Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cewek Suka "Jajan"

Skala bintang 1 - 5, berapa skor untuk cerita ini?


  • Total voters
    967
Status
Please reply by conversation.
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

[HIDE]
Aku menunduk mengeluarkan sedikit badanku "Mas Dinan, maaf kaos dan bra ku yg kemarin di jok belakang belum aku ambil" aku bicara dengan suara pelan supaya papa ga dengar.

Mas Dinan tidak menutup-nutupi lagi kalo sekarang matanya ke arah dadaku yg menggantung walaupun aku sedang ajak bicara. "Oh itu, anu.. aku udah taro di cucian kotor mba" jawabnya.

"Makasih ya Mas Dinan" jawabku dgn nada manja. Lalu jari tanganku ke arah bibir mengisyaratkan dia untuk tdk cerita apapun yg kira-kira dia tau. Mas Dinan sepertinya paham maksudku. Aku harus baik-baikin dia nih pikirku dalam hati supaya Mas Dinan ga lapor ke papa.

Aku masuk ke kamar mandi kamarku untuk cuci muka dan sikat gigi. Saat keluar kamar mandi aku lihat di pantulan cermin kamar kalo Mas Dinan sedang ngintip dari jendela tadi. Lalu aku punya ide untuk mas dinan. Hihi.

Aku berjalan ke arah lemari yg membelakangi jendela. Lalu aku membuka tanktopku sehingga aku bertelanjang dada. Lalu aku membungkuk membuka celanaku hingga aku telanjang. Mas Dinan pasti bisa melihat pantat dan vaginaku dari belakang sana.

Aku membuka lemari mencari baju untuk lari pagi. Aku ambil celana dalam dan legging abu-abu. Aku pelan-pelan membungkukan badan dan memakai celana dalamku. Aku berikan pemandangan terbaik pantat dan vaginaku untuk mas Dinan. Lalu aku pakai leggingku yg ketat ini sehingga pantatku tetap tercetak dan menggiurkan.

Tanpa membalikan badan agar mas Dinan tetap disana aku memakai bra putihku. Lalu ditumpukan baju bawah mengambil jaket lamaku. Ya aku hanya mengenakan bra saja di dalam jaket ini. Hihi. Aku merasa sexy dan nakal sekali pagi ini.

Aku liat di cermin mas Dinan masih disana. Hihi sepertinya aku berhasil kasih hadiah untuk mas Dinan. Aku perlahan perlahan membalikan badan supaya mas Dinan ada waktu untuk ngumpet. Kemudian aku jalan menuju pintu keluar kamar.


"Pa, ayo berangkat" ajaku kepada papa yg sedang menunggu di ruang tengah. "Tutup.dulu resletingnya Del" ketika papa melihat penampilanku. Ups, aku lupa ternyata belum di resleting. Jaket lamaku ini memang sudah lama tidak kupakai, jadi agak kekecilan sebenernya. Hanya jatuh sampai pinggang. Bagian pantatku tidak bisa tertutup jaket ini sehingga orang bisa melihat bulatnya pantatku yg hanya dilapisi legging. 'Ah masih pagi ini, paling belum ramai' pikirku dalam hati.

Kami jogging mengelilingi blok-blok komplek kami. Jadi kami hanya muter-muter di area yg sama. Papa jogging untuk menjaga kesehatan karena dulu dia pernah gejala stroke. Pace joggingnya pun sangat lambat buatku kadang aku cukup jalan cepat aja disampingnya untuk aku imbangi kecepatannya.

Matahari terus naik, pagi semakin panas. Mungkin ini puteran ke-empat kami. Gerah juga pikirku. Daritadi memang gabanyak orang yg aku temui selama berkeliling. Aku nekat buka resleting jaketku. Hihi. Gara-gara momen mas Dinan tadi bikin aku mood bereksibisionis di komplekku.

Aku posisikan diriku selalu di depan papa. Jadi papa gatau resleting jaketku aku buka. Dadaku yg terbungkus bra putih jadi sajian sarapan beberapa kendaraan yg lawan arah denganku. Beberapa kendaraan melambat saat jaraknya semakin dekat. Aku tetap cuek saja ngasih "sarapan" buat mata orang-orang itu. Hihi.

"Pak Toni! Pagi pak!" Ternyata kami lewatin rumah pak RT dan dia memanggil papa. Aku dan papa menengok ke arah panggilannya. Aku liat mata pak RT senang melihat aku hanya pakai bra. Demi kesopanan aku mau menutup resleting jaketku ini. Damn! Macet. Aku baru ingat, jaket ini memang jarang aku pakai lagi karena resletingnya sering macet.

Aku masukkan tangan ke kantong samping dan mencoba menyilangkannya kedepan. Bagian perutku tertutup tapi dada atasku masih bisa terlihat.

"Mampir dulu Pak, ada yg mau saya tanyakan" ajak pak RT. Papa mengajak aku ke rumah pak RT. Aku mengikutinya di belakang. "Rajin ya pak toni dan mba dela ini, daritadi saya perhatikan kayanya sudah 4 keliling". Sial, ternyata dia sudah memperhatikan kami dari awal. Tapi setelah aku membuka resleting baru dia panggil. Pasti ngobrol-ngobrol dengan papa cuma modus pak RT supaya bisa melihatku lebih lama dan lebih dekat.

Kami masuk ke halaman rumahnya. Disana sudah ada 2 gelas teh. "Silakan pak toni dan mba dela di minum dulu" sambil memberikan satu cangkir untuk papa. Aneh pikirku, yakin betul pak RT kalo kita mau mampir sampe sudah menyiapkan minuman. Aku minum tehnya. Sial, aku kira teh manis tapi ternyata teh pait. Tapi karena memang haus ya aku minum juga sampe hampir habis.

Selama aku dan papa disana obrolan lebih banyak antara pak RT dan papa. Aku hanya diam saja mendengar percakapan mereka. Tapi aku bisa lihat mata pak RT dikit-dikit melirik ke bagian belahan dada ku yg terbuka.

DHEG. Perasaan ini datang. Aku tahu ini perasaan apa karena aku sudah merasakan sebelumnya. Sial minumanku pasti dicampur obat perangsang oleh pak RT! Aku tahu dulu mantan pacarku pernah memberiku obat perangsang dan aku tahu gejala dan efek dari obat itu sama dengan yang kurasakan sekarang. Duh ini pak RT kok malah ngejebak aku sih. Mana birahi aku memang sedang tinggi sejak pagi oleh mas Dinan ditambah obat ini. Haduuuh..

Aku lihat papa dan pak RT masih asik ngobrol. Aku segan memotong pembicaraan untuk mengajak papa pulang. Muka ku merah menahan nafsu. Tidaaak, Aku sangat ingit meremas-remas dadaku saat ini juga. Pak RT melihat aku, saling bertatapan. Mataku setengah sayu. Pak RT sepertinya sudah tau efek obatnya sudah terasa padaku. Aaaah, aku harus memuaskan diriku saat ini juga.

"Pak, boleh pinjem kamar mandinya?" Tanyaku ke Pak RT. "Mari mba Dela saya antarkan" senyumnya mesum sekali. "Pak Toni sebentar ya pak abis antar mba Dela saya mau ngecek torrent airnya dulu" izin pak RT pada papa.

Aku berjalan mengikuti pak RT di belakang. Pak RT menujukkan lokasi kamar mandinya. Aku masuk ke dalam, menurutku cukup luas juga kamar mandinya. Saat ingin kututup, pak RT menahan pintu kamar mandiku dan ikut masuk ke dalam. "Bapak tau kamu sering bawa pacar kamu ke kamar" Pak RT mengagetkanku dengan pernyataannya. Tau darimana dia? Apa Mas Dinan cerita ke pak RT?

"Jadi pak RT mau apa?" Tanyaku. Pak RT langsung meremas dadaku dan tangan satunya ke pantatku. "Aaahhsss..." aku kaget dan jadi tambah nafsu. Tidak ada penolakan dari diriku karena aku memang butuh dipuaskan. Pak RT senyum karena merasa rencananya berhasil. Pak RT mencium bibirku, aku membalas ciumannya. Kumisnya terasa geli-geli di sekitar bibirku.

Aku dorong tubuh pak RT menjauh. "Pak, di luar ada Papa, kita gabisa lama-lama. Gini deh pak, hari ini bapak puasin aku dulu karena bapak yg jebak Dela pake obat perangsang, nanti aku balas muasin bapak di lain hari, gimana pak?" Pak RT tidak berpikir lama dengan penawaranku, "Deal!" Ucap pak RT lalu menarik bra ku ke bawah, bibirnya mendekati dadaku dan menghisapnya.

"Aaaahhss.. aahhhss.." aku mendesah keenakan saat lidah pak RT memainkan putingku. "Gigit pakkh..." pintaku dengan manja. Pak RT menggigit kecil pentilku dan berpindah-pindah dada kiri dan kanan. Vaginaku sudah terasa sangat basah. "Berbalik del" Pak RT memintaku balik badan ke arah tembok Pak RT memelorotkan legginggku sampai mata kaki. "Membungkuk del" perintah pak RT. Aku menurutinya, vaginaku sudah ingin cepat-cepat dipuaskan.

"Ssslrrpp.. ckk..ckk" suara vaginaku sedang di oral dengan lidah pak RT. "Oooooowwsssshh" aku menggigit jaketku menahan jeritan yg lebih keras. Ini sangat nikmat sekali. Aku hampir kehilangan kekuatan kakiku dari posisi berdiri dan nungging ke tembok ini.

"Memek kamu enak banget del, ga sabar bapak masukin kontol bapak" ucap pak RT di sela-sela mengoral vaginaku. "I..iya.. paakh..nanti...aku.. pu..asin.. bap..aaaaaakh" aku sudah sangat dekat dengan klimaks.

Pak RT memasukan 2 jarinya ke vaginaku. Lalu mengocok-ngocokannya di dalam vaginaku. "Oohh...my.. god.." aku sudah melayang menikmati kocokan di vaginaku. Kocokan pak RT bervariasi kadang di permukaan luar kadang dimasukkan membuatku samakin lemas keenakan dan kesulitan menjaga posisi berdiri ini.

'Crrrrtt..crrrrrt..' vagina ku klimaks. Aku tidak bisa keluar suara lagi. Wajahku mendongak ke atas. Mataku sayu. Mulutku menganga. Jari pak RT tetap mengocok vaginaku. 'Crrrrt..crrrrt..' lagi-lagi vaginaku mengeluarkan cairannya. Banyak sekali kurasakan cairan orgasme yang keluar.

Pak RT melepaskan jarinya. Dia menyuruhku duduk di kloset yg sudah ditutup. Aku banyak diam. Setengah nyawaku seperti keluar lewat klimaks tadi. Sangat nikmat dan menguras tenaga. Aku duduk sambil mengumpulkan nafas. "Makasih ya pak" ucapku pelan. Pak RT meremas-remas dadaku yg masih belum tertutup.bra. Dadaku jadi dilumuri cairan vaginaku sendiri.

"Bapak tunggu di depan ya" sambil tangannya ingin membuka pintu kamar mandi. Aku tahan pintunya. "Tunggu sebentar pak". Tanganku ke arah celana pendeknya, ku buka resletingnya dan mengeluarkan penisnya. 'Wah gede juga' ucapku dalam hati. "Sedikit kenang-kenangan pak sebelum aku bisa bayar janjinya" ucapku dengan genit. Aku masih duduk di kloset pak RT berdiri di depanku. 'Slrrrp..glek..glek' aku oral penis pak RT. Lalu tanganku melingkar memegang pantatnya dan mendorongnya maju. Otomatis penis pak RT semakin masuk ke tenggorokanku. Aku tahan deep throat ini beberapa detik. "Pwaaaaaah.." aku lepaskan penisnya dari mulutku. Air liur melapisi seluruh penisnya.

Pak RT tersenyum sambil melihatku. Pak RT memasukkan penisnya lagi ke dalam celana. "Bapak tunggu janjinya ya mba Dela" ucapnya sebelum keluar dari kamar mandi. Aku sedikit bebersih di kamar mandi lalu mencoba merapikan pakaianku. 'Yes' resleting jaketnya ga macet lagi. Lalu aku keluar kamar mandi menuju luar rumah.

Di luar sudah ada pak RT, papa dan wanita yg baru aku lihat. "Oh ini anaknya pak Toni" ucap wanita itu sambil ngenalin diri, "Aku Andin istri pak RT". Ohh ini istri barunya pak RT, karena istri lamanya sudah meninggal 5 tahun lalu. Tapi sepertinya usianya hanya beda beberapa tahun di atasku. Cantik, putih dan bodynya sexy bgt dengan baju daster yg dia kenakan saat ini. "Namaku Dela, bu" aku memperkenalkan diri. "Panggil mba aja del, kita ga terlalu jauh usianya" pinta mba Andin. "Sini bu bapak masukin belanjaannya" pak RT mengambil kresek belanjaan di dekat kaki mba Andin. Mba Andin baru pulang dari pasar, pantas saja dari tadi tidak terlihat ada di rumah.


Waw, berani sekali mba Andin pergi ke pasar dengan pakaian sesexy ini pikirku dalam hati.
[/HIDE]

BERSAMBUNG: page 14
 
Terakhir diubah:
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

***Hidden content cannot be quoted.***
mantap lanjuttt
 
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

***Hidden content cannot be quoted.***
waduh... makin banyak lagi yang ikutin cara ini.......
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd