----------------------------------------------------------
Cerita 92 – Rumah Kontrakan
Part 4
Besok paginya, aku bangun dengan tubuh yang segar. Ah.. aku mau cuci motorku, ah.. pikirku.
Dan aku ada ide nakal; aku akan bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana pendek ketat..
yang biasa dipakai untuk balap sepeda.. pasti kontolku akan tercetak dengan jelas.
Hahaha.. Pasti dua perempuan itu akan ngiler bila melihatku.
Segera kulakukan aksiku.
Sebelum keluar.. aku melakukan push up dan angkat beban sebentar biar keringat dan ototku yang kencang terlihat menonjol.
Memang aku sangat menyukai dan biasanya sering melakukan olahraga balap sepeda dan angkat beban..
sehingga otot pahaku menonjol dan tubuhku terbentuk sempurna.
Setelah kurasakan otot tubuhku mengencang dan keringatku mengucur deras membasahi tubuh..
segera kukeluarkan sepeda motorku dan kuparkir di halaman depan rumahku.
Kulihat sekeliling.. ternyata masih sepi. Saat itu masih jam 7.30 pagi. Akupun mulai mencuci motorku.
Oleh karena siraman dari selang tidak terarah dengan tepat.. maka tubuh dan celana pendekku basah tersiram.
Ahh.. Sial..! Pikirku.
Tapi kupikir-pikir justru dengan begitu kontolku jadi semakin terlihat tercetak pada celana pendekku. Hehe..
Kondisi ’tidur’ saja kontolku mempunyai panjang 10 cm..
nah bisa kebayang kan kalau kontol dengan ukuran segitu terjepit celana pendek yang tipis dan ketat.. hehe.
Aku terus mencuci. Ternyata tanpa sepengetauanku.. ada sepasang mata yang mengawasiku..
dan ternyata.. itu bukan Siska ataupun Ece Geulis.
Tak lama muncullah seorang wanita cantik keluar dari rumah kontrakan sebelah rumah Ece Geulis..
dan berjalan hendak keluar dari gang kontrakan yang pastinya melewatiku.
Kira-kira jarak lima meter.. aku pura-pura berdiri dengan tegak.. sengaja ingin memamerkan tubuh dan batangku yang menonjol.
Tepat di depanku, gadis itu menyapaku.. ”Pagi, Mas Ardi..” katanya ramah.
“Oh iya.. selamat pagi juga. Lho.. kok tau nama saya..? Padahal kan kita belum kenalan..?”
Kataku sambil kuberikan tanganku untuk bersalaman.
“Saya Paramitha.. panggil saja Mitha. Saya adiknya Ece Geulis, Mas. Kebetulan saya juga ngontrak di sebelah rumah Ece..”
jawab gadis yang ternyata bernama Mitha itu.
“Oh gitu.. aku nggak tau kalau Ece punya adik perempuan.. apalagi cantik begini..” rayuku.
“Ah.. Mas Ardi bisa aja..” balas Mitha dengan wajah bersemu merah.
Kuperhatikan dia melirik ke arah celanaku.. tapi cepat-cepat ia palingkan begitu melihat apa yang ada di sana.
“Beneran cantik kok.. Mitha mau ke mana..?” Tanyaku.
“Oh, aku mau ke warung depan, Mas. Mau beli sabun buat mandi.. di rumah habis..” jawabnya.
“Jadi belum mandi ya..?” Tanyaku iseng.
”Iya..” dia mengangguk.
“Belum mandi aja sudah cantik begini.. apalagi kalau mandi, hehe..” rayuku sambil tersenyum.
”Daripada beli sabun buang-buang uang, mendingan sini aku bantu mandiin bareng sama motorku.
Tuh aku juga pakai sampo bagus buat mandiin motor, hehehe..” candaku sambil mengarahkan selang yang ada di tanganku ke tubuhnya.
“Ih.. jangan donk, Mas.. nanti kalau kena bajuku kan basah..!?” Kata Mitha sambil menghindar.
“Bukannya takut basah kali.. tapi takut tambah seksi, hehe..” balasku sambil sedikit kusemprotkan air pada tubuhnya.
“Iiih.. Mas Ardi nakal ya.. basah atuh, Mas, bukannya seksi..!” Jawabnya.
“Nggak kok.. tuh kan jadi seksi..” kutunjuk baju kaos putihnya yang basah tersiram di bagian dadanya.
Kulihat dia menelan ludahnya dan wajahnya begitu merah.. sementara tangannya dengan cepat berusaha menutupi buah dadanya.
“Iihh.. nakal banget Mas Ardi ini.. nanti aku cubit loh..” balas Mitha.
“Memangnya berani..? Ini cubit..!” Tantangku sambil menyodorkan dadaku ke dekatnya.
“Udah donk, Mas.. Mitha kan mau ke warung..” rengeknya.
“Emangnya kamu mau beli sabun apa sih..?” Tanyaku.
“Aku mau beli sabun Pantene, Mas..” jawabnya.
“Sama donk sabunnya. Udah nggak usah beli, aku masih ada stok banyak, kamu pakai aja punyaku.
Sini aku siram lagi..” kataku sambil kembali menyiram tubuhnya.
“Udah donk, Mas. Tuh kan, aku jadi basah semua nih..” rengek Mitha.
“Oke deh. Tunggu sebentar ya, aku ambilkan sabunnya. Masuk dulu, Mith, duduk dulu aja, tuh di sofa..” jawabku.
Aku lantas masuk ke rumahku untuk mengambil sabun.. Mitha mengikutiku masuk ke ruang tamuku dan duduk di sana.
Tak lama aku keluar lagi sambil membawa sabun dan berjalan mendekati Mitha..
yang sedang duduk sambil membaca majalah kesehatan lelaki yang ada di mejaku.
“Hei, itu kan buat laki-laki, Mit..” kataku sambil berdiri di depannya.
“Oh iya..? Sory.. Habis isinya bagus-bagus, Mas..” jawab Mitha sambil menaruh majalah kembali di meja.
Dia pun terkejut saat mendongak.. matanya tertumbuk tepat pada tonjolan besar yang tercetak di celana pendekku.
Wajahnya langsung merah padam.. dia bergegas bangun dari duduknya lalu mengambil sabun yang ada di tanganku.
“Makasih ya, Mas, aku bayarin deh..” kata Mitha dengan wajah masih memerah.
“Nggak usah, Mit. Mau sekalian aku mandiin gak..? Hehe..” tanyaku nakal.
“Ihh.. Mas Ardi nakal banget sih. Udah ah, aku mau pulang..” jawab Mitha, diapun segera bergegas keluar dari rumahku.
Kupandangi dari belakang tubuhnya.. tak disangka, ternyata adik Ece Geulis sangat cantik dan montok.
Payudaranya menonjol sekali.. dan kulitnya lebih putih dari kakaknya.. kalau pantatnya sama-sama menonjol.
Wah.. bisa betah aku tinggal di sini. Kataku dalam hati.
Selanjutnya aku pun keluar lagi dan melanjutkan mencuci motor.
Sedang asyiknya membilas.. dari arah samping kananku ada suara lelaki yang menyapaku. Oh, ternyata Mas Anton.
“Lagi mandiin motor, Ar..?” Tanyanya.
“Iya nih, Mas, udah keliatan dekil banget..” jawabku.
Kami pun terlibat pembicaraan serius masalah pekerjaan..
dia memintaku untuk berhati-hati bekerja agar tidak melakukan kesalahan karena ini menyangkut nama baiknya.
Kulihat mata Mas Anton juga memperhatikan tonjolan yang ada di celana pendekku. Mungkin dia iri.. hehe..
Akupun selesai memandikan motorku dan Mas Anton juga sudah kembali masuk ke dalam rumahnya karena Siska memanggilnya.
Kulihat sebelum masuk.. Siska menelan ludahnya dan melirik kepadaku dengan tatapan penuh nafsu.
”Asyik juga tuh perempuan, sudah cantik, seksi, pintar lagi. Jadi tambah sayang gue sama dia.
Tunggu petualangan dariku selanjutnya, Sis.. kamu pasti tambah nggak bisa lupain aku..” gumamku setelah di dalam rumah.
Hari senin, aku dipanggil untuk interview di kantor Mas Anton. Singkat cerita akupun diterima.
Aku bekerja mulai besok. Selasa pagi.. aku berangkat memakai motorku.
Seharian aku sibuk bekerja hingga tak terasa kalau hari sudah sore.
Saat akan pulang Mas Anton memanggilku.. dia berkata kalau akan kerja lembur malam ini.
Ia titip pesan untuk memberitahu dan menjaga istrinya.. dia khawatir Siska akan ketakutan ditinggal sendirian.
Dalam hati.. aku melonjak kegirangan.. Tenang aja Mas.. aku akan menjaga istrimu sebaik-baiknya.. hehe.. bisikku dalam hati.
Segera kutinggalkan kantor itu dan kukebut Honda CBR-ku menuju rumah kontrakanku.
Begitu sampai.. segera kumasukkan motorku ke dalam rumah dan aku langsung menuju ke rumah Siska.
Saat itu Siska sedang nonton teve dengan hanya memakai tank top tipis warna krem. Begitu dipersilakan masuk..
langsung saja kupeluk dan kucium dia dengan penuh nafsu seperti layaknya seorang kekasih yang sudah lama tak bertemu.
Siska kaget bukan kepalang menerimanya.. dan bertanya. “Ada apa, Ar, kok tumben..?”
“Aku lagi pengen ngentot sama kamu.. aku sudah kangen berat nih sama susu dan jepitan memekmu, Sis..”
candaku sambil kuremas payudaranya dengan penuh nafsu.
Kubimbing dia untuk pindah ke sofa ruang tamu dan kupangku tubuhnya sambil kupeluk dia dari belakang..
sementara kedua tanganku terus meremas-remas kedua gunung indah miliknya yang masih terbungkus bra hitam lembut.
“Jangan nekat, Ar, nanti kalau suamiku pulang gimana..?” Tanya Siska ragu.
“Hehe.. jangan takut, Sis. Tadi suamimu minta tolong kepadaku untuk ngentotin kamu malam ini..
dan supaya benar-benar memuaskanmu. Karena malam ini dia lembur.. mungkin jam satu malam baru bisa pulang, hehe..” candaku.
“Ah masa’..? Memangnya dia sudah tau hubungan kita..? Kamu bohong ya, Ar, dasar kamu..!”
Kata Siska sambil membaringkan kepalanya di pundakku dan membuat tubuhnya semakin melengkung seksi..
sehingga payudaranya yang bulat semakin kelihatan membusung indah.
Tanganku dengan agresif segera melepas bra hitamnya..
dan langsung kuremas-remas dengan penuh nafsu kedua gundukan daging kenyal itu.
Siska memejamkan matanya menikmati setiap sentuhanku.
“Hehe.. mimpi kali ye.. kalau bisa seperti itu berarti ilmuku sudah pada level sempurna, Sis.
Sekarang ini masih belum, tapi suatu saat pasti ilmuku bisa sempurna dan aku akan bisa menaklukan suamimu itu, hehe.. tunggu aja..”
