Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

----------------------------------------------------------

Cerita 92 – Rumah Kontrakan

Part 5

Esoknya
hari Jumat.. aku kembali bekerja.
Sebelumnya di pagi itu kami mandi bersama dan masih sempat melakukan hubungan badan.

Setelah melakukan hubungan.. Siska menyediakan buatku sarapan pagi serta dua butir telur ayam kampung setengah matang.
Katanya agar staminaku tetap terjaga.
Hehe.. Pokoknya pagi itu aku merasa bahagia sekali.. sebab Siska memperlakukanku layaknya suaminya sendiri.

“Ok, aku kerja dulu ya, Say..” kataku.
“Iya, Ar. Hati-hati di jalan.. oh iya, nanti sore kita jadi pergi kan..?” tanya Siska.

“Ok.. pasti jadi donk, kamu siapin aja baju dan juga pakaian renang yang seksi ya, hehe..” pintaku.
“Siiplah.. kamu jangan sore-sore pulangnya ya.. Oh iya.. nanti kita ketemuan di mana..?” Tanya Siska lagi.

“Nanti kamu tunggu aku di mall saja jam 17.30.. jangan lupa bawa jaket ya. Helmnya nanti aku siapin, oke..? See U honey..”
pesanku mengingatkan.
“Oke.. see U..” balas Siska sembari mencium bibirku.

Sorenya aku langsung bergegas pulang dan langsung menjemput Siska di salahsatu mall.
Dia cantik sekali sore itu.. wajahnya kelihatan gembira saat melihat aku datang.

Saat itu dia menggunakan jins belel ketat dan tang top warna abu-abu.
Tubuhnya yang proporsional dan dadanya yang besar kelihatan sangat membusung..
membuat semua lelaki di mall tersebut memperhatikannya.

Kamipun segera berangkat dan Siskapun memelukku dengan erat saat kubonceng.
Di perjalanan kami habiskan dengan bercanda dan tertawa.. ternyata aku telah berhasil untuk membuat dia lupa akan kesedihannya.

Kira-kira jam tujuh malam sampailah kami di daerah Gadok..
Saat itu perjalanan kami terhambat oleh karena hujan yang tiba-tiba turun cukup deras.

Kami pun segera mencari tempat berteduh yang aman..
aku menemukan sebuah pos ronda yang saat itu kosong dan kamipun berteduh di sana.

Hujan semakin deras dan suhu udara terasa dingin.. aku memberikan kepada Siska jaket kulitku agar dia tidak kedinginan.
“Nih.. pakai jaketku, Sis. Didobel aja sama jaketmu biar tidak kedinginan..” sambil kupakaikan jaketku ke tubuhnya.

“Nanti kamu pakai apa, Ar..?” Jawab Siska.
“Udah.. nggak apa-apa. Yang penting kamu jangan sampai sakit.. kamu baru pulih kan..?” Jawabku.
“Oke deh..” Siska mengiyakan.

Lama kelamaan kurasakan dingin juga udara di kawasan ini, tapi aku tidak tega melihat Siska kedinginan..
akupun menyilangkan tanganku di dadaku agar tanganku menjadi hangat.

“Ar, kamu kedinginan ya..? Kemarikan tanganmu..” pinta Siska sambil membuka jaket agar tanganku dapat masuk.
“Mungkin lebih enak seperti ini saja, Sis..?”
Kataku sambil memintanya duduk di pangkuanku dan tanganku masuk ke dalam jaketnya lalu memeluknya dari belakang.

“Nah.. gini ini lebih hangat..” kataku.
“Huh, dasar.. maunya tuh.. tapi kalau mau lebih hangat.. aku lebih tau, begini nih..!”

Ujar Siska sambil mengambil kedua tanganku dan memasukkannya ke dalam tank topnya..
lalu menempatkannya di kedua gundukan bukit payudaranya.

“Ehmm.. kamu tau aja caranya memberikan kehangatan kepadaku, Sis..”
kataku sambil kuremas perlahan kedua payudaranya yang montok dan kucium lembut bibirnya.
Kamipun terlibat percumbuan yang hangat sambil terus kupermainkan payudaranya yang telah kubuka branya.

Percumbuan kami baru berhenti saat kulihat dari kejauhan ada orang yang mendekat.
Segera kuminta Siska agar membereskan pakaiannya. Ternyata hanya orang yang melintas.
Karena khawatir ketauan.. kami tidak melanjutkan percumbuan itu.

“Ar.. apakah tempatnya masih jauh..?” Tanya Siska.
“Sudah nggak terlalu jauh sih. Kenapa.. kamu mau kita melanjutkan perjalanan saja..?” Tanyaku.
“Aku pikir begitu.. aku rada ngeri di sini. Lagipula tasku dan tasmu tahan air.. paling hanya tubuh kita yang kebasahan..” pinta Siska.

“Tapi nanti kamu bisa sakit loh, Sis..” kataku.
“Nggak apa-apa, paling nanti minta kamu pijat lagi.. hihi..” canda Siska.
“Oke deh kalo gitu. Yuk kita jalan..” kataku.. lalu kami melanjutkan perjalanan.

Dengan cepat tubuh kami basah kuyup oleh karena hujan masih terus turun dengan derasnya.
Sekitar 20 menit perjalanan sampailah kami di tempat yang kumaksud..
dan akupun segera memesan sebuah bungalow yang paling bagus di tempat itu.

Siska tampak terkagum-kagum oleh bungalow yang aku pesan.. karena letak satu bungalow dengan yang lain sangat berjauhan..
masing-masing bungalow itu terdapat kolam renang ukuran sedang dan dilengkapi jacuzi yang dibentuk secara alami.

Seperti surga.. katanya. Kamarnya pun begitu luas.. dengan kamar mandi dalam yang temboknya hanya dibatasi dengan kaca..
jadi kalau mandi pasti kelihatanlah seluruh aurat kita.

Siska menelan ludah melihat tempat itu. “Bagus sekali ya, Ar.. seperti mimpi..” kata Siska.
“Bener kan kataku..?” Sahutku sambil memeluk tubuh Siska setelah office boy yang mengantar kami keluar.

“Kamu tidak mau mencoba kamar mandi kita..?” Saranku mulai hangat.
“Oh iya, pasti donk.. ayo kita mandi bersama..” ajak Siska.

“Aku mau kamu mandi duluan, karena aku mau menonton kamu mandi dari kasur ini..”
kataku nakal sambil kubuka seluruh bajuku dan kurebahkan tubuhku di kasur empuk itu.

“Huh, dasar nakal..! Awas ya.. nanti akan kubuat pertunjukan yang bikin kamu masuk dan mandi bersamaku..!” Jawab Siska..
lalu dia segera masuk ke dalam kamar mandi dan segera melakukan aksinya dengan membuka seluruh bajunya perlahan-lahan..
seakan seperti tidak ada yang mengawasi.

Dia melakukan gaya-gaya yang seksi hingga seluruh tubuh telanjangnya terpampang pada kaca itu..
membuat kontolku langsung menegang dengan keras sekali.

Buru-buru kususul Siska masuk ke kamar mandi dan langsung saja kusergap tubuhnya dan kupeluk erat dari belakang.

“Tuh kan, kamu gak tahan.. lagian nekat mau tontonin aku mandi.. Ouoohs.. sshh.. Ardiii.. kamu nakal sekali..”
canda Siska sambil merintih nikmat saat kedua payudaranya yang besar kuremas dengan penuh nafsu.

“Kamu pintar sekali membuat gerakan erotis seperti tadi.. Kamu belajar dari mana, Sis..?”
Tanyaku.. lalu kunyalakan shower kamar mandi dan kuletakkan di tempatnya yang berada 20 cm di atas kepala kami.

Air shower yang hangat segera mengguyur tubuh kami berdua yang telanjang.
Kamipun berpagutan dengan mesra di kamar mandi tersebut.
Tubuh Siska yang telanjang begitu indahnya saat air membasahi tubuhnya dan cahaya ruangan yang temaram memantulkan sisi erotisnya.

Gairah kami berdua pun bergejolak di tubuh kami..
kuciumi seluruh tubuh Siska dan kugigiti dengan penuh nafsu beberapa titik rangsangan di sekujur tubuhnya.

Siskapun mendesis-desis nikmat..
Ia menjambak rambutku saat paha bagian dalamnya kuciumi dan terus kususuri sampai ke pangkal pahanya.

Dengan lembut kubuka bibir vaginanya.. tersembullah klitorisnya yang mungil kemerahan.
Slrupp.. dengan rakus mulai kujilati benda mungil itu.

Siska berusaha menahan diriku agar tidak melakukan hal tersebut.
“Ooow.. Ar, ehmm.. jangan, Ar.. kan jorok di situ.. uhh.. ahh..” rintihnya penuh nikmat.

“Nggak apa-apa, Sis.. Uda.. kamu nikmati saja.. kan sudah dibersihkan pakai air tadi.. nikmati saja ya..”
Jawabku sambil kuteruskan menjilati klitorisnya dengan penuh nafsu. Selanjutnya Siska hanya terdiam dan menikmatinya.

“Gimana, Sis, enak kan..?” Tanyaku lagi.
“Ehmm.. iya sih.. auw.. enak, Ar.. terus.. aku belum pernah diginiin sama suamiku..
Terus, Ar.. ahh.. aku bisa nggak kuat kalo diginiin terus.. aahh..” jawab Siska.

“Suamimu tuh bodoh, Sis.. tidak tau bersyukur, dan kurang ahli dalam bercinta..” balasku.
“Iya, Ar.. jauh dibanding dengan kamu.. kamu ahli sekali.. ahh, udah donk.. cepat masukin kontolmu, Ar..”
Pinta Siska mulai sange.

“Nanti dulu donk.. aku mau kamu jilati dulu kontolku, Sis..”
sahutku sambil aku masuk ke dalam bath up dan duduk selonjor di dalamnya.

Siska pun mengikuti masuk ke dalamnya.. air hangat yang ada di dalam bath up membuat kami semakin terangsang.
Siska segera memegang kontolku dan mulai menjilatinya.

Kubelai rambutnya yang tergerai panjang dengan tangan kananku..
sementara tangan kiriku meremas-remas tonjolan payudaranya yang menggantung indah di depan dadanya.

“Oooh.. Sis, kamu makin pintar saja.. kamu suka ya sama kontolku..?” Kataku memujinya.
“Iya donk, kan aku guru yang ahli dan punya kontol yang sesuai dengan impianku..” balasnya semakin agesif.

“Kelihatannya kontolku juga suka dengan bibirmu..” balasku.
“Harus suka donk.. kan yang punya bibir ini orangnya cantik dan seksi..” kata Siska sambil terus mengulum batang kontolku.

“Sudah, Sis.. yuk kita mulai menambang cairan cintamu..” kataku lalu memintanya untuk bersandar pada sisi bath up..
kuminta dia untuk melebarkan kedua pahanya.

