sialan! Apa yang kalian lakukan disini?! Lancang ya kalian berani masuk area parkir staff!” bentak wanita yang tadi dipeluk oleh Fahmi-kun.


“Vindy kamu keterlaluan ya!” bentak Fahmi-kun terlihat marah pada wanita itu.


“Ke-napa kamu marah?!” jawab Kanon yang merasa kalimat yang dikatakan wanita itu bukan kata-kata yang sopan, walau kami tidak tahu apa maksudnya. Tapi dengan gesture yang seperti itu, siapapun tahu itu bukan hal yang baik. Tapi sebelum semua berlanjut, Sekar-san menahan tubuh Kanon-chan agar lebih ‘calm down’.


Aku yang sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit hati memilih pergi meninggalkan mereka semua, berlari sekuat tenagaku. Kudengar Fahmi-kun meneriakkan namaku, tapi gadis yang bersamanya itu mencoba menahannya. Sedangkan Kanon dan Sekar-san berlari mengejarku.


Aku terus menangis sejadi-jadinya sambil berlari keluar pabrik kemanapun aku tak peduli.
11894643_1483204398657026_3221382121495251469_o.jpg

Aku hanya ingin pergi jauh, jauh dari Fahmi-kun. Aku harap ini hanya mimpi buruk, aku berlari berharap agar aku bisa terjatuh dan kemudian bangun dari mimpi burukku ini.


Bagaimanapun Fahmi-kun hanya mencintaiku, dia tidak mungkin selingkuh dibelakangku. Apa arti perhatiannya selama ini? apa arti pelukan hangatnya selama ini? apa arti ciumannya? Apa arti genggaman tangannya padaku kalau dia tidak mencintaiku?
11894623_1483203381990461_5336832996297092637_o.jpg



TIDAK MUNGKIN! TIDAK MUNGKIN FAHMI-KUN TEGA MENGHIANATI AKU!


Mengejar Shinkansen

Pesawat dengan rute perjalanan Surabaya-Jepang yang aku naikki kini telah lepas landas. Ya, aku memilih pulang ke Jepang dengan bantuan orang-orang yang aku temui dijalan. Aku pikir kehidupanku disini sudah berakhir, kisah cintaku sudah kandas begitu saja. Tidak ada yang perlu aku perjuangkan lagi disini.


Dari balik jendela aku terus memandangi langit senja yang berwarna jingga, warnanya seolah menggambarkan hatiku saat ini, kelam. Saat pesawat mulai melewati laut dadaku terasa sangat sakit, melihat pantulan Sunset dari air laut yang berombak kecil, itu mengingatkanku beberapa hari yang lalu saat bersama Fahmi-kun.


Aku juga menoleh jauh-jauh ke ekor pesawat, aku lihat jejak pesawat tertinggal dibelakang sana. Tertinggal dan mungkin akan terbang menuju tempat Fahmi-kun berada, menyampaikan betapa aku sangat kecewa padanya. Aku tersenyum kecut menyadari betapa naifnya diriku selama ini percaya pada pria yang hanya kukenal namanya saja.
11863473_1483204841990315_1205128635928798756_n.jpg



Kemudian aku membuka ponselku, memasang earphone dan memutar lagu, yang berjudul ‘HIKOUKIGUMO’ atau Jejak awan pesawat. Lalu membuka folder yang berisi foto-fotoku dengan Fahmi-kun, aku memandanginya dengan perasaan yang bercampur aduk. Sementara lagu yang aku dengarkan seolah telah mewakili perasaanku,

Sayonara, kau bisikan ekspresimu saat itu,
sinar mentari tak sampai,
cinta itu tlah layu dan gugur...


Aku sengaja memilih semua foto yang menampilkan aku dan Fahmi-kun, beserta video yang kami buat sebelumnya. Lalu aku memilih untuk menghapus semuanya, semua yang berhubungan dengan Fahmi-kun, kemudian kembali menatap keluar jendela dengan langit yang mulai gelap.


Jejak pesawat suatu waktu,
seperti cakar tajam menusuk,
meninggalkan bekas tipis luka baru,
dengan tatapan kosong diriku memandang.

11863473_1483204841990315_1205128635928798756_n.jpg


Aku pulang Okaasan... aku pulang Otousan, Kai-chan. Aku tersenyum mengingat wajah mereka, aku sangat sadar hanya mereka yang mencintaiku dengan tulus. Hanya mereka yang tidak pernah sedikitpun mempunyai niat jahat kepadaku. Sebentar lagi kita akan berjumpa kembali.


To be continue
 
sist vio balas dendam,
panjang bgt updateny hehehe
keren.. dtunggu kelanjutan :D
 
Akhirnya ancang2 shinkansen mulai trcipta..:hore:

Gk pegel jarinya Vio chan??:p

#thankssss berat atas apdetannya yang superrrrrr punjangggggg....:jempol: :ampun:
 
Akhirnnya lanjut juuuugaaaa......
Huaaaaa:((

#sweet apdet sist...:suhu:

Tolong typonya pas masakanku lebih enak dari masakanku...:ampun:

Nyang mane om >.<
ga adaaa dicari2...


sist vio balas dendam,
panjang bgt updateny hehehe
keren.. dtunggu kelanjutan :D

>.< banyak jd males baca yaaah... dan gada yang ngena? T.T

.....
biar semangat baca.
10680063_739440166133527_5584915635420369424_o.jpg
 
Sist Vio, moga nggak bosen aku ganggu terus untuk maha karya hebat sepanjang sejarah ini. :jempol:

Tenang sobat semua, masih panjang ceritanya. Kita baru setengah jalan. Next kita ke Jepang.....
 
:ampun:makasih....
Makasih,,,,nona Vi..:ampun:
cari tempat yang enak :hore: dulu aach... biar nyenyak bacanya....ehh:hammer:
pokoknya siiip:thumbup dechh...
:)
'
'​
hmmm...:hore: dengan hadirnya sajian yang panjang plus ilustrasi yang memanjakan fantasi..
serasa mendapat kecupan bertubi-tubi yang enggan untuk sudahi..
:cup::cup::cup:
lalu di akhiri dengan tamparan yang menyakitkan:tabok: dengan jejak perih tertinggal di pipi..
:hua:
 
Terakhir diubah:
>.< banyak jd males baca yaaah... dan gada yang ngena? T.T

Iieee! gomene..
hanya saja, terlalu cepet abis nano2 nya..
kau buat aku tersenyum saat liat update..
lalu bingung,
karena aku tw, menunggu itu ga enak.
ada senang, saat mereka bertemu.
tapi ternyata, sesuatu yg mempunyai awal harus berakhir tanpa kata yang terucap.
mm.. sudah waktunya klimaks.. dari sini turn point nya.
GWS sis ^^
 
Waaaahhh... ternyata rendang asli Indonesia lebih lezat dari rendang buatkanku ya,” ucapku penuh kepuasaan saat kami bertiga berjalan keluar dari rumah makan. Memang benar masakan yang pernah aku masak itu rasanya jauh lebih lezat dari masakanku waktu itu, puas bisa memakannya secara langsung dari tempatnya berasal. Um bukan! Maksudku bukan dari malang, tapi kata Sekar-san Rendang berasal dari salah satu daerah di Indonesia yang tempat asalnya jauh dari Malang.

#yang ini Viochan...:ampun:
 
Chapter ini benar2 membawa sy flashback sekitar 7 tahun lalu.

Pacaran LDR , sy di pulau dewata - si mantan di Makassar
Si Mantan Liburan ke Bali cm 3 hari,

Hampir sm, main ke mall, kliling tempat wisata, penutup menyaksikan sunset di salah 1 pantai terkenal pulau dewata,,

Memory masa lalu....
Cek kulkas yah Sis


:cendol: +5​
 
Akhir selsai jga baca :D

:jempol:


Kan kan kepergok tuh c fahmi ....

makasih yaa... nanti baca lagi^^
Sist Vio, moga nggak bosen aku ganggu terus untuk maha karya hebat sepanjang sejarah ini. :jempol:

Tenang sobat semua, masih panjang ceritanya. Kita baru setengah jalan. Next kita ke Jepang.....
hahaha... Mahakarya >_<, berlebihan ah masih amburadul gini.

Ga bosen kok... saya suka nulis ini. Tapi yah maaf klo suka telat update >.<
:ampun:makasih....
Makasih,,,,nona Vi..:ampun:
cari tempat yang enak :hore: dulu aach... biar nyenyak bacanya....ehh:hammer:
pokoknya siiip:thumbup dechh...
:)
'
'​
hmmm...:hore: dengan hadirnya sajian yang panjang plus ilustrasi yang memanjakan fantasi..
serasa mendapat kecupan bertubi-tubi yang enggan untuk sudahi..
:cup::cup::cup:
lalu di akhiri dengan tamparan yang menyakitkan:tabok: dengan jejak perih tertinggal di pipi..
:hua:

:( hiks... peyuuuukkkk
Iieee! gomene..
hanya saja, terlalu cepet abis nano2 nya..
kau buat aku tersenyum saat liat update..
lalu bingung,
karena aku tw, menunggu itu ga enak.
ada senang, saat mereka bertemu.
tapi ternyata, sesuatu yg mempunyai awal harus berakhir tanpa kata yang terucap.
mm.. sudah waktunya klimaks.. dari sini turn point nya.
GWS sis ^^

>.< agak kecepetan yaah...
hehe... tenang aja blm mau tamat. masih panjang kayak Cinta fitri :p
Waaaahhh... ternyata rendang asli Indonesia lebih lezat dari rendang buatkanku ya,” ucapku penuh kepuasaan saat kami bertiga berjalan keluar dari rumah makan. Memang benar masakan yang pernah aku masak itu rasanya jauh lebih lezat dari masakanku waktu itu, puas bisa memakannya secara langsung dari tempatnya berasal. Um bukan! Maksudku bukan dari malang, tapi kata Sekar-san Rendang berasal dari salah satu daerah di Indonesia yang tempat asalnya jauh dari Malang.

#yang ini Viochan...:ampun:

Oohh diganti Lezat ya?
oke... makasih ya koreksinya^^
.....
Edit : Om yg typo yg mana om? bisa digaris bawahi dan dikasih contoh yg betul ga? ga nemu nih om drtd... >.<
goes to japan nebeng :motor2:

Bayaru! hahaha...
Chapter ini benar2 membawa sy flashback sekitar 7 tahun lalu.

Pacaran LDR , sy di pulau dewata - si mantan di Makassar
Si Mantan Liburan ke Bali cm 3 hari,

Hampir sm, main ke mall, kliling tempat wisata, penutup menyaksikan sunset di salah 1 pantai terkenal pulau dewata,,

Memory masa lalu....
Cek kulkas yah Sis


:cendol: +5​

Waaaah.... >.< sooo suuiiitt... jadi ingat masa muda yaa... hehe
tp skrg jd mantan ya :(
btw...makasih cendorunya^^
aaarrrgggghhhh fahmi :marah:

kasian keiko

:( iyaaaah... kasian yaa
 
mungkin ini typonya kk ...."Memang benar masakan yang pernah aku masak itu rasanya jauh lebih lezat dari masakanku waktu itu,"
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
updatenya agak lama yah gaes. :)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd