Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Terpaksa Menolong Teman

Status
Please reply by conversation.
joss tenan, di tunggu 4shome, sinta, laras, dan dokter ratna......
hehehehehe
:galak::galak::galak::galak:
 
Bagian 5

Tidak terasa sudah mau jam 3 sore. Kubayar kopi dan rokokku untuk segera menjemput istriku.

"Kopi hitam sama Gudang Garam Din"

"Nggak usah, gratis aja kamu kan habis dipecat" guraunya.

"Sialan" jawabku.

Kutaruh uang 50ribu di meja.

"Kalau semua orang kayak kamu Ton tahun depan aku bisa naik haji" kekehnya.

Udin tidak pernah berubah, mulutnya memang tidak bisa diatur. Walaupun hanya bercanda namun beberapa orang menganggapnya serius. Itupula yang membuatnya dipecat dari pekerjaan sebelumnya. Namun aku tidak bisa marah dengan candaannya. Karena candaan nggak jelasnya itulah aku bisa dekat dengan Sinta yang kemudian menjadi istriku.

"Besok mampir lagi ya Ton. Nanti kuceritaain gosip yang yahud" celotehnya dengan ceria.

"Emang aku pengangguran, sekarang aja kalau mau cerita"

"Kalau sekarang kuceritaain kamu besok nggak mampir. Rugi bandar jadinya."

"Halah, tahun depan aja kalo gitu"

Sinta yang dari tadi menunggu di gerbang klinik akhirnya berjalan menghampiriku di warung mang Udin. Mulutnya manyun namun itu hanya membuatnya terlihat lebih cantik.

"Koq lama sih, pasti ndegerin mang Udin nggosip dulu ya?" tanyanya.

"Yaelah Sin, kayak suamimu mau kujadiin istri keduaku aja" jawab mang Udin.

Sinta makin manyun, namun kali ini diikuti lirikan tajam ke arahku.

"Udah udah, ayo buruan balik" jawabku sambil men-starter motorku.

"Ayo buruan, keburu mang Udin ndongeng lagi"

Sinta membonceng tanpa bicara sepatah kata pun. Di tengah jalan Sinta baru mau berbicara.

"Mas Toni ini kalau udah nggosip sama mang Udin pasti lupa sama Istrinya."

"Kan cuma telat beberapa menit aja"

"Kalo ngga Sinta samperin paling juga lupa"

"Nggaklah. Gila apa sampai lupa kalau punya istri cantik. Mas tu kasihan, liat mang Udin keliatan susah gitu."

"Mas tau nggak kalau mang Udin itu udah pisah ranjang sama istrinya. Katanya istrinya balik kampung trus udah enam bulan ini gak balik balik lagi. Semua anak anaknya ikut ke kampung juga" cerita istriku yang moodnya kembali membaik

"Sekarang siapa yang nggosipin orang"

"Ihh mas diam dulu Sinta kan belum selesai kalo cerita. Orang yang pernah main sama dokter Ratna di toilet itu mang Udin."

"Kamu kata siapa?"

"Kata dokter Ratna sendiri" jawabnya.

"Serius?"

"Iya beneran, ngapain juga Sinta bikin bikin cerita sendiri."

"Cewek cewek tu emang hobi ya cerita pengalaman seks-nya sama semua temen ceweknya. Jangan jangan kamu juga cerita soal hubungan seks kita ke semua temen cewekmu ya" pancingku.

"Nggak lah mas. Sinta paling cerita sama dokter Ratna, Intan, Anik sama cewek cewek seklinik lah"

"Itu berati kamu cerita ke semuanya. Cerita ke Laras juga?" pancingku lagi.

"Iya, Laras kan juga sering cerita, nggak enak kalau Sinta nggak bales cerita. Tau nggak mas, mas Al itu nggak bisa main lama lho, belum semenit aja udah keluar. Habis keluar sekali udah deh gak bisa bangun lagi. Sampai si Laras sempet stress gara-gara kalau hubungan selalu tanggung. Kadang Sinta jadi gimana gitu kalau habis nyeritaain tentang mas Toni yang kuat berjam jam. Padahal mas Al itu udah pake obat macem macem lho. Mas Toni sadar nggak kalau mas Toni tu nggak normal"

"Nggak normal gimana?"tanyaku.