Malam itu kami bersetubuh sepuas-puasnya.. dari mulai ruang tamu.. ruang makan..
kamar mandi hingga terakhir di kamarnya untuk mengantarnya masuk ke dalam mimpi.
Aku baru pulang saat Siska sudah tertidur lelap.
Melalui komputerku.. suaminya kulihat baru pulang jam 1.30 dinihari.. dan langsung tertidur..!
------------
Esoknya aku kembali bekerja. Suasana di tempat kerjaku yang baru ini ternyata sangat menyenangkan.
Perusahaan ini bergerak di bidang jasa penerbangan yang setelah kuamati hampir 80% karyawannya adalah perempuan.
Di sini rekan-rekan kerjaku kebanyakan adalah wanita-wanita yang mempunyai paras cantik dan bentuk tubuh yang proporsional.
Pantesan Mas Anton kalau kerja sering sampai lupa waktu.. pikirku.
Hari ini aku kesal sekali karena kelihatannya aku harus kerja lembur.. ada program baru yang diminta oleh divisi Accounting.
Sudah dari siang aku mempersiapkan perlengkapan yang akan kugunakan untuk kukerjakan pada malam harinya.
Huh, sial..! Malam ini aku tidak bisa ngentot sama Siska.. padahal Mas Anton juga lagi lembur.
Saat aku hendak menaiki lift.. aku berpapasan dengan Mas Anton yang berjalan dengan seorang wanita yang cukup cantik.
“Eh, kamu, Ar.. mau ke mana, sudah mau pulang..?” Tanyanya.
“Belum, Mas, masih ada kerjaan. Mas sudah mau pulang..?” Tanyaku.
”Belum juga..” jawab Anton.
“Oh iya, ini kenalkan sekretarisku, Devi..” katanya.
“Oh iya, saya Ardi..” kuberikan tanganku. Kami pun bersalaman dan saling memberikan senyum.
Anton menjelaskan kepada sekretarisnya itu mengenai status kerjaku.
Kuperhatikan perempuan ini cantik juga.. dan terlihat pintar pintar memilih pakaian yang dapat membuatnya kelihatan anggun dan seksi.
Saat itu dia mengenakan baju dalaman berwarna krem yang mempunyai belahan dada yang cukup rendah berbentuk V..
lalu dibalut lagi dengan blaser warna hitam serta rok mini sekitar 15 cm di atas lutut.
Pahanya yang putih dihiasi bulu-bulu hitam yang halus.. kian menambah kesan seksi dari penampilannya.
Entah kenapa aku mulai berpikir ngeres kepadanya.. tapi segera kutepis pikiran itu.
Kami masuk ke dalam lift bersama-sama dan berpisah saat Mas Anton keluar bersama sekretarisnya di lt.15..
sedang aku masih melanjutkan hingga lt.17 untuk menemui atasanku.
Sesampai di ruangannya, atasanku berkata.. “Ar, setelah selesai urus perlengkapan, kamu install program di lt.17 ya..” suruhnya.
“Baik, Pak Lesmana.. akan saya kerjakan.
Tapi mungkin baru agak malam saya baru bisa install karena masih banyak perlengkapan yang belum lengkap..” jawabku.
“Oke, tidak apa-apa. Yang penting bisa selesai malam ini dan beres semuanya..” balas Pak Lesmana.
“Baik, Pak..” jawabku.
Akupun kembali melengkapi segala sesuatu yang kuperlukan untuk kubawa ke sana..
oh iya kalau nggak salah lt.17 itu kan ruang Mas Anton bekerja. Lama juga aku mempersiapkan semuanya.
Jam delapan malam, handphone-ku berbunyi, ada SMS masuk. Oh, ternyata dari Siska.. dia menanyakan keberadaanku.
Akupun menjawab kalau malam ini tidak menemani dia karena diminta lembur.
Dia kelihatan sedih karena suaminya juga lembur dan sampai sekarang belum pulang.
Kira-kira sekitar jam sepuluh malam, saat keadaan sudah sepi, aku baru beranjak menuju ke lt.17.
Sebelum masuk ruangan mas Anton.. aku memutuskan untuk ke toilet dulu.
Saat akan membuka ritsletingku.. kudengar suara yang mencurigakan dari arah salahsatu WC yang pintunya tertutup..
Hmm.. seperti ada suara desahan nafas yang sangat kukenali.
Akupun mendekat dan masuk ke salahsatu WC yang ada di sebelahnya.
Dengan pelan dan hati-hati kutempelkan telingaku ke dinding WC.. dan benar saja dugaanku..
ternyata sepasang sejoli sedang bersetubuh menggapai nikmat di sana.
Aku penasaran siapa kira-kira yang berbuat hal tersebut. Mulai kupanjat dengan hati-hati dinding WC tersebut.
Jgerr..! Aku kaget bukan main saat kulihat siapa yang ada di sana..
Ternyata itu Mas Anton bersama dengan Devi.. sekretarisnya.. sedang melakukan penetrasi.
Mereka tidak menyadari kalau gerak-gerik mereka kuawasi dan sempat aku mengambil gambar mereka dengan camera handphoneku.
Tapi karena takut ketauan..
aku tidak meneruskan acara mengintipku dan segera keluar dari toilet untuk bergegas menuju ruang kerja divisi Accounting.
Di dalam.. aku berusaha menenangkan diri dan berpikir cepat untuk menarik kesimpulan.
Kasihan juga kau, Siska.. pikirku. Kau tidak tau apa yang dilakukan suamimu di luar.
Pantas saja Anton suka lembur hingga tengah malam.. dan bila diajak berhubungan oleh Siska dia selalu menolak belakangan ini.
Kira-kira jam 11.30 malam selesailah pekerjaanku untuk menginstall semua program.. dan akupun segera kembali ke rumahku.
Karena begitu lelah.. aku langsung beranjak tidur.. tapi sebelumnya sempat kulihat gerak-gerik Siska dan Anton melalui komputerku.
Ternyata malam ini mereka bertengkar karena hampir setiap malam Anton selalu lembur dan meninggalkan Siska sendirian di rumah.
Aku tidak tau apa yang akan terjadi bila saja Siska mengetahui apa yang telah kulihat hari ini.
Aku lalu mematikan komputer dan segera tertidur dengan pulasnya.
Esoknya aku bangun kesiangan.. untungnya aku hari ini dapat masuk siang karena sudah lembur tadi malam.
Saat aku sedang memakai baju setelah mandi dan masih menggunakan handuk, tiba-tiba pintu rumahku diketok orang.
Akupun segera beranjak menuju ke sana untuk melihat siapa yang datang.
Setelah kubuka, ternyata Siska yang datang, dia langsung masuk ke dalam rumahku dan duduk di sofa ruang tamuku.
“Ada apa, Sis..?” Tanyaku sambil mendekat dan duduk di sebelahnya.
“Aku lagi kesal dengan Mas Anton, Ar..” jawab Siska.
“Memangnya ada apa..? Wwajahmu kok keliatan pucat banget gitu..?” Tanyaku lagi.
“Aku bertengkar dengan suamiku tadi malam, dan setelah itu aku tidak bisa tidur hingga pagi hari ini.
Aku berusaha SMS kamu tapi tidak dibalas juga, kamu juga sudah tidak peduli sama aku ya..?” Balas Siska.
“Oh gitu.. pantas saja wajahmu pucat. Sudahlah.. tidak usah dipikir lagi.. nanti kamu jadi sakit lho..” jawabku.
”Enak saja kamu ngomong, Ar..” sahutnya.
“Emangnya kamu SMS aku jam berapa, Sis..? Aku tadi malam capek banget habis lembur.. jadi begitu nyampe rumah langsung tidur.
Maaf ya..” kataku.
“Oh gitu.. aku sangka kamu juga sudah nggak peduli lagi sama aku..” kata Siska dengan nada manja.
”Mana mungkin aku begitu, Sis..” balasku cepat.
“Suamiku tadi pagi-pagi sudah berangkat kerja tanpa pamit kepadaku.. dia berubah belakangan ini..” lanjut Siska.
“Oh iya, aku pengen tanya sesuatu sama kamu.. gimana sih awalnya kamu ketemu sama Mas Anton..?” Tanyaku.
“Sebenarnya aku tuh sebelum nikah adalah sekretaris big bos di tempatnya bekerja..
oleh karena peraturan perusahaan mengharuskan kalau suami istri tidak boleh kerja bareng..
maka kami putuskan aku yang berhenti bekerja. Memangnya kenapa, Ar..?” Tanya Siska.
“Oh gitu.. nggak apa-apa, cuma mau tau aja..” jawabku..
Hmm.. pantas saja Siska begitu cantik dan seksi.. ternyata dia dulu seorang sekretaris big bos.
Sungguh beruntung sebenarnya Mas Anton bisa mendapatkan hati dari wanita yang begini cantik dan seksi.
Oh iya, aku juga lebih beruntung bisa mendapatkan tubuh Siska tanpa harus membiayai kebutuhan hidupnya.. hehe.
“Ar.. tau nggak yang membuat aku tambah kesal.. pagi ini sampai hari Minggu sore, Mas Anton harus keluar kota..
untuk mengunjungi kantor cabang. Dia benar-benar sudah tidak peduli lagi sama aku..” kata Siska.
“Sudahlah Sis.. jangan bersedih. Nikmati aja setiap keadaan, toh tidak semuanya buruk untuk kita. Lagipula kan ada aku di sampingmu..”
balasku berusaha menghiburnya.
Siska tersenyum mendengarnya, ”Iya, Ar..” dia mengangguk.
“Oh iya, Sis, mumpung besok hingga minggu suamimu pergi ke luar kota, bagaimana kalau kita juga jalan-jalan..?
Besok Jumat sore setelah aku selesai kerja, kita berangkat.. daripada kamu sedih terus..” sambungku.
“Ehm.. boleh juga.. tapi kita mau ke mana..?” Tanya Siska.
“Kita ke Puncak aja. Aku dulu pernah tau satu tempat bagus.. semacam villa.. tapi privasinya bagus banget.
Ada kolam renangnya pribadinya. Tapi yang jadi masalah.. harganya mahal banget..” jawabku.
“Trus kita ke sana naik apa, Ar..?” Tanya Siska lagi.
“Kalau kamu nggak keberatan, kita naik motorku saja, mau..?” Tanyaku.
“Boleh juga sih, sepertinya seru tuh. Aku nggak pernah jalan-jalan jauh pake motor.
Ok deh.. soal biaya.. aku yang keluarin deh. Yang penting kita bisa senang-senang di sana..” jawab Siska.
”Ok, sip kalo gitu..” sahutku.
“Aku agak pusing nih, Ar. Aku mau pulang dulu deh.. mau tidur..” sambung Siska sambil memegangi kepalanya.
“Sepertinya kamu masuk angin, Sis, makanya nggak usah terlalu dipikirkan. Oh ya.. mau kukerokin nggak..?
Biar besok kamu sudah sehat dan kita bisa menikmati jalan-jalan kita..?” Tawarku.
“Aku nggak mau dikerok, nanti kulitku jadi rusak, trus nanti kamu nggak gairah lagi lihat aku. Dipijitin aja deh..” jawab Siska.
“Oke deh. Kamu mau dipijit di mana, di sini atau di rumahmu..?” Tanyaku.
“Di rumahku aja, biar bisa langsung tidur. Kamu nanti siang mau kerja kan..?” Jawab Siska.
“Iya, kamu duluan pulang sana, kalau bareng-bareng takut tetangga pada curiga..” kataku.
“Oke deh.. aku pulang dulu ya, Ar. Jangan lama-lama lho..” jawab Siska, dia segera pulang ke rumahnya.
Tak lama akupun menyusul. Siska langsung mengajakku masuk ke kamarnya, dan diapun segera berbaring di ranjangnya.
“Sis, kalau mau dipijat, buka dulu donk bajunya..” kataku.
“Oh iya, sorry..”
Diapun kembali duduk di ranjang dan mulai melepas kaos putih dan celana pendeknya..
yang tertinggal sekarang hanya cd dan bra berwarna pink, dia lalu kembali berbaring.
Wow, indahnya wanita ini; bokongnya sungguh padat.. kakinya yang panjang begitu putih dan halus..
punggungnya pun begitu menggairahkan.
Glekk.. aku menelan ludah melihat tubuh Siska yang terpampang sangat jelas di hadapanku.
“Ayo, Ar.. tolong pijit yang enak ya..” kata Siska dengan mata terpejam rapat.
Akupun segera memijatnya dengan lembut. Entah kenapa aku mulai merasa sayang dengan wanita yang satu ini.
Rasanya aku merasa cocok sekali dengan semua yang dimiliki oleh Siska.
Kumulai pijatanku dari kaki dan terus kususuri naik hingga ke pahanya..
Sesampainya di paha.. aku minta kepada Siska untuk melepaskan cd dan bra-nya.
“Sis, kupikir lebih baik kamu lepaskan saja cd dan bra-mu supaya lebih mudah aku memijat..” kataku.
“Iya deh. Tolong dong, Ar, kamu lepasin cd dan bra-ku..” pintanya.
Aku kembali menelan ludah. Dengan tangan sedikit gemetar kulepaskan cd Siska, dan setelah itu bra-nya juga kulepas..
hingga terpampanglah tubuh Siska yang mulus telanjang di hadapanku.
Lama kupandangi tubuhnya hingga Siska menegurku..
“Jadi pijit aku nggak..? Kok malah bengong..?” Tanyanya.
“Aku sedang mengagumi tubuhmu, Sis.. kamu seksi sekali.
Bodoh sekali suamimu meninggalkan istri yang luar biasa cantik dan seksi seperti ini.
Kalau aku jadi Anton.. aku akan entot kamu siang dan malam.. hehe..” jawabku sambil kembali meneruskan pijatan.
“Ah, kamu bisa aja, Ar. Dulu suamiku juga bicara seperti itu waktu kami masih pacaran..” jawab Siska.
“Tapi aku beda, Sis. Aku benar-benar mengagumi kecantikanmu..” rayuku.
“Ah, gombal kamu..” balas Siska.
“Ya sudah kalau nggak percaya, dengan berjalannya waktu, kamu juga akan tau kalau apa yang kukatakan itu benar..” jawabku.
Aku pun terus memijatnya, pantatnya yang bulat tak luput dari pijatanku..
sambil sesekali kuselipkan jari-jariku di paha bagian dalamnya hingga menyentuh bibir vaginanya.
Siska merintih nikmat karenanya.. “Ughh, nakal kamu, Ar. Nanti kalau aku nggak tahan gimana..?” Sahutnya.
“Gampang.. kan ada aku, hehe..” jawabku.
“Huh, dasar nakal..!” balas Siska.
Akupun meneruskan pijatanku ke punggungnya yang mulus.
Kulihat Siska sangat menikmati pijatanku dan tanpa terasa.. mungkin karena mengantuk sekali.. diapun tertidur pulas.
Aku menghentikan pijatanku dan kubalikkan tubuhnya..
Kini terpampanglah tubuh bagian depannya beserta dengan aksesorisnya yang begitu menantang.
Kusentuh dengan perlahan kedua payudaranya dan kuremas dengan lembut.
Kontolku menegang melihat pentil susunya yang begitu menantang.
Perlahan kudekatkan bibirku ke sana dan kuisap benda mungil kemerahan itu dengan lembut.
Kulihat Siska sedikit menggeliat tapi tak membuka matanya. "Ar, ehmm.. kamu nakal ya..!” Lirihnya terbangun.
Meski sudah sangat konak, tapi aksiku tidak kulanjutkan. Pikirku kasihan juga kalau dia kugenjot sekarang, Siska kan lagi capek.
Jadi kuambil selimut dan kututupi tubuhnya yang telanjang.
Perlahan kubisikkan sesuatu di telinganya..
“Sis, kamu istirahat dulu ya untuk memulihkan staminamu, aku mau bersiap berangkat kerja. Oh iya, kunci rumahmu gimana..?” Tanyaku.
“Bawa aja, Ar, tolong kamu kunci dari luar. Aku nggak mau ke mana-mana hari ini. Tapi kamu nanti malam temani aku ya..?” Jawab Siska.
“Oke deh. Kalau ada apa-apa, kamu telepon aku ya, nanti sore aku datang sekalian bawakan makanan untuk kamu, mau kan..?” Tanyaku.
“Duh, kamu baik sekali sama aku, Ar. Boleh kalau kamu nggak keberatan..” jawab Siska.
“Santai aja, aku senang kok melakukannya untukmu. Kamu mau dibelikan apa, Sayang..?” Tanyaku lagi.
“Apa aja terserah kamu, Ar, dan terimakasih sebelumnya..” jawab Siska.
“Tapi siang ini kamu sudah makan kan..?” Tanyaku kembali.
“Sudah, aku masih ada sayur yang kemarin..” jawab Siska.
“Oke deh, met istirahat ya, Say.. tidur yang nyenyak, karena nanti malam akan kita habiskan berdua dengan percintaan yang panas..”
sambungku.
“Oke, siapa takut.. nanti malam, aku pasti bisa melayanimu..” tantang Siska sambil mengelus kontolku yang masih menegang.
“Sampai nanti malam, Sayang..” kataku sambil kucium bibirnya dan diapun membalas ciumanku.
Siska segera melanjutkan tidurnya, sementara aku berangkat ke kantor.
Di perjalanan, aku berpikir, ”Makanan apa yang akan kubawakan nanti sore untuknya..?”
Ah, akan kubelikan seafood saja untuk mendongkrak gairahnya nanti malam, hehe.. pikiran nakalku kembali bekerja.
-------------------
Sore harinya Siska terbangun, dia merasakan tubuhnya lebih segar.
Diapun segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. “Aku harus memberi penampilan yang terbaik saat nanti Ardi datang..”
pikirnya sambil tangannya mulai mengguyur tubuhnya yang telanjang.
Entah kenapa hatinya begitu bersemangat dan bergairah, seperti halnya merasakan cinta pada pandangan pertama.
Selesai mandi, diapun merias diri dengan sungguh-sungguh..
Dipakainya gaun malam yang seksi dengan punggung yang terbuka hingga ke bokong dan belahan dada berbentuk V..
yang membuat payudaranya yang montok dan putih bersih itu seakan ingin memberontak keluar.
Diikatnya rambutnya yang hitam dan panjang ke atas sehingga lehernya yang putih jenjang terlihat menggoda.
Disemprotkannya parfum termahal yang dimilikinya ke seluruh tubuhnya. Dia siap untuk bertempur kali ini, pikirnya.
Jarum jam seakan bergerak lambat, tak sabar hatinya menunggu kekasihnya datang untuk bercinta.
Demikian halnya juga dengan Ardi, di kantornya ia nampak gelisah.. tak sabar dia ingin segera pulang.
Dia sudah menelpon restaurant seafood langganannya untuk memesan makanan..
jadi saat dia datang ke restaurant itu pesanannya sudah jadi dan tinggal dibawa pulang. Untuk menghemat waktu, pikirnya.
Waktu menunjukan pkl.16.55 WIB, tinggal lima menit lagi, pikir Ardi.
Tiba-tiba hp-nya berbunyi, ada SMS masuk, ternyata dari Siska.
“Ar, cepat datang ya.. aku udah nggak sabar nih. Hati-hati di jalan ya..” bunyi SMS itu.
“Oke, tunggu aku ya.. sebentar lagi aku pulang. Oh iya, request baju seksi ya, Sis..? Hehe..” canda Ardi.
“Tenang aja, aku akan berikan penampilan terbaikku untuk kamu seorang, Sayang.. kamu pasti puas malam ini, hihi..” jawab Siska.
“Oke deh, jadi gak sabar nih.. see u..” balas Ardi.
--------------
Pkl.17.00 sudah tiba..
segera aku keluar dari kantorku dan menggenjot dengan maximal Honda CBR-ku menuju ke restaurant dan langsung bergegas pulang.
Sesampainya di rumah aku segera mandi untuk menghilangkan bau keringat..
dan kupakai baju terbaikku, lalu bergegas pergi ke rumah Siska.
Dengan segera kubuka pintunya yang tak terkunci, berbisik kupanggil namanya.
“Sis, Siska, kamu di mana..?” tanyaku.
“Di sini.. di kamar, kamu masuk aja..!” Terdengar jawaban darinya.
Segera aku berjalan menuju ke kamarnya.
Di sana kulihat Siska sedang berdiri di depan kaca rias sambil bergaya seksi, aku segera menghampirinya.
“Wow, kamu cantik sekali, Sis..!” Sapaku sambil langsung memeluknya dari belakang sembari mencium tengkuk dan batang lehernya..
tak terasa kontolku sudah mulai tegang melihat penampilan Siska.
“Aku memang cantik, Ar, aku kan sekretaris bigbos.. sudah lama juga aku tidak berdandan seperti ini, ini semua demi kamu, Ar.
Belum apa-apa aja burungmu sudah bangun begini..” dengan nakal Siska merebahkan kepalanya di dadaku yang bidang.
“Sungguh beruntung Mas Anton bisa memilikimu, Sayang..” balasku sambil mengecup pipinya.
“Apakah kamu tidak beruntung bisa memilikiku diriku..?” Tanya Siska.
“Aku lebih dari orang yang beruntung, Sis..” kataku sambil memagut bibir seksi Siska dan kami pun mulai berciuman.
Cukup lama kami saling melumat sampai aku ingat sesuatu..
“Oh iya, aku bawakan makanan, yuk kita makan sama-sama..” kataku.
“Iya nih, aku sudah lapar sekali..” jawab Siska.
Kami pun menuju ruang makan.
Siska dengan pakaiannya yang seksi melayaniku bagaikan seorang raja, seakan-akan aku ini adalah betul-betul suaminya.
“Kamu beli apa, Ar..?” Tanya Siska.
“Aku beli seafood, biar nanti malam kita bisa bertempur habis-habisan, hehe..” candaku.
“Ih nakal.. memangnya nanti malam aku mau bercinta sama kamu..?” Balas Siska.
“Harus mau..! Kalau nggak, aku perkosa aja, hehe..” jawabku.
“Ih, maksa nih ye.. kalau rayuanmu yang indah sih aku belum tentu mau, Ar, hihi..” canda Siska.
“Ah, selesai makan juga nanti kamu yang bakal minta, apalagi kita sekarang makan seafood, kita lihat saja, hehe..” balasku.
“Huh, sok tau..!” Sahut Siska.
“Yah sudah, kita lihat saja. Kalau aku yang benar, aku minta kamu menuruti semua permintaanku, mau..?” Kataku.
“Boleh, siapa takut..?” Jawab Siska.
“Yuk kita makan..” kataku lagi.
Kamipun segera menyantap hidangan yang ada, tak lama kami pun telah selesai.
Kami lalu beranjak menuju kamar Siska, dia menyalakan AC dan disetelnya pada temperatur paling kecil..
sehingga tak lama suhu di dalam menjadi sangat dingin.
Aku pun duduk di tengah ranjangya sambil menyandar di dinding..
Siska segera menyusulku dan menyandarkan kepalanya di bahuku sembari tangannya melingkar di pinggangku.
Kubalas dengan melingkarkan tangan di bahunya dan mulai mengelus-elus pelan lengannya yang halus mulus..
sembari kupermainkan bulu-bulu halus di kulitnya.
Suhu ruangan terasa semakin dingin.. membuat Siska semakin merapatkan tubuhnya ke tubuhku..
Tak lama tangannya mulai nakal meraba-raba kontolku. “Tuh kan, benar kataku, pasti kamu yang minta duluan, hehe..” kataku.
“Habisnya dingin banget, Ar..” dia terus memainkan kontolku.. membuatnya jadi menegang karena diperlakukan seperti itu.
Apalagi yang mempermainkannya adalah wanita cantik dan seksi macam Siska.
“Ah, alasan.. udah, ngaku aja, aku yang menang kan..? Pokoknya kamu harus menuruti semua permintaanku..” balasku.
“Iya deh.. emangnya kamu mau minta apa sih..?” Tanya Siska.
“Aku mau kamu sekarang telepon suamimu..” jawabku.
“Loh.. untuk apa, Ar..?” Tanya Siska nggak ngerti.
“Pokoknya kamu telepon dulu deh.. nanti kamu juga akan tau..” desakku.
“Oke.. tapi ..” jawab Siska ragu.
“Udah.. nggak usah takut. Mana hape-mu..?” Tanyaku.
“Ini..” Siska memberikannya.
“Sekarang telepon dia.. ayo, Sis..” kataku.
Siskapun segera memencet hape-nya dan terdengarlah nada sambung pada hape itu.. tak lama terdengar suara suaminya.
Aku meminta dengan berbisik agar Siska mengaktifkan loudspeaker.. begitu sudah diaktifkan.. terdengarlah dengan jelas suara suaminya.
“Halo, Sis.. ada apa..?” Tanya Anton.
“Nggak ada apa-apa, Pah.. papa baik-baik aja..?” Tanya Siska.
“Aku baik-baik aja.. sekarang aku lagi di kamar hotel, baru aja sampai..” jawab Anton.
Selagi mereka bercakap-cakap.. kupeluk tubuh montok Siska dan mulai kuciumi tengkuk hingga lehernya..
sambil tanganku bergerilya masuk ke dalam gaunnya untuk meremas-remas gundukan payudaranya.
“Ehmm.. aahh.. sssh.. aduuh..!” Gumam Siska, tak sadar mengucapkannya karena menerima serangan dariku.
“Kamu kenapa, Mah..?” Tanya Anton.
“Nggak kenapa-napa, Pah.. sshs.. aahh.. uuhh..” rintih Siska.
“Kok kayak gitu suaranya, kamu lagi ngapain sih..?” tanya Anton makin curiga.
“Oh, sorry, Pah.. aku lagi.. uhh.. aku kangen sama Papah.. sshh.. aaah.. uuhh..” jawab Siska berdalih.
“Oh, kamu pasti lagi swalayan lagi ya..?” Tanya Anton.
“Ehhm.. iya, Pah.. aduh enaknya.. nggak apa ya, Pah, aku ganggu papah sebentar..?” Jawab Siska.
“Nggak apa-apa, Sis.. teruskan saja, aku akan mendengarkan dari sini..” jawab Anton.
Aku suruh agar Siska meminta kepada suaminya untuk memberi arahan untuk melakukan sesuatu.. seperti halnya phone seks.
“Pah, aku minta papah untuk memberi arahan kepadaku seperti seakan-akan Papah ada bersamaku.. please.. Pah..!” Kata Siska mendesah.
“Oke-oke.. sekarang seakan-akan kamu kupeluk dari belakang dan kuremas-remas susumu.
Kamu menggeliat kenikmatan. Lalu perlahan kubuka baju dan bra kamu.. sehingga seluruh tubuhmu terbuka..
susumu yang montok itu akan menggelantung bebas dengan indahnya dan kembali kuremas-remas dengan penuh nafsu..”
kata Anton mengarahkan.
Akupun mengikuti arahannya dan kudengar deru nafas Siska semakin memburu.
“Aahh.. uuhs.. sssh.. trus apa lagi, Pah..?” Tanya Siska makin mendesah.
“Perlahan kubuka cd-mu dan kupermainkan klentitmu dengan jariku hingga kau menggelinjang keenakan..
tanganmu mulai meraba-raba kontolku..” jawab Anton.
“Aaww.. enak, Pah..! Truus.. ohhh.. aduh.. kontolnya udah gede banget.. terasa hangat di tanganku.. ughh..”
balas Siska dengan nafas semakin memburu.
“Perlahan kupangku tubuhmu dan kumasukkan kontolku ke dalam memekmu sambil mulutku mengisap-isap puting susumu..” kata Anton.
“Oohh.. tapi kontolnya gede banget, Pah.. rasannya memekku nggak muat.. gimana ini, Pah..?” Tanya Siska terengah-engah.
“Ludahi dulu kontolku dengan lidahmu.. aku mau kamu menjilat dan mengisapnya..” balas Anton.
“O-oke, Pah.. ehhm, enak sekali kontol Papah.. besar, gede banget.. panjang lagi..
Ughh.. sampai mulutku tidak bisa menampung seluruh batangnya.. urat-uratnya.. uohh..!
Kekar banget.. kasar lagi.. aku belum pernah ketemu kontol seperti ini.. ehhm.. emmm..” rintih Siska.
“Kontolku sudah keras sekali.. sekarang coba kamu masukkan ke dalam memekmu..” pinta Anton.
“Iya, Pahh.. kontolnya sudah keras bukan main.. Nggg.. sekarang kumasukkan ya, Pahhh..?” Jawab Siska kian mendesah.
Aku terus saja mengikuti arahan dari suaminya.. gairahku sungguh meningkat sangat-sangat tajam.
“Sekarang sudah masuk semua, Pah.. boleh digenjot ya, Pah..?” Tanya Siska.
“Oke, sekarang genjot, Sis.. yang keras..!” Kata Anton lagi.
“Uuhh.. aaah.. ahhh.. auw..! Enakk, Pah.. terus.. enak banget kontolmu.. ughh.. please, entotin aku terus.. tusuk aku yang dalam.. arghh..!!”
Raung Siska keenakan menikmat sodokan dan genjotan batang kontolku di liang memeknya.
“Sekarang ubah posisimu, Sis.. kamu sekarang nungging.. biar kuentot kau dari belakang..” pinta suaminya.
Kami pun mengubah posisi sesuai arahan Anton..
Clebb.. segera kumasukkan kontolku yang sudah sangat menegang ke memek Siska dari belakang..
Clebb.. crebb.. clekk.. clekk.. clepp.. clepp.. langsung kugenjot tubuh sintalnya dengan penuh gairah.
“Auw.. sshh.. sssh.. terus, Pah, tusuk yang dalam.. entotin aku..!” Rintih Siska suka. Tanpa sadar nafas kami berdua memburu keras.
“Eh.. Sis.. kok ada suara nafas selain kamu..?” Tanya suaminya curiga.
“Oohh.. sshh.. itu nafas Ardi, Pah.. aku sedang digenjot dia, Pah.. aaah..!” Jawab Siska nekat.
“Ardi..!!? Kamu serius, Sis..? Jangan bercanda kamu..!?” Bentak suaminya.
“Sshh…hihi, Papah cemburu ya..? I-itu bukan suara Ardi kok.. tapi suara film blue yang kusewa tadi siang..“ jelas Siska berbohong.
Sungguh bodohnya suaminya, tak menyadari kalau istrinya sedang kugenjot menggapai nikmat bersamaku.
”Beneran..? Jangan bohong kamu..!” Kata suaminya.
“Ya enggaklah, Pah.. ayo kita lanjutkan, sudah nanggung nih.. sshh.. ahh..!” Jawab Siska tanpa takut.
“Emm, baiklah. Sekarang, terus saja kugenjot tubuhmu dengan penuh nafsu.. terus dan terus..”
“Ooohh.. Pah, aku mau keluar.. terus sodok yang keras.. terus.. yah.. terus.. ahhh.. nikmatnya..!” Siskapun mengalami orgasme.
”Kamu sudah selesai, Sis..?” Tanya suaminya.
“Iya, makasih ya Pah atas arahannya..” sahut Siska.
“Sama-sama, yang penting kamu sudah puas.. sekarang kamu istirahat ya..” jawab Anton.
“Iya, Pah.. Papah hati-hati ya di sana, jaga kesehatan.. bye-bye, Pah..” jawab Siska sambil mematikan hp-nya.
Aku yang belum orgasme terus saja menggenjot tubuh montoknya sampai kira-kira seratus sodokan berikutnya.. baru aku orgasme.
Kami berdua terkapar nikmat di ranjang Siska, napas kami masih terus memburu.
“Gila! Ahhh.. gila kamu, Ar.. nekat sekali kamu.. untung aku dapat berdalih, kalau tidak.. bisa gawat kita..” sahut Siska.
“Justru itu yang kusuka dari kamu.. pintar dan cerdik dalam menyikapi keadaan.. sekaligus nakal dan nekat sepertiku..
Hehe.. kamu hebat, Sayang..” jawabku.
“Kapan aku nakal dan nekatnya..?” Tanya Siska.
“Itu, waktu kamu bilang ke suamimu kalau kamu sedang digenjot sama aku..” jawabku.
“Itu tadi aku nggak sadar berkata seperti itu, habisnya kontolmu enak sekali sih..” jawab Siska.
“Oh gitu, tapi tetap saja terasa nakal buatku..” kataku sambil kupeluk tubuhnya yang telanjang dengan erat sambil kami tertawa bersama-sama.
Malam itu kami habiskan bersama dengan percintaan yang luar biasa panas sampai pagi menjelang tiba.
Ahhh lemessnya.. tapi wuenakkkk.. haha..
------------------------------------------------------