Slebb.. Pelan-pelan kuterobos lubang nikmatnya hingga seluruh kontolku terbenam di dalam memeknya.
“Oooh.. Ar, enak sekali.. pelan-pelan ya, Sayang..” rintih Siska suka.
“Tenang aja, Sayang.. aku kan ahlinya, hehe..” balasku.

Pelan tapi pasti mulai kupompa tubuh seksinya.. dan semakin lama menjadi semakin cepat.
Siskapun merintih dan menjerit penuh kenikmatan mendapatkan pompaan dari kontolku.
“Oooh.. Ar, enak bangethh.. ooww.. achh.. ahh.. terus.. terus.. tekan yang dalam.. Ar.. terus tekan.. ahhh..” rintihnya.

Terus saja kugenjot memek Siska.
Sungguh aku juga merasakan nikmat bukan kepalang karena memek Siska ini masih begitu sempit dan ketat.

“Sis, boleh kutanya sesuatu..?” Tanyaku sambil menyodokkan kontolku pelan ke liang memeknya.
“Apa, Ar..?” Balas Siska di tengah desah napasnya yang memburu.

“Waktu kamu nikah sama Mas Anton, kamu masih perawan..?” Tanyaku.
“Iya, Ar, aku masih perawan saat dia menikahiku..” katanya.

“Kamu jujur, Sis..?” Tanyaku lagi.
“Iya, Ar, buat apa aku berbohong padamu.. ohhh.. Kon-kontolmuhh adalahh..ahh.. kontollhh.. kedua..ahh..
yang kurasakan setelah Mas Anton. Aahh.. shhh.. terus, Ar..” jawab Siska sambil melenguh.

“Pantas saja memekmu begitu enak, Sis.. ohh..!” Kataku sambil terus kugenjot tubuh sintalnya.
“Ennakhh gimmanaa..ahh.. maksudmu, Ar.. aahh.. shhh.. terus, Ar.. tekan terus..” tanya Siska sambil merintih.

“Lubangmu masih sempit sekali, Sis.. ooh, enak sekali.. lubangmuu..” jawabku.
“Ahhh.. itu bukanhh karrrenaa..ahh sempit lubangnya, Arrhh.. tapi karena kontolmuuhh yang gede bangettss..sshh.. aahh.. ouhh..
T-terus, Ar.. aku mau sampai nihhh.. terusss tekan yang dalam Ar..hhh.” Pinta Siska terbata-bata menahan nikmat kusetubuhi.

Sengaja kukurangi tempo sodokan kontolku pada lubangnya dan kucabut dengan tiba-tiba.
“Ahh...kok malah dikeluarin, Ar..? Ayo donk masukin.. aah, kamu jahat, Ar.. aku nanggung nih.. udah mau sampai bentar lagi..”
rengeknya manja.

“Aku mau kita menyelesaikannya di ranjang saja..” kataku sengaja untuk membuat dia semakin penasaran.
Perlahan kuangkat tubuhnya dari bath up dan kubawa dia keluar dari kamar mandi menuju ke ranjang.

Sebelum kurebahkan, perlahan kuturunkan tubuhnya di samping ranjang dan aku mengambil handuk..
lalu dengan lembut kukeringkan seluruh tubuhnya dengan handuk itu.

Dia pun melakukan hal yang sama kepadaku. Setelah tubuh kami kering.. baru kubaringkan tubuhnya di ranjang..
Slebb.. perlahan kumasukkan kembali kontolku ke dalam lubang kenikmatannya.

Mata Siska terpejam saat menerimanya. "Oohh, Ar.. aku merasa bahagia sekali..
Andai saja kamu suamiku.. aku pasti akan menjadi wanita paling bahagia di dunia.. Ayo, Ar..buat aku bahagia.. aahh.. shshsh.. uuhh..”
rintih Siska menikmati persenggamaan kami.

“Iya, Sis.. andai juga kamu jadi istriku, aku pasti bakal menyetubuhimu siang dan malam.. aahh.. shshhs.. enak sekali memekmu, Sis..”
Aku mulai memompa tubuhnya dan terus menggoyang dengan penuh nafsu.

Kedua kaki Siska sudah mengangkang dengan lebarnya, seakan-akan ingin menelan seluruh batangku ke dalam memeknya.
“Iya, Ar.. aku mau kamu entot siang dan malam.. aku mau.. aku mau.. kamu jadi kan aku istri gelapmu.. kaulah suamiku yang sebenarnya..
Oouuh.. aahh.. terus, Ar..” balas Siska semakin menggila.

Tak berapa lama iapun mengejang nikmat, Siska orgasme dengan dahsyatnya karena tadi orgasmenya sempat kutahan.. hehe.
Dia mengejang beberapa kali, kelihatannya dia menikmati sekali.

Tinggal aku yang belum keluar. Biar saja.. aku akan melanjutkannya nanti, perutku terasa lapar dan ingin makan.
Saat Siska masih terbaring lemah, aku beranjak menuju telephone untuk memesan makan malam pada room service.

Setelah mulai pulih tenaganya, Siska segera mengambil baju di dalam tasnya dan segera ia kenakan.
Wow.. ternyata dia memakai gaun malam transparan yang seksi berwarna merah hati.
Ia pakai lingerie seksi itu untuk menutupi payudara dan kemaluannya yang terbuka.

“Wow, kamu seksi sekali, Sis..” pujiku tulus.
“Iya donk.. kan aku harus usaha supaya kamu juga bisa orgasme.. Pokoknya kita tidak akan melewati malam ini dengan sia-sia..”
balas Siska sambil melenggak-lenggok seperti model yang berjalan di atas catwalk.

Aku punya ide gila, dan segera kusampaikan kepada Siska. “Sis, kamu seksi sekali. Aku punya tantangan untukmu..
Gimana kalau nanti yang membukakan pintu untuk roomboynya kamu sambil memakai gaun tersebut dan berjalan seperti itu..?”
Tantangku.

“Iihh.. kamu gila ya..!? Nggak mau ah. Nanti aku disangka perempuan murahan lagi..” jawab Siska.
“Ah.. memangnya ada yang kenal kamu di sini..? Ayo gimana..? Nanti aku berikan kamu satu petualangan seru lagi buat kamu..
Mau nggak..? Kamu pasti suka deh..” jawabku.

“Apaan tuh..?” Kata Siska.
“Ada deh, pasti kamu suka..” jawabku.

“Ok deh.. Tapi.. nanti kalau aku diperkosa sama dia gimana..? Aku takut, Ar..” jawab Siska.
“Tenang aja, itu nggak mungkin terjadi, Sis. Manager hotel ini adalah teman baikku, kalau ada apa-apa, aku pasti beritahu dia.
Tenang aja..” jawabku.

“Oke deh.. apa sih yang nggak aku kasih untukmu, sayang..” jawab Siska manja.
Tak lama bel berbunyi dan ada suara laki-laki memanggil.

Akupun segera menyuruh Siska untuk membuka pintu, sedang aku pura-pura beristirahat di tempat tidur.
Siska segera membukakan pintu dan mempersilakan roomboy tersebut untuk masuk.

“Silakan, Mas, tolong taruh makanannya di meja sana ya..” katanya sambil Siska berjalan mendahului masuk dan berlenggak-lenggok seksi.
Aku yang mengintip melihat roomboy tersebut terpana dan menelan ludah sambil mengikuti Siska.

Matanya melahap seluruh tubuh seksi Siska.. yang hanya berbalut gaun merah..
Yang sungguh-sungguh mempertontonkan kemulusan kulit tubuhnya.
Dengan tangan gemetar dia meletakkan makanannya di atas meja dan dengan wajah tegang dia segera minta diri untuk keluar kamar.

Tapi sebelum keluar.. Siska sengaja memanggil roomboy tersebut dan dia menyodorkan dengan perlahan uang tips untuknya..
maksudnya supaya dia dapat membuat roomboy itu lebih memperhatikan seluruh tubuh bagian depannya.

Kulihat si roomboy melongo seperti orang bloon memandangi kedua payudara indah Siska..
yang seakan ingin memberontak keluar dari kungkungan bajunya.
Dia baru sadar setelah dikagetkan oleh suara Siska yang memanggilnya.

“Mas.. mas.. kok bengong..? Ini tips dari saya.. makasih ya..” kata Siska.
“I-iya, bu.. m-makasih juga.. maaf..” segera dia berlari kecil keluar dari kamar kami.

Setelah agak lama dia keluar.. kamipun tertawa bersama-sama.
“Kamu hebat, Sis.. tadi aku lihat kamu nakal juga ya.. kamu sengaja ya berlama-lama untuk memberikan uang tips..
supaya dia lihatin tubuhmu..? Wah.. tuh orang sekarang pasti lagi nyari sabun mandi untuk onani habis-habisan, hahaha..” candaku.

“Iya, Ar, tadi aku sengaja.. abisnya nanggung kalau cuma lenggak-lenggok doang.. sekalian aja aku godain dia.
Trus tadi aku lihat anunya juga sudah membesar di balik celananya.
Yang buat aku geli pas liat wajahnya yang bloon itu loh, hihihi..” balas Siska.

“Ah, kamu ini sudah pintar ya.. yang dilihat kontolnya si mas..” candaku lagi.
“Iya donk.. sepertinya gede juga tuh, Ar.. hihi..” jawab Siska menggodaku.

“Huh dasar.. aku nggak kasih lagi kontolku, baru tau rasa kamu, hehe..” kataku sambil mengelus batang kontolku.
“Halah.. gitu aja ngambek..” goda Siska.

“Ayo kita lanjutkan, Sis. Aku jadi tambah terangsang lihat aksi kamu tadi..” lanjutku.
“Ayo, Ar. Aku juga sama..” jawab Siska.

“Tapi apa nggak lebih baik kalau kita makan dulu karena perutku lapar sekali..” tanyaku.
“Ehm, boleh juga sih. Lagian sepertinya makanannya keliatan enak tuh, yuk kita makan dulu..” jawab Siska.
“Oke, ayo..” jawabku.

Dengan hanya menggunakan pakaian seadanya kami menyantap makanan yang telah tersedia, sambil bercakap-cakap tentunya.
“Ar, tadi kamu bilang punya petualangan seru, apa tuh kalau aku boleh tahu..? Tadi kan aku udah lakukan yang kamu minta..” tanya Siska.

“Gini loh, Sis.. manager hotel ini kan adalah teman baikku. Jadi, karena sudah begitu dekat..
maka aku diberikan satu fasilitas rahasia mengenai setiap bungalow di tempat ini..” jawabku.

“Rahasia apa tuh, Ar..?” Tanya Siska penasaran.
“Aku diberitahu oleh temanku itu bahwa setiap bungalow punya pintu rahasia..
yang bisa tembus sampai ke dalam lemari di kamar tersebut. Dan tadi sebelum kita masuk ke kamar..
aku sempat menemui temanku itu untuk meminjam salahsatu kunci rahasia bungalow yang sedang disewa oleh orang lain.
Menurutnya.. yang menyewa bungalow tersebut adalah dua orang lelaki setengah baya dan seorang wanita yang cantik sekali.
Mereka sudah masuk duluan sebelum kita, kira-kira beda setengah jamlah..” jelasku.