"Mas Toni tu bisa sampai empat, lima kali keluar. Bisa kuat berjam jam, pacar Intan aja yang katanya paling kuat ngeseks aja paling banyak keluar tiga kali, dan itu gak pernah sampe 1.5 jam."

"Apa kamu mau aku kayak Al, semenit aja langsung loyo?"

"Ihhhhh, ya janganlah. Kalau itu Sinta bisa bener bener stress" katanya sambil mencubit penisku.

Sesampainya di rumah, istriku lantas menyiapkan makan dan memanasi sayur tadi pagi. Aku yang dari siang hanya makan gorengan mang Udin langsung makan tanpa menunggu istriku.'

"Kamu nggak makan dek?"

"Nggak mas, Sinta diet."

"Ngapain diet-dietan, udah pas itu"

"Ini udah naik sekilo mas, kalau sekarang nggak diet nanti tiba-tiba langsung naik 10 kilo. Emang mas Toni mau punya istri panda?"

"Kalau panda lokal boleh juga sih" kataku

Saat berkata panda lokal aku jadi teringat Laras.

"Panda lokal apa mas? Tu kan mulai lagi pake istilah yang aneh aneh"

Istriku ngomel ngomel sambil menyeduh minuman yang sepertinya adalah jamu pelangsing.

"Dek aku nggak seneng lho kalo kamu minum gitu gituan, nanti ginjalmu rusak"

"Ini aman koq mas, herbal. Sinta nitip sama Intan. Jamu madura asli. Biar kuat ngadepin mas Toni"

"Owh mas kira jamu pelangsing. Berati nanti malam bisa lembur sampai pagi dong."

"Weittsss sabar dulu, efek jamunya baru kerasa setelah 12 jam. Besok aja sekalian, kan besok Sinta libur. Jadi kita bisa main sampe sore"

"Boleh boleh, asal jangan diundur jadi lusa lho. Lusa mas banyak kerjaan. Terus malam ini kita ngapain?"

"Malam ini kita nonton koreaaa" jawab istriku ceria.

"Nggak bosen apa nonton korea terus"

"Dari pada mas Toni nonton bokep terus"

"Nonton bokep kan juga bareng kamu juga. Siapa yang minta adegan blowjob-nya diulang berkali kali."

"Yeee, itu kan buat mas Toni juga"

Malamnya kami nonton drama korea. Aku tidak tau detil jalan ceritanya. Secara garis besar ada jendral perang jaman baheula yang mati kemudian hidup lagi dan nggak bisa mati mati sampai masa sekarang. Di pertengahan acara aku sudah terlelap.

"Mas Toni bangunnn" bisik istriku

"Mas Toniiiii ayo bangunn" bisiknya lagi ditelingaku.

"Masih gelap" jawabku

Istriku mencium seluruh wajahku, kemudian menggigit gigit kecil telingaku.

"Beneran nggak mau bangun, nggak mau hadiah ulang tahunnya"

Aku baru sadar, hari ini adalah ulang tahunku. Pantas istriku mengambil libur hari ini.

Kucium bibirnya mesra, ia pun membalas ciumanku. Lidah kami saling bertautan. Kurasakan manisnya air liur istriku. Kumainkan lidahku menelusuri setiap sudut mulutnya. Kujilat jilat telinganya dan kutiup sisi dalamnya. Itu selalu membuat bulu kuduk istriku berdiri.

Tanganku mulai menjamah kedua payudaranya. Kuremas remas dan kupelintir kedua putingnya. Kulepaskan piyama yang dikenakan oleh istriku. Kini dia hanya mengenakan celana dalam berenda warna krem.

Istriku pun melucuti semua pakaianku. Digesek gesekkanya vagina yang masih tertutup celana dalam ke penisku. Saat penisku benar benar tegang maksimal, istriku berbisik

"Ayo mandi dulu"

Kami mandi bersama. Saling menyabunin satu sama lain. Aku paling suka menyabuni sela sela vagina dan kedua payudaranya. Terutama ketika dia mulai mendesah ketika aku mulai intens menyabuni sela vaginanya. Istriku pun tidak kalah liar, disabuninya penisku dengan lincah. Saat penisku sudah benar benar tegang, istriku berhenti kemudian membilas badanku sampai bersih.

Kami kemudian berpakaian dan makan bersama. Menu sarapan pagi ini adalah gule kambing kesukaanku.

"Mas Toni masih nyimpen video kita?"

