" aahh ,,, nikmat pisan Sih heunceut ( memek ) kamu ,,, keseet dan sempit bikin akang cepet bucat ,,, beda pisan sama heunceut Teteh kamu ,,,,". Ujar kang Arif mencabut kontol nya dan berbaring terlentang di samping ku .
Aku pun membalikan badan ku yang lemas dan ikut berbaring terlentang di samping kakak ipar ku . Posisi kang Arif yang terlentang dengan kedua tangan terangkat ke atas membuat ketiak nya persis di samping wajah ku sehingga ketika aku menolehkan wajah , hidung dan mata ku langsung menubruk bulu ketiak kang Arif yang rimbun basah berkeringat menebarkan aroma jantan .
" Memang nya heunceut si teteh kenapa kitu kang ,,,,, ". Ucap ku seraya menghirup aroma ketiak kang Arif yang entah kenapa membuat aliran darah ku kembali berdesir .
" Heunceut teteh maneh mah geus longgar mana becek deui ,,, ( memek teteh kamu mah udah longgar terus becek lagi ) ,,,, ". Keluh nya .
Aku hanya terdiam dan bayangan wajah teteh ku berkelebat di pelupuk mata ku . Aku merasa bersalah dan berdosa terhadap nya karena telah berzinah dengan suami nya . Tapi sungguh ini bukan keinginan ku . Aku di paksa meski pada akhir nya aku tak bisa membohongi diri ku kalau aku juga menikmati nya .
" Maafin Asih teh ,,,, ". Ucap ku dalam hati mengingat Teteh ku yang kini tengah mengandung anak kedua nya .
Aku terperanjat saat melihat jarum jam sudah menunjukan angka setengah enam itu berarti bibi tak lama lagi sudah akan kembali ke rumah . Aku buru buru beringsut bangun dan memakai pakain ku dengan tergesa .
" Kang ,,, buru pake baju nya lagi ,,, sudah siang ,,, ". Seru ku mengingatkan kang Arif yang masih leha leha di kasur .
" Aaah engke atuh ,,, hayang sakali deui sih ,,, ( Aaahh nanti atuh ,,, pengen sekali lagi sih ) ,,, ". Balas nya menyergap kembali tubuh ku .
" Ini sudah siang kang ,,,, nanti si bibi keburu datang ,,,, dan si amang juga bangun ,,, ". Kini aku benar benar berontak melepaskan pelukan nya .
" Amang ,,,, si amang kan ada di kamar nya ,,,, bagaimana kalau dia sudah bangun dan mendengar desahan kami saat ngentot tadi ,,,, ". Aku menjadi panik dan wajah ku pucat pasi .
Jantung ku berdetak cepat dan aku merasa ketakutan setengah mati . Kenapa aku sama sekali tidak ingat dengan mang ikin yang masih tidur di kamar nya . Nafsu telah benar benar membutakan otak dan pikiran ku sampai sampai aku lupa segala nya termasuk kemungkinan perbuatan aku dan kang Arif di ketahui oleh mang ikin .
" Duuh gusti bagaimana ini ,,,, ". Pikir ku cemas sampai sampai aku meronta kuat hingga tubuh kang Arif terjengkang dan aku segera berlari keluar kamar .
Nafas ku memburu karena merasa takut . Dengan langkah serasa tak menginjak lantai aku berjalan ke dapur dan ke kamar mandi . Dan di sana sepi dan sunyi tak ada orang sama sekali .
" Apa mang ikin belum bangun ,,,, ". Bathinku .
Aku kembali ke depan dan coba melihat ke kamar nya . Dengan dada berdegup tak karuan aku berdiri di depan pintu kamar mang Ikin dan dengan tangan gemetar ku coba tekan gagang pintu .
Belum juga gagang pintu aku tekan sepenuh nya . Jantung ku terasa copot dan nafas ku berhenti ketika kurasakan tepukan di pundak ku . Aku benar benar ketakutan kalau itu adalah tangan mang Ikin dan ia tahu apa yang sudah aku lakukan dengan kakak ipar ku .
" Kamu nyari siapa ,,, dari tadi kayak orang bingung ,,, ". Ucap nya membalikan tubuh ku .
Aku bernafas lega dan mengusap dada ku begitu tahu orang yang memegang pundak ku bukanlah mang Ikin melainkan kang Arif yang tengah menatap ku bingung .
" Nyari ma ,,, mang ,,, ".
" Siih ,,,,, buka geulis ,,,, ". Ucapan ku terputus ketika terdengar gedoran dan panggilan dari pintu depan .
" Bi Nani ,,,, ". Desis ku segera beranjak menuju pintu depan .
" Eeeh ,,, ada jang Arif ,,,, ". Seru bibi begitu pintu terbuka .
Aku menoleh ke belakang dan melihat kang Arif sudah duduk anteng di kursi .
" Baru pulang Bi ,,, ". Ucap kang Arif bangkit berdiri dan menyalami bibi .
" Iya jang ,,,,, kamu sudah lama ,,, ". Bibi balik bertanya .
" Arif juga baru saja sampai Bi ,,,, ". Jawab nya berbohong dan melirik ku sekilas .
" Sih ,,, buatin kopi atuh ,,, ada kakak kamu malah di anggurin saja ,,, ". Seru bibi melihat ku dari tadi diam mematung .
" Gak usah Sih ,,, da Akang juga gak lama ,,, cuma mau ngasih upah emping dari si emak ,,, ". Timpal kang Arif merogoh saku celana dan memberikan uang pada bi Nani .
" Duuh ,,,, Nuhun atuh ya jang ,,, bilangin hatur nuhun pisan sama ibu kamu ,,, ". Ucap bibi sumringah .
" Muhun bi ,,, yawdah atuh Arif pamit dulu soal nya mau nganterin Teteh nya Asih ke bidan periksa kandungan nya ,,,, ". Pamit kang Arif .
Masih ku lihat senyum mesum nya saat berpamitan dan bersalaman dengan ku .
" Sih ,,,, ai kamu kenapa dari tadi bengong wae ,,, kamu teh sakit ? ". Tanya bibi menyentuh kening ku .
" Eeehh ,,, eeng ,,, enggak bi ,,, cuma asih kurang tidur saja ,,,, ".
" Pasti kamu teh masih kepikiran terus lamaran nya jang Burhan ya ,,, apa kamu masih belum menemukan kepastian untuk nya ,,,, ". Tanya bibi lembut mengelus rambut ku .
" Bi ,,,, ai si amang kok belum bangun ,,, ". Tanya ku mengalihkan pembicaraan .
" Laaaah ,,,, memang na Asih gak tahu ,,,, kan si Amang mah udah berangkat jam setengah empat tadi dia ikut kerja proyek ngerehab rumah sakit di kota ,,,,, ". Terang bibi membuat ku terkejut .
" Yaa pantesan atuh kalau gitu mah ,,, kirain teh belum bangun ,,, ". Balas ku tersenyum kecut .
" Bibi lupa ya belum ngasih tahu kamu pas mau berangkat ke mushola tadi ,,,, kata amang kamu lumayan saja biar dapur tetep ngebul ,,,, da kerjaan di sawah sudah pada beres ,,,, cuma kayak nya si amang cukup lama di kota ,,,, mungkin sampe dua mingguan ,,,, ". Terang bibi lagi .
" Dua minggu ,,, ". Desis ku .
Entah kenapa mengetahui mang Ikin bekerja di kota dengan jarak waktu yang lumayan lama membuat ku merasa kehilangan nya . Karena selama ini mang Ikin tak pernah jauh dari rumah . Ada sesuatu yang hilang ku rasakan dalam relung hati ku .
" Yawdah atuh kita sarapan dulu yuk ,,,, sekalian nanti temenin bibi ke sawah yaah kita ngambil ubi di sawah ,,,, ". Ajak bibi pada ku yang masih terbengong .
*****
Seminggu sudah mang Ikin bekerja di kota kabupaten yang jarak nya lumayan jauh bisa menghabiskan waktu dua jam lebih dari kampung ku ke sana . Dan selama seminggu ini juga aku kehilangan rasa semangat ku . Aku merasa hari hari ku begitu menjenuhkan .
Rumah terasa sepi hanya ada aku dan bibi saja . Mungkinkah aku merasa rindu dengan mang Ikin . Aku rindu sosok nya . Aku rindu kehadiran nya yang terkadang saat tengah malam menyelinap masuk ke dalam kamar ku . Aku rindu di kala subuh saat aku menunggu nasi matang mang ikin menggiring ku ke kamar untuk saling bergelut dan saling memuaskan satu lama lain . Aku rindu ciuman , cumbuan dan juga jari nya saat mengobel memek ku . Dan aku rindu kontol hitam nya menyodok memek ku hingga aku sampai berkali kali kencing nikmat .
Tak sadar angan ku menuntun tangan ku menelusup masuk ke dalam kain batikku . Dengan perlahan tangan ku mengelus bukit dan belahan memek ku yang sudah seminggu ini gersang dan kering . Biasa nya hampir setiap pagi memek ku selalu basah karena kobelan mang Ikin dan semakin basah licin dengan semprotan pejuh dari kontol mang Ikin .
" Aaahhhh ,,, " . Lenguh ku saat ku gosok itil ku . Semakin aku gosok itil ku yang mencuat aliran nikmat semakin kuat mendera tubuh ku hingga aku merintih dan menggigit bibir bawah dengan ulah tangan ku sendiri .
" Eeeuuhhhhh ,,, oouhhhh ,,,, " .
Tubuh ku semakin menggelinjang saat jari telunjuk ku menelusup masuk mencolok lubang ku yang terasa kesat . Hingga aku teringat kata kata kang Arif seminggu yang lalu kalau memek ku kesat dan sempit berbeda dengan memek teteh ku . Benarkah apa yang di ucapkan nya itu atau hanya gombalan semata .
Jari tangan ku semakin lincah memainkan itil dan mengorek lubang memek ku yang mulai basah karena cairan yang mulai merembes dari dalam memek ku . Dan bayangan kang Arif dengan tubuh telanjang nya yang penuh bulu berseliweran dalam angan ku . Kontol panjang nya yang mengacung tegak menari nari dalam khayal ku membuat jari ku semakin cepat mengorek dan mencolok lubang ku yang teramat gatal .
" Asiiihh ,,,,, ". Seru bibi dari luar membuat ku terperanjat .
" Astaghfirullah ,,,, apa yang aku lakukan ,,,, ". Buru buru aku menarik tangan ku dan membetulkan kain samping batik ku .
" Assihh ,,,, ". Seru bibi lebih keras .
" Iyaa bi ,,,, ". Jawab ku bangun dan merapikan diri .
" Sih ,,,, anterin singkong ke ambu kamu gih ,,, sekalian ini ada emping buat abah sama ambu kamu ,,,, ".
" Ke rumah ambu ,,,, ". Tanya ku .
" Iyaaa atuuh ,,,, ".
Aku mengangguk dan menerima bungkusan untuk ambu . Pikiran ku langsung menerawang jauh . Kang Arif dan teteh ku masih tinggal di rumah abah dan ambu kalau mereka pulang ke kampung . Itu artinya kemungkinan aku akan bertemu lagi dengan kang Arif kalau ia belum kembali ke kota .
" Adduuuh ,,, bagaimana ini kalau aku bertemu dengan kang Arif lagi ,,,, ". Gelisah ku .
Sepanjang perjalanan ke rumah Ambu pikiran ku di penuhi dengan pikiran tentang Kang Arif . Merasa ragu dan malu bertemu dengannya lagi . Dan aku masih belum habis pikir bagaimana kang Arif bisa mengetahui kalau aku sudah di entoti mang Ikin . Apa pada saat pagi pagi kang Arif datang bersama bi Nani waktu mengantarkan melinjo buat emping pesenan ibu nya . Aaaah memikirkan itu menambah pusing di kepala ku saja .
Aku coba menepis pikiran pikiran itu namun ingatan saat aku ngentot dengan kang Arif malah terbayang bayang dengan jelas di otak ku hingga memek ku berdenyut gatal dan basah . Di tambah aku lupa memakai celana dalam lagi membuat rembesan dari dalam memek ku terasa meleleh di paha atas ku .
" Aaaahh ,,,, coba kalau mang Ikin ada di rumah ,,, aku gak mungkin sampai kayak gini ,,,,, ". Gerutuku .
Saking khusyu melamun tak jelas sampai sampai aku tak memperhatikan jalan yang tengah aku injak hingga aku menginjak batu dan tersandung hampir jatuh .
" Adduuuhh ,,,,, ". Pekik ku . Sebuah tangan menarik tangan ku dari belakang sehingga wajah ku tak jadi terjerambab mencium tanah.
" Hati hati atuh kalau jalan tuh ,,, ". Ucap seseorang itu dengan suara yang aku kenal .
" Kang Arif ,,,, ". Gumam ku dengan wajah memerah karena terkejut .
Kang Arif tersenyum seraya membantu ku kembali berdiri tegak . Aku salah tingkah karena apa yang aku harapkan berbanding terbalik dengan kenyataan . Aku yang berharap tak mau bertemu dengan nya malah bertemu di sini dengan kang Arif .
" Asih mau kamana ,,,, ". Tanya nya masih melempar senyum dan tangan nya meremas nakal pantat ku .
" Mau ke rumah ambu ,,, ". Jawab ku cepat dan menepis tangan nya yang kurang ajar .
" Oooh yawdah atuh hayuu ,,, akang habis beli kopi ,,, Abah sama Ambu juga ada di rumah ,,,,". Ajak nya .
Aku berjalan mengikuti langkah nya yang berjalan duluan di depan ku . Rumah ambu sudah berada di depan ku . Rumah sederhana tempat aku di lahirkan dan pernah tinggal di sana selama dua tahun .
" Ambuu ,,,, Abaah ,,,,, ". Sapa ku begitu masuk ke dalam rumah namun tak ada sahutan .
" Ambuu ,,, Abaah ,,,,, Teteh ,,,,, ". Seru ku lagi namun tak ada juga yang menyahut .
" Mana Abah dan Ambu kok sepi ,,,, ". Tanya ku pada Kang Arif seraya membalikan badan .
Aku sedikit heran saat kang Arif mengunci pintu dan menutup jendela rumah .
" Kenapa di tutup kang ,,, ". Tanya ku dengan perasaan tak enak .
" Biar desahan kamu tak terdengar keluar ,,,, ". Jawab nya enteng dengan senyum meringai .
" Pada Kemana sebenarnya Abah dan Ambu ,,,, ". Tanya ku lagi dengan badan bergetar dan mulai keringat dingin .
" Abah ,,, Ambu sama teteh kamu lagi pada ke rumah A Komar ,,,, jadi akang mau nagih hutang sama kamu sekarang ,,, ". Ujar kang Arif lagi .
A Komar adalah suami kakak ku yang pertama . Sejak menikah Kakak ku yang pertama di boyong ke rumah A Komar dan mereka tinggal di rumah peninggalan orang tua A Komar yang jarak nya dua desa dari kampung ku .
" Hu ,,, hutang apa ,,, ". Tanya ku karena merasa tak punya hutang apapun dengan Kang Arif .
" Hutang Ngentot ,,, " . Seringai nya menarik tangan ku dan membawa ku ke sebuah kamar .
Dan ini kamar tidur Si Teteh dan Kang Arif karena di dinding ku lihat photo pernikahan mereka .
" Buru atuh taranjang ,,, kenapa malah bengong ,,,, " . Seru kang Arif menegurku yang masih memandangi photo pernikahan mereka .
" Aaahh ,,, kudu wae di taranjangan maneh mah ,,, ( aaah ,,, harus di telanjangin kamu mah ,,,, ) ".
Kang arif mendekat dan membanting tubuh ku ke kasur . Melihat tubuh telanjang Kang Arif yang penuh bulu membuat bulu bulu ku merinding . Tubuh ku berdesir membayangkan sensasi nikmat saat tubuh ku di gesek bulu bulu kasar di badan nya .
Kain samping ku di tarik nya lepas hingga memek ku langsung tersaji di depan nya .
" Njiirr ,,, geus teu di cangcut eta heunceut maneh ,,,, ngahaja menta di wajangan ieu mah ,,, ( Njiirr ,,, sudah gak pake celana dalam memek kamu ,,, sengaja ya kamu minta di entotin ) ,,,,,,, " . Dengus nya dengan mata nanar menatap memek ku .
" Aaahhh ,,,,, ". Desah ku tertahan saat memek ku di gosok gosok oleh telapak tangan nya hingga refleks aku mengangkangkan paha ku .
" Hahahaa ,,,, ". Tawa nya seolah mengejek sikap ku yang tadi tak mau justru kini aku malah dengan sendiri nya membukakan paha ku lebar lebar hingga memek ku merekah .
" Oouuhhhhh ,,,, " . Rintih ku saat lidah kang arif menyapu belahan memek ku .
Tangan ku mencengkram pinggiran ranjang saat rasa geli nikmat semakin kuat menjalari syaraf syaraf birahi di sekujur tubuh ku . Entah apa yang di lakukan oleh mulut kang Arif dengan memek ku hingga aku benar bena kelojotan dengan sensasi nikmat yang semakin tak bisa aku bendung ini . Nikmat yang tak pernah aku dapatkan dari mang Ikin selama aku menjadi pemuas dahaga birahi nya .
" Aaaarrhhhhh ,,,, " . Jerit ku dengan tubuh melengkung saat cairan dari memek ku menyemprot deras .
Sensasi nikmat dari jilatan dan sedotan mulut kang Arif yang liar , gesekan kumis dan bulu bulu kasar di dagu nya membuat ku dengan cepat mencapai orgasme . Di tambah lagi sudah seminggu memek ku tak di jamah dan tadi sebelum ke sini aku tak jadi orgasme saat tangan ku sendiri bermain main degan memek ku . sehingga dengan rangsangan yang luar biasa dari kang Arif membuat orgasme ku dengan cepat meledak .
" Uuuhhh ,,, heunceut kamu benar benar legit Sih ,,, ". Racau kang Arif masih dengan rakus nya menjilati memek ku yang sekarang terasa ngilu .
Tubuh ku lemas dan nafas ku tersengal sengal . Bunyi kecipak licin terdengar merdu saling sahutan dengan dengusan nafas kang Arif .
" Ngeunah lain Sih ,,,, ( enak kan Sih ) ,,,, ". Ujar nya bangkit berdiri dan menyeka mulut nya yang belepotan cairan memek ku .
Aku memalingkan wajah tak berani menatap nya karena merasa malu dengan diri ku sendiri .
" Hehehe ,,,, tong isin isin atuh geulis ,,, dimana mana oge ngeunah di ewe mah ,,,, ( hehehe ,,, gak usah malu gitu ,,, akui saja memang nikmat kalau di entotin tuh ) ,,, ".
Kang Arif mulai menaiki tubuh ku dan membuka baju ku yang masih melekat di tubuh . Mulut nya langsung menyosor payudara ku begitu bagian atas tubuh ku terbuka . Payudara ku di remas dan puting ku yang mencuat di gigit dan di jilat nya membuat ku kembali mendesah dan mengerang .
Semakin aku mengerang semakin buas dan keras kang Arif meremasi payudara ku . Mulut nya menyusuri kulit leher ku . Di jilat dan di lumat nya . Erangan ku tertahan ketika bibir ku di pagut dan lumat nya bahkan bibir bawah ku terasa perih ketika di gigit dan di sedot kasar kang Arif yang semakin kesetanan .
" Aakkkhhh ,,,, eeeemmpphhhh ,,, " .
Jerit ku tertahan ketika kontol panjang kang Arif melesak masuk dan langsung di hentakan sampai mentok hingga tangan ku mencengkram pundak nya .
" Ooouhhh ,,,, nikmat pisan Sih heunceut kamu ,,, bikin nagih ,,, aaahh ,,,, ". Racau nya semakin cepat menggenjot ku .
Kang Arif menegakan badan nya . Dengan berdiri di pinggir ranjang dan tangan meremas payudara ku . Kang arif bergerak maju mundur mengentot memek ku dengan cepat dan keras hingga ranjang besi yang menopang tubuh ku berdecit keras menambah semangat kang Arif .
" Aaakkhhh ,,,, aauhhhh ,,,, " . Mata ku merem melek saat pinggul kang Arif berputar membuat seluruh memek ku Terasa di aduk aduk hingga tubuh ku kelojotan .
" Kaanghhh ,,,, kaanghh ariifhh ,,, " . Erang ku menahan rasa nikmat di memek ku dan ku cengkram erat lengan nya yang masih terus meremasi payudara ku .
" Oohh ,,,, keluuarin Siih ,,, ayoo keluuariin ,,, aannjinghhh ,,, heunceut kamu benar benar leugit ,,, ". Racau kang arif menyodok dalam hingga ujung rahim ku terasa ngilu dan membuat ku tak bisa bertahan lagi .
" Kaanghh ,,,, Aaarghhhh ,,,, " . Lolong ku begitu gelombang orgasme meluluh lantahkan tubuh ku . Tubuh ku kelojotan bak ikan kehabisan air dan sodokan kang arif pun semakin cepat .
Tubuh ku yang lemas di angkat dan di pangku nya hingga aku pun harus mengapitkan kedua kaki ku di pinggang nya dan tangan ku melingkar di leher nya agar tak merosot jatuh . Dengan posisi berdiri seperti ini kang arif terus gencar memborbardir memek ku . Hingga kontol nya yang panjang terasa menembus hingga ulu hati ku tak ayal aku kembali di buat megap megap .
Tubuh yang bersimbah keringat membuat licin saat tubuh kami saling bergesekan .
" Aaahh ,,,,, geus teu kuat aing Sih ,,, aauuhh heunceut maneh aahh ,,,, bucaaath aaing Sih ,,, aaahh bucaaatthh aing ,,,, ( Aahh ,,,, udah gak tahan saya Sih ,,, aahh memek kamu aah ,,,, muncrat saya sih ,,, aahh muncraat ,,,, ) ". Dengus nya dengan pinggul menyentak kuat .
" Aarrhhhh ,,, reuneuh maneh sih ,,, aarrhh reuneuh maneh ku cimani ainghh ,,, ( aaarrhhh ,,,, saya hamilin kamu sih sama sperma saya ,, aaahh ) ,,, ". Racau kang Arif menjatuhkan tubuh kami kembali ke kasur .
Semburan pejuh kang arif yang panas dan kental terasa menyemprot kuat dan deras hingga rahim ku , membuat ku merinding nikmat dan aku pun kembali orgasme untuk yang ke sekian kali nya hingga aku benar benar tak ingat apapun lagi . Rasa nya begitu ringan tubuh ku seperti kapas yang tertiup angin menuju puncak nikmat dunia tertinggi dengan nafas ku yang terdengar putus putus .