“Ohh.. jadi kamu mengajakku untuk mengintip mereka..?” Tanya Siska.
“Hehe.. Mau nggak..?” Tanyaku.

“Tapi nanti kalau ketauan gimana..?” Tanya Siska ragu-ragu.
“Yah paling-paling kamu diperkosa sama mereka, Sis.. hahaha..” balasku sambil bercanda.

“Huh, dasar nakal.. nggak ah.. aku jadi takut, Ar..” jawab Siska.
“Nggak apa-apa.. Sis.. aku pasti jagain kamu kok. Kita coba dulu.. seru tau..!” Kataku mendesaknya.

“Tapi.. beneran ya kamu lindungi aku..? Kapan kita mau ke sana.. dan di mana bungalow mereka letaknya..?” Tanya Siska kemudian.
”Pasti aku lindungi kamu..! Kita lakukan nanti setelah selesai makan. Bungalownya kebetulan ada di samping bungalow kita, Sis..” jawabku.

“Wah.. seru juga nih.. tapi aku sedikit takut, Ar..” jawab Siska.
“Udah.. tenang aja.. yuk cepat kita habiskan makanan kita, nanti mereka keburu selesai lagi..” jawabku.

Tak lama kami pun selesai menyantap makanan dan segera bergegas menuju bungalow yang ada di sebelah kami.
Melalui akses pintu rahasia yang ada di balik semak belukar..
kami pun masuk perlahan-lahan menuju satu titik cahaya yang menurut temanku itu adalah celah dari pintu lemari.

Setelah jarak kami semakin dekat, mulai terdengarlah suara perbincangan dua orang laki-laki dan seorang perempuan.

“Wah, kamu pintar juga, Ton.. bisa membawa Devi ke sini. Kamu tau aja yang jadi kesukaanku..” sahut salah seorang laki-laki.
“Saya lakukan ini kan untuk bos.. biar bos nggak stress. Bener nggak, Dev..?” Jawab laki-laki yang satunya lagi.

Siska pun terkaget begitu mendengar kedua suara laki-laki tersebut.. karena dia begitu mengenali suara tersebut.
Itu adalah Anton dan Pak Wira.. bosnya dahulu.

“I-itu Mas Anton, Ar.. dan bosku yang dulu..” kata Siska geram setengah berbisik.
Akupun langsung mendekap mulutnya supaya jangan bersuara lagi. “Iya.. berarti itu juga bosku yang sekarang, Sis..” kataku berbisik.

Dengan tegang kamipun meneruskan mendengarkan perbincangan mereka..
mengintip melalui celah yang cukup lebar pada lemari tersebut.. sehingga adegan dalam kamar dapat kami lihat dengan begitu jelasnya.

Dengan hati-hati aku mengeluarkan camera handphoneku dan mulai merekam setiap kejadian dalam format video..
kupikir kejadian ini harus kusimpan baik-baik dan Siskapun menyetujuinya.

“Iya, Pak. Saya sering perhatikan bapak selalu marah-marah bila di kantor..
makanya Anton punya ide untuk mengajak bapak ke tempat ini. Maaf ya, Pak.. kalau kurang berkenan..” rayu Devi.
“Oh nggak apa-apa.. malah saya senang sekali kalian perhatian sama saya. Justru kalian begitu mengerti kebutuhanku..” jawab Pak Wira.

“Gimana, Pak, bisa kita mulai..?” Tanya Anton.
“Boleh, aku juga udah nggak sabar pingin mencicipi tubuh montok kamu, Devi. Sudah lama aku menginginkannya..
tapi karena statusku.. aku harus benar-benar jaga image.
Sebelumnya aku juga kepingin sekali menyetubuhi Siska waktu masih menjadi sekretarisku.. tapi keburu kamu nikahi, Ton.
Kapan-kapan bisa aku nikmati dia juga kan..? Sebab aku masih penasaran sama dia..” tanya Pak Wira sambil mulai membelai rambut Devi.

“Sepertinya perlu waktu untuk pendekatan dulu tuh, Bos, nanti coba saya cariin caranya deh.. untuk sekarang, bos nikmati dulu Devi ya..?”
Jelas Anton tanpa beban.

“Oke deh, tapi simpan di agendamu ya, hehe..” perintah Pak Wira.
“Iya, Pak. Sekarang saya keluar dulu ya..” pamit Anton.
“Iya, kamu keluar sebentar..” jawab Pak Wira.

“Dev, kamu layani ya bos kita, biar dia senang..” kata Anton pada Devi.
“Oke, aku jamin Pak Wira pasti senang..” jawab Devi nakal.

Anton segera meninggalkan ruangan tersebut.. mulailah kami lihat Pak Wira dengan penuh nafsu langsung menciumi bibir Devi..
Tangannya mulai bergerilya di seluruh tubuh gadis itu.

Aku lihat Devi pun tak mau kalah..
Dia langsung berusaha mencari penis Pak Wira dan mengeluarkannya dari kungkungan celana panjangnya.

“Tunggu sebentar, Dev.. aku mau kamu membuka seluruh bajumu.. aku mau menikmati melihat tubuhmu yang telanjang bulat.
Aku mau kamu menari-nari erotis di hadapanku..” pinta si Bos sambil melepaskan pelukannya.

“Oke deh, Bos liatin ya..” Devi mulai membuka satu per satu baju dan dalaman yang dikenakannya..
tak lama iapun telanjang bulat di hadapan Pak Wira dan mulai menari-nari erotis di sana.

Siska yang melihat aku melotot melihat pemandangan itu..
Ia mencubit pahaku dengan keras.. aku pun meringis kesakitan dibuatnya.

“Rasain kamu..” kata Siska berbisik.
“Duh kamu.. sakit tau..!” Kataku.

“Habisnya kamu nakal..” balas Siska.
“Habisnya perempuan itu cantik dan seksi sekali, kalau lihat begini torpedoku bisa nggak tahan nih, Sis..” Jawabku setengah berbisik.

Memang kulihat tubuh Devi begitu kencang.. kelihatannya dia rajin senam karena payudara.. perut.. bokong dan pahanya begitu kencang.. Hmm.. seksi sekali dia.. seperti kuda Australia.. pikirku.

“Yuk kita kembali, daripada ngeliatin mereka.. kita cuma jadi Mupeng..” ajakku.
“Ntar dulu, Ar.. aku mau lihat dulu mereka bermain..” jawab Siska penasaran.

“Oh.. kamu mau lihat torpedo bosmu ya..?” Kataku bercanda.
“Iih.. nakal kamu, Ar..” sahut Siska sambil mencubit lagi pahaku.

“Aku tuh mau lihat apakah Mas Anton menyetubuhi Devi juga..” jawabnya.
“Maksudmu.. kamu mau tau kalau Mas Anton selingkuh atau tidak..?” Tanyaku lagi.
“Iya, Ar..” jawab Siska.

“Oh gitu, kalau seperti itu kita nggak perlu tungguin.. karena aku ada informasi buat kamu mengenai Mas Anton.
Lebih baik kita segera kembali, nanti aku jelaskan sama kamu..” kataku sambil tanganku menarik lengannya untuk kembali.

Kamipun segera kembali ke bungalow kami.. dan Siska langsung bertanya tentang informasi itu.
Tanpa banyak komentar langsung saja kuberikan handphone dan kubukakan rekaman video..
yang memuat adegan antara Devi dan Mas Anton saat mereka bercinta di kantor.

Mata Siska kontan terbelalak melihat isi video tersebut.
“Pantas saja saat menyetubuhiku dia selalu udah lemas..” kata Siska dengan geram.
“Sudahlah, Sis.. kan posisinya sudah seri dan adil.. jadi kita bisa lebih bebas..” jawabku sambil membelai tubuhnya.

Melihat dia masih belum bisa meredam emosinya.. aku jadi tidak berniat untuk bersetubuh dengannya.
Malam itu kami hanya berpelukan mesra di ranjang.
Kudengar Siska menangis.. kudiamkan saja dia sambil kupeluk hingga diapun tertidur pulas.

Pagi harinya matahari masuk dan menyinari kamar tidur kami dari jendela kaca yang cukup besar.
Aku terbangun tanpa Siska di sampingku.. aku pun segera beranjak dari tempat tidur..
kudengar dari arah luar ada bunyi kecipak air di kolam renang.

Aku berjalan ke sana, begitu sampai.. aku terpana melihat Siska sedang berenang di kolam tanpa mengenakan sehelai benangpun.
Aku seakan-akan melihat bidadari cantik yang sedang mandi seorang diri.

“Sis..” panggilku.
“Oh.. kamu sudah bangun, Ar.. yuk ke sini..!” Ajaknya.. kulihat senyumnya mengembang dan wajahnya ceria sekali.

“Kamu berani sekali menggodaku pagi ini.. awas ya..” jawabku...
lalu kubuka celana dalamku dan dengan telanjang bulat akupun segera terjun ke air dan menghampirinya.

Sesampainya di dekat Siska.. langsung kupeluk dan kucium bibirnya yang basah dan diapun membalas ciumanku dengan mesra.
Lama juga kami saling berpagutan. “Kamu udah nggak sedih lagi..?” Tanyaku.

“Udah enggak.. Benar katamu.. lebih baik kita pikirkan hubungan kita dan menikmati liburan ini..”
jawab Siska sambil tersenyum dan memelukku mesra.
Payudaranya yang besar terasa menempel ketat di depan dadaku.. membuat torpedoku kembali terbangun dengan begitu cepat.

“Auw.. di kolam ini ada ikan lelenya ya, Ar..?” Tanya Siska menggoda.
“Masa sih, mana lelenya..?” Tanyaku ikut dalam permainannya.

”Itu tuh..” tangannya menunjuk ke dalam air.. tepat ke arah selangkanganku.
“Eh iya.. lele jumbonya lepas nih.. sepertinya dia lagi nyari lubang untuk bertelor..” balasku bercanda.

“Tapi lelenya gede banget.. mana ada lubang yang muat buat dia.. hihi..” balas Siska genit.
“Gara-gara kamu sih.. kamu harus tanggungjawab..“ kataku.

“Ah.. nggak mau ah.. itu kan salahmu sendiri.. nggak bisa nahan diri..” ia berusaha melepaskan diri dari pelukanku dan berenang menjauh.
“Kok gitu sih..?” Aku berusaha mengejarnya.

Kamipun berkejar-kejaran di kolam renang tersebut.. sampai akhirnya Siska terpojok di sudut kolam.
Dia berusaha memercikiku dengan air kolam.. tapi aku terus mendesaknya tanpa ampun.

Akhirnya iapun menyerah.. dan kami kembali berciuman dengan nafas terengah-engah.
Kurengkuh bulatan payudaranya dan mulai kucium dan kuisap-isap pentilnya.

Siskapun menggelinjang nikmat. “Auw, Ar.. nakal kamu.. tapi enak tau..” katanya sambil meremas rambutku..
sementara tangannya yang satu mencari torpedoku.
Setelah didapatkan ia segera mengelus dan mengusap-usapnya dengan lembut.

Aku terus mempermainkan payudaranya dan membuat dia tidak tahan menahan rangsangan dariku.
“Ar, ayo masukin donk.. kamu mau nyiksa aku ya..?” Katanya manja.
“Oke deh..” segera kuarahkan torpedoku ke sasarannya.. Slebb.. mata Siska terpejam menikmatinya.

Setelah masuk.. perlahan kugenjot tubuhnya..
Wuahhh.. sungguh enak sekali melakukan persetubuhan di dalam air seperti ini.
Apalagi kalau melakukannya di ruang terbuka seperti ini.

Aku merasa tidak lelah menggenjotnya.. walaupun setengah jam telah berlalu dan Siska sudah 2 kali orgasme.
Lalu kuminta Siska untuk naik ke pinggir kolam dan melakukan posisi menungging.. wow seksi sekali dia.

Akupun mulai menggenjotnya kembali.. setelah 15 menitan torpedoku terasa mau meledak.
Akupun segera menariknya keluar agar pejuku tidak masuk ke dalam memeknya.

Siska membantu dengan mengocok dan menjilat torpedoku.. hingga tak lama muncratlah pejuku di wajahnya.
“Uuuh.. dasar Ardi nakal..” kata Siska sambil lidahnya terus menjilati pejuku yang meleleh ke mulutnya.

Kamipun terkapar lelah berdua di pinggir kolam..
tak lama kami menceburkan diri ke kolam renang kembali dan kamipun melakukannya sekali lagi.

Benar-benar doyan seks juga wanita ini.. pikirku. Cocok sekali denganku yang hobi juga melakukannya, hehe.

Siangnya kami segera check out.. tapi sebelum kami kembali ke Jakarta Siska mengajakku untuk berbelanja pakaian di sana.
Aku punya ide nakal..
kembali kuminta Siska untuk mengenakan tanktop hitam tanpa menggunakan bra dan celana pendek 20 cm di atas lutut.

Siska menjadi kelihatan seksi dan nakal sekali. Puting payudara kelihatan tercetak mencuat dengan indahnya.
Duuh.. rasanya torpedoku pengen masuk lagi nih kalau melihatnya seperti ini.

Sepanjang perjalanan hingga ke dalam Factory outlet.. semua mata baik wanita maupun pria terbelalak dan berbisik-bisik terhadapnya.
Dengan bangganya kugandeng lengan Siska dan kuajak dia berputar-putar..
Sesekali kupeluk tubuh sintalnya dan kucium bahunya yang putih mulus.

Setelah puas berkeliling dan menggoda orang-orang di tempat itu..
kamipun segera berangkat balik kembali ke rumah kami di Jakarta. Hehe..
---------------------------------------------------
 
Siska Siska... Sisa kawan wkwkwke
Jangan2 Siska suka bijinya pak Wira entar ini :D

:Peace: Haaaaaaaa.. Sisa Kawan2 yaa brada..
Bisa aja nih brada.. hehe..

Hihihi.. kayaknya si Siska udah kadung 'kepentok' amblas sama punyanya si Ardi brada.. :pandabelo:
 
----------------------------------------------------------

Cerita 92 – Rumah Kontrakan

Part 6

Ceritaku
sebelumnya adalah saat aku jalan-jalan ke puncak bersama dengan Siska..
dan menemukan hal-hal yang tidak kami duga sebelumnya;
Yaitu melihat mas Anton dan bosnya sedang bersenang-senang dengan sekretarisnya.

Sepulang dari puncak.. kami pun berpisah untuk beristirahat di rumah kami masing-masing.
Minggu malam suami Siska sudah kembali juga dari perjalanan ke puncak.. dan aku menyaksikan pasangan tersebut bertengkar.

Kulihat Siska mencari-cari persoalan sampai akhirnya suaminya tertidur kelelahan tanpa mempedulikan Siska yang masih emosi..
rupanya dia belum bisa menerima apa yang dilihatnya di puncak.

Suamimu pasti juga akan berlaku sama denganmu, Sis.. kalau melihat kau kusetubuhi.
Bahkan sampai berulangkali, hehehe
.. pikirku.

Malam ini pikiran nakalku sedang berputar.. aku teringat akan Mitha adiknya Ece Geulis.
Oh iya.. kangen juga aku sama nih cewek.. sepertinya sih nih cewek masih lugu banget.

Aku ingat waktu dia nggak sengaja melihat torpedoku.. wajahnya langsung memerah seperti kepiting rebus.
Belum kau merasakan kalau torpedoku masuk ke dalam liang nikmatmu, Mith.. wajahmu pasti lebih merah lagi..! Ujarku membatin

Ah.. aku mau intipin dia malam ini.
Tapi seingatku rumahnya belum kupasang kamera pengintai. Untunglah aku masih punya sisa beberapa kamera..
Akupun segera naik ke atap rumahku dengan membawa beberapa kamera pengintai dan kabel.

Aku berjalan perlahan menuju rumah Mitha dan berusaha mencari celah.
Tak sulit aku mendapatkannya.. karena hampir setiap rumah sama kondisinya.
Aku melihat-lihat sebentar ke dalam kamarnya sebelum kupasang kameraku.

Aku melihat suatu pemandangan yang luar biasa..
karena kulihat Mitha tengah tertidur di kasurnya dengan hanya memakai cd dan bra warna hitam yang seksi.
Tepatnya dia pakai lingerie yang sungguh seksi. Tebakanku benar sekali kalau cewek ini seksi sekali dan begitu montok.

Pakaian yang dipakainya waktu bertemu denganku tidak dapat menutupi kemolekan tubuhnya.
Tak sadar.. aku menelan ludah beberapakali melihat hal itu.
Dan torpedoku kontan kurasakan memberontak di celanaku yang kini terasa sempit.

Ingin rasanya aku turun ke bawah dan langsung menyetubuhi Mitha sekarang.. tapi akal sehatku masih bekerja hingga kutahan diriku.
Lalu aku mulai memasang kamera pengintai di atas kamarnya.. juga di ruang tamu dan satu lagi di kamar mandinya.
Setelah memuaskan pandanganku.. akupun segera turun ke kamarku dan mulai kunyalakan komputer untuk melihat hasilnya.

Dengan kameraku yang lumayan canggih.. aku mencoba untuk menzoom tubuh Mitha..
Ooh indahnya..! Tak terasa tanganku sudah mengeluarkan torpedo dan mencoba untuk onani.

Tapi.. ah bodoh sekali aku..! Kenapa akan kubuang percuma pejuku..?
Kenapa tidak kulampiaskan saja nafsuku ini..? Apa kupanggil saja Siska ya..? Pikirku.

Tapi hari ini perasaannya sedang tidak bagus. Apakah Ece yang kusetubuhi ya..?
Ah.. coba kulihat apakah dia sudah tertidur apa belum.. dan apakah suaminya ada di rumah.

Aku mulai melihat-lihat rumahnya. Kusaksikan di layar komputerku.. Ece Geulis sedang menidurkan anaknya di kamar..
lalu setelah anaknya tidur dia berjalan menuju lemari pakaiannya dan mengambil sepotong pakaian tidur seksi berwarna merah.

Menuju kaca riasnya.. dia mulai melepas baju kaos yang dikenakannya dan menggunakan baju tidur tersebut.
Setelah terpakai.. dia mematut dirinya di cermin sambil bergaya-gaya seksi.

Akupun tersenyum kecil melihat tingkahnya.. sambil terkagum-kagum melihat keseksi-an tubuhnya.
Ah.. aku beruntung malam ini.. ternyata ada tempat pencurahan nikmat.. hehe.
Segera kuambil handphoneku dan kucoba untuk SMS Ece Geulis.

“Halo, Ece.. sudah tidur..?” Sapaku.
Kulihat di layar monitor.. dia berjalan menuju sumber bunyi handhone dan melihat SMS yang kukirim.. kulihat dia tersenyum.
“Eh, kamu Ardi.. aku belum tidur.. Ada apa ya..?” Jawabnya.

“Nggak ada apa-apa, Ce.. cuma kangen aja pengen foto-foto Ece yang cantik pakai baju tidur yang seksi
..” kataku lagi.
Kulihat di monitor.. dia agak terkaget mendapat SMS dariku.

“Koq kamu tau aku lagi pakai baju tidur yang seksi..?” Tnyanya.
“Tadi tuh aku lagi tidur.. trus mimpi Ece pakai gaun malam seksi warna merah. Waktu terbangun, aku jadi ingat Ece..” jawabku berkilah.

“Oh gitu.. koq bisa samaan mimpinya..? Aku juga lagi pakai gaun malam seksi warna merah, Ar..” Jawabnya lagi.
“Masa’ sih..? Ah.. aku nggak percaya..” jawabku.

“Beneran.. aku nggak bohong. Kalau nggak percaya.. kamu datang aja ke sini, mau gak..?” Jawab Ece.
“Emangnya suami Ece nggak di rumah..?” Tanyaku pura-pura.

“Nggak tuh, dia tugas malam lagi. Udah.. kamu ke sini aja, lagian ngapain di kamar kamu sendirian..?
Mendingan temenin Ece di sini.. datang ya..!”
Pintanya.

“Emangnya kita mau ngapain, Ce..? Hehe.. Ece dah kangen ya sama kontolku..?” Candaku vulgar.
“Huh.. dasar nakal.. tapi iya sih.. aku kangen berat nih sama punya kamu, hihi..” jawab Ece.
“Oke deh kalau gitu.. aku ke tempat Ece..” jawabku.

Nggak pake lama.. segera aku beranjak dengan hanya menggunakan sarung tanpa celana dalam..
aku bergerak menuju rumahnya.. setibanya di rumah Ece.. langsung dibukakan pintu olehnya.

“Tuh kan.. bener aku pakai gaun merah. Seksi nggak, Ar..?” Kata Ece sambil bergaya di depanku.
“Wow.. iya yah.. Ece seksi banget.. kontolku bisa ngaceng nih kalau melihat Ece begini..” candaku.

“Ah masa’.. coba kuperiksa.. hihi..”
Kekehnya genit sambil tangannya meraba sarungku dan memegang kontolku yang memang sudah membesar daritadi.

“Iihh.. iya lho, Ar.. kontol kesayanganku sudah besar. Coba kulihat.. masih sama nggak bentuknya..?”
Katanya lagi sambil membuka sarungku.. lalu dengan bernafsu segera menggenggam kontolku dan menciumnya..
menjilatinya dan terus mengulumnya. Oghh.. Aku suka dengan apa yang ia lakukan.