"Video apa?" aku pura pura bodoh.

"Video kita yang lagi main minggu lalu"

"Main piano" tanyaku

"Video kita ngentottttt" kata istriku yang mulai tidak sabar.

"Sudah mas hapus" dustaku padahal masih kusembunyikan dengan aplikasi di hp

"Emang kenapa?"

"Kita bikin lagi yuk mas, tapi yang bagusan. Kemarin kata dokter Ratna sama Intan videonya kebanyakan goyang"

Perasaanku bercampur aduk antara kaget dan senang.

"Kamu nunjukin ke orang lain? terus apa kata mereka" tanyaku.

"Ya itu, videonya kebanyakan goyang. Trus kata mereka punya mas gede"

Tentu saja menurut istriku penisku ukuran penisku biasa saja. Karena dia hanya pernah melihat penisku dan penis pemain film porno barat yang segede tiang rumah.

"Trus gimana biar gak goyang? Mau nyewa tukang video profesional?"

"Nggak lah, Sinta malu kalau lagi main ditonton orang lain. Emang mas rela Sinta bugil di depan orang lain"

"Nggaklah, koq kamu rela orang lain nonton aku bugil?"

"Mas Toni senengkan videonya dilihat temen-temen Sinta"

"Dikit sih. Trus gimana bikin videonya?"

"Sinta udah minta tolong Laras buat ngrekamin, Laras juga udah mau. Harusnya dia udah dateng sekarang"

"Kamu gak papa kita lagi main diliatin sama Laras?"

"Kan Laras bukan orang lain, udah Sinta anggap saudara sendiri"

Aku makin terangsang, membayangkan Laras melihatku bercinta dengan istriku.

Hape istriku bergetar, Laras menghubungi istriku bahwa dia sudah di depan rumah. Istriku buru buru pergi untuk membukakan pintu.

Laras datang dengan membawa box kecil ditangannya. Wajahnya cerah, tidak seperti terakhir aku bertemu di rumahnya. Dia memakai baju terusan berwarna biru gelap yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.

"Makan dulu Ras, udah bisa makankan? tanyaku.

"Sudah mas, udah lahap sekarang " jawabnya sambil tersenyum manis.

"Ayo langsung sekarang aja" teriak istriku sambil menggandeng tangan Laras ke kamar kami.

"Mas Toni ayo buruan, makanannya diberesin nanti aja" teriaknya lagi.

Laras membuka box kecil yang tadi dia bawa. Isinya dji osmo, sebuah kamera video dengan stabilizer. Rupanya istriku tidak bercanda tentang merekam adegan sex kami dengan lebih baik.

Sebenarnya aku tidak masalah Laras melihat aku dan istriku berhubungan intim. Selain karena aku sudah pernah melakukan dengannya juga karena aku berharap bisa threesome dengan Laras dan istriku. Namun karena aku tidak ingin membuat istriku curiga maka aku pura pura gugup dan merasa tidak nyaman.

Di dalam kamar, istriku sudah siap dengan lingerie pemberian kakaknya. Lekuk tubuh istriku makin menonjol dengan lingerie merahnya. Aku melirik ke samping, Laras sudah mulai merekam kami berdua. Aku dan istriku mulai berciuman dengan posisi berdiri. Kupeluk tubuhnya dengan erat sambil tetap berciuman.

Istriku mulai melucuti pakaianku satu persatu. Penisku sudah tegak menantang ketika dia melepaskan celana dalamku. Rangsangan yang kuterima dari tadi pagi lebih dari cukup untuk membuatku menjadi gila.

Kami kembali berciuman dalam posisi berdiri. Tangan lembut istriku meraih penisku dan mengocoknya dengan perlahan. Aku mulai tidak fokus berciuman, aku hanya menjulurkan lidahku kemulut istriku dan kemudian dia mengulum dan menyedotnya penuh semangat.

Kuraba vaginanya dari luar lingerie-nya. Ternyata lingerie-nya memiliki lubang yang sebelumnya tidak kuperhatikan. Kumasukan jari tengahku ke sela sela lingerie istriku. Kutemukan klitoris yang sudah basah di dalamnya. Klitoris istriku terasa mengeras. Kucubit sedikit sehingga membuat istriku terkejut. Matanya melotot tapi kemudian dia tersenyum manja.

