Story of A Submissive Doctor
Part-17B
The Nekkid Pass Part-2
Setelah mengulum tytyd cukup lama, mulut bu dokter mulai sedikit berbusa. Terlihat ia mulai gelagapan atas ludahnya sendiri yang banyak mengumpul di rongga-rongga mulutnya..
Aku kini memberinya kesempatan untuk bernafas. Kuminta Bu Dokter untuk menahan ludahnya di sela-sela rongga mulut dan memerintahkannya membuka mulut selebar mungkin. Kali ini giliran jari-jariku yang bermain dimulutnya.
Kugerakkan telunjukku di dalam rongga2 mulutnya, mulai dari giginya kusentuh, gusinya, penampang mulut atas, bawah lidahnya lalu lidahnya kuminta untuk mengulum dan menjilat telunjukku yang secara kontinu kutambahkan dengan jari jemari lainnya sehingga kini semua jari tangan kananku sudah masuk ke dalam mulutnya.
Saat melakukan kegiatan ini, pikiranku kembali mengelana ke masa-masa PDKT yang cukup memorable namun penuh darah dan air mata.
Dahulu, Bu Dokter senang sekali memamerkan giginya yang putih bersih. Pernah dalam satu kesempatan, saat aku menjemput kepulangan Bu Dokter dari acara seminar di salah satu mall terbesar di kota kami, aku melihat Bu Dokter terlihat risih dengan sesuatu yg mengganjal di mulutnya.
"Kenapa dengan mulutmu??" tanyaku ingin tahu.
"Ada sesuatu yg mengganjal di gigiku kelihatannya. Tapi aku ga tau apa ya?"...
"Sini coba aku lihat," pintaku agar Bu Dokter menunjukkan giginya yang dianggapnya terganjal sesuatu.
Walau pada masa itu kami msh dalam proses PDKT, namun Bu Dokter jarang menunjukkan rasa sungkan kepadaku. Ia sudah merasa cukup nyaman untuk menganggapku sebagai teman dekatnya yang dipenuhi rasa suka.
Bu Dokter lalu menyeringai di hadapanku untuk menunjukkan giginya. Saat itu aku terpana akan keindahan gigi nya dan cukup bergairah saat membayangkan gigi tersebut suatu saat akan menyangkut di tytydku ketika ia mengulum terlalu kencang.
Kejadian tersebut hanya berlangsung sejenak, sebelum kami terdisrupsi bunyi lift yang telah tiba dan mengundang kami untuk menaikinya.
Kembali ke pergumulan kami di hotel, saat aku merasa kegiatan ku memasukkan jari ke mulutnya harus diimbangi dengan sedikit penyiksaan, aku pun dengan senang hati membalikkan kembali tubuh bu dokter sehingga kembali telentang menghadap ke arah plafon kamar.
Sembari tubuhnya telentang bebas tanpa busana, jari tangan sebelah kananku kumasukkan ke dalam vaginanya demi merangsang dan memudahkan cairan lubrikasinya meluber melumasi seluruh penampang vaginanya.
Di satu sisi, burung ku yg sudah berdiri tak terkendali, mulai menginginkan jatahnya.
Joni kembali mengeluarkan sisi gelapnya dengan memasukkan batang tubuhnya yg sudah mengeras ke dalam rongga mulut bu dokter....Dengan Kencang!!...
ilustrasi 1
expired
Tytyd kumasukkan dengan kencang hingga mulutnya menganga tak terkendali. Lalu setelah kutarik keluar perlahan, kumasukkan kembali dengan kencang agar menimbulkan efek tersedak. Ia tidak bisa mengendalikan burungku karena memang kubuat agar ia tidak bs memegangnya. Ia hanya bisa menahan pangkal pahaku dengan kedua tangannya apabila doronganku terlalu kencang dan terlalu lama.
Hal ini kulakukan berulang kali dan terus menerus hingga pada satu momen Bu Dokter tidak bisa menahan burungku yg masuk dengan kencang dan mulai gelagapan dan tersedak sehingga mukanya memerah dan hampir muntah.
ilustrasi 2
expired
Aku puas sekali dengan respon ini.
Tapi bukannya berhenti, aku justru meneruskan dengan menyejajarkan tubuh Bu Dokter agar penisku dan vaginanya dapat bertemu.
Aku mulai menggenjotnya pelan-pelan. Kurasakan tytydku mulai merasakan hawa hangat dan basah yang kini spt lubang inkubasi kehangatan bagi persiapan kepompong Joni agar dapat berubah menjadi kupu2 bersayap.
ilustrasi
expired
Intercourse ini sangat dinikmati oleh Bu Dokter yang mulai dengan mudahnya melenguh kenikmatan dan senang meneriakkan kata "aahh..eeuuhhh...yess its so great,"...dan mulai menggigitiku dan menjilat serta menciumiku
ilustrasi
expired
Saat waktu telah berjalan 15 menit, aku mulai merasakan keinginan Joni untuk segera mengeluarkan spermanya. Agar ini menjadi hal yang berkesan, aku meminta Bu Dokter untuk berada dalam posisi duduk dan mempersiapkan wajahnya untuk diserang sperma yang sudah menggumpal serta berada di ujung peraduan.
kuhitung dalam hati sembari tytyd berada di hadapan wajah Bu Dokter..3...2....1..."Aaagghhhhhhh shitttt.." teriakku dan sejurus kemudian seluruh sperma yg tak bisa kutahan keluar menuju wajah dan rambut bu dokter.
Dalam keadaan basah sperma dan mata sedikit tertutup, aku tak memperbolehkannya untuk membersihkan muka dengan air dan tisu...
Aku memiliki sebuah rencana...
rencana yang tentunya dapat memuaskan syahwat kegilaanku waktu itu...
"Aku akan membawa Bu Dokter yang berlumur sperma ke mesin atm seberang hotel.." gumamku dalam hati sembari menyimpul senyum di sudut bibir..
(bersambung ke Part 17C)