“Ar.. kamu ke mana aja sih..? Ece kangen banget sama kamu, tau..! Hhhmm..” tanya Ece sambil terus mengulum kontolku.
“Shsshh.. ah.. aku nggak ke mana-mana, Ce. Cuma belakangan ini baru masuk kerja.." erangku sambil menjawab.

"Oh iya, Ce.. Ece punya adik perempuan yang namanya Mitha ya..?” Tanyaku menyelidik.
“Iya.. hhm, dia tinggal di sebelah rumah Ece. Kamu tau dari siapa..?” Tanya Ece.

“Ouch.. ssshh.. duh, enak banget Ce.. ahh.. Aku pernah ketemu sama dia.. sekali di depan rumah..”
Jawabku sambil mengerang dan mendesis nikmat atas perlakuan Ece pada batang kontolku.

“Iya, dia baru datang dari kampung untuk kuliah..” tambah Ece.
“Cantik juga ya, Ce.. nggak kalah sama Ece cantiknya..” sambungku.
“Huh.. dasar nakal..! Awas ya.. jangan diganggu adikku itu.. dia masih lugu..” kata Ece mengancam.

“Duuh.. Ece cemburu ya..? Aku kan masih single, Ce..? Masa’ nggak boleh kenal sama dia..?
Lagipula kalau dia sudah mengenalku.. pasti dia akan senang sekali.. yah seperti Ece.. kan senang sekali kenal dekat sama aku, heheh..”
Candaku sambil kuselipkan tanganku ke gaunnya..
lalu kuremas dadanya yang montok dan terus kupermainkan pentilnya yang terasa sudah mengeras.

“Huh.. dasar nakal..” sahut Ece merengut.

“Dia belum punya pacar, Ce..?” Tanyaku lagi.

“Sepertinya belum.. Iih.. kamu tanya-tanya terus. Ayo donk masukin kontolmu.. aku dah kangen berat nih.. hihi..”
Sahut Ece lalu segera membuka seluruh bajunya dan membaringkan diri di sofa ruang tamu.

Tubuhnya yang bugil terlihat begitu menggairahkan.
Aku pun segera membuka bajuku dan mendekatinya.. kuminta dia untuk menungging memasang gaya doggy style.

Clebb.. blessep..! Dari belakang.. aku mulai memasukkan torpedoku.
“Ohh.. enaknya batangmu, Ar.. uuhs.. masukin yang dalammhhh.. aku kangen berat nih sama batangmu..” rintih Ece menahan nikmat.

“Iya, Ce.. aku juga kangen sama memek Ece..” balasku.
Aku terus menggenjot tubuhnya dengan penuh nafsu karena malam ini Ece terlihat sangat seksi sekali.

Begitu asyiknya kami bersetubuh hingga tak sadar ternyata rintihan dan erangan nikmat kami terlalu keras..
sampai membangunkan anaknya Ece.
“Ma, mamah lagi ngapain..?” Tanya anak itu sembari melihat dengan raut wajah kebingungan.

“Eh, Riri dah bangun ya..? Ini mamah lagi dipijat sama om. Mamah lagi nggak enak badan.
Kamu tidur lagi gih.. nanti mamah temani kamu setelah selesai dipijat sama om..”
Jawab Ece dengan nada kaget dan segera mengambil baju untuk menutupi tubuh bagian depannya yang terbuka..
lalu segera mengubah posisinya.. sehingga berhadapan muka dengan anaknya.

Sedangkan aku duduk di sofa sambil memangku tubuh Ece yang bugil..
Sementara torpedoku yang tegang masih berada di dalam lubang memeknya.

“Nggak mau ah, mah.. aku mau ditemani sama mamah..” jawab anaknya.
“Tapi mamah belum selesai dipijat, Ri.. Udah.. kamu jangan nakal ya..!” Balas Ece.

“Uuuh.. aku tidurnya di sini aja deh..” jawab anaknya.
“Ya udah kalau begitu.. tapi janji nggak boleh ganggu mamah ya..” jawab Ece.

Anak itu mengangguk. “Udah sana.. ambil bantalnya bawa ke sini..” kata Ece lagi.
“Iya, mah..” jawab anaknya.

“Waduh gimana nih, Ce..? Nanti kita bisa ketauan lho..” kataku takut-takut.
“Udah, kamu tenang aja. Dia kan masih kecil, masih belum ngerti soal ginian.
Aku juga pernah kepergok sama dia waktu main sama suamiku, aku pakai alasan yang sama..
dan dia nggak banyak tanya-tanya lagi. Udah.. lanjutin aja Ar..” jelas Ece.

“Oke deh kalo gitu. Lagian udah nanggung juga nih.. masa’ mau jadi Gatot.. hehe..” balasku.
“Gatot..? Apaan tuh, Ar..?” Tanya Ece.

“Gagal ngentot Ce, hehehe..” jawabku.
“Iihh.. nakal kamu.. bikin aku gemes aja..” kata Ece sambil membelai kepala dan pipiku.

Dengan posisi memangku Ece di sofa, aku menjadi leluasa untuk memegang kedua payudaranya.
Aku pun mulai meremasnya. Kupilin-pilin putingnya yang mengganjal kemerahan.

Tak lama anaknya muncul dengan membawa bantal guling, kelihatannya dia sudah sangat mengantuk.
“Tuh, di situ aja tidurnya, Ri..” kata Ece sambil menunjuk ke sofa yang ada di seberang kami.
“Iya, mah.. mamah koq dipijatnya gak sama papah..?” Tanya anaknya.

“Papah kamu kan lagi kerja.. badan mamah dah nggak enak banget nih, kebetulan aja om Rony mau bantuin mamah.
Iya nggak om Rony..?” Kata Ece menjelaskan sambil berbohong dengan mengganti namaku menjadi Rony..
mungkin dia takut nanti anaknya keceplosan bicara sama suaminya.

“Iya nih.. om kasian lihat mamah kamu sakit, jadi om bantuin pijitin..” balasku sembari meremas kedua payudara Ece yang ditutupi baju.
“Ohh.. uucsh.. sudah, kamu tidur gih. Ayo, om Rony.. dilanjutin donk pijatnya.. saya dah nggak tahan nih..” balas Ece.

“Ok deh..” balasku, kulihat anaknya yang masih berumur kurang dari 3 tahun itu mulai memejamkan matanya lalu tertidur.
Mudah-mudahan saja dia belum mengerti.. kalau tidak bisa berabe urusannya.. hehe.. pikirku.

Akupun mulai menciumi bagian belakang tubuh Ece sambil sesekali menggigit tempat-tempat sensitif di tubuhnya..
sementara tanganku tak berhenti meremas dan memilin puting payudaranya.

Ece pun bereaksi dengan mulai menggoyang-goyangkan pantatnya naik turun.
“Ooohh.. uuchss.. enak banget pijatan kamu, Ron.. aahh.. kalau tiap malam bisa dipijat sama kamu.. pasti badanku sehat nih.. aahs..!”
Rintih Ece sambil terus bergoyang dan semakin lama semakin cepat.

Hampir kira-kira 10 menit kami melakukan gaya tersebut.. hingga akhirnya pertahanan Ece pun jebol.
“Aah.. enak banget, Ar.. eh, Ron.. teruss.. aku tekan yang dalam ya.. uuhh.. sebentar lagi aku nyampe..
Aaahhs.. akuuu.. suuudahhh, Arrr..hhh..” Rintih Ece dengan tubuh melengkung menahan nikmat karena orgasme.

Aku meminta Ece untuk mengubah posisi dengan terlentang..
kemudian kuminta dia membuka pahanya lebar-lebar.. lalu mulai kembali kumasukkan torpedoku.

Segera saja kugenjot tubuh mulus Ece dan kutancapkan torpedoku dalam-dalam ke lubang memeknya.
Tubuh Ece bergoyang-goyang dan kedua payudaranya pun ikut bergoyang..
membuat aku gemas untuk segera mencium dan mengisapnya.

Tubuh Ece menggelinjang penuh nikmat mendapat serangan seperti itu dariku.. rambut kepalaku terus diremas-remasnya kuat.
“Ayo terus, Ar.. puaskan aku.. sembuhkan aku, Ar.. tekan yang dalam.. uuuh.. aahh..” rintih Ece.

“Iya, Ce.. ah, tenang aja.. aku pasti sembuhin kamu.. badan Ece pasti sehat besok waktu bangun pagi..”
balasku sambil terus kupompa lubang nikmatnya

Kulihat Ece sudah mulai terangsang kembali.
Kuciumi bibirnya dan lidah kamipun saling bergelut.. menambah sensasi kenikmatan kami berdua.

Kira-kira 10 menit aku menggenjot tubuh Ece dan keliatannya sudah ada hasilnya.
“Ooohhh.. terus, Arrr.. aku mau nyampe nihhh.. terus.. uuuh..uhh.. uhh.. enak banget, Arrr..hhh..” rintih Ece.

“Iya, Ce.. kita bareng-bareng yaahh.. aku juga mau ngecrot nihhh.. aah.. enak bangethh memek Ece..” kataku.
Genjotanku pada tubuh Ece semakin cepat dan akhirnya…
“Aaahhhh.. Arr, enak.. terusss.. aah, aku keluar, Aar..hhh..!!” Jerit Ece sambil melingkarkan kakinya pada pinggangku.

“Aahh.. sshh.. aku juga, Ce..” balasku sambil kutancapkan torpedoku dalam-dalam ke liang memeknya.
Crott.. crott.. crott..crott.. spermaku menyembur kencang di kedalaman memek Ece yang berkedut-kedut.

Kamipun tergeletak kecapekan di sofa.
Kami beristirahat sebentar.. setelah itu aku membantu Ece untuk menggendong anaknya ke tempat tidur.
Lalu kami kembali ke ruang tamu dan duduk berdua di sofa dengan tubuh yang masih telanjang.

Ece tiduran di pangkuanku sambil membelai torpedoku.. sesekali ia juga menciuminya dengan penuh rasa sayang.
Sambil berbincang-bincang, akupun membelai tubuh Ece.. sesekali kuremas dan kumainkan puting payudaranya.

Setelah cukup beristirahat.. kami kembali menghabiskan waktu dengan menyalurkan nafsu syahwat kami berdua hingga beberapakali..
Sampai kami kelelahan tak bertenaga. Tak lama setelah itu aku pun pamit untuk beristirahat di rumahku.

Sebelum tertidur.. masih sempat kuperhatikan Ece bercermin di depan kaca sambil tersenyum-senyum..
lalu merebahkan diri untuk tidur.
Kelihatannya dia puas sekali setelah kuentot berulang kali.

Kumatikan komputerku dan kunyalakan alarm untuk bangun pagi-pagi sekali.. karena aku mau ngintip Mitha mandi pagi.
Uuh.. pasti indah sekali. Batinku.
Aku harus segera tidur karena besok hari libur nasional.. aku mau manfaatkan liburanku untuk mendekati Mitha.. hehe..
-----------------------------------------------
 
Rony apa ardi sih om?

:spy: Hehe.. Ardi, brada..

Tak lama anaknya muncul dengan membawa bantal guling, kelihatannya dia sudah sangat mengantuk.
“Tuh, di situ aja tidurnya, Ri..” kata Ece sambil menunjuk ke sofa yang ada di seberang kami.
“Iya, mah.. mamah koq dipijatnya gak sama papah..?” Tanya anaknya.

“Papah kamu kan lagi kerja.. badan mamah dah nggak enak banget nih, kebetulan aja om Rony mau bantuin mamah.
Iya nggak om Rony..?” Kata Ece menjelaskan sambil berbohong dengan mengganti namaku menjadi Rony..
mungkin dia takut nanti anaknya keceplosan bicara sama suaminya.
 
----------------------------------------------------------

Cerita 92 – Rumah Kontrakan

Part 7

Esoknya
aku bangun kesiangan.. mungkin karena terlalu lelah melayani Ece semalam.
Dengan tubuh gontai aku berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mandi kunyalakan komputer untuk melihat targetku, yaitu Mitha.
Di layar monitor.. kulihat Mitha sedang bersiap-siap hendak pergi.
Wah.. rencanaku untuk mendekatinya batal hari ini.. tapi tak ada salahnya aku mencoba untuk menggodanya.

Aku segera beranjak menuju luar rumah.. dan saat kubuka pintu.. tepat saat Mitha sedang berjalan di depan rumahku.
Akupun lekas menegurnya.. “Wah.. neng cantik mau ke mana pagi-pagi gini..?” Sapaku dengan canda.

“Eh, mas Ardi. Ini.. aku mau ke kampus, lagi ada ujian..” jawabnya.
“Buru-buru ya..? Mau Mas antar..? Mas juga mau keluar nih..” ajakku.

“Makasih deh, Mas.. aku dijemput sama temanku. Tuh.. dia sudah nunggu..” katanya sambil menunjuk ke ujung gang.
Aku melihat di sana sudah menunggu seorang laki-laki muda sedang bersandar di motornya.. lumayan ganteng juga.

“Oh gitu, maaf ya. Neng Mitha dijemput sama pacarnya ya..?” Tanyaku menyelidik.
“Ehhm.. ssstt.. dia belum jadi pacarku, Mas. Dia lagi PDKT sama aku, gitu..” jawabnya dengan raut muka memerah dan suara dikecilkan.

“Oh.. gituuu.. hati-hati loh kalau lagi PDKT.. biasanya tanduknya bisa keluar. Nanti bisa diseruduk loh.. hehe..” jawabku menggodanya.
“Emangnya dia punya tanduk, Mas..? Kayak banteng aja..” jawab Mitha polos.

“Percaya deh sama aku.. nggak lama juga kamu bisa ngeliat tanduknya dia, hehe..” jawabku sengit..
karena kulihat Mitha pagi ini cantik dan seksi sekali.

Dia mengenakan T-shirt putih yang pas di tubuhnya..
bahkan kelihatan press body sekali.. sehingga kemontokan tubuhnya sangat terlihat jelas.

Belum lagi dia menggunakan bra hitam yang kelihatan tercetak di T-shirt putihnya.
Pikirku.. pasti teman cowoknya nggak akan tahan tuh.

“Ah.. aku nggak ngerti mas ngomong apa. Dah ah.. aku mau pergi dulu, nanti telat..” jawabnya berlalu sambil tersenyum kepadaku.
“Oke deh.. tapi tetap hati-hati ya. Kalau Neng Mitha mulai lihat tanduk.. jangan sungkan-sungkan ya call mas Ardi, hehe..” candaku lagi.

Kulihat Mitha mulai menaiki motor pria tersebut.. tapi memang kulihat hubungan mereka belum begitu akrab..
karena dari cara duduknya kulihat Mitha masih menjaga jarak.
Yah.. gagal deh hari ini untuk mendekati Mitha.. pikirku. Tapi tak apalah.. besok-besok pasti ada kesempatan.

Akupun lantas kembali masuk ke dalam rumah untuk bersiap-siap pergi ke kantor.
Saat aku ingin mengeluarkan motorku.. tiba-tiba aku mendapat SMS dari Siska.

“Ar.. kamu kerja hari ini..?”
Tanyanya.
“Iya, kenapa, Sis..?” Balasku.

“Nggak apa-apa.. cuma kangen aja. Kamu nggak kangen sama aku..?” Balas Siska.
“Nggak.. aku malah bosan sama kamu. Paling-paling kamu kangen sama kontolku, hehe..” jawabku.

“Ih.. kamu jahat sama aku. Aku kan nanyanya serius..” balas Siska.
“Iya.. sorry-sorry. Yah pasti kangenlah.. nanti malam aku kasih kado kejutan deh buat kamu..” jawabku.

“Apaan tuh..?” Tanya Siska penasaran.
“Kalau aku beritau berarti bukan kejutan lagi donk..” jawabku.
“Ah.. apaan sih, Ar..? Kamu mau nakalin aku ya..? Awas ya..!” Tanya Siska semakin penasaran.

“Yah.. pokoknya ditunggu aja malam nanti aksiku, hehe.. sudah ya, aku mau berangkat kerja dulu.
Sabar aja.. pasti seru deh, hehe. Bye
..” jawabku.
“Huh.. dasar nakal. Yah udah, hati-hati ya sayang, bye..” balas Siska.

Akupun segera bergegas menuju tempat kerjaku.
Tunggu saja nanti malam, Sis.. kamu pasti akan menikmati rencana terindah yang sudah kubuat, hehe.. batinku.
---------------

Hari ini terasa berjalan sangat lambat.. aku sudah tak sabar untuk menjalankan rencanaku.
Kulihat Siska juga tidak sabar.. karena dalam sehari ini sudah empatkali dia kirim SMS kepadaku..
mencoba mengorek-ngorek rencanaku. Tapi tetap tak kuberitau.

Akhirnya sore pun datang dan sudah waktunya aku pulang.
Sebelum aku sampai ke rumah.. aku mampir sebentar ke apotek untuk membeli sesuatu.

Setelah barang yang kuinginkan kudapatkan.. aku bergegas pulang ke rumah..
lalu berolahraga sekitar 30 menit dan setelah santai sebentar.. aku pun mandi.

Setelah mandi.. aku menyalakan monitor laptopku dan mulai mengawasi Siska.
Kulihat di layar komputer.. suami Siska baru saja selesai mandi dan sedang berpakaian.
Setelah itu dia menuju ke ruang tamu untuk membaca koran.

Kulihat Siska duduk di sofa sambil menonton sebuah acara TV.. dia mengenakan baju tidur seksi warna merah marun..
dengan belahan dada berbentuk V yang sangat rendah..
sehingga kedua buah payudaranya yang montok seakan ingin meloncat keluar dari dalam sana.

Gaun tidur itupun juga sangat mini sekali.. sehingga paha Siska yang mulus dan panjang itu terlihat hingga 20 cm di atas lutut..
cantik dan seksi sekali dia malam ini.

Mulailah kujalankan rencanaku. Aku berjalan menuju rumah Siska dan dengan memberanikan diri mengetuk pintu rumahnya.
“Selamat malam.. Mas, Mas Anton..” panggilku.
“Iya, siapa ya..?” Tanya Anton dari dalam.

“Ardi, Mas. Bisa saya masuk..?” Jawabku.
“Oh, kamu, Ar. Sebentar ya..” sahut Anton dari dalam.

Tak lama pintu dibukakan oleh mas Anton.. tapi Siska tak kulihat lagi duduk di sofa.
Aku dipersilakan masuk dan duduk.. tak lama kulihat Siska keluar dengan menggunakan mantel untuk menutupi gaun tidurnya yang seksi.

Pikirku.. mungkin dia diminta suaminya untuk mengganti baju.
Tapi tetap saja.. karena gaun tidurnya hanya ditutupi bagian atasnya oleh mantel.. jadi paha mulusnya tetap saja kelihatan.
Siska pun kembali duduk di sofa di samping suaminya.

“Ada apa, Ar..?” Tanya mas Anton.
“Nggak ada apa-apa, Mas.. lagi iseng aja di rumah. Mau main ke rumah teman, tapi semuanya jauh-jauh.
Selain itu juga mau tanya-tanya soal kerjaan saya. Maaf kalau mengganggu ya, Mas..” jawabku.

“Oh gitu, nggak apa-apa, Ar. Kamu boleh kapan saja main ke rumahku..” jawab Anton.
“Oh iya, Mas.. ngomong-ngomong mas Anton hobi main catur nggak..?” Tanyaku.

“Wah.. kamu mau nantangin aku main catur..? Boleh aja, siapa takut..” jawab Anton.
“Mas Anton ada caturnya..?” Tanyaku.
“Ada.. sebentar kuambilkan..” Anton bergegas masuk ke kamarnya.. sedangkan Siska dengan wajah bingung memandangku.

Dengan isyarat aku memegang bajuku.. kemudian menunjuk kepadanya.. lalu kuberikan jempolku.
Siska pun tersenyum.. lalu dengan nakalnya melebarkan kedua kakinya hingga terlihatlah CD G-string warna merah di balik gaun tidurnya.
Glekk.. Aku cuma dapat tersenyum sambil menelan ludah saat itu.

Tak lama Anton keluar dari kamar sambil membawa catur..
Selanjutnya kamipun mulai sibuk mengatur pion-pion catur. Setelah itu.. kami bermain.

“Mau minum apa, Ar..? Dan kamu, Mas.. mau minum apa..?” Tanya Siska.
“Air putih juga nggak apa-apa, bu Siska..” jawabku.

”Buatkan kopi aja dua gelas..” sahut Anton.
“Oke..” jawab Siska.

Kulihat Siska beranjak ke dapur sambil berjalan melenggak-lenggok.. seakan ingin menggodaku.
Untung saja suaminya tidak melihat.

Tak lama dia kembali dari dapur dengan membawa dua gelas kopi di nampan..
tapi aku sedikit dikagetkan karena kulihat mantel yang dikenakan Siska sudah terbuka di bagian depannya..

Plass.. tersembullah kedua buah payudara montoknya menjadi santapan empuk mataku.

Saat dia membungkuk untuk menaruh kopi ke atas meja.. hampir saja kedua payudaranya terlepas dari gaun malamnya..
Kuperhatikan kalau dia sudah tidak pakai bra.

Siska melirik kepadaku sambil mengerling dengan nakalnya.. Suaminya tidak mengetahui aksi nakal istrinya untuk menggodaku.
“Silakan diminum kopinya, mas Ardi. Kalau kurang jangan segan-segan untuk minta ya..” kata Siska.
“Oh iya.. makasih, bu Siska..” jawabku.

“Ar, kamu kalau panggil Siska nggak usah pakai ’ibu’. Kalian kan seumuran.. memangnya istriku sudah tua..?
Dia kan masih muda dan cantik.. bukan begitu ’kan, Ma..?” Kata Anton.
“Iya nih, mas Ardi.. kita kan seumuran..” dukung Siska.

“Wah.. saya nggak enak, Mas kalau panggil bu Siska dengan nama saja. Mas Anton ’kan atasan saya..” jawabku berdiplomasi..
“Memangnya aku ini sudah kelihatan tua ya, Ar? Udah nggak cantik dan seksi ya..?”
Tanya Siska menggodaku di depan suaminya sambil bergelayut mesra di tangan suaminya.

”Bukan begitu, tapi..” sergahku.
”Yah sudah, aku aja yang mendahului panggil kamu Ardi biar rasa nggak enak kamu berkurang, hihi..” sahut Siska.

“Ayolah, Ar.. menurut kamu istriku ini masih cantik dan seksi nggak..?“ Tanya Anton.
“Ah, mas Anton, kok nanya gitu.. memangnya kenapa, Mas..?” Balasku.

“Hehe.. kalau menurut kamu udah nggak cantik dan seksi.. pikirku aku mau tukar aja.. hehehe..” jawab Anton.
“Ih.. mas kok gitu sih sama aku..? Jahat..!” Sahut Siska dengan nada manja dan dia mencubit lengan suaminya hingga meringis kesakitan.
“Iya-iya, sorry. Becanda aja, Ma..” jawab Anton.

“Memangnya mau ditukar dengan apa, Pak..? Bisa dengan motor aku nggak..? Hehe..” candaku.
“Boleh juga kalau kamu mau tuh.. hehe. Memangnya kamu rela motor kamu ditukar sama dia..?”
Jawab Anton meladeni canda yang dia buat sendiri. Siska pun tambah merengut dan kembali mencubit lengan suaminya.

“Wah.. kalau saya sih rela banget, Mas. Siska kan cantik dan seksi sekali untuk ukuran wanita.. dua motor juga saya rela.. hehehe..”
timpalku.
“Ah.. bisa aja kamu, Ar. Udah ah.. jangan ngomongin aku terus. Tuh dilanjutin main caturnya..” jawab Siska.
“Mama jangan marah ya, kita cuma bercanda untuk meredakan ketegangan setelah stress bekerja hari ini..” jawab Anton.

“Oh iya, mas Anton.. aku mau tanya tentang floWChart system terbaru yang mau dipasang di kantor kita..
tadi siang saya lupa mengcopy dari tempat mas Anton. Saya boleh pinjam nggak..?”
Tanyaku sambil memindahkan pionku maju mendekati rajanya.

“Boleh, sebentar ya aku ambilkan..” Anton beranjak menuju kamarnya.. tak lama kudengar suaranya memanggil Siska.
“Ma.. tadi laptopku ditaruh di mana..!?” Teriak Anton dari dalam kamar.
“Sebentar, Pa, aku ke sana..!” Sahut Siska dan lekas beranjak menuju ke kamarnya.

Akupun tak menyia-nyiakan kesempatan ini.. segera kukeluarkan bungkusan kertas di bajuku yang berisi bubuk..
Lalu kutuangkan ke dalam minuman Anton. Kuaduk sebentar dengan sendok dan aku kembali berpura-pura serius melihat ke papan catur.

Tak lama mereka berduapun keluar dari kamar.. kulihat di tangan Anton sudah memegang file-file yang kumaksud.
“Ini, Ar. Kamu kembalikan padaku besok siang saja di kantor..” kata Anton.
“Oke.. terimakasih ya, mas Anton. Sorry kalau merepotkan..” jawabku.

“Yuk kita teruskan main caturnya. Wah.. sepertinya benteng pertahananku sudah mau jebol nih.
Kamu punya rencana busuk apa nih, Ar..?” Kata Anton sambil menyeruput kopinya.

“Hehe.. mas Anton nggak akan tau rencana busuk saya.. hehe..” jawabku ambigu.
Sebentar lagi kamu akan masuk dalam rencana busukku, Mas, hehe. Tunggu saja..! Tambahku dalam hati.

“Ah.. paling-paling kamu mau ambil ratu punyaku.. iya kan..? Gak akan bisa, Ar..” jawab Anton sambil terus berpikir.
Hehehe, memang aku mau ambil ratu milikmu yang bernama Siska, untuk kuajak bobok bareng. Jawabku lagi dalam hati.

Lama juga Anton berpikir dan aku mulai melihat kalau dia sudah menguap.. matanya terlihat mulai meredup pelan.
“Mas Anton jalan lagi donk.. selamatin tuh ratunya mas Anton, hehehe..” kataku sambil tertawa.
“Iya nih.. uuhh susah juga. Uuuaahhm.. kok aku ngantuk ya..?” Kata Anton.

“Wah.. mas Anton pura-pura nih. Sudah mau kalah trus pura-pura ngantuk..” sahut Siska.
“Masa’ sama Ardi aja kalah, Mas..? Memangnya mainnya hebat..?” Tanya Siska lagi.
Pertanyaan Siska itu tidak ditanggapi oleh Anton.. karena kulihat matanya sudah mulai terpejam.

“Wah.. kalau soal main sih jangan ditanya, Sis.. hehe.. apalagi kalau main kuda-kudaan di ranjang.. trus yang jadi kudanya kamu, Sis..
pasti seru deh.. hehe..” sahutku semakin berani.

“Sstt.. nanti dia dengar loh, Ar..” kata Siska dengan suara dikecilkan.
“Nggak bakalan dengar, Sis.. biarpun ada bom jatuh di dekatnya.. hehe..” jawabku.

“Oh.. jadi ini rencanamu, Ar..?” Tanya Siska sambil tangannya mendorong tubuh suaminya untuk bersandar di sofa.
“Yah gitu deh.. ini memang rencanaku untuk menyetubuhi ratunya mas Anton.. yaitu kamu. Hehe..” jawabku.

“Ih.. dasar.. nakal banget deh kamu, Ar. Kamu kasih dia apaan.. sampai pules begitu..?” Tanya Siska.
“Cuma obat tidur dengan dosis yang lumayan banyak.. biar kita bisa main puas malam ini..” kataku.

Selesai aku berkata.. Siska dengan tersenyum bangkit dan berjalan mendekatiku.. lalu berdiri tepat di depanku.
Wajahku tepat berada di depan kemaluannya.

Dengan perlahan kuraba pantatnya dan mulai kuremas-remas dengan penuh nafsu..
lalu kuturunkan cd g-stringnya hingga terlepas ke lantai.
Di depan mataku.. kini kulihat dua buah gundukan daging kenyal plontos tanpa bulu.. seakan-akan menantang untuk dilahap.

Segera kuciumi kemaluan Siska.. dan dengan tangan kananku kusingkap gundukan daging kenyal tersebut..
Terbukalah lubang nikmat Siska yang berwarna merah merekah. kemudian lidahku mulai bergerak menjilati setiap inchi daging tersebut.

Sedangkan tangan kananku terus meraba dan meremas-remas bokong Siska yang montok.
Siska pun mengejang-ngejang nikmat.. tapi suaranya masih tertahan..
mungkin takut suaminya mendengar karena jarak kami memang tidak lebih dari satu meter tempat suaminya tertidur.

“Jilatanku enak, Sis..?” Tanyaku.
“Uuch.. uuch.. enak, Ar.. terus, enak banget..!” Jawab Siska dengan suara pelan.

“Apa, Sis..? Aku nggak dengar.. kencangan dong ngomongnya..” tanyaku nakal.
“Uuchh.. aaahh.. uuch.. Ardi, enak banget.. kamu pintar amat sih main lidahnya..” kata Siska mulai berani..
sambil matanya melirik ke arah suaminya yang masih tertidur pulas.

Tangan Siska meremas-remas rambutku.. kelihatannya dia sedang menahan gairah yang luar biasa di tubuhnya..
apalagi waktu klentitnya kujilat dan kuciumi dengan intens.

“Oohhh.. uuhss.. Ar, kamu apain klitku..!? Uuuh.. aku bisa nggak tahan kalau begini.. Dimasukin aja punyamu.. aaahh..!!!”
Rintih Siska mulai agak keras.

“Masukin apa, Sis..? Maksud kamu apa sih..?” Tanyaku nakal.
“Masukin punyamu..!! Aaaah.. aku nggak kuat, Ar.. aash..hhhh..” jawab Siska terbata-bata.

“Apa, Sis..? Yang lebih spesifik donk..” kataku lagi.
“Masukin kontol gedemu ke memekku.. Ar..!! Entotin aku.. please..!!” Jawab Siska semakin berani.

“Nah.. gitu dong.. tapi kan kamu ratunya Anton.. masa aku yang entotin..?” Jawabku makin nakal.
“Aku memang ratunya mas Anton, tapi dia sudah kalah sama kamu. Kontolmu lebih kuat dan besar, ratunya sudah kamu menangkan.
Ar.. ayo, please.. entotin aku..” kata Siska.

“Ok deh kalo begitu.. coba kamu menungging saja.. tangan kamu pegangin sofa.. aku mau masukin dari belakang..”
kataku sambil mengatur posisi tubuhnya.

Sengaja kuarahkan muka kami berdua ke wajah Anton.. maksudku supaya lebih mudah mengawasi dia, aku kawatir dia terbangun.
“Ar.. ngadepnya jangan ke suamiku ah.. aku malu..” sela Siska.

“Nggak apa-apa, Sis.. biar gampang ngawasinnya.. oke sayang..?” Jawabku memberi alasan.
“Terserah kamu aja deh.. yang penting masukin kontolmu ini..” pinta Siska.

“Eits.. jangan dulu ah.. aku mau minta kamu jilati kontolku. Please ya.. aku dah kangen nih sama bibir seksimu..”
kataku sambil menyuruhnya duduk di samping suaminya yang tengah tertidur pulas.

Setelah Siska duduk.. mulailah dia membuka celana pendekku.. lalu cd ku.. hingga..
Toewew..! Mengacung keluarlah torpedoku yang sudah ngaceng dengan gagahnya.

“Wah.. gede banget peluncurnya kamu, Ar.. aku dah kangen berat nih sama dia..” kata Siska..
Clopp.. langsung ia melahap kontolku dengan mulutnya. Ia menjilat dan mengisapnya dengan penuh perasaan.

“Oohh.. uuuh.. enak banget, Sis.. mulutmu itu.. ternyata ratunya Anton pintar banget njilat kontol.
Apa Anton tau kalau ratunya begini pintar..? Kalau dia tau.. mana mau ditukar sama motorku.. hehe..
Ouuuhh.. aaahh.. enak. Sis.. teruss..” kataku terbata.. mengerang nikmat atas servis yang dilakukan Siska pada batang penisku.

“Iya.. mas Anton sungguh bodoh. Punya ratu cantik.. seksi, dan pintar.. eh malah disia-siakan.
Bahkan mau ditukar sama motor.. sungguh terlalu ya, Ar..? Enak nggak jilatanku..?” Balas Siska.

Sensasi yang kurasakan sungguh luar biasa.. apalagi kami melakukannya di samping Anton.
Aku juga merasa kalau Siska juga merasakan hal yang sama.

Tubuh kami sudah sama-sama telanjang bulat..
tanganku pun terus meremas dan memilin di kedua gunung kembarnya yang sungguh indah.

“Ok deh ratu yang pintar.. sudah cukup pelayananmu.. sekarang waktunya peluncur roketku bekerja untuk meng-skakmate memekmu..
sekaligus mengalahkan permainan Anton.. hehehe..” kataku sambil membimbingnya untuk bangun.

Kamipun berciuman lama dan mesra sekali sambil saling memeluk dan meraba tubuh telanjang kami.
Setelah puas berciuman.. Siska segera menungging membelakangiku untuk melakukan gaya doggy style di hadapan suaminya.
Liang nikmatnya terlihat sudah sangat basah.. rupanya dia sudah horny berat.

Tak susah buatku untuk memasukkan torpedoku ke dalam lubangnya..
Slebbb.. pelan tapi pasti terus kutembus memek Siska hingga seluruh batangku terbenam semuanya.
”Nghhhhh..” Kudengar Siska lupa mengambil nafas karena saking nikmatnya.

“Anton, sorry ya.. ratumu yang cantik ini aku entotin. Aku jamin bakal bikin dia puas.. hehehe..” kataku.
“Iya, Mas.. sorry ya.. Abisnya tadi mas Anton kalah sih mainnya.. torpedonya Ardi lebih hebat dari punya Mas.
Mungkin agak lama selesainya, Mas.. karena Ardi kuat sih .. Aaahh..!!” Jlebb..!
Balas Siska terputus.. akibat sodokan batang kontolku yang dengan tiba-tiba kujejalkan di liang memeknya.

Kemudian perlahan mulai kugerakkan kontolku maju-mundur.. clebb.. crekk..crekk.. clebb. Crebb.. crebb..
Erghhh.. terasa terjepit sekali kontolku di dalam memeknya Siska.. namun luar biasa nikmatnyaaa..!

“Duh, Sis.. memekmu sempit banget sih.. aku jadi keenakan nih.. anget lagi di dalam..” kataku memuji.
“Iya, aku juga kerasa penuh banget di lubangku, Ar. Kontol kamu yang kegedean kali.. atau mungkin karena punyaku jarang dipakai sama mas Anton.. belakangan ini dia nggak mau menyentuhku..” jawab Siska.

Pelan-pelan mulai kupercepat gerakan kontolku.. Siska menggeliat-geliat kenikmatan menerima seranganku.
Clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. crekk.. clekk.. clekk.. mencipta bunyi unik akibat keluar-masuknya batang penisku di liang vaginanya.

“Oooh.. uuuhh.. mas Anton, aku dientot, Mas..!! Aku dientotin sama Ardi, Mas..!! Ardi nakal banget.. ooohh.. uuhh..
Aaduh.. Mas.. kontolnya Ardi gede banget.. enak.. nggak seperti punya Mas..! Ah.. ahh.. aku keenakan nih..!
Mas jangan marah ya.. aku dientot sama Ardi.. Ah..ah..aaah hhhss.. ssshh.. terus Ar..hhh..!!” Rintih Siska meluapkan rasa nikmatnya.

Aku terus menggenjot tubuh Siska di hadapan suaminya.
Setelah puas dengan posisi doggie style.. aku minta Siska untuk duduk di sofa dan melebarkan kakinya.

Slebb.. Kembali kumasukkan kontolku ke dalam memeknya.
Kali ini aku berada di atas.. menindih penuh tubuh sintalnya.

Kembali Siska merintih menahan nikmat yang luar biasa akibat sodokan penisku di liang vaginanya.

“Oooh.. aku mau keluar, Ar.. terus tekan.. yah, begitu.. ssshh.. ahhhh..
Oh, mas Anton, aku dibuat orgasme nih sama Ardi.. maaf ya, Mas.. arghhh..!!!” Lenguh Siska sambil melihat ke arah suaminya.

Aku yang belum orgasme terus menggenjot tubuhnya.. tapi sepertinya kontolku belum ada tanda-tanda mau keluar.
Akupun lalu mengubah posisi.. sekarang aku duduk disofa dan Siska berada di atas tubuhku.

Kembali kami melakukannya.. tubuh Siska terguncang-guncang saat kutusuk kencang dari bawah.
Payudaranya yang besar sampai bergoyang-goyang dengan indahnya..
lekas kuremas dan memegangi keduanya.. sambil sesekali kujilati putingnya yang mungil runcing.

”Nghh.. ahh.. ahh.. ahh.. uhh.. uhh..” Siska merintih-rintih keenakan dibuatnya.
Saking bernafsunya.. akupun berusaha bangkit berdiri dari sofa dengan keadaan kontol yang masih tertanam di memeknya.

Siska pasrah saja kuperlakukan demikian..
dengan manja ia bergelayut pada tubuhku seperti seorang anak kecil sedang digendong oleh orangtuanya.

Kami melakukan penetrasi sambil berdiri.. keadaan ini membuat Siska kembali terangsang dan mulai mendesis liar.
“Uuhh.. sssshh.. aahhh.. Ar, kamu kuat banget sih..!? Aku bisa-bisa keluar lagi nih.. ahhh.. terus, Ar..hhh.. ssshh.. aaaah..” desis Siska suka.
“Aku juga enak banget, Sis.. memek kamu sempit.. sebentar lagi aku juga mau keluar.. kamu mau pejuhku nggak..?” Balasku.

“Ahh.. mau banget, Ar.. masukkan semua.. isi memekku dengan pejuhmu..
Terus, Ar, dikit lagi.. aahhh.. aku dah nyampe nih, ohhh..!!” Teriak Siska dengan tubuh berguncang keras.

Aku pun sudah hampir ejakulasi.. jadi makin kupercepat genjotanku hingga akhirnya..
“Aaahh.. Sis, enak banget memek kamu.. aaahh.. aku keluar, nih terima pejuku.. ssshh..”
balasku sambil menghujamkan penisku sedalam-dalam mungkin di liang memeknya.

Crott.. crott.. crott.. crott.. kusemprotkan spermaku banyak-banyak ke dalam liang memeknya.
”Ahhh.. Iya, Ar. Ooohhh.. anget sekali peju kamu.. aaah..hhhh..” desis dan erangan Siska ketika spermaku muncrat di dalam tubuhnya.

Kami berpelukan dan berciuman dengan sangat mesra.. sambil terus kutancapkan kontolku dalam-dalam ke liang memeknya.
Masih dalam posisi berpelukan.. aku kemudian menjatukan tubuh di sofa. Kamipun berpagutan dengan mesranya.

“Thanks ya, Ar.. kamu sudah puaskan aku.. Jadi ini kado kejutan dari kamu..?
Hebat banget, aku makin sayang sama kamu, Ar..” kata Siska.

“Sama-sama, Sis.. aku juga sayang sama kamu. Besok-besok aku ada kejutan yang lebih dahsyat daripada hari ini.
Tunggu saja ya tanggal mainnya..” kataku sambil kembali kucium bibirnya yang seksi.

“Aku jadi nggak sabar nih.. kira-kira apa ya..?” Balas Siska penasaran.
“Rahasia donk.. tunggu aja ya..” kataku. Siska mengangguk.

“Oke deh.. sekarang aku mau pulang dulu ya. Suamimu mau dipindah ke kamar nggak..?” Tanyaku.
”Boleh deh, tolongin ya, Ar..” jawab Siska sambil mengenakan kembali gaun tidurnya.. dan aku juga segera memakai kembali bajuku.

Pelan-pelan kami bopong tubuh Anton dan kami pindahkan ke kamar.. setelah itu aku segera pamit pulang.
Sesampainya di rumah.. aku rebahkan tubuhku untuk tidur..
Tapi baru mau memejamkan mata handphoneku mendadak berbunyi.. ternyata Siska.

“Ada apa, Sis..?” Tanyaku.
“Ar.. kira-kira mas Anton nanti bangun jam berapa..?” Tanyanya.
“Dosis yang aku kasih lumayan banyak sih, mungkin dia bangunnya bisa siang nanti..” jawabku.

“Dasar nakal kamu ya.. kalau gitu, aku ke tempatmu ya..? Aku mau tidur sama kamu aja..” balas Siska.
“Hah..? Emangnya mau ronde kedua, Sis..? Hehe.. tapi terserah kamu deh kalo berani..” jawabku.

“Ah.. masa’ gitu aja takut..? Aku kan dah bersetubuh sama kamu di depan dia. Please, Ar.. aku ke tempat kamu ya..” pinta Siska.
“Ok deh.. tapi hati-hati ya.. jangan sampai ada yang ngeliat. Sekalian bawa baju buat besok..” kataku.

Maka malam itu Siska ke tempatku.. dan kami bergumul lagi sampai kira-kira jam dua pagi.. setelah itu kami kecapekan dan tertidur pulas.
Sebelumnya kami telah memasang alarm untuk membangunkan kami jam enam pagi.
Siska dan aku tidur telanjang bulat sambil berpelukan mesra.. seperti pasangan pengantin baru.

Pagi harinya aku terbangun lebih dahulu, kulihat di sampingku.. Siska masih tergolek telentang dalam keadaan telanjang bulat..
Aih.. sungguh cantik sekali istri Anton ini.

Perlahan kujamah gundukan payudaranya dan meremas-remasnya lembut sambil kuciumi bibir tipisnya.
“Halo.. Cantik.. selamat pagi.. dah jam enam loh. Sekarang kamu mandi dan langsung pulang ya..” kataku.

“Uuuahh.. dah pagi ya..? Cepet amat..” balasnya sambil memeluk tubuhku dan tangannya mencari torpedoku.
“Wah, kontolmu dah besar lagi.. kuat banget sih kamu, Ar..? Memekku aja masih pegel..” kata Siska manja.
“Gimana nggak gede.. pagi-pagi buta melihat bidadari cantik telanjang.. hehe..” kataku sambil kuremas payudaranya sedikit lebih keras.

“Mandi bareng yuk, mau nggak..? Asyik loh..” kata Siska sambil beranjak dari kasur dalam keadaan telanjang bulat..
lalu berjalan melenggak-lenggok menuju kamar mandi.
“Boleh.. asyik juga tuh..” jawabku penuh semangat.

Aku pun segera mengejarnya dan kami tertawa bersama di kamar mandi.
Kunikmati persetubuhan sekali lagi dengannya di kamar mandi.. baru setelah itu kami berpisah. Ahaha..
--------------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd