Awal
Kisah ini berawal 9 tahun lalu...
Sumpek
Itulah kesan pertamaku saat pertama kali menginjakkan kaki di kota ini.
Jakarta
Kota yg kita kenal sebagai ibu kota negara kita. Kota metropolitan dengan semua hiruk pikuk kehidupan perkotaannya.
Oh ya, namaku Raymon Georgi. Nama itulah yg tertulis di surat yg ditinggalkan orang yg meninggalkanku di sebuah panti asuhan tempatku tinggal selama 18 tahun hidupku. Aku sendiripun tak tahu siapa yg meninggalkanku di panti asuhan itu, yg kutahu ibu dan bapak pengurus panti itu menemukanku di depan pintu panti asuhan dalam keadaan terbungkus selimut tebal dan di letakkan didalam sebuah kerdus mie instan. Entah ada hubungannya atau tidak, tapi mie instan adalah salah satu makanan favoritku hingga sekarang.
Perawakanku cukup gagah. Bukannya sombong, diumurku yg menginjak 18 tahun ini, tinggi badanku sudah mencapai 182 cm dengan berat 75 kg. Cukup proporsional.
Wajahku pun cukup tampan, dengan garis wajah yg tegas, mata tajam dengan iris hitam keabuan, dan yg paling kubanggakan adalah cekungan yg muncul di kedua pipiku saat aku tersenyum. Itulah yg membuatku menjadi orang yg murah senyum, karena jika aku tersenyum, cekungan itu menampakkan kesan manis yg menyamarkan wajah tegas dan tatapan mata tajamku. Saat aku kecil dulu, teman-teman pantiku banyak yg takut saat aku menatap mereka, makanya ibu panti selalu menganjurkanku untuk sering tersenyum agar temanku tidak takut padaku.
Tidak ada yg tahu darimana aku bisa mendapat tubuh gagah dan wajah tampanku, karena dalam surat yg ditinggalkan bersamaku itu hanya tertulis harapan dari orang yg menaruhku disana agar petugas panti berkenan menjaga dan mendidikku menjadi orang yg baik hingga aku cukup dewasa untuk mengahadapi kejamnya dunia ini dengan berdiri diatas kakiku sendiri.
Itulah alasan utamaku disini, d kota ini, HIDUP MANDIRI.
Setelah lulus SMK, aku hijrah kekota ini demi mewujudkan impianku itu, hidup mandiri, mencari pekerjaan yg layak agar bisa membantu keuangan panti, syukur kalo aku bisa melanjutkan pendidikanku dengan uang hasil kerjaku nanti agar bisa bekerja lebih tinggi dari sekedar pekerjaan seorang lulusan SMK.
Untuk memulai mewujudkan impianku, aku berencana bekerja di sebuah bengkel mobil tempat kakak pantiku Raka bekerja saat ini. Karena aku cukup cerdas, Raka merekomendasikanku ke bossnya agar aku bisa ikut bekerja di bengkelnya. Kata Raka bengkel tempatnya bekerja juga menyediakan tempat tinggal untuk para mekaniknya yg berasal dari luar jakarta. Karena alasan itulah aku mau menerima pekerjaan itu, paling tidak aku tidak perlu keluar biaya lagi untuk membayar biaya sewa tempat tinggal. Makanpun di sediakan oleh mereka, jadi lumayar irit lah untuk pendatang sepertiku. Apalagi aku harus menabung agar aku bisa melanjutkan studiku ke jenjang perkuliahan.
Kukeluarkan HP bulukku untuk menghubungi Raka, HP yg kubeli dari hasil jerih payahku bekerja sambilan semasa sekolahku dari SMP hingga SMK.
Tuuuuutttt... Tuuuuttttt... Tuuuutttt...
Tidak perlu menunggu lama, Raka mengangkat teleponnya,
"Halo" sapa Raka di seberang telepon
"Halo Ka, gue udah sampe nih, gue di depan terminal" balasku
"Oke, lu tunggu aja disitu, gue jemput"
"Oke, jangan lama-lama. Panas bro"
"Iye, sabar"
Sekitar 15 menit menunggu, Raka datang dengan sebuah sepeda motor matic berwarna hitam.
"Hallo Ray, pakabar lu ?" Tanya raka sambil menyodorkan tangannya untuk kujabat
"Woy Ka, baik gue. Lu sendiri gimana ? Makin dekil aja tuh badan lu hahahaha" jawabku sambil membalas jabat tangannya
"Iyalaaah, tuntutan profesi bro, tiap hari urusannya sama mesin mobil, mandi oli, gimana gak dekil hahaha"
"Wah, harus rajin mandi nih gue ntar, biar gak dekil kayak lu"
"Serah lu deh. Ayok ah, kita lets go, panas nih. Kerjaan gue juga belum beres tadi"
"Okelah, yuk"
Aku segera meraih helm yg disodorkan Raka padaku lalu naik keboncengan motornya.
10 menit perjalanan, kami berdua sampai di sebuah bengkel mobil yg cukup besar. Terlihat aktifitas perbengkelan yg sedang berlangsung disana.
Setelah turun dari motor, Raka mengajakku menemui bossnya.
Tok tok tok
"Masuk"
Terdengar suara berat dan tegas dari dalam ruangan yg pintunya di ketuk Raka.
"Permisi pak" kata raka menyapa bossnya itu.
Kesan pertamaku saat melihat boss raka adalah tegas dan berwibawa, dengan perawakannya yg agak gempal.
"Oh, kamu ka, ada apa ? Masuk masuk"
Raka masuk setelah dipersilahkan. Aku membuntuti di belakangnya
"Ini pak, saya mau ngenalin teman saya yg saya rekomendasiin ke bapak tempo hari" kata raka
"Oh, teman kamu yg dari panti ya ? Oke oke, silahkan duduk"
"Ini Raymon pak" setelah duduk raka pun mengenalkanku ke bossnya
Aku segera menyodorkan tanganku,
"Raymon Georgi pak, biasa dipanggil ray" kataku pada beliau sambil tersenyum
"Saya Benjamin, anak-anak biasanya manggil saya pak ben. Saya dengar dari raka, kamu mau kerja untuk biaya kuliah ya ?" Balas pak ben sambil membalas jabat tanganku
"Iya pak, biar bisa dapet kerjaan yg lebih baik dan hidup mapan"
"Waah, saya suka anak muda yg punya semangat seperti kamu. Oke saya terima kamu disini. Untuk sementara kamu bantu-bantu mekanik senior dulu yaa, sambil belajar. Gajinya sekian(menyebutkan angka), tapi selama kerja kamu bisa tinggal di mess di belakang bengkel ini, makan juga udah di sediain, gimana ?" Kata pak ben
"Saya mau pak, digaji berapapun saya mau, yg penting bisa nabung buat kuliah" balasku
"Sip lah kalo gitu, silahkan istirahat dulu, besok saja kamu mulai kerja yaa, kamu baru datang kan ?"
"Iya, terima kasih banyak pak"
"Raka, tolong kamu antar ray ke kamarnya, setelah itu lanjutkan pekerjaanmu" kata pak ben pada raka
"Baik pak, permisi"
Aku dan raka keluar dari ruangan itu, lalu berjalan melewati lorong menuju belakang bengkel tempak mess karyawan. Setelah ditunjukkan kamarku oleh raka, dia pamit untuk melanjutkan pekerjaannya, sedangkan aku segera masuk ke kamarku. Aku membersihkannya, menata pakaian yg kubawa ke lemari yg disediakan, lalu setelah selesai aku membaringkan diriku dikasur.
Sambil menatap langit-langit kamar, aku berucap dalam hati "semoga impianku lekas tercapai"
#&&&&#
Masih awalan, belum ada lendir-lendirnya. Kritik dan sarannya ditunggu ya suhu