"Ihhhh mas nakal ya"

Sebagai permintaan maaf, aku berlutut kemudian mengoral istriku yang masih dalam posisi berdiri. Kusibakkan lubang lingerie-nya dan kujilat klitorisnya. Tubuh istriku bergetar diperlakuan seperti itu.

Lama lama aku merasakan lidahku terganggu dengan lingerie-nya. Kuturunkan dan kulepaskan secara berlahan sehingga sekarang istriku hanya mengenakan bra. Kini di depan wajahku tersaji vagina mulus tanpa rambut sehelaipun.

Aku kembali menjilati klitorisnya, kusedot sedot hingga klitorisnya tertarik keluar. Air kewanitaanya mulai menetes netes membasahi lantai. Jari tengahku kumasukan ke lubang vagina istriku untuk mencari gspotnya. Kufokuskan untuk menggaruk garuk area gspotnya dengan jari tengahku. Saat istriku mulai melenguh kencang, kumasukan juga jari manisku kedalamnya. Kukocok vaginanya dengan cepat.

"Mas terus mas"

"Apanya yang terus? tanyaku

"Terus kocokin memek Sinta mas. Emmmhhhhhh iya di situ mas. Terus"

Makin kupercepat kocokanku ke vaginanya, makin cepat juga nafasnya.

"Hmmmmm hhhhhhh hmmmmm" suara lenguhan dan nafasnya bergantian.

"Aku keluar masssssss, emmmmmhnmmmmm. Enakkkkk banget masss" teriak Sinta tanpa malu malu.

Laras masih merekam kami. Wajahnya merah tersipu melihat reaksi istriku. Tangan kanannya memegang kamera sedangkan tangan kirinya tanpa sadar sudah mengelus elus vaginanya.

Kubaringkan Sinta di lantai. Kuambil bantal untuk menganjal pinggulnya.

"Missionaris mas?" tanyanya lemah

"Emang kuat kalau mau WOT?" tanyaku.

"Enggak. Hehehehe" jawab istriku manja

Setelah mendapatkan orgasme pertamanya biasanya istriku akan lemas beberapa saat, hingga tidak kuat untuk bergerak. Namun itulah saat termudah untuk membuat dia untuk orgasme lagi.

Penisku yang sudah sangat tegang meluncur ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah. Kumaju mundurkan pinggulku dengan perlahan lahan.

"Emmhhhhhmm massss" erangan istriku kembali terdengar.

Aku mulai menaikan tempo gerakan pinggulku. Suara tap tap tap terdengar seirama dengan erangan istriku. Di sampingku Laras makin kencang juga menggosok gosok vaginanya.

Kuremas remas payudara istriku yang masih mengenakan bra. Aku bermaksud melepas bra yang menutupi payudaranya namun aku dalam posisi yang sangat nanggung untuk melakukan itu.

Kupercepat gerakan pinggulku ketika aku merasa akan kelur. Sinta juga terlihat akan mencapai orgasmenya, wajahnya memerah dan lenguhannya makin kencang.

"Terus mas terus. Yang kenceng."

Aku yang sudah dikecepatan maksimal hanya mengiyakan dengan suara tertahan.

"Iya dek, keluar bareng" kataku.

Tubuh Sinta mengejang, vaginanya berdenyut denyut kuat.

"Sinta keluar mas, mhhhnnnnmmmm"

Aku yang belum orgasme terus memaju mundurkan pinggulku untuk menyusul istriku yang sudah orgasme lebih dulu. Saat aku hampir mencapai oragasme tiba tiba.

"Stop mas stop, time out dulu" kata Sinta sambil melepaskan penisku dari vaginanya.

"Lahhhh, ini mas udah mau keluar dikit lagi" suaraku agak naik karena kentang.

"Bentar mas, gantian sama Laras. Kasihan dari tadi cuma nonton. Itu bajunya sampai berantakan semua."

Laras hanya menunduk malu mendengar kata kata istriku. Baju Laras memang sudah berantakan karena dia berusaha bermasturbasi tanpa melepas baju terusannya. Kulihat celana dalamnya sudah sangat basah oleh cairan kewanitaan. Aku memandangnya sambil menelan ludah.

"Bentar ya Sinta ambil minum dulu. Awas aja kalau Sinta belum balik tapi kalian udah mulai duluan".

Bersambung.....
 
Terakhir diubah:
sedot gan.. kadang malas baca cerita suami istri, tapi ini menarik.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd